TINJAUAN KORELASI SINAR KOSMIK DAN LIPUTAN AWAN TOTAL DI SEKITAR KHATULISTIWA PADA PERIODE 1979-1995.

TINJAUAN KORELASI SINAR KOSMIK DAN LIPUTAN AWAN
TOTAL DI SEKITAR KHATULISTIWA PADA PERIODE
1979-1995

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Oleh:
SRI ULFAH UTAMI
NIM 0608717

PROGRAM STUDI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013

Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode 19791995

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tinjauan Korelasi Sinar Kosmik dan
Liputan Awan Total di Sekitar
Khatulistiwa pada Periode 1979-1995

Oleh
Sri Ulfah Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Sri Ulfah Utami 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode 19791995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SRI ULFAH UTAMI

0608717

TINJAUAN KORELASI SINAR KOSMIK DAN LIPUTAN AWAN
TOTAL DI SEKITAR KHATULISTIWA PADA PERIODE
1979-1995
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

PEMBIMBING I

Clara Yono Yatini, M.Sc
NIP. 196403091990072001

PEMBIMBING II


Judhistira Aria Utama, M.Si
197703312008121001

Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode 19791995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TINJAUAN KORELASI SINAR KOSMIK DAN LIPUTAN AWAN TOTAL
DI SEKITAR KHATULISTIWA PADA PERIODE 1979-1995

Nama

: Sri Ulfah Utami

Pembimbing

: 1. Clara Yono Yatini, M.Sc
2. Judhistira Aria Utama, M.Si

Program Studi


: S-1 Pendidikan Fisika

ABSTRAK

Sinar kosmik yang berupa partikel-partikel berenergi tinggi membombardir bumi
dari segala arah yang mana apabila menembus atmosfer bumi dapat
mempengaruhi kelistrikan global dan medan magnet bumi. Partikel-partikel sinar
kosmik menyediakan inti-inti kondensasi untuk pembentukan liputan awan.
Korelasi sinar kosmik dan liputan awan merupakan hubungan yang dibahas pada
penulisan ini terletak di sekitar khatulistiwa yaitu 10oLU-12oLS dan 90o BT142oBT pada periode 1979-1995. Analisis berupa hasil korelasi antara sinar
kosmik dan liputan awan total dengan melakukan pergeseran waktu untuk liputan
awan total dan menganalisis hasil korelasi pada puncak fase aktif dan tenang
matahari siklus 21 dan 22. Hasil korelasi lebih baik didapat saat liputan awan total
digeser selama 2-7 bulan dan dengan menggunakan fase tenang dan aktif
mataharinya saja. Dengan hanya menggunakan fase aktif dan tenang matahari
maka korelasi yang didapat lebih variatif, yaitu negatif untuk lintang di atas
ekuator dan positif untuk daerah dibawah ekuator pada fase aktifnya. Sedangkan
untuk fase tenang matahari nilai korelasi negatif berada pada daerah dibawah
ekuator dan untuk daerah dibawah ekuator bernilai positif. Nilai terbesar berada

pada fase aktif matahari siklus 22 yaitu 0,63.
Kata kunci : sinar kosmik, liputan awan total dan fase aktif dan fase tenang
matahari.

i
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

CORRELATION REVIEW OF COSMIC RAY AND TOTAL CLOUDS
COVER IN EQUATOR AT PERIOD 1979-1995

Nama

: Sri Ulfah Utami

Pembimbing

: 1. Clara Yono Yatini, M.Sc

2. Judhistira Aria Utama, M.Si

Program Studi

: S-1 Pendidikan Fisika

ABSTRAK

Cosmic rays in the form of high-energy particles bombarding the Earth from all
directions in which if penetrated Earth's atmosphere can affect the global
electrical and Earth's magnetic field. Cosmic ray particles provide condensation
nuclei for the formation of cloud cover. Correlation of cosmic rays and cloud
cover are the relationships discussed in this paper are located around the equator
and 90o 12oLS 10oLU-BT-142oBT in the period 1979-1995. Analysis of the
results of a correlation between cosmic rays and cloud cover total by the time shift
for total cloud cover and analyze the results of the correlation in the peak phase of
active and quiet solar cycles 21 and 22. Better correlation results obtained when
the total cloud cover is shifted for 2-7 months and by using quiet and active
phases of the sun alone. By simply using the active phase and the quiet sun
correlations obtained more varied, ie negative for latitudes above the equator and

positive for the area below the equator on its active phase. As for the quiet phase
of solar negative correlation value is in the region below the equator and to the
area under the equator is positive. The greatest value is in the active phase of the
solar cycle 22, which is 0.63.
Keywords: cosmic rays, total cloud cover, and the active phase and phase calm
sun.

ii
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. i
ABSTRAK ........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...........................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................v

DAFTAR TABEL .............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................3
1.3 Tujuan & Manfaat Penelitian ......................................................3
1.4 Metode Penelitian ..........................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................5
2.1 Sinar Kosmik.................................................................................. 5
2.2 Liputan Awan................................................................................. 7
2.3 Aktivitas Matahari ........................................................................12
2.4 Hubungan Sinar Kosmik dan Liputan Awan Total .................. 14
2.5 Pengertian Korelasi ...................................................................... 15
V
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 17
3.1 Metode Penelitian .......................................................................... 17
3.2 Alur Penelitian ............................................................................... 17
3.3 Data yang Digunakan ..................................................................... 18
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .................................................... 19
4.1 Korelasi Sinar Kosmik dan Liputan Awan Total....................... 19
4.2 Korelasi Sinar Kosmik dan Liputan Awan Total pada Fase Aktif
dan Tenang Matahari ................................................................... 25
4.3 Analisis Korelasi Sinar Kosmik dan Liputan AwanTotal......... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 29
A. Kesimpulan ................................................................................. 29
B. Saran ........................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 32

vi
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bumi merupakan salah satu planet yang mengorbit Matahari dalam
susunan tata surya. Matahari adalah sumber kehidupan bagi bumi yang dapat
mempengaruhi iklim global dan temperatur bumi. Hal ini didasarkan pada
aktivitas 11 tahunan Matahari yang dinamakan Solar Cycle. Pembentukan awan
merupakan faktor penting yang mempengaruhi cuaca bumi. Dinamika atmosfer,
penguapan, pembentukan awan semuanya dipengaruhi oleh energi surya yang
masuk ke bumi.
Permukaan bumi yang dilindungi oleh atmosfer setiap saat dibombardir
oleh jutaan partikel dari luar atmosfer yang dinamakan sinar kosmik. Sinar
kosmik adalah radiasi partikel berenergi tinggi dapat berupa elektron, proton
maupun inti atom seperti besi atau bahkan yang lebih berat. Partikel-partikel ini
berasal dari proses-proses berenergi tinggi seperti supernova.
Partikel-partikel bermuatan ini dapat menembus lapisan atmosfer bumi

sehingga

mempengaruhi

Pembentukan

awan

sistem

dapat

kelistrikan

dipercepat

oleh

dan

medan

fenomena

magnet

bumi.

kelistrikan

dan

termodinamika awan. Ada dua hal utama di mana sinar kosmik mempengaruhi
sistem kelistrikan di atmosfer, yaitu sinar kosmik menyediakan satu-satunya
sumber ion yang jauh lebih banyak dari sumber terestrial radioisotop seperti radin
dan variasi sinar kosmik berpengaruh langsung terhadap kelistrikan global
atmosfer (Baskoro, 2006).
Saat aktivitas Matahari minimum yang ditandai dengan pertambahan
jumlah bintik di Matahari (sunspot), intensitas sinar kosmik menjadi maksimum
dan liputan awan menjadi maksimum hal ini mempengaruhi radiasi Matahari yang
sampai ke permukaan bumi. Sebaliknya ketika aktivitas Matahari maksimum
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

intensitas sinar kosmik menjadi minimum liputan awan juga menjadi minimum
ditambah dengan adanya energi tambahan dari flare, hal ini mengakibatkan
jumlah radiasi Matahari yang sampai ke Bumi menjadi maksimum. Intensitas
sinar kosmik dan jumlah bilangan sunspot memiliki hubungan antikorelasi.
Sinar kosmik yang berinteraksi dengan lapisan atmosfer atas menghasilkan
partikel sekunder dan pada umumnya partikel bermuatan hasil interaksi tersebut
tidak dapat menembus sampai atmosfer bawah, tetapi neutron dan muon dapat
menembus sampai ke atmosfer bawah ( di bawah ketinggian 6 km) dan ketika
neutron atau muon berinteraksi dengan molekul udara atau molekul air maka
molekul menjadi ion bermuatan yang merupakan inti kondensasi.
Sinar kosmik merupakan sumber ion di udara selain radiasi radioisotop
dari bumi seperti radon. Sinar kosmik ditemukan mampu memberikan efek
terhadap banyak proses yang terjadi diatmosfer yang mempengaruhi dinamika
iklim, dinamika atmosfer, penguapan, pembentukan awan yang memang sangat
dipengaruhi oleh energi surya yang masuk ke bumi. Ionisasi yang dihasilkan oleh
sinar kosmik menjaga atmosfer sehingga arus listrik kontinu dapat diteruskan dari
lapisan ionosfer menuju ke permukaan bumi.
Rotasi dan revolusi bumi mengelilingi Matahari menjadikan bumi sebagai
sebuah magnet besar. Garis medan magnet bumi yang memiliki arah dari Selatan
bumi ke Utara bumi merupakan benteng serangan dari partikel luar angkasa yang
mengarah kepermukaan bumi.
Pembentukan awan dipengaruhi juga oleh letak geografis suatu tempat. Ini
berarti awan yang terbentuk di daerah yang beriklim tropis dan di daerah kutub
akan berbeda. Hal ini sesuai dengan fluks sinar kosmik yang diterima didaerah
tersebut.
Peran awan disini memiliki dua sisi yang berlainan. Di satu sisi awan
cenderung untuk mendinginkan iklim dengan merefleksikan radiasi Matahari
gelombang pendek kembali ke angkasa, dan di sisi lain untuk menghangatkan
2
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iklim dengan menjebak radiasi gelombang panjang yang dipancarkan dari
permukaan bumi.
Friis-Christensen dan Svensmark (1997) menemukan adanya korelasi
antara liputan awan di bumi dan sinar kosmik. Demikian pula Palle Bago dan
Buttler (2000) yang melakukan analisis hubungan sinar kosmik terhadap
pembentukan awan, kecenderungan awan total yang mengikuti pola sinar kosmik
pada periode (1983-1991).
Adapun alasan mengapa penulis mengangkat masalah ini karena dengan
mengetahui hubungan antara sinar kosmik dan liputan awan maka hal ini akan
membantu kita dalam memprediksikan semua masalah yang erat kaitannya
dengan sistem kelistrikan global dan dinamika atmosfer. Seperti yang telah kita
ketahui bahwa liputan awan yang terbentuk erat kaitannya dengan cuaca, curah
hujan, kelembaban dll.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah bagaimana korelasi sinar kosmik terhadap liputan
awan total di sekitar khatulistiwa pada periode 1979-1995.

1.3 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini berdasarkan
pada rumusan masalah diatas adalah keterkaitan sinar kosmik dan liputan awan
total pada periode 1979-1995 dengan menggunakan data di sekitar khatulistiwa,
yaitu dari 10oLU-12oLS dan 90o BT-142oBT.

3
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1

Tujuan penelitian

Tujuan utama dilakukan penelitian ini adalah memperoleh nilai korelasi
yang baik untuk sinar kosmik dan liputan awan total di wilayah Indonesia
sehingga kita dapat melihat keterkaitannya.
1.4.2

Manfaat penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini khususnya bagi penulis adalah
dengan mengetahui keterkaitan antara sinar kosmik dan liputan awan, maka
diharapkan dapat diketahui juga pengaruh dari aktivitas Matahari terhadap
perubahan iklim di bumi.

1.5 Metoda Penelitian
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analtik,
yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran terhadap objek yang
diteliti secara objektif. Sehingga pada penyusunannya objek dapat dikaji lebih
realistis. Dalam hal ini ada dua variabel yang di kaitkan yaitu sinar kosmik dan
liputan awan.

4
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik,
yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran terhadap objek yang
diteliti secara objektif. Sehingga pada penyusunannya objek dapat dikaji lebih
realistis. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder.

3.2 Alur Proses Penelitian
Adapun proses dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan kegiatan,
yaitu:
1. Studi literatur yang sesuai dengan penelitian .
2.

Pengambilan

data

sinar

kosmik

yang

http://www.ngdc.noaa.gov/stp/solar/cosmic.html.

di

Data

unduh
yang

dari

digunakan

berasal dari stasiun Huancayo, Peru. Data dibatasi hanya pada tahun 19791995.
3.

Pengambilan data liputan awan total di sekitar khatulistiwa yaitu pada rentang
100 LU-120 LS dan 90o BT-142OBT tahun 1979-1995 yang didapat dari
stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

4.

Pengklasifikasian data menurut lintang yang sama.

5.

Mencari nilai korelasi antara liputan awan total dan sinar kosmik pada dengan
mencoba menggeser data liputan awannya dan juga hanya menggunakan
puncak fase tenang dan aktif pada periode tersebut.

6.

Analisis hasil korelasi antara keduanya.

Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7.

Menyimpulkan dari hasil penelitian.

3.3 Data yang Digunakan
Data yang digunakan yaitu data liputan awan total yang diperoleh dari
Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Data yang diperoleh
berada pada rentang 1979-1995 dan 100 LU-120 LS dan 90o BT-142OBT. Data ini
diklasifikasikan menjadi rentang dua derajat. Untuk data liputan awan total ini ada
data yang kosong ataupun tidak adanya data, yaitu pada tahun 1984 bulan Mei
dan Juni; tahun 1985 bulan Maret, April, Mei, Agustus dan September serta tahun
1995 bulan Juni dan Juli.
Dalam rentang waktu yang sama diperoleh data sinar kosmik dari
http://www.ngdc.noaa.gov/stp/solar/cosmic.html. Data yang digunakan adalah
data bulanan dari sinar kosmik yang di ambil dari stasiun Huancayo, Peru.
Untuk memperjelas keterkaitan sinar kosmik dan liputan awan total,
disertakan juga data sunspot number pada tahun 1979-1995 yang diunduh dari
www.ngdc.noaa.gov/stp/solar/ssndata.html. Data yang didapat berupa data harian.
Data ini kemudian dirata-rata untuk setiap bulannya.

18
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Sinar kosmik yang sampai di atmosfer bumi dapat memicu pembentukan
awan dengan menyediakan inti-inti kondensasi. Intensitas sinar kosmik yang
dapat menembus atmosfer bumi sangat ditentukan oleh aktivitas matahari.
Untuk daerah sekitar khatulitiwa maka diperoleh nilai korelasi antara sinar
kosmik dan liputan awan total pada tahun 1979-1995 berkisar antara 0,01 sampai
0,12. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sinar kosmik dan liputan awan total
mempunyai korelasi yang sangat lemah. Baskoro (2005)

juga memperoleh

korelasi yang sangat kecil berkisar -0,11 sampai 0,14.
Dengan asumsi bahwa perubahan liputan awan total tidak terjadi
bersamaan dengan perubahan sinar kosmik,yaitu liputan awan total memerlukan
waktu dalam pembentukannya, maka dengan melakukan pergeseran waktu pada
data liputan awan total nilai korelasi yang didapat meningkat. Peningkatan ini
didapat setalah melakukan pergeseran selisih waktu sekitar 2-7 bulan dengan
kisaran nilai korelasi antara 0,106 sampai 0,161. Walaupun ada peningkatan, akan
tetapi dari hasil tersebut belum bisa menyatakan kekuatan korelasi antara
keduanya.
Oleh sebab itu, dikarenakan intensitas sinar kosmik dipengaruhi oleh
aktivitas matahari maka diambil periode-periode tertentu dalam mengkaitkan sinar
kosmik dan liputan awan total, yaitu pada fase tenang dan aktif matahari dalam
rentang waktu yang tersedia. Nilai korelasi yang didapat berkisar antara 0,04
sampai 0,63 dengan nilai terbesar diperoleh pada saat fase aktif matahari siklus
22 di lintang 2oLS. Dari hasil ini didapat nilai korelasi yang variatif yang mana
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk daerah diatas ekuator bernilai negatif pada fase aktif matahari dan bernilai
positif pada fase tenangnya, dan untuk lintang di bawah ekuator bernilai positif
pada fase aktif matahari dan negatif pada fase tenangnya.
Nilai korelasi terbesar yang telah dilakukan adalah dengan cara hanya
menggunakan fase aktif dan fase tenang matahari. Pada saat fase tenang matahari
sinar kosmik yang sedang maksimum direspon negatif oleh daerah sekitar
khatulistiwa dan sebaliknya pada saat matahari pada fase aktif sinar kosmik di
respon positif oleh liputan awan total. Hasil ini menunjukan bahwa disekitar
khatulistiwa sinar kosmik sangat mempengaruhi liputan awan total yang terbentuk
terutama pada saat aktivitas maksimum.

5.2 Saran
Ada beberapa hal yang perlu ditambahkan saat akan melakuakan
penelitian yang serupa, yaitu penambahan data liputan awan yang digunakan
disertai dengan data radiasi Matahari pada daerah yang diamati. Pada hasil
penemuan sebelumnya didapat bahwa yang berkorelasi baik antar sinar kosmik
dan liputan awan hanya terdapat pada awan bawah saja. Sedangkan untuk awan
atas dan total kurang baik korelasinya.
Untuk hasil yang lebih baik, diperlukan adanya penambahan data liputan
awan yaitu liputan awan atas dan bawah. Penambahan klasifikasi juga seharusnya
ditambahkan, yaitu berdasarkan bujurnya.
Adanya pembagaian berdasarkan letak daratan dan lautan suatu daerah pun
memungkinkan meningkatkan nilai korelasi sinar kosmik dan liputan awan.
Karena pada dasarnya penguapan yang terjadi di daerah perairan akan jauh lebih
banyak daripada di daratan.

30
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, A.A., 2005. Analisis Data Awan Total Kawasan Indonesia Terhadap
Aktivitas Energi Tinggi Matahari dalam Periode 197901995. Tugas
Akhir Sarjana, Departemen Astronomi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung.
Carslaw, K.S., Harrrison, R.G., Kirkby, J., 2002. Cosmic Rays, Clouds and
Climate, Vol. 298 SCIENCE.
Friis-Christensen, E., Svensmark, H., 1997, Advance in Space Research, Vol 20,
p.913-921.
Meteorological Satellite Center, Monthly Report of Meteorological Center.
Tokyo.
Mursula, K., Usoskin, I., 2003. Heliospheric Physic and Cosmic Rays. Lecture
notes(http://spaceweb.oulu.fi/education/Heliosfaariysiikka/Lectures
_2003/)
Palle Bago, E., Butler, C.J., 2000. The Influence of Cosmic Rays on Terrestrial
Clouds and Global Warming. Astron. Geophys. 41, hlm 18-22
Suzuki, T., 1997. The GMS User’s Guide, third edition. Meteorological Satelite
Center (http://mscweb.kishou.go.jp)
Siregar, S., 2009. Matahari dan Lingkungan Antariksa. Edisi-6, 978-979-3781-082, Bandung.
Tinsley, B.A., 2000. Influance of Solar Wind on The Global Electric Circuit, and
Infrared Effect on Cloud Microphysic, Temperatur and Dynamic in
The Tropospher. Space Sci. Rev 94, hlm 231.

Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Usoskin, I.G., 1998. Correlation Study of Solar Activity and Cosmic Ray
Intensity. Vol. 103 p.9567-9574
http://alam.leoniko.or.id/Matahari.html [online] 25 Januari 2013
http://matsa.dirgantara-lapan.or.id/content/aktivitas-Matahari [online] 30 Januari
2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Bintik_Matahari [online] 30 Januari 2013
http://slideshare.net/pengertiankorelasi/[online] 30 Januari 2013

32
Sri Ulfah Utami, 2013
Tinjauan Kolerasi Sinar Kosmik Dan Liputan Awan Total Di Sekitar Khatulistiwa Pada Periode
1979-1995
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu