KONTRIBUSI BAKAT MEKANIK DAN PROSES BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KOMPETENSI SERTA KESIAPAN UNTUK BEKERJA DI INDUSTRI.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... Iv DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ………... 8

D. Manfaat Penelitian …... 8

E. Struktur Organisasi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ………... 1. Filosofi Pendidikan Kejuruan... a. Hakikat Pendidikan Kejuruan... b. Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan di Indonesia... 2. Bakat Mekanik... a. Pengertian Bakat... 11 11

11

12 12 12


(2)

b. Pengukuran Bakat ... c. Tes Bakat Pembeda... d. Tes Bakat Mekanik... e. Peranan Bakat Dalam Proses Belajar... 3. Pembelajaran Mata Pelajaran Produktif...

a. Pengertian Belajar... b. Proses Belajar... c. Model Belajar di SMK... d. Susunan Program... e. Mata Pelajaran Sistem Pemindah Tenaga... f. Evaluasi ... 4. Kompetensi... a. Pengertian Kompetensi... b. Uji Kompetensi... 5. Kesiapan... a. Konsep Kesiapan... b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan... 6. Tinjauan Industri Otomotif ...

a. Industri Otomotif... b. Lapangan Kerja Industri Otomotif...

15 16 20 21 23 23 23 25 27 28 30 32 32 33 36 36 39 43 43 45 B. Penelitian yang Relevan...

C. Kerangka Penelitian...

46 48 D. Hipotesis …………..…………... 53


(3)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel ... 55

B. Desain Penelitian ………... 56

C. Metode Penelitian ………... 58

D. Definisi Operasional ... 59

E. Instrumen Penelitian ……... 59

F. Proses Pengembangan Instrumen ... G. Teknik Pengumpulan Data ………... H. Analisis Data ………...…… 60 63 65 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi ………... 73

B. Pengujian Hipotesis ………... C. Pembahasan ………...…….. D. Matrik Penelitian …………..………...…… 80 98 104 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ………... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 111


(4)

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Apabila bidang-bidang lain seperti ekonomi, pertanian, arsitektur, dan sebagainya berperan untuk menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia, maka pendidikan berkaitan langsung dengan pembentukan manusia. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkan.

Sekolah sebagai salah satu institusi yang bergerak di bidang pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam rangka menyiapkan SDM yang relevan dengan kebutuhan, sektor pendidikan menunjuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai wahana penyelenggara program pendidikan dan pelatihan di bidang kejuruan bagi siswanya. SMK merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertujuan menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut pasal 15 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional didefinisikan sebagai berikut: “Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.” Lebih spesifik dijelaskan dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.“Pendidikan menengah


(6)

kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah kejuruan yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu”.

SMK dituntut untuk menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dalam bidang keahlian tertentu. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan di SMK adalah peserta didik atau siswa, diantaranya adalah bakat dari siswa itu sendiri. Dalam hal aspek skill (keterampilan), adakalanya siswa yang tidak mempunyai bakat dalam bidang mekanik akan mendapatkan kesulitan dalam memahami dan mempelajari mata pelajaran yang bersifat kejuruan atau mata pelajaran produktif. Salah satu landasan yang rasional tentang hal ini adalah Undang-Undang RI No. 23 pasal 12 (b) Tahun 2003, menegaskan : "Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya".

Menurut Sunarto (2008:121): “Bakat memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi perlu latihan, pengetahuan, pengalaman dan motivasi agar bakat itu dapat terwujud”. Sedangkan Ngalim Purwanto (2007:21) berpendapat bahwa:

Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih, dan pembawaan adalah seluruh kemungkinan- kemungkinan atau kesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu yang selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwujudkan.

Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bakat mekanik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses


(7)

belajar siswa terutama dalam mempelajari mata pelajaran produktif yang bersifat praktek.

Sebagai sekolah menengah yang dituntut untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang keahlian tertentu, maka upaya yang dilakukan SMK dalam memenuhi tujuan tersebut adalah mempersiapkan program yang dapat menghasilkan siswa yang memiliki keterampilan memadai dalam bekerja. SMK Vijayakusuma Bandung adalah lembaga pendidikan vokasi dimana salah satu program keahliannya adalah Teknik Kendaraan Ringan atau TKR. Materi yang diberikan berdasarkan kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan lapangan kerja atau industri, dalam bentuk teoritis maupun praktek sehingga dapat digunakan sebagai bekal siswa setelah lulus untuk bekerja di dunia industri.

Berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran produktif yang bersifat praktek dan untuk mengukur kompetensi siswa maka hasil yang telah dicapai oleh siswa SMK Vijayakusuma dirasakan kurang memuaskan dengan melihat kenyataannya bahwa pada saat uji kompetensi masih banyak siswa yang harus melaksanakan remedial karena memperoleh nilai yang kurang. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang kurikulum SMK Vijayakusuma bahwa pada pelaksanaan uji kompetensi siswa tingkat XII tahun pelajaran 2010/2011 masih terdapat 60% siswa yang harus mengikuti remedial karena nilai yang diperoleh masih kurang dari nilai standar telah ditetapkan. Di samping itu juga dengan melihat kompetensi yang dimiliki siswa masih belum cukup memadai. Adapun mata pelajaran Sistem Pemindah Tenaga (SPT) adalah mata pelajaran produktif yang harus dikuasai oleh siswa mengingat bahwa mata pelajaran tersebut merupakan salah satu mata pelajaran yang diujiankan dalam uji


(8)

kompetensi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran SPT ini. Hal ini disebabkan karena kurangnya penguasaan siswa untuk mata pelajaran SPT baik itu penguasan teori maupun praktek, ataupun karena siswa tidak memiliki bakat mekanik yang ikut berperan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang dijalaninya. Siswa yang kurang menguasai mata pelajaran produktif baik teori maupun praktek mengalami kesulitan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan praktek yang dilakukan selama pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa mengikuti pembelajaran praktek secara terpaksa dan malas.

Untuk memenuhi tuntutan dunia industri yang mengharapkan siswa lulusan SMK memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar kompetensi industri, maka setiap siswa harus melalui uji kompetensi yang dilaksanakan di akhir tingkat XII untuk menentukan apakah siswa sudah kompeten dalam bidang keahlian yang dipilihnya atau belum. Sebagai program yang dilaksanakan oleh pihak sekolah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan dan kompetensi siswa dalam mata diklat produktif, maka dalam pelaksanaannya, uji kompetensi ini melibatkan pihak industri sebagai penguji eksternal, dengan demikian pihak industri pun dapat mengetahui sejauh mana kompetensi yang sudah dimiliki oleh siswa. Siswa yang tidak menguasai praktek akan menganggap bahwa uji kompetensi ini adalah sesuatu yang menakutkan dan merasa kesulitan untuk menjalaninya. Maka siswa yang berhasil dalam uji kompetensi tersebut paling tidak dapat memberikan gambaran bahwa siswa tersebut sudah memiliki


(9)

kompetensi yang dibutuhkan oleh industri dan siap untuk memasuki dunia kerja dengan bekal kompetensi yang dimilikinya.

Apabila dicermati, ada dua faktor yang diduga dapat mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK Vijayakusuma yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Secara umum menurut Ayu Andi Arti (Kartini Kartono, 1984:22) faktor internal meliputi : Kecerdasan (kemampuan akademis), keterampilan dan kecakapan, bakat dan kesiapan, motivasi, kemampuan dan kepribadian, cita-cita dan tujuan dalam bekerja. Faktor ekstenal meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan tempat bekerja.

Faktor-faktor di atas diduga berpengaruh terhadap kesiapan memasuki dunia kerja siswa tingkat XII program keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Vijayakusuma, yang nantinya dapat memberikan petunjuk berharga guna memberi perlakuan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa itu sendiri. Adapun beberapa faktor di atas adalah bakat mekanik, proses dan hasil belajar pada mata pelajaran SPT dan kompetensi yang diduga erat bisa menentukan kesiapan kerja seorang siswa, sehingga setelah lulus dari SMK Vijayakusuma dapat menjadikan tenaga kerja yang "siap kerja" sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Sejalan dengan Kementrian Pendidikan Nasional dalam Rencana Strategis (Renstra) Kemendiknas 2010-2014 memiliki kebijakan dalam meningkatkan rasio SMK lebih besar dari pada SMA, yaitu 70% SMK dan 30% SMA. Kebijakan tersebut berdampak pada bertambahnya jumlah lulusan SMK. Jumlah lulusan SMK yang dapat terserap dunia kerja pada tahun 2009 mencapai 543.549 orang dari jumlah 891.184 orang atau 50% dan 10% melanjutkan ke perguruan tinggi,


(10)

sementara itu 40% menjadi pengangguran (www.kompas.com:4/12/2010). Data tersebut menunjukkan banyaknya jumlah lulusan SMK yang tidak terserap dunia kerja, sehingga menimbulkan kesenjangan antara jumlah lulusan SMK dengan lapangan kerja yang tersedia.

Kesenjangan antara jumlah lulusan lembaga pendidikan dengan lapangan kerja yang tersedia merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran. Dari informasi yang didapat, ternyata banyak lulusan SMK Vijayakusuma yang bekerja tidak sesuai dengan bidang keahliannya atau sesuai dengan kompetensi yang telah didapatkannya di sekolah. Apabila dirata-ratakan, maka hanya sekitar 10,27% saja lulusan SMK Vijayakusuma yang terserap dunia kerja dan bekerja sesuai dengan bidang keahliannya seperti yang tertera pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Jumlah lulusan yang bekerja sesuai bidang keahlian

Sumber: Hubin SMK Vijayakusuma Bandung (Nopember 2011)

Dengan melihat tabel di atas, maka kiranya perlu untuk diteliti lebih jauh faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa untuk bekerja di industri yang sesuai dengan bidang keahlian mereka.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut serta untuk mengetahui kontribusi yang lebih jauh mengenai bakat mekanik siswa dan proses belajar pada mata pelajaran produktif serta kompetensi siswa, maka peneliti merasa perlu

Tahun Jumlah Lulusan

Jumlah lulusan yang bekerja sesuai

bidang keahlian

Prosentase

2011 115 14 12,17

2010 96 10 10,41

2009 98 7 7,14


(11)

untuk melakukan suatu penelitian dengan judul "Kontribusi Bakat Mekanik

dan Proses Belajar pada Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kompetensi serta Kesiapan untuk Bekerja di Industri”.

B. Identifikasi Masalah dan PerumusanMasalah

Identifikasi masalah adalah untuk memperjelas permasalahan yang kemungkinan timbul dari penelitian dan juga berguna untuk memperjelas suatu objek dalam hubungannya dengan situasi tertentu, suatu masalah/bukan. Identifikasi masalah antara lain mencakup:

1. Banyaknya indikasi siswa tidak memiliki bakat mekanik, sehingga mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar pada mata pelajaran produktif baik teori maupun praktek karena selama proses belajar kurang termotivasi.

2. Banyaknya siswa yang belum kompeten dan tidak lulus uji kompetensi sehingga harus melaksanakan remedial.

3. Prosentase siswa lulusan SMK Vijayakusuma yang bekerja di industri sesuai dengan kompetensi dan bidang keahliannya sangat kecil.

Rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Berapa besar kontribusi bakat mekanik terhadap kompetensi?

2. Berapa besar kontribusi proses belajar pada mata pelajaran produktif terhadap kompetensi?

3. Berapa besar kontribusi bakat mekanik terhadap kesiapan untuk bekerja di industri?


(12)

4. Berapa besar kontribusi proses belajar pada mata pelajaran produktif terhadap kesiapan untuk bekerja di industri?

5. Berapa besar kontribusi kompetensi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri?

6. Berapa besar kontribusi bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan kompetensi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menyajikan hasil yang akan dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kontribusi bakat mekanik terhadap kompetensi siswa.

2. Kontribusi proses belajar pada mata pelajaran produktif terhadap kompetensi siswa.

3. Kontribusi bakat mekanik terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

4. Kontribusi proses belajar pada mata pelajaran produktif terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

5. Kontribusi kompetensi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

6. Kontribusi bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan kompetensi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

D. Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan sumbangan pikiran terhadap sekolah agar lebih dapat mengarahkan dan memperhatikan bakat mekanik siswa sebagai upaya membina siswa.


(13)

2. Sebagai masukan bagi pendidik yang memberikan mata pelajaran tertentu agar lebih meningkatkan efektivitas belajar mengajar.

3. Sebagai masukan bagi siswa agar lebih bisa mengarahkan bakat mereka dalam mata pelajaran tertentu dan lebih serius lagi dalam mempelajarinya yang ada hubungannya dengan mata pelajaran lainnya, sehingga kompetensi yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

4. Sebagai masukan kepada siswa agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktek di sekolah dan menjadikan praktek tesebut sebagai bekal yang sangat berharga untuk bekerja di industri kelak.

5. Sebagai bahan masukan bagi guru Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan agar dapat menumbuhkan motivasi kepada siswa untuk bekerja sesuai dengan kompetensi dan bidang keahliannya.

E. Struktur Organisasi

Untuk mencapai hasil yang diharapkan pada penelitian ini, maka perlu adanya penulisan yang sistematis sehingga akan mengarahkan kepada tujuan penulisan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan yang disusun oleh penulis adalah sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(14)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II ini akan menguraikan tentang landasan teori yang mendukung kepada penelitian ini yaitu mengenai filosofi sekolah kejuruan, bakat mekanik, pembelajaran mata pelajaran produktif, kompetensi dan uji kompetensi keahlian, kesiapan dan dunia kerja serta. Selain itu pula akan dibahas mengenai kerangka penelitian dan hipotesis dari penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III akan dibahas mengenai metode yang digunakan pada penelitian termasuk lokasi dan subjek populasi/sampel, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini berisi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian serta pembahasan atau analisis temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini akan mengemukakan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Sugiyono (2011:61) menyatakan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipalajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-sayat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa tingkat XII SMK Vijayakusuma Bandung program keahlian TKR tingkat XII semester 2 yang telah menjalani uji kompetensi. Jumlah populasi yang akan dijadikan objek penelitian ini terdiri dari seluruh siswa SMK Vijayakusuma program keahlian TKR tingkat XII yang berjumlah 80 orang siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011:62). Sedangkan Arikunto (1996:107) mengemukakan bahwa untuk sekedar perkiraan maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya


(16)

jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih”. Sampel dalam penelitian ini adalah semua jumlah populasi yaitu 80 orang siswa tingkat XII semester 2 SMK Vijayakusuma.

B. Desain Penelitian

Arikunto (1996:12) mengemukakan bahwa: “...penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya”. Dari pendapat di atas, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif sebab dalam kegiatan penelitian digunakan angka dalam mengumpulkan data dan untuk penafsiran terhadap hasilnya serta dianalisis dengan bentuk analisis statistik.

Untuk metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Menurut Yatim Rianto (2001:28) menjelaskan “Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Dalam penelitian ini menghubungkan antar variabel bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan bagaimana kontribusinya terhadap kompetensi dan kesiapan siswa untuk bekerja di industri. Hubungan antar variabel dapat di gambarkan pada gambar di bawah ini.


(17)

Keterangan:

Lingkup Penelitian

Gambar 3.1 Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknik tertentu untuk kepentingan suatu penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2002:23) yang menyatakan bahwa: “Metode

Kesiapan Bekerja di Industri Bakat Mekanik

Kompetensi Proses Belajar Mengajar Produktif Siswa SMK

Vijayakusuma Tingkat XII

Temuan Penelitian

Kesimpulan dan Saran


(18)

penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Penelitian ini memusatkan perhatian pada permasalahan aktual sebagimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan dan bermaksud untuk menghubungkan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, karena gejala dan peristiwa telah ada maka peneliti hanya tinggal mendeskripsikannya, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data-data agar memperoleh suatu pemecahan masalahnya.

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah aktual, seperti dikemukakan oleh Nana Syaodih (2005:72), bahwa :

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling mendasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang ada baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktifitas, karakteristik, perubahan hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.

Permasalahan pada penelitian ini adalah mengenai kesiapan siswa untuk bekerja di industri, yang dipengaruhi oleh bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan kompetensi.

D. Definisi Operasional

Istilah-istilah dalam penelitian yang sekiranya perlu dijelaskan lebih lanjut adalah sebagai berikut:


(19)

1. Bakat mekanik (variabel X1) adalah kemampuan bawaan seseorang dalam memahami prinsip-prinsip umum fisika dalam kehidupan sehari-hari sebagai dasar dari cara kerja alat-alat teknik, mesin, dan gerakan-gerakan yang sederhana yang harus dilatih dan dikembangkan

2. Proses belajar mata pelajaran produktif (variabel X2) merupakan proses siswa untuk mendapatkan kompetensi melalui interaksi pembelajaran pada mata pelajaran produktif.

3. Kompetensi (Variabel Y1) merupakan sejumlah kemampuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh siswa sehingga menunjang keberhasilan dalam menjalankan tugas.

4. Kesiapan untuk bekerja di dunia industri (Y2) adalah kesesuaian antara kematangan dan kemampuan yang telah dimiliki seseorang dengan aktifitas yang akan dilakukan untuk bekerja di industri.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2002:119) menyatakan: “Pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian”. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti pada saat pengumpulan data yang disusun dan dibuat berdasarkan kisi-kisi instrumen. Adapun instumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah angket


(20)

yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai variabel X2 yaitu proses belajar pada mata pelajaran produktif dan variabel Y2 yaitu mengenai kesiapan siswa untuk bekerja di industri.

Untuk mendapatkan data mengenai variabel X1 yaitu bakat mekanik maka digunakan tes tertulis dengan instrumen berupa tes bakat mekanik yang telah baku dan terstandar. Sedangkan untuk memperoleh data mengenai variabel Y1 yaitu kompetensi maka digunakan dokumentasi dari hasil uji kompetensi yang telah dilaksanakan oleh siswa.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses ini dilakukan agar alat ukur penelitian atau instrumen yang digunakan diharapkan dapat mencapai keberhasilan atau setidaknya mendekati kebenaran data yang diharapkan. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut saka Likert. Sugiyono (2011: 20) mengatakan bahwa:

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang gejala atau kejadian sosial. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:


(21)

Tabel 3.1

Pembobotan Skala Likert

Arah Pertanyaan

Bobot Penilaian

SS S R TS STS

Positif Negatif 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5 Sumber: (Sugiyono, 2002: 75)

Keterangan:

SS : Sangat Setuju , S : Setuju, R : Ragu, TS : Tidak Setuju, STS: Sangat Tidak Setuju

Pertimbangan dari penggunaan angket model skala Likert menurut Nasution (S. Nasution, 1997: 89) adalah sebagai berikut:

a. Skala Likert mempunyai reabilitas tinggi dalam men-instruktur-kan manusia berdasarkan intensitas tertentu.

b. Skala Likert sangat luwes dan fleksibel, lebih fleksibel dari pada teknik pengukuran lainnya.

1. Validitas Instrumen

Arikunto (1996: 57) menjelaskan “Sebuah tes valid apa bila sesuai dengan yang hendak di ukur”. Validitas sebuah tes merupakan kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. Uji validitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan skor tiap butir soal dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir soal. Koefisien korelasi diketahui dengan menggunakan rumus korelasi product

moment sebagai berikut:

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rXY          


(22)

Dimana: XY

r = Koefisien korelasi antara X dan Y.

N = Banyak subjek.

X

 = Jumlah skor tiap butir.

Y

 = Jumlah skor total.

XY

 = Jumlah perkalian skor butir dan skor total. Dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05.

Kaidah keputusan : Jika rhitung > rtabel berarti valid rhitung < rtabel berarti tidak valid

Jika instrumen tersebut valid, maka kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r), sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu soal diperlukan untuk mengetahui apakah soal memiliki taraf kepercayaan tinggi atau rendah, karena biasanya suatu alat tes yang valid juga akan reliabel. Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan. Arikunto (1996: 98) mengemukakan bahwa “Suatu tes dapat dikatakan mem -punyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap”. Pengujian realibilitas angket menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

11 = 1 (1− ��

2

�2 )


(23)

Dimana:

11

r = Reliabilitas tes secara keseluruhan.

��2 = Jumlah varians skor tiap-tiap item. �2 = Varians total.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data dari suatu penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau untuk menjawab masalah yang dirumuskan. Data ini harus diteliti keakuratannya dan harus menunjang kepada permasalahan penelitian, jumlah data harus sesuai dengan ketentuan atau lebih besar dari batas minimal. Nasir (2003:328) mengatakan bahwa: “Teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian”. Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian.

Adapun teknik pengumpulan data (instrumen) yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:

1. Tes Tulis

Arikunto (2006 : 138) menyatakan: Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Tes tulis ini digunakan untuk mengetahui bakat mekanik siswa dengan menggunakan tes bakat. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai variabel bebas satu (X1) yaitu bakat mekanik siswa. Adapun tes bakat yang


(24)

digunakan merupakan tes yang sudah terstandar dan baku sehingga untuk instrumen ini sudah tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

2. Angket (kuesioner)

Arikunto (1996:140) menjelaskan, bahwa “Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui”.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup karena lembar untuk merespon telah disediakan oleh peneliti, sehingga responden hanya tinggal merespon item-item pernyataan dari setiap angket sesuai dengan pendapatnya. Data yang diperoleh digunakan untuk menjadi skor variabel bebas X2 (proses dan hasil belajar pada mata pelajaran produktif) dan variabel terikat (Y2) yaitu kesiapan untuk bekerja di industri siswa SMK Vijayakusuma Bandung.

3. Dokumentasi

Arikunto (2006 :149) menjelaskan bahwa “ Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, notulen rapat, peraturan-peraturan dan sebagainya.

Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti, dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah data yang mendukung terhadap penelitian yang digunakan. Dalam hal ini studi dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data variabel Y1


(25)

(kompetensi) yang berupa hasil uji kompetensi siswa tingkat XII program keahlian TKR di SMK Vijayakusuma Bandung.

H. Analisis Data

Sugiyono (2011:222) mengemukakan banwa : “Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan”. Dari pengolahan data yang dilakukan, maka hasil penelitian akan segera dapat diketahui

1. Analisis atau Pengolahan Data

Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan

b. Tabulasi

Menentukan bobot nilai (scoring) untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan.

c. Pengolahan data sesuai dengan pendekatan yang digunakan pada penelitian Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data dengan menggunakan perhitungan-perhitungan sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan.


(26)

2. Uji Homogenitas Varians

Pengujian homogenitas atau disebut juga dengan kesamaan digunakan untuk mengetahui setiap kelompok data sampel dapat dikatakan homogen atau tidak, dan bisa atau tidaknya untuk dianalisis lebih lanjut. Menurut Sudjana (1992: 263) “Uji homogenitas varians adalah pengujian data itu homogen atau tidak”. Dalam hal ini untuk menguji homogenitas varians, dilakukan untuk menguji populasi dari kelas XII SMK Vijayakusuma dengan mengunakan uji Bartlett. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

(1). Menghitung varians (S2) populasi.

) 1 ( ) 1 ( 2 2     ni Si ni S

(Sudjana, 1992: 263) (2). Menghitung log S2

(3). Menghitung B dengan rumus

B = (log S2) ni−1

(Sudjana, 1992: 263) (4). Menghitung harga �2 hitung dengan rumus:

�2

ℎ� � = 2,3026 ( � − � −1 � �2

(Sudjana, 1995: 138) (5). Menghitung harga �2 tabel dengan rumus:

�2

tabel = �

2

1−� ( )

Dimana dk = banyak kelompok-1


(27)

(6). Bandingkan �2 hitung dengan �2tabel

�2

tabel dihitung dari tabel nilai-nilai distribusi �2 pada taraf signifikans 05

. 0

2 

 , jika �2 hitung lebih kecil dari �2tabel maka data homogen.

3. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data digunakan menguji data apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila ternayata data berdistribusi normal maka statistik pamatetrik dapat digunakan. Tetapi apabila pengujian data ini menghasilkan data yang tidak berdistribusi normal maka selanjutnya digunakan statistik non parametrik. Dalam pengolahan uji normalitas ini pengujian normalitas data dengan menggunakan PASW Statistics 18.

3. Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur atau Path analysis menurut Riduwan (2011:2): “path analysis ini digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen)”. Oleh sebab itu rumusan masalah penelitian dalam kerangkan analisis jalur ini berkisar pada pengaruh variabel eksogen terjadap variabel endogen serta berapa besar pengaruh langsung, pengaruh tida langsung dan pengaruh total dari seperangkat variabel eksogen terhadap variabel endogen. Pada perhitungannya digunakan software PASW Statistics 18.

Menurut Riduwan (2011:116) langkah-langkah menguji Path Analysis adalah sebagai berikut :


(28)

1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural Struktur: Y1= ρy1x1 X1+ ρy1x2 X2+ ρεy1

Y2 = ρy2x1 X1+ ρy2x2 X2+ + ρy2y1Y1+ ρεy2 2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a. Menggambar diagram jalur lengkap

Gambar 3.1. Diagram jalur yang menyatakan hubungan kausal X1,X2 ke Y1 dan Y2

b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan : Persamaan regresi ganda : Ŷ = + 1 1+ 2 2

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized

path coefficient) ini digunkan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan

X

1

X

2

Y

1

Y

2

ε1

ρY2Y1

ρY2X2 ρY2X1 ρY1X1

ρY1X2

ε2

rX

1

X2

R2


(29)

memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai

standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur

sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.

3) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ha : � 1 1 =� 1 2 =⋯ … … … …= � ≠ 0

Ho : � 1 1 =� 1 2 =⋯ … … … …= � = 0

a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual Menggunakan tabel F :

�= − −1 �

2

1− 2

Dimana :

n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel eksogen R2xyk = R Square

Kriteria pengujian :

Jika F hitung≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika F hitung≤ F tabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05


(30)

b. Kaidah pengujian signifikansi : Program SPSS

Selain menggunakan Fhitung dan Ftabel, dapat juga dilakukan perbandingan

Sig dengan α.

Kriteria pengujian :

 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

4) Menghitung Koefisien jalur secara individu atau parsial

Hipotesis penelitian yang akan dirumuskan menjadi hipotesis statistik adalah sebagai berikut :

1. Ha: ρy1x1 >0: Bakat mekanik berkontribusi terhadap kompetensi. Ho: ρy1x1≤0 : Bakat mekanik tidak berkontribusi terhadap kompetensi. 2. Ha: ρy1x2 >0 : Proses belajar pada mata pelajaran produktif berkontribusi

terhadap kompetensi.

Ho:ρy1x2≤0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif tidak berkontribusi terhadap kompetensi.

3. Ha:ρy2x1>0: Bakat mekanik berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

Ho:ρy2 x1≤0: Bakat mekanik tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

4. Ha: ρy2 x2>0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.


(31)

Ha: ρy2x2≤0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

5. Ha: ρy2y1> 0: Kompetensi berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

Ho:ρy2y1 ≤ 0: Kompetensi tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

6. Ha: ρy2y1x1x2>0: Bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan kompetensi berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

Ho: ρy2y1x1x2 ≤ 0: Bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan kompetensi tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus :

= � ; = − −1

Dimana :

Ρyx = Koefisien jalur yang akan diuji

thitung = t hitung untuk setiap koefisien jalur variabel Xk

k = Jumlah variabel eksogen yang terdapat dalam substruktur n = Jumlah sampel

Se = Standar error koefisien jalur yang bersesuaian Kriteria pengujian :


(32)

Jika t hitung ≤ t tabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan Dengan taraf signifikan (α) = 0,05

Selain menggunakan perbandingan thitung dan ttabel, dapat juga melakukan perbandingan Sig dengan α. Untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

5) Menghitung pengaruh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian (ε)

� �= 1−Ryx1x2 2


(33)

Daftar Pustaka

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anwar (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung. Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Depdikbud. (1999). Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (Garis-Garis Besar

Program Pendidikan dan Pelatihan) Produktif Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Jakarta: Dikmenjur

Ditjen Dikdasmen

Djamarah, Syaiful Bahri, (2008), Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Foyster, J. (2000). Competency-based training and assessment. Jakarta: Depdiknas

Kartini Kartono. (1984). Psikologi Umum. Bandung: CV Mandar maju.

Koentjaraningrat. (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kuswana, WS. (2005). Dampak Implementasi Kebijakan Pengendalian Mutu

Terhadap Performansi SMK Teknologi (Studi Evaluasi Sistem Administrasi SMK Teknologi di Jawa Barat Tahun 2005). Disertasi Doktor pada SPS UPI:

Tidak diterbitkan.

Kuswana,WS (2006). Pengantar Filsafat Teknologi .JPTM. UPI

Malik, Oemar, (2007), Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Malik, Oemar, (2009), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.

Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


(34)

Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto Ngalim, (2007), Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya. Riduwan, (2011), Cara Menggunkan dan Memaknai Path Analysis. Bandung:

Alfabeta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. Dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi Dewa Ketut, (1989), Bimbingan Karir Di Sekolah-Sekolah, Jakata : Ghalia Indonesia.

Sukardi, Dewa Ketut (1990), Analisa Test Psikologi, Jakarta : Rineka Cipta. Sunarto, (2008), Perkembangan Peserta Didik, Jakrta : Rineke Cipta.

Surachmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar Metode Teknik

Ilmiah). Bandung: Tarsito.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Rineka Cipta.

UU No. 23 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Rineka Cipta.

. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

_________. (2009). Asosiasi di Antara Variabel-Variabel yang Diukur Pada

Tingkat Interval-Rasio. Bandung: UPI.


(1)

memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai

standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur

sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.

3) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut : Ha : � 1 1 =� 1 2 =⋯ … … … …= � ≠ 0

Ho : � 1 1 =� 1 2 =⋯ … … … …= � = 0 a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual

Menggunakan tabel F :

�= − −1 �

2

1− 2

Dimana :

n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel eksogen R2xyk = R Square

Kriteria pengujian :

Jika F hitung ≥ F tabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika F hitung≤ F tabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan Dengan taraf signifikansi (α) = 0,05


(2)

61

b. Kaidah pengujian signifikansi : Program SPSS

Selain menggunakan Fhitung dan Ftabel, dapat juga dilakukan perbandingan

Sig dengan α.

Kriteria pengujian :

 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

4) Menghitung Koefisien jalur secara individu atau parsial

Hipotesis penelitian yang akan dirumuskan menjadi hipotesis statistik adalah sebagai berikut :

1. Ha: ρy1x1 > 0: Bakat mekanik berkontribusi terhadap kompetensi. Ho: ρy1x1 ≤ 0 : Bakat mekanik tidak berkontribusi terhadap kompetensi. 2. Ha: ρy1x2 >0 : Proses belajar pada mata pelajaran produktif berkontribusi

terhadap kompetensi.

Ho:ρy1x2≤0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif tidak berkontribusi terhadap kompetensi.

3. Ha:ρy2x1>0: Bakat mekanik berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

Ho:ρy2 x1≤ 0: Bakat mekanik tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

4. Ha: ρy2 x2>0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.


(3)

Ha: ρy2x2≤0: Proses belajar pada mata pelajaran produktif tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

5. Ha: ρy2y1> 0: Kompetensi berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

Ho:ρy2y1 ≤ 0: Kompetensi tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

6. Ha: ρy2y1x1x2>0: Bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan kompetensi berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

Ho: ρy2y1x1x2 ≤ 0: Bakat mekanik, proses belajar pada mata pelajaran produktif dan kompetensi tidak berkontribusi terhadap kesiapan untuk bekerja di industri.

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus :

= � ; = − −1

Dimana :

Ρyx = Koefisien jalur yang akan diuji

thitung = t hitung untuk setiap koefisien jalur variabel Xk

k = Jumlah variabel eksogen yang terdapat dalam substruktur n = Jumlah sampel

Se = Standar error koefisien jalur yang bersesuaian Kriteria pengujian :


(4)

63

Jika t hitung ≤ t tabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan Dengan taraf signifikan (α) = 0,05

Selain menggunakan perbandingan thitung dan ttabel, dapat juga melakukan perbandingan Sig dengan α. Untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas

Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

Jika probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

5) Menghitung pengaruh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian (ε)

� �= 1−Ryx1x2

2


(5)

Daftar Pustaka

Alwi, H. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anwar (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung. Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Depdikbud. (1999). Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (Garis-Garis Besar

Program Pendidikan dan Pelatihan) Produktif Bidang Keahlian Teknik Mesin Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Jakarta: Dikmenjur

Ditjen Dikdasmen

Djamarah, Syaiful Bahri, (2008), Psikologi Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Foyster, J. (2000). Competency-based training and assessment. Jakarta: Depdiknas

Kartini Kartono. (1984). Psikologi Umum. Bandung: CV Mandar maju.

Koentjaraningrat. (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kuswana, WS. (2005). Dampak Implementasi Kebijakan Pengendalian Mutu

Terhadap Performansi SMK Teknologi (Studi Evaluasi Sistem Administrasi SMK Teknologi di Jawa Barat Tahun 2005). Disertasi Doktor pada SPS UPI:

Tidak diterbitkan.

Kuswana,WS (2006). Pengantar Filsafat Teknologi .JPTM. UPI

Malik, Oemar, (2007), Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Malik, Oemar, (2009), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.

Nasution, S. (1987). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


(6)

Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto Ngalim, (2007), Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya. Riduwan, (2011), Cara Menggunkan dan Memaknai Path Analysis. Bandung:

Alfabeta

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. Dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi Dewa Ketut, (1989), Bimbingan Karir Di Sekolah-Sekolah, Jakata : Ghalia Indonesia.

Sukardi, Dewa Ketut (1990), Analisa Test Psikologi, Jakarta : Rineka Cipta. Sunarto, (2008), Perkembangan Peserta Didik, Jakrta : Rineke Cipta.

Surachmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar Metode Teknik

Ilmiah). Bandung: Tarsito.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Rineka Cipta.

UU No. 23 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta : Rineka Cipta.

. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

_________. (2009). Asosiasi di Antara Variabel-Variabel yang Diukur Pada

Tingkat Interval-Rasio. Bandung: UPI.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PROSES BELAJAR MENGAJAR MELALUI MEDIA COLOURING TUTS PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

0 15 124

PENGARUH PROGRAM PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) DAN PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT PRODUKTIF AKUNTANSI TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA PADA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI

0 10 144

PENGARUH KESIAPAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMKN 2 TASIKMALAYA TERHADAP HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI.

0 0 42

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MATA KULIAH KEAHLIAN PROFESI TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI PPL DI SMK.

1 2 35

KONTRIBUSI KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK KENDARAAN RINGAN TERHADAP KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA.

0 1 39

KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF AGRIBISNIS PERIKANAN TERHADAP KESIAPAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI BUDIDAYA PERAIRAN.

0 0 37

KONTRIBUSI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DAN UNIT PRODUKSI SEKOLAH TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TEKNIK ELEKTRO.

0 0 61

KONTRIBUSI KREATIVITAS KERJA DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI KOMPETENSI TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK 1 SEDAYU BANTUL.

0 0 122

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG.

0 1 134

PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN PRODUKTIF, PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK NEGERI 1 BANTUL.

0 0 168