PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROSFER DI KELAS VII SMP NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR T.A. 2013/2014.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI HIDROSFER DI KELAS VII SMP

NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR T.A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ROSANI YENI E MUNTHE NIM. 3103331050

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014


(2)

3

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Script Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrosfer di Kelas VII SMP Negeri 3 Pematangsiantar T.A. 2013/2014 untuk memenuhi persyaratan akademis sebagai mahasiswa dalam proses penilaian untuk menyelesaikan Program Pendidikan S1 pada Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari sepenuhnya, penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun teknik penyusunannya.

Dalam menyelesaikan Penelitian ini peneliti telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor UNIMED beserta staf yang mendampingi beliau. 2. Bapak Dr. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama perkuliahan.

4. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, saran serta dukungan yang tidak ternilai harganya.

5. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan waktu, saran maupun dukungan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Elfayetti, M.P selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan waktu, saran maupun dukungan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi serta Bapak H. Siagian selaku staf administrasi yang telah banyak membantu kelancaran administrasi penulis.

8. Bapak L. Simangunsong, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Pematangsiantar beserta staf yang mengizinkan penulis melakukan penelitian serta mengambil data.

9. Ibu B.Simbolon, S.Pd selaku guru geografi SMP Negeri 3 Pematangsiantar yang telah membantu penulis sehingga penelitian ini terlaksana dengan baik.

10. Kepada seluruh siswa VII - 7 yang ikut serta membantu penulis demi kelancaran penelitian ini. 11. Kepada Orang Tua penulis, Bapak P. Munthe dan Ibu M. Barus tercinta yang telah memberikan

bantuan baik moril maupun materil serta doa dan semangat kepada penulis serta kepada kak Pebryani Purnama Sari Munthe, S.Si, Eka Julia Munthe dan Franky Arista Munthe yang juga memberikan


(3)

4

3

semangat dan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dan tidak lupa kepada namja – chingu Gustaf Angelius Manurung yang tidak pernah bosan memberikan dukungan dan semangat.

12. Teman - teman di Jurusan Pendidikan Geografi stambuk 2010 terkhusus buat teman-teman di kelas BEST GO dan teman-teman terbaikku (Nurhasannah, Heldiana, Ayu Nengsih, Krisha Titin, Rhenny, Melda dan Juliana) yang selalu setia menjadi teman dalam suka dan duka selama di perkuliahan. 13. Teman di tempat tinggal saya ( Melinda, Fitri Romaito, Deasy, Lola dan Lady) terimakasih buat

semangatnya.

14. Seluruh teman-teman PPLT di SMP SWASTA Santa Maria Kabanjahe terimakasih buat semangat nya.

Kiranya Tuhan melimpahkan kebaikanNya kepada pihak yang telah memberikan bantuannya.

Medan, 15 Juli 2014

Rosani Yeni E Munthe NIM. 3103331050


(4)

viii DAFTAR ISI

Hal LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A.Kerangka Teoritis ... 6

B.Penelitian Yang Relevan ... 25

C.Kerangka Berpikir ... 28

D.Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A.Lokasi Penelitian ... 30

B.Subjek dan Objek Penelitian ... 30

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

D.Jenis Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 37

G.Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 44


(5)

ix

B.Kondisi Non Fisik ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A.Hasil Penelitian ... 55

B.Pembahasan ... 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 69

A.Kesimpulan ... 69

B.Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(6)

x

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Alur dan Tahapan PTK ... 35

2. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ... 38

3. Kriteria Penilaian Kerja Kelompok ... 35

4. Kisi – kisi Tes ... 40

5. Data Tenaga Pengajar dan Pegawai... 46

6. Keadaan Siswa ... 47

7. Saran dan Prasarana ... 48

8. Kategori Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

9. Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus I ... 59

10. Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 61

11. Kategori Aktivitas Siswa Siklus II ... 65

12. Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus II ... 66


(7)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Siklus Hidrologi ... 16

2. Jenis Siklus Hidrologi ... 17

3. Bagan Kerangka Berfikir ... 30

4. Siklus PTK ... 33

5. Sekolah SMP Negeri 3 Pematangsiantar ... 43

6. Sarana Dan Prasarana ... 44

7. Struktur Organisasi ... 51

8. Denah Lokasi ... 52

9. Peta Kota Pematangsiantar ... 53

10. Peta Kecamatan Siantar Selatan ... 54

11. Peneliti melaksanakan kegiatan awal ... 56

12. Siswa berdiskusi dengan pasangannya ... 57

13. Siswa melakukan peran sebagai pembicara... 57

14. Siswa menjawab soal post tes siklus I ... 58

15. Grafik Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

16. Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 61

17. Peneliti dan guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok ... 64

19. Observer mengamati aktivitas siswa didalam kelas ... 65


(8)

xii

21. . Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 67 22. Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus II ... 68 22. Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan


(9)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Tabel analisis butir soal ... 74

2. Uji Validitas Analisis Soal No 1dan 4 ... 75

3. Tabel Validitas Tiap Butir Soal ... 79

4. Perhitungan Reliabilitas Tes ... 80

5. Tabel r ... 81

6. Silabus ... 83

7. RPP Siklus I ... 85

8. RPP Siklus II ... 90

9. Lembar Aktivitas Siswa... 95

10. Post Tes Siklus I ... 96

11. Post Tes Siklus II ... 99

12. Kunci Jawaban Post Tes Siklus I dan II ... 102

13. Lembar Kerja Kelompok Siklus I ... 103

14. Lembar Kerja Kelompok Siklus II ... 104

15. Kunci Jawaban Lembar Kerja Kelompok Siklus I dan II ... 105

16. Wacana Siklus I ... 108

17. Wacana Siklus II ... 113

18. Aktivitas Siswa Siklus I ... 115


(10)

xiv

20. Hasil Post Tes Siklus I ... 121

21. Hasil Post Tes Siklus II ... 123

22. Hasil LKK Siklus I ... 125

23. Hasil LKK Siklus II ... 126

22. Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I ... 127


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan perdaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan.Pada masa yang telah lewat, dunia pendidikan terus berubah.Kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terus menerus berubah, apalagi di dalam dunia terbuka, yaitu didalam dunia modern dalam era globalisasi.Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.

Pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar.Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa.Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksikan dibenak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang dialami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar, khususnya belajar Geografi.

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan mata pelajaran – mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SMP memiliki karaktristik tertentu, yang


(12)

2

antara lain: IPS merupakan perpaduan dari beberapa disiplin ilmu sosial antara lain : Sosiologi, Geografi, Ekonomi dan Sejarah. Materi bagian IPS terdiri atas sejumlah konsep, prinsip dan tema yang berkenaan dengan hakekat kehidupan manusia sebagai makhluk sosial (homo socious) dan Materi IPS senantiasa berkenaan dengan fenomena dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat yang lain baik dalam skala kelompok masyarakat, lokal, nasional, regional, dan global.

Berdasarkan karateristik tersebut diatas, dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dirasakan menghadapi masalah yakni rendahnya hasil belajar siswa. Hal itulah yang melatarbelakangi Penelitian Tindakan Kelas ini. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut disebabkan adanya dugaan rendahnya aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang berminat bertanya kepada guru saat PBM dilaksanakan. Sesuai hasil wawancara penulis dengan B. Simbolon (2014) selaku guru bidang studi IPS kelas VII-7 di SMP Negeri 3 Pematangsiantar bahwa hasil ulangan harian pada pokok materi hidrosfer menunjukkan dari 29 siswa dikelas, terdapat 18 orang (60%) memperoleh nilai dibawah 69 dan 11 0rang (40%) yang mencapai standar kelulusan minimal yaitu 70. Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada saat proses belajar mengajar didalam kelas, guru sudah berusaha menerapkan model pembelajaran, malakukan tanya jawab, dan pemberian tugas tetapi siswa tetap kurang bersemangat terhadap pelajaran yang diberikan sehingga guru kembali lagi menerapkan metode ceramah didalam kelas, guru jauh lebih aktif dibandingkan siswa sehingga aktivitas belajar siswa rendah, hal ini ditandai dengan kurangnya


(13)

3

respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru pada saat proses belajar mengajar.

Dalam rangka perbaikan pembelajaran bagi siswa dengan penerapan model yang bermanfaat dan tidak membosankan salah satunya adalah model pembelajaran Cooperative Script. Adapun kelebihan model ini adalah : (1) mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, (2) mencari informasi dari sumber lain dan belajara dari siswa lain, (3) mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya. Kelebihan – kelebihan ini bermakna ketika dalam proses pemecahan masalah, membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada, menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, mendorong siswa yang kurang pintar untuk tetap berbuat, menghargai ide orang lain dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Tujuan pembelajaran yang harus dicapai melalui model Cooperative Scriptyaitu siswa dapat mendeskripsikan siklus hidrologi dan bagian – bagiannya, Mengklasifikasikan bentuk tubuh air permukaan dan air tanah serta pemanfaatannya, Mendeskripsikan zone laut menurut letak dan kedalamannya. Dengan penerapan model Cooperative Scriptsiswa dituntut untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru mengenai siklus hidrologi, daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakininya benar sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu, model pembelajaran Cooperative Script merupakan strategi yang efektif bagi siswa


(14)

4

untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain dan model pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.

Berdasarkan uraian diatas, dengan menerapkan model Cooperative Script diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas pada bidang studi IPS Terpadu, khusunya materi Hidrosfer kelas VII SMP Negeri 3 Pematangsiantar.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang diatas, maka masalah – masalah penelitian adalah : (1) guru masih lebih aktif dibandingkan dengan siswa dan masih menggunakan metode konvensional di dalam kelas. (2) rendahnya aktivitas siswa di dalam kelas. (3) Hasil belajar siswa rendah yakni sebesar 60% yang belum tuntas.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari uraian identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi permasalahan dari penelitian iniadalah : (1) rendahnya aktivitas siswa didalam kelas dan (2)hasil belajar siswa yang masih rendah yaitu sebesar 60% masih belum tuntas.


(15)

5

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi hidrosfer dengan penerapan model Cooperative Script di kelas VII SMP Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2013/2014.

2. Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi hidrosfer dengan penerapan model Cooperative Script di kelas VII SMP Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2013/2014

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Ada peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi hidrosfer dengan penerapan model Cooperative Script di kelas VII SMP Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2013/2014.

2. Ada peningkatan hasil bela jar siswa pada materi hidrosfer dengan penerapan model Cooperative Script di kelas VII SMP Negeri 3 Pematangsiantar T.A 2013/2014

F. Manfaat Penelitian

1. Sekolah, sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Geografi


(16)

6

2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model dan strategi pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa.

3. Siswa, dapat meningkatkan minat belajar dan melatih sikap sosial untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai tujuan belajar.

4. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar dikelas


(17)

54

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Pematangsiantar menerapkan model pembelajaran Cooperative Script pada materi Hidrosfer di kelas VII – 7 semester II tahun ajaran 2013/2014.Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari 2 x 45 menit. Adapun tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan siklus 1 a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti berkonsultasi dengan guru mengenai kondisi dan gambaran siswa di dalam kelas. Setelah itu adapun kegiatan yang dilakukan antara lain : (1)Menyusun rencana pelaksanaan pemmbelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Script, (2) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas untuk siswa sesuai dengan model pembelajaran Cooperative Script, (3)Mempersiapakan materi diskusi berupa wacana untuk siswa, (4)Mempersiapkan soal post test sesuai dengan materi yang diajarkan, (5)Membagi siswa secara berpasangan sesuai dengan langkah – langkah Cooperative Script, (6) Mempersiapkan nomor dada untuk siswa sehingga mempermudah kegiatan observasi aktivitas yang akan dilakukan. Adapun untuk mengisi lembar aktivitas, peneliti dibantu oleh dua orang observer dari pihak mahasiswa yaitu saudari Heldiana S dan saudari Nurhasanah.Sebelum observasi dilakukan terlebih dahulu peneliti menjelaskan kepada observer tentang tugas mereka guna hasil yang baik.Kemudian memberikan lembar observasi aktivitas siswa kepada masing masing observer.


(18)

55

b. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Pada kegiatan awal (5 menit), peneliti mengucap salam dan memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian ruangan kelas, setelah itu peneliti memberi pertanyaan pembuka yang berkaitan dengan pelajaran, peneliti menyampaikan tujuan dari pembelajaran dan peneliti menjelaskan model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model Cooperative Script.

Gambar10.Peneliti Melaksanakan Kegiatan Awal Sesuai Dengan RPP Di Kelas VII -7 SMP Negeri 3 Pematangsiantar

Setelah itu, pada kegiatan inti peneliti membagi peserta didik untuk berpasangan, membagi wacana/materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya. Setelah itu peneliti dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai


(19)

56

pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar kemudian menyuruh siswa untuk bertukar peran, pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya (20 menit).

Gambar 11. Siswa Sedang Berdiskusi Dengan Pasangan NyaDan Melakukan Perannya Sebagai PembicaraDi Kelas VII -7 SMP Negeri 3

Pematangsiantar

Siswa mendiskusikanide pokok dari wacana tentang Hidrosfer yang telah dibagikan bersama dengan pasangannya, setelah itu siswa yang berperan sebagai pembicara membacakan ide pokok yang diperoleh dari hasil diskusinya.

Pada kegiatan penutup, Peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan ide pokok dari wacana yang telah didiskusikan.Kemudian peneliti membagikan soal post tes Iuntuk dikerjakan (15 menit), selanjutnya mengumpulkan lembar jawaban siswa, memberi tugas rumah dan mengakhiri pelajaran dengan salam penutup untuk mengakhiri pertemuan siklus I.


(20)

57

Gambar 12.Siswa sedang menjawab Post Test siklus I di kelas VII SMP Negeri 3 pematangsiantar Tahun 2014

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa yang terlihat di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan, dimana setiap aspek yang diamati memiliki skor 1-3. Aspek-aspek yang diamati oleh observer yakni (1) memperhatikan, (2) menyimak, (3) membaca, (4) berbicara, (5) diskusi dan (6) Bersemangat. Penilaian keenam aspek tersebut terlihat dalam proses pembelajaran menggunakan model Cooperative Script, untuk membantu observer dalam mengamati aktivitas maka setiap siswa diberi nomor dada yang disesuaikan dengan nomor urut mereka duduk didalam kelas. Selanjutnya dapat dilihat aktivitas siswa pada tabel 8.


(21)

58

Tabel8.Data Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

N o

Aspek yang dinilai

3 2 1 Jumlah

Rata-Rata (%) Ket F SC F SC F SC F SC

1 2 3 4 5 6 Memperhatikan Menyimak Membaca Berbicara Diskusi Bersemangat 2 2 5 10 8 4 6 6 15 30 24 12 16 16 17 19 15 9 32 32 34 38 30 18 11 11 7 0 6 16 11 11 7 0 6 16 29 29 29 29 29 29 49 49 56 68 60 46 1,69 1,69 1,93 2,34 2,07 1,59 56,33 56,33 64,33 78,00 69,00 53,00 C C C B B C

Jumlah 31 93 92 184 51 51 174 628 11,31 376,9 C

Total 1,88 62,83

Sumber : Data Primer Olahan, 2014 Keterangan:

F : Frekuensi SC : Skor Nilai C : Cukup B : Baik

Tabel9.Kategori Aktivitas Siswa Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematang siantar Tahun 2014

No. Kategori Aktivitas Jumlah Persentase (%)

1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 10 13 6 34,48 44,83 20,69

Jumlah 29 100,00

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari table 9 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori baik yakni 34,48%, aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori cukup yakni 44,83% , dan aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori kurang yakni 20,69%.


(22)

59

Gambar13 . Grafik Aktivitas Siswa Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematang Siantar Tahun 2014

Dari tabel 8 di atas hasil observasi kreativitas siswa dengan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 1,85 dan ini tergolong pada kriteria cukup dengan persentase sebesar 62,83%. Untuk aspek memperhatikan rata - rata skornya adalah (1,69), menyimak rata – rata skornya adalah (1,69), Membaca (1,93), Berbicara (2,34), Diskusi (2,07) dan bersemangat dengan rata – rata skornya (1,59). Dalam hal ini kreativitas siswa dalam pembelajran masih kurang baik sehingga masih perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Aktivitas siswa biasanya juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa secara individu diperoleh dari penggabungan 40% nilai LKK dan 60% nilai post tes untuk mempermudah melihat ketuntasan belajar siswa, dapat dilihat pada tabel 10 dan gambar 14.

0 20 40 60 80 100

Bersemangat Diskusi Berbicara Membaca Menyimak Memperhatikan


(23)

60

Tabel 10.Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

No. Interval Frekuensi Persentase (%) Ketuntasan 1.

2. 3. 4.

60 - 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99

11 11 6 1 37,93 37,93 20,69 3,45 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Jumlah 29 100,00

Skor Tertinggi Skor Terendah Rata-rata nilai 94 62 73,93 Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari tabel 10 diatas dapat diketahui yang mencapai ketuntasan belajar secara individu adalah 18 orang dengan mencapai nilai KKM ≥ 70 maka secara klasikal ketuntasan belajar belum mencapai karena pada siklus I persentase ketuntasan hanya 62.07%, sementara dikatakan tuntas apabila mencapai 85% dari keseluruhan siswa. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar berikut ini.

Gambar14 . Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini belum mencapai ketuntasan secara klasikal maka perlu dilakukan siklus ke II untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa.

Tuntas (62,07%) Tidak tuntas (37,93%)


(24)

61

Hasil dari siklus I dijadikan acuan dalam memberi tindakan pada siklus berikutnya sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pelaksanaan siklus I masih ditemukan permasalahan, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM secara individual.Permasalahan yang terjadi pada siklus I yaitu (1) masih banyak siswa yang kurang memperhatikan temannya pada saat membacakan ide pokok, sehingga siswa kurang mampu untuk mengingat dan menghapal ide – ide pokok dari wacana pembelajaran. (2) masih terdapat siswa yang kurang menyimak pada saat teman nya berperan sebagai pembaca, sehingga kurang mampu untuk menunjuk kan ide pokok, (3) hanya sebagian siswa yang benar – benar diskusi dengan pasangannya, (4) Aktivitas siswa pada siklus I ternyata hanya pada kategori cukup sehingga perlu diadakan perbaikan, (5) Hasil belajar siswa belum optimal dan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I masih belum tuntas.

2. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan

Tahap perencanaan siklus II dilakukan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk memperbaiki siklus ke I agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siklus I, peneliti beserta guru melakukan upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan salah satu cara pada siklus II guru masuk ke kelas mendampingi peneliti dan observer. Adapun langkah – langkah yang diambil : (1) Guru memberikan motivasi kepada siswa, (2) Guru dan peneliti membimbing siswa dalam berdiskusi dengan pasangannya masing


(25)

62

– masing, (3) Guru Mengarahkan siswa untuk menjawab tes yang diberikan dengan sungguh – sungguh sehingga hasilnya lebih baik dari sebelumnya.

b. Tindakan

Pada tahap ini , yang dilakukan yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan RPP.Pada kegiatan awal, Guru mengucap salam dan peneliti memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian ruangan kelas, guru juga yang membuka pelajaran dan menyampaikan motivasi yaitu agar siswa lebih bersemangat dalam berdiskusi sehingga dapat menemukan ide pokok dengan baik dan dapat melakukan peran nya masing – masing yaitu sebagai pembicara dan pendengar. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan dari pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti meminta siswa agar duduk dengan pasangannya masing – masing sesuai dengan siklus sebelumnya, kemudian peneliti meminta siswa agar lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan dari guru terkait dengan model pembelajaran yang diterapkan.Hal ini dilakukan agar memudahkan siswa dalam berdiskusi dengan pasangannya untuk menemukan ide pokok dari wacana yang dibagikan.

Pada kegiatan selanjutnya, peneliti membagi wacana/materi untuk dibaca dan dibuat ringkasannya.Setelah itu peneliti dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar kemudian meminta siswa untuk bertukar peran, pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya (20 menit).

Siswa mendiskusikan ide pokok dari wacana tentang Hidrosfer yang telah dibagikan bersama dengan pasangannya, setelah itu siswa yang berperan sebagai pembicara membacakan ide pokok yang diperoleh dari hasil diskusinya.


(26)

63

Gambar 15.Peneliti dan Guru Membimbing Siswa Dalam Diskusi Kelompok Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Setelah diskusi berakhir peneliti dan siswa menyimpulkan hasil diskusi berupa ide pokok secara bersama – sama. Setelah pembelajaran berakhir seperti siklus I, siswa kembali menjawab soal post tes berupa soal pilihan ganda. Selanjutnya mengumpulkan lembar jawaban siswa dan mengakhiri pelajaran dengan salam.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, observer mengamati aktivitas siswa yang terlihat di dalam kelas dengan menggunakan lembar observasi sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan, dimana setiap aspek yang diamati memiliki skor 1-3. Aspek-aspek yang diamati oleh observer yakni (1) memperhatikan, (2) menyimak, (3) membaca, (4) berbicara, (5) diskusi dan (6) Bersemangat. Penilaian keenam aspek tersebut terlihat dalam proses pembelajaran menggunakan model Cooperative Script, untuk membantu observer dalam mengamati aktivitas maka setiap


(27)

64

siswa diberi nomor dada yang disesuaikan dengan nomor urut mereka duduk didalam kelas.

Gambar 16. Observer Mengamati Aktivitas Siswa Di Dalam Kelas Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Hasil data observasi aktivitas belajar siswa secara individual dapat dilihat pada lampiran.Selanjutnya dapat dilihat aktivitas siswa pada tabel 11.

Tabel11 . Data Aktivitas Siswa Per Aspek Pada Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

N o

Aspek yang dinilai

3 2 1 Jumlah

Rata-Rata Ket (%) F SC F SC F SC F SC

1 2 3 4 5 6 Memperhatikan Menyimak Membaca Berbicara Diskusi Bersemangat 27 23 20 16 14 26 81 69 60 48 42 78 1 5 9 13 15 3 2 10 18 26 30 6 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 29 29 29 29 29 29 84 80 78 74 72 84 2,89 2,75 2,68 2,55 2,48 2,89 B B B B B B 96,33 91,66 89,33 85,00 82,66 96,33 Jumlah 126 378 46 86 2 2 174 472 16,24

B 541,3

total 2,70 90,21

Sumber : Data Primer Olahan, 2014 Keterangan:

F : Frekuensi SC : Skor Nilai B : Baik

Tabel12.Kategori Aktivitas Siswa Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematang Siantar Tahun 2014


(28)

65

1. 2. 3.

Baik Cukup Kurang

27 2 0

93,10 6,90

0

Jumlah 29 100,00

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari tabel 12menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori baik yakni 93,10% aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori cukup yakni 6,90%, dan aktivitas belajar siswa yang termasuk dalam kategori Baik.

Gambar 16. Grafik Aktivitas Siswa Siklus Ii Di Kelas Vii Smp 3 Pematang siantar Tahun 2014

Dari tabel 11 di atas hasil observasi kreativitas siswa dengan rata-rata aktivitas siswa pada siklus II adalah 2,70 dan ini tergolong pada kriteria baik dengan persentase sebesar 90,21%. Untuk aspek memperhatikan rata - rata skornya adalah (2,89), menyimak rata – rata skornya adalah (2,75), Membaca (2,68), Berbicara (2,55), Diskusi (2,48) dan bersemangat dengan rata – rata skornya (2,89). Dalam hal ini kreativitas siswa dalam pembelajaran sudah baik karena sudah terdapat peningkatan dalam pembelajaran.

0 20 40 60 80 100 120

Bersemangat Diskusi Berbicara Membaca Menyimak Memperhatikan


(29)

66

Aktivitas siswa biasanya juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sama dengan siklus I, hasil belajar siswa secara individu diperoleh dari penggabungan 40% nilai LKK dan 60% nilai post tesuntuk mempermudah melihat ketuntasan belajar siswa, dapat dilihat pada tabel 13dan gambar 18.

Tabel 13.Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

No. Interval Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 2. 3. 4.

60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99

1 2 12 14

3,44 6,90 41,38 48,28

Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Jumlah 29 100,00

Skor Tertinggi 96 Skor Terendah 68

Rata – rata nilai 87,41

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari tabel 13 diatas dapat diketahui yang mencapai ketuntasan belajar secara individu adalah 28 orang dengan mencapai nilai KKM ≥ 70 maka secara klasikal ketuntasan belajar sudah tercapai karena pada siklus II persentase ketuntasan 96,56%, dimana lebih dari 85% dari keseluruhan siswa sudah mencapai KKM. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar berikut ini.

Tuntas (96,56 %) Tidak Tuntas (3,44%)


(30)

67

Gambar 18. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini ketuntasan secara klasikal sudah tercapai, dimana 28 siswa telah mencapai KKM dengan persentase 96,56%, maka tidak perlu dilakukan siklus berikutnya hanya sampai siklus II saja.

a. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan 2 siklus diperoleh peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II. Dimana pada siklus ke II peneliti didampingi guru bidang studi di dalam kelas, dengan kolaborasi ini semua aktivitas siswa seperti memperhatikan, menyimak, membaca, berbicara, diskusi dan bersemangat berada dalam kategori baik, untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 19.


(31)

68

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I (%) Siklus II (%)

Gambar 19. Peningkatan aktivitas belajar Siklus I dan Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa setiap aktivitas pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Untuk melihat ketuntasan belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 20 dan tabel 14 berikut.

Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Ketuntasan Siklus I dan Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

No Uraian Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata - rata

F Persen (%) F Persen (%)

1 Siklus I 18 62,07 11 37,93 73,93


(32)

69

Gambar 20.Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dari Siklus I ke Siklus II Di SMP Negeri 3 Pematangsiantar

Tahun 2014

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 62,07% dan meningkat menjadi 96,56% pada siklus II, sehingga dapat ditentukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai ketentuan 85% untuk ketuntasan klasikal suatu kelas.

B. Pembahasan

1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar yang melibat kan unsur jiwa raga, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.Adapun aktivitas yang di nilai pada penelitian ini yaitu : (1) memperhatikan, (2) menyimak, (3) membaca, (4) berbicara, (5) diskusi dan (6) bersemangat. Dimana setiap aspek memiliki bobot nilai tertinggi 3 dan terendah 1. Apabila siswa melakukan aktivitas sesuai dengan kriteria penilaian aktivitas siswa maka siswa tersebut berhak memperoleh skor maksimal yaitu 3. Aktivitas belajar ini dinilai oleh dua orang observer dari kalangan

0 20 40 60 80 100

Siklus I Siklus II

Tuntas (%) Tidak Tuntas (%)


(33)

70

mahasiswa yang sudah mengetahui kriteria penilaian aktivitas pada model pambelajaran yang di terapkan.

Pada Siklus I aspek memperhatikan (1,69), menyimak (1,69), membaca (1,93), berbicara (2,34), diskusi (2,07), dan bersemangat (1,59) dengan jumlah rata – rata 1,88 dimana masih berada pada kategori cukup. Dan pada siklus ke II aspek memperhatikan (2,89), menyimak (2,75), membaca (2,68), berbicara (2,55), diskusi (2,48), dan bersemangat (2,89) dengan rata – rata 2,70 maka siklus kedua berada pada kategori Baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I aktivitas siswa mencapai 62,83% dan pada siklus II menjadi 90,60%. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan model pembellajaran Cooperative Script dapat meningkat kan hasil belajar siswa, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh sebab itu perlu diakukan refleksi untuk siklus II guna meningkatkan kreativitas belajar secara menyeluruh.

Pada siklus II kreativitas belajar siswa mengalami peningkatan dari masing – masing aspek yang dinilai. Masing – masing peningkatannya untuk aspek memperhatikan sebesar 40,00%, aspek menyimak sebesar 35,33%, aspek membaca sebesar 25%, aspek berbicara sebesar 7,00%, aspek diskusi 16,00% dan aspek bersemangat 43,33%. Pada siklus II ini dapat dilihat bahwa siswa mampu membantu mengingat dan menghapal ide – ide pokok terlihat dari aspek memperhatikan sebesar 40,00% serta mampu menunjuk kan ide pokok dengan baik. Keadaan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Kunandar (2008) mengatakan peningkatan aktivitas siswa adalah meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar meningkatnya jumlah


(34)

71

siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran.

Hal ini juga seirama dengan yang dikatakan oleh Slameto (2003) menyatakan bila siswa menjadi partisipan yang aktif, akan memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas maka kegiatan belajar mengajar mungkin tidak akan berlangsung dengan baik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.

Nilai hasil belajar dapat diperoleh dari nilai post test dan lembar kerja kelompok siswa. Dimana 60 % dari post test dan 40% dari nilai kerja kelompok siswa.

Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan, hasil belajar pada siklus I yakni 62,07% siswa yang nilainya mencapai KKM sedangkan hasil belajar siswa secara individu pada siklus II yaitu 96,56%. Dengan demikian dapat diketahui penerapan model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hidrosfer sebesar 34,49%. Ini terlihat dari hasil belajar pada siklus I yakni 62,07% siswa yang nilainya dikatakan tuntas, dan 37,93% siswa yang nilainya dikatakan tidak tuntas sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yakni 96,56% siswa yang nilainya dikatakan tuntas dan 3,44% siswa yang nilainya dikatakan tidak tuntas yang memperoleh nilainya < 70.


(1)

Aktivitas siswa biasanya juga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sama dengan siklus I, hasil belajar siswa secara individu diperoleh dari penggabungan 40% nilai LKK dan 60% nilai post tesuntuk mempermudah melihat ketuntasan belajar siswa, dapat dilihat pada tabel 13dan gambar 18.

Tabel 13.Frekuensi Skor Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

No. Interval Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 2. 3. 4.

60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99

1 2 12 14 3,44 6,90 41,38 48,28 Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

Jumlah 29 100,00

Skor Tertinggi 96 Skor Terendah 68

Rata – rata nilai 87,41

Sumber : Data Primer Olahan, 2014

Dari tabel 13 diatas dapat diketahui yang mencapai ketuntasan belajar secara individu adalah 28 orang dengan mencapai nilai KKM ≥ 70 maka secara klasikal ketuntasan belajar sudah tercapai karena pada siklus II persentase ketuntasan 96,56%, dimana lebih dari 85% dari keseluruhan siswa sudah mencapai KKM. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada gambar berikut ini.

Tuntas (96,56 %)


(2)

Gambar 18. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini ketuntasan secara klasikal sudah tercapai, dimana 28 siswa telah mencapai KKM dengan persentase 96,56%, maka tidak perlu dilakukan siklus berikutnya hanya sampai siklus II saja.

a. Refleksi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan 2 siklus diperoleh peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada siklus II. Dimana pada siklus ke II peneliti didampingi guru bidang studi di dalam kelas, dengan kolaborasi ini semua aktivitas siswa seperti memperhatikan, menyimak, membaca, berbicara, diskusi dan bersemangat berada dalam kategori baik, untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 19.


(3)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I (%)

Siklus II (%)

Gambar 19. Peningkatan aktivitas belajar Siklus I dan Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

Berdasarkan gambar dapat dilihat bahwa setiap aktivitas pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Untuk melihat ketuntasan belajar siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 20 dan tabel 14 berikut.

Tabel 14. Rekapitulasi Nilai Ketuntasan Siklus I dan Siklus II Di Kelas VII SMP 3 Pematangsiantar Tahun 2014

No Uraian Tuntas Tidak Tuntas Nilai Rata - rata

F Persen (%) F Persen (%)

1 Siklus I 18 62,07 11 37,93 73,93


(4)

Gambar 20.Grafik Peningkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Dari Siklus I ke Siklus II Di SMP Negeri 3 Pematangsiantar

Tahun 2014

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 62,07% dan meningkat menjadi 96,56% pada siklus II, sehingga dapat ditentukan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai ketentuan 85% untuk ketuntasan klasikal suatu kelas.

B. Pembahasan

1. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar yang melibat kan unsur jiwa raga, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.Adapun aktivitas yang di nilai pada penelitian ini yaitu : (1) memperhatikan, (2) menyimak, (3) membaca, (4) berbicara, (5) diskusi dan (6) bersemangat. Dimana setiap aspek memiliki bobot nilai tertinggi 3 dan terendah 1. Apabila siswa melakukan aktivitas sesuai dengan kriteria penilaian aktivitas siswa maka siswa tersebut berhak memperoleh skor maksimal yaitu 3. Aktivitas belajar ini dinilai oleh dua orang observer dari kalangan

0 20 40 60 80 100

Siklus I Siklus II

Tuntas (%)


(5)

mahasiswa yang sudah mengetahui kriteria penilaian aktivitas pada model pambelajaran yang di terapkan.

Pada Siklus I aspek memperhatikan (1,69), menyimak (1,69), membaca (1,93), berbicara (2,34), diskusi (2,07), dan bersemangat (1,59) dengan jumlah rata – rata 1,88 dimana masih berada pada kategori cukup. Dan pada siklus ke II aspek memperhatikan (2,89), menyimak (2,75), membaca (2,68), berbicara (2,55), diskusi (2,48), dan bersemangat (2,89) dengan rata – rata 2,70 maka siklus kedua berada pada kategori Baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I aktivitas siswa mencapai 62,83% dan pada siklus II menjadi 90,60%. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan model pembellajaran Cooperative Script dapat meningkat kan hasil belajar siswa, tetapi masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh sebab itu perlu diakukan refleksi untuk siklus II guna meningkatkan kreativitas belajar secara menyeluruh.

Pada siklus II kreativitas belajar siswa mengalami peningkatan dari masing – masing aspek yang dinilai. Masing – masing peningkatannya untuk aspek memperhatikan sebesar 40,00%, aspek menyimak sebesar 35,33%, aspek membaca sebesar 25%, aspek berbicara sebesar 7,00%, aspek diskusi 16,00% dan aspek bersemangat 43,33%. Pada siklus II ini dapat dilihat bahwa siswa mampu membantu mengingat dan menghapal ide – ide pokok terlihat dari aspek memperhatikan sebesar 40,00% serta mampu menunjuk kan ide pokok dengan baik. Keadaan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Kunandar (2008) mengatakan peningkatan aktivitas siswa adalah meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar meningkatnya jumlah


(6)

siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pelajaran.

Hal ini juga seirama dengan yang dikatakan oleh Slameto (2003) menyatakan bila siswa menjadi partisipan yang aktif, akan memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas maka kegiatan belajar mengajar mungkin tidak akan berlangsung dengan baik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai suatu materi atau belum.

Nilai hasil belajar dapat diperoleh dari nilai post test dan lembar kerja kelompok siswa. Dimana 60 % dari post test dan 40% dari nilai kerja kelompok siswa.

Hal ini sesuai dengan hipotesa yang diajukan, hasil belajar pada siklus I yakni 62,07% siswa yang nilainya mencapai KKM sedangkan hasil belajar siswa secara individu pada siklus II yaitu 96,56%. Dengan demikian dapat diketahui penerapan model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hidrosfer sebesar 34,49%. Ini terlihat dari hasil belajar pada siklus I yakni 62,07% siswa yang nilainya dikatakan tuntas, dan 37,93% siswa yang nilainya dikatakan tidak tuntas sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yakni 96,56% siswa yang nilainya dikatakan tuntas dan 3,44% siswa yang nilainya dikatakan tidak tuntas yang memperoleh nilainya < 70.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII SMP NEGERI 7 BANDA ACEH

0 2 1

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI TERMOKIMIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDA ACEH

1 7 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 51

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GADINGREJO TP.2012/2013

0 8 45

PENERAPAN MODEL TREFFINGER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 03 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

5 45 78

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TEMPURAN LAMPUNG TENGAH

0 12 106

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “7E” BERBANTUAN PERTANYAAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 4 SUKSA

0 1 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

0 1 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 TAPUNG

0 0 14