PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON DI KELAS VIII SEMESTER 1 SMP YAYASAN PERGURUAN BUDI AGUNG MEDAN MARELAN T.P. 2013/2014.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON
DI KELAS VIII SEMESTER I SMP YAYASAN PERGURUAN
BUDI AGUNG MEDAN MARELAN T.P. 2013/2014
Oleh :
Siti Aisyah Lubis
NIM 409421033
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON
DI KELAS VIII SEMESTER I SMP YAYASAN PERGURUAN BUDI
AGUNG MEDAN MARELAN T.P. 2013/2014
Siti Aisyah Lubis ( NIM 409421033)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
generatif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas
VIII semester I SMP Yayasan Perguruan Budi Agung Medan Marelan T.P.
2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi exsperiment. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VIII Semester I SMP Yayasan Perguruan Budi Agung
Medan Marelan yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara cluster sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu
kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang dan kelas VIII-4
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan
berganda dengan jumlah 15 soal. Sebelum tes ini ini di ujikan kepada siswa, maka
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat tes.
Berdasarkan analisa data diperoleh hasil pretes kedua kelas yang
berdistribusi normal dan selanjutnya dilakukan uji homogenitas data sehingga
diketahui kedua kelas sampel berasal dari kelompok yang homogen. Hasil postes
diperoleh rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
generatif 70,44 dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
langsung 60,44. Aktivitas siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran
generatif diperoleh rata-rata pada pertemuan I sebesar 58,22 ( cukup aktif ), pada
pertemuan II 68,45 ( aktif ) dan pada pertemuan ke III sebesar 72 ( aktif ). Hasil
uji t diperoleh thitung = 2,06 dan ttabel = 1,84 sehingga thitung > ttabel (2,06>1,84) maka
H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terdapat perbedaan akibat pengaruh
model pembelajaran generatif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
Hukum Newton di kelas VIII semester I SMP Yayasan Perguruan Budi Agung
Medan Marelan T.P. 2013/2014.
Kata kunci : Model pembelajaran generatif, hasil belajar, hukum Newton
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
5
1.3.
Batasan Masalah
5
1.4.
Rumusan Masalah
5
1.5.
Tujuan Penelitian
6
1.6.
Manfaat Penelitian
6
1.7.
Defenisi Operasional
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1.
Kerangka Teoritis
8
2.1.1.
Pengertian Belajar
8
2.1.2.
Aktivitas Belajar Siswa
9
2.1.3.
Hasil Belajar Siswa
9
2.1.3.1. Ranah Kognitif
10
2.1.3.2. Ranah Psikomotorik
11
2.1.3.3. Ranah Afektif
12
2.1.4.
Pembelajaran
12
2.1.5.
Model Pembelajaran
13
2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran
13
vii
2.1.6.
Model Pembelajaran Generatif
2.1.6.1. Landasan Teoritik Model Pembelajaran Generatif
14
15
2.1.6.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Generatif 17
2.1.6.3. Tahapan Model Pembelajaran Generatif
18
2.1.7.
22
Pembelajaran Konvensional
2.1.7.1. Metode Pembelajaran
26
2.2.
Materi Hukum Newton
26
2.2.1.
Hukum I Newton
27
2.2.2.
Hukum II Newton
28
2.2.3.
Hukum III Newton
30
2.3.
Penelitian Terdahulu
31
2.4.
Kerangka Konseptual
32
2.5.
Hipotesis
33
2.5.1.
Hipotesis Herbal
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
34
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
34
3.2.
Populasi dan Sampel
34
3.2.1.
Populasi Penelitian
34
3.2.2.
Sampel Penelitian
34
3.3.
Variabel Penelitian
34
3.3.1.
Variabel Bebas
34
3.3.2.
Variabel Terikat
34
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
35
3.4.1.
Jenis Penelitian
35
3.4.2.
Desain Penelitian
35
3.5.
Prosedur Penelitian
37
3.5.1.
Tahap Persiapan Penelitian
37
3.5.2.
Tahap Pelaksanaan Penelitian
37
3.6.
Teknik Pengumpulan Data
38
3.6.1.
Pretes
38
viii
3.6.2.
Postes
38
3.7.
Instrumen Penelitian
38
3.7.1.
Tes Hasil Belajar
38
3.7.1.1. Validitas
39
3.7.1.2. Reliabilitas
40
3.7.1.3. Tingkat Kesukaran Tes
40
3.7.1.4. Daya Beda Tes
42
3.7.2.
Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa
43
3.8.
Teknik Analisis Data
44
3.8.1.
Uji Normalitas
44
3.8.2.
Uji Homogenitas
45
3.8.3.
Uji Hipotesis
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47
4.1.
Hasil Penelitian
47
4.1.1.
Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
4.1.2.
Pengujian Analisa DatA
49
4.1.2.1 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku
49
4.1.2.2. Uji Normalitas Data
49
4.1.2.3. Uji Homogenitas Data
50
4.1.3.
Uji Hipotesis Penelitian
50
4.1.4.
Observasi
51
4.2.
Pembahasan
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
56
5.1.
Kesimpulan
56
5.2.
Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
58
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Kegiatan Guru Dan Siswa Dalam Proses Pembelajaran
20
Tabel 2.2.
Kegiatan Pembelajaran
24
Tabel 3.1.
Desain Penelitian
35
Tabel 3.2.
Spesifikasi Tes Hasil Belajar pada Materi Hukum Newton
38
Tabel 3.3.
Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa
41
Tabel 4.1.
Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
47
Tabel 4.2.
Data Nilai Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
49
Tabel 4.3.
Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, Dan Varians
49
Tabel 4.4.
Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
Model Pembelajaran Langsung
dan Kelas Kontrol
Tabel 4.5.
49
Ringkasan Hasil Uji Homogenitas
Data
50
Tabel 4.6.
Ringkasan Perhitungan Uji t
51
Tabel 4.7.
Nilai Pretes, Aktivitas Belajar dan Postes Siswa
51
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
60
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa
89
Lampiran 3. Kisi- kisi Soal
101
Lampiran 4. Instrumen Soal
113
Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar
118
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
119
Lampiran 7. Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa
120
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Setelah Validasi
121
Lampiran 9. Tes Hasil Belajar Setelah Validasi
131
Lampiran 10. Kunci
135
Jawaban Tes Hasil Belajar
Lampiran 11. Tabel Validasi instrumen Tes
136
Lampiran 12. Perhitungan Validitas Tes
137
Lampiran 13. Tabel Realibilitas Tes
139
Lampiran 14. Perhitungan Realibilitas Tes
140
Lampiran 15. Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian
141
Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
142
Lampiran 17. Tabel Daya Beda Instrumen Penelitian
143
Lampiran 18. Perhitungan Daya Beda Instrument Tes
144
Lampiran 19. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
146
Lampiran 20. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
148
Lampiran 21. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
150
Lampiran 22. Perhitungan Rata-rata, varians dan Stándar Deviasi
152
Lampiran 23. Uji Normalitas Data
155
Lampiran 24. Uji Homogenitas
158
Lampiran 25. Perhitungan Uji Hipotesis Hasil Belajar
161
Lampiran 26. Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 166
Lampiran 27. Aktivitas Belajar Siswa kelas Eksperimen
172
Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian
173
Lampiran 29. Tabel Harga Kritik dan r Product Moment
181
Lampiran 30. Daftar nilai Kritis untuk Uji Lilliefors
182
Lampiran 31. Tabel Wilayah Luas di Bawah kurva normal 0 ke Z
183
Lampiran 32. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
184
Lampiran 33. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t
186
BAB B
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pendedekan merupakan salah satu bentuk upaya untuk menengkatkan
kualetas sumber daya manusea. Oleh karena etu pendedekan mempunyae peranan
yang sangat penteng karena selaen untuk membentuk manusea yang berkualetas,
pendedekan juga sangat penteng untuk kelangsungan dan kemajuan hedup bangsa.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sestem Pendedekan Naseonal
menyatakan bahwa:
“Pendedekan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta dedek secara aktef
mengembangkan potense derenya untuk memeleke kekuatan speretual
keagamaan, pengendalean dere, keprebadean, kecerdasan, akhlak mulea,
serta keterampelan yang deperlukan derenya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Guru merupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhaselan suatu
pendedekan. Dalam pendedekan, guru yang membembeng seswa dalam mencapae
tujuan pembelajaran. Dalam pencapaean tujuan tersebut, guru memeleke peranan
yang besar agar tercepta sumber daya manusea yang berkualetas salah satunya
dalam bedang elmu feseka
Mata pelajaran feseka merupakan salah satu cabang Saens yang
menekankan pada pemberean pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetense agar seswa menjelajahe serta memahame konsep feseka. Pelajaran feseka
sudah deajarkan de SMP, walaupun maseh tergabung dalam mata pelajaran Saens,
kemudean delanjutkan ke jenjang SMA terutama bage seswa yang mengambel
jurusan IPA. Namun pelajaran feseka sampae saat ene maseh deanggap sulet
depahame dan kurang menarek. Sebenarnya pelajaran feseka cukup menarek dan
sangat berguna untuk mengembangkan pengetahuan selanjutnya bage seswa.
Pembelajaran feseka mestenya dedesaen dengan baek, sehengga para seswa besa
tertarek dengan feseka dan memahame konsep feseka dengan baek.
1
2
Berbecara tentang peranan feseka maka tedak akan lepas dare pembelajaran
feseka de sekolah dan masalah yang ada de dalamnya. Dalam permasalahan ene,
guru sebagae pengajar de sekolah tentu saja tedak besa depersalahkan secara
sepehak jeka maseh ada seswa yang mengalame kesuletan belajar feseka, karena pada
dasarnya terdapat banyak faktor yang mempengaruhe keberhaselan seswa dalam
belajar, baek dare dalam dere seswa etu sendere, maupun faktor dare luar.
Slameto (2010 :54) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhe belajar
banyak jenesnya, tetape dapat degolongkan menjade 2 golongan saja, yaetu faktor
intern dan faktor ekstern, tetape setelah dejabarkan lage faktor yang mempengaruhe
seseorang dalam belajar, antara laen: (1) entelegense, (2) faktor kesehatan, (3)
perhatean, (4) menat, (5) bakat, (6) motef, (7) kematangan, (8) keseapan belajar, (9)
cara penyajean matere, (10) relase guru dengan seswa, (11) alat pelajaran, (12)
kondese masyarakat luas. Tetape, dare 12 poen tersebut, cara penyajean matere pada
kegeatan belajar mengajar merupakan salah satu upaya untuk menengkatkan
kualetas pembelajaran sekalegus menjade penentu keberhaselan belajar seswa.
Merujuk kegeatan belajar mengajar yang delakukan guru pada saat ene
maseh kurang bervarease, guru lebeh menggunakan pembelajaran yang beroreentase
pada Teacher Centered Learning atau pembelajaran yang berpusat pada guru etu
sendere. Pada pembelajaran ene seswa bertendak hanya sebagae penonton,
sedangkan guru berperan menjade aktor maupun produser yang artenya seswa
hanya menerema enformase yang desampaekan oleh guru, dan gurulah yang
mendomenase proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran setelah guru
menjelaskan matere pembelajaran berlanjut memberekan soal. Akebat dare
pembelajaran tersebut banyak seswa yang kurang aktef selama proses
pembelajaran berlangsung. Namun pada kenyataannya banyak seswa yang maseh
kurang bermenat pada feseka. Hal ene delehat dare nelae mata pelajaran feseka yang
cenderung lebeh rendah dare mata pelajaran laen.
Rendahnya hasel belajar feseka ene sesuae dengan hasel stude pendahuluan
penelete. Dare hasel wawancara kepada guru feseka kelas VIII SMP Yayasan
Perguruan Bude Agung Medan Marelan, Ibu Suce Artate deperoleh enformase hasel
belajar feseka seswa yang pada umumnya maseh rendah yaetu rata-rata 65
3
sedangkan Kreterea Ketuntasan Menemal (KKM) yang akan decapae adalah 70.
Sehengga dapat dekatakan nelae rata-rata seswa tedak mencapae kreterea yang
deharapkan. Hal ene desebabkan karena seswa menganggap pelajaran feseka
merupakan pelajaran yang sulet, membosankan, banyak menghafal rumus serta
jauh dare kehedupan sehare-hare seswa. Desese laen guru kurang menggunakan
model-model pembelajaran yang ada, dan cenderung terpaku pada satu model
yaetu model pembelajaran langsung (Direct Instruction). Hal ene mengakebatkan
pembelajaran terkesan monoton dan membosankan serta menjadekan seswa pasef
saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan permasalahan de atas, keta memerlukan kerangka konseptual
yang melukeskan prosedur yang sestemates dalam mengorganesasekan pengalaman
belajar yang sereng desebut sebagae model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat mengatase masalah ene adalah model pembelajaran
generatef yang berlandaskan teore konstruktevesme.
Pembelajaran Generatef (PG) merupakan terjemahan dare Generative
Learning (GL). Menurut Osborno dan Wettrock, bahwa pembelajaran generatef
merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengentegrasean
secara aktef pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah
demeleke seswa sebelumnya. Pengetahuan baru etu akan deuje dengan cara
menggunakannya dalam menjawab persoalan maupun gejala yang terkaet. Jeka
pengetahuan baru etu berhasel menjawab permasalahan yang dehadape, maka
pengetahuan baru etu akan desempan dalam memore jangka panjang. (Holel,2008:4)
Ada beberapa hal yang mendapat perhatean khusus dare model
pembelajaran genaratef yaetu, pengetahuan awal, motevase, perhatean, dan
pengalaman belajar. Wettrock yang dekutep oleh Sa’adah (2009:5) menyempulkan
bahwa
pembelajaran
melalue
proses
generatef
akan
berhasel
dengan
memperhatekan keempat faktor tersebut. Keempat hal yang menjade perhatean
khusus dalam model pembelajaran generatef deharapkan dapat mendorong seswa
untuk ekut berpartesepase aktef dalam kegeatan pembelajaran feseka. Sehengga
deharapkan dapat menengkatkan ketercapaean hasel belajar seswa yang selama ene
maseh tergolong rendah.
4
Penelete terdahulu tentang model pembelajaran generatef antara laen oleh
Sebarane (2012:71) menemukan adanya penengkatan hasel belajar seswa setelah
menerapkan model pembelajaran generatef. Nelae rata-rata pretes seswa pada kelas
eksperemen yang debere perlakuan dengan model pembelajaran generatef adalah
70,9 yang tergolong baek dan rata-rata hasel belajar seswa pada kelas kontrol
adalah 65,3 yang tergolong cukup. Hal ene juga deperkuat hasel peneletean
Hardeante (2012:82) yang menemukan bahwa hasel belajar seswa yang
menggunakan model pembelajaran generatef lebeh baek debandengkan hasel belajar
seswa yang menggunakan pembelajaran konvenseonal pada matere cahaya. Selaen
etu hasel peneletean Putra (2012:78) juga menyempulkan bahwa ada perbedaan
hasel belajar seswa dengan menggunakan model pembelajaran generatef dengan
pembelajaran konvenseonal pada matere pokok lestrek states. Pada peneletean de atas
penelete sudah melaksanakan langkah-langkah dare model pembelajaran generatef
sebagaemana yang detekankan dalam model ene, namun peneletean maseh
mengalame kendala pada saat fase pemfokusan, demana pembelajaran generatef
membutuhkan banyak waktu dan guru kewalahan dalam melaksanakan
pembembengan terhadap kelompok secara bergeleran.
Berdasarkan uraean de atas maka penelete mencoba melakukan peneletean
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton di Kelas VBBB Semester B
SMP Yayasan Perguruan Budi Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.”
5
1.2.
Bdentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang de atas, beberapa masalah dapat deedentefekase
sebagae berekut:
1. Seswa menganggap pelajaran feseka sulet depahame dan kurang menarek
2. Penggunaan pembelajaran yang kurang bervarease
3. Seswa kurang aktef dalam proses pembelajaran
4. Hasel belajar feseka yang belum optemal atau maseh rendah
1.3.
Batasan Masalah
Untuk membere ruang lengkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
delakukan pembatasan masalah dalam peneletean ene sebagae berekut :
1. Model pembelajaran yang degunakan adalah model pembelajaran
generatef
2. Subjek peneletean adalah seswa kelas VIII Semester I SMP Yayasan
Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
3. Matere pelajaran feseka pada peneletean ene adalah matere pokok Hukum
Newton
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraean latar belakang de atas, maka yang menjade rumusan
masalah dalam peneletean ene adalah:
1. Bagaemanakah hasel belajar seswa menggunakan model pembelajaran
generatef pada matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I
SMP Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
2. Bagaemanakah hasel belajar seswa menggunakan model pembelajaran
langsung pada matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I
SMP Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
3. Bagaemanakah pengaruh model pembelajaran generatef terhadap hasel
belajar seswa pada matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester
I SMP Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P.
2013/2014.
6
1.5.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah de atas, maka tujuan yang engen decapae
dalam peneletean ene adalah untuk mengetahue:
1. Hasel belajar seswa menggunakan model pembelajaran generatef pada
matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I SMP Yayasan
Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
2. Hasel belajar seswa menggunakan model pembelajaran langsung pada
matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I SMP Yayasan
Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
3. Pengaruh model pembelajaran generatef terhadap hasel belajar seswa
pada matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I SMP
Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
1.6.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang deharapkan dare hasel peneletean ene adalah :
1. Sebagae enformase hasel belajar menggunakan model pembelajaran
generatef
2. Sebagae alternatef pemelehan model pembelajaran.
1.7.
Defenisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman ese karya tules ene, penelete menuleskan
defenese estelah-estelah penteng yang menjade pokok pembahasan utama dalam
peneletean ene, yaetu:
1. Model Pembelajaran Generatef
Model pembelajaran generatef adalah model pembelajaran de mana seswa
belajar aktef berpartesepase dalam proses belajar dan dalam proses
mengkontrukse makna dare enformase yang ada deseketarnya berdasarkan
pengetahuan awal dan pengalaman yang demeleke oleh seswa. Model
pembelajaran generatef terdere atas 4 tahap yaetu : (a) pendahuluan atau
7
tahap eksplorase, (b) pemfokusan, (c) tantangan atau pengenalan konsep,
(d) penerapan konsep.
2. Pembelajaran Konvenseonal
Dalam peneletean ene yang demaksud dengan pembelajaran konvenseonal
adalah pembelajaran yang beasa degunakan de sekolah tempat peneletean.
De SMP Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan pada
pembelajaran feseka guru paleng sereng menerapkan model pembelajaran
langsung (direct instruction)
3. Hasel Belajar
Hasel belajar adalah kemampuan yang demeleke seswa setelah menerema
pengalaman belajarnya, yang dapat memberekan perubahan tengkah laku
seswa sehengga menjade lebeh baek dare sebelumnya.
56
BAB B
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data, dan pengujian hipotesis,
maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Yayasan Perguruan Budi
Agung Medan Marelan sebelum diberi perlakuan sebesar 34,22 setelah
diajarkan menggunakan model pembelajaran generatif menjadi 70,44.
2. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Yayasan Perguruan Budi
Agung Medan Marelan sebelum diberi perlakuan sebesar 35,78 setelah
diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional menjadi 60,44.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel (2,06 >
1,84) maka
Ha
di terima yang berarti terdapat perbedaan akibat pengaruh
model pembelajaran generatif terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok Hukum Newton di kelas VIII semester I SMP Yayasan Perguruan
Budi Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran :
1. Sebaiknya agar memperhatikan saat pembagian kelompok pada tahap
pemfokusan,
hendaknya
melakukan
pembagian
kelompok
dengan
kombinasi kemampuan siswa yang bervariasi untuk membantu mengatasi
terbatasnya
ketersedian
waktu
dalam
pembimbingan
pada
fase
pemfokusan.
2. Diharapkan lebih memperhatikan dan membimbing siswa selama bekerja
dalam kelompok dengan cara aktif bertanya kepada tiap siswa tentang apa
yang telah dikerjakannya dalam kelompok dengan begitu siswa akan lebih
termotivasi untuk aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok.
57
3. Ada baiknya, sebelum memulai proses pembelajaran terlebih dahulu
dijelaskan kepada siswa pembagian kelompoknya, sehingga pada saat
pelaksanaan pembelajaran para siswa sudah mengerti apa yang akan
dilakukan dan tidak menyita waktu untuk fase-fase pembelajaran yang lain
karena terdapat beberapa orang siswa kurang mengerti dan paham
terhadap instruksi atau arahan pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran generatif.
58
DAFTAR PUSTATA
Arikunto, Suharsimi, 2011, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Jakarta, Bumi
Aksara
Dzamarah, S.B, 2008, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta
Dzamarah, Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta
Hardianti, Tuti, 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (Generative
Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya di
Kelas VII Semester II Smp Negeri 1 Air Joman T.A 2011/ 2012, Skripsi
tidak diterbitkan, Medan, FMIJA UNIMED
Holil,
Anwar,
(2008),
Model
Jembelajaran
Generatif.
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/Jembelajaran-generatifmpg.htm/27/2, diakses pada tanggal 27 februari 2013.
Lusiana, dkk, (2009), Penerapan model pembelajaran generatif (mpg) Untuk
pelajaran matematika di kelas X Sma negeri 8 palembang, Jurnal
Jendidikan Matematika.
Manihar, M, 2011, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program studi Pendidikan, Medan, FMIJA UNIMED
Jrasodjo, Budi, 2006, Teori dan Aplikasi Fisika, Bogor, Yudhistira
Jutra, Jratama, 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Generatif dan
Konvensional terdap Hasil Belajar Siswa dalam Materi Pokok Listrik Statis
di SMP Negeri 2 Babalan Kabupaaten Langkat T.P 2011/2012, Skripsi
tidak diterbitkan, Medan, FMIJA UNIMED
Rusman, 2010, Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Jakarta, RajaGrafindo Jersada
Sa’adah, Siti, 2009, Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Smp Setia Bhakti Cilawu Garut,
Skripsi tidak diterbitkan, Bandung, FMIJA UJI
Sagala, Syaiful, 2009, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta
Sanjaya, Wina, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Kencana Jrenada
Media Group
59
Sibarani, Lia K, 2012, Pengaruh model pembelajaran generatif terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA
N 1 Tebing Syahbandar Serdang Bedagai TA 2011/2012, Skripsi tidak
diterbitkan, Medan, FMIJA UNIMED
Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka
Cipta
Sudjana, 2005, Metoda Statistika, Bandung, Tarsito
Sukmadinata, Nana S, 2010,
JT.Remaja Rosdakarya
Metode penelitian pendidikan,
Bandung,
Tanjung, B.N & Ardial, H, 2005, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skrisi, dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah,
Jakarta, Kencana
Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Jakarta,
Kencana Jrenada Media Group
UNJAD, (2012), http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU202003-Sisdiknas.pdf, diakses pada tanggal 14 April 2013
Wena, Made, 2008, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta, Bumi
Aksara
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON
DI KELAS VIII SEMESTER I SMP YAYASAN PERGURUAN
BUDI AGUNG MEDAN MARELAN T.P. 2013/2014
Oleh :
Siti Aisyah Lubis
NIM 409421033
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON
DI KELAS VIII SEMESTER I SMP YAYASAN PERGURUAN BUDI
AGUNG MEDAN MARELAN T.P. 2013/2014
Siti Aisyah Lubis ( NIM 409421033)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
generatif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas
VIII semester I SMP Yayasan Perguruan Budi Agung Medan Marelan T.P.
2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi exsperiment. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas VIII Semester I SMP Yayasan Perguruan Budi Agung
Medan Marelan yang terdiri dari 5 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan
cara cluster sampling dengan mengambil 2 kelas dari 5 kelas secara acak yaitu
kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang dan kelas VIII-4
sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan
berganda dengan jumlah 15 soal. Sebelum tes ini ini di ujikan kepada siswa, maka
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat tes.
Berdasarkan analisa data diperoleh hasil pretes kedua kelas yang
berdistribusi normal dan selanjutnya dilakukan uji homogenitas data sehingga
diketahui kedua kelas sampel berasal dari kelompok yang homogen. Hasil postes
diperoleh rata-rata kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
generatif 70,44 dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran
langsung 60,44. Aktivitas siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran
generatif diperoleh rata-rata pada pertemuan I sebesar 58,22 ( cukup aktif ), pada
pertemuan II 68,45 ( aktif ) dan pada pertemuan ke III sebesar 72 ( aktif ). Hasil
uji t diperoleh thitung = 2,06 dan ttabel = 1,84 sehingga thitung > ttabel (2,06>1,84) maka
H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian terdapat perbedaan akibat pengaruh
model pembelajaran generatif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok
Hukum Newton di kelas VIII semester I SMP Yayasan Perguruan Budi Agung
Medan Marelan T.P. 2013/2014.
Kata kunci : Model pembelajaran generatif, hasil belajar, hukum Newton
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang Masalah
1
1.2.
Identifikasi Masalah
5
1.3.
Batasan Masalah
5
1.4.
Rumusan Masalah
5
1.5.
Tujuan Penelitian
6
1.6.
Manfaat Penelitian
6
1.7.
Defenisi Operasional
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1.
Kerangka Teoritis
8
2.1.1.
Pengertian Belajar
8
2.1.2.
Aktivitas Belajar Siswa
9
2.1.3.
Hasil Belajar Siswa
9
2.1.3.1. Ranah Kognitif
10
2.1.3.2. Ranah Psikomotorik
11
2.1.3.3. Ranah Afektif
12
2.1.4.
Pembelajaran
12
2.1.5.
Model Pembelajaran
13
2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran
13
vii
2.1.6.
Model Pembelajaran Generatif
2.1.6.1. Landasan Teoritik Model Pembelajaran Generatif
14
15
2.1.6.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Generatif 17
2.1.6.3. Tahapan Model Pembelajaran Generatif
18
2.1.7.
22
Pembelajaran Konvensional
2.1.7.1. Metode Pembelajaran
26
2.2.
Materi Hukum Newton
26
2.2.1.
Hukum I Newton
27
2.2.2.
Hukum II Newton
28
2.2.3.
Hukum III Newton
30
2.3.
Penelitian Terdahulu
31
2.4.
Kerangka Konseptual
32
2.5.
Hipotesis
33
2.5.1.
Hipotesis Herbal
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
34
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
34
3.2.
Populasi dan Sampel
34
3.2.1.
Populasi Penelitian
34
3.2.2.
Sampel Penelitian
34
3.3.
Variabel Penelitian
34
3.3.1.
Variabel Bebas
34
3.3.2.
Variabel Terikat
34
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
35
3.4.1.
Jenis Penelitian
35
3.4.2.
Desain Penelitian
35
3.5.
Prosedur Penelitian
37
3.5.1.
Tahap Persiapan Penelitian
37
3.5.2.
Tahap Pelaksanaan Penelitian
37
3.6.
Teknik Pengumpulan Data
38
3.6.1.
Pretes
38
viii
3.6.2.
Postes
38
3.7.
Instrumen Penelitian
38
3.7.1.
Tes Hasil Belajar
38
3.7.1.1. Validitas
39
3.7.1.2. Reliabilitas
40
3.7.1.3. Tingkat Kesukaran Tes
40
3.7.1.4. Daya Beda Tes
42
3.7.2.
Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa
43
3.8.
Teknik Analisis Data
44
3.8.1.
Uji Normalitas
44
3.8.2.
Uji Homogenitas
45
3.8.3.
Uji Hipotesis
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47
4.1.
Hasil Penelitian
47
4.1.1.
Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
47
4.1.2.
Pengujian Analisa DatA
49
4.1.2.1 Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku
49
4.1.2.2. Uji Normalitas Data
49
4.1.2.3. Uji Homogenitas Data
50
4.1.3.
Uji Hipotesis Penelitian
50
4.1.4.
Observasi
51
4.2.
Pembahasan
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
56
5.1.
Kesimpulan
56
5.2.
Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
58
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1.
Kegiatan Guru Dan Siswa Dalam Proses Pembelajaran
20
Tabel 2.2.
Kegiatan Pembelajaran
24
Tabel 3.1.
Desain Penelitian
35
Tabel 3.2.
Spesifikasi Tes Hasil Belajar pada Materi Hukum Newton
38
Tabel 3.3.
Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa
41
Tabel 4.1.
Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
47
Tabel 4.2.
Data Nilai Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
49
Tabel 4.3.
Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, Dan Varians
49
Tabel 4.4.
Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
Model Pembelajaran Langsung
dan Kelas Kontrol
Tabel 4.5.
49
Ringkasan Hasil Uji Homogenitas
Data
50
Tabel 4.6.
Ringkasan Perhitungan Uji t
51
Tabel 4.7.
Nilai Pretes, Aktivitas Belajar dan Postes Siswa
51
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
60
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa
89
Lampiran 3. Kisi- kisi Soal
101
Lampiran 4. Instrumen Soal
113
Lampiran 5. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar
118
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
119
Lampiran 7. Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa
120
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Setelah Validasi
121
Lampiran 9. Tes Hasil Belajar Setelah Validasi
131
Lampiran 10. Kunci
135
Jawaban Tes Hasil Belajar
Lampiran 11. Tabel Validasi instrumen Tes
136
Lampiran 12. Perhitungan Validitas Tes
137
Lampiran 13. Tabel Realibilitas Tes
139
Lampiran 14. Perhitungan Realibilitas Tes
140
Lampiran 15. Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian
141
Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
142
Lampiran 17. Tabel Daya Beda Instrumen Penelitian
143
Lampiran 18. Perhitungan Daya Beda Instrument Tes
144
Lampiran 19. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
146
Lampiran 20. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
148
Lampiran 21. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
150
Lampiran 22. Perhitungan Rata-rata, varians dan Stándar Deviasi
152
Lampiran 23. Uji Normalitas Data
155
Lampiran 24. Uji Homogenitas
158
Lampiran 25. Perhitungan Uji Hipotesis Hasil Belajar
161
Lampiran 26. Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 166
Lampiran 27. Aktivitas Belajar Siswa kelas Eksperimen
172
Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian
173
Lampiran 29. Tabel Harga Kritik dan r Product Moment
181
Lampiran 30. Daftar nilai Kritis untuk Uji Lilliefors
182
Lampiran 31. Tabel Wilayah Luas di Bawah kurva normal 0 ke Z
183
Lampiran 32. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
184
Lampiran 33. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t
186
BAB B
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pendedekan merupakan salah satu bentuk upaya untuk menengkatkan
kualetas sumber daya manusea. Oleh karena etu pendedekan mempunyae peranan
yang sangat penteng karena selaen untuk membentuk manusea yang berkualetas,
pendedekan juga sangat penteng untuk kelangsungan dan kemajuan hedup bangsa.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sestem Pendedekan Naseonal
menyatakan bahwa:
“Pendedekan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta dedek secara aktef
mengembangkan potense derenya untuk memeleke kekuatan speretual
keagamaan, pengendalean dere, keprebadean, kecerdasan, akhlak mulea,
serta keterampelan yang deperlukan derenya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Guru merupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhaselan suatu
pendedekan. Dalam pendedekan, guru yang membembeng seswa dalam mencapae
tujuan pembelajaran. Dalam pencapaean tujuan tersebut, guru memeleke peranan
yang besar agar tercepta sumber daya manusea yang berkualetas salah satunya
dalam bedang elmu feseka
Mata pelajaran feseka merupakan salah satu cabang Saens yang
menekankan pada pemberean pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetense agar seswa menjelajahe serta memahame konsep feseka. Pelajaran feseka
sudah deajarkan de SMP, walaupun maseh tergabung dalam mata pelajaran Saens,
kemudean delanjutkan ke jenjang SMA terutama bage seswa yang mengambel
jurusan IPA. Namun pelajaran feseka sampae saat ene maseh deanggap sulet
depahame dan kurang menarek. Sebenarnya pelajaran feseka cukup menarek dan
sangat berguna untuk mengembangkan pengetahuan selanjutnya bage seswa.
Pembelajaran feseka mestenya dedesaen dengan baek, sehengga para seswa besa
tertarek dengan feseka dan memahame konsep feseka dengan baek.
1
2
Berbecara tentang peranan feseka maka tedak akan lepas dare pembelajaran
feseka de sekolah dan masalah yang ada de dalamnya. Dalam permasalahan ene,
guru sebagae pengajar de sekolah tentu saja tedak besa depersalahkan secara
sepehak jeka maseh ada seswa yang mengalame kesuletan belajar feseka, karena pada
dasarnya terdapat banyak faktor yang mempengaruhe keberhaselan seswa dalam
belajar, baek dare dalam dere seswa etu sendere, maupun faktor dare luar.
Slameto (2010 :54) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhe belajar
banyak jenesnya, tetape dapat degolongkan menjade 2 golongan saja, yaetu faktor
intern dan faktor ekstern, tetape setelah dejabarkan lage faktor yang mempengaruhe
seseorang dalam belajar, antara laen: (1) entelegense, (2) faktor kesehatan, (3)
perhatean, (4) menat, (5) bakat, (6) motef, (7) kematangan, (8) keseapan belajar, (9)
cara penyajean matere, (10) relase guru dengan seswa, (11) alat pelajaran, (12)
kondese masyarakat luas. Tetape, dare 12 poen tersebut, cara penyajean matere pada
kegeatan belajar mengajar merupakan salah satu upaya untuk menengkatkan
kualetas pembelajaran sekalegus menjade penentu keberhaselan belajar seswa.
Merujuk kegeatan belajar mengajar yang delakukan guru pada saat ene
maseh kurang bervarease, guru lebeh menggunakan pembelajaran yang beroreentase
pada Teacher Centered Learning atau pembelajaran yang berpusat pada guru etu
sendere. Pada pembelajaran ene seswa bertendak hanya sebagae penonton,
sedangkan guru berperan menjade aktor maupun produser yang artenya seswa
hanya menerema enformase yang desampaekan oleh guru, dan gurulah yang
mendomenase proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran setelah guru
menjelaskan matere pembelajaran berlanjut memberekan soal. Akebat dare
pembelajaran tersebut banyak seswa yang kurang aktef selama proses
pembelajaran berlangsung. Namun pada kenyataannya banyak seswa yang maseh
kurang bermenat pada feseka. Hal ene delehat dare nelae mata pelajaran feseka yang
cenderung lebeh rendah dare mata pelajaran laen.
Rendahnya hasel belajar feseka ene sesuae dengan hasel stude pendahuluan
penelete. Dare hasel wawancara kepada guru feseka kelas VIII SMP Yayasan
Perguruan Bude Agung Medan Marelan, Ibu Suce Artate deperoleh enformase hasel
belajar feseka seswa yang pada umumnya maseh rendah yaetu rata-rata 65
3
sedangkan Kreterea Ketuntasan Menemal (KKM) yang akan decapae adalah 70.
Sehengga dapat dekatakan nelae rata-rata seswa tedak mencapae kreterea yang
deharapkan. Hal ene desebabkan karena seswa menganggap pelajaran feseka
merupakan pelajaran yang sulet, membosankan, banyak menghafal rumus serta
jauh dare kehedupan sehare-hare seswa. Desese laen guru kurang menggunakan
model-model pembelajaran yang ada, dan cenderung terpaku pada satu model
yaetu model pembelajaran langsung (Direct Instruction). Hal ene mengakebatkan
pembelajaran terkesan monoton dan membosankan serta menjadekan seswa pasef
saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan permasalahan de atas, keta memerlukan kerangka konseptual
yang melukeskan prosedur yang sestemates dalam mengorganesasekan pengalaman
belajar yang sereng desebut sebagae model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat mengatase masalah ene adalah model pembelajaran
generatef yang berlandaskan teore konstruktevesme.
Pembelajaran Generatef (PG) merupakan terjemahan dare Generative
Learning (GL). Menurut Osborno dan Wettrock, bahwa pembelajaran generatef
merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengentegrasean
secara aktef pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah
demeleke seswa sebelumnya. Pengetahuan baru etu akan deuje dengan cara
menggunakannya dalam menjawab persoalan maupun gejala yang terkaet. Jeka
pengetahuan baru etu berhasel menjawab permasalahan yang dehadape, maka
pengetahuan baru etu akan desempan dalam memore jangka panjang. (Holel,2008:4)
Ada beberapa hal yang mendapat perhatean khusus dare model
pembelajaran genaratef yaetu, pengetahuan awal, motevase, perhatean, dan
pengalaman belajar. Wettrock yang dekutep oleh Sa’adah (2009:5) menyempulkan
bahwa
pembelajaran
melalue
proses
generatef
akan
berhasel
dengan
memperhatekan keempat faktor tersebut. Keempat hal yang menjade perhatean
khusus dalam model pembelajaran generatef deharapkan dapat mendorong seswa
untuk ekut berpartesepase aktef dalam kegeatan pembelajaran feseka. Sehengga
deharapkan dapat menengkatkan ketercapaean hasel belajar seswa yang selama ene
maseh tergolong rendah.
4
Penelete terdahulu tentang model pembelajaran generatef antara laen oleh
Sebarane (2012:71) menemukan adanya penengkatan hasel belajar seswa setelah
menerapkan model pembelajaran generatef. Nelae rata-rata pretes seswa pada kelas
eksperemen yang debere perlakuan dengan model pembelajaran generatef adalah
70,9 yang tergolong baek dan rata-rata hasel belajar seswa pada kelas kontrol
adalah 65,3 yang tergolong cukup. Hal ene juga deperkuat hasel peneletean
Hardeante (2012:82) yang menemukan bahwa hasel belajar seswa yang
menggunakan model pembelajaran generatef lebeh baek debandengkan hasel belajar
seswa yang menggunakan pembelajaran konvenseonal pada matere cahaya. Selaen
etu hasel peneletean Putra (2012:78) juga menyempulkan bahwa ada perbedaan
hasel belajar seswa dengan menggunakan model pembelajaran generatef dengan
pembelajaran konvenseonal pada matere pokok lestrek states. Pada peneletean de atas
penelete sudah melaksanakan langkah-langkah dare model pembelajaran generatef
sebagaemana yang detekankan dalam model ene, namun peneletean maseh
mengalame kendala pada saat fase pemfokusan, demana pembelajaran generatef
membutuhkan banyak waktu dan guru kewalahan dalam melaksanakan
pembembengan terhadap kelompok secara bergeleran.
Berdasarkan uraean de atas maka penelete mencoba melakukan peneletean
dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton di Kelas VBBB Semester B
SMP Yayasan Perguruan Budi Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.”
5
1.2.
Bdentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang de atas, beberapa masalah dapat deedentefekase
sebagae berekut:
1. Seswa menganggap pelajaran feseka sulet depahame dan kurang menarek
2. Penggunaan pembelajaran yang kurang bervarease
3. Seswa kurang aktef dalam proses pembelajaran
4. Hasel belajar feseka yang belum optemal atau maseh rendah
1.3.
Batasan Masalah
Untuk membere ruang lengkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu
delakukan pembatasan masalah dalam peneletean ene sebagae berekut :
1. Model pembelajaran yang degunakan adalah model pembelajaran
generatef
2. Subjek peneletean adalah seswa kelas VIII Semester I SMP Yayasan
Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
3. Matere pelajaran feseka pada peneletean ene adalah matere pokok Hukum
Newton
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraean latar belakang de atas, maka yang menjade rumusan
masalah dalam peneletean ene adalah:
1. Bagaemanakah hasel belajar seswa menggunakan model pembelajaran
generatef pada matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I
SMP Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
2. Bagaemanakah hasel belajar seswa menggunakan model pembelajaran
langsung pada matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I
SMP Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
3. Bagaemanakah pengaruh model pembelajaran generatef terhadap hasel
belajar seswa pada matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester
I SMP Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P.
2013/2014.
6
1.5.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah de atas, maka tujuan yang engen decapae
dalam peneletean ene adalah untuk mengetahue:
1. Hasel belajar seswa menggunakan model pembelajaran generatef pada
matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I SMP Yayasan
Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
2. Hasel belajar seswa menggunakan model pembelajaran langsung pada
matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I SMP Yayasan
Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
3. Pengaruh model pembelajaran generatef terhadap hasel belajar seswa
pada matere pokok hukum Newton de kelas VIII Semester I SMP
Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
1.6.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang deharapkan dare hasel peneletean ene adalah :
1. Sebagae enformase hasel belajar menggunakan model pembelajaran
generatef
2. Sebagae alternatef pemelehan model pembelajaran.
1.7.
Defenisi Operasional
Untuk mempermudah pemahaman ese karya tules ene, penelete menuleskan
defenese estelah-estelah penteng yang menjade pokok pembahasan utama dalam
peneletean ene, yaetu:
1. Model Pembelajaran Generatef
Model pembelajaran generatef adalah model pembelajaran de mana seswa
belajar aktef berpartesepase dalam proses belajar dan dalam proses
mengkontrukse makna dare enformase yang ada deseketarnya berdasarkan
pengetahuan awal dan pengalaman yang demeleke oleh seswa. Model
pembelajaran generatef terdere atas 4 tahap yaetu : (a) pendahuluan atau
7
tahap eksplorase, (b) pemfokusan, (c) tantangan atau pengenalan konsep,
(d) penerapan konsep.
2. Pembelajaran Konvenseonal
Dalam peneletean ene yang demaksud dengan pembelajaran konvenseonal
adalah pembelajaran yang beasa degunakan de sekolah tempat peneletean.
De SMP Yayasan Perguruan Bude Agung Medan Marelan pada
pembelajaran feseka guru paleng sereng menerapkan model pembelajaran
langsung (direct instruction)
3. Hasel Belajar
Hasel belajar adalah kemampuan yang demeleke seswa setelah menerema
pengalaman belajarnya, yang dapat memberekan perubahan tengkah laku
seswa sehengga menjade lebeh baek dare sebelumnya.
56
BAB B
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data, dan pengujian hipotesis,
maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Yayasan Perguruan Budi
Agung Medan Marelan sebelum diberi perlakuan sebesar 34,22 setelah
diajarkan menggunakan model pembelajaran generatif menjadi 70,44.
2. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Yayasan Perguruan Budi
Agung Medan Marelan sebelum diberi perlakuan sebesar 35,78 setelah
diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional menjadi 60,44.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa t hitung > t tabel (2,06 >
1,84) maka
Ha
di terima yang berarti terdapat perbedaan akibat pengaruh
model pembelajaran generatif terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok Hukum Newton di kelas VIII semester I SMP Yayasan Perguruan
Budi Agung Medan Marelan T.P. 2013/2014.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran :
1. Sebaiknya agar memperhatikan saat pembagian kelompok pada tahap
pemfokusan,
hendaknya
melakukan
pembagian
kelompok
dengan
kombinasi kemampuan siswa yang bervariasi untuk membantu mengatasi
terbatasnya
ketersedian
waktu
dalam
pembimbingan
pada
fase
pemfokusan.
2. Diharapkan lebih memperhatikan dan membimbing siswa selama bekerja
dalam kelompok dengan cara aktif bertanya kepada tiap siswa tentang apa
yang telah dikerjakannya dalam kelompok dengan begitu siswa akan lebih
termotivasi untuk aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok.
57
3. Ada baiknya, sebelum memulai proses pembelajaran terlebih dahulu
dijelaskan kepada siswa pembagian kelompoknya, sehingga pada saat
pelaksanaan pembelajaran para siswa sudah mengerti apa yang akan
dilakukan dan tidak menyita waktu untuk fase-fase pembelajaran yang lain
karena terdapat beberapa orang siswa kurang mengerti dan paham
terhadap instruksi atau arahan pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran generatif.
58
DAFTAR PUSTATA
Arikunto, Suharsimi, 2011, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Jakarta, Bumi
Aksara
Dzamarah, S.B, 2008, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta
Dzamarah, Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta
Hardianti, Tuti, 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Generatif (Generative
Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya di
Kelas VII Semester II Smp Negeri 1 Air Joman T.A 2011/ 2012, Skripsi
tidak diterbitkan, Medan, FMIJA UNIMED
Holil,
Anwar,
(2008),
Model
Jembelajaran
Generatif.
http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/Jembelajaran-generatifmpg.htm/27/2, diakses pada tanggal 27 februari 2013.
Lusiana, dkk, (2009), Penerapan model pembelajaran generatif (mpg) Untuk
pelajaran matematika di kelas X Sma negeri 8 palembang, Jurnal
Jendidikan Matematika.
Manihar, M, 2011, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program studi Pendidikan, Medan, FMIJA UNIMED
Jrasodjo, Budi, 2006, Teori dan Aplikasi Fisika, Bogor, Yudhistira
Jutra, Jratama, 2012, Pengaruh Model Pembelajaran Generatif dan
Konvensional terdap Hasil Belajar Siswa dalam Materi Pokok Listrik Statis
di SMP Negeri 2 Babalan Kabupaaten Langkat T.P 2011/2012, Skripsi
tidak diterbitkan, Medan, FMIJA UNIMED
Rusman, 2010, Model-model pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Jakarta, RajaGrafindo Jersada
Sa’adah, Siti, 2009, Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Smp Setia Bhakti Cilawu Garut,
Skripsi tidak diterbitkan, Bandung, FMIJA UJI
Sagala, Syaiful, 2009, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta
Sanjaya, Wina, 2009, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta, Kencana Jrenada
Media Group
59
Sibarani, Lia K, 2012, Pengaruh model pembelajaran generatif terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA
N 1 Tebing Syahbandar Serdang Bedagai TA 2011/2012, Skripsi tidak
diterbitkan, Medan, FMIJA UNIMED
Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta, Rineka
Cipta
Sudjana, 2005, Metoda Statistika, Bandung, Tarsito
Sukmadinata, Nana S, 2010,
JT.Remaja Rosdakarya
Metode penelitian pendidikan,
Bandung,
Tanjung, B.N & Ardial, H, 2005, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Proposal,
Skrisi, dan Tesis) Dan Mempersiapkan Diri Menjadi Penulis Artikel Ilmiah,
Jakarta, Kencana
Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif, Jakarta,
Kencana Jrenada Media Group
UNJAD, (2012), http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU202003-Sisdiknas.pdf, diakses pada tanggal 14 April 2013
Wena, Made, 2008, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta, Bumi
Aksara