ANALISIS RAGAM HIAS PAKAIAN ADAT PAKPAK DI PAKPAK BHARAT DITINJAU DARI BENTUK WARNA DAN MAKNA SIMBOLIS.

ANALISIS RAGAM HIAS PAKAIAN ADAT PAKPAK DI
PAKPAK BHARAT DITINJAU DARI BENTUK
WARNA DAN MAKNA SIMBOLIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DEWI JULIANA BERUTU
NIM. 209451003

JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah ada diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Medan,

April 2014

Dewi Juliana Berutu
Nim. 209451003

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini Diajukan oleh Dewi Julian Berutu, NIM 209451003
Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Program Studi Pendidikan Seni Rupa / S-1
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan


Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat
untuk Memperolehgelar
Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Medan,

April 2014

Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.
NIP. 19641207 199103 2 002

_______________________

Sekretaris,


Drs. Anam Ibrahim, M.Pd.
NIP.

19600618 198903 1 001

_______________________

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia yang telah diberikan-Nya bagi Penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan karya ilmiah yang harus
diselesaikan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
Fakultas Bahasa dan Seni, Unimed.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini belum mencapai hasil yang
maksimal, untuk itu sangat diharapkan saran dan masukan yang membangun dari
pembaca. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap pengetahuan.
Penulis juga menyadari bahwa banyak hambatan dan kesulitan yang dialami
dalam menyelesaikan skripsi ini, tetapi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
sebuah karya ilmiah tidaklah terwujud tanpa bantuan dari semua pihak, baik
dukungan moral, materi, fasilitas dari lembaga berperan dalam kelancaran

penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan yang berbahagia ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Drs. Anam Ibrahim, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Seni
Rupa .
4. Dr. Wahyu Tri Atmojo, M.Hum. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Seni Rupa, dan selaku penguji.
5. Drs. Nelson Tarigan, M.Si. selaku Pembimbing Skripsi.
6. Drs. R. Triyanto, M.Sn. selaku Pembimbing Akademik dan Penguji.
7. Drs. Osbert Sinaga, M.Si. selaku Penguji.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta
Administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri
Medan.
9. Kedua Orang Tua saya (Mojir Berutu dan Almh. Nosma Tumangger),
atas bantuan doa, materi, moral dan motivasinya.
10. Ketiga adik saya yang saya cintai dan saya sayangi (Nova Lestari
Berutu, Triyanda Yuda Pratidina Berutu, Siyanti Laura Berutu) atas

dukungannya.
11. Instansi Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Camat Sitellu Tali urang Julu Pakpak Bharat yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian.
13. Nin Berutu, Suri Banurea, Listua Padang, S.Pak, Nare Tumangger,
Ringgas Berutu selaku imforman dari penelitian ini.
14. Seluruh pihak keluarga yang turut mendoakan dan memberi dukungan
dalam penyusunan skripsi saya ini.

iii

15. Teman – teman stambuk 2009 Sartika br Sembiring, Afifah, Clara,
Vivi safitri, Vita, Atika, Dwi Esti, Esti karisma, Feri gunawan, DTM
Iskandar, Erwin, Frans Redi, Beringin, Ivan, Anwar, Roles, Dedi,
Israel, Reynaldo, Heri Kantona, Ruhut, Eva, Mely, terima kasih atas
kebersamaan, bantuan, dukungan dan doanya selama saya menyusun
Skripsi ini.
16. Muhaidin Ujung, S.Pai. terima kasih atas dukungan dan do’anya yang
selama ini telah memberi semangat juga memotivasi saya .

17. Abang dan adek stambuk yang memberi motivasi saya.
18. Serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi peneliti dan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang Seni Rupa.
Medan, April 2014
Penulis,

Dewi Juliana Berutu
NIM. 209451003

iv

ABSTRAK
Dewi Juliana Berutu, NIM 209451003. Analisis Ragam Hias Pakaian Adat
Pakpak Di Pakpak Bharat Ditinjau Dari Bentuk Warna Dan Makna Simbolis,
Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola ornamen tradisional Pakpak
Bharat pada pakaian adat Pakpak di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu Kabupaten

Pakpak Bharat, untuk mengetahui perubahan ornamen tradisional Pakpak ditinjau dari
bentuk, warna , dan makna simbolik pada pakaian adat Pakpak, sebagai media estetik dan
upaya pelestarian seni budaya serta melestarikan budaya Pakpak Bharat. Untuk
memperoleh data mengenai analisis ragam hias pakaian adat Pakpak di Pakpak Bharat
dilakukan pengumpulan data melalui instrument penelitian observasi, dokumentasi dan
wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan bentuk, warna dan makna simbolik
pada pakaian adat Pakpak di Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu mengandung makna
kebijakan dalam memimpin serta toleransi terhadap sesama dan mencintai leluhur demi
kesejahteraan bersama. Ragam hias pakaian adat Pakpak diadopsi dari ornamen Pakpak
sehingga menunjukkan ciri khas budaya Pakpak, adapun ornamen yang digunakan
seperti: protor kera, perdori ikan, persupar kelang, perbunga koning, perbunga

kembang, perbunga rintua, perkupkup manun, perbunga pancur, perbunga paku,
tumali sumirpang, persangkut rante, gerga bulan, tumpak salah silima, adep,
cecak (beraspati), nengger, desa siwaluh, niperkelang, ipen-ipen. Beberapa
perlengkapan pada pakaian adat pakpak yaitu: Baju Merapi-api (Baju manikmanik), Bulang-bulang (Penutup kepala untuk laki-laki), Celana panjang, Oles
Sidosdos (Sarung), Borgot (Kalung terbuat dari emas untuk laki-laki), Sabe-sabe
(Selendang), Rempu Riar (Pisau), Rante Abak (Ikat pinggang), Ucang (Tas),
Tongket (Tongkat), Oles Perdabaitak (Sarung), Saong (Penutup kepala pada

wanita), Leppa-leppa (Kalung untuk wanita), Rabi Munduk (Pisau), Papuren
(Sumpit), Culapah (Kotak tembakau), Kancing Emmas (Kancing emas). Adanya
perubahan bentuk, warna dan makna simbolik pada pakaian adat Pakpak di
Pakpak Bharat didasari oleh kreatifitas yang membuatnya dan kurangnya
sumber/bahan untuk mengetahui bentuk, warna dan makna simbolik.

Kata Kunci : Ragam Hias, Pakaian Adat Pakpak.

ii

DAFTAR ISI
PERNYATAAN ............................................................................................
ABSTRAK ....................................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

i

ii
iii
v
vii
viii
ix

BAB. I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
C. Pembatasan Masalah.........................................................................
D. Perumusan Masalah ..........................................................................
E. Tujuan Penelitian ..............................................................................
F. Manfaat Penelitian ............................................................................

1
5
5
6
6

7

BAB . II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis.............................................................................
2.A.1. Pengertian Analisis ..................................................................
2.A.2. Pakaian.....................................................................................
2.A.3. Adat Istiadat .............................................................................
2.A.4. Pakaian Adat Pakpak ...............................................................
2.A.5. Busana dan Perlengkapan Pakaian Adat Pakpak .....................
a. Pakaian Adat Pakpak Untuk Pria ..............................................
b. Pakaian Adat Pakpak Untuk Wanita .........................................
2.A.6. Ragam Hias (Ornamen) ...........................................................
a. Pengertian ...................................................................................
b. Jenis-jenis Ornamen Pakpak .....................................................
1) Ornamen pola Manusia .........................................................
2) Ornamen Pola Hewan ...........................................................
a) Gerga Beraspati (cecak) .............................................
b) Gerga Protor Kera ......................................................
c) Gerga Niperkelang .....................................................
d) Gerga Perdori Ikan .....................................................

e) Gerga Bersupar Kelang ..............................................
3) Ornamen Pola Raksasa/Hayali .............................................
a. Gerga Nengger (Nipermunung) .................................
4) Ornamen Pola Tumbuh-tumbuhan .......................................
a. Gerga Perbunga Koning .............................................
b. Gerga Perhembun Kumeke ........................................
c. Gerga Perkais Manuk Marak .....................................
d. Gerga Perbunga Kembang .........................................
e. Gerga Persalimbat ......................................................
f. Gerga Perbunga Rintua ..............................................

8
8
9
10
12
13
13
15
18
18
19
19
20
21
22
23
23
24
24
25
26
26
27
28
28
29
29

v

g. Gerga Perkupkup Manun ...........................................
h. Gerga Perbunga Pancur ..............................................
i. Gerga Perbunga Paku .................................................
j. Gerga Kettang Tumali Sumirpang .............................
5) Ornamen Pola Geometris..................................................
a. Gerga Ipen-ipen ..........................................................
b. Gerga Persangkut Rante .............................................
6) Ornamen Pola Alam/Kosmos...........................................
a. Gerga Bulan ...............................................................
b. Gerga Tumpak salah Silima .......................................
c. Gerga Desa Siwaluh ...................................................
2.A.7. Simbol ....................................................................................
a. Pengertian Simbol.................................................................
b. Makna Simbol.......................................................................
B. Kerangka Konseptual ....................................................................

30
30
31
31
32
32
33
33
33
34
35
35
35
37
38

BAB. III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ..............................
B. Populasi dan Sampel .............................................................
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................
E. Teknik Analisis Data ............................................................

39
40
41
42
43

BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ...................................................................
B. Penerapan Warna Ragam hias Pakpak ................................
C. Penerapan Makna Simbolis Ragam Hias Pakpak .................
D. Pembahasan ..........................................................................
E. Analisis Hasil Wawancara ....................................................
F. Temuan penelitian ................................................................

46
86
87
87
91
93

BAB. V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................
B. Saran .....................................................................................

94
96

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

98

vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
1. Pakaian Adat pakpak ..........................................................................
2. Gerga Adep .........................................................................................
3. Gerga Cecak .......................................................................................
4. Gerga protor Kera ..............................................................................
5. Gerga Niper Kelang ...........................................................................
6. Gerga Perdori Ikan ............................................................................
7. Gerga Besupar Kelang .......................................................................
8. Gerga Nengger ...................................................................................
9. Gerga Perbunga Koning ....................................................................
10. Gerga Perhembun Kumeke .................................................................
11. Gerga Perkais Manuk .........................................................................
12. Gerga Perbunga Kembang .................................................................
13. Gerga Persalimbat .............................................................................
14. Gerga Perbunga Rintua......................................................................
15. Gerga Perkupkup Manun ...................................................................
16. Gerga Perbunga Pancur ....................................................................
17. Gerga Perbunga Paku ........................................................................
18. Gerga Tumali Sumirpang ...................................................................
19. Gerga Ipen-ipen ..................................................................................
20. Gerga Persangkut Rante ....................................................................
21. Gerga Bulan .......................................................................................
22. Gerga Tumpak Salah Silima ...............................................................
23. Gerga Desa Siwaluh ...........................................................................
24. Pakaian Adat Pada Laki-laki ..............................................................
25. Pakaian Adat pada Wanita .................................................................
26. Pakaian Adat pada Wanita .................................................................
27. Pakaian Adat pada Wanita .................................................................
28. Pakaian Adat pada Laki-laki ..............................................................
29. Bogot atau Leppa-leppa .....................................................................
30. Tongket (Tongkat) ..............................................................................
31. Culapah (Tempat Tembakau) ............................................................
32. Oles Perbunga Mbacang....................................................................
33. Oles Perbunga Mbacang....................................................................
34. Oles Silima Takal ...............................................................................
35. Oles Sidosdos .....................................................................................
36. Oles Sori-sori .....................................................................................
37. Oles Pemottari ...................................................................................
38. Rabi Munduk (Pisau) ..........................................................................

vii

18
20
22
22
23
24
24
25
27
27
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
34
34
35
47
50
53
57
60
63
67
70
72
74
76
79
81
83
84

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah
Provinsi Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari
33 Kabupaten dan kota yang berbatasan dengan Provisi Nangroe Aceh
Darussalam (NAD) dan Sumatera Barat dan dihuni 8 etnis asli ditambah dengan
etnis pendatang. Salah satu etnis asli Sumatera Utara adalah Suku Pakpak yang
bermukim pada Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Dairi. Letak geografis
02o47’08”-02o15’49”LU

dan

98o4”12”-98o28’01”BT,

Batas

administrasi

Kabupaten Pakpak bharat adalah sebagai berikut; sebelah Utara berbatasan
dengan Kabupaten Dairi (Kecamatan Parbuluan, Kecamatan Silima PunggaPungga, Lae Parira, dan Sidikalang), sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Toba Samosir (Kecamatan Harian), sebelah Selatan berbatasan dngan Kabupaten
Tapanuli

Tengah

(Kecamatan

Manduamas),

dan

Kabupaten

Humbang

Hasundutan (Kecamatan Tarabintang), sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Aceh.
Luas Kabupaten Pakpak Bharat adalah 135.610 Ha, yang terdiri dari 8
Kecamatan (114 Desa) yakni Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan
Sitellu Tali Urang Julu, Kecamatan Siteellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada,
Kecamatan Pergetteng Getteng Sengkut,Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan
Pagindar. Pada umumnya Kabupaten Pakpak Bharat berada pada ketinggian rata-

1

2

rata antara 250-1.400 meter diatas permukaan laut. Dilihat dari kemiringan
lerengnya, Kabupaten Paakpak Bharat memiliki keadaan lereng yang bervariasi
yaitu mulai dari datar, berombak, bergelombang, curam hingga terjal. Suhu udara
rata-rata berkisar antara 18o sampai 28o C. kelembaban udara relative rata-rata
berkisar antara 86%-92%. Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat adalah
sebanyak 40.884 jiwa, yang terdiri dari 20.676 jiwa penduduk laki-laki dan
20.208 jiwa penduduk perempuan. Pakpak Bharat tergolong ke daerah beriklim
tropis dengan kondisi geografis berbukit-bukit. Kabupaten Pakpak Bharat
beriklim sedang, dengan curah hujan pertahun sebesar 311 mm. Komoditi
unggulan Kabupaten Pakpak Bharat yaitu sektor Perkebunan dan perikanan. Sub
sektor perkebunan komoditi yang diunggulkan berupa kopi, kakao, kelapa sawit,
Kelapa dan karet, sektor perikanan komoditi unggulannya adalah budidaya
perikanan sawah dan kolam.
Suku Pakpak adalah salah satu suku yang terdapat di Pulau Sumatera dan
terdiri dari 5 suak (bagian) yang tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumatera
Utara dan Aceh, yakni di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten
Humbang

Hasundutan,

Kabupaten

Kabupaten

Aceh

Singkil

dan

Kota

Sabulussalam (Provinsi Aceh). Dalam administrasi pemerintahan suku Pakpak
banyak bermukim di wilayah Kabupaten Dairi. Dalam perkembangan sistem
pemerintahan maka resmi pada tahun 2003 Kabupaten Dairi dimekarkan menjadi
dua kabupaten, yakni:
1.

Kabupaten Dairi (Ibu Kota: Sidikalang).

2.

Kabupaten Pakpak Bharat (Ibu Kota: Salak).

3

Salak adalah Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat yang terletak di daerah
pegunungan. Udara yang sejuk ditambah jumlah penduduk yang masih seimbang
dengan luas wilayah menjadikan Salak kota yang nyaman dijadikan tempat
tinggal bagi penduduknya. Pada umumnya, mata pencaharian penduduk di Pakpak
Bharat adalah bertani dan pedagang. Sebagai Ibu Kota Kabupaten Salak
merupakan

pusat perdagangan, pendidikan, kesehatan, Pemerintahan,

dan

pelayanan umum lainnya.
Dalam kehidupan sosialnya masyarakat Pakpak memiliki eksistensi budaya
yang secara generasi diwariskan kepada anak cucunya. Bentuk peninggalan
budaya seperti bangunan, rumah, pakaian, dan alat-alat pakai masih diyakini
masyarakat sebagai sesuatu yang bernilai pakai maupun ragam hias mempunyai
makna yang mereka anggap dapat memberikan kekuatan atau semangat dalam
menjalani kehidupannya. Namun seirama dengan perkembangan zaman dewasa
ini, peninggalan budaya seperti pakaian tradisional, benda-benda pakai, rumah
mengalami pergeseran serta ada beberapa yang telah hilang seperti rumah adat.
Kini rumah adat tidak ditemukan lagi di tanah Pakpak. Banyak faktor penyebab
ini terjadi sehingga beberapa benda peninggalan tidak dikenal lagi oleh
masyarakat pewarisnya. Masyarakat sudah banyak yang tidak memgenal dan
mengetahui lebih dalam tentang benda-benda peninggalan budaya asli orang
Pakpak (terutama generasi muda). Begitu juga pada pakaian adat Pakpak yang
mengadopsi ornamen Pakpak dimana saat ini sudah mengalami pergeseran pada
bentuk, warna dan makna simbolisnya disebabkan oleh kurangnya pemahaman

4

juga sumber/bahan dalam pembuatan pakaian adat Pakpak oleh masyarakat
pakpak itu sendiri terutama pada generasi muda sekarang.
Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah serta masyarakat Pakpak
Bharat untuk mempertahankan budayanya, seperti mengadakan pesta rakyat
sekali dalam setahun pada waktu ulang tahun pemekaran Kabupaten Pakpak
Bharat. Salah satu upaya juga dilakukan adalah mengenalkan hasil peninggalan
budaya sebagai karya seni adalah pengenalan ragam hias yang diterapkan pada
pakaian adat. Dinas perkantoran pemerintah, pegawai, pengajar, tokoh
masyarakat, dan tokoh adat Kabupaten Pakpak Bharat proaktif menyelenggarakan
pagelaran budaya dalam rangka melestarikan budaya daerahnya.Ragam hias
tradisional pada pakaian tersebut memiliki nilai estetis dengan berbagai jenis
bentuk, warna, penempatan dan makna simbolik ragam hias Pakpak.
Dalam pewarnaan ragam hias Pakpak pada dasarnya mengenal tiga warna
yaitu merah, hitam dan putih. Untuk menindak lanjuti pengenalan budaya
ditengah-tengah masyarakat Pakpak perlu juga ada partisipasi masyarakat. Untuk
itu penulis sebagai bagian dari masyarakat Pakpak berkeinginan untuk melakukan
penelitian kekurangan tentang ragam hias daerah. Penulis mencoba untuk
manganalisis “ Analisis Ragam Hias Pakaian Adat Pakpak Di Pakpak Bharat
Ditinjau Dari Bentuk Warna Dan Makna Simbolis”.

5

B.

Identifikasi Masalah
Untuk memperjelas masalah yang ingin diteliti serta sebagai pedoman

penulis dalam melakukan penelitian dengan latar belakang masalah, maka
identifikas masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Kurangnya pengenalan masyarakat terhadap ragam hias Pakpak yang
diterapkan pada pakaian adat wanita dan laki-laki di Pakpak Bharat.

2.

Masyarakat kurang mengetahui Penerapan bentuk-bentuk ragam hias
Pakpak pada pakaian wanita dan laki-laki.

3.

Masyarakat kurang mengetahui makna simbolik ragam hias Pakpak pada
pakaian wanita dan laki-laki adat Pakpak karena kurangnya sosialisasi
dari pihak pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.

C.

Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana dan

kemampuan penulis. Untuk itu penulis perlu mengadakan pembatasan masalah
yaitu: menganalisis motif ragam hias yang dipakai pada pakaian adat baik wanita
maupun laki-laki dari bentuk, warna serta makna simboliknya dalam kehidupan
masyarakat Pakpak Bharat.

6

D.

Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.

Bagaimana bentuk ragam hias yang diterapkan pada pakaian wanita dan
laki-laki adat Pakpak di Pakpak Bharat?

2.

Apa saja warna yang diterapkan pada setiap bentuk ragam hias Pakpak
pada pakaian wanita dan laki-laki adat Pakpak di Pakpak Bharat?

3.

Bagaimana penempatan dan makna simbolik setiap jenis ragam hias
Pakpak pada pakaian wanita dan laki-laki adat Pakpak di Pakpak
Bharat.

E.

Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1.

Mendiskripsikan pola ragam hias tradisional Pakpak pada pakaian
wanita dan laki-laki adat Pakpak di Pakpak Bharat.

2.

Untuk mengetahui perubahan ragam hias tradisional pakpak ditinjau
dari bentuk dan jenis, warna pada pakaian wanita dan laki-laki adat
Pakpak,sebagai media estetik dan upaya pelestarian seni budaya di
Pakpak Bharat.

3.

Untuk mengetahui makna simbolik pada pakaian wanita dan laki-laki
adat Pakpak,sebagai media estetik dan upaya pelestarian seni budaya di
Pakpak Bharat.

7

F.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk aktivitas akademik
pembaca pada umumnya yang berkepentingan.

2.

Sebagai bahan referensi bagi lembaga pendidikan dalam pengembangan
budaya di sekolah khususnya di Kabupaten Pakpak Bharat.

3.

Sebagai upaya untuk melestarikan seni budaya tradisional suku Pakpak.

4.

Hasil penelitian ini dimanfaatkan sebagai bahan kepustakaan jurusan
seni rupa FBS UNIMED

1

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.

Simpulan
Setelah data diperoleh, diolah dan dianalisis, kemudian dideskripsikan,

maka diperoleh beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1.

Ditemukannya perubahan bentuk, perubahan warna dan teknik
ornamen yang terdapat pada pakaian adat Pakpak yang disebabkan
kreatifitas penjahit dalam membuat ornamen pada pakaian adat
Pakpak dan keterbatasan sumber.

2.

Pada pakaian adat tradisional Pakpak merupakan suatu ciri yang
membedakan pakaian tersebut dengan pakaian yang lainnya. Salah
satu ciri yang membedakan pakaian tersebut yaitu gerga (ornamen)
bentuk dan warnanya yang ada pada pakian adat tersebut. Pakaian adat
Pakpak mengadopsi ornamen tradisional Pakpak. Begitu juga bentuk
jenis, warna, teknik, penempatan, dan makna simbolik. Dimana
sebagian ornamen tersebut tidak lagi unsur magis dan bahkan terjadi
adanya perkembangan motif ragam hias.

3.

Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah serta masyarakat
Pakpak

Bharat

untuk

mempertahankan

budayanya,

seperti

mengadakan pesta rakyat sekali dalam setahun pada waktu ulang
tahun pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat. Salah satu upaya juga
dilakukan adalah mengenalkan hasil peninggalan budaya sebagai
karya seni adalah pengenalan ragam hias yang diterapkan pada

94

95
2

pakaian adat. Dinas perkantoran pemerintah, pegawai, pengajar, tokoh
masyarakat, dan tokoh adat Kabupaten Pakpak Bharat proaktif
menyelenggarakan pagelaran budaya dalam rangka melestarikan
budaya daerahnya.
4.

Beberapa perlengkapan pada pakaian adat pakpak yaitu: Baju Merapiapi (Baju manik-manik), Bulang-bulang (Penutup kepala untuk lakilaki), Celana panjang, Oles Sidosdos (Sarung), Borgot (Kalung terbuat
dari emas untuk laki-laki), Sabe-sabe (Selendang), Rempu Riar
(Pisau), Rante Abak (Ikat pinggang), Ucang (Tas), Tongket (Tongkat),
Oles Perdabaitak (Sarung), Saong (Penutup kepala pada wanita),
Leppa-leppa (Kalung untuk wanita), Rabi Munduk (Pisau), Papuren
(Sumpit), Culapah (Kotak tembakau), Kancing Emmas (Kancing
emas). Ornamen Pakpak yang sama bentuk dengan ornamen dari suku
lain seperti: adep, cecak (beraspati), nengger, desa siwaluh,
niperkelang, ipen-ipen.

5.

Ornamen Pakpak yang tidak sama dengan ornamen suku lain yaitu:
protor kera, perdori ikan, persupar kelang, perbunga koning,
perbunga kembang, perbunga rintua, perkupkup manun, perbunga
pancur, perbunga paku, tumali sumirpang, persangkut rante, gerga
bulan, tumpak salah silima.

6.

Warna merah ornamen Pakpak pada pakaian adat Pakpak ini
melambangkan kekuatan dalam pekerjaan dan kehidupan. Merah sama
dengan darah dan merupakan penyusun lebih besar dalam tubuh

96
3

manusia. Warna hitam melambangkan kegagahan dan kebijakan,
Warna putih melambangkan kesucian, dalam menjalankan tugas
dibutuhkan kejujuran agar terhindar dari kekerasan. Warna kuning
keemasan yang melambangkan betapa kayanya suku pakpak dari hasil
pertanian dan peternakan semua hasilnya ditukar menjadi emas
sebagai tabungan. Dan warna biru melambangkan kedamaian, dalam
kehidupan pasti ada masalah yang harus diselesaikan dengan baik
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan
manusia dengan Tuhannya. Maka, makna dari biru ini adalah
menetralkan.
B.

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran – saran yang

dapat dikemukakan adalah:
1.

Masyarakat dapat memahami dan mengetahui banyak tentang pakaian
adat Pakpak mengenai makna bentuk, warna dan symbol dari ragam
hias pada pakaian adat pakpak, begitu juga Pemerintah khususnya
generasi muda karena banyaknya makna dari symbol dan ragam hias
tersebut tidak sesuai dengan pemakaian atau panempatannya pada
pakaian adat pakpak sekarang. Ada beberapa tokoh adat dan
masyarakat yang lebih mengetahui ragam hias pakaian adat Pakpak
tidak sependapat dengan penempatan ragam hias pakaian adat Pakpak
sekarang.

97
4

2.

Pemerintah seharusnya mendirikan suatu museum di Pakpak Bharat
sebagai tempat berbagai peninggalan Suku Pakpak yang digunakan
pada jaman dahulu yang sudah mulai punah dan tidak mudah di
temukan maupun sebagai contoh untuk menambah ilmu pengetahuan
pada masyarakat Pakpak khususnya pada pelajar yang ada di
Kabupaten Pakpak Bharat baik pada pendidikan formal di SD, SMP
dan SMA dan juga Mahasiswa.

3.

Kepada masyarakat Pakpak Bharat agar tetap memelihara dan
menjaga serta mengembangkan bentuk ornamen tradisional Pakpak
yang merupakan ciri Khas daerah agar tidak punah dengan kemajuan
zaman.