PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARURAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA
DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Oleh:
Widya Pangestika
NIM 4113131080
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


ii

iii

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN
METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA
DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT
Widya Pangestika (4113131080)
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya penerapan model problem
based learning menggunakan metode eksperimen memberikan peningkatan hasil
belajar yang lebih tinggi dibanding peningkatan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model problem based learning pada pokok bahasan larutan
elektrolit dan nonelektrolit di SMA. Sampel penelitian sebanyak dua kelas, yaitu
kelas eksperimen 1 yang diberi perlakuan menggunakan model problem based
learning menggunakan metode eksperimen dan kelas eksperimen 2 diberi
perlakuan model problem based learning. Penelitian ini menggunakan instrument
test yang telah diujicobakan dan telah valid. Data hasil peningkatan belajar (gain)
siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, hasil yang didapat kedua kelompok

sampel homogen dan berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan, dan diperoleh Fhitung = 3,59
sedangkan Ftabel = 1,99. Karena Fhitung > Ftabel pada taraf 5%, maka Ho ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya penerapan model problem
based learning menggunakan metode eksperimen memberikan peningkatan hasil
belajar yang lebih tinggi dibanding peningkatan hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model problem based learning pada pokok bahasan larutan
elektrolit dan nonelektrolit di SMA. Nilai afektif berupa sikap kerjasama siswa
dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi, dimana r > 0. Pada eksperimen
1 diperoleh r = 0,67 dan eksperimen 2 diperoleh r = 0,48 dengan demikia Ho
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan nilai sikap
kerjasama terhadapa persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan model problem based learning menggunakan metode eksperimen dan
yang diajar dengan model problem based learning.
Kata kunci : Model problem based learning, metode eksperimen dan kerjasama

vi

DAFTAR ISI
Halaman

Lembar pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi


Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

1

1.2 Identifikasi Masalah

4


1.3 Batasan Masalah

4

1.4 Rumusan Masalah

4

1.5 Tujuan Penelitian

5

1.6 Manfaat Penelitian

5

1.7 Defenisi Operasional

6


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran

7

2.1.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning

7

2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning

7

2.1.1.2 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning

8

2.1.1.3 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning


9

2.1.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem

10

Based Learning
2.2 Metode Pembelajaran

11

2.2.1 Metode Eksperimen

11

vii

2.2.1.1 Pengertian Metode Eksperimen

11


2.2.1.2 Sintaks Metode Eksperimen

12

2.2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen

13

2.3. Kerjasama

13

2.4 Belajar

14

2.4.1 Hakikat Belajar

14


2.4.2 Hasil Belajar

14

2.5 Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit

15

2.5.1 Pengertian Larutan

15

2.5.2 Sifat Hantar Listrik Larutan

15

2.5.3 Larutan Elektrolit

15


2.5.4 Larutan Nonelektrolit

17

2.5.5 Senyawa Elektrolit

18

2.5.6 Teori Ionisasi Elektron

19

2.6 Kerangka Berpikir

19

2.7 Hipotesis Penelitian

20


BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

22

3.1.1 Lokasi Penelitian

22

3.1.2 Waktu Penelitian

22

3.2 Populasi dan Sampel

22

3.2.1 Populasi Penelitian

22

3.2.2 Sampel Penelitian

22

3.3 Variabel Penelitian

22

3.3.1 Variabel Bebas

22

3.3.2 Variabel Terikat

23

3.3.3 Variabel Kontrol

23

3.4 Instrumen Penelitian

23

3.4.1 Instrumen Tes

23

viii

3.4.2 Instrumen Non Tes

27

3.5 Rancangan Penelitian

29

3.6 Teknik Pengumpulan Data

29

3.7 Teknik Analisis Data

32

3.7.1 Uji Normalitas

32

3.7.2 Uji Homogenitas

32

3.7.3 Uji Hipotesis

33

3.7.4 Peningkatan Hasil Belajar

35

3.7.5 Penilaian Instrumen Nontes

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian

37

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian

37

4.1.2. Analisis Data Instrumen Nontes

38

4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

38

4.2.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

38

4.2.2. Sikap Kerjasama Siswa

41

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian

43

4.3.1. Uji Normalitas

43

4.3.2. Uji Homogenitas

45

4.3.3. Uji Hipotesis

47

4.4. Pembahasan

48

4.5. Temuan Penelitian

51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan

53

5.2. Saran

53

DAFTAR PUSTAKA

54

ix

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning

9

Tabel 2.2 Beberapa Contoh Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit

17

Lemah
Tabel 2.3 Pengamatan Daya Hantar Listrik Larutan

18

Tabel 2.4 Perbedaan Antara Elektrolit Senyawa Ion dengan

19

Senyawa Kovalen
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif

24

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Tes

25

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes

26

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kerjasama

28

Tabel 3.5 Rancangan Penelitian

29

Tabel 3.6 Koefisien Korelasi

34

Tabel 3.7 Persentase Nilai Sikap Siswa

36

Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskripti Pneingkatan Hasil Belajar

40

Tabel 4.2. Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa Pada Setiap

42

Pertemuan.
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa

44

Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Sikap Kerjasama Siswa

45

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa

46

Tabel 4.6. Uji Homogenitas Data Sikap Kerjasama Siswa

46

Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa

47

Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesis Data Hubungan Kerjasama Siswa

48

Dengan Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Elektrolit Kuat, Lemah dan Nonelektrolit

18

Gambar 3.1 Desain Penelitian

31

Gambar 4.1 Digram Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar

41

Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa

42

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus

57

Lampiran 2a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

58

Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

66

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Soal

73

Lampiran 4. Instrumen Tes SebelumValidasi

74

Lampiran 5. Jawaban Instrumen Tes

83

Lampiran 6. Pembahasan Kunci Jawaban

84

Lampiran 7a. Lembar Analisis Masalah

101

Lampiran 7b. Lembar Analisis Masalah

104

Lampiran 8a. Lembar Analisis Masalah

107

Lampiran 8b. Lembar Analisis Masalah

110

Lampiran 9. Kunci Jawaban Analisis Masalah

113

Lampiran 10. Kisi-Kisi Instrumen Soal Sesudah Validasi

116

Lampiran 11. Instrument Test SetelahValidasi

117

Lampiran 12. Kunci Jawaban Sesudah Validasi

122

Lampiran 13. Kisi-Kisi Lembar Observasi Sikap

123

Lampiran 14. Lembar Observasi Penilaian Sikap

124

Lampiran 15. PerhitunganValiditas Soal

125

Lampiran 16. Tabel PerhitunganValiditas Soal

127

Lampiran 17. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

128

Lampiran 18. Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal

129

Lampiran 19. Perhitungan Daya Beda Soal

130

Lampiran 20. Tabel Perhitungan Daya Beda Soal

132

Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Soal

133

Lampiran 22. Tabel Perhitungan Reliabilitas Soal

134

Lampiran 23. Tabel Kesimpulan

135

Lampiran 24. Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar

136

Lampiran 25. Uji Normalitas Data PeningkatanHasil Belajar

137

Lampiran 26. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar

143

xii

Lampiran 27. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah I

146

Lampiran 28. Lembar Observasi Sikap

148

Lampiran 29. Rekapitulasi Data Lembar Observasi Sikap

152

Lampiran 30. Uji Normalitas Data SikapKerjasamaSiswa

153

Lampiran 31. Uji Homogenitas Data SikapKerjasamaSiswa

156

Lampiran 32. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah II

158

Lampiran 33. Hubungan Kerjasama Dengan Persen Peningkatan
Hasil Belajar Siswa

160

Lampiran 34. Tabel r Product Moment

161

Lampiran 35. Tabel Chi Kuadrat

162

Lampiran 36. Tabel Uji T

163

Lampiran 37. Tabel nilai Ftabel

164

Lampiran 38. Jadwal Kegiatan Penelitian

165

Lampiran 39. Dokumentasi Pennelitian

166

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Menurut Astuti (2011), salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan

kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal
informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
serta

dituntut

untuk

memahami

informasi

yang

diingatnya

untuk

menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, anak didik yang
telah lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin
aplikasi.
Kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam yang mempelajari
gejala-gejala alam, tetapi mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur,
susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan
materi. Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana
keterampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan
sebuah kebenaran sehingga berdasarkan pengalaman secara langsung membentuk
konsep, prinsip serta teori yang melandasinya (Magdalena, dkk. 2014).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa bahwasanya siswa menganggap mata pelajaran kimia adalah mata
pelajaran yang bersifat abstrak, penuh dengan rumus-rumus dan konsep-konsep
yang sulit untuk dipahami. Proses pemebelajaran yang dilakukan oleh guru masih
menggunakan metode ceramah tanpa adanya inovasi dalam segi metode ataupun
model pembelajaran sehingga membuat proses pembelajaran hanya berpusat pada
guru. Proses pembelajaran masih menekankan pada aspek pengetahuan dan
pendalaman materi menyebabkan siswa kurang terlatih mengembangkan
keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah serta siswa cenderung
menghafal materi tersebut. Pemanfaatan sarana dan prasarana laboratorium yang
jarang digunakan dikarenakan keterbatasan bahan-bahan kimia sehingga siswa
1

2

jarang melakukan eksperimen ataupun praktikum untuk menguji kebenaran dari
materi yang diajarkan.
Salah satu upaya menurut Assriyanto, dkk (2014) yang biasa dilakukan
pendidik untuk membuat suasana proses belajar mengajar siswa bergairah adalah
dengan menggunakan model pembelajaran dan berbagai metode pembelajaran
yang ada. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan
dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Model
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru antara lain model pembelajaran
konvensional, kontekstual, kooperatif, kuantum terpadu dan berbasis masalah.
Model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran
berbasis masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan
kepada mereka untuk melakukan penyelidikan (Trianto, 2011). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Wasonowati, dkk (2014) pada penelitiannya yang
berjudul penerapan model problem based learning (PBL) pada pembelajaran
hukum-hukum dasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa yang
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap dan
keterampilan siswa dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 82,71 dan persentasi
ketercapaian 81,25%. Serta hasil penelitian yang dilakukan Pratiwi, dkk (2014)
pada penelitiannya yang berjudul pelaksanaan model pembelajaran problem based
learning (PBL) pada materi redoks

yang menunjukkan bahwa dapat

mengembangkan kompetensi sikap pada pembelajaran, sehingga 86,29% peserta
didik memiliki kompetensi sikap baik. Nurhayati, (2013) pada pokok bahasan
minyak bumi dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) hasil
belajar siswa diperoleh sebesar 81,69%. Saifudin, (2010) pada pokok bahasan
kesetimbangan kimia diperoleh hasil belajar siswa sebesar 86,49%. Ibrahim
(2013), penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbasis multimedia
adanya peningkatan hasil belajar siswa dari 27,1% menjadi 50% dan Devi (2014)
dalam penelitiannya berjudul perbedaan implementasi pembelajaran kimia model
problem based learning pada materi stoikiometri diperoleh evaluasi hasil belajar

3

pada SMAN 1 dari segi aspek pengetahuan 82,35%, sikap 84,71% dan
keterampilan 65,78% sedangkan SMAN 5 dari segi aspek pengetahuan 65,62%,
sikap 84,65% dan keterampilan 70,73%.
Metode eksperimen adalah suatu cara penyampain pengajaran dengan
melakukan kegiatan percobaan untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari baik
secara individu maupun kelompok, sehingga siswa mampu mengecek kebenaran
suatu hipotesis atau membuktikan sendiri apa yang dipelajari. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan Sartika (2012) yang berjudul pengaruh penerapan
metode eksperimen sebagai implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan metode eksperimen
mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi siswa dengan persentase
ketuntasan untuk kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, kelas eksperimen 3 dan
kelas kontrol yaitu 89%; 65%; 86% dan 55%. Hasni (2014), adanya peningkatan
hasil belajar dengan metode eksperimen dari 82,35% menjadi 94,11%. Kurniawan
(2011), adanya adanya peningkatan aktivitas siswa dengan metode eksperimen.
Sementara menurut Lestari (2009) yang berjudul pembelajaran kimia dengan
inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari
kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa yaitu adanya perbedaan prestasi belajar
kimia antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah.
Larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan pokok bahasan kimia kelas
X. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kasih (2012) yang berjudul
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan media windows movie
maker terhadap hasil belajar siswa dan kreatifitas siswa pada pokok bahasan
larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas X di SMA Negeri 1 Bukit menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar sebesar 4% dengan kategori signifikan sedang.
Peneliti

lainnya,

Hutagalung

(2014)

yang

berjudul

penyediaan

modul

pembelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit inovatif sesuai kurikulum
2013 berbasis model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
hasil belajar.

4

Merujuk pada penelitian diatas disertai adanya berbagai pendapat tentang
hasil penelitian, penulis mengajukan penelitian dengan judul “ Penerapan Model
Problem

Based

Learning

menggunakan

Metode

Eksperimen

untuk

Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Kimia pada Pokok Bahasan
Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit”.
1.2.

Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup

dalam penelitian ini adalah persentase dan peningkatan hasil belajar kimia siswa
aspek kognitif dan afektif yang telah dibelajarkan dengan menggunakan model
problem based learning menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan
larutan elektrolit dan nonelektrolit.

1.3.

Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta

mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini
dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1
Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
problem based learning dengan metode eksperimen untuk kelas
eksperimen 1 dan model problem based learning untuk kelas eksperimen
II.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada materi larutan elektrolit dan
noelektrolit.

1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belajang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah penerapan model problem based learning menggunakan metode
eksperimen memberikan peningkatan hasil belajar kimia yang lebih tinggi

5

dibanding peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan
penerapan model problem based learning pada pokok bahasan larutan
elektrolit dan larutan nonelektrolit di SMA ?
2. Adakah hubungan kerjasama terhadap persentase peningkatan hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model problem based learning menggunakan
metode eksperimen dan model problem based learning pada pokok
bahasan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit di SMA ?

1.5.

Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk

mengetahui

penerapan

model

problem

based

learning

menggunakan metode eksperimen memberikan peningkatan hasil belajar
yang lebih tinggi dibanding peningkatan hasil belajar kimia siswa yang
diajar dengan penerapan model problem based learning pada pokok
bahasan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit di SMA.
2. Untuk mengetahui adanya hubungan kerjasama terhadap persentase
peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model problem
based learning menggunakan metode eksperimen dan model problem
based learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit di SMA.

1.6.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi peneliti/mahasiswa, hasil penelitian akan menambah wawasan,
kemampuan dan pengalaman dalam meningktakan kompetensinya sebagai
calon guru.
2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang
penggunaan

model

problem

based

learning

dalam

mengajarkan

pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit.

6

3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan
pengalaman cara belajar siswa.
4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat
memperbaiki kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa.
5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan
rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7.

Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap variable

yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian ini
adalah:
1. Model

problem

based

learning

merupakan

model

pembelajaran

berdasarkan masalah yang dikembangkan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan, pemecahan masalah
dan keterampilan intelektual serta bertanggung jawab ( Adawiyah, 2011).
2. Metode eksprimen adalah metode mengajar yang dilakukan guru dengan
cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan
atau eksperimen di laboratorium ( Tambunan , 2013 ).
3. Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri
seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
4. Kerjasama menurut W.J.S. dalam Syahrianda (2014) merupakan salah satu
pekerjaan yang dilakukan secara berkelompok sehingga terciptanya
hubungan yang erat antar tugas pekerjaan dengan anggota kelompok lain
demikian pula penyelesaiannya.
5. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
sedangkan larutan nonelektrolit adlaah larutan yang tidak dapat
mengahantarkan arus listrik (Chang, 2004).

53

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa:
1. Adanya penerapan model problem based learning menggunakan metode
eksperimen memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi
dibanding hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model problem based
learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.
2. Adanya hubungan kerjasama terhadap persentase peningkatan hasil belajar
yang diajar dengan model problem based learning menggunakan metode
eksperimen dan model problem based learning pada pokok bahasan larutan
elektrolit dan nonelektrolit.

5.2

SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,

maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam proses pembelajaran untuk pencapaian kerjasama, hendaknya para
guru dapat menggunakan model pembelajaran problem based learning
menggunakan metode eksperimen sebagai model alternatif, karena model
pembelajaran ini telah terbukti dapat meningkatkan sikap kerjasama siswa.
2. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian
lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti
motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun variabelvariabel afektif lainnya.
3. Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi
kepada siswa, karena kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan
memiliki berbagai latar belakang yang berbeda-beda.

53

53

DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningktakan Aktivitas Belajar Siswa, Skripsi, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Assriyanto, K.E., J.S, S., dan Sulistyo, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing
Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di
SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan
Kimia, Vol.3 No.3.
Astuti, L.C., (2011), Peningkatan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia
Melalui Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), Skripsi,
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I,
Erlangga, Jakarta.
Devi, A., Sri, M.,dan Haryono., (2014), Perbedaan Implementasi Pembelajaran
Model Problem Based Learning (PBL) Materi Stoikiometri Kelas X
MIA SMA Negeri Di Kota Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal
Pendidikan Kimia, Vol.3 No.4.
Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Hutagalung, R., (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Larutan
Elektrolit dan Nonelektrolit Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis
Model Pembelajaran Problem Based Learning, Skripsi, Unimed.
Medan.
Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Kasih, S., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dengan
Media Windows Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa Dan
Kreatifitas Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit Kelas X di SMA Negeri 1 Bukit, Skripsi, Unimed, Medan.
Lestari, T., (2009), Pembelajaran Kimia Dengan Inkuiri Terbimbing Melalui
Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau Dari Kemampuan Awal
dan Sikap Ilmiah Siswa, Jurusan Pendidikan Sains, Tesis, FMIPA,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

53

54

Magdalena, O., Sri, M., dan Elfi, S.VH., (2014), Pengaruh Pembelajaran Model
Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia
Kelas X SMAN 1 Boyolali, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.3 No.4.
Mentari, M.U., (2014), Studi Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
dan Model Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), Skripsi, Universitas
Bengkulu, Bengkulu.
Ngalimun., (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta.
Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2, Erlangga. Jakarta.
Pratiwi, Y., Tri, R., dan Mohammad, M., (2014), Pelaksanaan Model Problem
Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5
Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 3
No.4.
Rusman., (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesi Guru,
PT. Rajagrafindo, Jakarta.
Saifudin, A., (2010), Upaya Menngkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem based Learning (PBL).,
Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Sartika, S.B., (2012), Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Sebagai
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap
Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pedagogia, Vol.1 : 189-211.
Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Universitas
Negeri Medan, Medan.
Sunarno., (2010), Pembelajaran Metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing
Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dan Kemampuan Dalam Menggunakan
Alat Ukur, Jurusan Pendidikan Sains, Tesis, FMIPA, Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.

54

55

Syahrianda, M., (2014), Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis, Dan
Kerjasama Siswa Yang Dibelajarkan Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kooperatif Tipe Student
Achievement Division Pada Pokok Bahasan Stoikiometri, Jurusan
Kimia FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Tambunan, M.M, (2013), Strategi Belajar Mengajar, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Tarigan, H., Dita, E., dan Rapani, (2014), Penerapan Model Think Pair Share
Untuk Meningkatkan Sikap Kerjasama Dan Hasil Belajar, Skripsi,
Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Tiopan, Parning., dan Horale., (2005), Kimia 1, Yudhistira, Jakarta.
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep,
Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.
Wasonowati, R.R.T., Tri,R., dan Sri, R.D.A., (2014), Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia
Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA
Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan
Kimia, Vol.3 No.4.

55

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 21

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MACROEMDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 27

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

0 4 9

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA EXE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

0 4 15

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

6 17 20

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT KELAS X DI SMA.

0 2 19

The effects of problem based learning on

0 0 20

The Effect of Problem Based Learning PBL

0 0 6