PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASANIKATAN KIMIA

Oleh :
Triani Sasmi
NIM 4101131032
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

iii


PENGARUHMODELPEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASILBELAJAR KIMIA SISWA
PADA POKOK BAHASANIKATAN KIMIA
Triani Sasmi (NIM 4101131032)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh hasil belajar kimiasiswa,
peningkatan hasil belajar kimiasiswayang diajarkan dengan model pembelajaran
Problem Based Learning dengan model Pembelajaran Langsung (Direct
Intruction), dan hubungan antara aktivitas dengan hasil belajar kimia siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning pada materi
ikatan kimia kelas X MAN 1 Medan. Sampel diambil secara purposive sampling
sehingga diperoleh dua kelas yaitu kelas yang diberi pengajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai kelas
eksperimen dan kelas yang diberi pengajaran model pembelajaran Langsung
(Direct Instruction) sebagai kelas kontrol.Penelitian ini menggunakan instrument
test yang telah diujicobakan dan telah valid. Data hasil belajar siswa diuji
normalitas dan homogenitasnya, hasil yang didapat kedua kelompok sampel
homogen dan berdistribusi normal. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa
pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai pretest 42,000 dan postest 84,375.

Sedangkan siswa pada kelas kontrolmemiliki rata-rata nilai pretest 39,375 dan
postest 74,125. Peningkatan hasil belajar siswa dihitung dengan bentuk gain
ternormalisasi dan didapatkan persen peningkatan belajar siswa pada kelas
eksperimen sebesar 73,13%, sedangkan persen peningkatan belajar siswa kelas
kontrol sebesar 56,93%. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t satu
pihak dan diperoleh thitung = 8,346 sedangkan ttabel = 1,652 untuk α = 0.05 dan db =
78. Dengan demikian thitung > ttabel, maka Ha diterima yakni Hasil belajar
kimiasiswa yang diajardengan model pembelajaran Problem based learning lebih
tinggi dari hasil belajar kimia siswa dengan model Pembelajaran Langsung
(Direct Intruction),danterdapatpeingkatanhasilbelajar yang signifikanyaknisebesar
16,20 % pada pokok bahasan ikatan kimia di kelas X MAN 1 Medan

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK
BAHASAN IKATAN KIMIA

TrianiSasmi (NIM 4101131032)

ABSTRAK
This study aims to demonstrate then influence of learning result chemistry by
models of Problem Based Learning with Learning models Direct (Direct
Intruction ) , and the relationship between the activity of the learning resultof
students who are taught chemistry with Problem Based Learning model of the
material chemical bond class X MAN 1 Medan. Samples were taken by purposive
sampling to obtain two classes of classes be taught by using the model of Problem
Based Learning asan experimental class and the class was given a teaching
learning model Direct(Direct Instruction) as a control class . This study used a test
instrument that has been tested and has been valid. Student learning resultdata
were tested for normality and homogeneity , the results obtained both groups of
homogeneous samples and normal distribution. The results of data processing
show students in the experimental class has an average value of pretest 42.000 and
posttest 84.375 While students in the control class has an average value of
pretest39.375 and posttest 74.125 . Improving student learning resultcalculated
with normalized gain shape and obtained percent increase student learning in the
experimental class of 73.13 % , while the percent increase in student learning
control class is 56.93 % . Hypothesis testing is done by using the t test of the
parties and obtained t = 8.346 , while table = 1.652 for α = 0.05 and db = 78. Thus
tcount>table , then Ha accepted the learning resultof students with learning model

Problem -based learning is higher than the results studied chemistry students with
learning models Direct ( Direct Intruction ) on the subject of chemical bonds in
class X MAN 1 Medan.

vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii

v
vii
ix
x
xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
1
4
5
5

5
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Defenisi Belajar
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.3. Model pembelajaran
2.1.4. Model Pembelajaran Berbasis masalah
2.1.5. LangkahLangkahProblem based Learning
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis Penelitian
2.3.1. Hipotesis Verbal
2.3.2. Hipotesis Statistik

8
8
8
9

10
10
11
29
30
30
30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Terikat
3.3.2. Variabel Bebas
3.3.3. Variabel Kontrol
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Uji Validitas Butir Tes (Item)
3.4.2. Uji Reliabilitas
3.4.3. Tingkat Kesukaran Soal
3.4.4. Uji Daya Beda

3.5. Rancangan Penelitian
3.6. Prosedur Penelitian

31
31
31
31
31
31
32
32
31
33
33
34
35
35

viii


3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Menghitung Rata-rata
3.7.2. Uji Normalitas
3.7.3. Uji Homogenitas
3.7.4. Uji Hipotesis
3.7.5. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar
3.7.6. Uji Analisis Korelasi

38
38
38
39
39
40
40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

4.1.2.1. Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa
4.1.2.2. Persentase Peningkatan hasil belajar
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1. Uji Normalitas
4.2.2. Uji Homogenitas
4.2.3. Pengujian Hipotesis
4.2.4. UjiKorelasi
4.3. PembahasanHasilPenelitian

42
42
42
43
43
44
45
45
45
46
47

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

50
50
50

DAFTAR PUSTAKA

51

x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning
Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajarn Direct Instruktion
Tabel 2.3.Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Tabel 2.4.Lambang Lewis Unsur- Unsur Periode 2 dan 3
Tabel 2.5.RumusMolekul, Lewis danRumusBangun
Tabel 2.6. daftarKeelektronegatifanBeberapaUnsur
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
Tabel 3.2.MaknaKoefisienKorelasi
Tabel 4.1. Data Hasil Penelitian
Tabel 4.2. Persen Peningkatan Hasil Belajar
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes, Postes Dan Gain
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Sampel

12
16
17
18
23
26
35
41
43
44
45
46`

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Reaksi Anatara Natrium Dengan Klorin
Gambar 2.2. Dua Cara Menggambarkan Struktur Kristal Natrium Klorida
Gambar 2.3. Ikatan Kovalen Dalam Moleku Hidrogen
Gambar 2.4. Ikatan Rangkap Dua Pada O2
Gambar 2.5. Ikatan Rangkap Tiga Pada N 2
Gambar 2.6. Ikatan Logam
Gambar 2.7. Sifat Ditempa Dari Logam
Gambar 4.1. Grafik DataHasil Belajar Siswa Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.2. Grafik Harga Koefisien Korelasi kelas eksperimen

18
20
22
23
24
29
29
44
47

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35
Lampiran 36
Lampiran 37

Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kisi-Kisi Instrumen valid
Instrumen tes
Instrumen Tes Valid
Kunci Jawaban Instrumen Tes
LKS Pertemuan I
LKS Pertemuan II
Jawaban LKS
Pembahasan Soal
Lembar Masalah
Perhitungan Validitas Soal
Perhitungan Reliabilitas Soal
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan Daya Beda Soal
Tabel Validitas
Tabel Reliabilitas
Tabel Tingkat Kesukaran
Tabel Daya Pembeda Soal
Hasil Pretest dan Postest
Perhitungan Standar Deviasi dan Varians
Uji Normalitas Data
Uji Homogenitas Data
Data peningkatan Hasil belajar
Uji Normalitas Data Gain Test
Uji Homogenitas Data Gain Tes
Uji Hipotesis
Persentase Peningkatan Hasil Belajar
Penilaian Observasi Aktivitas Siswa
Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Analisis Uji Korelasi
Tabel r-Product Moment
Tabel Chi Kuadrat
Tabel Distribusi t
Tabel Distribusi F
Jadwal Kegiatan Penelitian
Dokumentasi Penelitian

53
68
78
95
102
107
108
111
115
118
121
123
125
126
128
130
131
132
133
134
135
138
142
144
146
148
149
152
154
156
158
160
161
162
163
164
166

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah
lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk
menyelesaikan masalah.Siswa cenderung dijejali dengan berbagai informasi yang
menuntut hapalan saja.Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang dimiliki
siswa tetapi sulit untuk dihubungkan dengan situasi yang mereka hadapi. Alih-alih
dapat menyelesaikan masalah, pengetahuan mereka seperti tidak relevan dengan
apa yang mereka hadapi. Ketika siswa mengikuti sebuah pendidikan tiada lain
untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang tidak hanya cerdas tetapi
mampu menyelesaikan persoalan yang akan mereka hadapi di kemudian hari
(Muhson, 2009)
Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah tentang
rendahnya hasil belajar pesrta didik. Berdasarkan kajian data diketahui bahwa
hasil belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam pencapaian nilai kriteria
ketuntasan minimal terutama untuk pembelajaran kimia.Mata pelajaran kimia
merupakan produk pengetahuan alam yang berupa fakta,teori,prinsip dan hukum
dari proses ilmiah, jadi dalam pelaksanaan pembelajaran kimia harus mencapai
tiga aspek utama yaitu produk,proses dan sikap ilmiah (Wasnowati,2014) Dalam
pembelajaran kimia siswa yang mengalami hambatan terlihat bersikap pasif,
apatis, dan masa bodoh, sedangkan siswa yang tidak mengalami kesulitan
terlihat aktif, bersemangat, kritis, dan berkonsentrasi dalam pembelajaran.Ini
merupakan kesenjangan yang belum teratasi secara

tuntas. Akibatnya, hasil

belajar siswa rendah dan ketika anak didik lulus dari sekolah mereka pintar
teoritis tetapi mereka miskin aplikasi. Mata pelajaran kimia yang diajarkan di
sekolah

bertujuan

untuk membekali

siswa agar mampu mengembangkan

kemampuan observasi dan eksperimentasi serta berfikir taat asas. Belajar kimia
tidak

hanya terfokus

pada

hasil

(produk) tapi lebih diutamakan pada

kemampuan untuk melakukan proses(Sudarman, 2007)

2

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di MAN 1 Medan,
dengan mewawancarai salah seorang guru bidang studi kimia kelas X (sepuluh)
diketahui bahwa guru kimia disekolah tersebut sebagian masih mengajar
menggunakan metode ceramah dengan sesekali mengadakan praktikum di
laboratorium, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran masih berpusat
pada guru sehingga mengakibatkan nilai ulangan harian siswa kurang
memuaskan, setiap kali dilakukan ulangan dari 45 orang siswa kelas X hanya
sekitar 25% saja yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), KKM
untuk mata pelajaran kimia di sekolah tersebut adalah 80 untuk kelas regular dan
85 untuk kelas unggulan.Apabila kondisi ini dibiarkan tanpa ada tindak lanjut
untuk mengatasinnya, maka dikhawatirkan pembelajaran kimia di sekolah tidak
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Materi pelajaran kimia di SMA banyak berisi konsep-konsep yang cukup
sulit dipahami siswa, karena menyangkut reaksi- reaksi kimia dan hitungan serta
menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak (Sunyono 2009). sebenarnya
sifat abstrak inilah yang menjadi penyebab kesulitan siswa. Ikatan Kimia
merupakan salah satu mata pelajaran kimia yang diajarkan di sekolah menengah.
Kimia dapat membentuk kemampuan berfikir, kritis, logis, kreatif, rasional serta
dinamis sehinnga mampu membentuk ide-ide baru yang berguna untuk kepentigan
teknologi. Namun masih banyak siswa yang menganggap ilmu kimia sulit untuk
dipelajari

sehinnga

hasil

belajar

yang

diperoleh

siswa

belum

memuaskan(Sutresna, 2004).
Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu digunakan pendekatan dan
metode belajar mengajar yang sesuai. guru perlu melakukan upaya peningkatan
kualitas pembelajaran melalui kegiatan yang kreatif dan inovatif agar penyajian
materi pelajaran kimia menarik dan tidak membosankan bagi siswa. Salah satu
alternatif pembelajaran yang bisa menumbuhkan keterampilan

proses

sains

adalah pembelajaran berbasis masalah yaitu dengan menggunakan Pendekatan
(Problem Based Learning). Pendekatan pembelajaran ini dipusatkan kepada
masalah-masalah yang disajikan oleh guru dan siswa menyelesaikan masalah
tersebut dengan seluruh pengetahuan dan keterampilan mereka dari berbagai

3

sumber yang dapat diperoleh, pembelajaran ini menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang berfikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk mengetahui pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran. (Ngalimun, 2012)
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah
strategi pembelajaaran

yang memusatkan kepada siswa, yang dikembangkan

untuk memperbaiki keterampilan interpersonal,berpikirkritis, pencarian informasi
dan komunikasi, rasa hormat dan bekerja kelompok.serta untuk mengetahui
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. (Mellyzar, 2014)
.PBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah
awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.Metode ini
juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Peserta
didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode
pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik dapat
mengembangkan pengetahua secara mandiri. ( Muhson,2009)
Landasan Teori PBL adalah kolaborativisme, suatu perspektif yang
berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengtahuan dengan cara membangun
pemahaman dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang
dimilikinya dan dari semua yang di peroleh sebagai hasil kegiatan berintraksi
dengan sesama individu. Hal ini juga menyiratkan bahwa proses pembelajaran
berpindah dari transfer informasi fasilitator-siswa ke proses konstruksi
pengetahuan yang sifatnya social dan individual. (Sudarman, 2007)
Dalam model pembelajaran berbasis masalah, guru berperan sebagai
penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah
dan pemberi fasilitas dalam pembelajaran. Selain itu guru menyiapkan dukungan
dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri dan intelektual
siswa. Pembelajaran berbasis masalah

hanya dapat terjadi jika guru dapat

menciptakan lingkungan kelas yang terbuka dan membimbing pertukaran
gagasan. Pembelajaran berbasis masalah juga dapat meningkatkan pertumbuhan

4

dan perkembangan aktivitas siswa, baik secara individual maupun secara
kelompok.(Wardani, 2009)
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning pernah diteliti
oleh Gaol, (2011). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa pada
pokok bahasan system koloid sebesar 79,270 %. Hasil penelitian Rafiqoh, (2013)
pada pokok bahasan laju reaksi sebesar 51,781 % dan hasil penelitian oleh
Muhson (2009).dalam jurnalnya meningkatkan minat belajar siswa dalam
menerapkan PBL adalah dari 27 % menjadi 37 %.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis masalah
(Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil
Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Ikatan Kimia”.

1.2 Ruang Lingkup
Dari latar belakang masalah diatas maka yang menjadi ruang lingkup masalah
adalah :
1. Rendahnya hasil belajar kimia siswa karena dalam kegiatan pembelajaran
masih terletak pada kegiatan guru
2. Materi pelajarankimia yang sarat dengan konsep, abstrak sehingga sulit
untuk dipahami.
3. Lemahnya kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berfikir
dalam menyelesaikan masalah
4. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, metode yang diterapkan kurang
bervariasi dan belum dilaksanakan secara maksimal metode konvensional
masih mendominasi dalam pembelajaran
5. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Berbasis
Masalah ( Problem Based Learning )

5

1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah

(Problem Besed Learning) lebih Tinggi

dari hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction) pada pokok bahasan Ikatan kimia di kelas X
MAN 1 Medan ?
2. Berapa besar persen peningkatan hasil belajar kimia siswa pada materi
ikatan kimia?
3. Apakah aktivitas belajar siswa berkorelasi dengan hasil belajarnya?

1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian yang akan dilakukan adalah :
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X semester ganjil MAN 1
MedanTahun Pelajaran 2014/2015.
2. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning)
3. Materi kimia yang diberikan adalah ikatan kimia

1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model
pembelajarn berbasis masalah (Problem Besed Learning) lebih tinggi dari
hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran
Langsung (Direct Instruction) pada pokok bahasan ikatan kimia di kelas
XMAN 1 Medan.
2.

Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar kimia siswa
pada materi ikatan kimia

3. Untuk mengetahui apakah aktivitas hasil belajar siswa berkorelasi dengan
hasil belajarnya

6

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi siswa
a. Hasil belajar siswa meningkat.
b. Pemahaman siswa terhadap konsep ikatan kimia meningkat.
2. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi atau
wacana guru untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan
menerapkan

modelpembelajaranberbasismasalahpada

pokok

bahasan

ikatan kimia.
4. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan
kondisi pembelajaran ilmu kimia kelas X diMAN 1 Medan
5. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
6. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7 Definisi Operasional
1. Problem Based Learning adalah Suatu pendekatan pengajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan menyelesaikan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran. (wardanii, 2009) PBL merupakan metode
intruksional yang menantang siswa agar “belajar untuk belajar,” bekerja
sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang
nyata.masalah ini untuk mengaitkan rasa keingin tahuan serta kemampuan
analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran.(Amir, 2010)

7

2.Model

Pengajaran

Langsung

(Direct

Intruction)

merupakan

suatu

pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan
selangkah demi selangkah. Model pengajaran langsung ini dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan

prosedural

dan

pengetahuan

deklaratif

yang

terstruktur.(Siregar.2013)
3.Hasil Belajarpada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang
diperlihatkan oleh siswa setelah mereka menempuh pengalaman belajarnya
(proses belajar-mengajar). Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
(Sudjana, 2009).
4.Ikatan Kimia merupakan salah satu pokok bahasan mata pelajaran kimia
kelas X SMA yang isi materinya sangat bersifat abstrak. Standar
kompetensi yang dituntut pada pokok bahasan Ikatan Kimia ialah
memahami ikatan kimia dan kompetensi dasar pada pokok bahasan ikatan
kimia ialah proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan
koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika
senyawa yang terbentuk (Sutresna.2004).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.

Hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) lebih tinggi dari hasil belajar
kimia siswa yang diajarkan dengan model Pembelajaran Langsung (Direct
Intruction) pada pokok bahasan ikatan kimia di kelas X MAN 1 Medan

2.

Terdapat persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang signifikan
antara model pembelajaran Problem Basaed Learningdengan model
pembelajaran langsung (Direct Instruction) yaitu sebesar 73,13% .
Sedangkan persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar
dengan model pembelajaran Direct Instructionyaitu sebesar 56,93%.

3.

Ada korelasi positif antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar
kimia siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning)dengan kontribusi sebesar 17.892%.

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan
hal-hal berikut :
1.

Bagi guru dan calon guru diharapkan dapat menerapkanmodel pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

untuk meningkatkan hasil

belajar siswa.
2.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk materi pelajaran kimia yang
berbeda sehingga dapat digunakan sebagai langkah dalam meningkatkan
mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi kimia.

50

51

DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T., (2010), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,
Kencana, Jakarta
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta.
Daryanto, H, (2001) Evaluasi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Deporter, B., Reardon, M, dan Singer-Norie Sarah,( 2007), Quantum Teaching,
Kaifa, Bandung.
Djamarah, S.B, Zain A, (2006), Strategi Belajar Mengajar,Rineka Cipta,
Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed
Gaol, A.S.L. (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based (PBL)
Dengan Media Power Point Terhadap Kemampuan Mikroskopik,
Makroskopik dan Simbolik Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid,
Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Hamalik, O, (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.
Mellyzar, Silaban. R, Muchtar Z. (2014). Efektivitas Model Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa pada Pelajaran Kimia
Di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan UNIMED 1-10.
Muhson, A. (2009), Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa
Melalui Penerapan Problem Based Learning, Jurnal Kependidikan FISE
Universitas Yogyakarta. 39: 171-182
Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswajaya Presido,
Banjarmasin
Pujiasih, I.A., Aji, S.D., Huda,C., (2012), Perbedaan Model Pembelajaran DI
(Direct Instruktion) Melalui Metode Konvensional terhadap Kemampuan
Berfikir Kreatif dan Prestasi Belajar. Jurnal Inovasi Pendidkan Malang 1:
41- 46
Purba, M. (2007), Kimia Untuk SMA, Erlangga, Jakarta.
Rafiqoh, (2013), Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem
Based Learning) dengan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kimia Siswa Pada Materi Laju Reaksi, FMIPA, Unimed, Medan.

52

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Jakarta
Siregar, E.J, Silaban, R,Mahmud.,(2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Masalah bermediakan Internet Terhadap Hasil Belajar dan Karakter pada
Materi Asam Basa Siswa SMA di Kota Bijai. Jurnal Pendidikan UNIMED
1-12.
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta,
Jakarta
Sudarman, (2007), Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah,
Jurnal Pendidikan Inovatif Universitas Mulawarman samarinda 2 (2): 6973
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Sudjana, N. (2009), Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, PT Sinar Baru
Algensindo, bandung.
Sudjiono, A. (2011), Pengantar Statistik Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sugiharti. G. (2012), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, FMIPA,
Universitas Negeri Medan
Sugiono, (2007), Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sunyono., Wirya, W,I., Suyanto, E., dan Suyadi,G (2009), Identifikasi Masalah
Kesulitan Belajar Dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X Di Propinsi
Lampung, Jurnal Pendidikan MIPA–FKIP Universitas Lampung
Sutresna, N., Sholehudin, D., (2004), Kimia Untuk SMA Kelas I Semester II,
Grafindo Media Utama, Bandung.
Tarigan, S., (2012) Pengantar Metode Penelitian, FMIPA UNIMED, Medan
Wardani, S., Triwidodo,A., Priyani, N.E., ( 2009), Peningktan Hasil Belajar Siswa
Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem
Based Instruction, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Semarang 3 (1): 391 –
399
Wasonowati, R.R. T., Redjeki, T., Ariani, S. R. D., (2013). Penerapan Model
Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar
Kimia ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA
Negeri 2 Surakarta. Jurnal Pendidikan kimia Universitas Sebelas Maret 3
(3) 66-75.

ii

RIWAYAT HIDUP
Triani Sasmi dilahirkan di Desa Bangun Sari Dusun IV Kisaran,
Kecamatan Talawi Kabupaten Asahan, pada tanggal 21 September 1992. Ayah
bernama Paino dan Ibu bernama Lasmi, dan merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 101061 desa Bangun sari
dan lulus pada tahun 2004 dan pada

Pada tahun 2004, penulis melanjutkan

sekolah ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 2 Munte
Kabupaten Karo dan lulus pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2007, penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Munte
Kabupaten Kabupaten Karo dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis
diterima di Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA
UNIMED) melalui jalur PMP (Panduan Minat dan Prestasi).

Dokumen yang terkait

Penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI

1 7 115

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS LESSON STUDY DENGAN MEDIA POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA.

0 2 24

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBI) DALAM UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA KELAS X PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 4 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA TTS DAN MEDIA PETA KONSEP PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 5 22

PENERAPAN MODEL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS KOLABORASI DENGAN MEDIA UNTUK MENINGKATKAN ISIS DRAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 4 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA.

0 3 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN MEDIA PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI.

0 1 20

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 3 16

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL P

0 0 4

MAKALAH KIMIA FISIKA PROBLEM BASED LEARN

0 5 44