PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
DAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA
POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT
DAN NON ELEKTROLIT

Oleh:
Rahmi Ananda Samosir
NIM. 4123331040
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING
CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
Rahmi Anada Samosir (4123331040)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia
siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.
Penelitian ini merupakan penelitian eksprimen. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMA Kartini Utama Sei Rampah yang tediri dari
tiga kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan random sampeling yaitu secara
undian diambil 2 kelas dari 3 kelas yaitu kelas X2 sebagai kelas eksprimen I dan
kelas X1 sebagai eksprimen II. Sampel penelitian kelas eksprimen I dan kelas
eksprimen II masing-masing berjumlah 40 orang. Instrumen test digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa berupa tes objektif dalam bentuk pilihan berganda
berjumlah 20 soal. Kelas eksprimen I diberikan perlakukan dengan model

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kelas eksprimen II diberikan
perlakuan dengan model Learning Cycle. Dikedua kelas diberikan perlakuan yang
sama yaitu pada pertemuan awal dilakukan pretest dan pada pertemuan terakhir
dilakukan posttest. Data hasil belajar siswa diuji normalitas dan homogenitasnya,
hasil yang diperoleh kedua kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal.
Hasil uji t di peroleh thitung = 4,71 dan ttabel = 1,974 untuk α = 0,05, karena thitung
berada pada daerah kritis dimana daerah kritis berada pada t1,974
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle.
Kata kunci : Problem Based Learning (PBL), Learning Cycle, hasil belajar

iv

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbal A’lamin Puji dan
syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan
rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Learning Cycle Pada

Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”, disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Dr.Wesly Hutabarat, M.Sc sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penulisan skiripsi sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ida Duma Riris, M.Si, Bapak Drs.
Jamalum Purba, M.Si, dan Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si, yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan
selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs.
Eddyanto, P.hD selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh
Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang
sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang
telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan
terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha,
Guru Kimia dan Siswa/i kelas SMA Kartini Utama Sei Rampah yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua saya,
Ayahanda Khoya Bakri Samosir, M.Pd dan Ibunda Faridah, S.Pd.i , pemilik kasih

tiada ujung yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan serta
mendoakan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima
kasih juga kepada kakak (Laily Akriyanti Samosir, S.Pd) dan abang saya (Khairul
Ihsan Samosir, S.Pd) dan (Jefri Silalahi S.E).

v

Terkhusus ucapan terimakasih saya sampaikan kepada sahabat terbaikku
Nurul Tasria Lubis, Fauziah Hanum Harahap, Melinda Siregar, Nurkumalasari,
Rizka Amanda, Dina Wahida yang memberikan dukungan dan warna terindah
kepada saya sehingga saya lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini. Tak lupa
ucapan hangat terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat saya Wardiana,
Tri Rizki, Agus, Junifer, Kumala Pontas, Rudi, Yani, Ranti, Indah, Masro, Nova,
Maya, Nila, dll serta seluruh mahasiswa Kimia Ekstensi B

yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Begitu juga
saya ucapkan terimakasih untuk tim almihdiaat alqalb untuk semua dukungan dan
semangatnya selama ini teristimewa kepada Syukri Hamdani, Wasadea Haji Asky,

dan Muhammad Hadi Suhendra.
Terima kasih juga kepada adik saya di Kost Tercinta: Reni Novianti, City
Asmaini, Nur Rizka, Khairani Harahap, Suci Rahmizul yang selalu setia
menemani bersama di Kost Tercinta dengan suka dan dukanya serta memberikan
semangat dalam perjalanan memperoleh pendidikan ini. Ucapan terimakasih juga
saya ucapkan kepada teman- teman satu pembimbing skripsi untuk Graciana
Manalu, Ramadhan Syahputra, Ria Jelita, Shintauli Sihombing dan daniel.
Ucapan terima kasih juga kepada seluruh teman-teman, kakak, abang dan
saudara/i yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang selalu memberikan
senyuman hangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini.

Medan, Juni

6

Penulis,

Rahmi Ananda Samosir

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan

i

Daftar Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar


iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

ix

Daftar Tabel

x

Daftar Lampiran

xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1.


Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Ruang Lingkup

4

1.3.

Rumusan Masalah

4

1.4.

Batasan Masalah


4

1.5.

Tujuan Penelitian

5

1.6.

Manfaat Penelitian

5

1.7.

Defenisi Operasional

5


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Kerangka Teoritis

7

2.1.1. Hakikat Belajar Kimia

7

2.1.2. Hasil Belajar Kimia

7

2.1.3. Model Pembelajaran

8


2.1.3.1.Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

9

2.1.3.2.Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

10

2.1.4. Model Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle)

11

2.1.4.1.Pengertian Siklus Belajar (Learning Cycle)

11

2.1.4.2.Tahap Pembelajaran

12

vii

2.1.4.3.Penerapan di dalam Kelas

14

2.1.4.4.Mengembangkan Model Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle)

16

dalam Pembelajaran Kimia
2.1.4.5.Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Bersiklus

17

(Learning Cycle)
2.1.4.6.Sintaks Model Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle)

19

2.1.5. Materi Ajar Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

20

2.1.5.1.Pengertian Larutan

20

2.1.5.2.Teori Ion Svante Arrhenius

21

2.1.5.3.Elektrolit Senyawa Ion & Senyawa Kovalen Polar

22

2.1.5.4.Elektrolit Kuat dan Elektrolit Lemah

23

2.2.

Kerangka Konseptual

25

2.3.

Hipotesis Penelitian

26

2.3.1. Hipotesis erbal

26

2.3.2. Hipotesis Statistik

26

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.

Lokasi dan

3.2.

Populasi dan Sampel

27

3.3.

ariable Penelitian

27

3.3.1.

ariabel Bebas (

3.3.2.

ariabel Terikat

28

3.3.3.

ariabel Kontrol

28

3.4.

aktu Penelitian

1,

2)

Instrumen Penelitian

27

27

28

3.4.1. Instrumen Tes

28

3.4.1.1. aliditas Isi (Content Validity)

29

3.4.1.2.Indeks Kesukaran

29

3.4.1.3.Daya Pembeda Soal

30

3.4.1.4.Reliabilitas Tes

30

3.5.

Rancangan Penelitian

32

3.6.

Teknik Pengumpulan Data

33

viii

3.6.1. Tahap Persiapan Penelitian

34

3.6.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

34

3.6.3. Tahap Akhir Penelitian

35

3.7.

35

Teknik Analisis Data

3.7.1. Menentukan Nilai Rata- rata dan Simpangan Baku

35

3.7.2. Uji Normalitas

36

3.7.3. Uji Homogenitas Data

37

3.7.4. Uji Hipotesis

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.

Hasil Penelitan

39

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian

39

4.1.1.1.Analisis Instrumen Tes

39

4.1.2. Data Hasil Penelitian

40

4.1.3. Deskripsi Data Hasil Penelitian

41

4.2.

41

Analisis Data Hasil Penelitian

4.2.1. Data Pre-tes Kelas Eksperimen I Dan Kelas Eksperimen II

41

4.2.2. Data Post-tes Kelas Eksperimen I Dan Kelas Eksperimen II

42

4.2.3. Uji Normalitas Data Pre-tes dan Postest

44

4.2.4. Uji Homogenitas Data Pre-tes dan Data Post-tes

44

4.2.5. Uji Hipotesis Penelitian ( Uji t Dua Pihak )

46

4.3.

46

Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Kesimpulan

49

5.2.

Saran

49

DAFTAR PUSTAKA

50

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Strategi Learning Cycle

14

Gambar 2.2. Skema Alat Uji Elektrolit

20

Gambar 2.3. Perbedaan Antara Larutan Non elektrolit dan Larutan Elektrolit

21

Gambar 2.4. Susunan Ion-ion dalam Kristal, Lelehan, dan Larutan

22

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian

33

Gambar 4.1.

43

Diagram nilai rata-rata Pretest dan Postest

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Peran Guru dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

9

Tabel 2.2. Penerapan Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle) di Dalam Kelas 15
Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Bersiklus (Learning Cycle)

19

Tabel 2.4. Perbedaan Antara Elektrolit Senyawa Ion Dengan Senyawa

23

Kovalen Polar
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian

32

Tabel 3.2. Tabel Penolong Uji Normalitas

36

Tabel 4.1. Data Pre-tes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

42

Tabel 4.2. Data Post-tes Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II

43

Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes dan postest Kelas Eksperimen I

44

dan Eksperimen II
Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pre-tes dan Postest

45

Tabel 4.5. Ringkasan Perhitungan Uji t Dua Pihak

46

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.

Silabus

53

Lampiran 2.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

56

Lampiran 3.

Lembar Studi Kasus Problem Based Learning

79

Lampiran 4.

Jawaban Studi Kasus Problem Based Learning

82

Lampiran 5.

Penuntun Percobaan

84

Lampiran 6.

Kisi-kisi Instrumen Tes Setelah Divalidkan

87

Lampiran 7.

Instrumen Tes Sebelum Divalidkan

102

Lampiran 8.

Instrumen Tes Setelah Divalidkan

113

Lampiran 9.

Perhitungan Validitas Tes

120

Lampiran 10. Tabel Uji Validitas Instrumen Tes

123

Lampiran 11. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes

124

Lampiran 12. Tabel Uji Tingkat Kesukaran Tes

126

Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda Butir Tes

128

Lampiran 14. Tabel Uji Daya Beda

129

Lampiran 15. Perhitungan Reabilitas Tes

130

Lampiran 16. Tabel Uji Reabilitas Tes

131

Lampiran 17. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi Hasil

132

Belajar Siswa Kelas Ekperimen I dan Kelas Eksperimen II
Lampiran 18. Tabulasi Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen I dan Kelas

134

Eksperimen II
Lampiran 19. Perhitungan Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa

135

Lampiran 20. Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa

139

Lampiran 21. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar

142

Lampiran 22. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment

144

Lampiran 23. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)

145

Lampiran 24. Tabel Nilai-nilai Distribusi-t (Tabel t)

146

Lampiran 25. Nilai Kritis Distribusi F

147

Lampiran 26. Dokumentasi

148

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Penggunaan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu hal

yang penting sebagai

sarana dalam kegiatan belajar mengajar untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif dan meningkatkan
keberhasilan belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran juga harus sesuai
dengan materi yang disampaikan karena materi yang berbeda diperlukan model
pembelajaran yang berbeda pula agar pencapaian tujuan dan hasil belajar menjadi
maksimal. Pemilihan model pembelajaran juga dipengaruhi oleh karakteristik
siswa. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan
dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan dalam
pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran
(Assriyanto, 2014).
Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru antara lain model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pengajaran ini bercirikan
adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar
berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh
pengetahuan yang menyatakan model ini merupakan pengembangan kurikulum
dan system pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan
masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan
para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari
yang tidak terstruktur dengan baik (Shoimin, 2014).
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memfokuskan pada
perubahan agar membuat siswa berpikir secara rill. Tidak hanya proses
pemecahan

masalah,

tetapi

juga

sebuah

pedagogik

yang

berdasarkan

kontruktivisme dengan masalah-masalah nyata yang di desain belajar dengan
lingkungan sekitarnya dimana ada proses penemuan, belajar mandiri, pemrosesan

2

informasi, diskusi dan kolaborasi antar kelompok untuk pemecahan masalah
tersebut ( ewi, 2013).
Model pembelajaran ini memiliki karakteristik antara lain

1) Belajar

dimulai dengan suatu permasalahan 2) Permasalahan yang diberikan harus
berhubungan dengan dunia nyata siswa 3) Mengorganisasikan pembelajaran di
seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu 4) memberikan tanggung
jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses
belajar mereka sendiri

) Menggunakan kelompok kecil

) menuntut siswa untuk

mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja
(Wena, 2011).
Penelitian yang terkait dengan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian dilakukan oleh
ewi (2013) bahwa prestasi belajar siswa pada materi sistem koloid meningkat
dengan hasil pada siklus I adalah 1 ,

%, sedangkan hasil yang diperoleh pada

siklus II yaitu 0, 3%. Ini artinya penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) berhasil.
alam penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi ( 2014) pelaksanaan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi reaksi redoks, hasil
penelitiannya menunjukkan 1,2 % peserta didik yang sudah mencapai KKM
materi reaksi redoks.

apat diketahui bahwa melalui pembelajaran Problem

Based Learning menyebabkan peserta didik dapat memiliki prestasi belajar yang
baik pada ranah pengetahuan.
Model lain yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran Siklus
(Learning Cycle). Yang merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat
pada siswa (s den cen ered). Learning

ycle merupakan rangkaian tahap-tahap

kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat
menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran
dengan jalan berperan aktif. Model pembelajaran ini menyarankan agar proses
pembelajaran dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif sehingga
terjadi asimilasi, akomodasi, dan organisasi dalam struktur kognitif siswa (
Astutik, 2012).

iri khas model pembelajaran Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah
setiap siswa secara individu belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan
guru. Kemudian, hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk
didiskusikan oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung
jawab secara bersama-sama atas keseluruhan jawaban. Langkah- langkahnya
adalalah

1) Engagement (undangan), minat dan keingintauan pembelajaran

tentang topik yang akan diajarkan berusaha dibangkitkan

2) Exploration

(Eksplorasi), siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompokkelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi,
melakukan, dan mencatat pengamatan serta ide-ide 3) Explanation (penjelasan),
uru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri.
Pada tahap ini pembelajar menemukan istilah-istilah dari konsep yang dipelajari
4) Elaboration (pengembangan), siswa mengembangkan konsep dan keterampilan
dalam situasi baru

) Evaluation (Evaluasi), melakukan tes untuk melihat apakah

pembelajaran sudah berlangsung baik (Shoimin, 2014).
Sementara penelitian mengenai model pembelajaran Learning Cyle telah
dilakukan oleh Susanti, hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan hasil
belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Learning Cyle pada pokok
bahasan hidrokarbon di kelas X SMA N 3 Tapung berada pada kategori tinggi
dengan nilai N-gain 0, 11.
Penelitian lain yang dilakukan Astutik yang menerapkan Model
Pembelajaran Learning Cycle pada pembelajaran Sains di S N Patrang I Jember,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa besarnya nilai rata-rata ketuntasan hasil
belajar siswa mengalami peningkatan yaitu

0, 0% pada siklus I dan

, 0%

pada siklus II.
Materi Larutan elektrolit dan non elektrolit memiliki karakteristik, anatara
lain membutuhkan kejelian dalam menyimpulkan gejala-gejala hantaran arus
listrik dalam berbagai larutan, mengelompokkan larutan elektrolit berdasarkan
jenis ikatan. Materi larutan elektrolit dan non elektrolit dapat diajarkan dengan
beberapa model pembelajaran. Selama pembelajaran, diharapkan siswa memiliki
pengalaman belajar yaitu memahami konsep-konsep tersebut melalui suatu

diskusi kelas sehingga siswa mampu membangun pemahaman mereka sendiri
melalui bantuan teman sebaya (Yunani, 2012).
Berdasarkan latar belakang diatas materi larutan elektrolit dan non
elektrolit dapat diajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Model Pembelajaran Learning Cycle oleh sebab itu penulis tertarik
membuat penelitian dengan judul

Perbedaan Has l Bela ar K m a

swa

Menggunakan M del Pembela aran Problem Based Learning PBL Dan
M del Pembela aran Learning Cycle Pada P k k Ba asan Larutan Elektr l t
dan N n Elektr l t.
1.

uang L ngku
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

ruang lingkup dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar belajar kimia
siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
model pembelajaran Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan
Non Elektrolit kelas X di SMA Kartini Utama Sei Rampah.
1.

umusan Masala
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada perbedaan hasil
belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan
Elektrolit dan Non Elektrolit?”
1.

Batasan Masala
Untuk menghindari penyimpangan atas tujuan penelitian yang dirancang

maka penelitian ini dibatasi untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia
siswa SMA Kartini Utama Kelas X tahun ajaran 201 /201 pada pokok bahasan
Larutan Elektrolit dan Non elektrolit menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle.

1.

u uan Penel t an
Berdasarkan rumusan masalah diatas yang telah disusun, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar kimia
siswa menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
model pembelajaran Learning Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan
Non Elektrolit.
1.

Manfaat Penel t an
Manfaat yang dapat diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
1. Bagi guru sebagai bahan masukan sekaligus informasi mengenai model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dan siklus
belajar (Learning Cycle) dalam pengajaran kimia dan menjadikannya
sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar.
2. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi yang nyata
dalam pemahaman siswa terhadap materi Larutan Elektrolit

an Non

Elektrolit karena siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang telah
dipelajarinya melalui percobaan sehingga hasil belajar siswa meningkat
dan dapat mengembangkan aspek kognitif yang dimiliki siswa. Penelitian
ini juga diharapkan dapat menarik minat dan memotivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran karena siswa dilibatkan secara langsung dalam
menemukan konsep-konsep yang sedang dipelajari
3. Bagi sekolah sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran
serta referensi untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model
pembelajaran dapat diterapkan disekolah.
1.

Def n s O eras nal
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model
pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan
memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan (Shoimin, 2014).

2. Model Siklus Belajar (Learning Cycle) adalah suatu model pembelajaran
yang berpusat pada siswa (s den cen ered). Learning

ycle merupakan

rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus
dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif (Astutik, 2012).
3.

asil belajar adalah ketika seseorang melakukan proses pembelajaran
maka mereka memperoleh kemampuan atau hasilnya.

asil belajar dan

pembelajaran adalah perilaku yang kedua pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa inti dari hasil belajar adalah pengalihan perilaku yang
terjadi pada seorang individu yang melakukan proses belajar (Mursid,
2013).

49

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan uji statistik pada bab IV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.

Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non
Elektrolit diperoleh rata-rata pretest 32,25 dan rata-rata postest 87,625.

2.

Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Learning
Cycle pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit diperoleh
rata-rata pretest 28,5 dan rata-rata postest 81,125.

3.

Ada perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Learning Cycle
pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit kelas X di SMA
Kartini Utama Sei Rampah Tahun Ajaran 2015/2016 yaitu lebih baik model
Problem Based Learning (PBL) daripada model pembelajaran Learning
Cycle yang dilihat dari nilai rata-rata posttest siswa.

5.2.

SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas

maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1.

Bagi guru dan calon guru, penerapan model Problem Based Learning (PBL)
mempermudah pencapaian tujuan instruktusional dan dapat memperoleh hasil
belajar siswa yang lebih baik, khususnya mata pelajaran kimia pokok bahasan
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.

2.

Mahasiswa yang lain dapat mengadakan penelitian lanjutan tentang model
pembelajaran Problem Based Learning dan Learning Cycle diharapakan
menggunakan dua kelas dengan sekolah yang berbeda sebagai studi
perbandingan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan hasil
belajar yang lebih signifikan.

50

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z., (2009), Evaluasi Pembelajaran, PT Remaja rosdakarya, Bandung.
Ariyanti, P., Martini, K.S., dan Agustina, W., (2015), Penerapan Problem Based
Learning (PBL) Dengan Penilaian Portofolio Untuk Meningkatkan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Materi Stoikiometri Di SMAN 2
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Vol.
4 Halaman 1-9.
Assriyanto, K.E., Sukardjo, J.S., dan Saputro, S., (2014), Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen Dan Inkuiri
Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan
Penyangga Di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, jurnal
pendidikan kimia, Vol. 3 Halaman 89-97.
Astutik, S., (2012), Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Siklus
Belajar (Learning Cycle 5E) Berbasis Eksperimen Pada Pembelajaran
Sains Di SDN Patrang I Jember, Jurnal Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar,
Vol. 1 Halaman 143-153.
Depari, G., (2011), Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament Dan
Learning Cycle pada Mata Pelajaran Elektronika Digital, Jurnal
Pendidikan, Vol. 7 halaman 161-174.
Dewi, R., Haryono, dan Suryadi, B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial
Dan Prestasi Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada
Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di Sma N 5 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Vol. 2 Halaman 15-20.
Fajaroh dan Dasna., (2008), Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle), Jurusan Kimia FMIPA UM, Malang.
Husna, S., Parlan,dan Dedek, S., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Learning
Cycle 5E pada Materi Hidrokarbon Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI
SMK Negeri 2 Batu Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Jurnal
Pendidikan, Halaman 1-9.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E., (2011), Models of Teaching, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Kayati, N., (2015), Efektivitas Model Learning Cycle 7e Terhadap Hasil Belajar
Akuntansi Di Smk Negeri 1 Salatiga, Skripsi, Jurusan Pendidikan
Ekonomi FE UNS, Semarang.

5

Lorsbach, A.W., (2002), The Learning Cycle as a Tool for Planning Science
Instruction, http://www.coe.ilstu.edu/scienced/lorsbach/257lrcy.html
Malihah, M., (2011), Pengaruh Model uided Inquiry (Inkuiri Terbimbing)
Terhadap asil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi,
FT UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Milfayetty, S., Yus, N., Rahmulyani., Hutasuhut, E., dan Zulhaini., (2015),
Psikologi Pendidikan, PPs Unimed, Medan.
Mursid, R., (2013), Pengembangan model pembelajaran berbasis Kompetensi,
Unimed Press, Medan.
Nurhadi, 2004, Model Pembelajaran kontekstual dan penerapannya dalam
KBK, Universitas Negeri Malang, Malang.
Pratiwi, Y., Tri, R., dan Mohammad, M., (2014), Pelaksanaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas
X Sma Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan,
Vol. 3 Halaman 40-48.
Purba, M., (2012), KIMIA Untuk SMA MA kelas X, Erlangga, Jakarta.
Rusdiana, M., Endang, B., dan Dedek, S., (2013), Pengaruh Penggunaan Bahan
Ajar Kimia Berbasis Learning Cycle 5 E Pada Materi Larutan Penyangga
Dan Hidrolisis Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Semester 2
SMK Negeri 2 Batu Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Jurnal
Pendidikan, Halaman 1-14.
Sanjaya, W., (2011), Strategi pembelajaran, Kencana, Jakarta.
Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
ruzz Media, Yogyakarta.

, Ar-

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA
UNIMED, Medan.
Simatupang, D., (2008), Pembelajaran Model Siklus Belajar (Learning Cycle),
Jurnal Pendidikan, Vol. 10 Halaman 62-70.
Sirait, T., dan Wesly, H., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan Media Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa SMA pada Pokok Bahasan Konsep Redoks, Jurnal Pendidikan,
Halaman 1-7.

5

Sudarmo, U., (2013), KIMIA untuk SMA MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.
Susanti, W., Armiyus, T., dan Elva Y., (2012), Penerapan Model Pembelajaran
Learning Cycle 7e Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X Sma N 3 Tapung, Jurnal Pendidikan,
Halaman 1-7.
Suyanti, D.R., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Trianto, (2010), Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta
Trihatmo, A., Soepardjo, dan Antonius T., Widodo, (2012), Penggunaan Model
Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dan Hidrolisis,
Jurnal Pendidikan, Vol.1 Halaman 1-7.
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara,
Jakarta
Witanti, E,. Nurdian, Wildan, dan Muti’ah, (2015), Pengaruh Model Problem
Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Ditinjau dari Peta Pikiran
pada Siswa Kelas X MAN 1 Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015, Jurnal
Ilmiah, Halaman 1-14.
Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press
Group, Jakarta.
Yunani, Idianti, F., dan Bertha Y., (2012), Keterampilan Sosial Siswa Pada materi
Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit di SMA Negeri 1 Surabaya Pada
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS),
Unesa Journal of Chemichal Education, Vol.1 Halaman 19-26.
.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penerapan Media ICT pada PBL Terhadap Hail Belajar Pada Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

0 12 0

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 3E DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT

0 3 49

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI LARUTAN NON ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA

2 16 55

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA DAN AKTIVITAS SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

1 10 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

0 1 23

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MACROEMDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 27

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARURAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

0 2 21

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 24

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT SIFAT LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

0 0 20

Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektr

0 0 3