PENDAHULUAN Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran IPS Materi Pranata Sosial Dalam Masyarakat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Efektivitas pembelajaran merupakan pencapaian tujuan antara
perencanaan dan hasil pembelajaran. Hal ini didukung oleh pernyataan
Menurut Elvira (2008: 58), efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan
dimana dalam memilih tujuan kehendak yang ingin dicapai atau sasaran atau
peralatan yang digunakan disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah
tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang
memuaskan.
Tujuan pembelajaran agar dapat tercapai dengan efektif harus
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran.
Hal ini didukung oleh pernyataan Trianto (2010: 51) Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
kegiatan, lingkungan pembelajaran, dan pengolaan kelas.
Pembelajaran
kooperatif
adalah
model
pembelajaran
yang
mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari empat sampai
dengan enam orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen
(Majid, 2013: 174).
Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
diharapkan dapat meningkatkan aktifitas proses belajar mengajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Student Team Achievement
Division (STAD) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang
1
2
didalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan yang
berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.
Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokan secara beragam
berdasarkan gender, ras, dan etnis. Setelah pengelompokan dilakukan, ada
empat tahap yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan
rekognisi (Huda, 2013: 201)
Materi yang akan digunakan dalam model Pembelajaran kooperatif
tipe STAD adalah materi pranata sosial dalam masyarakat, materi ini
membutuhkan kerja kelompok, Siswa diminta untuk berdiskusi dalam
kelompok, dan mengerjakan lembar kerja siswa dalam masing-masing
kelompok, setelah itu tiap kelompok berkompetisi mengerjakan soal kuis
sehingga kegiatan pada STAD siswa dapat memahami tentang pengertian,
fungsi-fungsi, cirri-ciri, jenis-jenis pranata sosial dalam masyarakat, peran
pranata keluarga dalam pembentukan kepribadian, dan bencana yang timbul
akibat pranata sosial yang tidak dipatuhi. Pranata Sosial dalam Masyarakat
yang membahas tentang sistem norma yang bertujuan untuk mengatur
tindakan-tindakan maupun kegiatan masyarakat dalam rangka memenuhi
kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia, maka dapat menimbulkan
salah satu bencana yaitu bencana sosial.
Salah satu resiko bencana sosial yang dapat menimbulkan korban jiwa
adalah bencana konflik sosial. Risiko bencana konflik sosial seperti disajikan
dalam gambar 1.1. peta kawasan rawan bencana konflik sosial di Jawa
Tengah. Konflik sosial adalah suatu gerakan masal yang berupa merusak
tatanan dan tata tertib sosial yang ada
dipicu oleh kecemburuan sosial,
budaya, dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antar
agama/SARA.
SMP Negeri 1 Teras Boyolali merupakan salah satu sekolah yang ada
di Kabupaten Boyolali. Sekolah ini dalam proses pembelajaran yang
berlangsung pada saat ini masih menggunakan metode konvensional
3
merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak menggunakan strategi
dalam proses pembelajarannya dan hanya berpusat pada guru membuat
pembelajaran yang berlangsung kurang menarik dan terkesan membosankan.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu strategi
pembelajaran kooperatif yang terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan
level
kemampuan
yang
berbeda-beda
saling
bekerja
sama
untuk
menyelesaikan tujuan pembelajaran. Setelah pengelompokan dilakukan, ada
empat tahap yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan
rekognisi.
Pembelajaran IPS dalam materi pranata sosial dalam masyarakat
masing-masing kelompok mempelajari Pranata Sosial dalam masyarakat.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajarannya
siswa diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang telah disajikan oleh guru
kemudian tiap kelompok berkompetisi untuk mengerjakan soal kuis, maka
model pembelajaran kooperatif tipe STAD patut untuk diuji cobakan dalam
proses pembelajaran mengenai materi pranata sosial dalam masyarakat.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan penelitian
yang berjudul Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD dalam Pembelajaran IPS Materi Pranata Sosial Dalam
Masyarakat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun
Ajaran 2014/2015.
110°0'0"
111°0'0"
6°0'0"
6°0'0" LS
109°0'0" BT
PETA
KERENTANAN KONFLIK SOSIAL
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2011
Pr o y e k si
: Tr a n sv e r s e M e r ca t o r
Ko o rd i n a t : S i ste m K o o rd in a t G e o g ra fi s
D a tu m
: WGS 1984
U
L A U T
J A W A
2
JEPARA
Skala 1 : 2.000
20
10
0
20
40
60 Km
Legenda :
PATI
KUDUS
REMBANG
Jalan Arteri/Utama
Kota/Kabupaten
DEMAK
Jalan Kolektor
PROVINSI
JAWA BARAT
KOTA
PEKALONGAN
TEGAL
PEMALANG
PEKALONGAN
KOTA
SEMARANG
KENDAL
BATANG
7°0'0"
7°0'0"
Batas Provinsi
KOTA TEGAL
BREBES
Batas Kabupaten/Kota
Jalan Kereta Api
Garis Pantai
BLORA
Sungai
GROBOGAN
PROVINSI
JAWA TENGAH
Tingkat Kerentanan Konflik Sosial :
SEMARANG
Tinggi
TEMANGGUNG
PURBALINGGA
KOTA SALATIGA
WONOSOBO
BANYUMAS
BANJARNEGARA
BOYOLALI
CILACAP
KEBUMEN
Sedang
SRAGEN
KOTA MAGELANG
PROVINSI
JAWA TIMUR
KOTA
SURAKARTA
Rendah
108°0'0" BT
MAGELANG
110°0'0"
112°0'0"
KARANGANYAR
L A U T
J A W A
WONOGIRI
I N
D O
N E
S I A
PROVINSI
JAWA BARAT
8°0'0"
S A
M U
D E
R A
PROVINSI
D.I.Y
8°0'0"
8°0'0"
SUKOHARJO
6°0'0"
6°0'0"LS
KLATEN
PROVINSI
JAWA TENGAH
S A M
U D R
A
PROVINSI
JAWA TIMUR
D.I.Y
I N D
O N E
S I A
8°0'0"
PURWOREJO
Daerah Penelitian
108°0'0"
110°0'0"
112°0'0"
Sumber:
1. Indeks Rawan Bencana BNPB Tahun 2011
2. ATLAS Provinsi Jawa Tengah
3. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25. 000
Badan Informasi Geospasial
D i sa l i n O l e h :
109°0'0"
110°0'0"
M il a tu A z k a A 6 1 0 11 0 0 5 4
4
Gambar 1.1 Peta Indeks Bencana Konflik Sosial Provinsi Jawa Tengah
111°0'0"
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat
diidentifikasi masalah yang timbul antara lain :
1. Materi pembelajaran dalam materi pranata sosial dalam masyarakat
menunjukan berbagai perbedaan pandangan dari setiap siswa
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe
STAD diharapkan siswa dapat memahami materi mengenai pranata sosial
dalam masyarakat.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah
yang dikaji
lebih
fokus
dan terarah, maka
penelitimemebatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Teras Boyolali pada kelas VIII.
2. Penilitian
ini
ditekankan
pada
model
pembelajaran
Kooperatif
(cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent Division)
dengan materi pranata sosial dalam masyarakat pada siswa kelas VIII.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana efektifitas penggunaan model pembelajaran Kooperatif
(cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent Division)
dalam pembelajaran IPS materi pranata sosial dalam masyarakat peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali tahun ajaran 2014/2015 ?
2. Adakah perbedaan antara efektifitas penggunaan model pembelajaran
Kooperatif (cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent
6
Division) dalam pembelajaran IPS materi pranata sosial dalam masyarakat
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali tahun ajaran
2014/2015 dengan model konvensional ?
E. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS materi
pranata sosial dalam masyarakat yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent
Division) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali.
2. Mengetahui tingkat keefektivan antara model pembelajaran Kooperatif
(cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent Division) dan
model Konvensional dengan materi pranata sosial dalam masyarakat pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali.
F. Manfaat Penelitian
Penulis yang penulis lakukan diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan mengenai
model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) tipe STAD yang bisa
dilakukan dalam proses pembelajaran didalam kelas.
2. Bagi sekolah
Dapat memberi masukan sekolah yang digunakan sebagai lokasi
penelitian, dalam menjalankan proses pembelajaran didalam kelas supaya
dapat menggunakan model pembelajaran yang lebih menarik siswa, agar
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan tidak membosankan.
3. Bagi Siswa
7
Dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam proses pembelajaran
yang berlangsung dan membuat motivasi siswa menjadi lebih baik dan
kreatif.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Efektivitas pembelajaran merupakan pencapaian tujuan antara
perencanaan dan hasil pembelajaran. Hal ini didukung oleh pernyataan
Menurut Elvira (2008: 58), efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan
dimana dalam memilih tujuan kehendak yang ingin dicapai atau sasaran atau
peralatan yang digunakan disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah
tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang
memuaskan.
Tujuan pembelajaran agar dapat tercapai dengan efektif harus
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran.
Hal ini didukung oleh pernyataan Trianto (2010: 51) Model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
kegiatan, lingkungan pembelajaran, dan pengolaan kelas.
Pembelajaran
kooperatif
adalah
model
pembelajaran
yang
mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari empat sampai
dengan enam orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen
(Majid, 2013: 174).
Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
diharapkan dapat meningkatkan aktifitas proses belajar mengajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Student Team Achievement
Division (STAD) merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang
1
2
didalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan yang
berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.
Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokan secara beragam
berdasarkan gender, ras, dan etnis. Setelah pengelompokan dilakukan, ada
empat tahap yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan
rekognisi (Huda, 2013: 201)
Materi yang akan digunakan dalam model Pembelajaran kooperatif
tipe STAD adalah materi pranata sosial dalam masyarakat, materi ini
membutuhkan kerja kelompok, Siswa diminta untuk berdiskusi dalam
kelompok, dan mengerjakan lembar kerja siswa dalam masing-masing
kelompok, setelah itu tiap kelompok berkompetisi mengerjakan soal kuis
sehingga kegiatan pada STAD siswa dapat memahami tentang pengertian,
fungsi-fungsi, cirri-ciri, jenis-jenis pranata sosial dalam masyarakat, peran
pranata keluarga dalam pembentukan kepribadian, dan bencana yang timbul
akibat pranata sosial yang tidak dipatuhi. Pranata Sosial dalam Masyarakat
yang membahas tentang sistem norma yang bertujuan untuk mengatur
tindakan-tindakan maupun kegiatan masyarakat dalam rangka memenuhi
kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia, maka dapat menimbulkan
salah satu bencana yaitu bencana sosial.
Salah satu resiko bencana sosial yang dapat menimbulkan korban jiwa
adalah bencana konflik sosial. Risiko bencana konflik sosial seperti disajikan
dalam gambar 1.1. peta kawasan rawan bencana konflik sosial di Jawa
Tengah. Konflik sosial adalah suatu gerakan masal yang berupa merusak
tatanan dan tata tertib sosial yang ada
dipicu oleh kecemburuan sosial,
budaya, dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antar
agama/SARA.
SMP Negeri 1 Teras Boyolali merupakan salah satu sekolah yang ada
di Kabupaten Boyolali. Sekolah ini dalam proses pembelajaran yang
berlangsung pada saat ini masih menggunakan metode konvensional
3
merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak menggunakan strategi
dalam proses pembelajarannya dan hanya berpusat pada guru membuat
pembelajaran yang berlangsung kurang menarik dan terkesan membosankan.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu strategi
pembelajaran kooperatif yang terdapat beberapa kelompok kecil siswa dengan
level
kemampuan
yang
berbeda-beda
saling
bekerja
sama
untuk
menyelesaikan tujuan pembelajaran. Setelah pengelompokan dilakukan, ada
empat tahap yang harus dilakukan, yakni pengajaran, tim studi, tes, dan
rekognisi.
Pembelajaran IPS dalam materi pranata sosial dalam masyarakat
masing-masing kelompok mempelajari Pranata Sosial dalam masyarakat.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajarannya
siswa diminta untuk mengerjakan lembar kerja yang telah disajikan oleh guru
kemudian tiap kelompok berkompetisi untuk mengerjakan soal kuis, maka
model pembelajaran kooperatif tipe STAD patut untuk diuji cobakan dalam
proses pembelajaran mengenai materi pranata sosial dalam masyarakat.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis melakukan penelitian
yang berjudul Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD dalam Pembelajaran IPS Materi Pranata Sosial Dalam
Masyarakat Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun
Ajaran 2014/2015.
110°0'0"
111°0'0"
6°0'0"
6°0'0" LS
109°0'0" BT
PETA
KERENTANAN KONFLIK SOSIAL
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2011
Pr o y e k si
: Tr a n sv e r s e M e r ca t o r
Ko o rd i n a t : S i ste m K o o rd in a t G e o g ra fi s
D a tu m
: WGS 1984
U
L A U T
J A W A
2
JEPARA
Skala 1 : 2.000
20
10
0
20
40
60 Km
Legenda :
PATI
KUDUS
REMBANG
Jalan Arteri/Utama
Kota/Kabupaten
DEMAK
Jalan Kolektor
PROVINSI
JAWA BARAT
KOTA
PEKALONGAN
TEGAL
PEMALANG
PEKALONGAN
KOTA
SEMARANG
KENDAL
BATANG
7°0'0"
7°0'0"
Batas Provinsi
KOTA TEGAL
BREBES
Batas Kabupaten/Kota
Jalan Kereta Api
Garis Pantai
BLORA
Sungai
GROBOGAN
PROVINSI
JAWA TENGAH
Tingkat Kerentanan Konflik Sosial :
SEMARANG
Tinggi
TEMANGGUNG
PURBALINGGA
KOTA SALATIGA
WONOSOBO
BANYUMAS
BANJARNEGARA
BOYOLALI
CILACAP
KEBUMEN
Sedang
SRAGEN
KOTA MAGELANG
PROVINSI
JAWA TIMUR
KOTA
SURAKARTA
Rendah
108°0'0" BT
MAGELANG
110°0'0"
112°0'0"
KARANGANYAR
L A U T
J A W A
WONOGIRI
I N
D O
N E
S I A
PROVINSI
JAWA BARAT
8°0'0"
S A
M U
D E
R A
PROVINSI
D.I.Y
8°0'0"
8°0'0"
SUKOHARJO
6°0'0"
6°0'0"LS
KLATEN
PROVINSI
JAWA TENGAH
S A M
U D R
A
PROVINSI
JAWA TIMUR
D.I.Y
I N D
O N E
S I A
8°0'0"
PURWOREJO
Daerah Penelitian
108°0'0"
110°0'0"
112°0'0"
Sumber:
1. Indeks Rawan Bencana BNPB Tahun 2011
2. ATLAS Provinsi Jawa Tengah
3. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : 25. 000
Badan Informasi Geospasial
D i sa l i n O l e h :
109°0'0"
110°0'0"
M il a tu A z k a A 6 1 0 11 0 0 5 4
4
Gambar 1.1 Peta Indeks Bencana Konflik Sosial Provinsi Jawa Tengah
111°0'0"
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat
diidentifikasi masalah yang timbul antara lain :
1. Materi pembelajaran dalam materi pranata sosial dalam masyarakat
menunjukan berbagai perbedaan pandangan dari setiap siswa
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe
STAD diharapkan siswa dapat memahami materi mengenai pranata sosial
dalam masyarakat.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah
yang dikaji
lebih
fokus
dan terarah, maka
penelitimemebatasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Teras Boyolali pada kelas VIII.
2. Penilitian
ini
ditekankan
pada
model
pembelajaran
Kooperatif
(cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent Division)
dengan materi pranata sosial dalam masyarakat pada siswa kelas VIII.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana efektifitas penggunaan model pembelajaran Kooperatif
(cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent Division)
dalam pembelajaran IPS materi pranata sosial dalam masyarakat peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali tahun ajaran 2014/2015 ?
2. Adakah perbedaan antara efektifitas penggunaan model pembelajaran
Kooperatif (cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent
6
Division) dalam pembelajaran IPS materi pranata sosial dalam masyarakat
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali tahun ajaran
2014/2015 dengan model konvensional ?
E. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS materi
pranata sosial dalam masyarakat yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent
Division) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali.
2. Mengetahui tingkat keefektivan antara model pembelajaran Kooperatif
(cooperative learning) tipe STAD (student teams achievent Division) dan
model Konvensional dengan materi pranata sosial dalam masyarakat pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali.
F. Manfaat Penelitian
Penulis yang penulis lakukan diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan mengenai
model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) tipe STAD yang bisa
dilakukan dalam proses pembelajaran didalam kelas.
2. Bagi sekolah
Dapat memberi masukan sekolah yang digunakan sebagai lokasi
penelitian, dalam menjalankan proses pembelajaran didalam kelas supaya
dapat menggunakan model pembelajaran yang lebih menarik siswa, agar
siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan tidak membosankan.
3. Bagi Siswa
7
Dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam proses pembelajaran
yang berlangsung dan membuat motivasi siswa menjadi lebih baik dan
kreatif.