STUDI IMPLEMENTASI STANDAR PROSES OLEH GURU FISIKA DI BEBERAPA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MEDAN.

STUDI IMPLEMENTASI STANDAR PROSES OLEH GURU
FISIKA DI BEBERAPA SEKOLAH MENENGAH
ATAS (SMA) DI KOTA MEDAN

Oleh :
Syarifuddin Siregar
NIM 4103121078
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Syarifuddin Siregar dilahirkan di Kota Pematangsiantar, pada tanggal 28
Mei 1992. Ayah bernama Daulat Siregar dan Ibu bernama Nurbaiyah Pane
merupakan anak ke 6 dari enam bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD
Negeri No. 124394 Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjutkan sekolah di SMP N 1 Kota Pematangsiantar dan lulus pada
tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA N 2 dan lulus
pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di Universitas Negeri Medan
Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada

penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Studi Implementasi Standar Proses Oleh Guru Fisika di
beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Medan”, disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak
Alkhafi Maas Siregar, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran, serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si., Bapak Prof. Dr. Nurdin
Bukit, M.Si., Bapak Purwanto, S.Si., M.Pd.,selaku dosen penguji, serta Ibu Dr.
Derlina, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik. Selanjutnya ucapan
terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Ibu Dr.
Derlina, M.Si, selaku ketua Jurusan Fisika, serta Bapak Drs. Abdul Hakim, M.Si.
selaku sekretaris Jurusan Fisika.Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA
UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada
Kepala SMA N3 Medan Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd., serta guru bidang

studi;Ibu Dra. Sukmawati, M.Si., Kepala SMA N 5 Medan Bapak Drs. Harris H.
Simamora, M.Si., serta guru bidang studi;Ibu Imelda Sitohang, S.Pd., Kepala
SMA N 7 Medan Bapak Drs.H. Muhammad Daud, M.M, serta guru bidang studi;
Ibu Riama Silaban, S.Pd., yang telah banyak membantu selama penelitian ini.
Teristimewa kepada Ayahanda Daulat Siregar dan Ibu tercinta Nurbaiyah Pane
yang tak henti mengukir do’a,

dan senantiasa memotivasi penulis dalam

menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih yang tak

v

henti juga penulis ucapkan kepada Kakak dan Abang Tercinta, Siti Sakdiah
Siregar, S.Pd.I, Abdul Razak Siregar, S.Pd.I., Siti Zakia Siregar, S.Pd.I., Ahmad
Syawal Siregar, dan Abdul Hadi Siregar SE., yang senantiasa memberi motivasi
kepada penulis. Terspesial kepada Ricca Mauliza Lubis, yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi bagi penulis. Kepada rekan-rekan seperjuangan
Mahasiswa Fisika Dik B 2010, terima kasih atas saran-saran dan masukannya.
Kepada Leny, Sundari, Rofi dan Uliterima kasih untuk masukan dan motivasinya.

Kepada anggota La Tahzan: Fahmi, Kodir, Edi, Ahmad dan Primsya, semoga
senantiasa

dalam

lindungan_NYA.

Serta

kepada

rekan-rekan

senasib

sepenanggungan personil3A: Supriyanto, Fadhil dan Budi terima kasih untuk
masukan dan canda tawa kalian, semoga hubungan ini akan tetap berlanjut.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini. Namun penulis menyadari, masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif dari

pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Juli 2014

Penulis,

Syarifuddin Siregar

iii

STUDI IMPLEMENTASI STANDAR PROSES OLEH GURU FISIKA DI
BEBERAPA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MEDAN
Syarifuddin Siregar (NIM 4103121078)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme perencanaan dan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan juga untuk melihat faktorfaktor penyebab guru belum melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan
standar proses pendidikan.

Penelitian dilaksanakan di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Kota Medan yang menggunakan Kurikulum 2013. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan etnografi dengan sumber data
tiga guru mata pelajaran Fisika SMA di Kota Medan yang ditetapkan secara
Purposive sampling. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data dianalisis dengan cara pengumpulan data, reduksi data, display
data dan penarikan kesimpulan sedangkan pengabsahan data dilaksanakan dengan
cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, dan triangulasi.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa standar proses pendidikan di
beberapa SMA di Kota Medan belum sepenuhnya diterapkan berdasarkan
Permendiknas No. 65 Tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai
kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas hanya
sebesar 63.17% saja. Guru kurang maksimal dalam melaksanakan standar proses
pendidikan di mulai dari perencanaan proses dan pelaksanaan proses
pembelajaran. Pada penelitian ini ditemukan faktor-faktor penyebab guru belum
melakukan proses yang sesuai dengan standar. Faktor tersebut meliputi guru
belum memahami peyusunan proses pembelajaran, tidak adanya tuntutan dari
sekolah, dan kurangnya sosialisasi dari lembaga pelatihan. Untuk itu perlu adanya
peningkatan pemahaman guru baik dari internal maupun eksternal dalam
pelaksanaan standar proses pendidikan agar dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi

viii
ix
x

BAB
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.

1
1
5
5
6
6
6

6

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Defenisi Operasional

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Pendidikan
2.2.
Proses Pembelajaran
2.3.
Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran
2.4.
Kompetensi Profesionalisme Guru

2.5.
Standar Nasional Pendidikan
2.6.
Standar Proses dalam Standar Nasional Pendidikan
2.7.
Standar Proses Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan
2.7.1
Perencanaan Proses Pembelajaran Menurut BSNP
2.7.1.1 Silabus Sebagai Acuan Pengembangan RPP
2.7.1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2.7.1.3 Prinsip-Prinsip Penuyusunan RPP
2.7.2
Pelaksanaan Proses Pembelajaran Menurut BSNP
2.7.2.1 Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran
2.7.2.2 Pelaksanaan Proses Pembelajaran
2.8.
Penilaian Pembelajaran Menurut BSNP
2.9.
Evaluasi Proses Pembelajaran
2.10.

Fungsi Standar Proses Pendidikan
2.11.
Penelitian Kualitatif
2.11.1 Karakteristik Penelitian Kualitatif
2.12.
Penelitian Ethnografi
2.12.1 Karakteristik Penelitian Ethnografi
2.12.2 Prosedur Penelitian Ethnografi
2.13.
Pengumpulan Data
2.13.1.1 Interview

8
8
8
10
11
13
14
16
16
18
19
22
23
23
24
27
27
28
29
29
31
32
33
34
34

vii

2.13.1.2 Kuesioner
2.13.1.3 Observasi
2.14
Hasil Penelitian yang Relevan

36
36
37

BAB
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.
3.6.1
3.6.2
3.6.3
3.7
3.7.1
3.7.2
3.7.3
3.7.3

38
38
38
38
38
38
39
41
41
41
43
43
44
44
45

III. METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Instrumen Penelitian
Sampel Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Reduksi Data
Display Data
Verifikasi
Rencana Pengujian Keabsahan Data
Uji Kredibilitas
Uji Transferabilitas
Uji Dependabilitas
Uji Konfirmabilitas

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Gambaran Umum Wilayah Medan
4.1.2
Karakteristik Sampel Sumber Data
4.1.3
Hasil Perjalanan Penelitian
4.1.3.1 Angket Guru tentang pemahaman Permendiknas Nomor
6 Tahun 2007
4.1.3.2 Angket Siswa
4.2
Pembahasan Penelitian
4.2.1
Reduksi Data
4.2.1.1 Pemahaman Guru Tentang Permendiknas Nomor 16
Tahun 2007
4.2.1.2 Mengetahui Kemampuan Guru dalam melakukan
Standar Proses Pembelajaran
4.2.1.2.1 Data Tentang Perencanaan Pembelajaran Fisika
4.2.1.2.2 Data Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Fisika
4.2.1.2.3 Analisis Observasi Proses Pembelajaran Fisika
4.2.1.3 Faktor-Faktor Penyebab Kendala dalam Melakukan
Standar Proses Sesuai BSNP
4.2.2
Data Display

46
46
46
47
48
49

BAB V KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

65
65
65

DAFTAR PUSTAKA

66

51
53
53
54
55
57
59
61
61
62

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan
Tabel 4.1 Profil Sampel Sumber Data Sekolah dan Guru Fisika
Tabel 4.2 Hasil Angket Guru
Tabel 4.3 Hasil Angket Siswa

Halaman
37
47
49
51

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.
Gambar 3.1.
Gambar 3.2.
Gambar 3.3.
Gambar 3.4.
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3

Situasi Sosial
Teknik Pengumpulan Data
Komponen dalam analisis Data
Komponen dalam analisis Data
Ilustrasi: Reduksi data, Display data, dan verifikasi
Grafik Hasil Angket Guru
Grafik Hasil Angket Siswa
Grafik Rata-rata Standar Kualifikasi Guru tiap Aspek
di 3 sekolah
Gambar 4.4 Grafik kemampuan guru melakukan standar proses
di 3 Sekolah

31
39
40
40
42
50
53
62
63

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin

perkembangan serta kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003).
Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus
selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan
pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas, mau
dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut.
Kurikulum yang ditawarkan merupakan bentuk operasional penataan kurikulum
dan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang akan memberikan wawasan baru
terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Kebaruan ini harus diwaspadai
dengan mengkaji berbagai sumber dan mendeskriminasikannya kepada berbagai
pihak terutama para pelaksana dan calon pelaksana di lapangan, agar tidak salah
tafsir dan salah kaprah dalam implementasinya.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang di
dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk mengahapal informasi,
otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari.
Fisika sebagai salah satu pelajaran disekolah, dengan berbagai visi dan
misinya yang antara lain berupaya mendidik siswa yang berilmu dan

2

berketrampilan yang unggul serta “open minded”, memiliki etos kerja, melatih
melakukan penelitian sesuai proses/metode ilmiah dan belajar mengaplikasikan
pengetahuan mempunyai sikap disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Disamping
itu juga bersikap peka, tanggap dan berperan aktif dalam menggunakan fisika
untuk memecahkan problem di lingkungannya. Melalui penguasaan mata
pelajaran Fisika baik proses, produk, maupun sikap yang baik, siswa diharapkan
mampu mengembangkan ilmunya,bertenggang rasa, mampu membina kerajasama
yang sinergis demi tercapainya efisiensi dan efektivitas, kualitas serta kesuksesan
nyata bagi siswa. Untuk mencapai hal tersebut seorang guru atau calon guru perlu
untuk menguasai konsep-konsep tentang penilaian dilapangan agar benar-benar
menjadi guru yang professional dalam menjalankan tugas kesehariannya.
Dalam rangka menjamin mutu proses pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan menengah telah ditetapkan standar proses untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah. Standar Proses adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria
minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini
berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik
pada sistem paket maupun pada sistem kredit semester. Standar proses meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien (Amri, 2013).
Perencanaan Pembelajaran merupakan salah satu komponen dari standar
proses

pembelajaran.

Perencanaan

pembelajaran

(intructional

design),

memperkirakan dan memproyeksikan tindakan atau aktivitas yang akan dilakukan
pada saat pembelajaran. mengingat perencanaan sebagai proyeksi kegiatan, maka
kedudukannya dalam sistem pembelajaran menjadi amat strategis. Apabila
kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk merubah perilaku siswa, dan tidak
melalui perencanaan yang matang, maka dapat dibayangkan akan seperti apa
proses pembelajaran itu. Dampaknya terhadap proses dan hasil pembelajaran

3

secara khusus dan penyidikan pada umumnya sulit diprediksi. Andai kita boleh
membandingkan, dilihat dari resiko atau dampak yang dapat ditimbulkan,
nampaknya lebih berbahaya pembelajaran yang tidak direncanakan dari pada
membuat satu bangunan rumah. Keduanya beresiko, tapi karena pembelajaran
langsung berhubungan dengan “pencetakan manusia”, kerugian akan lebih fatal
dibandingkan dengan bentuk bangunan yang dihasilkan jika tanpa perencanaan.
Dengan adanya perencanaan pembelajaran yang berfungsi sebagai alat
kontrol, maka apabila terjadi adanya kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai
dengan skenario pembelajaran akan segera diketahui dan pada saat itu pula
pembelajaran dikembalikan kepada rencana yang telah disusun. Dengan demikian
peluang terjadinya in-efisiensi dan in-efektivitas dalam proses dan hasil
pembelajaran akan bisa dikurangi. Oleh karena itu setiap guru pada saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran jangan abaikan perencanaan pembelajaran,
agar kegiatan pembelajaran dapat terkontrol.
Peranan guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk mampu
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka
pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat
strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu
dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Umumnya guru dan tenaga
pengajar cenderung dalam rutinitas mengajar yang didasarkan atas pengalaman
dan

kebiasaan

tanpa

mengetahui

betapa

kompleks

sebenarnya

proses

pembelajaran itu. Karena banyaknya aspek-aspek pembelajaran itu para ahli terus
menelitinya untuk mencari jalan-jalan baru yang dianggap lebih ampuh sambil
meninjau metode yang lama sacara kritis.
Dari data observasi awal, peneliti mengumpulkan informasi dengan
membagikan wawancara pada guru fisika di beberapa SMA di kota Medan yaitu
SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 7 belum mengetahui Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Adanya guru fisika yang
belum mengetahui Permendiknas No 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi
akademik. Dari keseluruhan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa guru

4

fisika yang menjadi responden belum melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan standar proses yang telah dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) yang berdampak tidak baiknya pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru fisika di sekolah tersebut.
Standar dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 diberi makna kriteria minimal.
Standar berarti batas, patokan, syarat yang harus dicapai dalam proses
peningkatan mutu. Batas-batas itu harus terukur sehingga harus jelas indikatornya.
1. Standar itu pasti, misalnya dalam standar batas nilai minimal membantu
siswa mencapai target.
2. Standar itu ukuran keahlian atau kompetensi.
3. Standar itu prestasi yang patut dicontoh
4. Standar itu tantangan.
5.

Standar itu hasil kesepakatan.
Sedangkan proses merupakan kunci untuk menghasilkan mutu, proses ini

merupakan usaha mengkoordinasikan desain dari tiap komponen yang lain.
Keluaran bukan hanya mereka yang lulus satuan pendidikan dan dapat
meneruskan ke jenjang perguruan tinggi, melainkan juga termasuk putus satuan
pendidikan, Ukuran kualitas tidak hanya dilakukan oleh satuan pendidikan
melainkan juga oleh pelanggan dan para pemangku kepentingan (stakeholders).
Dari uraian diatas, maka tampak Standar Proses Pendidikan (SPP)
merupakan jantungnya dalam sistem pendidikan. Bagaimanapun bagus dan
idealnya Standar Kompetensi Lulusan serta lengkapnya Standar Isi, namun tanpa
diimplementasikan ke dalam proses pendidikan, maka semuanya tidak akan
berarti apa-apa. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan
tetap diperlukan. Teknologi yang bisa memudahkan manusia mencari dan
mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin dapat mengganti peran
guru. Seharusnya ada mekanisme dan prosedur yang telah dikeluarkan oleh BSNP
yang dapat dijadikan guru sebagai pedoman untuk diterapkan di sekolah. Hal ini
sangat penting sekali bagi proses pendidikan baik untuk siswa, guru dan sekolah.
Ini merupakan masalah yang telah terjadi di beberapa SMA di Indonesia.

5

Berdasarkan uraian di atas dan pentingnya masalah ini untuk diteliti, agar
diperoleh data yang valid seberapa besar guru yang menerapkan standar proses
dari BSNP. Untuk kepentingan tersebut diperlukan berbagai pelatihan dan
sosialisasi yang matang kepada pihak yang dimaksud, agar standar yang telah
ditetapkan oleh BSNP tersebut dapat dipahami dan dilaksanakan di setiap jenjang
pendidikan di Indonesia. Dengan adanya pemahaman tentang standar proses ini
diharapkan kedepannya pendidikan Indonesia dapat melahirkan generasi-generasi
yang berkualitas.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalahmasalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Adanya guru fisika yang belum mengetahui Permendiknas No 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik.
2. Adanya guru Fisika yang belum mengetahui Peraturan Pemerintah
No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Adanya guru Fisika yang belum mengetahui Permendiknas No 65
tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan.
4. Perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru belum
berorientasi pada BSNP.
5. Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru belum
berorientasi pada BSNP.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat bahwa luasnya permasalahan, maka perlu dilakukan pembatasan
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.

Subjek penelitian adalah guru fisika kelas X di Sekolah Menengah
Atas (SMA) dibeberapa-Kota Medan.

2.

Sekolah yang akan diteliti berdasarkan sekolah yang menggunakan
kurikulum 2013.

3.

Standar proses yang akan diteliti adalah perencanaan proses
pembelajaran dan proses pembelajaran.

6

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
dinyatakan sebagai berikut:
1. Apakah guru-guru di sekolah mengetahui Permendiknas No 16 Tahun
2007 tentang Standar Kuifikasi Akademik dan Standar Kompetensi
Guru?
2. Apakah guru-guru di sekolah telah menerapkan standar proses
pembelajaran yang sesuai dengan BSNP?
3. Apa penyebab guru tidak melakukan standar proses pembelajaran yang
berstandar oleh BSNP?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pemahaman guru tentang Permendiknas Nomor 16
Tahun 2007.
2. Mengetahui kemampuan guru dalam melakukan standar proses
pembelajaran di sekolah.
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab kendala dalam melakukan standar
proses sesuai standar BSNP yang dilakukan guru di sekolah.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:
1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti tentang
standar proses pembelajaran.
2. Menjadi motivasi baik guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
di sekolah telah sesuai dengan standar proses oleh BSNP.
3. Pedoman penelitian lanjutan bagi peneliti selanjutnya.
1.7 Definisi Operasional
1. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk
mencapai kompetensi lulusan.

7

2. Standar

proses

meliputi

perencanaan

proses

pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan

proses

pembelajaran

untuk

terlaksananya

proses

pembelajaran yang efektif dan efisien.
3. Standar dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 diberi makna kriteria
minimal. Standar berarti batas, patokan, syarat yang harus dicapai
dalam proses peningkatan mutu.
4. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan terhadap sampel yang akan diteliti.

65

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian tentang Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses,menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut:
Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa:
1. Kurangnya pemahaman guru tentang permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
di setiap sekolah. Ini dapat dilihat dari rata-rata hasil angket guru hanya
sebesar sebesar 51.63% saja, hal ini sangat kurang kesempurnaaan dalam
implementasi standar proses.
2. Kurangnya kemampuan guru di setiap sekolah dalam melakukan standar
proses yang berorientasi BSNP.
3. Kurangnya pemahaman guru tentang pelaksanaan standar proses yang
berstandar dikarenakan beberapa faktor baik dari internal guru, maupun
lingkungan tempat bekerja guru yaitu di sekolah.
5.2 Saran
Dari data di atas dapat di sarankan bahwa :
1. Perlunya bagi guru untuk mengikuti seluruh perkembangan informasi
dalam pendidikan sehingga dapat melakukan improvisasi dalam proses
pembelajaran.
2. Perlunya sampel sumber data yang lebih banyak agar penelitian
selanjutnya mendapatkan hasil yang lebih baik.
3. Bagi peneliti berikutnya disarankan untuk lebih dapat mendisplay data
dengan daya kreatif sendiri sehingga menghasilkan temuan-temuan
yang dapat memperbaiki pendidikan di Indonesia.
4. Perlunya kelengkapan administrasi dalam penelitian ini sangat
dibutuhkan dimulai dari surat menyurat dan jurnal penelitian.

66

DAFTAR PUSTAKA
Amri, S., (2013), Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013, Bumi Aksara, Jakarta
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi Aksara,
Jakarta
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka
Cipta Jakarta
Arifin, Z., (2012), Evaluasi Pembelajaran Edisi Revisi, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung
Arsana, A.A.P., (2012), Studi Evaluatif tentang Pelaksanaan Standar Proses :
1-20.
Asyhari, A.,Sunarno, W., Sarwanto, (2014), Jurnal Inkuiri, Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Fisika Sma Berbasis Inkuiri Terbimbing
Terintegrasi Pendidikan Karakter, 3 : 62-75.
BSNP, (2005), Badan Standar
indonesia.Org/id/?page id=245/

Nasional

Pendidikan,

http://bsnp-

Djamarah, dan Zain, A., (2010), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta,
Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2012), Pedoman Penulisan Proposal dan skripsi Mahasiswa Program
Studi Kependidikan, FMIPA Unimed
Febrianti, A., Yozza, H., dan Rahmi, I., (2012), Penerapan Metode Adaptive
Regression Spline (MARS) Untuk Mengidentifikasi Komponen yang
Berpengaruh Terhadap Peringkat Akreditasi Sekolah, Jurnal Matematika
UNAND 2 : 2303-2910.
Fraenkle, J.R., Wallen, N.E., dan Hyun, H.H., (2006), How to Design and
Evaluate Research in Education, Mc Graw Hill, Newyork
Kurniasih, I., (2013), Pengaruh Komitmen Guru Dan Implementasi Kebijakan
Standar Proses Terhadap Kualitas Layanan Pembelajaran : 1-13.
Mulyasa, H.E., (2013), Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013,PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
Nana, (2011), Penelitian Etnografi, www.nana.blogspot.com.

67

[Permendiknas] Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, (2007), Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,Jakarta, BSNP
[Permendikbud] Peraturan Menteri dan Kebudayaan, (2013), Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
Relitawati, D, (2009), Analisis Implementasi Proses Pembelajaran Terhadap
Kualitas Lulusan di SMAN 13 Medan,Tesis, FMIPA, USU, Medan.
Sumiati, dan Asra, (2007), Metode Pembelajaran, CV Wacana Prima, Bandung.
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, CV Alfabeta, Bandung.
Zulaekha, A., (2011), Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Skripsi,IAIN, Semarang.