STUDI IMPLEMENTASI EVALUASI STANDAR PENILAIAN OLEH GURU FISIKA DI BEBERAPA SMA MEDAN.

(1)

STUDI IMPLEMENTASI EVALUASI STANDAR PENILAIAN OLEH GURU FISIKA DI BEBERAPA SMA MEDAN

Oleh :

FEBRINAWATI SIREGAR NIM 408121050

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2012


(2)

RIWAYAT HIDUP

Febrinawati Siregar dilahirkan di Medan pada tanggal 28 Februari 1990. Ayah bernama Ali Hopman Siregar, S.Pd dan Ibu Lengga Sana merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Pada tahun 1995, penulis masuk SD N 060973 dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001, penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Medan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMA Brigjen Katamso Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2008, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.


(3)

FEBRINAWATI SIREGAR (NIM 408121050) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penilaian, teknik penilaian yang dilakukan oleh guru dan juga untuk melihat hubungan kualifikasi guru dengan cara guru menilai di SMA Se-Kotamadya Medan. Penelitian dilaksanakan di beberapa SMA di Kota Medan baik SMA negeri maupun swasta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan survei dengan sumber data sebelas guru mata pelajaran Fisika di SMA Se-Kotamadya Medan, yang ditetapkan secara purposive stratified sampling. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan pengabsahan data dilaksananakan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, dan triangulasi.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Prosedur penilaian yang dilakukan oleh guru sudah baik, akan tetapi perlu peningkatan lagi karena dari hasil data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada wakil kepala sekolah yaitu dari gambar 4.2 menunjukkan 60% sekolah telah mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan UU No.20 tahun 2007 mengindikasikan bahwa standar penilaian sudah tersosialisasikan dengan baik, hasil kuesioner guru bidang studi Fisika dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pelaksanaan standar penilaian oleh guru rata-rata mencapai 73% dapat disimpulkan bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan penilaian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana telah dijabarkan dalam Permen No.20/2007, mekanisme dan prosedur penilaian yaitu standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan penilaian dan standar pelaporan penilaian. Persentase standar pelaporan memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan persentase standar prosedur yang lainnya dapat dilihat pada tabel 4.8 yaitu 48% guru menjawab jarang melaporkan hasil penilaian baik kepada siswa, maupun guru bidang studi yang lain, hal ini diperkuat dengan hasil kuesioner siswa 44% guru mengembalikan hasil penilaian kepada siswa, artinya pelaksanaan standar pelaporan belum terlaksana sepenuhnya.

Dalam hal pengevaluasian, seorang guru dikatakan berkompeten apabila memahami teknik dan prosedur evaluasi, serta mampu melaksanakan evaluasi sehingga didapat hasil evaluasi yang digunakan untuk memperbaiki proses belajar menagajar. Dari hasil penelitian rata-rata guru (55%) masih menggunakan 2-3 teknik penilaian, artinya teknik penilaian yang dilakukan oleh guru belum bervariasi. Tidak ada hubungan kualifikasi guru dengan cara guru menilai, akan tetapi kompetensi guru yang sangat menentukan kemampuan guru untuk melakukan evaluasi dan beberapa faktor lainnya yaitu: (1) budaya kerja, (2) kepemimpinan kepala sekolah, dan (3) hubungan kerja.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2.Identifikasi Masalah 5

1.3.Pembatasan Masalah 5

1.4.Perumusan Masalah 5

1.5.Tujuan Penelitian 6

1.6.Manfaat Penelitian 6

BAB II. Tinjauan Pustaka

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Definisi Standar 8

2.1.2. Definisi Penilaian 8

2.1.3. Pengertian Pendidikan 9

2.1.4.Penilaian Pendidikan 9

2.1.4.1 Tujuan atau Fungsi Penilaian 10

2.1.4.2.Ciri-ciri Penilaian dalam Pendidikan 10

2.1.5. Standar Nasional Pendidikan 11

2.1.6.Standar Penilaian Pendidikan 12

2.1.6.1. Landasan Filosofis Dan Yuridis Standar Penilaian 27

2.1.6.1.1 Landasan Filosofis 27

2.1.6.1.2 Landasan Yuridis 27

2.1.7 Evaluasi 28

2.1.7.1 Evaluasi Pendidikan 29

2.1.7.2 Ruang lingkup Evaluasi Pendidikan 32

2.1.8 Kualifikasi Guru 33

2.2. Penelitian Kualitatif 34

2.2.1.Pengertian Penelitian Kualitatif 34

2.2.2 Karakteristik Penelitian Dengan Pendekatan Kualitatif 34 2.2.3 Langkah-Langkah Penelitian Dengan Pendekatan Kualitatif 35 2.3. Penelitian Survei

2.3.1 Pengertian Penelitian Survei 2.3.2 Langkah-Langkah dalam Penelitian Survei

35 35 36


(5)

BAB III.Metode Penelitian

3.1. Pendekatan Penelitian 40

3.2.Tempat dan Waktu Penelitian 40

3.2.1.Tempat Penelitian 40

3.2.2. Waktu Penelitian 40

3.3.Instrumen Penelitian 41

3.4.Sampel Sumber Data 41

3.5. Teknik Pengumpulan Data 42

3.6. Teknik Analisis Data 43

3.7. Rencana Pengujian Keabsahan Data 43

3.7.1. Uji Kredibilitas 43

3.8. Alur Penelitian 44

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1.Hasil Penelitian 45

4.1.1. Gambaran wilayah umum Kota Medan 45

4.1.2.Karakteristik Sampel Sumber Data 46

4.1.3. Hasil Studi Pendahuluan 48

4.2. Pembahasan Penelitian 56

4.2.1.Pelaksanaan Prosedur Penilaian Oleh Guru Fisika SMA Medan 56 4.2.1.1 Standar Perencanaan Penilaian di SMA Medan 56 4.2.1.2.Standar Pelaksanaan Penilaian di SMA Medan 59 4.2.1.3.Standar Pelaporan Penilaian di SMA Medan 62 4.2.2. Teknik Penilaian yang digunakan oleh Guru Fisika SMA Medan

4.2.3. Hubungan kualifikasi dengan pelaksanaan evaluasi

64 68

BAB V.Kesimpulan dan Saran 71

5.1.Kesimpulan 71

5.2.Saran 72

Daftar Pustaka 74


(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Mekanisme Penilaian Hasil Belajar 22

Gambar 3.1. Triangulasi Teknik 42

Gambar 3.2. Alur Penelitian 44

Gambar 4.1. Peta Kota Medan 45

Gambar 4.2. Histogram dari Indikator kuesioner wakasek 49 Gambar 4.3. Histogram dari Indikator kuesioner Guru 53 Gambar 4.4. Histogram dari Indikator angket siswa 55 Gambar 4.5. Histogram perencanaan penilaian oleh guru Fisika SMA

Medan

57 Gambar 4.6. Histogram Pelaksanaan Penilaian oleh Guru Fisika SMA

Medan

61

Gambar 4.7. Histogram Pelaporan Penilaian oleh Guru Fisika SMA Medan


(7)

Daftar Lampiran

Halaman Lampiran 1 Kuesioner wakil /kepala sekolah SMA Medan 76

Lampiran 2 Kuesioner guru Fisika SMA Medan 80

Lampiran 3 Kuesioner Siswa 86

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian 87

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian 89


(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia”. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan kualitas pendidikan nasional. Dengan demikian, Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan untuk mewujudkan standar kualitas pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan ditingkatkan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (PP Nomor 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah salah satu bentuk penjabaran dari implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 (UU Nomor 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). PP Nomor 19/2005 memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan macam standar nasional pendidikan. Salah satu SNP adalah Standar Penilaian Pendidikan. Standar Penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

Pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Standar Kompetensi Guru diuraikan bahwa standar kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.Kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru mata pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMA/MAK berkaitan dengan pengelolaan penilaian hasil belajar adalah: (1) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (2) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.


(9)

Dalam Pasal 1 ayat (17) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Pasal 1 Ayat (1) PP No. 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa lingkup dari Standar Nasional Pendidikan meliputi 8 standar yaitu: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian.

Standar penilaian merupakan salah satu bagian dari Standar Nasional Pendidikan tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Oleh sebab itu, setiap pendidik harus memahami landasan yuridis maupun filosofis yang melatarbelakangi munculnya standar penilaian, mekanisme, dan prosedur evaluasi. Termasuk dalam hal tersebut, bagaimana pendidik menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran dan merancang pengalaman belajar siswa.

Standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur standar isi tetapi juga standar proses. Standar penilaian mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pendidikan. Setiap pendidik harus dapat memberikan pelayanan prima dan memperlakukan peserta didik secara adil, obyektif dan bertanggung jawab,tidak terkecuali dalam system penilaian pendidikan. Penilaian yang adil adalah penilaian yang tidak membedakan peserta didik satu dengan yang lainnya baik dilihat dari latar belakang sosial, ekonomi, agama, dan budaya. Pada sebuah artikel yang ditulis oleh Joni dalam Simangunsong (2004: 5) disebutkan bahwa:

Masalah penilaian pendidikan adalah masalah yang selalu terkandung dalam pekerjaan keguruan,sehingga oleh karena itu, penilaian sudah seharusnya menjadi salah satu bagian yang penting dalam kelengkapan keahlian seorang guru. Bahkan ia tak hanya sekedar menjadi salah satu bagian saja, akan tetapi sebaliknya merupakan bagian yang integral, yang tidak terpisahkan dari proses belajar dan mengajar. Tanpa tolak dasar pikiran seperti ini maka penilaian pendidikan tidak akan menunaikan fungsinya sebagaimana fungsinya.


(10)

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia. untuk menjadi manusia yang sempurna manusia tidak cukup hanya tumbuh dengan dorongan instingnya saja, melainkan perlu bimbingan dan pengarahan dari luar dirinya (pendidikan). Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, diperlukan suatu sistem pendidikan yang berkualitas pula. Dalam pelaksanaan sistem pendidikan di tanah air yang terus berkembang, dituntut penyesuaian dalam segala faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dalam sistem pendidikan tersebut. Kurikulum, buku dan sarana belajar lainnya, guru dan siswa, serta evaluasi hasil belajar atau pencapaian belajar siswa merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi sistem pendidikan. Dari beberapa faktor tersebut, satu faktor yang sangat penting adalah evaluasi belajar atau pencapaian hasil belajar siswa. Keberadaan evaluasi belajar sangat diperlukan selama masih ada kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung proses pembelajaran, penilaian, dan evaluasi. Evaluasi diperlukan sejauh mana keberhasilan guru dalam memberikan materi serta sejauh mana siswa menyerap materi yang disajikan. Dalam sebuah jurnal internasional, Rudman dan Herbert C (1991:13) menyatakan bahwa:

Testing and teaching are not separate entities. Teaching has always been a

process of helping others to discover "new" ideas and "new" ways of organizing that which they learned.

Whether this process took place through

systematic teaching and testing, or whether it was through a discovery approach, testing was, and remains, an integral part of teaching.

Artinya yakni pengujian (evaluasi) dan mengajar merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan. Pengajaran merupakan proses membantu orang lain untuk menemukan gagasan "baru" dan cara "baru " mengatur apa yang mereka pelajari.


(11)

Proses tersebut berlangsung melalui pengajaran yang sistematis dan evaluasi, atau melalui pendekatan penemuan, evaluasi, yang merupakan bagian integral dari pengajaran. Dalam proses evaluasi hasil belajar, dapat dilakukan dengan teknik tes maupun non tes. Teknik tes dapat dilakukan dengan pemberian soal. Bentuk soal dapat berupa soal tes obyektif, tes uraian, dan lain sebagainya. Masing-masing bentuk tes tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan. Penerapan teknik evaluasi yang kurang menyeluruh untuk mengukur perkembangan yang dicapai siswa selama proses pembelajaran akan menyebabkan rendahnya hasil belajar.

Penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik berhasil menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator-indikator yang telah ditentukan. Sebuah indikator dapat dijaring dengan beberapa soal atau tugas. Selain itu, sebuah tugas dapat dirancang untuk menjaring informasi tentang ketercapaian beberapa indikator. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0%-100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator apakah 50%,60%,70%. Penetapan ini disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti kemampuan peserta didik dan guru serta ketersediaan prasarana dan sarana.

Pasal 25 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).

Dari data yang diperoleh pada observasi dan melakukan wawancara dengan beberapa guru Fisika SMA se-kota Medan didapatkan bahwa masih tampak kesenjangan antara aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dengan kondisi dan situasi lapangan yaitu masih banyak guru Fisika SMA se-Kotamadya Medan yang tidak mengetahui tentang standar penilaian, sebagian guru masih ada yang belum menggunakan teknik tes yang


(12)

variatif, beberapa guru Fisika SMA kota Medan tidak membuat kisi-kisi menjelang ujian tengah semester, ada juga guru yang tidak mengembalikan hasil pemeriksaan kerja siswa.

Melihat wacana di atas, sangat terlihat bahwa evaluasi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam memberikan materi serta sejauh mana siswa menyerap materi yang disajikan. Atas dasar wacana yang ada di lapangan, maka peneliti ingin membuktikan apakah persepsi mengenai masalah implementasi standar penilaian pendidikan oleh guru sudah benar atau sebaliknya, dengan melakukan suatu penelitian.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi hal-hal yang menjadi permasalahan:

1. Prosedur penilaian yang diterapkan oleh guru belum tepat

2. Untuk mengetahui pencapaian kemampuan kognitif siswa diperlukan adanya evaluasi hasil belajar dengan pemberian soal menggunakan bermacam-macam bentuk tes.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas maka penelitian ini hanya membatasi hal berikut :

1. Subjek penelitian adalah guru Fisika SMA Se – Kotamadya Medan T.P 2012/2013

2. Prosedur penilaian yang diterapkan oleh guru belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah prosedur penilaian yang diterapkan oleh guru fisika di sekolah telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan?


(13)

2. Apakah bentuk dan teknik penilaian yang digunakan oleh guru dalam menilai sudah bervariasi?

3. Apakah ada hubungan kualifikasi yang dimiliki guru dengan kemampuan guru menilai?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui prosedur penilaian yang dilakukan guru fisika telah sesuai dengan standar penilaian yang telah ditetapkan.

2. Untuk mengetahui penggunaan bentuk dan teknik penilaian yang dilakukan oleh guru sudah bervariasi atau tidak.

3. Untuk mengetahui hubungan kualifikasi guru dengan kemampuan guru menilai.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini : 1. Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan menjadi motivasi baik bagi sekolah untuk mensosialisasikan penerapan standar evaluasi penilaian yang sesuai dengan standar nasional pendidikan.

2. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru di SMA se-Kotamadya Medan untuk dapat memahami standar penilaian yang berkaitan dalam pembelajaran Fisika.


(14)

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengetahuan tentang undang-undang dan peraturan pemerintah mengenai standar nasional pendidikan dan teknik evaluasi penilaian pendidikan yang harus dimiliki seorang guru. Sehingga dengan demikian, dapat memberikan masukan dan pembekalan untuk proses kedepan.

4. Bagi peneliti lain

Dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis selanjutnya.


(15)

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Prosedur penilaian yang dilakukan oleh guru sudah baik, akan tetapi perlu peningkatan lagi karena dari hasil data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada wakil kepala sekolah yaitu dari gambar 4.2 menunjukkan 60% sekolah telah mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan UU No.20 tahun 2007 mengindikasikan bahwa standar penilaian sudah tersosialisasikan dengan baik, hasil kuesioner guru bidang studi Fisika dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pelaksanaan standar penilaian oleh guru rata-rata mencapai 73% dapat disimpulkan bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan penilaian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana telah dijabarkan dalam Permen No.20/2007, mekanisme dan prosedur penilaian yaitu standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan penilaian dan standar pelaporan penilaian. Persentase standar pelaporan memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan persentase standar prosedur yang lainnya dapat dilihat pada tabel 4.8 yaitu 48% guru menjawab jarang melaporkan hasil penilaian baik kepada siswa, maupun guru bidang studi yang lain, hal ini diperkuat dengan hasil kuesioner siswa 44% guru mengembalikan hasil penilaian kepada siswa, artinya pelaksanaan standar pelaporan belum terlaksana sepenuhnya.

2. Teknik penilaian yang dilakukan guru (55%) menggunakan 2-3 teknik penilaian, Dari hasil tersebut guru belum sepenuhnya menggunakan teknik penilaian yang bervariasi dan guru jarang (1%) menggunakan portofolio sebagai teknik penilaian hasil belajar siswa.


(16)

kemampuan guru menilai dan beberapa faktor lainnya yaitu: (1) budaya kerja, (2) kepemimpinan kepala sekolah, dan (3) hubungan kerja.

5.2 Saran

1. Berdasarkan dari hasil survei yang dilakukan bahwa kualifikasi akademik guru yang mengajar pada SMA Negeri di Kota Medan masih sudah sesuai dengan standar nasional pendidikan, namun kemampuan guru untuk menilai masih kurang optimal untuk itu Pemerintah Kota Medan khususnya Dinas Pendidikan agar lebih memperhatikan guru sebagai tenaga pendidik untuk mengembangkan pengetahuannya dengan memberikan bantuan pendidikan atau seminar kepada guru maupun pelatihan-pelatihan kepada guru untuk menambah wawasan, pengalaman dan kompetensi guru dalam mengevaluasi hasil belajar.

2. Meskipun guru Fisika di SMA Medan telah memiliki kompetensi yang sedang dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sehingga akan lebih baik lagi apabila, para guru Fisika di SMA Medan lebih memperhatikan lagi pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan merancang strategi penilaian dan menginformasikan kriteria penilaian agar penilaian yang akan dilakukan guru yang lebih terarah, menyusun profil kemajuan kelas agar guru dapat mengidentifikasi kembali kelemahan dan kekuatan komponen pembelajaran.

3. Dalam evaluasi pembelajaran, guru sebagai evaluator sudah seharusnya dapat melaksanakan proses evaluasi dengan baik, oleh karena itu, guru diharuskan lebih memperkaya skill kompetensinya dalam evaluasi dengan lebih memahami lagi tentang teknik dan prosedur evaluasi pendidikan sehingga guru dapat menafsirkan hasil dari pelaksanaan evaluasi tersebut


(17)

pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mengontrol setiap laporan hasil evaluasi .


(18)

Arikunto,S., (2007), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto,S., (2008), Evaluasi Program Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta . Arifin, Zaenal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung. Merdapi, Djemari, 2004, Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi,

Makalah Seminar Nasional Pendidikan, HEPI,Yogyakarta.

Johan, (2010), PenelitianKualitatif, http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2 009/12/20/penelitian-kualitatif/, dikutip hari Senin, 2 Juli 2012

Kunandar, (2007), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru,Raja Grafindo Persada,Jakarta .

Sarosa, Samiaji., (2011), Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta,Jakarta. Simangunsong, Friska., (2002), Analisis Penilaian Guru Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pada SMA Se-Kota Pematangsiantar, FMIPA-Unimed, Medan.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Sukardi, (2008), Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Bumi Aksara, Jakarta.

Tim penyusun, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Yogyakarta.

PENILAIAN_STANDAR_BSNP.Pdf diakses pada 19 Januari2012-Kamis 11.45 WIB

http:// www.unissula.ac.id/v1/download/peraturan /PP 19 2005 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN.PDF/2008/01/09 diakses pada 19 Januari 2012 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.


(19)

---, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen

---, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

---, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

---, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

---, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

(http://dephut.go.id) diakses pada 18 Februari 2012

(http://nspmmedia.com/definisi-standar) diakses pada hari Rabu, 21 Maret 2012 pukul 12:39.


(1)

7

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan mendapat informasi baru mengenai pengetahuan tentang undang-undang dan peraturan pemerintah mengenai standar nasional pendidikan dan teknik evaluasi penilaian pendidikan yang harus dimiliki seorang guru. Sehingga dengan demikian, dapat memberikan masukan dan pembekalan untuk proses kedepan.

4. Bagi peneliti lain

Dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian yang sejenis selanjutnya.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Prosedur penilaian yang dilakukan oleh guru sudah baik, akan tetapi perlu peningkatan lagi karena dari hasil data yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada wakil kepala sekolah yaitu dari gambar 4.2 menunjukkan 60% sekolah telah mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan UU No.20 tahun 2007 mengindikasikan bahwa standar penilaian sudah tersosialisasikan dengan baik, hasil kuesioner guru bidang studi Fisika dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa pelaksanaan standar penilaian oleh guru rata-rata mencapai 73% dapat disimpulkan bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan penilaian sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana telah dijabarkan dalam Permen No.20/2007, mekanisme dan prosedur penilaian yaitu standar perencanaan penilaian, standar pelaksanaan penilaian dan standar pelaporan penilaian. Persentase standar pelaporan memiliki persentase yang lebih rendah dibandingkan persentase standar prosedur yang lainnya dapat dilihat pada tabel 4.8 yaitu 48% guru menjawab jarang melaporkan hasil penilaian baik kepada siswa, maupun guru bidang studi yang lain, hal ini diperkuat dengan hasil kuesioner siswa 44% guru mengembalikan hasil penilaian kepada siswa, artinya pelaksanaan standar pelaporan belum terlaksana sepenuhnya.

2. Teknik penilaian yang dilakukan guru (55%) menggunakan 2-3 teknik penilaian, Dari hasil tersebut guru belum sepenuhnya menggunakan teknik penilaian yang bervariasi dan guru jarang (1%) menggunakan portofolio sebagai teknik penilaian hasil belajar siswa.


(3)

3. Tidak ada hubungan Kualifikasi akademik guru yang mengajar di SMA A, SMA B, SMA C, SMA D,SMA E dan SMA F dengan cara guru menilai akan tetapi kompetensi guru yang mempengaruhi baik atau tidaknya kemampuan guru menilai dan beberapa faktor lainnya yaitu: (1) budaya kerja, (2) kepemimpinan kepala sekolah, dan (3) hubungan kerja.

5.2 Saran

1. Berdasarkan dari hasil survei yang dilakukan bahwa kualifikasi akademik guru yang mengajar pada SMA Negeri di Kota Medan masih sudah sesuai dengan standar nasional pendidikan, namun kemampuan guru untuk menilai masih kurang optimal untuk itu Pemerintah Kota Medan khususnya Dinas Pendidikan agar lebih memperhatikan guru sebagai tenaga pendidik untuk mengembangkan pengetahuannya dengan memberikan bantuan pendidikan atau seminar kepada guru maupun pelatihan-pelatihan kepada guru untuk menambah wawasan, pengalaman dan kompetensi guru dalam mengevaluasi hasil belajar.

2. Meskipun guru Fisika di SMA Medan telah memiliki kompetensi yang sedang dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sehingga akan lebih baik lagi apabila, para guru Fisika di SMA Medan lebih memperhatikan lagi pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan merancang strategi penilaian dan menginformasikan kriteria penilaian agar penilaian yang akan dilakukan guru yang lebih terarah, menyusun profil kemajuan kelas agar guru dapat mengidentifikasi kembali kelemahan dan kekuatan komponen pembelajaran.

3. Dalam evaluasi pembelajaran, guru sebagai evaluator sudah seharusnya dapat melaksanakan proses evaluasi dengan baik, oleh karena itu, guru diharuskan lebih memperkaya skill kompetensinya dalam evaluasi dengan lebih memahami lagi tentang teknik dan prosedur evaluasi pendidikan sehingga guru dapat menafsirkan hasil dari pelaksanaan evaluasi tersebut


(4)

dan didapatkan keputusan yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran.

4. Pihak sekolah juga hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mengontrol setiap laporan hasil evaluasi .


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Arikunto,S., (2007), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto,S., (2008), Evaluasi Program Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta . Arifin, Zaenal, (2009), Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung. Merdapi, Djemari, 2004, Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi,

Makalah Seminar Nasional Pendidikan, HEPI,Yogyakarta.

Johan, (2010), PenelitianKualitatif, http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2 009/12/20/penelitian-kualitatif/, dikutip hari Senin, 2 Juli 2012

Kunandar, (2007), Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru,Raja Grafindo Persada,Jakarta .

Sarosa, Samiaji., (2011), Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Rineka Cipta,Jakarta. Simangunsong, Friska., (2002), Analisis Penilaian Guru Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pada SMA Se-Kota Pematangsiantar, FMIPA-Unimed, Medan.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Sukardi, (2008), Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Bumi Aksara, Jakarta.

Tim penyusun, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Yogyakarta.

PENILAIAN_STANDAR_BSNP.Pdf diakses pada 19 Januari2012-Kamis 11.45 WIB

http:// www.unissula.ac.id/v1/download/peraturan /PP 19 2005 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN.PDF/2008/01/09 diakses pada 19 Januari 2012 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar

Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.


(6)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, Jakarta, 2006.

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

---, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen

---, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

---, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

---, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ---, Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (http://dephut.go.id) diakses pada 18 Februari 2012

(http://nspmmedia.com/definisi-standar) diakses pada hari Rabu, 21 Maret 2012 pukul 12:39.