PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL DI DAIRI PADA TAHUN 1907-1998.
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN FORMAL
DI DAIRI PADA TAHUN 1907-1998
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SAHATMA AREFA WARDI SINAGA
3103321052
JURURSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
ABSTRAK
Sahatma Arefa Wardi Sinaga. NIM. 3103321052. Perkembangan Pendidikan
Formal di Dairi Pada Tahun 1907-1998. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas
Negeri Medan. Medan 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pendidikan formaldi
Dairi dalam rentang waktu 1970 sampai 1998 dan pengaruhnya terhadap mobilitas
sosial. Penelitian ini merupakan penelitian Histories dengan data Kualitatif. Untuk
memperoleh data-data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan metode
Library Research (Studi Kepustakaan) dengan mengumpulkan data-data, bukubuku dan dokumen.
Dalam menganalisis data penulis melakukan langkah-langkah dengan cara
mengumpulkan data, menganalisis data, menginterpretasi data, dan membuat
kesimpulan serta membandingkannya dengan buku-buku yang lain yang diperoleh
dari hasil observasi dilapangan dan wawancara. Kemudian mengklasifikasikan
atau mengelompokkan data berdasarkan analisis data yang terkandung dalam
masalah itu sendiri, terakhir menarik kesimpulan dari berbagai data yang dibuat
berdasarkan hipotesis yang dirumuskan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan informasi yang diberikan oleh informan
diketahui bahwa perkembangan pendidikan formal di Dairi tidak terlepas dari
penyebaran agama Kristen dan usaha Belanda dalam menguasai wilayah
Sumatera khususnya Dairi. Sekolah yang dibuka di Dairi tepatnya di Sidikalang
pada tahun 1907 merupakan sekolah pertama dan sekaligus menjadi awal
masuknya pendidikan formal di Dairi. Masuknya pendidikan formal melahirkan
golongan baru yang disebut dengan kaum cendikiawan dalam masyarakat Dairi.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa, Tuhan Tritunggal Maha
Kasih, Tuhan Yang Maha Esa,yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perkembangan
Pendidikan FormalDi Dairi Pada Tahun 1907-1998”
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang
harus diselesaikan untuk mendapat gelar Sarjana di Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, dan bentuk penyajian mengingat
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis sendiri. Oleh karena itu,
untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak baik secara moral, spritual maupun material sehingga skripsi
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Secara khusus, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada keluarga yang sangat penulis cintai dan sayangi.
Ayahanda B. Sinaga, Ibunda tercinta M. Sitepu. Yang selalu memberikan doa dan
dukungan kepada penulis. Semoga Allah Bapa
selalu memancarkan Cahaya
CintakasihNYA kepada ayah dan ibu. Juga tidak lupa, untuk namboru tersayang
N. Sinaga, juga amangboru A. Saragih yang telah banyak membantu saya selama
tinggal di Medan, kiranya Tuhanlah yang membalas jasa-jasa namboru dan
amangboru. Juga tidak lupa adik-adik tersayang, Nova Sinaga, Doni Sinaga,
Hiratius Sinaga, Hicca Maria Sinaga, dan siampu dan Melani Sinaga, semoga
kelak menjadi orang yang sukses, agar mampu membahagiakan orang tua. Juga
tidak lupa seluruh keluarga yang tidak mungkin penulis sebut satu per satu.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku rektor Unimed dan
seluruh stafnya.
Bapak Dr. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas, serta Pembantu Dekan I
ibu Dra Nurmala Berutu, M.Pd serta semua staf di Fakultas Ilmu
Sosial. Terima kasih untuk kemudahan yang telah diberikan selama
proses penyusunan berkas
Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku ketua jurusan Pendidikan
Sejarah serta Dosen Pengujiskripsi penulis. Terimakasih atas
kemudahan, bimbingan serta ilmu yang ibu berikan kepada saya
mulai dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.
Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, MSi selaku Dosen Penguji dan sekretaris
Jurusan Pendidikan Sejarah. Terima kasih atas berbagai kemudahan
yang ibu berikan kepada saya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Ibu Dra. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Skripsi. Terimakasih atas kesabaran ibu yang telah membimbing
saya dalam penyelesaian skripsi ini. Trimakasih juga untuk segala
bantuan yang ibu berikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan umur panjang, kesehatan dan kebahagiaan untuk ibu.
Bapak Drs. Yushar Tanjung, M. Si selaku Dosen Penguji dan Dosen
Pembimbing Akademik. Terimakasih untuk segala bantuan yang
bapak berikan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Kiranya
Tuhanlah yang membalas jasa-jasa bapak yang telah membimbing
saya dari awal kuliah hingga saat ini
Seluruh Bapak/Ibu dosen dilingkungan program studi Pendidikan
Sejarah. Terima kasih atas ilmu, bimbingan serta arahan yang
diberikan selama penulis mengenyam pendidikan
Kepada teman-teman kelas EKSTENSI SEJARAH 2010, yang kita
beri label “ESJA” Devi Siahaan, Rita Haryani, Hartini, Hasnaini
Rosanda, Azlisa Helmi Nasution, Evi Berutu, Fahrunnisya, Maria
Debora, Nelita Nababan, Valentina Sembiring, Nurul Amalia, Adam
Zaki, Mawardi, Sherli Vani, Yosi Mardiana Siahaan, Nila Sartika
Tanjung, Aryani Lubis, Asima Tambunan, Deva Manurung, Saulina
Naibaho, Putri Hasanah, Novia Maslina, Deli Novia Manurung, Novi
Wulansari, Rizki Niara, Emmy Alvionita, Astuty Mendriani, Ester
Aritonang, dan Januari Purba. Terimakasih untuk kepercayaan
mempimpin kalian sebagai Komisaris Kelas, terimakasih untuk
persahabatan yang indah, kelas yang luar biasa kompak, dan untuk
semua pengalaman menyenangkan maupun sedih. Maaf kalau di
kelas sering marah-marah. Kalian luarbiasa…..
Kepada “ESJA BOYS”, kawan-kawan laki-laki di kelas tercinta;
Rades Lasta Simbolon, Marihot Sianturi, Treboy Nababan, Candra
Hutauruk, Ahrasani Purba, Berkat Gea, Jonatan Parhusip, Reinhard
Situmeang, Jenri Limbong. Terimakasih buat persahabatan yang kita,
untuk setiap pengalaman dan petualangan yang telah kita lakukan.
Semoga kelak menjadi orang yang sukses, dan berguna bagi
keluarga, teman, dan negara, dan tidak lupa juga semoga kelak jadi
ayah yang baik buat anak-anaknya.
Kepada siswa-siswiku, adik-adik di SMA Santa Maria Kabanjahe.
Semoga kelak menjadi anak-anak yang sukses dan berbakti kepada
bangsa dan Negara
Semua
narasumber
yang
telah
membantu
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih saya ucapkan karena tanpa
adanaya keterbukaan serta kerja sama dengan berbagai pihak, skripsi
ini tidak akan dapat terselesaikan.
Penulis, Juni 2014.
Sahatma Arefa Wardi Sinaga
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. ix
BAB I: PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar Belakang........................................................................... 1
Identifikasi Masalah...................................................................4
Pembatasan Masalah…………………………………..............4
Rumusan Masalah…………………………………………......4
Tujuan Penulisan……………………………………………... 5
Manfaat Penulisan…………………………………………..... 5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual.................................................................. 6
1. Perkembangan……………………………………………... 6
2. Pendidikan………………………………………………..... 7
3. Pendidikan Formal……………………………………….... 9
4. Mobilitas Sosial………………………………………….....9
5. Stratifikasi Sosial…………………………………………...10
B. Kerangka Berpikir.......................................................................12
BAB III : METODOLOGI PENULISAN
A. Metode Penulisan…………………………………………….... 13
B. Lokasi Penulisan.…………………………………………….... 13
C. Sumber Data………………………………………………….... 13
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 14
E. Teknik Analisis Data…………………………………………... 15
BAB IV : PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Kabupaten Dairi………………………........ 17
1.1.SejarahSingkat………………………………………........ 17
1.2.Luasdan Batas Wilayah…………………………….......... 37
1.3.Kependudukan………………………………………......... 38
2. HasilPenelitian……………………………………………....... 41
2.1. Perkembangan Pendidikan Formal di Indonesia…….........41
2.1.1. Zaman Verenigde Oost-Indische Compagnie
(VOC)……………………………………………... 43
2.1.1.1. Kurikulum……………………………..... 45
2.1.1.2. TenagaPengajar……………………….... 46
2.1.1.3. BahasaPengantar……………………...... 47
2.1.2. ZamanPemerintahanBelanda (sejak 1816)…......... 48
2.1.2.1. PendidikanBagiAnakBelanda……......... 49
2.1.2.2. PendidikanBagiAnak Indonesia….......... 50
2.2. PerkembanganPendidikan Formal di
Sumatera Utara………………………………………........55
2.3. Pendidikan Formal di Dairi…………………………......... 60
2.3.1. Pendidikan di DairisebelumPendidikan
Formal…………………………………………….. 60
2.3.1.1. Membangun Rumah
dan makna Filosofisnya…………………. 65
2.3.1.2. KerajinanTangandanPeralatan
Kesenian……………………………….... 68
2.3.1.3. Pertenunan (Pertenunen)……………....... 68
2.3.1.4. KesenianTradisional…………………...... 70
2.3.1.5. MakananTradisional…………………..... 71
2.3.2. MasukdanPerkembanganPendidikan
Formal padaMasaPenjajahanBelanda……............ 72
2.3.2.1. Sekolah Milik Pemerintah Belanda
2.3.2.1.1. SekolahDesa (Volkschool)………....... 74
2.3.2.1.2. Sekolah Industri (Industrieschule;
Sikola Hapandean;Ambacht
School)……………………………....... 76
2.3.2.1.3. SekolahAnak Raja……………............ 77
2.3.2.1.4. Hollandsch Inlandsche School.............. 78
2.3.2.2. Sekolah Milik Masyarakat
2.3.2.2.1. SekolahKatolik dan
SekolahPutri (Meisyes
School)……………………................. 79
2.3.3. Pendidikan Formal PadaMasaPendudukan
Jepang……………………………………………... 80
2.3.4. Pendidikan di DairiSetelahKemerdekaan
(1945-1998)……………………………………….. 82
2.3.4.1. Sekolah………………………………..... 84
2.3.4.2. Murid…………………………………... 95
2.3.4.3. Guru…………………………………..... 101
2.3.4.4. Kurikulum…………………………….... 107
2.3.4.5. OtonomiPendidikanDasardan
Menengahtahun 1951………………...... 123
2.3.5. Kontribusi Pendidikan Formal terhadap
Stratifikasi Sosial dan Mobilitas Sosial
masyarakat Dairi…………………………………...125
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………...132
B. Saran…………………………………………………………….134
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, dan
Jumlah Penduduk……………………………………………….. 38
Tabel 4.2 Persentase penduduk berdasarkan Suku……………………….... 40
Tabel 4.3 Persentase Penduduk berdasarkan Agama
yang dianut…………………………………………………….... 41
Tabel 4.4 Sekolah Dasar di Kecamatan Sidikalang………………………... 84
Tabel 4.5 Sekolah Dasar di Kecamatan Siempatnempu Hulu……………... 85
Tabel 4.6 Sekolah Dasar di Kecamatan Silma Pungga-pungga…………..... 85
Tabel 4.7 Sekolah Dasar di Kecamatan Berampu………………………..... 85
Tabel 4.8 Sekolah Dasar di Kecamatan Gunung Sitember……………….... 86
Tabel 4.9 Sekolah Dasar di Kecamatan Sitinjo…………………………..... 87
Tabel 4.10 Sekolah Dasar di Kecamatan Tanah Pinem…………………..... 87
Tabel 4.11 Sekolah Dasar di Kecamatan Tigalingga………………………. 87
Tabel 4.12 Sekolah Dasar di Kecamatan Sumbul………………………...... 88
Tabel 4.13 Sekolah Dasar di Kecamatan Siempatnempu………………….. 90
Tabel 4.14 Sekolah Dasar di Kecamatan Si Empatnempu Hilir………….... 90
Tabel 4.15 Sekolah Dasar di Kecamatan Silahisabungan………………...... 90
Tabel 4.16 Sekolah Dasar di Kecamatan Laeparira………………………... 91
Tabel 4.17 Sekolah Dasar di Kecamatan Pegagan Hilir………………….... 92
Tabel 4.18 Sekolah Dasar di Kecamatan Parbuluan……………………….. 92
Tabel 4.19 Daftar Sekolah Menengah Pertama
di Kabupaten Dairi (Berdiri Sebelum tahun 1998)…………….. 93
Tabel 4.20 Daftar Sekolah Menengah Atas/SMK
di Kabupaten Dairi (Berdiri Sebelum tahun 1998)…………...... 94
Tabel 4.21 Jumlah Siswa Sekolah Dasar di Dairi (tahun 1996)………….... 95
Tabel 4.22 Jumlah Siswa Sekolah Dasar di Dairi (tahun 1998)………….... 96
Tabel 4.23 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama
di Dairi (tahun 1996)………………………………………….... 97
Tabel 4.24 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama
di Dairi (tahun 1998)………………………………………….... 97
Tabel 4.25 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas di Dairi
(tahun 1996)……………………………………………………. 98
Tabel 4.26 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas di Dairi
(tahun 1998)…………………………………………………..... 99
Tabel 4.27 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas
Kejuruan di Dairi (tahun 1996)………………………………..... 100
Tabel 4.28 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Atas
Kejuruan di Dairi (tahun 1998)………………………………..... 100
Tabel 4.29 Jumlah KelulusanUjianSiswa di Dairi
(tahun 1996 dan 1998)………………………………………....... 101
Tabel 4.30 Jumlah Guru Sekolah Dasar di Dairi (tahun 1996)……………. 102
Tabel 4.31 Jumlah Guru Sekolah Dasar di Dairi (tahun 1998)…………......102
Tabel 4.32 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Pertama
di Dairi (tahun 1996)…………………………………………..... 103
Tabel 4.33 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Pertama
di Dairi (tahun 1998)…………………………………………..... 103
Tabel 4.34 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) Umum di Dairi (tahun 1996)………………………...... 104
Tabel 4.35 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) Umum di Dairi (tahun 1998)……………………….....
105
Tabel 4.36 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) Kejuruan di Dairi (tahun 1996)………………………. 105
Tabel 4.37 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) Kejuruan di Dairi (tahun 1998) ………………………106
Tabel 4.38 Perbedaan Pendidikan di Dairi pada zaman sebelum
penjajahan Belanda, masa penjajahan Belanda,
masa Penjajahan Jepang, Masa Kemerdekaan.............................107
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs. H. Abu Ahmadi dan Soleh, Drs. Munawar. 1991. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Aritonang, Jan. S. 1988. Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak. Jakarta:
BPK Gunung Mulia
Kabupaten Dairi Dalam Angka Tahun 1996. 1996. Sidikalang: Kantor Statistik
Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi Dalam Angka Tahun 1999. 1999. Sidikalang: Kantor Statistik
Kabupaten Dairi
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Hutauruk, Pdt. Dr. Jubil Raplan. 2011. Lahir, Berakar dan Bertumbuh
di Dalam Kristus. Tarutung: Kantor Pusat HKBP
Kamil, Dr. H. Mustofa. 2009. Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta
Nasution, Prof. Dr. S. 2011. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Niel, Van Robert. 1958. Munculnya Elit Modern Indonesia. Bandung:Pustaka
Jaya
Otonomi Pendidikan Dasar dan Menengah dan Petunjuk Pelaksanaan Sistem
Pendidikan Nasional. 1994. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasiona 1992-1993l. 1993. Jakarta:
CV. Eko Jaya Jakarta
Rivai, Liza. 2001. Sejarah Pendidikan di Kota Palembang. Yogyakarta:
Philosophy Press
Simanjuntak, Prof. Dr. Bungaran Antonius. 2011. Pemikiran Tentang Batak.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 1985. Kamus Sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali
.2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Tanjung, Flores dkk. 2011. Dairi Dalam Kilatan Sejarah. Medan: Perdana
Publishing
Undang-Undang Tentang Sistim Pendidikan Nasional dan Penyelenggaraan
Pendidikan. 2012. Bandung: Citra Umbara
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab
manusia memiliki pengetahuan. Pengetahuan adalah sumber pokok kekuatan
manusia dan pengetahuan tersebut berasal karena adanya pendidikan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dan usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan: proses, cara, perbuatan
mendidik.
Sementara, Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan.Manusia merupakan makhluk yang sangat erat
hubungannya dengan pendidikan. Kegiatan pendidikan telah ada jauh hari
sebelum kita mengenal model pendidikan sekarang ini.
Berbicara mengenai sejarahnya, pendidikan yang kita kenal sekarang ini
tidak lepas dari peranan Belanda yang telah membawa pengaruh yang sangat
besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia terutama pendidikan formal.
Pidarta (2009:50) mengatakan bahwa jalur pendidikan formal merupakan
pendidikan
yang
diselenggarakan
di
sekolah
secara
berjenjang
dan
berkesinambungan. Pada awalnya, sekolah-sekolah yang didirikan Belanda
hanyalah diperuntukkan untuk orang-orang yang berasal dari golongan dan
lapisan sosial tertentu, namun setelah pelaksanaan Politik Etis pada tahun 1901
barulah kemudian sekolah-sekolah untuk kaum pribumi semakin banyak
didirikan. Namun belum ada penelitian lengkap mengenai jumlah, tahun
berdirinya sekolah, ataupun mengenai kurikulum dan regulasi yang berlaku.
Nasution (2011:1) mengatakan
“Lahirnya suatu sistem pendidikan bukanlah hasil dari suatu perencanaan
menyeluruh melainkan langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan
didorong oleh kebutuhan praktis dibawah pengaruh kondisi sosial, ekonomi
dan politik di Nederland maupun di Hindia Belanda”
Bersamaan dengan sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah
Kolonial muncullah sekolah-sekolah swasta terutama yang didirikan oleh kaum
Zending
Kristen
di
Tanah
Batak,
wilayah
Dairi
adalah
termasuk
didalamnya.Belandalah yang pertama sekali mengenalkan sistem pendidikan
formal terutama di Dairi. Tanjung dkk (2011:120) mengatakan pendidikan
modern baru ada di kawasan Dairi pada paruh kedua dekade awal 1900-an.
Persisnya setelah Belanda berhasil menganeksasi seluruh Dairi pasca tewasnya Si
Singamangaraja XII di Paya Raja, Kelasan tahun 1907.
Sebelum Belanda menjajah Dairi telah dikenal sebuah sistem pendidikan
yang bersifat tradisionil. Simanjuntak (2001:274) mengatakan
pendidikan asli pribumi mengutamakan pengetahuan praktis sesuai dengan
kebutuhan dan lingkungan, misalnya bercocok tanam, berkebun, menggalas,
menangkap dan memelihara ikan, serta ternak lainnya. Mereka telah
mengenal musim, kerumahtanggaan dan lain-lain. Pengetahuanpengetahuan praktis yang langsung memengaruhi kehidupan sehari-hari
tersebut diperoleh Sang Murid secara warisan dari ayah ibu, nenek dan
saudara-saudara dekat serta penghuni kampung lainnya. Sistem pengajaran
yang dipakai ialah lisan, langsung dan peragaan (pengalaman lapangan)
Setelah Belanda berhasil menguasai Dairi, barulah kemudian berdiri
lembaga-lembaga pendidikan formal.Hutauruk (2011:123) mengatakan,
tercatat sekolah pertama di Sidikalang (Dairi) berdiri pada tahun 1906 yang
dibangun oleh pemerintah Belanda atas laporan Pdt. Samuel Panggabean
kepada Ephorus I.L. Nommensen di pargodungan Sigumpar. Hal ini
mendorong perhatian Zending RMG dan Kongsi Batak kepada masyarakat
Pakpak dan Batak Toba di Sidikalang yang masuk dalam kawasan Dairi.
Setelah Jepang berhasil mengalahkan Belanda, pendudukan Jepang akhirnya
memasuki Tapanuli termasuk Dairi pada tanggal 24 Mei 1942. Tanjung dkk
(2011:125) mengatakan bahwa pada masa pendudukan Jepang, jumlah sekolah
bertambah di Dairi, walaupun hanya sampai tingkat Sekolah Dasar saja, tidak ada
sekolah
lanjutan.
Kurikulumnya
semimiliter,
dan
bahasa
pengantarnya
menggunakan bahasa Jepang. Setelah kemerdekaan, pendidikan formal mulai
berkembang. Sekolah Menengah Pertama Negeri dibuka pada tahun 1946 dengan
menumpang di gedung SMP HKBP sekarang. Pada fase berikutnya pendidikan
formal mengalami pertumbuhan yang signifikan, dan membawa kontribusi bagi
masyarakat di Dairi.Banyaknya sekolah-sekolah yang berdiri di Dairi membuat
penulis
merasa
perlu
adanya
penelitian
lebih
lanjut
mengenai
perkembanganpendidikan formal yang ada di Dairi dalam kurun waktu 1907
sampai 1998. Dengan demikian, akan diperoleh jawaban mengenai bagaimana
proses masuk dan berkembanganya pendidikan formal di Dairi dalam kurun
waktu tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
“Perkembangan Pendidikan Formal Di Kabupaten Dari Pada Tahun 1907-1998”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas masalah yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut :
1.
Sejarah masuk dan berkembangnya Pendidikan Formal di wilayah
Dairi pada tahun 1907-1998.
2.
Kontribusi
Pendidikan
Formal
terhadapStratifikasi
Sosial
danMobilitas Sosialmasyarakat Dairi
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti membatasi masalah
tentang Perkembangan Pendidikan Formal di Dairi dan membatasi rentang
penelitian perkembangan antara tahun 1907-1988. Pemilihan tahun 1907 didasari
dengan pendirian sekolah pertama di Dairi dan dibatasi hingga tahun 1998 sebagai
akhir pemerintahan masa Orde Baru.
D.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana sejarah masuk dan berkembangnya pendidikan formal di
wilayah Dairi pada tahun 1907-1998?
2.
Apa kontribusi Pendidikan Formal terhadap Stratifikasi Sosial
danMobilitas Sosial masyarakat Dairi?
E.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui proses perkembangan pendidikan formal di
wilayah Dairi
2.
Untuk mengetahui kontribusi Pendidikan Formal terhadap Stratifikasi
Sosial danMobilitas Sosial masyarakat Dairi
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Memperluas wawasan dan cara berpikir penulis tentang sejarah dan
perkembangan pendidikan formal di wilayah Dairi
2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait seperti
Pemerintah
Dairi
melalui
Dinas
Pendidikan
dalam
upaya
pengembangan pendidikan formal di Dairi
3.
Sebagai
literatur dan
permasalahan yang sama
bahan masukan bagi
peneliti
dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka
dalam bab ini dapat ditarik kesimpulan yang ditemukan sebagai berikut:
1. Sebelum pendidikan formal masuk di Dairi, sudah ada pendidikan
bercorak tradisional pada penduduk asli (Pakpak). Hal yang dipelajari
adalah yang berkedaan dengan kehidupan kebudayaan suku Pakpak.Hal
lain yang dipelajari dalam sistem pendidikan tradisional adalah
pertuturen (partuturon dalam masyarakat Batak Toba). Nilai-nilai yang
diajarkan adalah nilai-nilai dalam suku Pakpak seperti “Mersiurupurup
atau rimpahrimpah ataupun Pemerabinabin” (prinsip gotong royong).
Keterampilan teknis-praktis yang dipelajari diantaranya, (1)pembuatan
rumah
adat
(3)pertenunen
(sapo
jojong),
(pertenunan,
(2)kerajinan
(4)kesenian
tangan
dan
tradisional,
kesenian,
(5)makanan
tradisional. Masuknya pendidikan formal di Dairi bersamaan dengan
masuknya Bangsa Belanda.Pendidikan modern (formal) baru ada di
kawasan Dairi pada paruh kedua dekade awal 1900-an. Persisnya setelah
Belanda berhasil menganeksasi seluruh Dairi pasca tewasnya Si
Singamangaraja XII di Paya Raja, Kelasan tahun 1907. Sekolah-sekolah
yang dibuka di Dairi pada masa penjajahan Belanda adalah:
(1)Volksschool (sekolah desa); (2)Sekolah Industri (Industrieschule;
Sikola Hapandean; Ambacht School); (3)Sekolah Anak Raja (Anak ni
Raja); (4)Hollandsch Inlandsche School (HIS); (5)sekolah Katolik dan
Sekolah Putri (Meisyes School). Setelah Jepang berkuasa di Dairi pada
penghujung tahun 1942 sampai 1945 mempertahankan sekolah yang ada.
Yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang hanya perubahan kurikulum,
dan penamaan. Sekolah Pendidikan Dasar diganti namanya menjadi
Kokumin Gakko atau Sekolah Rakyat. Lama studinya 6 tahun.
Kurikulumnya semi militer dengan menggunakan bahasa Jepang.Hingga
akhir tahun 1998, terdapat 253 Sekolah Dasar, 24 Sekolah Menengah
Pertama, dan 20 Sekolah Menengah Atas/Sederajat di Dairi.
2. Selama masa kolonial, stratifikasi sosial yang terdapat dalam masyarakat
Dairi dapat digambarkan dalam 3 bentuk. Yang pertama dari ukuran
sosio kultrual stratifikasi sosial terbuka, dalam masyarakat suku Pakpak
hubungan kedudukan Dengan sebeltek Si kaka-en, dan Dengan
sebeltek Si kedek-en, Kulla-kulla, dan Berru. Kedua, dari sudut
ukuran latar belakang keluarga (asal keluarga), stratifikasi agak tertutup
yaitu dengan adanya hierarki yang berbau aristocrat. Ketiga munculnya
golongan baru yang disebut golongan terdidik atau golongan terpelajar.
Golongan sosial yang baru ini bersifat terbuka. Dengan kata lain,
memungkinkan terjadinya mobilitas social.
B.
1.
Saran
Kepada Pemerintah Kabupaten Dairi melalui instansi terkait, dalam hal ini
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan
agar
semakin
meningkatkan
pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Selain itu, penulis
juga menyarankan agar dalam pendokumentasian data-data yang
berkenaan dengan pendidikan agar semakin ditingkatkan. Dengan
demikian di masa yang akan datang dapat menjadi sumber informasi bagi
penelitian yang membutuhkannya.
2.
Kepada para pelaku pendidikan, guru, siswa dan masyarakat agar secara
bersama-sama semakin memberikan perhatian dan kontribusi yang penuh
bagi perkembangan pendidikan formal di Kabupaten Dairi.
DI DAIRI PADA TAHUN 1907-1998
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SAHATMA AREFA WARDI SINAGA
3103321052
JURURSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
ABSTRAK
Sahatma Arefa Wardi Sinaga. NIM. 3103321052. Perkembangan Pendidikan
Formal di Dairi Pada Tahun 1907-1998. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas
Negeri Medan. Medan 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pendidikan formaldi
Dairi dalam rentang waktu 1970 sampai 1998 dan pengaruhnya terhadap mobilitas
sosial. Penelitian ini merupakan penelitian Histories dengan data Kualitatif. Untuk
memperoleh data-data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan metode
Library Research (Studi Kepustakaan) dengan mengumpulkan data-data, bukubuku dan dokumen.
Dalam menganalisis data penulis melakukan langkah-langkah dengan cara
mengumpulkan data, menganalisis data, menginterpretasi data, dan membuat
kesimpulan serta membandingkannya dengan buku-buku yang lain yang diperoleh
dari hasil observasi dilapangan dan wawancara. Kemudian mengklasifikasikan
atau mengelompokkan data berdasarkan analisis data yang terkandung dalam
masalah itu sendiri, terakhir menarik kesimpulan dari berbagai data yang dibuat
berdasarkan hipotesis yang dirumuskan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan informasi yang diberikan oleh informan
diketahui bahwa perkembangan pendidikan formal di Dairi tidak terlepas dari
penyebaran agama Kristen dan usaha Belanda dalam menguasai wilayah
Sumatera khususnya Dairi. Sekolah yang dibuka di Dairi tepatnya di Sidikalang
pada tahun 1907 merupakan sekolah pertama dan sekaligus menjadi awal
masuknya pendidikan formal di Dairi. Masuknya pendidikan formal melahirkan
golongan baru yang disebut dengan kaum cendikiawan dalam masyarakat Dairi.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa, Tuhan Tritunggal Maha
Kasih, Tuhan Yang Maha Esa,yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perkembangan
Pendidikan FormalDi Dairi Pada Tahun 1907-1998”
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan yang
harus diselesaikan untuk mendapat gelar Sarjana di Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan, dan bentuk penyajian mengingat
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dari penulis sendiri. Oleh karena itu,
untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak baik secara moral, spritual maupun material sehingga skripsi
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Secara khusus, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada keluarga yang sangat penulis cintai dan sayangi.
Ayahanda B. Sinaga, Ibunda tercinta M. Sitepu. Yang selalu memberikan doa dan
dukungan kepada penulis. Semoga Allah Bapa
selalu memancarkan Cahaya
CintakasihNYA kepada ayah dan ibu. Juga tidak lupa, untuk namboru tersayang
N. Sinaga, juga amangboru A. Saragih yang telah banyak membantu saya selama
tinggal di Medan, kiranya Tuhanlah yang membalas jasa-jasa namboru dan
amangboru. Juga tidak lupa adik-adik tersayang, Nova Sinaga, Doni Sinaga,
Hiratius Sinaga, Hicca Maria Sinaga, dan siampu dan Melani Sinaga, semoga
kelak menjadi orang yang sukses, agar mampu membahagiakan orang tua. Juga
tidak lupa seluruh keluarga yang tidak mungkin penulis sebut satu per satu.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku rektor Unimed dan
seluruh stafnya.
Bapak Dr. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas, serta Pembantu Dekan I
ibu Dra Nurmala Berutu, M.Pd serta semua staf di Fakultas Ilmu
Sosial. Terima kasih untuk kemudahan yang telah diberikan selama
proses penyusunan berkas
Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku ketua jurusan Pendidikan
Sejarah serta Dosen Pengujiskripsi penulis. Terimakasih atas
kemudahan, bimbingan serta ilmu yang ibu berikan kepada saya
mulai dari awal hingga penyelesaian skripsi ini.
Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, MSi selaku Dosen Penguji dan sekretaris
Jurusan Pendidikan Sejarah. Terima kasih atas berbagai kemudahan
yang ibu berikan kepada saya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Ibu Dra. Samsidar Tanjung, M.Pd selaku Dosen Pembimbing
Skripsi. Terimakasih atas kesabaran ibu yang telah membimbing
saya dalam penyelesaian skripsi ini. Trimakasih juga untuk segala
bantuan yang ibu berikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberikan umur panjang, kesehatan dan kebahagiaan untuk ibu.
Bapak Drs. Yushar Tanjung, M. Si selaku Dosen Penguji dan Dosen
Pembimbing Akademik. Terimakasih untuk segala bantuan yang
bapak berikan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Kiranya
Tuhanlah yang membalas jasa-jasa bapak yang telah membimbing
saya dari awal kuliah hingga saat ini
Seluruh Bapak/Ibu dosen dilingkungan program studi Pendidikan
Sejarah. Terima kasih atas ilmu, bimbingan serta arahan yang
diberikan selama penulis mengenyam pendidikan
Kepada teman-teman kelas EKSTENSI SEJARAH 2010, yang kita
beri label “ESJA” Devi Siahaan, Rita Haryani, Hartini, Hasnaini
Rosanda, Azlisa Helmi Nasution, Evi Berutu, Fahrunnisya, Maria
Debora, Nelita Nababan, Valentina Sembiring, Nurul Amalia, Adam
Zaki, Mawardi, Sherli Vani, Yosi Mardiana Siahaan, Nila Sartika
Tanjung, Aryani Lubis, Asima Tambunan, Deva Manurung, Saulina
Naibaho, Putri Hasanah, Novia Maslina, Deli Novia Manurung, Novi
Wulansari, Rizki Niara, Emmy Alvionita, Astuty Mendriani, Ester
Aritonang, dan Januari Purba. Terimakasih untuk kepercayaan
mempimpin kalian sebagai Komisaris Kelas, terimakasih untuk
persahabatan yang indah, kelas yang luar biasa kompak, dan untuk
semua pengalaman menyenangkan maupun sedih. Maaf kalau di
kelas sering marah-marah. Kalian luarbiasa…..
Kepada “ESJA BOYS”, kawan-kawan laki-laki di kelas tercinta;
Rades Lasta Simbolon, Marihot Sianturi, Treboy Nababan, Candra
Hutauruk, Ahrasani Purba, Berkat Gea, Jonatan Parhusip, Reinhard
Situmeang, Jenri Limbong. Terimakasih buat persahabatan yang kita,
untuk setiap pengalaman dan petualangan yang telah kita lakukan.
Semoga kelak menjadi orang yang sukses, dan berguna bagi
keluarga, teman, dan negara, dan tidak lupa juga semoga kelak jadi
ayah yang baik buat anak-anaknya.
Kepada siswa-siswiku, adik-adik di SMA Santa Maria Kabanjahe.
Semoga kelak menjadi anak-anak yang sukses dan berbakti kepada
bangsa dan Negara
Semua
narasumber
yang
telah
membantu
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih saya ucapkan karena tanpa
adanaya keterbukaan serta kerja sama dengan berbagai pihak, skripsi
ini tidak akan dapat terselesaikan.
Penulis, Juni 2014.
Sahatma Arefa Wardi Sinaga
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………... ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. ix
BAB I: PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Latar Belakang........................................................................... 1
Identifikasi Masalah...................................................................4
Pembatasan Masalah…………………………………..............4
Rumusan Masalah…………………………………………......4
Tujuan Penulisan……………………………………………... 5
Manfaat Penulisan…………………………………………..... 5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual.................................................................. 6
1. Perkembangan……………………………………………... 6
2. Pendidikan………………………………………………..... 7
3. Pendidikan Formal……………………………………….... 9
4. Mobilitas Sosial………………………………………….....9
5. Stratifikasi Sosial…………………………………………...10
B. Kerangka Berpikir.......................................................................12
BAB III : METODOLOGI PENULISAN
A. Metode Penulisan…………………………………………….... 13
B. Lokasi Penulisan.…………………………………………….... 13
C. Sumber Data………………………………………………….... 13
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 14
E. Teknik Analisis Data…………………………………………... 15
BAB IV : PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Kabupaten Dairi………………………........ 17
1.1.SejarahSingkat………………………………………........ 17
1.2.Luasdan Batas Wilayah…………………………….......... 37
1.3.Kependudukan………………………………………......... 38
2. HasilPenelitian……………………………………………....... 41
2.1. Perkembangan Pendidikan Formal di Indonesia…….........41
2.1.1. Zaman Verenigde Oost-Indische Compagnie
(VOC)……………………………………………... 43
2.1.1.1. Kurikulum……………………………..... 45
2.1.1.2. TenagaPengajar……………………….... 46
2.1.1.3. BahasaPengantar……………………...... 47
2.1.2. ZamanPemerintahanBelanda (sejak 1816)…......... 48
2.1.2.1. PendidikanBagiAnakBelanda……......... 49
2.1.2.2. PendidikanBagiAnak Indonesia….......... 50
2.2. PerkembanganPendidikan Formal di
Sumatera Utara………………………………………........55
2.3. Pendidikan Formal di Dairi…………………………......... 60
2.3.1. Pendidikan di DairisebelumPendidikan
Formal…………………………………………….. 60
2.3.1.1. Membangun Rumah
dan makna Filosofisnya…………………. 65
2.3.1.2. KerajinanTangandanPeralatan
Kesenian……………………………….... 68
2.3.1.3. Pertenunan (Pertenunen)……………....... 68
2.3.1.4. KesenianTradisional…………………...... 70
2.3.1.5. MakananTradisional…………………..... 71
2.3.2. MasukdanPerkembanganPendidikan
Formal padaMasaPenjajahanBelanda……............ 72
2.3.2.1. Sekolah Milik Pemerintah Belanda
2.3.2.1.1. SekolahDesa (Volkschool)………....... 74
2.3.2.1.2. Sekolah Industri (Industrieschule;
Sikola Hapandean;Ambacht
School)……………………………....... 76
2.3.2.1.3. SekolahAnak Raja……………............ 77
2.3.2.1.4. Hollandsch Inlandsche School.............. 78
2.3.2.2. Sekolah Milik Masyarakat
2.3.2.2.1. SekolahKatolik dan
SekolahPutri (Meisyes
School)……………………................. 79
2.3.3. Pendidikan Formal PadaMasaPendudukan
Jepang……………………………………………... 80
2.3.4. Pendidikan di DairiSetelahKemerdekaan
(1945-1998)……………………………………….. 82
2.3.4.1. Sekolah………………………………..... 84
2.3.4.2. Murid…………………………………... 95
2.3.4.3. Guru…………………………………..... 101
2.3.4.4. Kurikulum…………………………….... 107
2.3.4.5. OtonomiPendidikanDasardan
Menengahtahun 1951………………...... 123
2.3.5. Kontribusi Pendidikan Formal terhadap
Stratifikasi Sosial dan Mobilitas Sosial
masyarakat Dairi…………………………………...125
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………...132
B. Saran…………………………………………………………….134
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, dan
Jumlah Penduduk……………………………………………….. 38
Tabel 4.2 Persentase penduduk berdasarkan Suku……………………….... 40
Tabel 4.3 Persentase Penduduk berdasarkan Agama
yang dianut…………………………………………………….... 41
Tabel 4.4 Sekolah Dasar di Kecamatan Sidikalang………………………... 84
Tabel 4.5 Sekolah Dasar di Kecamatan Siempatnempu Hulu……………... 85
Tabel 4.6 Sekolah Dasar di Kecamatan Silma Pungga-pungga…………..... 85
Tabel 4.7 Sekolah Dasar di Kecamatan Berampu………………………..... 85
Tabel 4.8 Sekolah Dasar di Kecamatan Gunung Sitember……………….... 86
Tabel 4.9 Sekolah Dasar di Kecamatan Sitinjo…………………………..... 87
Tabel 4.10 Sekolah Dasar di Kecamatan Tanah Pinem…………………..... 87
Tabel 4.11 Sekolah Dasar di Kecamatan Tigalingga………………………. 87
Tabel 4.12 Sekolah Dasar di Kecamatan Sumbul………………………...... 88
Tabel 4.13 Sekolah Dasar di Kecamatan Siempatnempu………………….. 90
Tabel 4.14 Sekolah Dasar di Kecamatan Si Empatnempu Hilir………….... 90
Tabel 4.15 Sekolah Dasar di Kecamatan Silahisabungan………………...... 90
Tabel 4.16 Sekolah Dasar di Kecamatan Laeparira………………………... 91
Tabel 4.17 Sekolah Dasar di Kecamatan Pegagan Hilir………………….... 92
Tabel 4.18 Sekolah Dasar di Kecamatan Parbuluan……………………….. 92
Tabel 4.19 Daftar Sekolah Menengah Pertama
di Kabupaten Dairi (Berdiri Sebelum tahun 1998)…………….. 93
Tabel 4.20 Daftar Sekolah Menengah Atas/SMK
di Kabupaten Dairi (Berdiri Sebelum tahun 1998)…………...... 94
Tabel 4.21 Jumlah Siswa Sekolah Dasar di Dairi (tahun 1996)………….... 95
Tabel 4.22 Jumlah Siswa Sekolah Dasar di Dairi (tahun 1998)………….... 96
Tabel 4.23 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama
di Dairi (tahun 1996)………………………………………….... 97
Tabel 4.24 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Pertama
di Dairi (tahun 1998)………………………………………….... 97
Tabel 4.25 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas di Dairi
(tahun 1996)……………………………………………………. 98
Tabel 4.26 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas di Dairi
(tahun 1998)…………………………………………………..... 99
Tabel 4.27 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas
Kejuruan di Dairi (tahun 1996)………………………………..... 100
Tabel 4.28 Jumlah Siswa Sekolah Menengah Atas
Kejuruan di Dairi (tahun 1998)………………………………..... 100
Tabel 4.29 Jumlah KelulusanUjianSiswa di Dairi
(tahun 1996 dan 1998)………………………………………....... 101
Tabel 4.30 Jumlah Guru Sekolah Dasar di Dairi (tahun 1996)……………. 102
Tabel 4.31 Jumlah Guru Sekolah Dasar di Dairi (tahun 1998)…………......102
Tabel 4.32 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Pertama
di Dairi (tahun 1996)…………………………………………..... 103
Tabel 4.33 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Pertama
di Dairi (tahun 1998)…………………………………………..... 103
Tabel 4.34 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) Umum di Dairi (tahun 1996)………………………...... 104
Tabel 4.35 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) Umum di Dairi (tahun 1998)……………………….....
105
Tabel 4.36 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) Kejuruan di Dairi (tahun 1996)………………………. 105
Tabel 4.37 Jumlah Guru Sekolah Menengah Tingkat Atas
(SMTA) Kejuruan di Dairi (tahun 1998) ………………………106
Tabel 4.38 Perbedaan Pendidikan di Dairi pada zaman sebelum
penjajahan Belanda, masa penjajahan Belanda,
masa Penjajahan Jepang, Masa Kemerdekaan.............................107
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Drs. H. Abu Ahmadi dan Soleh, Drs. Munawar. 1991. Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Aritonang, Jan. S. 1988. Sejarah Pendidikan Kristen di Tanah Batak. Jakarta:
BPK Gunung Mulia
Kabupaten Dairi Dalam Angka Tahun 1996. 1996. Sidikalang: Kantor Statistik
Kabupaten Dairi
Kabupaten Dairi Dalam Angka Tahun 1999. 1999. Sidikalang: Kantor Statistik
Kabupaten Dairi
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Hutauruk, Pdt. Dr. Jubil Raplan. 2011. Lahir, Berakar dan Bertumbuh
di Dalam Kristus. Tarutung: Kantor Pusat HKBP
Kamil, Dr. H. Mustofa. 2009. Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta
Nasution, Prof. Dr. S. 2011. Sejarah Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Niel, Van Robert. 1958. Munculnya Elit Modern Indonesia. Bandung:Pustaka
Jaya
Otonomi Pendidikan Dasar dan Menengah dan Petunjuk Pelaksanaan Sistem
Pendidikan Nasional. 1994. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Petunjuk Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasiona 1992-1993l. 1993. Jakarta:
CV. Eko Jaya Jakarta
Rivai, Liza. 2001. Sejarah Pendidikan di Kota Palembang. Yogyakarta:
Philosophy Press
Simanjuntak, Prof. Dr. Bungaran Antonius. 2011. Pemikiran Tentang Batak.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Soekanto, Prof. Dr. Soerjono. 1985. Kamus Sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali
.2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Tanjung, Flores dkk. 2011. Dairi Dalam Kilatan Sejarah. Medan: Perdana
Publishing
Undang-Undang Tentang Sistim Pendidikan Nasional dan Penyelenggaraan
Pendidikan. 2012. Bandung: Citra Umbara
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab
manusia memiliki pengetahuan. Pengetahuan adalah sumber pokok kekuatan
manusia dan pengetahuan tersebut berasal karena adanya pendidikan. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dan usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan: proses, cara, perbuatan
mendidik.
Sementara, Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan.Manusia merupakan makhluk yang sangat erat
hubungannya dengan pendidikan. Kegiatan pendidikan telah ada jauh hari
sebelum kita mengenal model pendidikan sekarang ini.
Berbicara mengenai sejarahnya, pendidikan yang kita kenal sekarang ini
tidak lepas dari peranan Belanda yang telah membawa pengaruh yang sangat
besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia terutama pendidikan formal.
Pidarta (2009:50) mengatakan bahwa jalur pendidikan formal merupakan
pendidikan
yang
diselenggarakan
di
sekolah
secara
berjenjang
dan
berkesinambungan. Pada awalnya, sekolah-sekolah yang didirikan Belanda
hanyalah diperuntukkan untuk orang-orang yang berasal dari golongan dan
lapisan sosial tertentu, namun setelah pelaksanaan Politik Etis pada tahun 1901
barulah kemudian sekolah-sekolah untuk kaum pribumi semakin banyak
didirikan. Namun belum ada penelitian lengkap mengenai jumlah, tahun
berdirinya sekolah, ataupun mengenai kurikulum dan regulasi yang berlaku.
Nasution (2011:1) mengatakan
“Lahirnya suatu sistem pendidikan bukanlah hasil dari suatu perencanaan
menyeluruh melainkan langkah demi langkah melalui eksperimentasi dan
didorong oleh kebutuhan praktis dibawah pengaruh kondisi sosial, ekonomi
dan politik di Nederland maupun di Hindia Belanda”
Bersamaan dengan sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah
Kolonial muncullah sekolah-sekolah swasta terutama yang didirikan oleh kaum
Zending
Kristen
di
Tanah
Batak,
wilayah
Dairi
adalah
termasuk
didalamnya.Belandalah yang pertama sekali mengenalkan sistem pendidikan
formal terutama di Dairi. Tanjung dkk (2011:120) mengatakan pendidikan
modern baru ada di kawasan Dairi pada paruh kedua dekade awal 1900-an.
Persisnya setelah Belanda berhasil menganeksasi seluruh Dairi pasca tewasnya Si
Singamangaraja XII di Paya Raja, Kelasan tahun 1907.
Sebelum Belanda menjajah Dairi telah dikenal sebuah sistem pendidikan
yang bersifat tradisionil. Simanjuntak (2001:274) mengatakan
pendidikan asli pribumi mengutamakan pengetahuan praktis sesuai dengan
kebutuhan dan lingkungan, misalnya bercocok tanam, berkebun, menggalas,
menangkap dan memelihara ikan, serta ternak lainnya. Mereka telah
mengenal musim, kerumahtanggaan dan lain-lain. Pengetahuanpengetahuan praktis yang langsung memengaruhi kehidupan sehari-hari
tersebut diperoleh Sang Murid secara warisan dari ayah ibu, nenek dan
saudara-saudara dekat serta penghuni kampung lainnya. Sistem pengajaran
yang dipakai ialah lisan, langsung dan peragaan (pengalaman lapangan)
Setelah Belanda berhasil menguasai Dairi, barulah kemudian berdiri
lembaga-lembaga pendidikan formal.Hutauruk (2011:123) mengatakan,
tercatat sekolah pertama di Sidikalang (Dairi) berdiri pada tahun 1906 yang
dibangun oleh pemerintah Belanda atas laporan Pdt. Samuel Panggabean
kepada Ephorus I.L. Nommensen di pargodungan Sigumpar. Hal ini
mendorong perhatian Zending RMG dan Kongsi Batak kepada masyarakat
Pakpak dan Batak Toba di Sidikalang yang masuk dalam kawasan Dairi.
Setelah Jepang berhasil mengalahkan Belanda, pendudukan Jepang akhirnya
memasuki Tapanuli termasuk Dairi pada tanggal 24 Mei 1942. Tanjung dkk
(2011:125) mengatakan bahwa pada masa pendudukan Jepang, jumlah sekolah
bertambah di Dairi, walaupun hanya sampai tingkat Sekolah Dasar saja, tidak ada
sekolah
lanjutan.
Kurikulumnya
semimiliter,
dan
bahasa
pengantarnya
menggunakan bahasa Jepang. Setelah kemerdekaan, pendidikan formal mulai
berkembang. Sekolah Menengah Pertama Negeri dibuka pada tahun 1946 dengan
menumpang di gedung SMP HKBP sekarang. Pada fase berikutnya pendidikan
formal mengalami pertumbuhan yang signifikan, dan membawa kontribusi bagi
masyarakat di Dairi.Banyaknya sekolah-sekolah yang berdiri di Dairi membuat
penulis
merasa
perlu
adanya
penelitian
lebih
lanjut
mengenai
perkembanganpendidikan formal yang ada di Dairi dalam kurun waktu 1907
sampai 1998. Dengan demikian, akan diperoleh jawaban mengenai bagaimana
proses masuk dan berkembanganya pendidikan formal di Dairi dalam kurun
waktu tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti dengan judul
“Perkembangan Pendidikan Formal Di Kabupaten Dari Pada Tahun 1907-1998”.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas masalah yang dapat diidentifikasi adalah
sebagai berikut :
1.
Sejarah masuk dan berkembangnya Pendidikan Formal di wilayah
Dairi pada tahun 1907-1998.
2.
Kontribusi
Pendidikan
Formal
terhadapStratifikasi
Sosial
danMobilitas Sosialmasyarakat Dairi
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti membatasi masalah
tentang Perkembangan Pendidikan Formal di Dairi dan membatasi rentang
penelitian perkembangan antara tahun 1907-1988. Pemilihan tahun 1907 didasari
dengan pendirian sekolah pertama di Dairi dan dibatasi hingga tahun 1998 sebagai
akhir pemerintahan masa Orde Baru.
D.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana sejarah masuk dan berkembangnya pendidikan formal di
wilayah Dairi pada tahun 1907-1998?
2.
Apa kontribusi Pendidikan Formal terhadap Stratifikasi Sosial
danMobilitas Sosial masyarakat Dairi?
E.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui proses perkembangan pendidikan formal di
wilayah Dairi
2.
Untuk mengetahui kontribusi Pendidikan Formal terhadap Stratifikasi
Sosial danMobilitas Sosial masyarakat Dairi
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Memperluas wawasan dan cara berpikir penulis tentang sejarah dan
perkembangan pendidikan formal di wilayah Dairi
2.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait seperti
Pemerintah
Dairi
melalui
Dinas
Pendidikan
dalam
upaya
pengembangan pendidikan formal di Dairi
3.
Sebagai
literatur dan
permasalahan yang sama
bahan masukan bagi
peneliti
dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka
dalam bab ini dapat ditarik kesimpulan yang ditemukan sebagai berikut:
1. Sebelum pendidikan formal masuk di Dairi, sudah ada pendidikan
bercorak tradisional pada penduduk asli (Pakpak). Hal yang dipelajari
adalah yang berkedaan dengan kehidupan kebudayaan suku Pakpak.Hal
lain yang dipelajari dalam sistem pendidikan tradisional adalah
pertuturen (partuturon dalam masyarakat Batak Toba). Nilai-nilai yang
diajarkan adalah nilai-nilai dalam suku Pakpak seperti “Mersiurupurup
atau rimpahrimpah ataupun Pemerabinabin” (prinsip gotong royong).
Keterampilan teknis-praktis yang dipelajari diantaranya, (1)pembuatan
rumah
adat
(3)pertenunen
(sapo
jojong),
(pertenunan,
(2)kerajinan
(4)kesenian
tangan
dan
tradisional,
kesenian,
(5)makanan
tradisional. Masuknya pendidikan formal di Dairi bersamaan dengan
masuknya Bangsa Belanda.Pendidikan modern (formal) baru ada di
kawasan Dairi pada paruh kedua dekade awal 1900-an. Persisnya setelah
Belanda berhasil menganeksasi seluruh Dairi pasca tewasnya Si
Singamangaraja XII di Paya Raja, Kelasan tahun 1907. Sekolah-sekolah
yang dibuka di Dairi pada masa penjajahan Belanda adalah:
(1)Volksschool (sekolah desa); (2)Sekolah Industri (Industrieschule;
Sikola Hapandean; Ambacht School); (3)Sekolah Anak Raja (Anak ni
Raja); (4)Hollandsch Inlandsche School (HIS); (5)sekolah Katolik dan
Sekolah Putri (Meisyes School). Setelah Jepang berkuasa di Dairi pada
penghujung tahun 1942 sampai 1945 mempertahankan sekolah yang ada.
Yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang hanya perubahan kurikulum,
dan penamaan. Sekolah Pendidikan Dasar diganti namanya menjadi
Kokumin Gakko atau Sekolah Rakyat. Lama studinya 6 tahun.
Kurikulumnya semi militer dengan menggunakan bahasa Jepang.Hingga
akhir tahun 1998, terdapat 253 Sekolah Dasar, 24 Sekolah Menengah
Pertama, dan 20 Sekolah Menengah Atas/Sederajat di Dairi.
2. Selama masa kolonial, stratifikasi sosial yang terdapat dalam masyarakat
Dairi dapat digambarkan dalam 3 bentuk. Yang pertama dari ukuran
sosio kultrual stratifikasi sosial terbuka, dalam masyarakat suku Pakpak
hubungan kedudukan Dengan sebeltek Si kaka-en, dan Dengan
sebeltek Si kedek-en, Kulla-kulla, dan Berru. Kedua, dari sudut
ukuran latar belakang keluarga (asal keluarga), stratifikasi agak tertutup
yaitu dengan adanya hierarki yang berbau aristocrat. Ketiga munculnya
golongan baru yang disebut golongan terdidik atau golongan terpelajar.
Golongan sosial yang baru ini bersifat terbuka. Dengan kata lain,
memungkinkan terjadinya mobilitas social.
B.
1.
Saran
Kepada Pemerintah Kabupaten Dairi melalui instansi terkait, dalam hal ini
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan
agar
semakin
meningkatkan
pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Selain itu, penulis
juga menyarankan agar dalam pendokumentasian data-data yang
berkenaan dengan pendidikan agar semakin ditingkatkan. Dengan
demikian di masa yang akan datang dapat menjadi sumber informasi bagi
penelitian yang membutuhkannya.
2.
Kepada para pelaku pendidikan, guru, siswa dan masyarakat agar secara
bersama-sama semakin memberikan perhatian dan kontribusi yang penuh
bagi perkembangan pendidikan formal di Kabupaten Dairi.