MENINGKATKAN KESADARAN KEAKRABAN DALAM KELUARGA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TANJUNGTIRAM T.A. 2013-2014.

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam. Segala curahan rahmat
dan nikmat-Nya yang tidak bisa dihitung membuat diri ini tampil selalu lemah di
hadapan-Nya dan hanya bisa bermohon kepada-Nya dan tidak kepada yang lain.
Maka selayaknyalah ungkapan ‘Alhamdulillah’ diucapkan atas selesainya skripsi
ini yang berjudul “Meningkatkan Kesadaran Keakraban dalam Keluarga Melalui
Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Tanjungtiram T.A. 2013-2014”. Tak lupa juga shalawat dan salam kepada tokoh
teragung sepanjang sejarah sekaligus manusia yang menduduki peringkat pertama
yang paling berpengaruh di dunia menurut seorang Katolik, Michael Hurt, dalam
bukunya 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia yakni Muhammad saw.,
semoga langkah perjuangannya dalam menegakkan Izzul Islam wal Muslimin
yang dibingkai dalam peradaban Negara Khilafah tetap dapat dilanjutkan oleh
generasi terbaik umat ini.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhui sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan. Penulis menyadari banyak pihak yang terkait dalam membantu
penyelesaian penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si., selaku Rektor Unimed

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan Unimed
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S., selaku pembantu Dekan I Fakultas Ilmu
Pendidikan Unimed

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan/Bimbingan dan Konseling (PPB/BK) Fakultas
Ilmu Pendidikan Unimed
5. Ibu Dra. Rahmulyani, M.Pd. Kons., selaku Dosen Pembimbing Akademik
sekaligus Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan
dan saran-saran kepada peneliti sejak awal penulisan skripsi ini hingga
selesai
6. Ibu Dra. Zulhaini S selaku Dosen Penyelaras yang telah membantu
mengoreksi kesempurnaan skripsi ini
7. Bapak Dr. M. Rajab Lubis, M.S., selaku dosen penyelaras yang telah
banyak memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
8. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd., selaku dosen penyelaras yang juga banyak
memberikan masukan demi perbaikan skripsi ini
9. Bapak dan Ibu Dosen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan/Bimbingan

dan Konseling (PPB/BK) Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed
10. Bapak Drs. Bassarudin, M.S., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Tanjungtiram, atas izin dan bantuannya. Bapak Hulman, S.Pd., selaku
guru dan koordinator BK SMA Negeri 1 Tanjungtiram serta seluruh siswa
kelas XI SMA Negeri 1 Tanjungtiram terkhusus kelas XI-IPS3 yang telah
banyak membantu selama proses penelitian
11. Teristimewa penulis sampaikan kepada sosok-sosok yang luar biasa yakni
Ayahanda dan Ibunda tercinta, Halim Sinaga dan Latifah Hanum, S.Pd.I.,
atas semua bantuannya, pengorbanannya serta doa restunya hingga peneliti
dapat menjadi seperti sekarang ini dan melahirkan serta membesarkan
anak-anak yang luar biasa
12. Untuk Abangda dan Ayunda yang juga tak lepas untuk selalu mendo’akan
anandamu ini, Budi Hamsyah, S.Pd, Zulie Arna, Am.Kep., Syahfitri
Halifah, M.Pd., Syarwalluddin, M.Pd., dan Maulydar Sinaga, M.Pd.
sungguh, saya mencintai kalian semua seperti saya mencintai diri saya
sendiri

13. Untuk Ustadz dan Ustadzah yang senantiasa memberikan diri ini
bimbingan, Ghoesdi Ghazali, Ibrahim Zarkasyi, Anton Timur Zailani,
Tedja Ningsih, Afnarianti Arnas Lubis, Herni Sugesti Panjaitan, Zulfahmi

Abdillah, Abdurrahman, Ari, Hayati, Usman Harahap, Asmaul Jannah
Siregar, Aidi Sasmita, Sunano, Zainal Arifin, Zainul, Eka Mardiana,
semoga perjuangan ini terus melaju. Begitu pula dengan semua panitia dan
pihak yang telah memperkenalkan diri ini pada wadah yang idealis,
ideologis dan independen ini
14. Buat Sahabat-sahabatku seperjuangan yang cintaku juga tak terbendung,
yang telah membantu dalam menempa diri ini menjadi pribadi yang
Muslim, Cendikia dan Berjiwa Pemimpin, yakni Sofian, Afidatun
Nahdiah, Desi Khairani, Ahaddin Arhamda Sibarani, Afifatun Nazifah,
Syafrida Yulia Panjaitan, Hazir, M. Ansor Rasyidin, M. Irvan, Utiya
Mahfudzah, M. Zulfirman Hasibuan, Arliana, Lia Aprilia, Wardah Ashani
Lubis, Firdaus Sambas, M. Ridho, Ridho Pratama, Nesya Ardella
Simamora, M. Riskan, Fahrunnisa, Umi dan seluruh yang tidak tersebut.
Semoga perjuangan kita di Pelajar Islam Indonesia (PII) tetap mendapat
hidayah dari ALLAH SWT., serta Ukhuwah Islamiyah kita tetap kekal
hingga kita dikumpulkan di Jannah-Nya
15. Untuk seluruh kader PII (Pelajar Islam Indonesia) se-Nusantara, yang juga
memberikan banyak ilmu bagi peneliti
16. Untuk Abdurrahman, Salim, Mulkan, Pendy, Refky, Azwar, Ahyar,
Yudha, Nova Irwan, Tio, Amrul, Teguh, Yoko, Yugi, Andriansyah, serta

ustadz Dedi, semoga kita tetap semangat dan istiqamah dalam mengusung
sebuah peradaban terbaik yang dicontoh oleh umat terbaik terdahulu,
yakni Khilafah ‘ala minhajin Nubuwah, moga cita-cita kita akan segera
terwujud
17. Untuk teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Tanjungtiram 2013 yakni
Ahmad Reza Zailani, Alwi Fadhillah, Abdinur Batubara, M. Adnan,
Khairul Mufty, Hidayat, Yuni Hartarti Tarman, Lola Moedifha, Ummi
Kalsum, Priastuti, Tuti Hardianty, Riani, Rahmatika, Eka, Zubaidah,

Devita, Febri, Hasnaini Rosanda serta kepada ibu Ida yang telah sudi
mengangkat kami menjadi anak-anaknya
18. Kepada Firdaus Hidayat Panjaitan, Andes Sandy, Ahmad Dorobi M, serta
Ibnu Ibrahim Margolang, sebagai sahabat satu atap di perantauan untuk
menuntut ilmu. Semoga kita pulang ke kampung masing-masing dengan
membawa semangat perubahan dan perbaikan umat
19. Untuk sahabat-sahabat peneliti yang belajar bersama untuk menjadi
konselor yang profesional, BK Ekstensi Kebersamaan 2010, semoga di
lima belas tahun mendatang, kita berjumpa lagi dengan gelar Professor.
Serta para teman-teman satu bimbingan skripsi.
20. Untuk Abangda Gusman yang begitu tulus dalam membimbing peneliti

untuk merumuskan judul, semoga peneliti bisa mengikut jejak langkahmu.
Dan untuk semua yang tidak tersebut di atas.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata
bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari
pembaca demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Medan,

Juli 2014

Peneliti

M. Harwansyah Putra Sinaga
NIM. 1103351023

DAFTAR ISI
Hal
Koper ...................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ............................................................................... ii

Lembar Pengesahan ............................................................................... iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan ..................................................... iv
Lembar Pengesahan Hasil Revisi Skripsi .............................................. v
Riwayat Hidup ....................................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................... vii
Kata Pengantar ....................................................................................... viii
Persembahan .......................................................................................... xii
Daftar Isi ................................................................................................ xiii
Daftar Tabel ........................................................................................... xv
Daftar Gambar ........................................................................................ xvi
Daftar Diagram ...................................................................................... xvii
Daftar Lampiran ..................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
I.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
I.2. Identifikasi Masalah ................................................................ 6
I.3. Batasan Masalah ..................................................................... 6
I.4. Rumusan Masalah ................................................................... 7
I.5. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
I.6. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 9

II.1. Kerangka Teoritis .................................................................. 9
II.1.1. Pengertian Kesadaran ......................................................... 9
II.1.2. Kesadaran Keakraban dalam Keluarga .............................. 10
II.1.3. Menciptakan Keakraban dalam Keluarga .......................... 11
1. Saling menanyakan kabar ............................................. 19
2. Saling mengingatkan ..................................................... 19
3. Makan bersama ............................................................. 20
4. Berkumpul bersama ...................................................... 20
5. Rekreasi keluarga .......................................................... 21
6. Saling mengerti dan menutupi kekurangan ................... 22
7. Memiliki visi yang sama ............................................... 22
8. Meluangkan waktu di tengah kesibukan ....................... 23
9. Saling bekerja sama ...................................................... 24
10. Saling terbuka ............................................................... 25
II.1.4. Bimbingan Kelompok ........................................................ 25
1. Tujuan Bimbingan Kelompok ...................................... 27
2. Manfaat Bimbingan Kelompok .................................... 28
3. Azas Bimbingan Kelompok ......................................... 29
4. Bentuk Kegiatan Bimbingan Kelompok di Sekolah .... 30
5. Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok ............................ 31

II.1.5. Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Keluarga ........ 33
II.1.6. Prosedur Pelaksanaan LayananTeknik Sosiodrama ............ 36
II.1.7. Kerangka Konseptual ......................................................... 38
II.2. Hipotesis Tindakan ................................................................ 40

BAB III Metode Penelitian ..................................................................
III.1. Jenis Penelitian .....................................................................
III.2. Subjek dan Objek Penelitian ................................................
III.3. Definisi Operasional Variabel ..............................................
III.4. Desain Penelitian .................................................................
III.5. Prosedur Penelitian ..............................................................
III.6. Alat Pengumpul Data ...........................................................
III.7. Tehnik Analisis Data ............................................................
III.8. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................
BAB IV Hasil dan Pembahasan ...........................................................
IV.1. Hasil Penelitian ....................................................................
IV.1.1. Keadaan Lingkungan Fisik
SMA Negeri 1 Tanjungtiram ............................................
IV.1.2. Data Tingkat Kesadaran Keakraban Siswa
Pada Kondisi Awal ...........................................................

IV.1.3. Deskripsi Siklus I ..............................................................
IV.1.4. Deskripsi Siklus II ............................................................
IV.2. Pembahasan Penelitian ........................................................
BAB V Penutup ....................................................................................
V.1. Kesimpulan ..........................................................................
V.2. Saran .....................................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................
Lampiran-lampiran ................................................................................

41
41
41
41
42
44
50
52
52
54
54

54
55
58
63
70
72
72
73
74
78

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Angket ................................................................ 51
Tabel 3.2. Penilaian Angket Kesadaran Keakraban Keluarga ............ 51
Tabel 3.3. Jadwal Rencana Penelitian ................................................. 53
Tabel 4.1. Hasil Skor Angket Pra Siklus I .......................................... 56
Tabel 4.2. Daftar Siswa dengan Skor Terendah .................................. 57
Tabel 4.3. Daftar Anggota BKp Teknik Sosiodrama .......................... 57
Tabel 4.4. Jadwal Siklus I ................................................................... 58

Tabel 4.5. Indikator Pencapaian Siswa Siklus I ................................... 62
Tabel 4.6. Jadwal Siklus II .................................................................. 64
Tabel 4.7. Indikator Peningkatan Siswa Siklus II ................................ 68
Tabel 4.8. Perbandingan Skor Siswa .................................................. 68

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Siklus PTK ..................................................................... 43

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Rekapitulasi Siklus I dan II ........................................... 69

DAFTAR LAMPIRAN

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Perangkat Siklus I ...................................................................
Perangkat Siklus II ..................................................................
Surat Izin Penelitian ................................................................
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ...............................
Galeri Foto Penelitian .............................................................
Jadwal Bimbingan Skripsi ......................................................
Kartu Seminar Proposal ..........................................................
Angket Penelitian ....................................................................

78
110
149
150
151
153
154
155

i

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dunia ini tidak pernah lepas dari kehidupan. Ketika lahir, sudah disambut
oleh kasih sayang dan cinta orang tua yang siap berkorban apa saja agar bisa
memberi yang terbaik untuk anaknya. Masa kecil adalah masa yang paling
bahagia, hingga bisa belajar banyak hal, selalu mendapat pertolongan dan
menerima segala yang dibutuhkan. Tingkah anak yang sering menjengkelkan dan
membuat lelah orang tua, tidak menjadikan kasih sayang mereka berkurang pada
anak-anaknya.
Selanjutnya, ada “dunia” yang mulai dikenal. Ada hakikat hidup yang
berusaha dimengerti. Hal-hal baru seolah tidak pernah habis untuk ditemukan di
masa ini. Bimbingan orangtua yang tidak pernah putusnya, mencegah anakanaknya agar tidak terseret dan jatuh di jurang kehancuran. Menurut Eddy
(2004:V) “di masa inilah orang tua sering dikejutkan oleh kemauan keras dan
keberanian remaja, seolah ingin lepas dari pengawasan orang tua, ingin hidup
mandiri dan tanpa membutuhkan uluran tangan orang tua”.
Sebagai fitrah manusia, anak yang dilahirkan pada hakikatnya akan
menikah dan membangun keluarga baru. Gerbang pernikahan adalah awal si anak
belajar menyelami jiwa orang tua. Apa yang dirasakan ibu ketika melahirkan dan
apa yang menjadi beban tanggung jawab sang ayah dalam membimbing anaknya.
Semua itu akan berputar seperti roda. Anak-anak mereka akan membentuk suatu
komunitas yang baru sebagai generasi baru yang disebut keluarga.

Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Keluarga adalah
sekumpulan manusia yang diikat dalam perjanjian untuk hidup bersama. Keluarga
inti terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Sementara keluarga besar ialah
keluarga inti beserta kakek, nenek, cucu, sepupu, keponakan dan lain-lain.
Pada hubungan sosial bermasyarakat, keluarga sangat mempengaruhi
keadaan masyarakat, kota atau kabupaten, provinsi hingga sebuah kemajuan
negara. Karena pembentukan karakter dan sikap positif ditanam di awal
kehidupan manusia melalui keluarga. Keluargalah yang menjadi wadah sosialisasi
dan transformasi nilai-nilai luhur kehidupan.
Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang memiliki pengetahuan
akan pentingnya nilai-nilai keakraban dalam kelurga sehingga akan terbentuk
masyarakat yang saling bergotong royong, memiliki rasa empati tinggi dan saling
memerlukan. Semua itu diawali dengan kehidupan berkeluarga.
Hal ini juga dipertegas oleh Gymnastiar (2004:2) yakni unit-unit
keluarga yang baik merupakan pilar pembentuk masyarakat yang
ideal yang melahirkan sebuah bangsa yang kuat dan bermartabat.
Di dalam keluarga seperti ini akan ditemukan kehangatan dan
kasih sayang yang wajar, tiada rasa tertekan, tiada ancaman dan
jauh dari silang sengketa serta perselisihan. Ketika seseorang,
siapapun orangnya, baik dokter, tentara, presiden, guru, pengusaha,
peneliti, politikus dan lain sebagainya pasti sebelumnya
mengalami masa kanak-kanak dahulu. Dan menjadi apapun
mereka di masa mendatang, perkembangan mereka tergantung
pada pola pendidikan di rumahnya.
Namun pada tataran kehidupan sosial di masyarakat, telah terjadi krisis
keluarga yang menyebabkan banyak kekacauan dimana-mana. Perkelahian,
perjudian, pelacuran serta pencurian menjadi pemandangan yang lumrah di
masyarakat saat ini. Belum lagi di sekolah, bolos, tawuran budaya contek dan
sebagainya menjadi pandangan yang wajar bagi anak sekolah sekarang ini.

Padahal hal itu adalah gambaran dari lemahnya pendidikan yang ditanamkan
dalam keluarga. Kelemahan ini juga dipengaruhi lemahnya kualitas komunikasi
akrab yang berujung pada kriminalitas yang setiap keluarga siapapun orangnya
pasti tidak menginginkan anggota keluarganya menjadi salah satu pelaku
kriminalitas tersebut.
Hal ini tidak mendapatkan perhatian yang khusus dari berbagai pihak,
malah persoalan ini menjadi hal yang terabaikan oleh pihak pemerintah dan para
pendidik dalam penyelesaiannya. Sehingga berefek pada pendidikan anak-anak
mereka. Seperti yang diketahui bahwa lingkungan anak-anak dalam pembentukan
kepribadian mereka setelah rumah atau keluarga adalah sekolah.
Begitu disayangkan, terkadang orang tua di rumah tidak memiliki visi
yang sama, jelas dan terarah dalam membimbing putra-putri mereka untuk
menjadi pribadi yang berkarakter. Justru adanya kesenjangan komunikasi yang
terjadi sehingga pola kedekatan anak tidak ada dalam rumah tangga. Kebanyakan
keluhan orang tua terhadap anak-anaknya adalah ketidakharmonisan komunikasi
antara orang tua dan anak. Anak mereka sering tidak dapat dikontrol, tidak dekat
dengan mereka serta terjadinya frontal pendapat yang selalu menjadi penyebab
jauhnya komunikasi antara anak dan orang tua. Hal yang paling mengejutkan
adalah saat-saat di mana anak lebih mendengarkan nasihat teman sebaya
dibandingkan nasihat orang tua.
Hal-hal ini menjadi suatu realitas kehidupan bermasyarakat yang
seharusnya mendapat sorotan masyarakat terkhusus kalangan pendidik untuk
mencegah kasus-kasus kriminalitas yang terjadi di masyarakat yang disebabkan
oleh para pelajar. Pada umumnya para pelajar dan pemuda membutuhkan

perhatian yang intens dalam tumbuh kembangnya secara psikis dan psikologis
untuk menjadi individu yang berkarakter. Perhatian itu pula dapat ditunjukkan
dari pola komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak serta seluruh anggota
keluarga. Artinya setiap anggota keluarga merasakan kualitas komunikasi dalam
setiap hubungan, sehingga keakraban dalam hubungan keluarga tercipta di tengahtengah keluarga.
Bimbingan Konseling sebagai bagian dari pendidikan memiliki peran yang
sangat besar dalam pencegahan kriminalitas di masyarakat yang dilakukan oleh
para remaja atau pemuda. Sebagai cakupan yang kecil, peran itu dapat
dimaksimalkan dalam satuan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Di mana
banyaknya pelayanan yang dapat diberikan atau dimainkan oleh bidang ini.
Pengakuan atas setiap individu itu unik dan setiap anak membutuhkan aktualisasi
diri merupakan integritas bidang ilmu psikologi terhadap ilmu di bidang ini,
sehingga diharapkan bidang ilmu ini dapat mengkontrol berbagai pola tingkah
laku remaja dan pemuda. Masih banyak lagi pemahaman bidang ilmu ini terhadap
perkembangan psikologis remaja yang pada dasarnya dapat mencegah tindakan
kriminal mereka. Selain itu, adanya upaya pencegahan dari keluarga merupakan
objek penting dalam penanganan kasus remaja. Sehingga keluarga juga menjadi
sentral perhatian dalam usaha menyelesaikan berbagai kasus remaja, khususnya
yang berimbas pada pendidikan formal mereka (sekolah).
Setiap jenjang pendidikan pastinya menginginkan hal yang terbaik untuk
setiap peserta didiknya. Setiap guru juga pastinya menginginkan terjadinya proses
belajar mengajar yang aktif yang tidak memiliki hambatan dan gangguan dari
berbagai pihak. Berdasarkan survei awal peneliti selama melaksanakan Praktek

Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) pada Agustus hingga Nopember 2013 di
SMA Negeri 1 Tanjungtiram, masih ada siswa yang mengalami permasalahan
yang berasal dari hubungan keluarga yang tidak akrab. Dari 190 siswa, 85% siswa
mengalami permasalahan yang berasal dari keluarga yang tidak akrab. Selain itu,
65% siswa sering dilaporkan oleh guru bidang studi bahwa mereka senantiasa
bermasalah selama proses belajar mengajar. Permasalahan yang ditemui guru
selanjutnya diproses melalui bimbingan konseling. Namun setelah pihak
bimbingan konseling memproses kasus siswa, ternyata kasus tersebut berasal dari
hubungan keluarga yang tidak akrab. Selain itu, peneliti juga melakukan
wawancara dengan guru BK di sekolah dan menghasilkan hal yang senada dengan
survei awal peneliti.
Penelitian ini berusaha untuk mengendalikan berbagai kriminalitas yang
disebabkan oleh para pelajar atau pemuda sebagai akibat adanya jarak kualitas
komunikasi yang terjadi dalam keluarga dengan pendekatan bimbingan kelompok
teknik sosiodrama dengan meningkatkan kesadaran para pelajar dan pemuda akan
pentingnya kualitas komunikasi atau keakraban yang harus terjalin dalam
keluarga. Kesadaran itu pula akan menggerakkan mereka untuk bertindak, setelah
bertindak diharapkan mereka tetap mampu menjaga nilai-nilai keakraban dalam
keluarga tersebut. Apapun kondisinya.
Selain itu, penelitian ini juga berupaya untuk memberikan solusi bagi
setiap individu di sekolah yang mengalami masalah komunikasi dalam keluarga
yang berdampak pada hubungan sosial di sekolah, pencapaian prestasi yang tidak
maksimal dan lain sebagainya dapat teratasi atau paling tidak berkurang kuantitas
kasusnya. Sehingga setiap individu diharapkan menjadi individu yang baik secara

perkembangan sosial dan psikologis serta berprestasi secara maksimal. Maka
penelitian ini dilakukan dengan Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling
(PTBK), di mana penelitian tindakan bimbingan konseling ini dilaksanakan oleh
guru pembimbing atau guru BK sekolah.
Maka

penulis

merumuskan

judul

“Meningkatkan

Kesadaran

Keakraban Keluarga melalui Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama
Siswa Kelas XI SMA N 1 Tanjungtiram T.A. 2013-2014”.

I.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
yang menjadi identifikasi masalah adalah :
1. Adanya ketidaksadaran siswa akan pentingnya keakraban dalam keluarga
2. Banyaknya kasus siswa yang ditemui disebabkan karena ketidakakraban
keluarga
3. Masih kurang maksimalnya pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
untuk menciptakan suasana akrab antar keluarga
4. Minimnya

pengetahuan

siswa

untuk

menemukan

tips

dalam

mengakrabkan hubungan keluarga

I.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi
masalah yang akan diteliti yaitu meningkatkan kesadaran keakraban keluarga
melalui bimbingan kelompok teknik sosiodrama siswa kelas XI SMA N 1
Tanjungtiram TA. 2013-2014.

I.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas pada latar belakang
masalah maka dapat dirumuskan masalah yakni “Apakah ada peningkatan
kesadaran keakraban dalam keluarga melalui bimbingan kelompok teknik
sosiodrama siswa kelas XI SMA N 1 Tanjungtiram TA. 2013-2014”

I.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan kesadaran
keakraban dalam keluarga melalui bimbingan kelompok teknik sosiodrama siswa
kelas XI SMA N 1 Tanjungtiram TA. 2013-2014.

I.6. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan hasil penelitian
ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Bagi Siswa: memotivasi siswa untuk meningkatkan kualitas komunikasi
dan keakraban dalam keluarga sehingga dapat mencapai prestasi yang
maksimal di sekolah. Selain itu siswa berada dalam hubungan keluarga
yang akrab.
b. Bagi Guru: bahan masukan bagi guru BK dalam mengatasi kasus siswa
yang berasal dari hubungan keluarga yang kurang baik sekaligus
pencegahan permasalahan siswa yang timbul dari hubungan keluarga.
Tidak hanya itu, para guru juga tidak akan menemukan siswa yang
bermasalah karena berasal dari keluarga yang hubungan komunikasinya
akrab.

c. Bagi Peneliti: sebagai bahan masukan untuk menjadi calon guru BK dalam
upaya mengatasi kasus siswa yang berasal dari hubungan keluarga yang
kurang akrab sekaligus pencegahan permasalahan siswa yang timbul dari
hubungan keluarga
d. Bagi Sekolah: Sebagai bahan masukan untuk selalu menyarankan kepada
guru BK untuk mengatasi kasus siswa yang berasal dari hubungan
keluarga yang kurang baik sekaligus pencegahan permasalahan siswa yang
timbul dari hubungan keluarga.

BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
1. Salah satu penyebab permasalahan siswa yang sering terjadi di sekolah
adalah ketidakakraban hubungan keluarga di rumah.
2. Ketidakakraban hubungan keluarga memberikan dampak yang buruk bagi
siswa di sekolah, sehingga siswa memiliki permasalahan dalam berbagai
bidang dan lingkungan sekolah.
3. Bimbingan konseling sebagai bagian dari sekolah memiliki berbagai peran
untuk mencegah dan mengatasi permasalah siswa yang berasal dari
ketidakakraban dalam keluarga.
4. Dalam mencegah dan mengatasi ketidakakraban dalam keluarga, pertama
sekali yang harus dilakukan oleh guru BK di sekolah adalah dengan
mengubah cara pandang siswa terhadap keakraban dalam keluarga atau
pada aspek kognitif.
5. Guru BK memberikan pemahaman untuk menyadarkan siswa bahwa
pentingnya keakraban dalam keluarga. Jika didapati kelurga yang tidak
memiliki keakraban yang baik maka siswa perlu diberi tips menciptakan
keakraban dalam keluarga.
6. Salah satu layanan dalam bimbingan konseling yang dapat dipakai untuk
meningkatkan kesadaran keakraban dalam keluarga ialah bimbingan
kelompok teknik sosiodrama, sehingga bimbingan kelompok yang dipadu
dengan sosiodrama ini memberikan gambaran yang jelas dan nyata tentang

permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat
ataupun keluarga.
7. Bimbingan konseling teknik sosiodrama telah terbukti efektif dalam
meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya keakraban dalam
keluarga.

V.2. Saran
1. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa yang
disebabkan oleh keluarga, diharapkan para pendidik khususnya guru BK
dapat memaksimalkan pelayanan dalam berbagai layanan terkhusus
bimbingan kelompok.
2. Untuk meningkatkan kesadaran keakraban siswa dalam keluarga, maka
guru BK perlu melaksanakan Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama
agar hasil yang diperoleh lebih optimal.
3. Pencegahan yang dilakukan sejak dini juga tidak hanya dilakukan oleh
para siswa di sekolah, namun juga seluruh tenaga pendidik sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai melalui anak-anak yang tidak memiliki
permasalah yang bersumber dari keluarga.
4. Hendaknya setiap stake holder di sekolah dapat saling bekerja sama dan
saling membantu dalam program pendidikan di sekolah, terkhusus di
bidang bimbingan dan konseling.
5. Dengan berbagai layanan, diharapkan juga para guru BK di sekolah untuk
dapat terus berinovasi untuk menciptkan kreasi-kreasi baru dalam layanan
bimbingan konseling terkhusus bimbingan kelompok teknik sosiodrama.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Aga. 2013. Cowok Siap Nikah & Jadi Ayah. Jakarta: Gramedia
Baron, R.A., dan Donn Byrne. 2003. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Basri, H. 1996. Merawat Cinta Kasih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bugi,

M.
2007.
Kunci
Rumah
Harmonis,
(Online)
dalam
http://dakwatuna.com/2007/01/2009/01/29/86/4.) diakses pada 03 Januari
2014

Dalimunthe, R.Z. 2014. Mengendalikan Perilaku Konsumtif Melalui Layanan
Konseling Kelompok Siswa Kelas XI SMA Negeri 11 Medan T.A. 20132014 (Skripsi). Medan: Universitas Negeri Medan
Damayanti, N. 2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta:
Araska
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Edy. 2008. Mendidik Anak Zaman Sekarang Ternyata Mudah Lho (Asalkan Tahu
Caranya). Jakarta: PT Tangga Pustaka.
Eddy, A.A. 2004. Jendela Keluarga. Bandung: MQ Publishing.
Fazriyati, W. 2011. Cara Membangun Kedekatan dengan Anak, (Online)
dalam http://female.com/read/2011/12/17/1631/434/5.Cara.Membangun.Ke
dekatan.dengan.Anak diakses pada 03 Januari 2014
Ganadi, P. -. Membangun Keakraban dengan Anak, (Online) dalam
http://www.telaga.org/audio/membangun_keakraban_dengan_anak diakses
pada 03 Januari 2014
Gunarsah, O. S., dan Yulia Singgih D. Gunarsah. 1991. Psikologi Praktis Anak
Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia
Gymnastiar, A. 2004. Sakinah Manajemen Qalbu untuk Keluarga. Bandung:
MQS. Publishing.
Hafidh, A.A. 2001. Keluarga yang Harmonis, (Online) dalam
http://www.alimamali.com/html/ins/book/tarbiah/04.htm diakses pada 03
Januari 2014
Hallen, A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: Quantum Teaching

1

Http://femalekompas.com/read diakses pada 03 Januari 2014
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Ketut, D.S. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Pustaka Pelajar
Melinda. -. Menjalin Keakraban dengan Keluarga, (Online), dalam
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail.php?id1370.HubunganKeluarga:Menjalin-Keakraban-dengan-keluarga diakses pada 03 Januari
2014
Monthy, P. S. 2001. Persepsi Orangtua Membentuk Perilaku Anak: Dampak
Pygmaliun di dalam Keluarga. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Musthafa, W.H. 2006. Manajemen Keluarga Modern Barakah. Yogyakarta: Diva
Press
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta
Sari, U. 2012. Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok (Sosiodrama) dalam
Mengurangi Kecenderungan Perilaku Agresif Siswa Kelas VIII1 SMP
Negeri 9 Pujud Kabupaten Rokan Hilir Tahun Ajaran 2011/2012 (Skripsi).
Medan: Universitas Negeri Medan
Sears, W. 2004. Anak Cerdas Peran Orang Tua dalam Mewujudkannya. Jakarta:
Emerald Publishing
Sugiono. 2006. Statistika untuk Penelitian, Cetakan Keempatbelas. Bandung:
Universitas Pendidikan Bandung
Winkel, W.S dan M.M. Sri Hastuti. 2012. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Wirawan, S.S. 1982. Menuju Kelurgs Bahagia 2. Jakarta: Bhatara Karya Aksara
Wulandaru, W. 2013. Marah yang Bijak:Panduan Islami Menjadi Orang Tua
Bijak. Solo: Tinta Medina

2

PROFIL KEGIATAN
BIMBINGAN KELOMPOK
TOPIK TUGAS
KELUARGA HARMONIS
Nama Kegiatan
: Bimbingan Kelompok Siklus I
Bidang Bimbingan : Keluarga
Hari, tanggal
: Sabtu, 05 April 2014
Topik Bahasan
: Keluarga Harmonis
Pemimpin Kelompok : M. Harwansyah Putra Sinaga (A)
Anggota Kelompok :
 Fitria Rosa (E)
 M. Dia (B)
 Arjun Gunawan (G)
 Ratisyah (I)
 Ellizah (C)
 M. Aidil (D)
 Sri Anita (F)
 Nur Bulan (H)
 Nadra (J)
Posisi duduk
: Melingkar

A
J

B

I

C

H

D

G

F

E

Tahap I Pembentukan
PK

: Assalaamu’alaykum..wr.wb..

ALL

: Wa’alaykumsalaam..wr.wb..

PK
: selamat pagi anak-anak, senang rasanya bisa berjumpa dengan anak-anak
semua. Bapak ucapkan terima kasih karena anak-anak bapak sudah mau
menghadiri undangan bapak di sini. Nah, sebelum kita lanjutkan alangkah baiknya
kita berdoa bersama. Kali ini izinkan bapak untuk memimpin do’anya.

(Berdoa Bersama)
PK
: Baik, sebelumnya bapak ingin sampaikan bahwa anak-anak sekalian di
sini untuk melaksanakan bimbingan kelompok sekitar 45 menit ke depan, jadi
manfaatkanlah waktu yang singkat ini sebaik mungkin. Nah, apa itu bimbingan
kelompok? Siapa yang tahu? Silahkan.
Arj
: kemarin waktu bapak PPL, Bapak bilang bimbingan kelompok itu adalah
bimbingan dalam suasana kelompok.
PK

: ya, betul sekali. Beri tepuk tangan untuk Arjun. Ada lagi?

El
: BKp itu salah satu bentuk layanan BK yang membahas masalah umum
dalam kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok
M. Ai : dinamika kelompok itu apa, Pak?
PK

: ya, dinamika kelompok itu apa ya? Ada yang tahu?

Rat
: gini, dinamika kelompok itu adalah sebuah keaktifan dalam kelompok.
Keaktifan dan kehangatan suasana dalam kelompok ini menjadi kekuatan untuk
kelompok kita. Nah itu semua disebut dinamika kelompok.
PK
: iya, betul sekali yang disampaikan Ellizah dan Ratisyah. Beri tepuk
tangan. Nah, dinamika kelompok itulah yang membangun dan akhirnya
memberikan solusi pada kita semua terkait masalah umum yang nanti kita bahas.
Untuk tujuan BKp ini,ada yang tahu?
Nad
kita.

: agar kita dapat mencegah dan mengatasi jika masalah itu datang pada

PK

: iya, betul sekali. Ada lagi?

Fit
Pak.

: setidaknya dalam BKp ini kita melatih diri agar berani bicara di depan,

Nur

: itukan kata bapak itu pas PPLT di sini.

ALL

: hahahah (Tertawa semua)

PK
: iya, semua anak-anak bapak hebat. Semuanya tahu. Memang semua anak
bapak cerdas. Langsung saja kita kepada azas, ada yang tahu?
Nad : keaktifan, berarti kita harus aktif dalam BKp ini. Keterbukaan, berarti
apapun yang kita ketahui harus kita sampaikan di sini, jangan ada yang ditutupi.
Dan terbuka juga jika ada masukan dari teman kita di kelompok ini kita terbuka
untuk menerimanya. Hmm, apa lagi ya Pak? Kayaknya ada lagi… (Sambil
berpikir)

Rat

: normatif, Nad. (Sambil menyenggol tangan Ratisyah)

Nad : iya, kenormatifan, berarti dalam melaksanakan BKp ini kita harus sopan
santun dan tidak melanggar norma.
PK
: iya. Betul sekali ya. Semua yang Nadra ungkapkan itu betul sekali.
Sebelum kita lanjut, ada lagi yang ingin bertanya tentang BKp kali ini?
ALL

: tidak, Pak.
Tahap II Peralihan

PK
: oke baik. Sebelum kita lanjut, bapak ingin memberikan. Nah, kita
bermain sejenak ya.. (Permainan Sambung Lagu Dangdut)
PK
: terima kasih, permainannya begitu seru sekali ya. Nah, semuanya sudah
siap untuk BKp ini?
ALL

: siap Pak.
Tahap III Kegiatan

PK
: disini kita akan melaksanakan BKp topik tugas. BKp topik tugas adalah
Bp yang topiknya ditentukan oleh PK dimana kali ini bapak yang menjadi PK.
Adapun topik kita kali ini ialah Keluarga tidak Harmonis. Sebelumnya, bapak
ingin tanya, apa itu keluarga?
Sr

: keluarga itu sekumpulan orang yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

PK

: bagus sekali, ada lagi?

Rat

: tambahan, Pak?

PK

: iya, silahkan Ratisyah

Rat

: ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam 1 atap.

PK

: bagus sekali, ada lagi?

Ft
: kalau dari pelajaran sosiologi, keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang menjadi media sosialisasi pertama.
PK
: wah, jawaban yang tepat sekali. Nah semua jawaban anak-anak bapak
betul semua. Secara bahasa keluarga berasal dari bahasa latin yakni “kula” yang
berarti ras dan warga yang berarti anggota. Sehingga keluarga adalah kumpulan
beberapa orang yang memiliki hubungan darah. Selanjutnya, apa pentingnya kita
membahas topik ini?
Arj

: apa tadi pak, topiknya?

Pk

: keluarga tidak harmonis.

Arj
: begini pak, sebenarnya banyak hal yang mempengaruhi majunya suatu
bangsa di antaranya para generasi muda. Namun generasi muda sekarang telah
banyak rusak. Hal itu juga dipengaruhi oleh keluarga yang tidak harmonis. Jadi
keluarga yang tidak harmonis juga mempengaruhi majunya masa depan bangsa
kelak.
Pk
: ya, beri tepuk tangan terlebih dahulu kepada Arjun. Sebuah analisa yang
tajam. Ada lagi, kenapa topik ini penting untuk kita bahas?
M.Dia : begini pak, keluarga yang tidak harmonis itu memiliki banyak dampak,
bagi anak sekolah mungkin dia bisa jadi bandal karena tidak diperhatikan oleh
keluarga.
Pk

: ya bagus, ada lagi?

Ft

: bisa jadi juga pak, anaknya jadi trouble maker di sekolah.

Pk

: betul, selain itu?

Nur : bisa jadi anaknya tidak dapat berkonsentrasi di sekolah akibat selalu
kepikiran masalah keluarganya pak. Anaknya pun jadi pendiam, tertutup karena
memiliki banyak beban psikologis.
ALL

: cie.cie.. bahasanya ilmiah kali?

Pk
: iya, itu awal yang bagus, artinya Nadra memiliki keinginan untuk maju.
Ada lagi?
El
: bisa jadi sebagai anak akan terjerumus pada geng motor, narkoba dan
lain-lain karena kurangnya kontrol dari keluarga.
Sri

: berarti bisa putus sekolah dong ya?

El
: kayaknya ia, karena kalo udah narkoba pasti sekolahnya berantakan, kalo
ketahuan pihak sekolah dan apalagi sekolahnya berantakan ya bisa diberhentikan
dari sekolah dan mungkin jadi setelah keluar anaknya down trus trauma dan gak
mau sekolah lagi.
Sri

: berarti masa depannya juga berantakan donk?

El

: kayaknya begitu

Ft

: sepele kali ya pak, hanya dari keluarga yang tidak harmonis.

Pk
: ya, bagus sekali kalau anak-anak bapak memahami apa pentingnya
pembahasan ini dan sudah tahu akibat yang timbul dari keluarga yang tidak

harmonis. Sehingga kita menyepakati bahwa pembahasan topik ini begitu penting.
Meskipun kita menjalani Bkp ini terlihat santai, bapak harap kita semua serius
menjalani kegiatan ini yang tadi bapak bilang sekitar 45 menit saja.
All

: baik pak

Pk
: semua anak bapak sudah menyepakati bahwa banyak dampak yang
timbul dari keluarga yang tidak harmonis, paling tidak pentingnya pembahasan ini
untuk kita agar dapat mencegah semua dampak negatifnya, jika sudah terjadi di
keluarga kita misalnya, maka kita tahu bagaimana untuk mengatasinya agar tidak
semakin parah. Selain dampak yang telah anak-anak bapak sebutkan tadi, ada lagi
kira-kira dampak yang bisa ditimbulkan dari keluarga yang tidak harmonis?
All

: (Semua terdiam)

Pk
: begini, dari semua itu, apa dampak yang bisa terjadi terhadap keluarga
kita, misalnya antara ayah dan ibu tidak harmonis, orangtua dan anak. Apa
dampaknya terhadap keluarga?
M.Ai : perceraian dan kehancuran keluarga, Pak
Pk
: betul sekali. Itulah ending dari ketidakharmonisan keluarga. Sehingga
sejak dini kita harus sudah bisa mencegah hal itu semua pada keluarga kita.
Siapapun di antara kita pasti tidak menginginkan keluarga kita hancur berantakan.
Selanjutnya dari semua akibat yang ditimbulkan dari beberapa hal yang anak-anak
sebut tadi, apa saja kira-kira penyebabnya?
All

: (semua diam sambil berpikir)

Pk
: atau begini, coba anak-anak pikir dan renungi, apakah pernah mengalami
sesaat di mana hubungan kita dengan kakak atau adik dan orangtua mungkin tidak
harmonis? Coba diingat dan apa penyebabnya? Hal ini bukan untuk membuka aib
keluarga tapi untu bisa kita pelajari bersama dan kita cegah dampak yang lebih
buruk.
Ft

: tidak saling percaya dengan keluarga

Pk

: iya, tidak saling percaya gimana maksudnya?

Ft
; begini pak, misalnya ada hal yang menimpa kita entah itu masalah atau
yang lainnya, yang dengan itu kita tidak maun mendiskusikan perkara itu kepada
keluarga, sehingga ketika kita putuskan sendiri dan ternyata hal itu salah, keluarga
kita banyak yang menyalahkan kita

Pk
: oh, iya, iya, betul sekali. Artinya dari ketidakpercayaan itu timbul
kebiasaan kita untuk tidak terbuka pada keluarga. Selanjutnya apa lagi, anakanak?
Arj
: begini pak kan, kadang antar anggota keluarga tidak peduli dengan
anggota keluarga yang lainnya.
Pk
: ya, betul sekali, Arjun. Nah, bentuk ketidakpeduliannya biasanya
gimana?
M.Ai : kalau kita tidak di rumah, tidak pernah ditanya, lagi dimana?. Trus juga
waktu kita berada di rumah kita juga tidak pernah juga ditanya gimana
aktivitasnya sehari-hari. Jadi semuanya begitu cuek.
Pk
: dari itu semua pasti timbul rasa tidak membutuhkan ya, seperti ada atau
tidak adanya kita di rumah biasa saja bagi keluarga. Ada lagi apa penyebab dari
ketidakharmonisan dalam keluarga?
El

: saya, pak?

Pk

: iya, Elizah, silahkan!

El
: saya pernah nonton di tv pak. Katanya kebersamaan dengan keluarg itu
dapat mencegah ketidakharmonisan dalam keluarga.
Nur

: kebersamaan itu gimana maksudnya?

El
: jadikan kebersamaan itu seperti ngumpul bersama dengan keluarga pada
saat makan malam, nonton di ruang keluarga atau bisa juga jalan-jalan bersama
keluarga.
Pk

: ide bagus itu. Selain itu ada lagi?

Sri

: saya punya tetangga pak

Pk

: ia Sri!

Sri
: tetangga saya punya anak, anak pertamanya lk-lk dan menjadi
kesayangan dalam keluarga. Maklum saja dalam adat batak, anak lk-lk itu sebuah
kebanggaan dalam keluarga, sementara 2 adiknya perempuan. Anak pertama
sebagai anak lk-lk pastinya mendapat kasih sayang yang berlebih di antara yang
lain. Ayahnya sering membelikan segala yang diinginkan si anak, kadang ibunya
marah-marah pada si ayah. Kalaupun si anak lagi salah, ibunya memarahi dan
ayahnya selalu membela pak. Jadinya anaknya bukan baik tapi bandal. Nah itu
juga membuat keluarga tidak harmonis, antara ayah dan ibu karena anak.
Pk

: iya, betul sekali. Jadi kita sebut apa itu ya?

Ft

: ketidakcocokan perilaku orangtua pada anak, pak!

Pk

: maksudnya, Fit?

Ft

: tidak sama perilaku ayah dan ibu untuk menyayangi si anak.

Pk
: itu dia, ketidaksamaan atau tidak adanya kesepakatan antara ayah dan ibu
dalam memperlakukan anak membuat si anak sulit diatur, kalaupun ada yang
tidak sulit diatur, itu di luar konteks pembahasan kita ya. Karena yang begituan
sangat langka. Baik, ada lagi penyebab yang membuat keluarga tidak harmonis?
All

: (diam, sambil berpikir)

Pk
: kalau tidak, baik, setelah kita mengetahui faktor penyebab dan akibat
yang dapat timbul dari keluarga yang tidak harmonis, maka apa yang bisa kita
lakukan untuk mencegah terjadinya ketidakharmonisan dalam keluarga?
M.Dia : dari beberapa informasi yang saya terima, berarti kita harus lebih dekat
dengan keluarga. Tapi gimana ya, kan malu kali kalau curhat dengan kakak, abang
atau ayah ibu?
Pk
: iya betul sekali. Kita harus lebih dekat dengan keluarga dari pada dengan
sahabat atau teman, tapi bagaimana untuk urusan curhat dengan keluarga misalnya
tentang asmara?
Sri
: memang sih, awalnya berat atau malu atau mungkin keluarga kita tibatiba-tiba keluarga kita bilang, kita kok tiba-tiba aneh. Tapi kalau tidak sekarang
kita biasakan jadi mau kapan lagi. Lagian banyak sekali keuntungan curhat
dengan keluarga dari pada dengan teman, misalnya gak mungkin keluarga kita
menjerumuskan kita sebagai anggota keluarganya. Kalu teman kita masih
memiliki kemungkinan, meskipun baik sarannya, belum tentu baik dari sisi
keluarga kita.
M.Dia : ia, tapi caranya gimana?
Pk

: silahkan, Nadra (yang telah melihat dari tadi Nadra mengangkat tangan)

Nad : kalau mau dekat dengan keluarga, terlebih dahulu kita sendiri harus
mendekatkan diri dengan keluarga. Kita yang aktif baru nanti keluarga kita
merasa biasa. Jangan lupa perlu saling mengingatkan dan mendekatkan diri pada
kita. Beranikan aja dulu diri kita.
Pk

: jadi pas kapan waktu yang tepat untuk kita curhat?

Nad : bisa saat nonton bersama di ruang tv, makan malam dan waktu-waktu
lenggang yang keluarga kita tidak repot.

Nur : tapi, curhatnya jangan di depan keluarga rame, tapi dengan ibu, ayah,
kakak atau adik, bukan lagi rame-ramean. Itu ntar yang ada kita malah
ditertawakan.
ALL

: hahahah (semua tertawa)

Pk
: iya, tepat sekali apa yang dikatakan oleh Nurbulan. Gimana Dia, bisa
diterima?
M.Dia : iya pak. Selain itu, kita juga harus membiasakan diri kumpul bersama
keluarga, bakik nonton tv, makan malam atau kegiatan keluarga lainnya.
Pk

: betul sekali.

Arj
: tapi gak hanya itu, Pak. Kita juga harus sering tanya-tanyain kabar
anggota keluarga kita yang pada saat kita ada, ada yang lagi tidak di rumah,
dimana keberadaannya dan apa urusannya.
Fit

: kalau gak ada keluarga yang tahu gimana?

Arj

: SMS-lah, udah canggih sekarang. (jawab Arjun seadanya)

Sri
: baiknya Pak, bukan hanya pada saat malam lah di sms, tapi juga pas
momen-momen tertentu. Misalnya siang hari mengingatkan hati-hati di perjalanan
jauh atau kalo ada keluarga yang wataknya pelupa, diingatkan agar jangan ada
barang yang ketinggalan.
Pk
: wah, ide yang bagus sekali apa yang dikemukakan oleh Sri. Ini yang
harus kita contoh dan kita lakukan. Setelah itu ada lagi? Coba Fitria Rosa!
(Sambil menunjuk)
Ft

: pas, Pak, sama dengan yang lain.
Tahap IV Pengakhiran

Pk
: ok. Berhubung BKp kita akan segera berakhir, bapak ingin setiap orang
dapat memberikan komitmen/janji apa yang akan dilakukannya setelah mendapat
banyak informasi baru dari BKp ini. Dimulai dari M.Dia.
M.Dia : kalau saya, setelah dari sini, saya akan membiasakan berkumpul bersama
dengan keluarga karena biasanya saya paling malas berkumpul dengan keluarga
dan juga lebih terbuka dengan keluarga.
Pk

: ok, selanjutnya Ellizah.

El
: sering-sering tanya kabar keluarga dan menceritakan pengalaman
seharian di sekolah atau apa yang dialami kepada keluarga.

M.Aid ; nanti pak, saya usulkan kepada keluarga saya untuk sekali-kali rekreasi
agar kami semua semakin dekat dan akrab.
M.Dia : alah, bilang aja kau mau jalan-jalan.
All

: hahaha (tertawa)

Ft
: saya akan selalu meluangkan waktu kepada keluarga meskipun sesibuk
apapun atau selelah apapun.
Sri
: saya bingung pak, karena semua jawaban saya sudah diambil oleh yang
lain. (heheh, semua tertawa)
Arj
: saya akan mencoba untuk terus dekat dan akrab dengan keluarga
meskipun ayah dan ibu saya jarang di rumah, pak.
Nur : salah satu yang saya tangkap dari BKp ini adalah adanya intensitas
kebersamaan. Salah satunya adalah dengan saling bekerja sama di rumah dalam
menyelesaikan tugas-tugas rumah sehingga saya dan keluarga semakin dekat dan
saling memahami.
Rat

: saya akan berusaha untuk saling mengerti tentang keluarga saya, pak.

Nad

: saya sama dengan Ratisyah pak.

Pk
: bapak senang sekali bahwa semua dari kita sudah berjanji selepas dari
sini akan melakukan yang anak-anak janjikan tadi. Bapak harap itu bukan hanya
sekedar saat BKp ini tapi betul-betul dilaksanakan di rumah. Sebelum kita bubar,
bapak ingin mendengarkan pesan dan kesan dari anak-anak bapak sebagai
perwakilannya 2 orang saja yakni 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Dia,
silahkan!
M.Dia : saya senang bias ikut BKp ini, karna jadi tahu betapa pentingnya
keluarga yang harmonis itu. Pesan saya kepada bapak dan teman-teman,
hendaknya kita saling mengingatkan pada saat di luar tentang janji-janji yang kita
sebut tadi.
Pk

: iya, terima kasih Dia. Selanjutnya Nadra?

Nad : kesannya ikut BKp ini jadi tahu bahwa keluarga itu sangat
mempengaruhi masa depan si anak. Kalo pesannya, pak, sering-sering buat kayak
gini la.
Pk
: ok, insya ALLAH. Iya sepertinya nanti kita masih perlu mengadakan
BKp lagi, kira-kira kapan waktu yang tepat agar bisa kita sepakati waktunya di
sini?

Sri

: minggu depan, pak!

Nur

: eeehh, minggu depan tu anak kelas 3 UN, kita libur.

Arj
: begini aja, habis UN kita BKp lagi, gimana? Sekitar hari jumat atau
sabtu.
Pk

: ide yang bagus! Gimana bisa disepakati?

All

: baik, Pak.

Pk
: nah, sebelum kita bubar, ada baiknya kita akhiri juga kegiatan ini dengan
berdoa, kali ini izinkan bapak untuk memimpin doanya, agar ALLAH tetap
memberikan keberkahan pada kita setelah kegiatan ini usai. Bapak berharap untuk
BKp ke-2 nanti, doa pembuka dan penutup dibawa oleh anak-anak bapak yang
laki-laki di sini, bisakan?
All

: (semua saling berpandangan)

Pk

: siapa saja boleh. Untuk doa pembuka, Arjun bersedia?

Arj

: iya, pak. Insya ALLAH.

Pk
: sekarang doa penutup. Siapa yang bisa? Eh salah, semuanya kan memang
bisa, tapi siapa yang bersedia?
M.Ai : saya ajalah pak. Tapi kalo salah gak apa-apa kan pak?
Pk

: iya, paling cuma bapak telan hidup-hidup.

All

: (eheheheh, semua tertawa)

Pk

: baik, bapak berdoa dulu ya, biar bapak pimpin.
(Suasana berdoa)

Pk
: nah, mari kita menyanyikan lagu sayonara sambil bersalaman. Namun
sebelum itu, bapak tutup BKp ini dengan mengucapkan terima kasih dan
Assalaamu’alaykum..wr.wb..
(semua anggota kelompok saling bersalaman dan menyanyikan lagu sayonara dan
satu persatu meninggalkan tempat BKp dan berfoto bersama)

PROFIL KEGIATAN
SOSIODRAMA
TOPIK
KEBERSAMAAN
Nama Kegiatan
: Bimbingan Kelompok/Penampilan Sosiodrama Siklus I
Bidang Bimbingan : Keluarga
Hari, tanggal
: Kamis, 10 April 2014
Topik Bahasan
: Kebersamaan
Pemimpin Kelompok : M. Harwansyah Putra Sinaga
Anggota Kelompok :
 Fitria Rosa sebagai Teman Arjun
 M. Dia sebagai Teman laki-laki
 Arjun Gunawan sebagai Anak laki-laki
 Ratisyah sebagai Ibu
 Ellizah sebagai Kakak Perempuan Arjun
 M. Aidil sebagai Ayah
 Sri Anita sebagai Kakak perempuan Arjun
 Nur Bulan sebagai Teman perempuan Arjun
 Nadra sebagai Adik perempuna Arjun
DIALOG
Di sebuah kelas, terlihat Arjun yang lagi sibuk mengerjakan PR yang
harus dikumpul pada les pertama pelajaran hari ini.
Dia

: woii, gak siap PR lagi ni?

Arjun

: eh, kau Ia,.. kau udah siap? Nyontek lah.. (pinta Arjun memelas)

Dia

: emang kau ngapain aja tadi malam?

Arjun

: biasalah, main game, di rumah kan ada PS.

Dia

: ah, gak yakin aku. Paling juga kau keluyuran malam. Liat

matamu aja bengkak gitu, kayak kurang tidur.
Arjun

: udahlah, jangan bahas itu terus, sinilah PRmu, aku mau liat.

(sambil menjulurkan tangannya)
Dia

: iya, bentar. (sambil duduk meletakkan tas dan mencari-cari buku

yang dimaksud)
Dia

: Nih,, (sambil meletakkan di meja)

Arjun

: pinjam dulu ya.

(mendengarnya, Dia hanya mengangguk dan tersenyum, tak lama kemudian ia
berbicara)

Dia

: emangnya, kau gak pernah dita

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERENCANAAN KARIR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG T.A 2014-2015.

0 2 24

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI DALAM BERSOSIALISASI MELALUI PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SIABU TA. 2013/2014.

0 4 26

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 22

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI KELAS XI IPS 1 T.A 2013/2014.

0 2 23

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 13

MENINGKATKAN PENGENDALIAN DIRI KETIKA MEMPEROLEH HASIL BELAJAR RENDAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS XI SMA SWASTA YAYASAN PERGURUAN KELUARGA PEMATANG SIANTAR T.A 2013/2014”.

0 2 25

MENINGKATKAN SIKAP JUJUR MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SELESAI TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 25

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PEMUSATAN PERHATIAN SISWA DALAM BELAJAR KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNGTIRAM TAHUN AJARAN 2013-2014.

0 2 19

PENINGKATAN KESADARAN ANTI-BULLYING MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 MUNTILAN.

0 8 167

MENINGKATKAN RASA EMPATI SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA 2 KUDUS TAHUN AJARAN 2014/2015

0 0 6