Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Duda - Kecamatan Selat - Kabupaten Kuda.

(1)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Tri Dharma Perguruan tinggi sebagai landasan fundamental harmoni kehidupan pendidikan tinggi, merefleksikan tiga hal pokok yang menjadi prioritas dalam upaya peningkatkan kualitas sumber daya manusia. Optimalisasi sektor pendidikan, pengembangan ranah penelitian serta peningkatkan kontribusi mahasiswa untuk masyarakat merupakan ulasan utama yang diharapkan dapat membentuk pribadi luhur selaras dengan tujuan pendidikan tinggi negeri ini. KKN PPM (Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) Universitas Udayana adalah bentuk kegiatan pengabdian masyarakat yang keberadaannya diharapkan mampu membentuk pribadi mahasiswa yang memiliki rasa peduli tinggi dan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang ditentukan adalah program pendampingan keluarga (KK Dampingan). KK Dampingan merupakan salah satu program pokok, yaitu program pokok non tema yang wajib dilaksanakan selama masa KKN PPM. Maksud dari program pendampingan keluarga atau KK dampingan adalah untuk membantu pemberdayaan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang wirausaha, pendidikan dan keterampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan lingkungan untuk membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera. Tujuan program pendampingan keluarga bagi mahasiswa adalah untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi permasalahan keluarga melalui penerapan ilmu dan teknologi yang telah dipelajari.

Dalam KKN PPM ini, setiap mahasiwa wajib mendampingi satu keluarga pra-sejahtera. Kegiatan KK Dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di Desa Duda Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem. Pada KKN periode XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang ada di Desa Duda, dusun Duda, yaitu keluarga...

Keluarga Bapak I Wayan Pugra merupakan sebuah keluarga yang tergolong sangat sederhana. Bapak I Wayan Pugra memiliki seorang istri yang bernama Ni Made Suci Rai. Bapak I Wayan Pugra ini memiliki 5 orang anak yang masing-masing terdiri dari empat anak laki-laki dan satu perempuan. Semua anak dari pasangan suami istri ini sudah berkeluarga, sedangkan anak paling bungsu tinggal bersama mereka. Bapak I Wayan Pugra tinggal bersama anak laki-lakinya yakni, I Komang Sunarta, beserta menantu dan cucunya. Sedangkan keempat


(2)

anak lainnya sudah tidak tinggal bersama dengannya karena masing-masing telah berkeluarga dan memilih untuk tinggal di Denpasar.

Saat ini, keluarga Bapak I Wayan Pugra menempati lahan seluas ± 1 are yang merupakan tanah milik desa Duda. Di tanah tersebut terdapat beberapa bangunan untuk tempat tinggal Bapak I Wayan Pugra dan keluarganya. Bapak I Wayan Pugra memiliki tempat tidur, dan dapur yang terpisah dari anggota keluarga lainnya. Bapak I Wayan Pugra tidur di dalam kamar yang berukuran 2x3 meter, menggunakan kasur sebagai alas tidur. Kamar tersebut terletak berdampingan dengan kamar anak anaknya, yang terbagi dalam sebuah bangunan permanen dengan dinding yang terbuat dari batako dengan lantai sederhana yang terbuat dari keramik semen. Kamar tersebut berisi banyak barang yang cukup memenuhi ruangan, semisal sebuah kasur, meja, lemari, radio dan lainnya. Kamar terkesan bersih walau barang-barang tersusun yang ada di dalamnya terkesan kurang tersusun rapi. Penerangan kamar pun terbilang cukup, sirkulasi udara dalam kamar terasa kurang karena kurangnya jendela sebagai media pertukaran udara. Bapak I Wayan Pugra memiliki sebuah dapur yang terletak terpisah dari kamar tidurnya. Dapur tersebut merupakan dapur permanen yang berukuran 3x2 meter, menggunakan dinding yang terbuat dari batako. Beliau menggunakan kayu bakar untuk memasak. Dapur nampak sedikit kotor dan barang-barangnya pun tidak tersusun dengan baik bercampur dengan peralatan persembahyangan dan kandang ayam. Disisi lain rumah ibu Sucirai tidak ada kamar mandi, sehingga untuk buang air besar meminjam kamar mandi tetangga sebelah yang kebetulan saudara dari keluarga ibu Sucirai, namun keseharian keluarga mandi dan buang air di sungai dekat rumah.

Tabel 1. Identitas Keluarga Bapak I Wayan Pugra.

No. Nama Status Umur

(tahun)

Pendidikan Pekerjaan Ket.

1. I Wayan Pugra KK 74 Tidak tamat SD

Tidak bekerja

2. I Komang Sunarta Anak KK 37 Tidak tamat SMP

Metajen

3. Ni Made Sucirai Istri KK 66 Tidak tamat SD


(3)

4. Ni Kadek Kasih Arini

Menantu KK

30 Tidak Tamat SD

IRT

5. I Putu Riski Pratama

Cucu KK 10 - -

4. Ni Komang Tia Cucu KK 12 Kelas 5 SD Pelajar

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

Bapak I Wayan Pugra sudah tidak kuat untuk bekerja karena kondisi fisiknya yang sudah renta. Namun bapak Pugra masih dapat bermain adu ayam (Metajen) bersama anaknya I Komang Sunarta. Dengan pemasukan yang terkadang tidak tetap, keluarga ini terbilang cukup sulit memenuhi kebutuhan hariannya. Secara finansial keluarga ini termasuk keluarga yang hidup dalam kekurangan.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga a Kebutuhan sehari-hari

Perincian untuk kebutuhan sehari-hari keluarga Bapak I Wayan Pugra adalah sebagai berikut :

 Makan Sehari – hari : Rp 20.000,-  Sembahyang sehari – hari: Rp 5.000,-  Gula, kopi, dan teh : Rp 5.000,-

 Hari Raya : Rp 10.000 – 250.000,- b Kesehatan

Keluarga Bapak I Wayan Pugra termasuk dalam keluarga pra sejahtera sehingga mereka bisa mendapatkan pengobatan gratis dari puskesmas yaitu dengan asuransi kesehatan JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara). Beberapa kali anggota keluarga yang sakit seperti Katarak, sakit Rematik, saraf, prostat, dan penyakit ringan seperti demam dan lainnya mendapat bantuan dari pemerintah untuk operasi Katarak dan puskesmas I selat sebagai penanggung jawab.

c Sosial

Keluarga Bapak I Wayan Pugra termasuk dalam keluarga pra sejahtera sehingga mereka terdaftar dalam keluarga yang masih mendapatkan bantuan rutin dari


(4)

pemerintah pusat dan perangkat desa setempat tiap bulannya. Bantuan ini berupa uang tunai, beras, maupun mie goreng.

d. Lain-lain

Biaya rutin yang harus di keluarkan adalah biaya listrik serta air bersih sebesar Rp 30.000/bulan namun ini tidak termasuk keperluan mandi kerena keluarga ini tidak memiliki kamar mandi.


(5)

(6)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

Untuk mengidentifikasi masalah yang dialami keluarga dampingan, yaitu keluarga Bapak I Wayan Pugra yang didampingi, maka penulis melakukan beberapa kunjungan ke kediaman keluarga dampingan. Selama kunjungan penulis melakukan pendekatan secara interpersonal kekeluargaan dengan keluarga Bapak I Wayan Pugra, yaitu dengan melakukan obrolan-obrolan ringan dengan kepala keluarga, yaitu Bapak I Wayan Pugra mengenai program KKN terutama program KK dampingan, masalah kesehatan yang dialami, problematika dalam bidang perekonomian, serta mengobservasi suasana tempat tinggal Bapak I Wayan Pugra.

2.1 Permasalahan Keluarga

Dalam waktu satu bulan pendampingan, telah dilakukan 34 kali pertemuan dengan keluarga Bapak I Wayan Pugra . Dalam jangka waktu tersebut telah diidentifikasi beberapa permasalahan yang dikeluhkan oleh keluarga Bapak I Wayan Pugra . Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis adalah sebagai berikut.

2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga

Bapak I Wayan Pugra memiliki kekhawatiran akan kehidupannya sendiri karena tidak bekerja. Bapak I Wayan Pugra hanya mengandalkan penghasilan dari mengadu ayam dan anaknya yang bermain bola sodok. Pendapatan murni Pak Pugra murni dari Metajen sehari-harinya. Istrinya Ibu Sucirai kepasar biasanya 3 hari sekali. Dana tersebut pun masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari untuk ia dan keluarganya namun beruntung untuk cucunya mendapat bantuan dari pihak sekolah untuk melanjutkan sekolah.

2.1.2 Masalah Kesehatan

Bapak I Wayan Pugra sering mengeluhkan nyeri pada lututnya, dulu sempat mengidap penyakit prostat dan saraf kaku sehingga harus tinggal dirumah selama 1,5 tahun lamanya. Pegobatan yang rutin dilakukan adalah obat herbal jadi bapak Pugra tidak sampai dioperasi. Hal ini telah ia rasakan selama puluhan tahun lamanya dan sangat sering ia keluhkan di pagi hari saat bangun dari tidur. Ia juga sering mengeluhkan mata yang terkadang kabur/mengalami katarak ringan yang sangat menggangu kesehariannya. Bapak Pugra juga beberapa kali menderita sakit kepala, setelah


(7)

diperiksakan diketahui bahwa beliau juga menderita tekanan darah tinggi yang telah ia derita dari 20 tahun lalu. Sangat disayangkan beliau tidak pernah berobat secara rutin dan hanya datang ke tenaga kesehatan apabila dirasakan ada keluhan yang cukup berat.

2.1.3 Masalah Penataan Bangunan

Dalam hal penataan bangunan dan halaman rumah keluarga Bapak I Wayan Pugra ini merupakan rumah milik Jero yang diberikan kepada keluarganya. Bangunan sempit dan terasa sesak. Apalagi terdapat kandang ayam yang ditempatkan bersamaan didalam rumah serta dapur. Terdapat 2 dapur dan 2 tempat tidur saja. Tidak ada kamar mandi sehingga seluruh keluarga mandi di sungai. Menjemur pakaian juga dipinggir jalan. Sedangkan tempat motor terdapat didepan rumah mereka. Rumah dipenuhi dengan ayam jago dan burung-burung. Kondisinya tidak terlalu bersih karena terdapat ayam yang menjadi satu dengan tempat tinggal.

2.2 Masalah Prioritas 2.2.1 Masalah Perekonomian

Masalah perekonomian merupakan masalah yang dirasa utama dari keluarga Bapak I Wayan Pugra. Pendapatan Bapak I Wayan Pugra yang minim menyebabkan keluarga ini digolongkan sebagai keluarga ekonomi rendah, ditambah seluruh angota keluarga tidak memiliki pekerjaan tetap. Tidak memiliki skill yang cukup untuk melamar pekerjaan, tidak memiliki lading untuk berkebun sehingga memilih untuk Metajen sebagai mata pencahariannya. Disamping itu pemasukan Bapak I Wayan Pugra hanya bersumber dari batuan pemerintah yang tiap tiga bulan rutin ia peroleh. Pemasukan harian berasal dari metajen merupakan penghasilan tidak tetap. Hal ini menyebabkan keluarga ini sangat kesulitan untuk menabung maupun menyisihkan pendapatan untuk disimpan, apalagi untuk membangun kamar mandi.

a. Masalah Kesehatan

Walaupun saat ini tidak ada anggota keluarga yang dikatakan menderita penyakit khusus yang sangat berat maupun penyakit menahun, tetapi terdapat potensi yang cukup besar terjadinya penyakit pada keluarga ini. Beberapa tahun lalu anaknya I Komang Sunarta terserang penyakit Demam Berdarah dan dibawa kerumah sakit Karangasem. Tahun lalu terdapat penuingkatan kejadian DBD sampai terdapat dua orang meninggal.


(8)

Bapak I Wayan Pugra yang seorang mantan perokok berpotensi untuk menderita penyakit paru-paru, sampai sekarang juga anaknya merokok.

Ibu Sucirai mengalami keluhan dengan kondisi pendengaran yang mulai terganggu dan kaki yang mulai sakit karena rematik. Sedangkan bapak I Wayan Pugra mengalami penyakit asam urat, darah tinggi, mantan pengidap penyakit prostat, dan katarak ringan.

2.2.2 Masalah Penataan Bangunan

Perhatian akan pentingnya penataan bangunan serta lingkungan sekitar nampak kurang diperhatikan di rumah keluarga Bapak I Wayan Pugra. Rumah Bapak I Wayan Pugra tidak pernah direnovasi. Kamar tidur berukuran sangat sempit. Tidak terdapat dinding yang dapat mengalangi udara dingin masuk. Penerangan ruangan di rumah juga kurang. Sebagai sumber penerangan hanya menggunakan lampu dengan watt yang kecil. Tidak terdapat kamar mandi dan keluarga menjemur pakaian di depan rumah samping jalan utama desa Duda. Di dalam dapur tidak terdapat cerobong asap sebagai lubang untuk membuang asap-asap dapur dan tempatnya sempit karena terdapat barang-barang keperluan upacara keagamaan.


(9)

(10)

BAB III

USULAN PEMECAHAN MASALAH

3.1 Program 3.1.1 Perekonomian

Pemecahan masalah Bapak I Wayan Pugra yang diimplementasikan pada kesempatan kali ini terdiri dari beberapa hal, pertama dengan menyarankan untuk mencari sumber penghasilan tambahan lain. Selama ini keluarga Bapak Pugra mengandalkan pemasukan dari Metajen dan bantuan pemerintah tiap 2/3 bulan. Pemasukannya juga diperoleh dari anaknya yang bermain bola sodok. Karena anaknya masih muda bisa menjadi tukang angkut salak di ladang tentangga atau berdagang dengan meminjam modal dari pihak desa atau LPD desa. Karena jika terus melakoni Metajen dan bermain bola sodok maka akan susah untuk memperbaiki status keluarga.

Kebiasaan merokok yang selama ini dilakoni oleh anaknya I komang Sunarta selain juga tidak baik untuk kesehatan tapi juga mendatangkan dampak negatif secara finansial. Mengurangi kebiasaan ini dapat membantu meringankan pengeluaran harian keluarga. Hal ini dapat dilakukan secara pelan-pelan mengingat pemasukan keluarga ini juga tidak banyak.

Untuk masalah kebutuhan yang sifatnya mendadak seperti kesehatan, iuran banjar, dan duka (kematian, ngaben) dapat diatasi dengan pembuatan tabungan dan membuat perencanaan biaya, serta menekan kebutuhan sehari-hari seminimal mungkin. Hal terpenting adalah anak dan menantu dari I Wayan Pugra harus bekerja dan mencari pekerjaan tetap.

3.1.2 Kesehatan

Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan dalam keluarga Bapak I Wayan Pugra yaitu masalah asam uratnya dan beberapa penyakit yang dialami bapak Pugra harus rajin dikontrol ke petugas kesehatan. Kebiasaan merokok yang dilakukan anaknya harus dikurangi dan pelan-pelan berhenti merokok. Masalah kebiasaan merokok yang dilakukan anaknya muncul karena pengaruh rendahnya tingkat pendidikan dan pengaruh lingkungan. Rendahnya tingkat pendidikan menyebabkan kurangnya pengetahuan beliau mengenai bahaya merokok bagi kesehatan. Kebiasaan merokok ini juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, dimana hampir semua pria dewasa di Desa


(11)

Duda memiliki kebiasaan merokok. Untuk itu, perlu diberikan pengertian mengenai bahaya merokok kepada Bapak I Wayan Pugra maupun untuk anggota keluarga lain sebagai perokok pasif, termasuk juga untuk cucunya yang masih dalam masa pertumbuhan yang juga rentan dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh asap rokok.

3.1.3 Penataan Bangunan

Bila Bapak I Wayan Pugra memiliki mendapatkan bantuan iuran tunai yang cukup, sebaiknya beliau melakukan renovasi terhadap dapur dan membuat kamar mandi. Hal ini diperlukan agar sirkulasi udara dan asap dapur dapat teregulasi dengan baik mengingat keluarga ini masih menggunakan tungku kayu bakar untuk melakukan kegiatan memasak makanan maupun air dan mandi serta buang air di sungai. Sanitasi harus segera diperbaiki untuk kesehatan keluarga.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah Bapak I Wayan Pugra . Dalam waktu sebulan, dilakukan kunjungan sebanyak 22 kali. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 2. Agenda Kegiatan Kunjungan KK Dampingan No. Tanggal Waktu

(WITA)

Kegiatan

1. 27 Juli 2016 08.00-10.00 Berkenalan dengan anggota keluarga Bapak I Wayan Pugra dan menyampaikan maksud serta tujuan dari pedampingan keluarga.

2. 28 Juli 2016 17.00-20.00 Berkunjung dan mencari informasi tentang keluarga Bapak I Wayan Pugra.

3. 29 Juli 2016 11.00-16.00 Berkunjung, membantu dan mencari informasi tentang keluarga Bapak I Wayan Pugra.


(12)

4. 31 Juli 2016 10.00-14.00 Mencari informasi tentang kondisi ekonomi dan pekerjaan keluarga dampingan.

5. 1 Agustus 2016

16.00-19.00 Mencari informasi tentang kondisi kesehatan setiap anggota keluarga dampingan.

6. 2 Agustus 2016

12.00-15.00 Sosialisasi tentang BPJS dan Kartu Indonesia Pintar

7. 3 Agustus 2016

11.00-15.00 Berkunjung dan membantu cucu Bapak I Wayan Pugra mengerjakan PR dan belajar.

8. 4 Agustus 2016

10.00-14.00 Berkunjung dan membantu cucu Bapak I Wayan Pugra mengerjakan PR dan belajar.

9. 7 Agustus 2016

11.00-15.00 Berkunjung dan memberikan penyuluhan tentang Bahaya Merokok. 10. 8 Agustus

2016

16.00-19.00 Berkunjung, membantu dan mencari informasi tentang keluarga Bapak I Wayan Pugra.

11. 11 Agustus 2016

11.00-15.00 Berkunjung dan memberikan penyuluhan tentang Osteoporosis dan Katarak.

12. 12 Agustus 2016

13.00-17.00 Berkunjung dan memberikan penyuluhan tentang Tanaman Dalam Pot.

13. 13 Agustus 2016

14.00-17.00 Berkunjung, membantu dan mencari informasi tentang keluarga Bapak I Wayan Pugra.

14. 14 Agustus 2016

09.00-12.00 Berkunjung dan memberikan penyuluhan tentang DBD.

15. 15 Agustus 2016

09.00-13.00 Berkunjung dan membantu menantu Bapak I Wayan Pugra ngayah di tetangga.


(13)

16. 16 Agustus 2016

11.00-14.00 Berkunjung dan memberikan penyuluhan tentang Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).

17. 18 Agustus 2016

18.00-22.00 Berkunjung, membantu dan mencari informasi tentang keluarga Bapak I Wayan Pugra.

18. 21 Agustus 2016

11.00-16.00 Berkunjung dan memberikan penyuluhan tentang Sanitasi Lingkungan dan Diare.

19. 22 Agustus 2016

13.00-17.00 Berkunjung, membantu dan mencari informasi tentang keluarga Bapak I Wayan Pugra.

20. 24 Agustus 2016

13.00-16.00 Berkunjung, membantu dan mencari informasi tentang keluarga Bapak I Wayan Pugra.

21. 25 Agustus 2016

13.00-16.00 Berkunjung, membantu dan mencari informasi tentang keluarga Bapak I Wayan Pugra.

22. 27 Agustus 2016

10.00-12.00 Pemberian sembako dan perpisahan dengan keluarga Bapak I Wayan Pugra.


(14)

BAB IV

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Waktu

Waktu yang digunakan untuk kegiatan Keluarga Dampingan ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali pertemuan dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang penuis lakukan selama sebulan adalah sebanyak 22 kali dengan total waktu pertemuan selama 90 jam.

4.2 Lokasi

Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Keluarga Dampingan adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa Duda, Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem. Lokasi spesifik dari pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan terhadap Bapak I Wayan Pugra adalah di Dusun Duda, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem.

4.3 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM Unud 2016 di Desa Duda. Kegiatan Keluarga Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman keluarga yang didampingi, tempat kerja, serta balai banjar. Selama kunjungan tersebut, dilakukan obrolan–obrolan santai bersama keluarga yang didampingi untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam menceritakan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang ditawarkan. Jadwal pertemuan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 22 kali selama sebulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 4,5 jam untuk tiap kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 90 jam.


(15)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

KKN PPM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung, terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program Keluarga Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak I Wayan Pugra. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan penataan bangunan. Masalah ekonomi yang dialami beliau ini adalah pendapatan yang tidak menentu dan tidak dapat mencukupi kehidupan sehari-hari, dimana solusi yang dapat ditawarkan adalah memperbaiki cara pengelolaan keuangan keluarga sehingga dapat menabung dan segera mencari pekerjaan tetap atau pekerjaan yang dapat memberikan pemasukan yang mencukupi. Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga ini adalah kebiasaan merokok yang dimiliki anak dari bapak I Wayan Pugra dan akan pola hidup sehat dan kesehatan gigi dan mulut sehingga solusi yang dapat diberikan adalah penjelasan mengenai bahaya merokok, penjelasan mengenai kegunaan Jamkesmas yang dimiliki sehingga beliau tidak takut berobat ke rumah sakit. Rajin mengontrol kesehatan dan tidak bekerja terlalu berat karena penyakit diusia renta ini dapat membuat daya tahan tubuh bapak I Wayan Pugra dan Ibu Sucirai menurun. Masalah penataan bangunan yang dijumpai pada keluarga ini adalah sempitnya kamar tidur serta kurangnya ventilasi serta penerangan di kamar sehingga sirkulasi udara tidak baik dan kamar menjadi lembab. Disamping itu, perlu adanya fasilitas kamar mandi untuk buang air, sehingga solusi yang dapat ditawarkan adalah jika terdapat bantuan iuran tunai yang mencukupi bisa membuat kamar mandi dan menata bangunan agar kandang ayam tidak satu ruangan dengan tempat tidur dan dapur.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak I Wayan Pugra , maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

 Hendaknya pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara


(16)

pada Keluarga Dampingan bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas.

 Diharapkan kepada keluarga Bapak I Wayan Pugra untuk lebih menyadari pentingnya pola hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit karena banyak penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sederhana seperti mencuci tangan sesuai waktu yang diperlukan serta menggosok gigi secara teratur. Serta segera memiliki kamar mandi dan menata bangunan rumah agar kandang ayam tidak dalam satu ruangan dengan kamar tidur dan dapur.

 Anaknya I Komang Sunarta dan menantunya diharapkan dapat mencari pekerjaan, tidak bergantung dengan metajen dan bermain bola sodok saja. Karena dengan umur yang maish muda tersebut terdapat kesempatan untuk mencari pekerjaan dan menabung untuk keperluan keluarga, misalnya berdagang atau menjadi tukang angkut di lading tetangga.

 Keluarga Bapak I Wayan Pugra diharapkan mampu mengaplikasikan solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik.


(17)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE TAHUN 2016

DESA : DUDA

KECAMATAN : SELAT

KABUPATEN : KARANGASEM NAMA MAHASISWA :

1. NI LUH WIDIANTARI (1320025053)

2. RAMBU ERRYFINE RILENSARI HAMMA (1320025071)

FAK. / PROG. STUDI : KEDOKTERAN / KESEHATAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(18)

(19)

1 LAMPIRAN


(20)

(1)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

KKN PPM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung, terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program dalam KKN PPM ini adalah program Keluarga Dampingan yang bertujuan untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Keluarga yang penulis dampingi adalah keluarga Bapak I Wayan Pugra. Masalah yang terdapat dalam keluarga tersebut adalah masalah ekonomi, kesehatan, dan penataan bangunan. Masalah ekonomi yang dialami beliau ini adalah pendapatan yang tidak menentu dan tidak dapat mencukupi kehidupan sehari-hari, dimana solusi yang dapat ditawarkan adalah memperbaiki cara pengelolaan keuangan keluarga sehingga dapat menabung dan segera mencari pekerjaan tetap atau pekerjaan yang dapat memberikan pemasukan yang mencukupi. Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga ini adalah kebiasaan merokok yang dimiliki anak dari bapak I Wayan Pugra dan akan pola hidup sehat dan kesehatan gigi dan mulut sehingga solusi yang dapat diberikan adalah penjelasan mengenai bahaya merokok, penjelasan mengenai kegunaan Jamkesmas yang dimiliki sehingga beliau tidak takut berobat ke rumah sakit. Rajin mengontrol kesehatan dan tidak bekerja terlalu berat karena penyakit diusia renta ini dapat membuat daya tahan tubuh bapak I Wayan Pugra dan Ibu Sucirai menurun. Masalah penataan bangunan yang dijumpai pada keluarga ini adalah sempitnya kamar tidur serta kurangnya ventilasi serta penerangan di kamar sehingga sirkulasi udara tidak baik dan kamar menjadi lembab. Disamping itu, perlu adanya fasilitas kamar mandi untuk buang air, sehingga solusi yang dapat ditawarkan adalah jika terdapat bantuan iuran tunai yang mencukupi bisa membuat kamar mandi dan menata bangunan agar kandang ayam tidak satu ruangan dengan tempat tidur dan dapur.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga yang didampingi, yaitu keluarga Bapak I Wayan Pugra , maka rekomendasi yang dapat penulis berikan, antara lain :

 Hendaknya pelaksanaan kegiatan Keluarga Dampingan dalam rangkaian kegiatan KKN PPM ini mampu dijalankan secara berkelanjutan oleh pihak penyelenggara


(2)

pada Keluarga Dampingan bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas.

 Diharapkan kepada keluarga Bapak I Wayan Pugra untuk lebih menyadari pentingnya pola hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit karena banyak penyakit yang dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sederhana seperti mencuci tangan sesuai waktu yang diperlukan serta menggosok gigi secara teratur. Serta segera memiliki kamar mandi dan menata bangunan rumah agar kandang ayam tidak dalam satu ruangan dengan kamar tidur dan dapur.

 Anaknya I Komang Sunarta dan menantunya diharapkan dapat mencari pekerjaan, tidak bergantung dengan metajen dan bermain bola sodok saja. Karena dengan umur yang maish muda tersebut terdapat kesempatan untuk mencari pekerjaan dan menabung untuk keperluan keluarga, misalnya berdagang atau menjadi tukang angkut di lading tetangga.

 Keluarga Bapak I Wayan Pugra diharapkan mampu mengaplikasikan solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik.


(3)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE TAHUN 2016

DESA : DUDA

KECAMATAN : SELAT

KABUPATEN : KARANGASEM

NAMA MAHASISWA :

1. NI LUH WIDIANTARI

(1320025053)

2. RAMBU ERRYFINE RILENSARI HAMMA

(1320025071)

FAK. / PROG. STUDI : KEDOKTERAN / KESEHATAN MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(4)

(5)

1 LAMPIRAN


(6)