Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Duda - Kecamatan Selat - Kabupaten Kuda.

(1)

PROGRAM PENDAMPINGAN KELUARGA

KKN-PPM UNIVERSITAS UDAYANA

PERIODE XIII TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN : DUDA

KECAMATAN : SELAT

KABUPATEN : KARANGASEM

MAHASISWA : NI PUTU INTAN PARAMA ASTI

NIM : 1302105007

FAK. / PS : KEDOKTERAN / ILMU KEPERAWATAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

2016


(2)

(3)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga

Pada periode KKN PPM angkatan XIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga Pra-Sejahtera. Keluarga yang didampingi oleh mahasiswa meruBapakan keluarga pra sejahtera. Keluarga tersebut tinggal di Dusun Dalem, Desa Duda, Selat, Karangasem. Berikut ini identitas dari KK Dampingan tersebut :

No Nama Status Umur (th)

Pendidikan

Terakhir Pekerjaan

1 I Nyoman

Rupa Suami 92 SD Petani

2 Ni Wayan

Rupa Istri 90 SD Petani

3 Ni Wayan Sari Anak 48 SD Tidak

Bekerja

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga

BaBapak I Nyoman Rupa hidup bersama istri dan seorang anak. Beliau memiliki 4 orang anak, namun anak yang masih tinggal berdekatan hanya salah satu anak laki-lakinya. Beliau dan istrinya sudah sangat tua dan tidak mampu untuk bekerja. Tubuh mereka sudah sangan rentan. Anak mereka yang tinggal bersama dalam satu rumah, Ni Wayan Sari, mengalami kelumpuhan dan sudah tidak dapat bekerja lagi.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Bapak Rupa dan keluarga bergantung pada anak laki-lakinya dan belas kasihan dari warga sekitar. Mereka bekerja pada saat kebun salak disekitar rumah mereka sudah siap untuk dipetik. Kebun salak tersebut bukanlah milik mereka, tetapi mereka dipekerjakan untuk memetik salak tersebut dan membagi hasil dengan pemilik kebun. Pada saat kebun salak tidak pada musimnya, terkadang Bapak Rupa membuat anyaman dari bambu untuk dijadikan sangkar ayam. Namun hasil tersebut sama sekali tidak mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Anak laki-laki mereka, Bapak Ketut Jiwa, juga termasuk dalam salah satu keluarga yang kurang mampu


(4)

sehingga Bapak Rupa dan istri serta putrinya tidak dapat terus bergantung pada beliau. Terkadang mereka harus menahan lapar karena tidak adanya makanan yang bisa dimakan.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga Kebutuhan Sehari-hari

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya Bapak Rupa hanya mengandalkan pendapatan dari upah membuat anyaman serta terkadang hasil memetik buah salak yang tidak seberapa, yaitu sekitar Rp 15.000,00 per hari. Apabila Bapak Rupa tidak bekerja, beliau hanya mengandalkan pemberian dari anak laki-lakinya untuk makan sehari-hari. Bapak I Nyoman Rupa mendapatkan bantuan RasKin dari pemerintah daerah sebulan sekali, dan setiap keluarga Pra-sejahtera mendapat 15kg/gakin serta membayar sebesar Rp. 25.000 setiap 15kg RasKin.

Kesehatan

Bapak Rupa terlihat masih cukup sehat, hanya beberapa penyakit yang memang menyerang diusia tua. Bu Rupa mengalami sakit asma yang kronis. Ketika penyakitnya kambuh, Bu Rupa tidak dapat beraktivitas dan hanya dapat berbaring ditempat tidur. Sedangkan anaknya, Ni Wayan Sari, menderita kelumpuhan sejak 10 tahun lalu. Ia sulit untuk berjalan dan kedua tangannya sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. Untuk pengobatan, mereka mengandalkan bantuan dari pemerintah yaitu menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan biasanya anak laki-laki atau cucunya yang mengantarkan ke Puskesmas terdekat.


(5)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Keluarga Bapak Nyoman Rupa merupakan salah satu KK Pra-Sejahtera di Dusun Dalam, Desa Duda. Beliau dan istrinya sudah berumur dan tidak kuat lagi untuk bekerja. Sedangkan anaknya yang mengalami kelumpuhan hanya bisa duduk dan berbaring saja. Mereka tidak memiliki pekerjaan tetap. Mereka hanya bekerja apabila salak-salak pada kebun disekitar rumahnya telah matang dan siap dipetik serta bergantung pada pekerjaan anyaman bambu untuk sangkar ayam.

Rumah Bapak Rupa sangat sederhana. Rumah tersebut hanya berukuran ±15m2 saja.

Tanah yang digunakan untuk rumah tersebut merupakan tanah pinjaman dari desa adat. Rumah tersebut hanya terdiri dari satu ruangan saja yang mencakup dapur dan kamar tidur. Lantai rumah masih berupa tanah dan dindingnya hanya terbuat dari susunan batako dan hanya tersedia satu jendela saja untuk sirkulasi udara. Untuk buang air dan mandi, keluarga Bapak Rupa harus keluar rumah untuk buang air disekitar kebun salak karena mereka tidak memiliki jamban. Untuk makan dan memasak sehari-hari, keluarga Bapak Rupa mengandalkan anak laki-laki mereka yang tinggal bersebelahan dan belas kasihan tetangga.

Anak laki-laki mereka dan keluarganya membantu memberikan sembako dan perawatan. Karena umur yang tidak cukup muda lagi, Bapak Rupa dan istrinya serta anak perempuannya sering sakit-sakitan. Sakit yang diderita juga dikarenakan lingkungan rumah mereka yang tidak mendukung. Untuk berobat, mereka harus menunggu datangnya cucu mereka untuk mengantarkan ke Puskesmas terdekat.

Bapak Rupa dan istrinya hanya mengenyam pendidikan sampai SD karena pada jaman itu tidak terdapat sekolah lanjutan dan minimnya dana untuk bersekolah. Namun anak-anak mereka dapat bersekolah sampai jenjang yang lebih tinggi.

2.2 Masalah Prioritas

a. Kebutuhan Ekonomi Kurang

Kebutuhan ekonomi Bapak Nyoman Rupa sangat kurang karena pekerjaannya yang tidak tetap dan pengeluaran yang tidak sebanding dengan hasil dari pekerjaannya. Hal ini menjadi masalah prioritas karena berdasarkan perkiraan mahasiswa masalah ini dapat diupayakan untuk selesai selama 1 bulan KKN PPM UNUD dilaksanakan dengan


(6)

memberikan saran dan motivasi kepada keluarga Bapak Rupa tetap bersemangat dan menjaga kesehatan mereka sehingga mampu untuk tetap bertahan hidup. Diharapkan setelah adanya pendampingan, mampu meningkatkan pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

b. Keadaan Rumah dan Lingkungan

Rumah keluarga Bapak Rupa sangat-sangat tidak layak. Dari ukuran serta komponen penyusunnya sangat tidak layak huni. Dinding dengan jendela kecil tidak mampu memberikan sirkulasi udara dan menahan hawa dingin yang masuk kedalam rumah. Selain itu, keadaan bagian dalam rumah sangat tidak bersih. Udara lembab yang ada didalam ruangan serta debu yang menempel tidak dapat menjamin kesehatan bagi penghuni didalamnya. Serta, tidak adanya jamban yang mengharuskan mereka buang air disekitar lingkungan rumah mereka.

c. Kesehatan Anggota Keluarga

Dikarenakan umur yang tidak muda lagi, Bapak Rupa dan istri sering mengalami sakit. Terutama sang istri yang mengalami sakit asma. Beberapa kali saat dikunjungi, Ibu Rupa hanya berbaring saja dan kesulitan mengatur nafasnya. Sakit tersebut dikarenakan lingkungan rumah mereka yang tidak mendukung serta cuaca di desa yang terlalu dingin. Sedangkan sang anak, Ibu Sari, mengalami kelumpuhan akibat stroke yang membatasi geraknya untuk bekerja dan merawat diri bahkan merawat kedua orang tuanya.


(7)

BAB III USULAN SOLUSI

3.1 Program

Dalam program pendampingan keluarga ini dilaksanakan dengan membagi beberapa kegiatan. Adapun kegiatan ini dibagi atas dasar pemecahan masalah-masalah yang dihadapi baBapak tersebut. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan saat pendampingan pra-KS adalah :

a. Memberi Motivasi

Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Motivasi sangat diperlukan oleh setiap manusia untuk mencapai tujuannya. Bapak Rupa dan keluarga sangat perlu untuk diberikan motivasi. Motivasi yang diberikan oleh pihak mahasiswa pendamping adalah dalam bentuk pemberian semangat untuk menjalani hidup. Memberikan dorongan semangat untuk tetap menjaga kesehatan, tidak memaksakan diri untuk bekerja keras diusia senja dan memberikan semangat khususnya kepada Ibu Wayan Sari agar tetap bisa berjuang sampai fase penerimaan dengan ikhlas tetang penyakit yang dideritanya. Mendorong mereka untuk saling membantu dan menjaga satu sama lain, karena keluarga adalah harta paling berharga di dunia ini. Selain ini, pihak mahasiswa mendukung pendapat Bapak Rupa bahwa meskipun beliau sudah tua, namun selama masih dapat bekerja, Bapak Rupa akan berusaha untuk tetap bekerja sesuai kemampuannya.

b. Memberi Sembako untuk Digunakan Sehari-Hari

Dalam keluarga Bapak Rupa, yang bekerja untuk kehidupan sehari-hari hanya Bapak Rupa saja. Namun, penghasilan yang beliau peroleh tidak cukup untuk menghidupi anggota keluarganya. Untuk hidup mereka masih bergantung pada keluarga anaknya. Oleh karena itu, pihak mahasiswa pendamping memberikan sumbangan berupa sembako yang dapat digunakan untuk kehidupan mereka sehari-hari. Sembako tersebut juga bertujuan untuk memperbaiki gizi mereka.

Selain sembako, pihak mahasiswa pendamping juga memberikan pakaian yang masih layak digunakan. Hal tersebut dikarenakan pakaian yang keluarga ini gunakan dirasa tidak mencukupi untuk melindungi mereka dari cuaca yang cukup dingin. Serta, pakaian yang mereka gunakan sudah kotor dan tidak layak untuk digunakan.


(8)

c. Memberi Alat Kesehatan dan Informasi Kesehatan

Untuk mendukung kesehatan mereka, pihak mahasiswa pendamping melakukan cek kesehatan berupa pengukuran tekanan darah dan pemberian vitamin. Selain itu, pihak mahasiswa juga memberikan sebuah tongkat untuk membantu anak mereka, Ni Wayan Sari, yang sudah tidak mampu berjalan dengan normal. Diharapkan bantuan kesehatan ini mampu memberikan kesehatan yang lebih baik dan semangat bagi anak mereka untuk bisa berjalan lagi.

Kami memberikan informasi kesehatan juga yang sangat dasar, namun apabila tidak dilakukan akan menimbukan masalah kesehatan. Oleh karena itu kami berinisiatif untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan kecil yang ada seperti selalu menjaga kebersihan tempat tinggal, mengajarkan sikat gigi, memotong kuku, memakai sandal/alas kaki, memasak air dengan matang, mencuci tangan sebelum dan setelah makan serta setelah buang air besar/kecil. Selain itu kami juga menyarankan agar mereka rutin memeriksakan diri ke puskesmas dengan menggunakan KIS.

d. Memberi Bibit Tanaman untuk Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah

Memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan menanam sayuran akan dapat memberikan dampak tambahan penghasilan apabila digarap dengan telaten. Meskipun tidak dijual hasil dari tanaman yang tumbuh tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga Bapak Rupa sendiri. Pemberian bibit tanaman yang dimaksud antara lain adalah tanaman timun, terong dan sawi pokcoy. Jenis tanaman tersebut dipilih untuk diberikan karena sesuai dengan cuaca di daerah tempat tinggal Bapak Rupa. Selain memberikan bibit tanaman, pihak mahasiswa juga membantu untuk menanamnya di pekarangan rumah Bapak Nyoman Rupa.

3.2 Jadwal Kegiatan

Penyusunan program ini dimulai pada tanggal 30 Juli 2016 disaat pembagian keluarga dampingan oleh Kepala Dusun Dalem. Teknis dalam penyusunan program yakni;

No. Tanggal Waktu Durasi Kegiatan

1. 30 Juli 2016 11.30 – 13.30 120’ Bertemu dengan kepala Dusun Dalem


(9)

berdiskusi mengenai KK Dampingan yang tepat untuk mendapatkan pendampingan.

2. 31 Juli 2016 18.00 – 19.00 60’ Berkenalan dengan Bapak I Nyoman

Rupa beserta keluarga.

3. 1 Agustus 2016 16.00 – 18.00 120’ Menggali informasi mengenai keluarga

Bapak Nyoman Rupa

4. 2 Agustus 2016 14.00 – 15.00 60’ Mengidentifikasi masalah-masalah

5. 3 Agustus 2016 14.00 – 17.00 180’ Membantu membersihkan rumah dan

kebun salak disekitar rumah Bapak Rupa

6. 6 Agustus 2016 13.00 – 15.00 120’ Memberikan informasi kesehatan dasar

dan mengecek kesehatan

7. 7 Agustus 2016 08.00 – 09.00 60’ Membantu kegiatan sehari-hari dan

mengajarkan cara menggosok gigi yang benar.

8. 9 Agustus 2016 13.00 – 16.00 180’ Membantu membersihkan rumah,

bersama dengan Bapak Rupa dan menantunya memetik buah salak dan membantu Ibu Wayan Sari untuk mandi dan makan.

9. 11 Agustus 2016 13.00 – 15.00 120’ Memberikan bibit tanaman timun dan

sawi pokcoy serta bersama-sama menanamnyaa.

10. 12 Agustus 2016 13.00 – 14.00 60’ Membantu mencari bambu untuk

membuat anyaman.

11. 13 Agustus 2016 14.00 – 16.00 120’ Mengecek kesehatan dan membantu


(10)

12. 14 Agustus 2016 09.00 – 10.00 60’ Membantu merawat bibit tanaman dan berbincang-bincang dengan keluarga Bapak Nyoman Rupa.

13. 15 Agustus 2016 13.00 – 14.00 60’ Membantu membersihkan kebun salak

bersama Bapak Nyoman Rupa.

14. 16 Agustus 2016 13.00 – 14.00 60’ Menginformasikan pentingnya cara cuci

tangan yang benar, menjaga kebersihan kuku dan mengecek tekanan darah Bapak Nyoman Rupa sekeluarga.

15. 17 Agustus 2016 09.00 – 11.00 120’ Membantu memasak, membuat canang

dan membersihkan rumah Bapak Nyoman Rupa.

16. 18 Agustus 2016 10.00 – 11.00 60’ Berbincang-bincang bersama keluarga

Bapak Nyoman Rupa dan menyarankan Bapak Nyoman Rupa, istri dan anak perempuannya untuk rutin berobat ke Puskesmas dengan bantuan dari keluarga anak laki-lakinya dan menggunakan KIS.

17. 20 Agustus 2016 13.00 – 15.00 120’ Memberikan penyuluhan tentang DBD.

18. 21 Agustus 2016 09.00 – 11.00 120’ Membantu kegiatan sehari-hari, mencari

buah salak yang matang di kebun, membantu mencari bambu untuk membuat anyaman, dan membantu membawakan anyaman ke pasar untuk dijual.

19. 22 Agustus 2016 11.30 – 12.30 60’ Mengecek kesehatan, memberikan

bantuan berupa baju kepada keluarga Bapak Nyoman Rupa dan tongkat kepada Ibu Wayan Sari.


(11)

20. 24 Agustus 2016 10.00 – 11.00 60’ Memberikan bantuan berupa sembako dan vitamin untuk keluarga Bapak Nyoman Rupa serta berpamitan dengan Bapak Nyoman Rupa sekeluarga.


(12)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga

Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat tinggal Bapak Nyoman Rupa. Kegiatan pendampingan keluarga ini dilakukan sebanyak 20 kali pertemuan di rumah Bapak Nyoman Rupa. Waktu kunjungan ke rumah KK dampingan umumnya tidak menentu, biasanya pukul 13.00 WITA. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan untuk persiapan maupun program kelompok dan waktu dari keluarga Bapak Nyoman Rupa yang tidak menentu juga.

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga

a. Hasil Pendamingan Keluarga di Bidang Ekonomi

Hasil dari kegiatan pendampingan pada bidang ekonomi yang dilakukan selama ini belum menunjukan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, hal tersebut dikarenakan keterbatasan dari umur keluarga dampingan yang sudah tua dan tidak cukup sehat untuk mampu bekerja lebih giat lagi.

a. Hasil Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan

Hasil dari kegiatan pendampingan pada bidang kesehatan yang dilakukan selama ini sudah menunjukan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Alat bantu berjalan yang diberikan sudah mampu menolong Ibu Rupa dan anaknya untuk berjalan. Setelah diberikan motivasi, solusi dan diskusi mengenai penyakit yang mereka derita, mereka sudah mulai rutin mengkonsumsi obat untuk penyembuhan penyakit yang diderita. Namun tidak sepenuhnya berhasil karena umur mereka.

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga

Kendala yang dihadapi selama melaksanakan program KK Dampingan ini adalah mahasiswa tidak dapat sepenuhnya membantu dan terus menolong mengenai pemasalahan ekonomi dan kesehatan yang mereka alami. Keterbatasan tersebut dikarenakan keterbatasan sumbangan yang bisa mahasiswa berikan serta mahasiswa tidak dapat terus mendampingi untuk terus mengecek kesehatan mereka. Selain itu, kendala terbesar yang dialami adalah bagaimana mahasiswa mampu memberikan motivasi bagi Pak Rupa dan istri yang sudah berumur untuk terus bersemangat dalam hidupnya sehingga mereka dapat terus sehat, serta motivasi kepada anak mereka


(13)

untuk tetap bersemangat walaupun mengalami kelumpuhan yang sudah menyerangnya dalam jangka waktu yang lama. Kendala tersebut dikarenakan ketiga sudah tidak lagi memiliki pemikiran untuk terus bersemangat menjalani kehidupan mereka.


(14)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Seluruh program pendampingan keluarga telah dijalankan dengan baik walau terdapat beberapa program tambahan selama mendampingin keluarga Bapak Nyoman Rupa. Selama mendampingi muncul kendala seperti motivasi yang diberikan tidak dapat diaplikasikan secara maksimal oleh keluarga dampingan karena keterbatasan umur dan kemampuan mereka.

Program yang paling sesuai dengan keadaan kk dampingan adalah program bantuan pada bdang kesehatan. Selama pelaksanaan program tersebut, Bapak Rupa, istri dan anaknya sangat antusias setiap diberikan pertanyaan dan pengecekan kesehatan.

5.2 Rekomendasi

Setelah melakukan seluruh program keluarga dampingan, rekomendasi yang diberikan ditujukan kepada Pemerintah Daerah agar senantiasa turut membantu dalam mengurus keluarga-keluarga yang kurang mampu. Bantuan yang diberikan lebih menjurus dan lebih tepat sasaran sehingga keluarga kurang mampu menjadi lebih tertolong. Dan seperti keluarga Bapak Rupa, bantuan kesehatan sangat diperlukan. Dari hasil selama dampingan ditemukan bahwa bantuan yang diberikan menjadi kurang tepat sasaran karena adanya kesalahan dari pemerintah mengenai tulisan nama keluarga Bapak Rupa. Kesalahan tersebut memperlambat dan mempersulit keluarga Bapak Rupa untuk mendapat pertolongan kesehatan.

Program keluarga dampingan ini selayaknya terus dilanjutkan di KKN PPM periode berikutnya hanya saja mekanisme pendampingan keluarga harus diperjelas. Mahasiswa diberikan pegangan pelaksanaan program dan parameter yang jelas untuk kesuksesan pelaksanaan program. Begitu pula dengan pemenuhan jam pendampinga keluarga sebaiknya dikurangi sehingga tidak berbenturan dengan pelaksanaan program pokok dan bantuan.


(15)

(1)

12. 14 Agustus 2016 09.00 – 10.00 60’ Membantu merawat bibit tanaman dan berbincang-bincang dengan keluarga Bapak Nyoman Rupa.

13. 15 Agustus 2016 13.00 – 14.00 60’ Membantu membersihkan kebun salak bersama Bapak Nyoman Rupa.

14. 16 Agustus 2016 13.00 – 14.00 60’ Menginformasikan pentingnya cara cuci tangan yang benar, menjaga kebersihan kuku dan mengecek tekanan darah Bapak Nyoman Rupa sekeluarga. 15. 17 Agustus 2016 09.00 – 11.00 120’ Membantu memasak, membuat canang

dan membersihkan rumah Bapak Nyoman Rupa.

16. 18 Agustus 2016 10.00 – 11.00 60’ Berbincang-bincang bersama keluarga Bapak Nyoman Rupa dan menyarankan Bapak Nyoman Rupa, istri dan anak perempuannya untuk rutin berobat ke Puskesmas dengan bantuan dari keluarga anak laki-lakinya dan menggunakan KIS.

17. 20 Agustus 2016 13.00 – 15.00 120’ Memberikan penyuluhan tentang DBD. 18. 21 Agustus 2016 09.00 – 11.00 120’ Membantu kegiatan sehari-hari, mencari

buah salak yang matang di kebun, membantu mencari bambu untuk membuat anyaman, dan membantu membawakan anyaman ke pasar untuk dijual.

19. 22 Agustus 2016 11.30 – 12.30 60’ Mengecek kesehatan, memberikan bantuan berupa baju kepada keluarga Bapak Nyoman Rupa dan tongkat kepada Ibu Wayan Sari.


(2)

dan vitamin untuk keluarga Bapak Nyoman Rupa serta berpamitan dengan Bapak Nyoman Rupa sekeluarga.


(3)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelaksanaan Pendampingan Keluarga

Pelaksanaan pendampingan keluarga dilakukan secara bertahap ditempat tinggal Bapak Nyoman Rupa. Kegiatan pendampingan keluarga ini dilakukan sebanyak 20 kali pertemuan di rumah Bapak Nyoman Rupa. Waktu kunjungan ke rumah KK dampingan umumnya tidak menentu, biasanya pukul 13.00 WITA. Hal ini dikarenakan adanya kegiatan untuk persiapan maupun program kelompok dan waktu dari keluarga Bapak Nyoman Rupa yang tidak menentu juga.

4.2 Hasil Pendampingan Keluarga

a. Hasil Pendamingan Keluarga di Bidang Ekonomi

Hasil dari kegiatan pendampingan pada bidang ekonomi yang dilakukan selama ini belum menunjukan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, hal tersebut dikarenakan keterbatasan dari umur keluarga dampingan yang sudah tua dan tidak cukup sehat untuk mampu bekerja lebih giat lagi.

a. Hasil Pendampingan Keluarga di Bidang Kesehatan

Hasil dari kegiatan pendampingan pada bidang kesehatan yang dilakukan selama ini sudah menunjukan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Alat bantu berjalan yang diberikan sudah mampu menolong Ibu Rupa dan anaknya untuk berjalan. Setelah diberikan motivasi, solusi dan diskusi mengenai penyakit yang mereka derita, mereka sudah mulai rutin mengkonsumsi obat untuk penyembuhan penyakit yang diderita. Namun tidak sepenuhnya berhasil karena umur mereka.

4.3 Kendala Pendampingan Keluarga

Kendala yang dihadapi selama melaksanakan program KK Dampingan ini adalah mahasiswa tidak dapat sepenuhnya membantu dan terus menolong mengenai pemasalahan ekonomi dan kesehatan yang mereka alami. Keterbatasan tersebut dikarenakan keterbatasan sumbangan yang bisa mahasiswa berikan serta mahasiswa tidak dapat terus mendampingi untuk terus mengecek kesehatan mereka. Selain itu, kendala terbesar yang dialami adalah bagaimana mahasiswa mampu memberikan motivasi bagi Pak Rupa dan istri yang sudah berumur untuk terus bersemangat dalam hidupnya sehingga mereka dapat terus sehat, serta motivasi kepada anak mereka


(4)

menyerangnya dalam jangka waktu yang lama. Kendala tersebut dikarenakan ketiga sudah tidak lagi memiliki pemikiran untuk terus bersemangat menjalani kehidupan mereka.


(5)

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Seluruh program pendampingan keluarga telah dijalankan dengan baik walau terdapat beberapa program tambahan selama mendampingin keluarga Bapak Nyoman Rupa. Selama mendampingi muncul kendala seperti motivasi yang diberikan tidak dapat diaplikasikan secara maksimal oleh keluarga dampingan karena keterbatasan umur dan kemampuan mereka.

Program yang paling sesuai dengan keadaan kk dampingan adalah program bantuan pada bdang kesehatan. Selama pelaksanaan program tersebut, Bapak Rupa, istri dan anaknya sangat antusias setiap diberikan pertanyaan dan pengecekan kesehatan.

5.2 Rekomendasi

Setelah melakukan seluruh program keluarga dampingan, rekomendasi yang diberikan ditujukan kepada Pemerintah Daerah agar senantiasa turut membantu dalam mengurus keluarga-keluarga yang kurang mampu. Bantuan yang diberikan lebih menjurus dan lebih tepat sasaran sehingga keluarga kurang mampu menjadi lebih tertolong. Dan seperti keluarga Bapak Rupa, bantuan kesehatan sangat diperlukan. Dari hasil selama dampingan ditemukan bahwa bantuan yang diberikan menjadi kurang tepat sasaran karena adanya kesalahan dari pemerintah mengenai tulisan nama keluarga Bapak Rupa. Kesalahan tersebut memperlambat dan mempersulit keluarga Bapak Rupa untuk mendapat pertolongan kesehatan.

Program keluarga dampingan ini selayaknya terus dilanjutkan di KKN PPM periode berikutnya hanya saja mekanisme pendampingan keluarga harus diperjelas. Mahasiswa diberikan pegangan pelaksanaan program dan parameter yang jelas untuk kesuksesan pelaksanaan program. Begitu pula dengan pemenuhan jam pendampinga keluarga sebaiknya dikurangi sehingga tidak berbenturan dengan pelaksanaan program pokok dan bantuan.


(6)