Materi untuk Makalah Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus

Asuhan Keperawatan
Diabetes Melitus Tipe I

Oleh YESI KARTIKA SARI Amd.Kep
Dosen Pembimbing :
RENI CHAIDIR S.Kp M.Kep

Pengertian
Diabetes mellitus merupakan
sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan
kadar glukosa dalam darah atau
hiperglikemia. ( Brunner and
Suddarth, 2002 )



Diabetes mellitus tipe 1 dahulu
disebut insulin-dependent diabetes
(IDDM, diabetes yang bergantung
pada

insulin),
dicirikan
dengan
rusaknya sel beta penghasil insulin
pada
pulau-pulau
langerhans
sehingga terjadi kekurangan insulin
pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat
diderita oleh anak-anak maupun
orang dewasa.

Klasifikasi DM tipe I


Tipe IA, diduga pengaruh genetik dan
lingkungan memegang peran utama
untuk terjadinya kerusakan pankreas.




Tipe IB berhubungan dengan keadaan
autoimun primer pada sekelompok
penderita
yang
juga
sering
menunjukkan manifestasi autoimun
lainnya, seperti Hashimoto disease,
Graves disease,

Etiologi DM Tipe I


DM tipe I ditandai dg penghancuran sel Beta
Pankreas, yg diperkirakan dsbbkan oleh Kombinasi
faktor genetik, imunologi, & lingkungan.

Faktor Genetik
 Penderita DM tdk mewarisi DM tipe I itu sendiri tp,

mewarisi suatu predisposisi (kecenderungan
genetik) ke arah terjadinya DM tipe I.
Faktor imunologi
 Terjadi respon autoimun yg abnormal, dmn
antibody terarah pd jaringan normal tubuh tp
dianggap seolah2 jaringan asing

Faktor lingkungan
 Virus dan toksik dpt memicu
penghancuran sel Beta
 Pola sehari2.

Beberapa
teori
ilmiah
yang
menjelaskan
penyebab
diabetes
mellitus tipe 1 sebagai berikut:







Hipotesis sinar matahari
Hipotesis
higiene
kebersihan"
Hipotesis Susu Sapi
Hipotesis POP
Hipotesis Akselerator

"Hipotesis

Manifestasi Klinis DM Tipe I









Poliuria
Polidipsi
Poliphagia
Kehilangan BB
Glikosuria
Mata kabur
ketoasidosis

Patofisiologi DM Tipe I









Pada pasien DM sel2 pankreasnya mengalami kesukaran
dlm memproduksi insulin (insulin defisiensi) atau jlhnya
cukup ttpi fungsinya kurang (relatif insulin defisit)
Setelah diabsorbsi
glukosa meningkat krn insulintdk
mmpu mengolah
hiperglikemia
Terjadi ketdk mampuan menghasilkan insulin krn sel2
Beta pankreas tlh dihancurkan oleh autoimun.
Glukosa yg berasal dr makan tdk dpt disimpan di dlm
hepar, n di dlm darah ttp ada.
Jk konsentrasi glukosa dlm darah tinggi
ginjal tdk
mmpu u mengereabsorbsi glukosa
glukosuria
Ketika glukosa berlebihan dieskresi ke dlm urin
eskresi ini akan disertai pengeluaran cairan & elektrolit yg
berlebihan (diurisis osmotik)

poliuria & polidipsia











Defisiensi insulin jg mengnganggu
metabolisme protein & lemak
penurunan BB
Akibat penurunan simpanan kalori
peningkatan selera makan (polifagia)
Terjadi jg pemecahan lemak
produksi
badan keton, bl berlebihan

ketoasidosis diabetik
Dg tanda & gejala : nyeri abdomen, mual,
muntah, hiperventilasi, nafas bau keton,
Bl tdk ditangani
penurunan
kesadaran, koma bahkan kematian.

Woc terlampir

Evaluasi Diagnostik



GD meningkat secara abnormal
Kriteria WHO u DM :
 Gukosa Plasma sewaktu ( random) :
> 200 mg/dl
 Glukosa Plasma puasa > 140 mg/dl
 Glukosa plasma 2 jam PP > 200
mg/dl


Komplikasi





Hipoglikemia
Hiperglikemia
Ketoasidosis Diabetik
komplikasi jangka panjang
penyakit makrovaskuler ( penyakit
arteri koroner, penyakit
serebrovaskuler, penyakit vaskuler
perifer)
penyakit mikrovaskuler( retinodiabetik,
nefropat

Penatalaksanaan



Tujuan utama terapi diabetes mellitus
adalah mencoba menormalkan
aktivitas insulin dan kadar glukosa
darah dalam upaya untuk
mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada
setiap tipe diabetes adalah mencapai
kadar glukosa darah normal.

Continue…

Ada 6 komponen dalam
penatalaksanaan DM tipe I :
Insulin
Diet
Latihan/olahraga
Pemantauan
Terapi (jika diperlukan) : Obat
hipoglikemik oral

Pendidikan

Pemeriksaan Penunjang
 Glukosa

darah

sewaktu
 Kadar glukosa darah
puasa
 Tes toleransi glukosa

Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai
patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
No
1

2

Bukan
DM
Kadar glukosa
darah sewaktu
Plasma vena
Darah kapiler
Kadar glukosa
darah puasa
Plasma vena
Darah kapiler

Belum

DM

pasti DM

< 100
200
>200

110

Pengkajian






Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit
seperti klien ?
Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan
Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana
penanganannya, mendapat terapi insulin jenis
apa, bagaimana cara minum obatnya apakah
teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan
klien untuk menanggulangi penyakitnya.
Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram
otot, tonus otot menurun.

Continue….







Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas,
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang
penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah
Integritas Ego
Stress, ansietas
Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia,
anuria ), diare
Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet,
penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.

Continue..

Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas
kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.


DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masukan oral, anoreksia, mual, nyeri abdomen


Intervensi:
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan
pasien
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen,
kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat
dicerna
 Berikan makan cair yang mengandung zat makanan dan
elektrolit segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya
melaui pemberian cairan melalui oral
 Identifikasi makanan yang disukai

2. Kekurangan volume cairan

berhubungan dengan diuresisi
osmotic
Intervensi:
 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya
tekanan darah ortostatik
 Pantau pola nafas sepeti adanya
pernafasan Kusmaul atau pernafasan yang
berbau keton
 Frekuensi dan kualits pernafasan,
penggunaan otot bantu nafas, dan adanya
periode apnea dan munculnya sianosis
 Pantau masukan dan pengeluaran

3. Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan perubahan
status metabolic (neuropati
perifer)
Intervensi:
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna,
edema, dan discharge, frekuensi ganti balut
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi