Frekuensi, distribusi, dan fungsi kata modalitas bahasa Indonesia dalam tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012 dan implementasi penggunaannya dalam pembelajaran menulis karangan narasi di SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Lator, Jefry Rombe. 2012. Frekuensi, Distribusi, dan Fungsi Kata Modalitas
Bahasa Indonesia dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas
Edisi Maret 2012 dan Implementasi Penggunaannya dalam Pembelajaran
Menulis Karangan Narasi Di SMA. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini mengkaji frekuensi, distribusi, dan fungsi kata modalitas
bahasa Indonesia pada tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012
serta implementasinya dalam pembelajaran menulis karangan narasi di SMA. Ada
empat tujuan yang akan dicapai dengan penelitian ini, yaitu memaparkan
frekuensi penggunaan, memaparkan distribusi pemakaian, memaparkan fungsi
kata modalitas yang terdapat dalam tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi
Maret 2012, dan memaparkan implementasi kata modalitas itu di dalam menulis
karangan narasi di SMA.
Prosedur yang dilalui dalam penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu
pengumpulan, membaca/menandai, dan menganilis. Peneliti terlebih dahulu
mengumpulkan tajuk rencana sebagai sumber data, kemudian dilanjutkan dengan
membaca dan menandai kehadiran kata modalitas. Data yang telah terkumpul

dikelompokkan berdasarkan kategorisasinya kemudian di lihat frekuensi
kemunculannya, distribusi, dan fungsinya dalam kalimat. Implementasi dalam
pembelajaran menulis karangan narasi adalah dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukan, frekuensi modalitas intensional muncul
sebanyak empat puluh empat kali, modalitas epistemik muncul sebanyak seratus
tujuh puluh delapan kali, modalitas deontik muncul sebanyak dua kali, dan
modalitas dinamik muncul sebanyak sebelas kali. Dilihat dari distribusi, kata-kata
modalitas yang hadir pada umumnya terdistribusi ke dalam subjek dan predikat.
Dilihat dari fungsi, beberapa kata modalitas berfungsi sebagai keterangan. Kata
modalitas dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran menulis karangan
narasi kelas X semester I.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Lator, Jefry Rombe. Frequency, Distribution, and Function of Modality Words of
Indonesian Language on Editorial of Daily Newspaper Kompas March

2012 Edition and The Implementation Modalities in Learning of Narrative
Essay Writting in Senior High School. Thesis. Yogyakarta: Vernatular, and
Indonesian Literature Language Education Study Program, Sanata Dharma
University.
This research observed frequency, distribution, and function of modality
words of Indonesian language on editorial of daily newspaper Kompas, March
2012 edition and the implementation in learning of narrative writing in senior high
school. There were four goals to be accomplished in this research, namely
explaining frequency in use, explaining distribution in use, explaining function of
modality word contained in editorial of daily newspaper Kompas March 2012
edition, and elaborating the implementation of modality in writing narrative essay
in senior high school.
The research used some stages in collecting the data. First, the researcher
collected editorial as a source of data, then continued by reading and marking the
presence of modality words. The accumulated data were grouped based on their
category, then observed the frequency of their presence, distribution, and their
functions in the sentence. The implementation of writing narrative essay in
learning is in the form of syllabus and implementation plan of learning.
The result of the research indicated that: first, the frequency intension
modality appears 44 times, epistemic modality appears 178 times, deontic

modality appears twice, and dynamic modality appears 11 times. Second, viewed
from their distribution, modality words commonly is distributed into subject and
predicate. Third, viewed from their functions the modality functioning as the
adverb. And the last, the modality can be implemented in learning of narrative
essay writting at first semester in grade X.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FREKUENSI, DISTRIBUSI, DAN FUNGSI KATA MODALITAS BAHASA INDONESIA
DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2012
DAN IMPLEMENTASI PENGGUNAANNYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Ole h

Jefry Rombe Lator
NIM: 081224004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

FREKUENSI, DISTRIBUSI, DAN FUNGSI KATA MODALITAS BAHASA INDONESIA
DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2012
DAN IMPLEMENTASI PENGGUNAANNYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SMA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah


Ole h
Jefry Rombe Lator
NIM: 081224004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
FREKUENSI, DISTRIBUSI, DAN FUNGSI KATA MODALITAS BAHASA INDONESIA
DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2012
DAN IMPLEMENTASI PENGGUNAANNYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SMA


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
FREKUENSI, DISTRIBUSI, DAN FUNGSI KATA MODALITAS BAHASA INDONESIA
DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI MARET 2012
DAN IMPLEMENTASI PENGGUNAANNYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
KARANGAN NARASI DI SMA
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Jefry Rombe Lator
NIM: 081224004

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Motto dan Persembahan
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang

bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsal 1:7)
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia
memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat
menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."
( Pengkhotbah 3:11 )
Kehidupan adalah serangkaian masalah. Apakah kita ingin mengeluh
atau memecahkan masalah tersebut?
(M. Scott Peck)

Karya Sederhana ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Papa dan Mama yang terkasih
Kakakku Anike, Anna, dan Kak Hendrik yang kusayangi
Keluarga Besarku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak mememuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 November 2012
Penulis,

Jefry Rombe Lator

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Jefry Rombe Lator
NIM

: 081224004


Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
FREKUENSI, DISTRIBUSI, DAN FUNGSI KATA MODALITAS BAHASA
INDONESIA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN
KOMPAS

EDISI

MARET

2012

DAN

IMPLEMENTASI

PENGGUNAANNYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN
NARASI DI SMA
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya
maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 26 November 2012
Yang menyatakan,

Jefry Rombe Lator

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Lator, Jefry Rombe. 2012. Frekuensi, Distribusi, dan Fungsi Kata Modalitas
Bahasa Indonesia dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas
Edisi Maret 2012 dan Implementasi Penggunaannya dalam Pembelajaran
Menulis Karangan Narasi Di SMA. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini mengkaji frekuensi, distribusi, dan fungsi kata modalitas
bahasa Indonesia pada tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012
serta implementasinya dalam pembelajaran menulis karangan narasi di SMA. Ada
empat tujuan yang akan dicapai dengan penelitian ini, yaitu memaparkan
frekuensi penggunaan, memaparkan distribusi pemakaian, memaparkan fungsi
kata modalitas yang terdapat dalam tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi
Maret 2012, dan memaparkan implementasi kata modalitas itu di dalam menulis
karangan narasi di SMA.
Prosedur yang dilalui dalam penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu
pengumpulan, membaca/menandai, dan menganilis. Peneliti terlebih dahulu
mengumpulkan tajuk rencana sebagai sumber data, kemudian dilanjutkan dengan
membaca dan menandai kehadiran kata modalitas. Data yang telah terkumpul
dikelompokkan berdasarkan kategorisasinya kemudian di lihat frekuensi
kemunculannya, distribusi, dan fungsinya dalam kalimat. Implementasi dalam
pembelajaran menulis karangan narasi adalah dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukan, frekuensi modalitas intensional muncul
sebanyak empat puluh empat kali, modalitas epistemik muncul sebanyak seratus
tujuh puluh delapan kali, modalitas deontik muncul sebanyak dua kali, dan
modalitas dinamik muncul sebanyak sebelas kali. Dilihat dari distribusi, kata-kata
modalitas yang hadir pada umumnya terdistribusi ke dalam subjek dan predikat.
Dilihat dari fungsi, beberapa kata modalitas berfungsi sebagai keterangan. Kata
modalitas dapat diimplementasikan ke dalam pembelajaran menulis karangan
narasi kelas X semester I.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Lator, Jefry Rombe. Frequency, Distribution, and Function of Modality Words of
Indonesian Language on Editorial of Daily Newspaper Kompas March
2012 Edition and The Implementation Modalities in Learning of Narrative
Essay Writting in Senior High School. Thesis. Yogyakarta: Vernatular, and
Indonesian Literature Language Education Study Program, Sanata Dharma
University.
This research observed frequency, distribution, and function of modality
words of Indonesian language on editorial of daily newspaper Kompas, March
2012 edition and the implementation in learning of narrative writing in senior high
school. There were four goals to be accomplished in this research, namely
explaining frequency in use, explaining distribution in use, explaining function of
modality word contained in editorial of daily newspaper Kompas March 2012
edition, and elaborating the implementation of modality in writing narrative essay
in senior high school.
The research used some stages in collecting the data. First, the researcher
collected editorial as a source of data, then continued by reading and marking the
presence of modality words. The accumulated data were grouped based on their
category, then observed the frequency of their presence, distribution, and their
functions in the sentence. The implementation of writing narrative essay in
learning is in the form of syllabus and implementation plan of learning.
The result of the research indicated that: first, the frequency intension
modality appears 44 times, epistemic modality appears 178 times, deontic
modality appears twice, and dynamic modality appears 11 times. Second, viewed
from their distribution, modality words commonly is distributed into subject and
predicate. Third, viewed from their functions the modality functioning as the
adverb. And the last, the modality can be implemented in learning of narrative
essay writting at first semester in grade X.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
sebagai sumber pengharapan dan kasih, yang selalu memberikan berkat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Frekuensi,
Distribusi, dan Fungsi Kata Modalitas Bahasa Indonesia dalam Tajuk Rencana
Surat Kabar Harian Kompas Edisi Maret 2012 dan Implementasi Penggunaannya
dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi di SMA”. Penulisan skripsi ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima
kasih atas segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak
hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan FKIP yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSID, yang telah
memberikan kesempatan dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembibing pertama yang penuh
kesabaran dan keikhlasan memberikan bimbingan dan masukan-masukan
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen pembimbing kedua
yang

se l a l u

memberikan

pengarahan

dan

masukan-masukan

dalam

penyusunan skripsi ini.
5. Segenap dosen PBSID yang dengan penuh dedikasi telah mendidik penulis
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
6. Karyawan Sekretariat PBISD, yang dengan sabar telah membantu dalam
kelancaran dan kemudahan bagi penulis.
7. Papa Yohanis dan Mama Nince yang telah membiayai dan memberikan doa
sehingga skripsi ini selesai.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Kakak-kakakku Anike dan Anna, serta Kak Hendrik yang selalu memberikan
dukungan dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Para sahabatku di PBSID, di SMA, dan di Tim Pelayanan Atmosphere GPdI
Lahat atas kasih sayang kalian.
10. Semua teman-teman kosku dan teman-teman PBSID angkatan 2008 senang
dapat mengenal kalian.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Walaupun demikian, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat.
Penulis,

Jefry Rombe Lator

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN..................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAAN .................................................. vi
ABSTRAK............................................................................................................ vii
ABSTRACT........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 4
E. Batasan Istilah ............................................................................................. 5
F. Sistematikan Penulisan................................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................... 7
A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 7
B. Kajian Pustaka ........................................................................................... 9

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Frekuensi, Distribusi, dan Fungsi ......................................................... 9
2. Kata Modalitas .................................................................................... 10
3. Tajuk Rencana ..................................................................................... 18
4. Karangan Narasi .................................................................................. 21
5. Implementasi Pembelajaran ................................................................. 24
6. Pembelajaran Integratif ........................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 30
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 30
B. Sumber Data .............................................................................................. 31
C. Instrumen Penelitian ................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 33
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 35
A. Hasil Analisis ............................................................................................. 35
B. Pembahasan ............................................................................................... 37
1. Frekuensi Kata Modalitas .................................................................... 37
2. Distribusi Kata Modalitas .................................................................... 41
3. Fungsi Kata Modalitas ......................................................................... 53
C. Implementasi Kata Modalitas dalam Pembelajaran Menulis Karangan
Narasi di SMA ........................................................................................... 57
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 64
A. Kesimpulan ................................................................................................ 64
B. Saran .......................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN ......................................................................................................... 69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 90

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel

Judul

2.1

Perbedaan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif ...................................... 23

4.1

Frekuensi Modalitas Intensional ................................................................... 38

4.2

Frekuensi Modalitas Epistemik .................................................................... 40

4.3

Frekuensi Modalitas Dinamik....................................................................... 40

4.4

SK dan KD Menulis Paragraf Naratif ........................................................... 58

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Kode Judul Tajuk Rencana ................................................................................... 69
Kalimat yang Mengandung Kata Modalitas............................................................ 71
Tajuk Rencana ....................................................................................................... 84

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini akan dibahas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika
penyajian.

A. Latar Belakang Masalah
Proses komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa
sebagai alat komunikasi digunakan secara lisan dan tulis. Wacana merupakan
pengungkapan bahasa secara utuh karena di dalamnya terdapat kalimat,
klausa, frase, dan kata. Ramlan (2005:19) juga menyatakan bahwa satuan
wacana terdiri dari unsur-unsur berupa kalimat; satuan kalimat terdiri dari
unsur-unsur yang berupa klausa; satuan klausa yang terdiri dari unsur-unsur
frase; dan satuan frase yang terdiri dari unsur-unsur kata. Unsur yang wajib
muncul dalam sebuah kalimat adalah subjek (S) dan predikat (P). Kalimat
umumnya berwujud urutan kata yang disusun sesuai dengan kaidah yang
berlaku. Setiap kata termasuk kelas kata atau kategori kata mempunyai fungsi
dalam kalimat.
Dalam satu kesatuan unsur kalimat, ada satu unsur yang dapat
disisipkan/ dibubuhkan ke dalamnya, yaitu kata modalitas. Sebuah kalimat
menjadi lebih menarik jika di dalamnya dibubuhkan kata modalitas (Abdul,
1990: 113). Kata modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

menggambarkan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakannya baik
pernyataan keinginan, harapan, ajakan, pembiaran, dan lainnya.
Kemunculan kata modalitas dapat dilihat dari hadirnya kata akan,
harus, barangkali, wajib, perlu, tentu, bisa, hendak, harap, dan sebagainya,
karena kata-kata tersebut merupakan penanda kehadiran/penggunaan unsur
modalitas dalam kalimat. Secara tidak langsung kata modalitas dapat hadir
dalam tajuk rencana. Seorang penulis tajuk rencana dapat menggunakan/
menghadirkan kata modalitas dalam mengungkapkan gagasannya karena
dalam tajuk rencana terdapat pandangan/sikap redaksi dalam menyikapi
sebuah topik permasalahan. Pengungkapan sikap ini tentunya akan berkaitan
dengan penggunaan kata modalitas.
Kata modalitas yang hadir dalam tajuk rencana tentu saja akan
menempati salah satu posisi dalam kalimat. Dengan demikian, dapat dilihat
bagaimana kata modalitas itu hadir dan didistribusikan dalam sebuah kalimat
dan apakah kata modalitas memiliki fungsi tersendiri dalam kalimat tersebut.
Tentu saja kehadiran kata modalitas dalam sebuah tajuk rencana juga dapat
dihitung kehadirannya untuk mengetahui jumlah pemakaiannya.
Penggunaan kata modalitas tidak terbatas pada tajuk rencana, tetapi
kata modalitas juga dapat hadir pada jenis tulisan lainnya. Salah satu
contohnya pada karangan. Karangan siswa yang berupa karangan narasi pun
dapat menggunakan kata modalitas. Kata modalitas yang hadir pada karangan
narasi kehadirannya dapat mempengaruhi jalannya cerita/peristiwa dalam satu
urutan waktu. Contoh pada kalimat berikut, (a) Pada akhirnya, aku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

mencintaimu dengan sepenuh hatiku; (b) Pada akhirnya, aku mau
mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Jelas kedua kalimat tersebut berbeda
karena dengan menggunakan kata mau (pada kalimat (b)) menjelaskan bahwa
ada keinginan yang lebih kuat dalam diri tokoh untuk melakukan sesuatu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar menunjukkan karangan
narasi merupakan salah satu materi yang harus dikuasi/dicapai oleh siswa,
tetapi bersamaan dengan menulis karangan narasi guru juga dapat
memberikan materi kata modalitas. Dengan penjelasan di atas juga
memberikan arti bahwa kata modalitas ini secara tidak langsung dapat
dipelajari siswa secara bersamaan dengan menulis karangan narasi.
Dengan adanya unsur modalitas dalam tajuk rencana, peneliti ingin
meneliti frekuensi, distribusi, dan fungsi dari kata modalitas yang terdapat
dalam tajuk rencana. Tajuk rencana yang peneliti gunakan ialah tajuk rencana
dari surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012. Kemudian peneliti juga
ingin mengemukakan bagaimana implementasi kata modalitas dalam
karangan narasi siswa di SMA.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah yang akan dipecahkan sebagai berikut:
1. Berapakah frekuensi penggunaan kata modalitas dalam tajuk rencana
surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2. Bagaimanakah distribusi kata modalitas dalam tajuk rencana surat
kabar harian Kompas edisi Maret 2012?
3. Apa fungsi dari kata modalitas yang terdapat dalam tajuk rencana
surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012?
4. Bagaimanakah implementasi kata modalitas di dalam menulis
paragraf naratif di SMA?

C. Tujuan Penelitian
Setelah melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Memaparkan frekuensi penggunaan kata modalitas dalam tajuk
rencana surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012.
2. Memaparkan distribusi pemakaian kata modalitas dalam tajuk rencana
surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012.
3. Memaparkan fungsi dari kata modalitas yang terdapat dalam tajuk
rencana surat kabar harian Kompas edisi Maret 2012.
4. Memaparkan implementasi kata modalitas di dalam menulis karangan
narasi di SMA.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan apa yang diteliti, manfaat yang akan diperoleh dari
penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

1. Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lainnya
yang akan melakukan penelitian sejenis.
2. Bagi Pendidik
Penelitian ini dapat dijadikan acuan mengajar kata modalitas dalam
menulis karangan narasi bagi siswa SMA.
3. Bagi Universitas
Memberi referensi penelitian tentang kata modalitas yang telah belum
ada.

E. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang sering muncul,
antara lain:
1.

Kata

modalitas

adalah

keterangan

dalam

kalimat

yang

menggambarkan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakannya baik
pernyataan keinginan, harapan, ajakan, pembiaran, dan lainnya.
2.

Frekuensi (KBBI, 2002: 322) adalah jumlah pemakaian suatu

unsur bahasa di dalam suatu teks atau rekaman.
3.

Distribusi (KBBI, 2002: 270) adalah semua posisi yang ditempati

oleh unsur bahasa.
4.

Fungsi (KBBI, 2002: 322) adalah peran sebuah unsur bahasa di

dalam satuan sintaksis yang lebih luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.

6

Tajuk rencana adalah karangan pokok yang berisi tentang

opini/pandangan redaksi terhadap masalah yang dibicarakan.
6.

Karangan narasi adalah jenis karangan yang berupa runtutan

peristiwa yang terjadi dalam satu rangkaian waktu dengan maksud
menceritakan sejelas-jelasnya suatu peristiwa.

F. Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi pendahuluan yang
mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II berisi
tentang landasan teori yang mencakup penelitian terdahulu yang sejenis, dan
kajian pustaka. Bab III berisi metodologi penelitian yang mencakup jenis
penelitian, sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data. Bab IV berisi hasil penelitian yang mencakup hasil
analisis, pembahasan, dan implementasi penggunaan kata modalitas pada
pembelajaran menulis karangan narasi di SMA. Bab V berisi penutup yang
mencakup kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Pada landasan teori ini akan dibahas penelitian terdahulu dan kajian
teori. Dalam kajian teori terdapat kata modalitas yang meliputi pengertian dan
macam-macam kata modalitas; tajuk rencana, implementasi pembelajaran,
dan karangan narasi.

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Desty Destiani dengan
judul Pemakaian Modalitas Pada Novel dan Novelet Karya Habiburrahman
El Zhirazy (Kajian Sintaksis dan Semantik). Penelitian tersebut menemukan
adanya pemakaian modalitas intensional dan modalitas dinamik. Pemakaian
modalitas intensional dan dinamik pada novel Ayat-ayat Cinta dan novelet
yang berjudul Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman El Zhirazy
berjumlah seratus lima puluh enam kalimat.
Pemakaian modalitas intensional diungkapkan dengan adverbia,
verba, dan klausa sebanyak seratus tiga puluh enam kalimat. Modalitas
intensional terdiri dari makna keinginan, harapan, ajakan, pembiaran, dan
permintaan. Pada ‘keinginan’ pembicara terlibat dalam aktualisasi hal yang
dibicarakan. Pada ‘harapan’ pembicara tidak terlibat sebagai pelaku
aktualisasi hal yang dibicarakan. Pelaku aktualisasi hal yang dibicarakan pada
‘permintaan’ ialah lawan bicara atau orang yang dibicarakan. Pelaku

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

aktualisasi hal dibicarakan pada ‘pembiaran’ bukan lawan bicara, melainkan
pembicara atau orang yang dibicarakan selaku pronomina ketiga. Penggunaan
kata modalitas intensional diungkapkan dengan kata ingin dan menginginkan
yang memiliki makna keinginan kadar ‘keinginan’, kata hendak, mau, dan
bertekad yang memiliki makna keinginan kadar ‘kemauan’, kata mau,
bermaksud, dan berniat yang memiliki makna keinginan kadar ‘maksud’,
kata mau, hendak, dan akan yang memiliki makna keinginan kadar
‘keakanan’. Kata harap, berharap, berdoa, mendoakan, semoga, dan semoga
saja yang memiliki makna harapan. Kata ajak, mengajak, mari, ayo, dan
ayolah yang memilki makna ajakan. Kata biar dan biarlah yang memiliki
makna pembiaran. Kata saya mohon, saya minta, silahkan, coba, tolong,
tolonglah, dan mohon yang memiliki makna permintaan.
Pemakaian modalitas dinamik yang diungkapkan dengan adverbia
sebanyak dua puluh kalimat. Modalitas dinamik hanya terdiri dari satu
makna, yaitu makna kemampuan. Modalitas dinamik mempersoalkan sikap
pembicara terhadap aktualisasi hal yang dibicarakan. Pada modalitas dinamik
pembicara

mungkin

saja

terlibat

sebagai

pelaku

aktualisasi

yang

dibicarakannya. Pembicara memungkinkan subjek berperan sebagai pelaku
dalam hal yang dibicarakannya. Penggunaan kata modalitas dinamik
diungkapkan dengan kata bisa, sanggup, dan mampu yang meimiliki makna
kemampuan.
Dari hasil penelitian tersebut terbukti bahwa kata modalitas dapat
muncul pada karangan berupa novel. Ternyata ada kesamaan dengan tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang

ingin

dicapai

dalam

penelitian

ini,

yaitu

peneliti

9

ingin

mengimplementasikan kata modalitas dalam pembelajaran menulis karangan
narasi. Dalam penelitian terdahulu tidak ditemukan adanya frekuensi,
distribusi, dan fungsi kata modalitas. Oleh karena itu, peneliti ingin
menganalisis frekuensi, distribusi, dan fungsi kata modalitas yang hadir
dalam sumber data.

B. Kajian Pustaka
Pada kajian pustaka ini akan dibahas beberapa teori antara lain 1)
frekuensi, distribusi, dan fungsi; 2) kata modalitas, yang meliputi pengertian
dan jenis kata modalitas; 3) tajuk rencana, 4) karangan narasi, 5)
Implementasi Pembelajaran, dan 6) Pembelajaran Integratif.
1. Frekuensi, Distribusi, dan Fungsi
Frekuensi (KBBI, 2002: 322) adalah jumlah pemakaian suatu unsur
bahasa di dalam suatu teks atau rekaman. Contohnya jumlah kehadiran verba
pergi pada satu teks atau rekaman.
Distribusi (KBBI, 2002: 270) adalah semua posisi yang ditempati oleh
unsur bahasa. Mengetahui pendistribusian unsur bahasa (kata modalitas)
dalam kalimat dibutuhkan analisis distribusi. Kridalaksana (2008, 14)
menjelaskan analisis distribusi adalah metode analisis bahasa yang
memerikan distribusi unsur-unsur fonologis, gramatikal, atau leksikal dalam
satuan yang lebih besar, misalnya morfem dalam kata atau frase dalam
klausa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Fungsi (KBBI, 2002: 322) adalah peran sebuah unsur bahasa di dalam
satuan sintaksis yang lebih luas (seperti nomina berfungsi sebagai subjek).
Setiap kata atau frasa dalam kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya
dengan kata atau frasa lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu
bersifat sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam
kalimat (TBBI, 1988:30). Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah
predikat, subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.

2. Kata Modalitas
Para pakar bahasa Indonesia memiliki pandangan yang berbeda
mengenai kata modalitas. Berikut ini pengertian dari modalitas dan
kategorisasi kata modalitas yang peneliti gunakan sebagai acuan.
a. Pengertian Kata Modalitas
Para ahli di Indonesia memiliki pandangan yang berbeda mengenai
kata modalitas. Kridalaksana (2008: 155) memaparkan tiga pengertian kata
modalitas. Pertama, klasifikasi proposisi menurut hal yang menyungguhkan
atau mengingkari kemungkinan atau keharusan. Kedua, cara pembicara
menyatakan sikap terhadap suatu komunikasi antarpribadi. Ketiga, makna
kemungkinan, keharusan, kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam
kalimat.
Chaer (2007: 262) mengungkapkan bahwa kata modalitas merupakan
keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal
yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

juga sikap terhadap lawan bicaranya. Adapun Samsuri (1985: 249)
menyebutkan ungkapan seperti saya kira, saya rasa, pada hemat kami, aku
yakin, aku tidak sanksi lagi, aku tekankan, dsb., adalah ungkapan yang
menyatakan sikap pemakai bahasa.
Berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas,
peneliti tidak condong pada salah satu pakar, tetapi peneliti lebih memilih
untuk menyimpulkan ketiganya. Menurut peneliti pengertian pakar satu dan
lainnya tersebut tertuju pada satu perngertian yang sama, yaitu menyatakan
bahwa modalitas merupakan keterangan dalam kalimat yang menggambarkan
sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakannya baik pernyataan keinginan,
harapan, ajakan, pembiaran, maupun yang lainnya.

b. Jenis-Jenis Modalitas
Ada beberapa jenis kata modalitas yang ada di kepustakaan bahasa
Indonesia. Alwi (1992) (yang kemudian diikuti oleh Chaer) membagi
modalitas bahasa Indonesia ke dalam empat kategorisasi, yaitu modalitas
intensional, modalitas epistemik, modalitas deontik, dan modalitas dinamik.
Adapaun Harimurti (2008, 155) menjelaskan dua kategori modalitas, yaitu
modalitas deontis dan modalitas epistemis. Keempat kategorisasi modalitas
yang dijabarkan oleh Alwi tersebut memiliki kegunaan tersendiri. Alwi
menyatakan bahwa pandangan dan tafsiran mengenai modalitas sering
berbeda antara ahli yang satu dan ahli lainnya. Berikut kategorisasi kata
modalitas:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

1) Modalitas Intensional
Modalitas intensional (Chaer, 2007: 262) adalah modalitas yang
menyatakan keinginan, harapan, permintaan, atau juga ajakan. Modalitas
intensional berkaitan dengan kaidah psikologis karena disposisi ke arah
keberlangsungan peristiwa itu bersumber pada kesadaran seseorang.
Faktor keterlibatan pembicara dalam keberlangsungan atau aktualisasi
peristiwa merupakan tolok ukur yang membedakan ‘keinginan’ dari
‘harapan’. Pada ‘keinginan’ pembicara terlibat aktualisasi peristiwa,
sedangkan pada ‘harapan’ tidak. Pada ‘keinginan’ pembicara melihatkan ciri
kepelakuan yang menonjol, sedangkan pada ‘harapan’ tidak (Alwi, 1992: 37).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ‘keinginan’ mencerminkan sikap
pembicara yang berhubungan dengan persitiwa nonaktual yang terkendali.
Sebaliknya, ‘harapan’ ditandai dengan sikap pembicara yang berhubungan
dengan peristiwa nonaktual tak terkendali.
Sementara itu ‘ajakan’ dan ‘pembiaran’ dibedakan dari ‘permintaan’
berdasarkan dari siapa di antara pembicara dan teman bicara yang akan
menjadi pelaku aktualisasi peristiwa (Alwi, 1992: 37). Pelaku aktualisasi
peristiwa pada ‘permintaan’ ialah teman bicara. Pada ‘ajakan’ teman bicara
dan pembicara bersama-sama menjadi pelaku aktualisasi peristiwa. Pada
‘pembiaran’ yang menjadi pelaku peristiwa bukan teman bicara, melainkan
pembicara atau seseorang yang dapat dinyatakan dengan persona ketiga.
Alwi (1992: 38) memaparkan ‘keinginan’ memiliki dua gradasi, yaitu
‘keinginan yang kuat’ yang dinyatakan oleh ingin, dan ‘keinginan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

lemah’ yang dinyatakan oleh mau, hendak, dan akan. Gradasi itu dapat dilihat
dalam dua faktor, yaitu faktor perikeadaan dan faktor peluang. Pada
‘keinginan yang kuat’ yang ditonjolkan adalah faktor perikeadaan, sementara
‘keinginan yang lemah’ yang ditonjolkan adalah faktor peluang.
Contoh:
1) Aku ingin pergi dari tampat ini.
2) Pulau Bali populer sekali sebagai pulau terindah. Saya ingin
membuktikannya.
3) Saya mau pergi sekarang.
4) Aku hendak mandi dulu dan mengambil air sembahyang.
Modalitas intensional ‘harapan’ dinyatakan oleh verba seperti harap,
harapkan, berharap, mengharap, mengharapkan, berdoa, doakan, dan
mendoakan atau oleh adverbia konjungtif seperti hendaknya, semoga, mogamoga, dan mudah-mudahan.
Contoh:
5) Saya mengharapkan dia selamat.
6) Mudah-mudahan dia selamat.
Modalitas intensional ‘ajakan’ yang dinyatakan dengan verba
menggambarkan sikap pelaku, sedangkan gambaran sikap pembicara terlihat
pada modalitas intensional ‘ajakan’ yang dinyatakan dengan verba yang
digunakan adalah mengajak dan menghimbau, sedangkan adverbia yang
digunakan adalah mari dan ayo. Untuk ‘pembiaran’ adverbia yang digunakan
adalah biar(-lah) serta verba biarkan(-lah).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Contoh:
7) Saya (ajak/imbau/mengajak/mengimbau) kamu untuk senantiasa
men-jaga kebersihan.
8) (Ayo/mari)-lah kita pergi makan.
9) Biarlah aku tidak ikut.
Modalitas intensional ‘permintaan’ menggambarkan sikap pembicara
yang menghendaki agar teman bicara atau orang lain melakukan sesuatu.
Pengungkapan modalitas intensional ‘permintaan’ dapat berbentuk verba
sudilah dan sukalah, serta bentuk adverbia tolong, silahkan, coba, harap, dan
mohon, serta bentuk klausa saya minta dan saya mohon.
Contoh:
10) Sudilah Bapak membaca buku itu.
11) Silahkan buku itu saudara baca.
12) Saya mohon saudara membaca buku itu.
2) Modalitas Epistemik
Harimurti (2008: 155) menyatakan modalitas epistemik adalah
modalitas yang bersangkutan dengan apa yang diketahui. Perkins (dalam
Alwi 1992: 89) menyimpulkan bahwa yang dipersoalkan dalam modalitas
epistemik ialah sikap pembicara yang didasari oleh keyakinan atau
kekurangyakinan terhadap kebenaran proposisi. Sikap pembiacara yang
mempraanggapkan kebenaran preposisi dinyatakan dengan verba atau
predikat aktif, sedangkan sikap pembicara yang tidak mempraangapkan
kebenaran proposisi diungkapkan dengan verba atau predikat nonaktif.
Cakupan modalitas epistemik meliputi ‘kemungkinan’, ‘keteramalan’,
‘keharusan’, dan ‘kepastian’. Modalitas epistemik ‘kemungkinan’ dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

dinyatakan oleh verba dapat, bisa, dan boleh. Dapat, bisa, dan boleh selalu
digunakan sebagai verba pewatas, sehingga ketiga kata itu tidak dapat
digunakan sebagai verba utama.
Contoh:
13) Dia bisa/ dapat/ boleh menyelesaikan tugas itu dalam dua hari.
Modalitas epistemik ‘keteramalan’ dinyatakan oleh verba kira, pikir,
rasa dan duga atau dalam bentuk mengira, merasa, dan menduga. Modalitas
epistemik ‘keteramalan’ juga dinyatakan oleh adverbia agaknya, tampaknya,
rasanya, kelihatannya. Selain dapat juga dinyatakan oleh frasa preposisi
dalam bentuk menurut pendapat saya, menurut hemat saya, pada pendapat
saya, dan pada hemat saya.
Contoh:
14) Saya mengira Icuk tdak akan dapat mengalahkan Dodi.
15) Tampaknya Icuk mampu mengalahkan Dodi.
16) Menurut saya pertandingan ini akan berjalan menarik.
Modalitas epistemik ‘keharusan’ dinyatakan melalui verba harus,
mesti, wajib, perlu, dan patut. Modalitas epistemik ‘keharusan’ juga
dinyatakan melalui adverbia seharusnya, semestinya, sebaiknya, seyogianya,
selayaknya, sepatutnya, dan sepantasnya.
Contoh:
17) Sebagai seorang Imam, Saudara wajib memberikan contoh yang
baik.
18) Sebaiknya tugas ini segera diselesaikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Modalitas epistemik ‘kepastian’ menggambarkan sikap pembicara
yang merasa pasti atau yakin bahwa proposisi yang diungkapkannya adalah
benar.
Contoh:
19) Saya percaya, kami bisa menyelesaikannya tepat waktu.
20) Dia yakin bahwa Toni tidak percaya.
3) Modalitas Deontik
Harimurti (2008: 155) menyatakan modalitas deontik merupakan
modalitas yang bersangkutan dengan kewajiban dan boleh-tidak. Sikap
pembicara terhadap peristiwa pada modalitas deontik didasarkan pada kaidah
sosial. Kaidah sosial itu dapat berupa kewenangan pribadi atau resmi (Alwi
1992: 163). Permasalahan modalitas deontik mencakup dua hal utama, yakni
‘izin’ dan ‘perintah’.
Pengungkapan modalitas deontik ‘izin’ ditandai dengan kata-kata
dapat, boleh, dan bisa. Dengan subjek pesona kedua atau ketiga, sumber
deontik dapat berupa pembicara (21), seseorang (22), atau peraturan (23).
Contoh: Kamu/Dia boleh tinggal di asrama.
21) ‘Saya (pembicara) mengizinkan kamu tinggal di asrama'
22) ‘Seseorang mengizinkan kamu tinggal di asrama'
23) ‘Peraturan mengizinkan kamu tinggal di asrama'
Akan tetapi, kalau ketiga pengungkap izin itu didahului oleh subjek
persona pertama, permbicara tidak dapat digolongkan sebagai sumber
deontik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Contoh: Saya boleh tinggal di sini
24) ‘?Saya mengizinkan saya tinggal di asrama’
25) ‘Seseorang mengizinkan kamu tinggal di asrama'
26) ‘Peraturan mengizinkan kamu tinggal di asrama'
Kejanggalan penafsiran (-) timbul karena pembicara memberikan
‘izin’ kepada dirinya sendiri sehingga seseorang yang menjadi sumber
deontik juga sekaligus menjadi aktualisasi peristiwa.
Pengungkapan

modalitas

deontik

‘perintah’

memperlihatkan

persamaan dengan ‘izin’ dalam hal kedudukan pembicara sebagai sumber
deontik dan kedudukan teman bicara sebagai pelaku aktualisasi peristiwa.
Modalitas deontik ‘perintah’ tidak hanya diartikan sebagai ‘peritah untuk
melakukan sesuatu’, tetapi juga dapat sebagai ‘perintah untuk tidak
melakukan sesuatu’ yang lazim disebut ‘larangan’.
Contoh:
27) Saya perintahkan/memerintahkan kamu untuk membaca buku ini.
28) Kamu diharuskan membaca buku ini.
29) Kamu dilarang membaca buku itu.
4) Modalitas Dinamik
Sama halnya dengan modalitas deontik, modalitas dinamik juga
mempersoalkan sikap pembicara terhadap aktualisasi peristiwa. Akan tetapi,
dalam modalitas dinamik aktualisasi peristiwa itu ditentukan oleh
perikeadaan yang lebih bersifat empiris, yaitu hukum alam (Alwi 1992: 233).
Modalitas dinamik hanya mencakup modalitas dinamik ‘kemampuan’ yang
diungkapan melalui dapat, sanggup, bisa, dan mampu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Kata modalitas merupakan bagian dari unsur bahasa yaitu kalimat.
Kehadirannya tidak mutlak muncul dalam kalimat tetapi dapat dihadirkan
kalimat. Modalitas sendiri memiliki beberapa kategorisasi, di mana setiap
kategorisasinya kegunaan yang berbeda-beda.

3. Tajuk Rencana
Ada beberapa pengertian yang diungkapkan oleh beberapa ahli.
Rachmadie (1985: 76) menjelaskan tajuk rencana adalah tulisan pokok dalam
terbitan pers yang membawakan visi dan opini pers itu. Imung Pujanarko
(kabarindonesia.com) menyatakan tajuk rencana atau editorial adalah opini
berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan
terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di
masyarakat. Peneliti menyimpulkan tajuk rencana adalah karangan pokok
yang berisi tentang opini/pandangan redaksi terhadap masalah yang
dibicarakan.
Haris (2004: 82) menyatakan opini yang ditulis pihak redaksi
diasumsikan mewakili sekaligus mencerminkan perndapat dan sikap resmi
pers yang bersangkutan secara keseluruhan sebagai suatu lembaga penerbitan
yang berkala. Dapat juga diartikan bahwa tajuk rencana bukanlah pendapat
perorangan melainkan pendapat jajaran redaksi. Assegaf (1983: 64)
mengungkapkan penulis tajuk rencana, pada umumnya adalah seorang
pimpinan redaksi datau redaktur senior, haruslah orang yang terpercaya, dan
mengetahui kebijakan permberitaan serta kebijakan surat kabar tempat dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

bekerja. Karena merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis
dengan mencantumkan nama penulisnya seperti halnya menulis berita atau
feature.
Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan dan hasil dari pemikiran
kolektif dari segenap awak media. Jadi, proses sebelum penulisan tajuk
rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin
redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten,
untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang
sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.
Imung Pujanarko (kabarindonesia.com) menyatakan setelah tercapai
pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum
oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam koran harian
bisanya tajuk rencana ditulis secara bergantian, tetapi semangat isinya tetap
mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini
reporter amat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta
tanggung jawabnya yang terbatas.
Imung Pujanarko juga menyebutkan karakter dan kepribadian pers
terdapat sekaligus tercermin dalam tajuk rencana. Tajuk rencana juga
mencerminkan dari golongan pers mana media tersebut berasal. Tajuk
rencana pers papan atas (middle-high media) atau pers yang berkualitas
misalnya, memiliki ciri: hati-hati, normatif, cenderung konservatif, sedapat
mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam, dan pertimbangan aspek
politis lebih besar dari aspek sosiologis. Namun tajuk rencana dari golongan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

pers papan tengah ke bawah (middle-low media) berlaku sebaliknya, yaitu:
lebih berani, atraktif, progresif, tidak canggung untuk memilih pendekatan
kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”, dan lebih memilih
pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis.
Untuk fungsi dari tajuk rencana, Rivers (dalam Haris, 2004: 83)
menyatakan fungsi dari tajuk rencana ada empat, yaitu: menjelaskan berita,
menjelaskan latar belakang, meramalkan masa depan, dan menyampaikan
pertimbangan moral.
a. Menjelaskan Berita
Tajuk rencana menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para
pembaca. Tajuk rencana berfungsi sebagai guru, menerangkan bagaimana
suatu kejadian tertentu berlangsung dan menjelaskan faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi kebijakan.
b. Menjelaskan latar belakang
Tajuk rencana dapat menunjukkan hubungan antara berbagai peristiwa
yang terpisah. Kadang tajuk rencana memuat suatu pandangan dan
menunjukkan kesamaan sejarah, yaitu kesamaan yang berjutuan mendidik
masyarakat.
c. Meramalkan masa depan
Suatu tajuk rencana kadang menyajikan analisis yang melewati batas
peristiwa sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi di
masa datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

d. Menyampaikan pertimbangan moral
Para penulis tajuk rencana bertugas mempertahankan kata hati
masyarakat. Mereka berkata kepada para pembaca tentang sesuatu yang benar
dan salah.

Tajuk rencana sangat membantu pembaca dalam memahami suatu
topik masalah yang sedang hangat dibicarakan. Disinalah fungsi/peran para
redaksi untuk dapat menulis artikel tajuk rencana yang mendidik masyarakat
melalui tulisannya dan membantu masyarakat memahami fakta yang ada
dengan sejelas-jelasnya.

4. Karangan Narasi
Karangan narasi merupakan salah satu pembelajaran kemampuan
berbahasa di bidang menulis. Siswa dituntut menguasai kemampuan menulis
karangan narasi. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas pengertian dan
jenis karangan narasi yang peneliti gunakan sebagai acuan.
a. Pengertian Karangan Narasi
Kemampuan menulis karangan narasi harus dikuasai oleh siswa.
Suhendar (1992: 102) memamparkan karangan narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga
tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami peristiwa itu. Keraf
(2010: 136) menyatakan bahwa narasi merupakan wacana yang berusaha
menggambarkan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Dari pengertian para ahli, peneliti menyimpukan karangan narasi merupakan
jenis karangan yang berupa runtutan peristiwa yang terjadi dalam satu
rangkaian waktu dengan maksud menceritakan sejelas-jelasnya suatu
peristiwa.

b. Jenis Karangan Narasi
Gorys Keraf (2010: 136-138) membagi dua jenis karangan narasi,
yaitu 1) karangan narasi ekspositoris, dan 2) karangan narasi sugestif.
1) Narasi ekspositoris
Narasi ekspositoris adalah narasi yang bertujuan mengubah pikiran
para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan, sasaran utamanya
adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah
membaca kisa tersebut. Cerita yang berdasarkan kejadian nyata merupakan
cerita faktual sering juga disebut narasi ekspositoris. Dalam menceritakan
suatu kejadian yang sebenarnya perlu urutan kejadian secara kronologis.
Mulai dari awal sampai pada akhir peristiwa secara objektif.
Narasi ekspositoris bertujuan menggugah pikiran pembaca. Narasi
ekspositoris dapat bersifat khas dan dapat bersifat generalisasi. Bersifat khas
artinya peristiwa yang diceritakan hanya terjadi satu kali. Bersifat generalisasi
artinya narasi menyampaikan suatu proses secara umum, yang dapat
di

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN LAMPUNG POST EDISI MARET 2015 DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK

1 68 64

Penggunaan Penasalan pada Kolom Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

1 12 177

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2015 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 5 15

DEIKSIS PERSONA DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 14

PENDAHULUAN Deiksis Persona dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Kompas Edisi November 2015 dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.

0 2 4

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN Penanda Kohesi Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2015.

0 3 16

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015 Penanda Kohesi Pada Tajuk Rencana Harian Surat Kabar Kompas Edisi Januari 2015.

0 2 12

DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI DESEMBER-JANUARI 2010/2011 DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI DESEMBER-JANUARI 2010/2011.

0 0 16

PENDAHULUAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA SURAT KABAR HARIAN KOMPAS EDISI DESEMBER-JANUARI 2010/2011.

0 0 6

Pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf dalam tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi November 2011.

1 11 158