Pengaruh Musik tidak Berlirik Dalam Meningkatkan Ketelitian.

(1)

iv

ABSTRAK

PENGARUH MUSIK TIDAK BERLIRIK DALAM MENINGKATKAN KETELITIAN

Marsha Ruthy Darmawan, 2012

Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes., AIF Pembimbing II :Ellya Rosa Delima, dr., MKes.

Latar belakang Dalam lingkup pembelajaran, sudah umum bahwa mahasiswa banyak mendengarkan musik saat belajar, ini merupakan efek musik untuk mental.Kebisingan (noise) memiliki pengaruh yang negatif terhadap konsentrasi, produktivitas, kapasitas kerja, dan risiko kecelakaan, walaupun pada level suara/volume yang rendah. Sedangkan musik lambat memiliki pengaruh untuk membuat perasaan lebih rileks.Tetapi masih terdapat kontroversi tentang jenis musik yang tepat untuk didengarkan sewaktu belajar.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh musik tidak berlirik dan musik berlirik terhadap ketelitian

Metode Tipe penelitian ini desain eksperimental sungguhan. Subjek penelitian terdiri atas 33orang mahasiswi FK-UKM berusia 18-25 tahun.Data yang diukur adalahskorAddition Test, dilihat dari banyak penjumlahan yang dilakukan dan akurasi jawaban, lebih banyak jawaban yang benar semakin teliti.Subjek mendengarkan musik selama tes berlangsung selama 5 menit.Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil Rata-rata skor Addition Test selama mendengarkan musik tidak berlirik sebesar 341, lebih tinggi dari skor Addtion Test selama mendengarkan musik berlirik sebesar 279.2 (p<0.01). Terdapat perbedaan skor yang sangat signifikan antara mendengarkan musik tidak belirik dan berlirik.

Kesimpulan Musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian. Kata kunci musik tidak berlirik, musik berlirik, ketelitian


(2)

v

ABSTRACT

THE EFFECT OF NON-LYRICAL MUSIC IN INCREASING ACCURACY

Marsha Ruthy Darmawan, 2012

TutorI :Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes., AIF Tutor II: Ellya Rosa Delima, dr., MKes.

Backgrounds Nowadays, students often study while listening to music, this is

the mental effect of music. While noise gave negative effects on concentration, productivity, work efficiency, andaccident risks even on a low volume. But slow musicgave a relax feeling. So there’s still a controversy on what kind of music to be heard while studying.

Objects To compare alert accuracyon music without lyrics from music with

lyrics

Methods This research use true experimental desain. Subjectsof research are

33 women of FK UKM, 18-25 years old. Data measured is the most correct and accurate answer score of Addition Test; the more correct answer the better result. Subjects will be listening to music in 5 minutes as they do the test. Statistical Analysis using “t” test with alpha= 0.05.

Results While listening to music without lyrics, mean of the score is 341, is

higher than mean of Addition test score while listening to music with lyrics which is 279.2 (p<0.01). There’s a significant difference in the score between listening to music without lyrics and with lyrics.

Conclusions Music with no lyrics increased accuracy. Keywords Music without Lyrics, Music with Lyrics, accuracy


(3)

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 2

1.5 Kerangka Pemikiran ... 2

1.6 Hipotesis Penelitian ... 3

1.7 Metodologi ... 3

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4

1.8.1 Lokasi Penelitian ... 4

1.8.2 Waktu Penelitian ... 4

1.9 Tahap Rencana Kegiatan ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Otak Manusia ... 5

2.1.1 Area Asosiasi ... 5

2.1.1.1 Area Asosiasi Parieto-Opsipitotemporal ... 6

2.1.1.2 Area Asosiasi Prefrontal ... 7

2.1.1.3 Area Asosiasi Limbik ... 8

2.1.2 Gelombang otak ... 8

2.1.2.1 Gelombang α... 8

2.1.2.2 Gelombang β ... 9

2.1.2.3 Gelombang θ ... 9

2.1.2.4 Gelombang δ ... 10

2.1.3 Mekanisme Pendengaran Sentral ... 10

2.1.4 Formatio Retikularis ... 12

2.1.5 Sistem Limbik ... 13

2.2 Musik ... 13


(4)

ix

2.2.2 Mekanisme Suara Sebagai Terapi ... 15

2.2.3 Pengaruh yang Ditimbulkan Musik ... 16

2.2.4 Musik klasik ... 18

2.2.5 Musik berlirik ... 19

2.2.6 Musik tidak berlirik ... 19

2.3 Hormon Endorfin dan Serotonin ... 20

2.4 Ketelitian ... 21

2.4.1 Definisi ... 21

2.4.2 Fungsi kognitif ... 21

2.5 Konsentrasi ... 21

2.5.1 Definisi Konsentrasi ... 21

2.5.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsentrasi ... 22

2.5.3 Pengaruh Musik Klasik Terhadap Konsentrasi ... 23

2.6 Addition Test ... 25

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian... 26

3.1.1 Alat-alat yang digunakan ... 26

3.1.2 Subjek Penelitian ... 26

3.1.3 Ukuran Sampel ... 26

3.2 Metode Penelitian... 27

3.2.1 Desain Penelitian ... 27

3.2.2 Analisis Data ... 27

3.2.3 Data yang Diukur ... 27

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 27

3.3.1 Variabel Penelitian ... 27

3.3.2 Definisi Operasional ... 27

3.4 Prosedur Penelitian ... 28

3.4.1 Persiapan Sebelum Tes ... 28

3.4.2 Pada Hari Akan Tes ... 28

3.4.3 Prosedur Pelaksanaan ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 30

4.2 Pembahasan ... 31

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 33

5.1 Simpulan ... 33

5.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(5)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 30 Tabel 4.2 Rata-Rata Skor Addition Test Selama Mendengarkan Musik

Berlirik Dan Tidak Berlirik ... 30 Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Data Skor Addition Test Selama Mendengarkan


(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Area Asosiasi Pada Korteks Serebri ... 6

Gambar 2.2 Gelombang – gelombang Otak ... 10

Gambar 2.3 Mekanisme Pendengaran Sentral ... 11

Gambar 2.4 Sistem Limbik ... 13


(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1DATA HASIL PERCOBAAN ... 36

LAMPIRAN 2SURAT PERSETUJUAN ... 38

LAMPIRAN 3ANALISIS STATISTIK ... 39


(8)

36

LAMPIRAN 1

DATA HASIL PERCOBAAN

Tabel L1.1 Skor Addition Test Selama Mendengarkan Musik Tidak Berlirik Dan Musik Berlirik

Subjek Penelitian

Selama Mendengar Musik Klasik Berlirik

Nilai (poin)

Selama Mendengar Musik Klasik Tidak

Berlirik

Selisih nilai (poin)

1 384 423 39

2 288 346 58

3 202 248 46

4 305 380 75

5 322 381 59

6 360 395 35

7 223 260 37

8 286 338 52

9 348 415 67

10 193 255 62

11 266 296 30

12 159 203 44

13 273 334 61

14 221 285 64

15 224 312 88

16 249 310 61

17 283 370 87

18 359 418 59

19 272 355 83

20 273 320 47

21 365 419 54


(9)

37

23 349 402 53

24 310 395 85

25 210 304 94

26 292 354 62

27 176 221 45

28 342 430 88

29 361 433 72

30 225 278 53

Jumlah 8431 10263 1838


(10)

38

LAMPIRAN 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUANUNTUK IKUT SERTA

DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a :

U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya:

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:

setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:

Pengaruh Musik Tidak Berlirik Dalam Meningkatkan Ketelitian

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan.

Bandung,

Mengetahui, Yang menyatakan

Penanggung jawab penelitian, Peserta penelitian,

(Marsha Ruthy Darmawan) ( )


(11)

39

LAMPIRAN 3

ANALISIS STATISTIK

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 Skor Musik

Berlirik 279.21 33 62.250 10.836 Skor Musik

Tidak Berlirik 340.91 33 66.739 11.618

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Skor Musik

Berlirik & Skor Musik Tidak

Berlirik

33 .964 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Pair 1 Skor

Musik Berlirik - Skor Musik Tidak Berlirik

-61.70 17.942 3.123 -68.06 -55.34


(12)

40

LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI PENELITIAN


(13)

41

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Marsha Ruthy Darmawan

Nomor Pokok Mahasiswa : 0910017

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 09 Maret 1991

Alamat : Jalan Sukamulya Indah 6-9, 40163, Bandung Riwayat Pendidikan :

TK Santa Angela Bandung, lulus tahun 1997 SD Santa Angela Bandung, lulus tahun 2003 SLTP Santa Angela Bandung, lulus tahun 2006 SMA Santa Angela Bandung, lulus tahun 2009


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam lingkup pembelajaran, sudah umum bahwa mahasiswa banyak yang mendengarkan musik saat belajar. Ini merupakan pengaruh yang ditimbulkan musik terhadap pikiran, watak, batin, dan bukan badan.Efek ini telah diteliti oleh beberapa orang, seperti Sailer dan Hassenzahl (2000), mengutip Kjellberg dan Landström, menyatakan bahwa kebisingan (noise) memiliki pengaruh yang negatif terhadap konsentrasi, produktivitas, kapasitas kerja, dan risiko kecelakaan, walaupun pada level suara/volume yang rendah. Copeland dan Franks (1991) mengemukakan bahwa musik cepat dan keras tidak meningkatkan performance

secara fisiologis ataupun psikologis.Mereka juga menemukan bahwa musik lambat memiliki pengaruh untuk membuat perasaan lebih rileks, sehingga mampu meningkatkan performa seseorang. Tetapi masih terdapat kontroversi tentang jenis musik yang tepat untuk didengarkan sewaktu belajar (Sondang Aemilia Pandjaitan-Sirait, 2006).

Berbagai jenis musik juga dapat terbagi menjadi musik tidak berlirik dan musik berlirik. Dengan lirik, pembuat lagu dapat berekspresi dengan kata-kata dalam lagunya. Pendengar juga mampu mengetahui maksud dari sang pembuat lagu juga ikut merasakan atau ber’empati’ kepada pembuat karya tersebut (Anonim 3). Musik tidak berlirik hanya terdapat komponen instrumen sehingga pendengar hanya bisa menikmati alunan lagu yang disajikan (Anonim 4).

Dalam proses belajar juga diperlukan ketelitian dengan mencurahkan sepenuh perhatian seseorang. Dengan pribadi yang teliti, seseorang dapat berkonsentrasi sehingga dapat menjalankan fungsi intelektual dan fungsi kognitif (Priguna Sidharta, 2005).


(15)

2 1.2 Identifikasi Masalah

Apakah musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui apakah musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis terhadap jenis musik yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam suatu proses belajar dan mengingat dipengaruhi oleh konsentrasi, faktor keadaan lingkungan dan suasana hati seseorang. Pemberian jenis musik tertentu dapat menyebabkan seseorang berada dalam keadaan relaksasi yang membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi penuh (DePorter, B., Hernacki, M., 2004).

Suara sebagai satu gelombang akan diterima oleh membran timpani dan akan menggetarkan tulang-tulang pendengaran kemudian dilanjutkan hingga masuk ke dalam corteks cerebri. Setelah masuk ke dalam korteks serebri tepatnya di corteks auditorius akan dilanjutkan ke sistem limbik. Dari sistem limbik, jaras pendengaran dilanjutkan ke hipokampus, tempat salah satu ujung hipokampus berbatasan dengan nuklei amigdaloid. Amigdala yang merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar, menerima sinyal dari korteks limbik lalu menjalarkannya ke hipotalamus. Di hipotalamus yang merupakan pengaturan sebagian fungsi vegetatif dan fungsi endokrin tubuh seperti halnya banyak aspek perilaku emosional, jaras pendengaran diteruskan ke formatio retikularis sebagai penyalur impuls menuju serat saraf otonom.Serat saraf tersebut


(16)

3

mempunyai dua sistem saraf yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.Kedua sistem saraf ini mempengaruhi relaksasi organ-organ, lalurelaksasi dapat merangsang pusat rasa ganjaran sehingga timbul ketenangan, dengan terciptanya keadaan tenang, maka proses mengingat akan semakin cepat dan konsentrasi juga akan meningkat (Eric Priyo Prasetyo, 2005).

Gelombang α yang dikeluarkan pada musik klasik menggambarkan keadaan yang tenang. Gelombang α juga akan merangsang pengeluaran peptida yang disebut β-endorphin dan serotonin endogen. β-endorphin akan berinteraksi dengan reseptor μ dan reseptor δ dalam otak manusia. Interaksi antara β-endorphin dan kedua reseptor ini akan memberikan efek menghambat pengeluaran neurotransmitter dopamine dan asetilkolin. Penurunan dopamine dan asetilkolin akan menyebabkan penurunan tonus simpatis. Serotonin endogen juga akan menyebabkan penurunan tonus simpatis dengan kadar normal sehingga akan didapatkan keadaan tenang (Guyton & Hall, 2008).

Kemampuan kognitif dan fungsi intelektual seseorang semakin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik.Salah satu fungsi intelektual yaitu menghitung juga dapat dibantu dengan musik tidak berlirik. Tetapi baik musik ini tidak memiliki komponen vokal, jika mendengarkan musik dengan vokal, otak akan mengingat kata-kata dari lagu latar belakang dari apa yang seharusnya diingat, sehingga dapat mengganggu proses mengingat (Mucci, R&K., 2002).

1.6 Hipotesis Penelitian

Musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian.

1.7 Metodologi


(17)

4 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.8.1 Lokasi Penelitian

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Rumah peneliti dengan alamat Jalan Sukamulya Indah 6-9, Bandung 1.8.2 Waktu Penelitian

Desember 2011- Juli 2012 1.9 Tahap Rencana Kegiatan

RENCANA KEGIATAN BULAN KE

PERSIAPAN Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1 - Penentuan topik dan judul - Penelusuran pustaka dan teori - Pembuatan usulan penelitian - Uji lapangan

- Daftar kuesioner - - - - - Pengadaan alat-alat

- Administrasi perizinan 2 PELAKSANAAN

- Pengumpulan data - Supervisi lapangan

- Pengerjaan di laboratorium - - - - 3 PENGOLAHAN DATA

- Analisis data

- Konsultasi pembimbing 4 PENYUSUNAN LAPORAN

- Menulis draft laporan - Penyusunan laporan akhir


(18)

33

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian.

5.2 Saran

 Jika ada kegiatan belajar, dapat dilatarbelakangi musik tidak berlirik untuk meningkatkan konsentrasi dan ketelitian.

 Perlu penelitian lebih lanjut mengenai jenis musik tidak berlirik lain selain musik klasik yang mampu meningkatkan ketelitian.


(19)

34

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1.2012. http://www.brainwavesblog.com/, 29 Maret 2012

Anonim 2.2011.http://www.emedexpert.com/tips/music.shtml, 23 Maret 2012 Anonim 3.23 Agustus 2008. Online Etymology Dictionary,30 Maret 2012 Anonim 4.2009. http://www.blurtit.com/q4339876.html,30 Maret 2012

Anonim 5. 2008. http://luthfis.wordpress.com/2008/04/20/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan-kognitif-dan-kecerdasan-emosi/, 4 April 2012

Campbell, Don. 2002. Efek Mozart – Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, dan Menyehatkan Tubuh. Edisi 1. Jakarta: Gramedia. p. 33-36, 79-98

Campbell, Don. 2002. Efek Mozart-Bagi Anak-Anak Meningkatkan Daya Pikir, Kesehatan, dan Kreativitas Anak Melalui Musik. Edisi 1.Jakarta: Gramedia. p. 225-227, 239-243

Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Edisi 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. p. 43

Corwin, Elizabeth J. 2009.Handbook of Pathophisiology. Edisi 3. Jakarta: EGC. p. 392

Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta:EGC. p. 459

Dedik S. Santoso. 2002. Pengaruh Musik Terhadap Performance Fisik.Jurnal Teknik Industri. Vol. 4. No.1. 1-7

DePorter, B., Hernacki, M. 2004.Quantum Learning-Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. p. 72-75

Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi – Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala. Edisi 2. Jakarta: EGC. p. 146-147

Eric Priyo Prasetyo. 2005. Peran Musik Sebagai Fasilitas Dalam Praktek Dokter Gigi untuk mengurangi kecemasan pasien. Maj. Ked. Gigi (Dent J.), 38:41-44.


(20)

35

Guyton, A.C., Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 21. Jakarta:EGC.p. 629, 688, 752-754, 760, 768-769, 780

Heslet, Lars. Our Musical

Brain.http://www.musicahumana.dk/documents/00015.pdf, 23 Maret 2012

Kaplan, H.I., Saddock, B.J., Grebb, J.A., 1997. Sinopsis Psikiatri Jilid Satu. Terjemahan Widjaja Kusuma. Edisi 7. Jakarta: Binarupa Aksara. p. 589-591, 598-600

Mucci, R&K. 2002.The Healing Sound of Music. Jakarta: Gramedia. p.2-13, 59-69

Priguna Sidharta, Mahar Marjono. 2003. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Cetakan 9. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Sondang Aemilia Pandjaitan-Sirait. 2006. Efek Musik Pada Tubuh Manusia. http://gema.sabda.org/efek_musik_pada_tubuh_manusia.13 Februari 2012

Sri Hermawati Dwi Arini. 2001. Musik Merupakan Stimulasi Terhadap

Keseimbangan Aspek Kognitif dan Kecerdasan


(1)

2 1.2 Identifikasi Masalah

Apakah musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Ingin mengetahui apakah musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan bagi pembaca dan penulis terhadap jenis musik yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar.

1.5 Kerangka Pemikiran

Dalam suatu proses belajar dan mengingat dipengaruhi oleh konsentrasi, faktor keadaan lingkungan dan suasana hati seseorang. Pemberian jenis musik tertentu dapat menyebabkan seseorang berada dalam keadaan relaksasi yang membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi penuh (DePorter, B., Hernacki, M., 2004).

Suara sebagai satu gelombang akan diterima oleh membran timpani dan akan menggetarkan tulang-tulang pendengaran kemudian dilanjutkan hingga masuk ke dalam corteks cerebri. Setelah masuk ke dalam korteks serebri tepatnya di corteks auditorius akan dilanjutkan ke sistem limbik. Dari sistem limbik, jaras pendengaran dilanjutkan ke hipokampus, tempat salah satu ujung hipokampus berbatasan dengan nuklei amigdaloid. Amigdala yang merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar, menerima sinyal dari korteks limbik lalu menjalarkannya ke hipotalamus. Di hipotalamus yang merupakan pengaturan sebagian fungsi vegetatif dan fungsi endokrin tubuh seperti halnya banyak aspek perilaku emosional, jaras pendengaran diteruskan ke formatio retikularis sebagai penyalur impuls menuju serat saraf otonom.Serat saraf tersebut


(2)

3

mempunyai dua sistem saraf yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.Kedua sistem saraf ini mempengaruhi relaksasi organ-organ, lalurelaksasi dapat merangsang pusat rasa ganjaran sehingga timbul ketenangan, dengan terciptanya keadaan tenang, maka proses mengingat akan semakin cepat dan konsentrasi juga akan meningkat (Eric Priyo Prasetyo, 2005).

Gelombang α yang dikeluarkan pada musik klasik menggambarkan keadaan yang tenang. Gelombang α juga akan merangsang pengeluaran peptida yang disebut β-endorphin dan serotonin endogen. β-endorphin akan berinteraksi dengan reseptor μ dan reseptor δ dalam otak manusia. Interaksi antara β-endorphin dan kedua reseptor ini akan memberikan efek menghambat pengeluaran neurotransmitter dopamine dan asetilkolin. Penurunan dopamine dan asetilkolin akan menyebabkan penurunan tonus simpatis. Serotonin endogen juga akan menyebabkan penurunan tonus simpatis dengan kadar normal sehingga akan didapatkan keadaan tenang (Guyton & Hall, 2008).

Kemampuan kognitif dan fungsi intelektual seseorang semakin dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik.Salah satu fungsi intelektual yaitu menghitung juga dapat dibantu dengan musik tidak berlirik. Tetapi baik musik ini tidak memiliki komponen vokal, jika mendengarkan musik dengan vokal, otak akan mengingat kata-kata dari lagu latar belakang dari apa yang seharusnya diingat, sehingga dapat mengganggu proses mengingat (Mucci, R&K., 2002).

1.6 Hipotesis Penelitian

Musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian.

1.7 Metodologi


(3)

4 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.8.1 Lokasi Penelitian

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung

Rumah peneliti dengan alamat Jalan Sukamulya Indah 6-9, Bandung 1.8.2 Waktu Penelitian

Desember 2011- Juli 2012 1.9 Tahap Rencana Kegiatan

RENCANA KEGIATAN BULAN KE

PERSIAPAN Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1 - Penentuan topik dan judul

- Penelusuran pustaka dan teori - Pembuatan usulan penelitian - Uji lapangan

- Daftar kuesioner - - - -

- Pengadaan alat-alat - Administrasi perizinan 2 PELAKSANAAN

- Pengumpulan data - Supervisi lapangan

- Pengerjaan di laboratorium - - - - 3 PENGOLAHAN DATA

- Analisis data

- Konsultasi pembimbing 4 PENYUSUNAN LAPORAN

- Menulis draft laporan - Penyusunan laporan akhir


(4)

33

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Musik tidak berlirik meningkatkan ketelitian.

5.2 Saran

 Jika ada kegiatan belajar, dapat dilatarbelakangi musik tidak berlirik untuk meningkatkan konsentrasi dan ketelitian.

 Perlu penelitian lebih lanjut mengenai jenis musik tidak berlirik lain selain musik klasik yang mampu meningkatkan ketelitian.


(5)

34

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 1.2012. http://www.brainwavesblog.com/, 29 Maret 2012

Anonim 2.2011.http://www.emedexpert.com/tips/music.shtml, 23 Maret 2012 Anonim 3.23 Agustus 2008. Online Etymology Dictionary,30 Maret 2012 Anonim 4.2009. http://www.blurtit.com/q4339876.html,30 Maret 2012

Anonim 5. 2008. http://luthfis.wordpress.com/2008/04/20/pengaruh-musik-terhadap-perkembangan-kognitif-dan-kecerdasan-emosi/, 4 April 2012

Campbell, Don. 2002. Efek Mozart – Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam Pikiran, Meningkatkan Kreativitas, dan Menyehatkan Tubuh. Edisi 1. Jakarta: Gramedia. p. 33-36, 79-98

Campbell, Don. 2002. Efek Mozart-Bagi Anak-Anak Meningkatkan Daya Pikir, Kesehatan, dan Kreativitas Anak Melalui Musik. Edisi 1.Jakarta: Gramedia. p. 225-227, 239-243

Chaplin, J.P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Edisi 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. p. 43

Corwin, Elizabeth J. 2009.Handbook of Pathophisiology. Edisi 3. Jakarta: EGC. p. 392

Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta:EGC. p. 459

Dedik S. Santoso. 2002. Pengaruh Musik Terhadap Performance Fisik.Jurnal Teknik Industri. Vol. 4. No.1. 1-7

DePorter, B., Hernacki, M. 2004.Quantum Learning-Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. p. 72-75

Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi – Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala. Edisi 2. Jakarta: EGC. p. 146-147

Eric Priyo Prasetyo. 2005. Peran Musik Sebagai Fasilitas Dalam Praktek Dokter Gigi untuk mengurangi kecemasan pasien. Maj. Ked. Gigi (Dent J.), 38:41-44.


(6)

35

Guyton, A.C., Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 21. Jakarta:EGC.p. 629, 688, 752-754, 760, 768-769, 780

Heslet, Lars. Our Musical

Brain.http://www.musicahumana.dk/documents/00015.pdf, 23 Maret 2012 Kaplan, H.I., Saddock, B.J., Grebb, J.A., 1997. Sinopsis Psikiatri Jilid Satu.

Terjemahan Widjaja Kusuma. Edisi 7. Jakarta: Binarupa Aksara. p. 589-591, 598-600

Mucci, R&K. 2002.The Healing Sound of Music. Jakarta: Gramedia. p.2-13, 59-69

Priguna Sidharta, Mahar Marjono. 2003. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Cetakan 9. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Sondang Aemilia Pandjaitan-Sirait. 2006. Efek Musik Pada Tubuh Manusia. http://gema.sabda.org/efek_musik_pada_tubuh_manusia.13 Februari 2012

Sri Hermawati Dwi Arini. 2001. Musik Merupakan Stimulasi Terhadap

Keseimbangan Aspek Kognitif dan Kecerdasan