Efek Sarapan dalam Meningkatkan Ketelitian dan Kewaspadaan.

(1)

iv ABSTRAK

EFEK SARAPAN DALAM MENINGKATKAN KETELITIAN DAN KEWASPADAAN

Williane, 2016

Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes

Latar belakang: Sarapan merupakan kegiatan yang penting dilakukan sebelum melakukan aktivitas sehari-hari namun terkadang sarapan merupakan hal yang sulit dilakukan pada pagi hari. Peranan sarapan sangat penting untuk menyokong energi untuk beraktivitas sehari-hari dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar.

Tujuan Penelitian: Mengetahui apakah sarapan meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang pria usia 18-25 tahun dengan mengukur skor kewaspadaan dengan Johnson Pascal Test dan skor ketelitian dengan Addition Test sebelum dan sesudah sarapan. Analisis data menggunakan uji t berpasangan dengan nilai ! =0,05.

Hasil Penelitian: Didapatkan hasil skor ketelitian dengan Addition Test sesudah sarapan 63,97 lebih tinggi dari sebelum sarapan 50,13 (p< 0,01) dan hasil skor kewaspadaan dengan Johnson Pascal Test sesudah sarapan 110,53 lebih rendah dari sebelum sarapan 146,13 (p< 0,01).

Kesimpulan: Sarapan meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan.


(2)

v ABSTRACT

THE EFFECTS OF HAVING BREAKFAST IN INCREASING ACCURACY AND ALERTNESS

Williane, 2016

Tutor I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF Tutor II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes

Background: Breakfast is an important thing to do before doing daily activity, but sometimes breakfast is a difficult thing to do in the morning. The role of breakfast is the most important thing to sustain energy for daily activity and to increase learning concentration.

Objective: To determine whether breakfast increases accuracy and alertness.

Method: This is a quasi-experimental research with pre-test and post-test design. We measured alertness score with Johnson Pascal Test and accuracy score with Addition Test before and after consuming breakfast on 30 students aged 18-25 years old. The data was analyzed by “t” paired test, with α=0.05.

Result: The mean accuracy score with Addition Test after consuming breakfast 63,97, more than before consuming breakfast 50,13 (p< 0,01). The mean alertness score with Johnson Pascal Test after consuming breakfast are 110,53, less than before consuming breakfast 146,13 (p< 0,01).

Conclusion: Breakfast increases accuracy and alertness.


(3)

vi DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 2

1.5Kerangka Pemikiran ... 3

1.6Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Sistem Pencernaan Manusia ... 5

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan ... 5

2.1.2 Proses Biokimiawi Pencernaan dan Penyerapan Makanan .... 6

2.2Sarapan ... 9

2.2.1 Definisi Sarapan ... 9

2.2.2 Karbohidrat ... 9

2.2.2.1Metabolisme Karbohidrat ... 10


(4)

vii

2.2.2.2.1Karbohidrat sederhana ... 11

2.2.2.2.2Karbohidrat kompleks ... 12

2.2.3 Manfaat Sarapan Pagi ... 13

2.3Ketelitian dan Kewaspadaan ... 14

2.3.1 Definisi Ketelitian dan Kewaspadaan ... 14

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kewaspadaan dan Ketelitian ... 14

2.4Glukosa Darah ... 15

2.4.1 Glukosa Dilepaskan dari Hati di Antara Waktu Makan ... 16

2.4.2 Insulin Meningkatkan Ambilan, Penyimpanan, dan Penggunaan Glukosa oleh Hati ... 17

2.5Nutrisi Otak ... 18

2.5.1 Mikronutrien Mempertahankan Keseimbangan Otak ... 18

2.5.2 Karbohidrat ... 18

2.5.3 Lemak ... 18

2.5.4 Protein ... 19

2.6Metabolisme Otak ... 19

2.7Formatio Reticularis ... 19

2.8RAS ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Bahan dan Subjek Penelitian ... 22

3.1.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 22

3.1.2 Subjek Penelitian ... 22

3.1.3 Ukuran Sampel ... 22

3.2Metode Penelitian ... 23

3.2.1 Desain Penelitian ... 23

3.2.2 Data yang Diukur ... 23

3.2.3 Analisis Data ... 23

3.3Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 23


(5)

viii

3.3.2 Variabel Respon ... 23

3.3.3 Definisi Operasional Variabel Perlakuan ... 23

3.3.4 Definisi Operasional Variabel Respon ... 23

3.4Persiapan dan Prosedur Penelitian ... 24

3.4.1 Persiapan Penelitian ... 24

3.4.2 Prosedur Penelitian ... 24

3.5Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 26

4.2Pengujian Hipotesis Penelitian ... 27

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 29

5.2Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN ... 33


(6)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Hasil Uji “t” berpasangan ... 27


(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Sistem Pencernaan ... 5 Gambar 2.2 Piramida Makanan ... 9 Gambar 2.3 Reticular Activating System ... 21


(8)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Informed consent ... 34

Lampiran 2 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 35

Lampiran 3 Johnson Pascal Test & Addition Test ... 36


(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sarapan kadang merupakan hal yang sulit dilakukan pada pagi hari, menurut American Dietetic Association, lebih dari 40% anak perempuan dan 32% anak laki-laki melewatkan sarapan setiap harinya (Gunawan, 2008). Berdasarkan hasil survei konsumsi pangan (Riskesdas, 2010), masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan. Berdasarkan analisis dari hasil survei dapat diketahui bahwa dari 35.000 anak sekitar 26,1% sarapan hanya dengan air minum dan 44,6% memperoleh asupan energi kurang dari 15% kebutuhan gizi per hari.

Sarapan merupakan suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik. Pada umumnya sarapan menyumbang energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari (Azwar, 2002). Sarapan yang seimbang mengandung karbohidrat kompleks (pati, glikogen, dan selulosa), protein, lemak, dan buah atau sayur-sayuran (Go Ask Alice!). Setelah hampir delapan sampai sepuluh jam saluran pencernaan beristirahat, tubuh membutuhkan asupan makanan untuk menyokong energi untuk beraktivitas, konsentrasi belajar, dan mengembalikan fungsi metabolisme tubuh. Dengan sarapan, lambung akan terisi kembali setelah delapan sampai sepuluh jam kosong sehingga kadar gula dalam darah meningkat kembali. Glukosa sangat terlibat dalam mekanisme daya ingat kognitif seseorang (Khalida, Fadlyana, & Somasetia, 2015).

Sedangkan orang yang tidak sarapan akan mengalami gejala hipoglikemia yang dapat mengakibatkan menurunnya tingkat konsentrasi. Akibat tidak sarapan akan menyebabkan tubuh tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas (Moehji, 2009). Melewatkan waktu sarapan berarti terjadi keterlambatan asupan zat gizi sehingga dapat menurunkan daya konsentrasi. Sarapan mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar.


(10)

2

Dengan berkonsentrasi maka kita dapat meningkatkan kewaspadaan. Semakin tinggi konsentrasi seseorang, semakin tinggi juga tingkat kewaspadaannya. Ketelitian dan kewaspadaan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia dan diperlukan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kewaspadaan adalah menyadari sepenuhnya keadaan sekitar dan memberi perhatian terhadap keadaan tersebut menggunakan panca indra (Quirk, 2001). Kewaspadaan dapat kita asah dalam kehidupan sehari-hari, seperti sering melakukan latihan mempertajam fungsi memori dan kognitif otak (Priguna, 2005). Ketelitian merupakan kemampuan seseorang untuk berhati-hati dalam menjalankan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi, perhatian dan intelektual. (Quirk, 2001). Ketelitian dan kewaspadaan seseorang dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan sarapan.

Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efek sarapan dalam meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan. 1.2. Identifikasi Masalah

 Apakah sarapan meningkatkan ketelitian  Apakah sarapan meningkatkan kewaspadaan 1.3. Tujuan Penelitian

 Mengetahui apakah sarapan meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan 1.4. Manfaat Penelitian

 Manfaat akademik : Untuk menambah ilmu mengenai efek sarapan terhadap peningkatan ketelitian dan kewaspadaan.

 Manfaat praktis : Memberikan informasi kepada masyakarat, mengenai pentingnya sarapan dalam aktivitas sehari-hari.


(11)

3 1.5. Kerangka Pemikiran

Seperti jaringan lain, otak memerlukan oksigen dan zat nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya. Otak memerlukan oksigen darah sebanyak 20% dari seluruh kebutuhan oksigen tubuh dan memerlukan 70% glukosa darah. Glukosa merupakan sumber utama yang dibutuhkan sel otak disamping oksigen. Sarapan yang baik harus banyak mengandung karbohidrat yang akan diubah menjadi glukosa yang dapat menghasilkan energi, memacu otak untuk meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan (Moehji, 2009).

Menurut mekanismenya, sarapan menghasilkan karbohidrat di dalam tubuh yang dipecah menjadi glukosa dalam hati. Glukosa merupakan bahan bakar otak sehingga dapat membantu dalam mempertahankan konsentrasi dan meningkatkan kewaspadaan (Parreta, 2009). Sebagian besar aktivitas neuronal bergantung pada pengiriman glukosa dan oksigen dalam darah untuk mempertahankan awareness dan alertness (Guyton & Hall, 2008).

Karbohidrat dalam bentuk sederhana akan dicerna di dalam usus dan diserap dalam waktu cepat, lalu disebarkan oleh aliran darah ke berbagai organ tubuh yang memerlukan sumber tenaga, terutama otak. Di sel-sel neuron otak, zat-zat tersebut mengalami proses metabolisme glikolisis maupun siklus Krebs, dan dapat diubah menjadi berbagai jenis neurotransmiter yang penting dalam proses kerja otak. Neurotransmiter tersebut akan mengaktivasi reseptor yang kemudian akan mengeksitasi neuron (Das, 2001).

Bagian otak yang dirangsang oleh neurotransmiter dalam hal ini terutama adalah formatio reticularis yang mengatur tingkat kewaspadaan dan ketelitian. Nuklei reticularis thalami yang terdapat permukaan lateral thalamus dan nuclei intralaminares thalami menerima rangsang dari formatio reticularis di batang otak. Rangsangan dari formatio reticularis ini akan diteruskan ke korteks serebri secara difus melalui hubungan thalamus. Hubungan ini disebut

Ascending Reticular Activating System (ARAS). ARAS memiliki sel-sel khusus


(12)

4 1.6. Hipotesis

 Sarapan meningkatkan ketelitian  Sarapan meningkatkan kewaspadaan


(13)

29 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

 Sarapan meningkatkan ketelitian  Sarapan meningkatkan kewaspadaan 5.2Saran

1. Mahasiswa dianjurkan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum memulai aktivitas perkuliahan

2. Masyarakat memerlukan sarapan sebelum aktivitas sehari-hari untuk meningkatkan ketelitian dan kewaspadaan

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis sarapan dan kalori yang berbeda


(14)

EFEK SARAPAN DALAM MENINGKATKAN

KETELITIAN DAN KEWASPADAAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

WILLIANE

1310058

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(15)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan Karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efek Sarapan dalam Meningkatkan Ketelitian dan Kewaspadaan”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Karya Tulis Ilmiah ini berhasil tersusun dengan baik berkat bantuan, dukungan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. dr. Iwan Budiman, MS., MM., M.Kes., AIF., selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar telah membimbing selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Lusiana Darsono, M.Kes sebagai Pembimbing Pendamping atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Teman-teman Orang Percobaan yang telah rela meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan penelitian ini.

4. Sahabat-sahabat tercinta, Felicitas, Denasa, Aisyah Mulqiah, Annisa Aurum, dan Ni Putu Jiesthisia yang telah bersama-sama berjuang, mendukung, dan memberi semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Teman-teman tersayang, Jessica Ernando, Serena Hilary, Adrian Koeswanto, dan Andrew Chandra atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Keluarga yang saya cintai, orang tua saya papa Tjong Walter dan mama Lenny Setiawaty, koko Wilson, Oma Kho Swan Nio, tante Dewi, tante Lanny, serta adik Willy untuk motivasi, kesabaran, perhatian, bantuan


(16)

materiil, dukungan, dan senantiasa berdoa untuk penulis dalam proses penelitian, penyusunan, dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Kedokteran dan semua pembaca.

Bandung, September 2016


(17)

30

DAFTAR PUSTAKA

Alice. (2012). Go Ask Alice! Retrieved from Breakfast: The first chance to fill your tank: http://www.goaskalice.columbia.edu

Astawan , M. (2007). Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Retrieved from www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20 &itemid=3

Azwar, A. (2002). Ilmu kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Das, U. N. (2001). The American Journal of Clinical Nutrition. Retrieved from

Cognitive performance and glucose:

http://ajcn.nutrition.org/content/74/3/409.full

Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. edisi 22). Jakarta: EGC.

Giovannini M et al. (2008). Breakfast: a good habit, not a repetitive custom. The

Journal of International Medical Research , 613—624.

Gunawan. (2008). Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Status Gizi Anak Sekolah

Dasar. Retrieved Maret 29, 2016, from Kebiasaan Makan Pagi Dan Status

Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru: www.wiyono-solution.blogspot.com

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 11). Jakarta: EGC.

Hutagalung, H. (2004). Karbohidrat. Retrieved from Bagian Ilmu Gizi Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatra Utara:

http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-holomoan.pdf

Institute, T. F. (2004). The Human Brain. Retrieved from http://www.fi.edu/learn/brain/index.html

Irawan, M. A. (2007). Karbohidrat. Retrieved from Polton Sports Science & Performance Lab: http://www.pssplab.com/journal/03.pdf

Jalal, F., & Sumali, A. (2000). Gizi dan Kualitas Hidup, Widyakarya Pangan


(18)

31

Kaplan, H. I., Saddock, B. J., & Grebb, J. A. (2010). Sinopsi Psikiatril. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kemenkes RI. (2011). Jejaring informasi pangan dan gizi. Retrieved from Mengapa Sarapan Itu Penting?: http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/11/LEMBAR-INFORMASI-NO-2-2011.pdf

Khalida, E., Fadlyana, E., & Somasetia, D. H. (2015). Hubungan Kebiasaan

Sarapan dengan Prestasi Belajar dan Fungsi Kognitif pada Anak Sekolah Dasar. Retrieved from http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/17-2-2.pdf

Khomsan, A. (2004). Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Martini, F. H. (2004). Fundamentals of Anatomy & Physiology (Vol. Sixth edition). San Fransisco: Benjamin Cummings.

Moehji, S. (2009). lmu Gizi 1 Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Bhratara Niaga Media.

Muchtar, M., Madarina, J., & Indria, L. G. (2011). Sarapan dan jajan berhubungan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja. Jurnal Gizi

Klinik , 28—35.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2012). Biokimia Harper. Jakarta: EGC.

Parreta, L. (2009). Makanan untuk otak. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (1993). Fundamentals of Nursing Concepts,

Process, and Practice. Philadelphia: Elsevier Mosby.

Priguna, S. (2005). Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologis. Jakarta: Dian Rakyat.

Quirk, R. (2001). Longman Dicitionary of Contemporary English. Edinburgh: Tearson Education Limited.

Rampersaud GC et al. (2005). Breakfast habits, nutritional status, body weight, and academic performance in children and adolescents. Journal of the

American Dietetic Association , 743—760.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2010). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.


(19)

32

Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2009). Principle of Anatomy and

Physiology. John Wiley & Sons.

Wibowo, D. S. (2008). Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing.


(1)

EFEK SARAPAN DALAM MENINGKATKAN

KETELITIAN DAN KEWASPADAAN

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

WILLIANE

1310058

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan Karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efek Sarapan dalam Meningkatkan Ketelitian

dan Kewaspadaan”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Karya Tulis Ilmiah ini berhasil tersusun dengan baik berkat bantuan, dukungan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. dr. Iwan Budiman, MS., MM., M.Kes., AIF., selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar telah membimbing selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. dr. Lusiana Darsono, M.Kes sebagai Pembimbing Pendamping atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Teman-teman Orang Percobaan yang telah rela meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan penelitian ini.

4. Sahabat-sahabat tercinta, Felicitas, Denasa, Aisyah Mulqiah, Annisa Aurum, dan Ni Putu Jiesthisia yang telah bersama-sama berjuang, mendukung, dan memberi semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Teman-teman tersayang, Jessica Ernando, Serena Hilary, Adrian Koeswanto, dan Andrew Chandra atas doa, dukungan, dan semangat yang diberikan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Keluarga yang saya cintai, orang tua saya papa Tjong Walter dan mama Lenny Setiawaty, koko Wilson, Oma Kho Swan Nio, tante Dewi, tante Lanny, serta adik Willy untuk motivasi, kesabaran, perhatian, bantuan


(3)

materiil, dukungan, dan senantiasa berdoa untuk penulis dalam proses penelitian, penyusunan, dan penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Kedokteran dan semua pembaca.

Bandung, September 2016


(4)

30

DAFTAR PUSTAKA

Alice. (2012). Go Ask Alice! Retrieved from Breakfast: The first chance to fill your tank: http://www.goaskalice.columbia.edu

Astawan , M. (2007). Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. Retrieved from www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20 &itemid=3

Azwar, A. (2002). Ilmu kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Das, U. N. (2001). The American Journal of Clinical Nutrition. Retrieved from Cognitive performance and glucose: http://ajcn.nutrition.org/content/74/3/409.full

Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. edisi 22). Jakarta: EGC.

Giovannini M et al. (2008). Breakfast: a good habit, not a repetitive custom. The Journal of International Medical Research , 613—624.

Gunawan. (2008). Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar. Retrieved Maret 29, 2016, from Kebiasaan Makan Pagi Dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru: www.wiyono-solution.blogspot.com

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 11). Jakarta: EGC.

Hutagalung, H. (2004). Karbohidrat. Retrieved from Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara: http://library.usu.ac.id/download/fk/gizi-holomoan.pdf

Institute, T. F. (2004). The Human Brain. Retrieved from http://www.fi.edu/learn/brain/index.html

Irawan, M. A. (2007). Karbohidrat. Retrieved from Polton Sports Science & Performance Lab: http://www.pssplab.com/journal/03.pdf

Jalal, F., & Sumali, A. (2000). Gizi dan Kualitas Hidup, Widyakarya Pangan dan Gizi VI. PUSPITEK.


(5)

31

Kaplan, H. I., Saddock, B. J., & Grebb, J. A. (2010). Sinopsi Psikiatril. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kemenkes RI. (2011). Jejaring informasi pangan dan gizi. Retrieved from Mengapa Sarapan Itu Penting?: http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/11/LEMBAR-INFORMASI-NO-2-2011.pdf

Khalida, E., Fadlyana, E., & Somasetia, D. H. (2015). Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Prestasi Belajar dan Fungsi Kognitif pada Anak Sekolah Dasar. Retrieved from http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/17-2-2.pdf

Khomsan, A. (2004). Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Martini, F. H. (2004). Fundamentals of Anatomy & Physiology (Vol. Sixth edition). San Fransisco: Benjamin Cummings.

Moehji, S. (2009). lmu Gizi 1 Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Bhratara Niaga Media.

Muchtar, M., Madarina, J., & Indria, L. G. (2011). Sarapan dan jajan berhubungan dengan kemampuan konsentrasi pada remaja. Jurnal Gizi Klinik , 28—35.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. (2012). Biokimia Harper. Jakarta: EGC.

Parreta, L. (2009). Makanan untuk otak. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (1993). Fundamentals of Nursing Concepts, Process, and Practice. Philadelphia: Elsevier Mosby.

Priguna, S. (2005). Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologis. Jakarta: Dian Rakyat.

Quirk, R. (2001). Longman Dicitionary of Contemporary English. Edinburgh: Tearson Education Limited.

Rampersaud GC et al. (2005). Breakfast habits, nutritional status, body weight, and academic performance in children and adolescents. Journal of the American Dietetic Association , 743—760.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2010). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.


(6)

32

Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2009). Principle of Anatomy and Physiology. John Wiley & Sons.

Wibowo, D. S. (2008). Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing.