PERANAN ANGGOTA DEWAN KOMISIONER EX-OFFICIO TERHADAP INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP LEMBAGA PERBANKAN.

(1)

SKRIPSI

PERANAN ANGGOTA DEWAN KOMISIONER EX-OFFICIO

TERHADAP INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN

DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP

LEMBAGA PERBANKAN

BAGUS GEDE ARI RAMA NIM. 1103005031

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

v

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas limpahan Asung Kertha Wara Nugraha-Nya, penyusun

skripsi yang berjudul “PERANAN ANGGOTA DEWAN KOMISIONER

EX-OFFICIO TERHADAP INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN

DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP LEMBAGA

PERBANKAN” dapat diselesaikan tepat pada waktunya guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dari penyajiannya maupun dalam penyusunannya. Hal ini semata-mata karena pengetahuan dan kemampuan penulis sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan bantuan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

a. Bapak Prof. Dr. I Made Arya Utama, SH., MH., Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana.

b. Bapak Dr.Gde Made Swardhana, SH., MH., Pembantu Dekan I Fakultas Hukum Universitas Udayana.


(6)

vi

c. Ibu Dr.Ni Ketut Sri Utari, SH., MH., Pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Udayana.

d. Bapak Dr.I Gede Yusa, SH., MH., Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Udayana.

e. Bapak Dr. I Wayan Wiryawan SH., MH., ketua bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana.

f. Bapak Ida Bagus Putu Sutama, S.H.,M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

g. Bapak I Nyoman Bagiastra, S.H.,M.H., Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

h. Bapak Made Maharta Yasa, S.H., M.H., Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan petunjuk selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

i. Bapak dan ibu dosen bagian Hukum Keperdataan yang telah senantiasa member ilmu pengetahuan, informasi penunjang perkuliahan, dan memberikan dorongan moral kepada penulis.

j. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana yang telah mendidik, membimbing, membekali ilmu pengetahuan serta segenap staf Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Udayana, yang telah membantu dalam mengurus segala keperluan administrasi selama penulis kuliah, serta seluruh staf akademik dan non-akademik Fakultas Hukum


(7)

vii

Universitas Udayana yang turut menjaga dan melestarikan Fakultas Hukum.

k. Orang tua tercinta (Wayan Gede Darmayasa, SST.Par dan Ni Made Martini, S.E.), dan keluarga besar yang selalu memberi cinta kasih, doa tulus yang tiada henti, serta dukungan moral kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Udayana.. l. Teman-teman penulis yang telah memberikan semangat dan dorongan

selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Udayana, khususnya kepada Hari Chandra Palguna,S.H, Bagus Surya Darma,S.H.,Citta Permana, Dewa Gede Agung, Komang Suwidnyana, Gusti Putu Adi Paramartha, Putu Indra Pramana,S.H.

m. Rekan-rekan seperjuangan KKN Periode IX Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan 2014, yang turut berperan dalam perjalanan akademik penulis selama ini.

n. Rekan-rekan Alumni SMA Negeri 5 Denpasar Angkatan 2008, khususnya Agus Dian, Juni Astawa,dan teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga atas segala jasa dan budi baik yang telah diberikan dengan tulus ikhlas kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Penulis berharap semoga dengan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Denpasar, 19 April 2016


(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 5

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 5

1.5 Tujuan Penulisan ... 8

1.5.1 Tujuan Umum ... 8

1.5.2 Tujuan Khusus ... 8

1.6 Manfaat Penulisan ... 8

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.6.2 Manfaat Praktis ... 8

1.7 Landasan Teori ... 9


(9)

ix

1.8.1 Jenis Penelitian ... 10

1.8.2 Jenis Pendekatan ... 11

1.8.3 Bahan Hukum/Data ... 11

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum/Data ... 12

1.8.5 Teknik Analisis ... 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERANAN, DEWAN KOMISIONER DAN EX-OFFICIO, INDEPENDENSI PENGAWAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN 2.1 Peranan ... 14

2.1.1 Pengertian Peranan ... 14

2.2 Dewan Komisioner dan Ex-Officio ... 15

2.2.1 Pengertian Dewan Komisioner ... 15

2.2.2 Pengertian Ex-Officio ... 15

2.3 Independensi Otoritas Pengawas Jasa Keuangan ... 15

2.3.1 Pengertian Independensi ... 15

2.3.2 Pengertian Otoritas Independen ... 15

2.3.3Otoritas Independen dalam Penyelenggaraan Kegiatan di Sektor Jasa Keuangan ... 25

2.3.4 Indikator dan Ukuran Independensi Otoritas Pengatur dan Pengawas Jasa Keuangan ... 28

2.4` Otoritas Jasa Keuangan ... 52


(10)

x

2.4.2 Tujuan dan Asas-Asas Otorotas Jasa Keuangan ... 53

2.4.3 Tugas, Fungsi dan Wewenang Otorotas Jasa Keuangan ... 55

2.4.4 Struktur \ Otorotas Jasa Keuangan ... 57

2.5 Pengawasan Lembaga Perbankan ... 58

2.5.1 Pengertian Lembaga Perbankan ... 58

2.5.2 Model Pengawasan Lembaga Perbankan di Indonesia ... 59

2.5.3 Model Pengawasan Lembaga Keuangan di Dunia ... 63

BAB III INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP LEMBAGA PERBANKAN 3.1 Independensi Otoritas Jasa Keuangan dari Aspek Fungsi Pengaturan/Regulatory Independence ... 64

3.2Independensi Otoritas Jasa Keuangan dari Aspek Kelembagaan/Institutional Independence ... 71

3.3 Peranan Anggota Dewan Komisioner Ex-Officio Terhadap Independensi OJK Dalam Melakukan Pengawasan di Bidang Perbankan ... 76

BAB IV AKIBAT HUKUM DARI ADANYA KETIDAKSELARASAN ANTARA PASAL 1 ANGKA 1 UU OJK DENGAN PASAL 10 UU OJK 4.1 Penyebab Terjadinya Ketidakselarasan dalam Suatu Peraturan Perundang-Undangan ... 82


(11)

xi

4.2 Akibat Hukum dari Adanya Ketidakselarasan antara Pasal 1 angka 1 UU OJKdengan Pasal 10 ayat (4)huruf i UU OJK ... 86

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 90 5.2 Saran ... 91


(12)

xiii

ABSTRAK

Tulisan ini membahas mengenai peranan anggota dewan komisioner

ex-officio terhadap independensi otoritas jasa keuangan dalam melakukan

pengawasan terhadap lembaga perbankan dan akibat hukum dari adanya ketidakselarasan antara Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan dengan Pasal 10 ayat (4) huruf i Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan. Tulisan ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analitis perbandingan hukum. Kesimpulan yang dapat ditarik melalui tulisan ini adalahadanya peranan anggota dewan komisioner ex

officio yang berasal dari pemerintah menjadikan tingkat independensi dari OJK

yang menjadi tidak optimal baik dalam melakukan pengawasan maupun dalam membuat regulasi terkait pengawasan di bidang perbankan, karena adanya unsur pemerintah di OJK telah menyebabkan terjadinya intervensi politik di OJK dan akibat hukum dari adanya ketidakselarasan antara Pasal 1 angka 1 UU OJK dengan Pasal 10 ayat (4) huruf i UU OJK menimbulkan akibat hukum yaitu lahirnya, berubahnya dan lenyapnya suatu keadaan hukum, karena berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU OJK, OJK disebutkan sebagai lembaga yang independen, yang terbebas dari intervensi pihak lain, sedangkan pada Pasal 10 ayat(4) huruf i UU OJK, ternyata terdapat unsur pemerintah di dalamnya, adanya ketidakselarasan ini juga dapat menimbulkan akibat hukum berupa timbulnya perbedaan penafsiran hukum dan ketidakpastian hukum, yang selanjutnya berdampak ke lembaga itu sendiri dan masyarakat.


(13)

xiv

ABSTRACT

This paper discusses the role of the commissioner board members ex-officio of the independence of the financial services authority for supervising banking institutions and the legal consequences of the unconformity between Article 1 paragraph 1 of the Act on Financial Services Authority to Article 10 paragraph (4) letter i Law Financial Services Authority Act. This paper uses normative legal research with the approach of legislation and analytical approach to comparative law. The conclusion that can be drawn through this paper is the role of a board member commissioners ex officio from the government to make the level of independence from the FSA that becomes not optimal both in monitoring and in making regulations related to supervision in the banking sector, because of the element of government in the FSA has caused the occurrence of political intervention in the FSA and the legal consequences of the unconformity between Article 1 paragraph 1 of law FSA with Article 10 paragraph (4) letter i OJK law creates legal effect, namely birth, changing and passing a state law, since under Article 1 paragraph 1 of law FSA,the FSA is mentioned as an independent institution, free from intervention from other parties, whereas in Article 10 paragraph (4) letter i law FSA, there is apparently a government elements in it, the misalignment can also lead to the legal consequences of the emergence of different interpretations and uncertainty law, the subsequent impact to the

institution and the public. .


(1)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ix

DAFTAR ISI ... x

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Ruang Lingkup Masalah ... 5

1.4 Orisinalitas Penelitian ... 5

1.5 Tujuan Penulisan ... 8

1.5.1 Tujuan Umum ... 8

1.5.2 Tujuan Khusus ... 8

1.6 Manfaat Penulisan ... 8

1.6.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.6.2 Manfaat Praktis ... 8

1.7 Landasan Teori ... 9


(2)

ix

1.8.1 Jenis Penelitian ... 10

1.8.2 Jenis Pendekatan ... 11

1.8.3 Bahan Hukum/Data ... 11

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum/Data ... 12

1.8.5 Teknik Analisis ... 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERANAN, DEWAN KOMISIONER DAN EX-OFFICIO, INDEPENDENSI PENGAWAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PERBANKAN 2.1 Peranan ... 14

2.1.1 Pengertian Peranan ... 14

2.2 Dewan Komisioner dan Ex-Officio ... 15

2.2.1 Pengertian Dewan Komisioner ... 15

2.2.2 Pengertian Ex-Officio ... 15

2.3 Independensi Otoritas Pengawas Jasa Keuangan ... 15

2.3.1 Pengertian Independensi ... 15

2.3.2 Pengertian Otoritas Independen ... 15

2.3.3Otoritas Independen dalam Penyelenggaraan Kegiatan di Sektor Jasa Keuangan ... 25

2.3.4 Indikator dan Ukuran Independensi Otoritas Pengatur dan Pengawas Jasa Keuangan ... 28

2.4` Otoritas Jasa Keuangan ... 52


(3)

x

2.4.2 Tujuan dan Asas-Asas Otorotas Jasa Keuangan ... 53

2.4.3 Tugas, Fungsi dan Wewenang Otorotas Jasa Keuangan ... 55

2.4.4 Struktur \ Otorotas Jasa Keuangan ... 57

2.5 Pengawasan Lembaga Perbankan ... 58

2.5.1 Pengertian Lembaga Perbankan ... 58

2.5.2 Model Pengawasan Lembaga Perbankan di Indonesia ... 59

2.5.3 Model Pengawasan Lembaga Keuangan di Dunia ... 63

BAB III INDEPENDENSI OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP LEMBAGA PERBANKAN 3.1 Independensi Otoritas Jasa Keuangan dari Aspek Fungsi Pengaturan/Regulatory Independence ... 64

3.2Independensi Otoritas Jasa Keuangan dari Aspek Kelembagaan/Institutional Independence ... 71

3.3 Peranan Anggota Dewan Komisioner Ex-Officio Terhadap Independensi OJK Dalam Melakukan Pengawasan di Bidang Perbankan ... 76

BAB IV AKIBAT HUKUM DARI ADANYA KETIDAKSELARASAN ANTARA PASAL 1 ANGKA 1 UU OJK DENGAN PASAL 10 UU OJK 4.1 Penyebab Terjadinya Ketidakselarasan dalam Suatu Peraturan Perundang-Undangan ... 82


(4)

xi

4.2 Akibat Hukum dari Adanya Ketidakselarasan antara Pasal 1 angka 1 UU OJKdengan Pasal 10 ayat (4)huruf i UU OJK ... 86 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 90 5.2 Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA ... 93


(5)

xiii

ABSTRAK

Tulisan ini membahas mengenai peranan anggota dewan komisioner ex-officio terhadap independensi otoritas jasa keuangan dalam melakukan pengawasan terhadap lembaga perbankan dan akibat hukum dari adanya ketidakselarasan antara Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan dengan Pasal 10 ayat (4) huruf i Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan. Tulisan ini menggunakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analitis perbandingan hukum. Kesimpulan yang dapat ditarik melalui tulisan ini adalahadanya peranan anggota dewan komisioner ex officio yang berasal dari pemerintah menjadikan tingkat independensi dari OJK yang menjadi tidak optimal baik dalam melakukan pengawasan maupun dalam membuat regulasi terkait pengawasan di bidang perbankan, karena adanya unsur pemerintah di OJK telah menyebabkan terjadinya intervensi politik di OJK dan akibat hukum dari adanya ketidakselarasan antara Pasal 1 angka 1 UU OJK dengan Pasal 10 ayat (4) huruf i UU OJK menimbulkan akibat hukum yaitu lahirnya, berubahnya dan lenyapnya suatu keadaan hukum, karena berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU OJK, OJK disebutkan sebagai lembaga yang independen, yang terbebas dari intervensi pihak lain, sedangkan pada Pasal 10 ayat(4) huruf i UU OJK, ternyata terdapat unsur pemerintah di dalamnya, adanya ketidakselarasan ini juga dapat menimbulkan akibat hukum berupa timbulnya perbedaan penafsiran hukum dan ketidakpastian hukum, yang selanjutnya berdampak ke lembaga itu sendiri dan masyarakat.


(6)

xiv

ABSTRACT

This paper discusses the role of the commissioner board members ex-officio of the independence of the financial services authority for supervising banking institutions and the legal consequences of the unconformity between Article 1 paragraph 1 of the Act on Financial Services Authority to Article 10 paragraph (4) letter i Law Financial Services Authority Act. This paper uses normative legal research with the approach of legislation and analytical approach to comparative law. The conclusion that can be drawn through this paper is the role of a board member commissioners ex officio from the government to make the level of independence from the FSA that becomes not optimal both in monitoring and in making regulations related to supervision in the banking sector, because of the element of government in the FSA has caused the occurrence of political intervention in the FSA and the legal consequences of the unconformity between Article 1 paragraph 1 of law FSA with Article 10 paragraph (4) letter i OJK law creates legal effect, namely birth, changing and passing a state law, since under Article 1 paragraph 1 of law FSA,the FSA is mentioned as an independent institution, free from intervention from other parties, whereas in Article 10 paragraph (4) letter i law FSA, there is apparently a government elements in it, the misalignment can also lead to the legal consequences of the emergence of different interpretations and uncertainty law, the subsequent impact to the

institution and the public. . Keywords: Role, Banking Supervision, The Financial Services Authority