Persepsi Wajib Pajak terhadap Kredibilitas dan Profesionalisme Aparat Pajak (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

(1)

ABSTRACT

Incidence of cases concerning tax officials will certainly affect to perception of taxpayer on credibility and professionalism of tax officials. The research was conducted to determine taxpayer's perception of credibility and professionalism of tax officials.

The research method used in this research is descriptive-analytical with case study approach. Data was collected by observing behavior of tax officials in the Tax Office Karees Bandung, interviewing taxpayer and disseminate questionnaires to strengthen interview result. The results showed that the taxpayer’s perception of credibility and professionalism of tax officials generally good although there have been cases that gave a negative opinion of tax officials. However, most taxpayers are still doubting the integrity of the tax officials.

Keywords: perception of the taxpayer, credibility of tax officials, professionalism of tax officials.


(2)

ABSTRAK

Timbulnya kasus-kasus mengenai aparat pajak tentu akan mempengaruhi persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi yaitu mengamati perilaku aparat pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, melakukan wawancara kepada wajib pajak dan menyebarkan kuesioner kepada wajib pajak untuk memperkuat hasil wawancara.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak pada umumnya baik meskipun telah ada kasus-kasus yang memberikan opini negatif terhadap aparat pajak. Akan tetapi sebagian besar wajib pajak masih meragukan integritas dari aparat pajak.

Kata kunci : persepsi wajib pajak, kredibilitas aparat pajak, & profesionalisme aparat pajak


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….i

LEMBAR PENGESAHAN....………..ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...iv

KATA PENGANTAR………..v

ABSTRACT……….vii

ABSTRAK………viii

DAFTAR ISI………...………ix

DAFTAR TABEL………..xii

DAFTAR LAMPIRAN……….xiii

BAB I PENDAHULUAN………..………...…...1

1.1 Latar Belakang Penelitian……….…….…...1

1.2 Identifikasi Masalah………...….6

1.3 Tujuan Penelitian...………..….……….….6

1.4 Manfaat Penelitian………...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN………...8

2.1 Kajian Pustaka………...8

2.1.1 Dasar-dasar Perpajakan………...8

2.1.1.1 Pengertian Pajak...8

2.1.1.2 Tinjauan Pajak Dari Berbagai Aspek...10

2.1.1.3 Fungsi Pajak...11

2.1.1.4 Perlawanan Terhadap Pajak………...12


(4)

2.1.2.1 Pengertian Persepsi………..13

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi………....13

2.1.2.3 Cara-cara Singkat untuk Menilai Orang Lain………….….14

2.1.3 Wajib Pajak...16

2.1.3.1 Pengertian Wajib Pajak………....16

2.1.3.2 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak………...16

2.1.4 Aparat Pajak...20

2.1.5 Kredibilitas Aparat Pajak……….20

2.1.6 Profesionalisme Aparat Pajak………..…24

2.1.6.1 Pengertian Profesionalisme……...………...24

2.1.6.2 Elemen Profesionalisme………...27

2.1.7 Kode Etik Pegawai di Lingkungan Direktorat Jendral Pajak……..28

2.1.8 Nilai-nilai Kementerian Keuangan………..30

2.2 Kerangka Pemikiran...32

BAB III METODE PENELITIAN……….34

3.1 Objek Penelitian...34

3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Karees………..34

3.1.2 Visi KPP Pratama Bandung Karees………...37

3.1.3 Misi KPP Pratama Bandung Karees………...37

3.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas KPP Pratama Bandung Karees………..………38

3.2 Metode Penelitian...40

3.2.1 Teknik pengumpulan data………....42

3.2.2 Tipe Skala………...….44

3.2.3 Operasional Variabel………...44

3.2.4 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden terhadap Skor Ideal ...46


(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian...………..48

4.1.1 Kredibilitas………...48

4.1.1.1 Keahlian (expertise)……… ………48

4.1.1.2 Dapat dipercaya (trustworthiness)……… …………..50

4.1.2 Profesionalisme………52

4.1.2.1 Mempunyai Keahlian dan Pengetahuan yang Luas……….52

4.1.2.2 Bekerja dengan Hati……….54

4.2 Pembahasan………....55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..………...57

5.1 Simpulan...57

5.2 Saran...58

5.3 Keterbatasan Penelitian...59

DAFTAR PUSTAKA...60

LAMPIRAN...61


(6)

DAFTAR TABEL

Table 1 Indikator Kredibilitas Aparat Pajak………...45

Table 2 Indikator Profesionalisme Aparat Pajak………45

Table 3 Skala Likert………46

Table 4 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden terhadap Skor Ideal…..47

Table 5 Rekapitulasi Tanggapan Responden……….48

Table 6 Rekapitulasi Tanggapan Responden……….50

Table 7 Rekapitulasi Tanggapan Responden……….52


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees……….….63

Lampiran B. Daftar Pertanyaan Wawancara………..64

Lampiran C. Kuesioner………...66


(8)

PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan salah satu kewajiban kenegaraan dalam rangka kegotong-royongan nasional sebagai peran serta aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan. Pengadaan dana merupakan masalah yang penting bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional.

Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik meterial maupun spiritual (Waluyo, 2011:2). Masalah pembiayaan pembangunan harus diperhatikan untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut. Menurut Waluyo (2011:2), salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri barupa pajak. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama.

Secara garis besar, uang pajak yang dibayarkan oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dialokasikan peruntukkannya untuk membiayai program kerja yang


(9)

PENDAHULUAN

dikelola oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Program kerja pemerintah pusat dibiayai melalui skema Daftar Isian Pelaksanaan Kegiatan (DIPA) masing-masing Kementerian dan Lembaga Negara. Sedangkan, alokasi untuk Pemerintah Daerah, dijalankan melalui skema Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Bagi Hasil. Selain itu, ada juga skema subsidi Pemerintah Pusat yang tujuannya untuk mengurangi beban masyarakat. Tahun 2012, sesuai dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2012 pos Belanja Negara ditetapkan sebesar Rp 1.435, 406 triliun. Selanjutnya, dana kemudian dilakoksasikan untuk pos-pos pengeluaran yang tersebar di seluruh Kementerian atau Lembaga Negara, termasuk untuk membayar bunga dan pokok pinjaman luar negeri dan membiayai subsidi Bahan Bakar Minyak, Listrik dan Pangan. (http://www.pajak.go.id/content/untuk-apa-bayar-pajak)

Berdasarkan data yang pernah diluncurkan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW), estimasi kerugian APBN akibat korupsi terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data itu, kerugian akibat korupsi tahun 2004 mencapai Rp. 4,3 triliun, lalu tahun 2005 terdapat kebocoran Rp. 5,3 triliun, dan ditahun 2006 angka yang dikorupsi meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu Rp. 14,4 triliun. Tahun selanjutnya secara kasat mata, rakyat tertentu dapat memberi penilaian lewat kasus-kasus yang sekarang tengah diproses dan diungkap. (http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=302358) Beberapa kasus yang saat ini menjadi topik hangat diantaranya:

 Gayus Tambunan, Pangkat: III-A, Jabatan: Bagian Penelaah Keberatan di Seksi Banding dan Gugatan Direktorat Pajak, Gaji: Rp 12,1 juta per bulan, tabungan


(10)

PENDAHULUAN

dalam rekening: Rp 25 miliar, Modus: Selama 2007-2009, bekerja sama dengan sejumlah konsultan pajak membantu "mengurus" proses banding ke pengadilan pajak. Garapan: 21 perusahaan, tiga di antaranya perusahaan tambang batu bara milik tokoh politik. Kasus: Terjerat kasus penyuapan terhadap sejumlah polisi. Terjerat kasus korupsi dan gratifikasi. Terjerat kasus pemalsuan paspor karena pelesiran saat ditahan. Terjerat kasus penyuapan petugas penjara karena pelesiran saat ditahan. Status kasus: Divonis tujuh tahun penjara dan menghadapi vonis lainnya.

 Bahasyim Assifie, Jabatan: Bekas Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Jakarta VII, Gaji: Rp 20 juta per bulan. Total uang dalam rekening: Rp 61,1 miliar, yang terdiri atas rekening Sri Purwanti, istrinya, Rp 35 miliar plus US$ 1 juta; kedua anaknya, Winda Arum Sari dan Riyanti Irianti, masing-masing Rp 19 miliar dan Rp 2,1 miliar. Harta lainnya: Rumah di daerah Pancoran, Jakarta Selatan, yang diperkirakan senilai Rp 1,5 miliar. Rumah di Jalan Cianjur, Menteng, Jakarta Pusat, senilai Rp 25 miliar. Rumah di kompleks Mas Naga, Bekasi, Jawa Barat, senilai Rp 1 miliar. Tanah 12 hektare di Cimanggis, Depok. Kasus: Menyalahgunakan wewenangnya sebagai Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. Meminta uang Rp 1 miliar kepada wajib pajak bernama Kartini Mulyadi, salah satu Komisaris PT Tempo Scan. Melakukan pencucian uang dengan modus memindahkan harta ke beberapa rekening miliknya serta milik istri dan anak-anaknya. Status kasus: divonis 12 tahun penjara.


(11)

PENDAHULUAN

 Denok Taviperiana. Pangkat: III-D di Direktorat Jenderal Pajak. Total harta: Rp 5,5 miliar, dalam bentuk deposito Rp 3 miliar. Polis asuransi jiwa dengan premi tunggal senilai Rp 1 miliar pada 2007. Modus: Diduga menerima suap. Status Kasus: Dihentikan.

 Dhana Widyatmika. Pangkat: III-C. Jabatan: Dinas Pajak DKI Jakarta. Total Harta dalam rekening: Rp 60 miliar. Berbisnis jual-beli mobil. Kasus: Diproses Kejaksaan Agung dan menjadi tersangka.

(http://www.tempo.co/read/news/2012/02/25/063386311/Skandal-Mirip-Gayus-Rp-60-Miliar-Terbongkar)

Kasus-kasus tersebut tentu saja membentuk opini negatif masyarakat tentang pajak dan pegawai pajak secara keseluruhan. Masyarakat beranggapan bahwa pajak yang dibayarkan hanya untuk memperkaya para koruptor. Padahal sebenarnya masyarakat yang membayar pajak maupun tidak, menikmati hasil pajak yang dibayarkan. Kenyataannya pemerintah sampai saat ini masih memberikan subsidi untuk sektor-sektor tertentu yang sangat mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Mulai dari subsisi Bahan Bakar Minyak (BBM), Listrik, Pangan, Pupuk, Benih, Minyak Goreng dan Beras untuk Rakyat Miskin (Raskin).

Sebenarnya, celah yang digunakan oleh para aparat ini adalah keinginan wajib pajak untuk membayar pajak seminimal mungkin dengan jalan penghematan pajak, atau manajemen pajak. Penghematan pajak ini tidak mengambil hak para pembayar pajak sama sekali, justru menurut penilaian penulis, pihak yang dirugikan dalam penghematan ini adalah negara, bukan masyaratakat secara langsung. Pajak yang seharusnya


(12)

PENDAHULUAN

dibayarkan lebih kepada negara diminimalisasikan dengan cara tertentu sehingga pajak yang diberikan menjadi lebih kecil. Jika ada rasa profesionalisme dalam diri para aparat pajak, tentunya hal ini tidak akan terjadi. Aparat akan menolak tawaran wajib pajak untuk melakukan minimalisasi pajak meskipun ditawari dengan imbalan yang tidak sedikit. Hal ini yang membuat profesionalisme penting dalam profesi, khususnya aparat pajak. Masyarakat membutuhkan seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi untuk dapat menjadi andalan masyarakat atau wajib pajak, sebab tidak semua hal dapat dilakukan dan dikuasi oleh masyarakat. Misalkan tentang dunia perpajakan, hanya mereka yang berkecimpung yang memahaminya.

Selain membutuhkan seseorang yang dapat diandalkan yang menguasi ilmu dibidangnya (professional), masyarakat pun membutuhkan seseorang yang dapat dipercaya. Adanya kasus-kasus yang mencuat seperti gayus, sedikitinya mempengaruhi rasa percaya masyarakat kepada aparat pajak. Beban berat Direktorat Jenderal Pajak saat ini adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat. Tanpa adanya kredibilitas aparat pajak akan sulit untuk merealisasikan tujuan pembangunan, karena itu kredibilitas sangat diperlukan oleh aparat pajak.

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan betapa pentingnya kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak dimata wajib pajak. Oleh karena itu, penulis sangatlah tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan pembuatan skripsi dengan memberi judul “Persepsi Wajib Pajak Terhadap Kredibilitas dan Profesionalisme Aparat Pajak“


(13)

PENDAHULUAN

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah mengamati latar belakang penelitian di atas, penulis bermaksud mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas aparat pajak? 2. Bagaimana persepsi wajib pajak terhadap profesionalisme aparat pajak?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diperoleh di dalam melakukan penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas aparat pajak.

2. Mengetahui persepsi wajib pajak terhadap profesionalisme aparat pajak.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dituangkan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak:

Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan saran dan masukan dalam upaya peningkatan kualitas para aparat pajak dalam memberikan kepercayaan kepada wajib pajak, sehingga persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak tetap positif.

2. Bagi Penulis:

Penulis berharap penelitian ini dapat memperdalam pengetahuan dan pemahaman mengenai perpajakan baik secara teori maupun praktek, khususnya


(14)

PENDAHULUAN

mengenai persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak.

3. Bagi Peneliti Lain:

Penulis berharap dapat menambah kepustakaan bagi para pembaca mengenai persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang hendak melakukan penelitian dengan topik yang sama.


(15)

SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

1. Persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas aparat pajak pada umumnya baik. Akan tetapi wajib pajak masih meragukan integritas aparat pajak. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, wajib pajak memandang aparat pajak sebagai seseorang yang memiliki keahlian, baik keahlian teknis, keahlian interaksi atau hubungan antar manusia dan keahlian konseptual, serta dapat dipercaya yaitu bersifat jujur, reliabel dan loyal terhadap instansinya namun tidak dengan integritas, wajib pajak meragukan apakah aparat pajak menerima imbalan dari wajib pajak dan apakah aparat pajak bersih dari tindakan-tindakan tercela.

2. Persepsi wajib pajak terhadap profesionalisme aparat pajak adalah baik. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, wajib pajak memandang aparat pajak sebagai seseorang yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas serta bekerja dengan hati. Aparat pajak merupakan seseorang yang dapat diandalkan dalam mengayomi masyarakat.


(16)

SIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian atas persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, penulis mencoba mengemukakan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees

Persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak memang dapat dikatakan baik. Tetapi dengan adanya kasus-kasus yang timbul, kepercayaan masyarakat terhadap aparat pajak menurun. Masyarakat (wajib pajak) meragukan integritas aparat pajak. Penulis menyarankan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees untuk meningkatkan integritas aparat pajaknya agar mendapatkan kepercayaan masyarakat kembali, dengan cara mengadakan seminar-seminar yang berhubungan dengan personal integrity,

proses seleksi yang diadakan untuk merekrut aparat pajak dilaksanakan seobyektif mungkin, bila perlu menggunakan jasa lembaga yang independen untuk menentukan seleksi dari calon pegawai Direktorat Jenderal Pajak, dengan menggunakan standar yang tinggi dan ketat dan pelaksanaan proses seleksi yang jujur, perbaikan-perbaikan sistem Direktorat Jenderal Pajak, serta mekanisme pengawasan yang lebih ketat.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan serupa, sebaiknya melakukan penelitian terhadap subjek lain yang lebih luas seperti membandingkan persepsi aparat pajak dan wajib pajak mengenai kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak.


(17)

SIMPULAN DAN SARAN

5.3 Keterbatasan Penelitian

Hasil dari penelitian ini kurang mewakili populasi wajib pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. Jumlah wajib pajak (badan dan orang pribadi) aktif yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees adalah sebesar 72.814 sedangkan sampel yang diambil hanya 100. Ini disebabkan keterbatasan waktu yang dimiliki penulis.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Almalifah, Siti Mahmodha. 2004. Analisis Karakteristik Individu dan Karakteristik Organisasi terhadap Pengembangan Karir Pegawai. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Universitas Airlangga. Surabaya.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder., dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Penerbit: Erlangga. Jakarta.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2010.Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis. Penerbit: Andi. Yogyakarta.

Fraenkel, J. & Wallen, N. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. SecondEdition. New York: McGraw-Hill Inc.

Hisar Pasaribu. 2001. Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawas Intern dan Pelaporan Hasil Pemeriksaan terhadap Keefektivan Pengendalian Pelaksanaan Anggran: Suatu Penelitian Empiris. Jurnal Akuntasi dan Manajemen, STIE YKPN.

Hudiwinarsih, Gunasti. 2005. Pengaruh Pengalaman Auditor Interen Bank terhadap Profesionalisme dan Keterkaitannya dengan Kinerja, Komitmen, & Turnover Intensions.Jurnal Ventura. No. 1 Vol. 8.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A & B Terpadu. Penerbit: Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta.

Jogiyanto. 2004.Metodelogi Penelitian Bisnis.Penerbit: BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta Mardiasmo. 2008.Perpajakan Edisi Revisi 2008.Penerbit: Andi. Yogyakarta.

Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian. Penerbit: Ghalia Indonesia, Bogor

Muchlas, Makmuri. 2008. Perilaku Organisasi. Penerbit: Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pustaka Utama Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi keempat. Penerbit: PT Gramedia. Jakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Penerbit: PT Remaja Rosdakarya, Bandung


(19)

Soemitro Rochmat. 2004. Asas dan Dasar Perpajakan 2. Penerbit: PT Refika Aditama. Bandung.

Sugiyono. 2005.Statistika untuk Penelitian. Penerbit: CV Alfabeta, Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D. Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Surbakti, Nurhayati dan Siska Maria E. S. 2008. Pengaruh Kredibilitas Pegawai dalam Komunikasi Interpersonal terhadap Sikap Nasabah Pada Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis. Nomor 1. Volume 4. Halaman 1-13

Susetyo, Budi. 2009. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel Moderating. Magister Sains Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang

Syam, Nina. 2011. Psikologi sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Penerbit: Simbiosa Rekatama Media, Bandung

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Buku 1. Edisi 10. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Undang-undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

http://www.depkeu.go.id/Ind/others/NilaiKemenkeu/nilai_kemenkeu.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Kredibilitas

http://www.pajak.go.id/content/untuk-apa-bayar-pajak

http://www.pitoyo.com

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=302358

http://www.tempo.co/read/news/2012/02/25/063386311/Skandal-Mirip-Gayus-Rp-60-Miliar-Terbongkar


(1)

mengenai persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak.

3. Bagi Peneliti Lain:

Penulis berharap dapat menambah kepustakaan bagi para pembaca mengenai persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang hendak melakukan penelitian dengan topik yang sama.


(2)

SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak, penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

1. Persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas aparat pajak pada umumnya baik. Akan tetapi wajib pajak masih meragukan integritas aparat pajak. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, wajib pajak memandang aparat pajak sebagai seseorang yang memiliki keahlian, baik keahlian teknis, keahlian interaksi atau hubungan antar manusia dan keahlian konseptual, serta dapat dipercaya yaitu bersifat jujur, reliabel dan loyal terhadap instansinya namun tidak dengan integritas, wajib pajak meragukan apakah aparat pajak menerima imbalan dari wajib pajak dan apakah aparat pajak bersih dari tindakan-tindakan tercela.

2. Persepsi wajib pajak terhadap profesionalisme aparat pajak adalah baik. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner, wajib pajak memandang aparat pajak sebagai seseorang yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas serta bekerja dengan hati. Aparat pajak merupakan seseorang yang dapat diandalkan dalam mengayomi masyarakat.


(3)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian atas persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees, penulis mencoba mengemukakan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees

Persepsi wajib pajak terhadap kredibilitas dan profesionalisme aparat pajak memang dapat dikatakan baik. Tetapi dengan adanya kasus-kasus yang timbul, kepercayaan masyarakat terhadap aparat pajak menurun. Masyarakat (wajib pajak) meragukan integritas aparat pajak. Penulis menyarankan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees untuk meningkatkan integritas aparat pajaknya agar mendapatkan kepercayaan masyarakat kembali, dengan cara mengadakan seminar-seminar yang berhubungan dengan personal integrity, proses seleksi yang diadakan untuk merekrut aparat pajak dilaksanakan seobyektif mungkin, bila perlu menggunakan jasa lembaga yang independen untuk menentukan seleksi dari calon pegawai Direktorat Jenderal Pajak, dengan menggunakan standar yang tinggi dan ketat dan pelaksanaan proses seleksi yang jujur, perbaikan-perbaikan sistem Direktorat Jenderal Pajak, serta mekanisme pengawasan yang lebih ketat.

2. Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan serupa, sebaiknya melakukan penelitian terhadap subjek lain yang lebih luas seperti


(4)

SIMPULAN DAN SARAN

5.3 Keterbatasan Penelitian

Hasil dari penelitian ini kurang mewakili populasi wajib pajak yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. Jumlah wajib pajak (badan dan orang pribadi) aktif yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees adalah sebesar 72.814 sedangkan sampel yang diambil hanya 100. Ini disebabkan keterbatasan waktu yang dimiliki penulis.


(5)

Almalifah, Siti Mahmodha. 2004. Analisis Karakteristik Individu dan Karakteristik Organisasi terhadap Pengembangan Karir Pegawai. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Universitas Airlangga. Surabaya.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder., dan Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Penerbit: Erlangga. Jakarta.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2010.Perpajakan Indonesia Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis. Penerbit: Andi. Yogyakarta.

Fraenkel, J. & Wallen, N. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. SecondEdition. New York: McGraw-Hill Inc.

Hisar Pasaribu. 2001. Pengaruh Profesionalisme Satuan Pengawas Intern dan Pelaporan Hasil Pemeriksaan terhadap Keefektivan Pengendalian Pelaksanaan Anggran: Suatu Penelitian Empiris. Jurnal Akuntasi dan Manajemen, STIE YKPN.

Hudiwinarsih, Gunasti. 2005. Pengaruh Pengalaman Auditor Interen Bank terhadap Profesionalisme dan Keterkaitannya dengan Kinerja, Komitmen, & Turnover Intensions.Jurnal Ventura. No. 1 Vol. 8.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A & B Terpadu. Penerbit: Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta.

Jogiyanto. 2004.Metodelogi Penelitian Bisnis.Penerbit: BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta Mardiasmo. 2008.Perpajakan Edisi Revisi 2008.Penerbit: Andi. Yogyakarta.

Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian. Penerbit: Ghalia Indonesia, Bogor

Muchlas, Makmuri. 2008. Perilaku Organisasi. Penerbit: Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Pustaka Utama Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi keempat. Penerbit: PT Gramedia. Jakarta.


(6)

Soemitro Rochmat. 2004. Asas dan Dasar Perpajakan 2. Penerbit: PT Refika Aditama. Bandung.

Sugiyono. 2005.Statistika untuk Penelitian. Penerbit: CV Alfabeta, Bandung

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D. Penerbit: Alfabeta. Bandung.

Surbakti, Nurhayati dan Siska Maria E. S. 2008. Pengaruh Kredibilitas Pegawai dalam Komunikasi Interpersonal terhadap Sikap Nasabah Pada Perusahaan. Jurnal Administrasi Bisnis. Nomor 1. Volume 4. Halaman 1-13

Susetyo, Budi. 2009. Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Pertimbangan Auditor dengan Kredibilitas Klien sebagai Variabel Moderating. Magister Sains Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang

Syam, Nina. 2011. Psikologi sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Penerbit: Simbiosa Rekatama Media, Bandung

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Buku 1. Edisi 10. Penerbit: Salemba Empat. Jakarta.

Undang-undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

http://www.depkeu.go.id/Ind/others/NilaiKemenkeu/nilai_kemenkeu.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Kredibilitas

http://www.pajak.go.id/content/untuk-apa-bayar-pajak

http://www.pitoyo.com

http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=302358

http://www.tempo.co/read/news/2012/02/25/063386311/Skandal-Mirip-Gayus-Rp-60-Miliar-Terbongkar


Dokumen yang terkait

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Terhadap Pembayaran Pajak dan Pelaporan SPT Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur

5 119 74

Peranan Account Representative (AR) Dalam Pelayanan Terhadap Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees

0 5 1

Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)

16 165 122

Analisis Program Sensus Pajak Nasional Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan(Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 2 27

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

1 4 21

Pengaruh Tingkat Penghasilan dan Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 23

Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

0 2 23

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kualitas Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Survei terhadap Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 18

Pengaruh Penerapan Aplikasi E-SPT terhadap Kepuasan Wajib Pajak: Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees.

1 1 25

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

6 21 23