Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

(1)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the impact of tax audit and taxpayer compliance on income tax act 25 at Bandung Karees Tax Service Office. This research was using quantitative data and primer data, that was obtained from Bandung Karees Tax Service Office for the period of 2009 until 2011. Data are analyzed using multiple linear regressions. The result of this research show that tax audit and taxpayer compliance does not affect income tax act 25 both partially and simultaneously at Bandung Karees Tax Service Office for the period of 2009 until 2011.

Key Words:


(2)

ix

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data primer yang didapat dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees per bulan mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan pasal 25 baik secara parsial maupun simultan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees periode 2009-2011.

Kata Kunci:


(3)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 9

2.1 Dasar-Dasar Perpajakan ... 9


(4)

xi

2.1.2 Fungsi Pajak ... 10

2.1.3 Teori-teori Pemungutan Pajak ... 11

2.1.4 Pengelompokkan Pajak ... 13

2.1.5 Asas Pemungutan Pajak ... 14

2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak ... 15

2.1.7 Syarat Pemungutan Pajak ... 16

2.2 Pajak Penghasilan (PPh) ... 17

2.2.1 Subjek Pajak Penghasilan ... 18

2.2.2 Objek Pajak Penghasilan ... 18

2.2.3 Jenis-Jenis Pajak Penghasilan ... 21

2.2.3.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 ... 21

2.2.3.2 Pajak Penghasilan Pasal 22 ... 22

2.2.3.3 Pajak Penghasilan Pasal 23 ... 22

2.2.3.4 Pajak Penghasilan Pasal 24 ... 23

2.2.3.5 Pajak Penghasilan Pasal 25 ... 24

2.2.3.6 Pajak Penghasilan Pasal 26 ... 25

2.3 Surat Pemberitahuan (SPT) ... 26

2.3.1 Definisi SPT ... 26

2.3.2 Jenis dan Fungsi SPT ... 26

2.3.3 Batas Waktu Penyampaian SPT ... 28

2.4 Surat Ketetapan Pajak ... 28

2.4.1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)... 29

2.4.2 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) ... 30


(5)

xii

2.4.3 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) ... 31

2.4.4 Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) ... 31

2.5 Pemeriksaan Pajak ... 32

2.5.1 Pengertian Pemeriksaan Pajak ... 32

2.5.2 Tujuan Pemeriksaan ... 33

2.5.3 Jenis, Ruang Lingkup dan Jangka Waktu Pemeriksaan ... 35

2.5.4 Tahapan Pemeriksaan ... 37

2.6 Kepatuhan Wajib Pajak ... 46

2.6.1 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ... 46

2.7 Penerimaan Pajak Penghasilan ... 48

2.8 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 49

2.8.1 Hubungan Pemeriksaan Pajak dengan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 ... 49

2.8.2 Hubungan Kepatuhan Wajib Pajak dengan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 ... 49

2.8.3 Hubungan Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 ... 50

2.9 Kerangka Pemikiran ... 50

2.10 Hipotesis ... 57

BAB III METODE PENELITIAN ... 58


(6)

xiii

3.2 Metode Penelitian ... 58

3.3 Model Analisis ... 60

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 60

3.4.1 Variabel Dependen ... 60

3.4.2 Variabel Independen ... 61

3.5 Metode Penentuan Populasi dan Sampel ... 61

3.5.1 Populasi ... 61

3.5.2 Sampel ... 62

3.6 Skala Pengukuran dan Metode Pengumpulan Data ... 62

3.6.1 Skala Pengukuran ... 62

3.6.2 Metode Pengumpulan Data ... 62

3.7 Teknik Analisis Data ... 64

3.7.1 Uji Asumsi Klasik ... 64

3.7.2 Analisis Regresi Berganda ... 65

3.8 Pengujian Hipotesis ... 65

3.8.1 Uji Simultan (Uji F) ... 65

3.8.2 Uji Parsial (Uji T) ... 66

3.8.3 Koefisien Korelasi Parsial ... 67

3.8.4 Koefisien Determinasi ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69

4.1 Hasil Penelitian ... 69

4.1.1 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees ... 69


(7)

xiv

4.1.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung

Karees ... 69

4.1.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 72

4.1.1.3 Uraian Tugas dan Jabatan KPP Pratama Bandung Karees ... 74

4.1.1.4 Visi dan Misi KPP Pratama Bandung Karees 80

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian ... 80

4.1.3 Hasil Statistik Deskriptif ... 82

4.1.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 83

4.1.5 Analisis Regresi Berganda ... 89

4.1.6 Uji Simultan (Uji F) ... 91

4.1.7 Uji Parsial (Uji T) ... 93

4.1.8 Koefisien Korelasi Parsial ... 95

4.1.9 Koefisien Determinasi Simultan ... 97

4.2 Analisis dan Pembahasan ... 98

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 101

5.1 Simpulan ... 101

5.2 Saran………. ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 104

DAFTAR LAMPIRAN ... 106


(8)

xv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran ... 56 Gambar 2 Model Analisis ... 60

Gambar 3 Bagan Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees 73

Gambar 4 Output Pengujian Heteroskedastisitas ... 86 Gambar 5 Output Pengujian Normalitas ... 87


(9)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Penerimaan Perpajakan 2002-2007 ... 2

Tabel II Deskripsi Data Penelitian ... 81

Tabel III Statistik Deskriptif ... 82

Tabel IV Output Pengujian Besaran VIF dan Tolerance ... 84

Tabel V Output Pengujian Autokorelasi ... 88

Tabel VI Koefisien Regresi Berganda ... 90

Tabel VII Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 92

Tabel VIII Hasil Uji Parsial (Uji T) ... 93

Tabel IX Koefisien Korelasi Parsial ... 96


(10)

xvii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Regresi Linier Berganda ... 106

Lampiran B Uji Asumsi Multikolinieritas ... 107

Lampiran C Uji Asumsi Heteroskedastisitas ... 108

Lampiran D Uji Asumsi Normalitas ... 109

Lampiran E Uji Asumsi Autokorelasi ... 110

Lampiran F Pengujian Hipotesis ... 111

Lampiran G Koefisien Determinasi ... 112

Lampiran H Pemeriksaan Pajak ... 113

Lampiran I Kepatuhan Wajib Pajak ... 114


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Semua pemerintahan suatu negara dalam melaksanakan fungsinya membangun negara, memerlukan dana yang jumlahnya tidak sedikit, termasuk Indonesia. Perkembangan perekonomian global, ikut memacu pemerintah dalam membenahi semua sektor, terutama perekonomian. Dalam membenahi semua sektor tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu, pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dananya hanya mengandalkan dua sumber pokok, yaitu sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri, sebagaimana tercantum dalam APBN. Sumber dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah (grant), sedangkan sumber dana dalam negeri di dapat melalui penjualan migas dan non-migas serta pajak. Sumber penerimaan negara dalam negeri yang paling potensial adalah penerimaan pajak.

Penerimaan dalam negeri dari sektor pajak telah menjadi faktor yang sangat penting dan sekarang ini menjadi andalan penerimaan negara. Menurut data yang didapat, penerimaan sektor pajak periode 2002-2007, dari tahun ke tahun jumlahnya mengalami peningkatan. Penerimaan dari sektor pajak mencapai angka sekitar 70.37%-71,30% dari total penerimaan dalam negeri, hal ini dapat dilihat dari tabel I sebagai berikut:


(12)

BAB I Pendahuluan 2

Tabel I

Penerimaan Perpajakan 2002-2007 (dalam miliar rupiah)

Tahun Anggaran

Penerimaan Perpajakan

Penerimaan Dalam Negeri

Persentase (%)

2002 210.087,5 298.527,5 70.37

2003 242.048,1 340.928,3 71,00

2004 280.558,8 403.104,6 69,60

2005 347.031,1 493.919,4 70,26

2006 409.203,0 636.153,1 64,32

2007 492.000,0 690.000,0 71,30

Sumber: Nota Keuangan 2007

Usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak salah satunya adalah melakukan reformasi kebijakan perpajakan. Hal ini dilakukan sejak tahun 1983 dengan melakukan perubahan sistem perpajakan yaitu dari sistem official assessment menjadi self assessment. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengefektifkan administrasi perpajakan. Perbedaan antara dua sistem ini, yakni dalam sistem official assessment tanggung jawab pemungutan terletak sepenuhnya pada pemerintah, sedangkan dalam sistem self assessment Wajib Pajak diberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri kewajiban pajaknya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajakan.


(13)

BAB I Pendahuluan 3

Konsekuensi dari perubahan ini adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan, pembinaan dan penerapan sanksi pajak. Usaha yang dilakukan fiskus untuk efektivitas jalannya sistem self assessment dan meningkatkan penerimaan pajak, antara lain dengan melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan pajak. Ekstensifikasi ditempuh dengan meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang aktif, sedangkan intensifikasi dapat ditempuh dengan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, peningkatan kualitas aparatur perpajakan, pelayanan prima terhadap Wajib Pajak dan pembinaan kepada Wajib Pajak, pengawasan administratif, pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pasif dan aktif. Oleh karena itu, dengan menggunakan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dan diharapkan administrasi perpajakan dapat dilaksanakan dengan rapi, terkendali, sederhana dan mudah dipahami oleh setiap anggota masyarakat dalam hal ini Wajib Pajak.

Namun dalam pelaksanaannya, sistem self assessment ini memiliki kelemahan dimana adanya kesempatan bagi Wajib Pajak untuk melakukan penyelundupan pajak yang disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak dengan pemerintah. Wajib Pajak selalu berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena dengan membayar pajak dianggap dapat mengurangi kemampuan ekonomis Wajib Pajak. Di lain pihak pemerintah memerlukan dana yang besar untuk membiayai pembangunan, yang mana sebagian besar berasal dari sektor penerimaan pajak. Adanya perbedaan kepentingan ini menyebabkan Wajib Pajak cenderung untuk mengurangi jumlah kewajiban pajaknya, baik secara legal maupun ilegal.


(14)

BAB I Pendahuluan 4

Agar sistem self assessment berjalan secara efektif, keterbukaan dan pelaksanaan penegakan hukum merupakan hal yang paling penting. Penegakan hukum ini dapat dilakukan dengan adanya pemeriksaan atau penyidikan pajak dan penagihan pajak. Pemeriksaan merupakan instrumen yang baik untuk meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan, yang tujuannya untuk menguji dan meningkatkan kepatuhan perpajakan seorang Wajib Pajak (Priantara, 2000:24).

Dengan demikian, pemeriksaan pajak menjadi satu hal yang penting sebagai alat pengontrol, yaitu untuk mengetahui apakah peraturan perpajakan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya oleh Wajib Pajak. Namun, dengan melihat perbandingan antara jumlah Wajib Pajak yang sangat besar dan minimnya sumber daya yang ada di Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak), tidak semua Wajib Pajak dapat dilakukan pemeriksaan secara bersamaan. Oleh karenanya, Ditjen Pajak menetapkan beberapa kriteria tertentu dalam melakukan pemeriksaan pajak.

Sesuai dengan pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 menyebutkan, Direktorat Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Ryan Hendryanto (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh pemeriksaan pajak dan tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap tingkat penerimaan pajak di Direktorat


(15)

BAB I Pendahuluan 5

Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak dan tingkat kepatuhan wajib pajak secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan pajak. Selain itu, Debby Oktivani (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh kepatuhan wajib pajak dan pemeriksaan pajak terhadap jumlah penerimaan pajak penghasilan pasal 25/29 di KPP Kota Madiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kepatuhan wajib pajak dan jumlah aktivitas pemeriksaan pajak secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPh pasal 25/29 di KPP Madiun.

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian sebelumnya adalah penulis akan melakukan penelitian pemeriksaan pajak yang dapat dilihat dari SKP, yaitu jumlah SKPKB yang diterbitkan oleh KPP Pratama Bandung Karees per bulan dari tahun 2009 sampai dengan 2011 dan kepatuhan wajib pajak diukur dengan membandingkan jumlah surat pemberitahuan masa PPh Pasal 25 yang dilaporkan tepat waktu dengan wajib pajak aktif, sedangkan tingkat penerimaan pajak dapat dilihat dari jumlah penerimaan pajak penghasilan pasal 25 baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan yang diterima KPP Pratama Bandung Karees per bulan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Sedangkan penelitian terdahulu, pemeriksaan pajak dan tingkat kepatuhan wajib pajak di ukur dengan menyebarkan kuesioner di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I dan penerimaan pajak dilihat dari keseluruhan penerimaan pajak yang ada di Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I.


(16)

BAB I Pendahuluan 6

Sejalan dengan hal tersebut di atas, penulis melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karees Bandung berkenaan dengan masalah pemeriksaan pajak dengan judul “Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 (Studi Kasus Pada KPP Pratama Bandung Karees)”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi dalam masalah ini adalah:

1. Apakah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25? 2. Apakah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak memiliki pengaruh yang

signifikan secara simultan terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25? 3. Seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap

tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25 secara parsial?

4. Seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25 secara simultan?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25.


(17)

BAB I Pendahuluan 7

2. Untuk mengetahui apakah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25 secara parsial.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25 secara simultan.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti

Dapat memberikan pemahaman mengenai pemeriksaan pajak dan tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25, dan sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar kesarjanaan.

2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Sebagai masukan dalam upaya peningkatan penerimaan pajak khususnya pajak penghasilan pasal 25 melalui peningkatan profesionalisme kerja sesuai dengan tata cara pemeriksaan di bidang perpajakan.

3. Bagi wajib pajak

Memberikan pemahaman tentang pemeriksaan pajak dan pemahaman terhadap kewajiban perpajakan.


(18)

BAB I Pendahuluan 8

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadi bahan referensi untuk melanjutkan penelitian mengenai pemeriksaan pajak.


(19)

101

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan bantuan dari SPSS 17.0 for windows, yaitu dengan metode regresi berganda serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini.

1. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.

a. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel Pemeriksaan Pajak secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan PPh Pasal 25.

b. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan PPh Pasal 25.

2. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.

Berdasarkan Uji F dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 di KPP Pratama Bandung Karees untuk periode 2009-2011.


(20)

BAB V Simpulan dan Saran 102

3. Besarnya pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.

a. Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 adalah lemah karena besarnya hanya 7,73%.

b. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 adalah lemah karena besarnya 0,01%.

4. Besarnya pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 adalah sebesar 4,3%. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang rendah terhadap Penerimaan PPh Pasal 25, karena sisanya sebesar 95,7% masih banyak dipengaruhi oleh faktor lainnya.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti yang sekaligus sebagai penulis akan mencoba untuk memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Kantor Pelayanan Pajak sebaiknya lebih giat lagi melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang kurang bayar sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak.


(21)

BAB V Simpulan dan Saran 103

2. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Direktorat Jenderal Pajak hendaknya melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak seperti melakukan penyuluhan-penyuluhan pajak, pelayanan Account Representatives (AR) yang lebih ramah terhadap wajib pajak sehingga wajib pajak mau menyerahkan surat pemberitahuannya tepat waktu yang pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan pajak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu, skala pengukuran yang digunakan pada variabel X dan variabel Y yang tidak sama. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan variabel penelitian yang berbeda (skala pengukuran sama) sehingga akan memiliki hasil penelitian yang lebih baik.


(22)

104

DAFTAR PUSTAKA

Bwoga, Hanantha. Dkk. 2005. Pemeriksaan Pajak Di Indonesia, PT. Grafindo, Jakarta. Dr. Salip, Msc, Akt. dan Tendy Wato, SE. 2006. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap

Penerimaan Pajak Studi Kasus: di KPP Jakarta Kebon Jeruk”. Jurnal Keuangan Publik, Vol 4, hal. 61-81.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang, Universitas Diponegoro.

Gunadi. 2005. “Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak (Tax

Compliance)”. Jurnal Perpajakan Indonesia, Vol 4, hal. 4-9.

Hutagaol, John. 2007. Perpajakan : Isu isu Kontemporer, Graha Ilmu, Yogyakarta. Ismawan, Indra. 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000, PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Mardiasmo. 2008. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. 2009. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Narimawati, Umi. 2010. Penulisan Karya Ilmiah, Genesis, Bekasi.

Nurmanto, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan, Kelompok Yayasan Obar, Jakarta. Oktivani, Debby. 2007. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah Pemeriksaan

terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Madiun. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Priantara, Diaz, 2000. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, Djembatan, Jakarta. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Santosa dan Ashari, 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sofyan, Marcus Taufan. 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Skripsi STAN, Tangerang.


(23)

Daftar Pustaka 105

Universitas Kristen Maranatha Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Suryadi. 2006. “Model hubungan kausal Kesadaran,Pelayanan,Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan pajak :Suatu Survey di wilayah

Jawa Timur”. Jurnal Keuangan Publik, Vol 4, hal. 105-121.

Widodo, Widi. 2010. Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak, CV Alfabeta, Bandung. Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.

Zain, Mohammad. 2004. Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.

____________. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER – 9/PJ/2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

____________. Peraturan Menteri Keuangan Repubik Indonesia Nomor

199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.

_____________. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

____________. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


(1)

BAB I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha 4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadi bahan referensi untuk melanjutkan penelitian mengenai pemeriksaan pajak.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan bantuan dari SPSS 17.0 for windows, yaitu dengan metode regresi berganda serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini.

1. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.

a. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel Pemeriksaan Pajak secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan PPh Pasal 25.

b. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penerimaan PPh Pasal 25.

2. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.

Berdasarkan Uji F dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa variabel Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 di KPP Pratama Bandung Karees untuk periode 2009-2011.


(3)

BAB V Simpulan dan Saran 102

Universitas Kristen Maranatha 3. Besarnya pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial

terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.

a. Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 adalah lemah karena besarnya hanya 7,73%.

b. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 adalah lemah karena besarnya 0,01%.

4. Besarnya pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 adalah sebesar 4,3%. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang rendah terhadap Penerimaan PPh Pasal 25, karena sisanya sebesar 95,7% masih banyak dipengaruhi oleh faktor lainnya.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti yang sekaligus sebagai penulis akan mencoba untuk memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Kantor Pelayanan Pajak sebaiknya lebih giat lagi melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang kurang bayar sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak.


(4)

BAB V Simpulan dan Saran 103

2. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Direktorat Jenderal Pajak hendaknya melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak seperti melakukan penyuluhan-penyuluhan pajak, pelayanan

Account Representatives (AR) yang lebih ramah terhadap wajib pajak sehingga

wajib pajak mau menyerahkan surat pemberitahuannya tepat waktu yang pada akhirnya dapat meningkatkan penerimaan pajak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu, skala pengukuran yang digunakan pada variabel X dan variabel Y yang tidak sama. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan variabel penelitian yang berbeda (skala pengukuran sama) sehingga akan memiliki hasil penelitian yang lebih baik.


(5)

104

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bwoga, Hanantha. Dkk. 2005. Pemeriksaan Pajak Di Indonesia, PT. Grafindo, Jakarta. Dr. Salip, Msc, Akt. dan Tendy Wato, SE. 2006. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap

Penerimaan Pajak Studi Kasus: di KPP Jakarta Kebon Jeruk”. Jurnal Keuangan

Publik, Vol 4, hal. 61-81.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang, Universitas Diponegoro.

Gunadi. 2005. “Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)”. Jurnal Perpajakan Indonesia, Vol 4, hal. 4-9.

Hutagaol, John. 2007. Perpajakan : Isu isu Kontemporer, Graha Ilmu, Yogyakarta. Ismawan, Indra. 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000, PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Mardiasmo. 2008. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. 2009. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Narimawati, Umi. 2010. Penulisan Karya Ilmiah, Genesis, Bekasi.

Nurmanto, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan, Kelompok Yayasan Obar, Jakarta. Oktivani, Debby. 2007. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah Pemeriksaan

terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Madiun.

Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Priantara, Diaz, 2000. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, Djembatan, Jakarta. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Santosa dan Ashari, 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sofyan, Marcus Taufan. 2005. Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan


(6)

Daftar Pustaka 105

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Suryadi. 2006. “Model hubungan kausal Kesadaran,Pelayanan,Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan pajak :Suatu Survey di wilayah

Jawa Timur”. Jurnal Keuangan Publik, Vol 4, hal. 105-121.

Widodo, Widi. 2010. Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak, CV Alfabeta, Bandung. Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.

Zain, Mohammad. 2004. Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.

____________. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER – 9/PJ/2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

____________. Peraturan Menteri Keuangan Repubik Indonesia Nomor 199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.

_____________. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.

____________. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 545/KMK.04/2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.


Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Evaluasi Kepatuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Sebelum dan Sesudah Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

2 35 88

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees 2013-2015)

0 4 1

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penagihan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

1 4 21

Pengaruh Tingkat Penghasilan dan Pengetahuan Wajib Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 23