IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA TEMA KRISIS SUMBER ENERGI LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IX.
IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA TEMA
KRISIS SUMBER ENERGI LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
SISWA KELAS IX
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Program Studi IPA
Oleh :
Endin Muhidin
1204752
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
iii
IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA TEMA
KRISIS SUMBER ENERGI LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
SISWA KELAS IX
Oleh
Endin Muhidin
SPs UPI Bandung, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA
© Endin Muhidin, 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
di foto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis
iv
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si.
NIP. 19581207 198301 2 002
Pembimbing II
Dr. Dadi Rusdiana, M.Si.
NIP. 19681015 199403 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan/Program Studi IPA
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si.
NIP. 19581207 198301 2 002
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA TEMA KRISIS SUMBER
ENERGI LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF KELAS IX” ini dan seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung
resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap karya saya.
Bandung,
Februari 2014
Yang membuat pernyataan,
Endin Muhidin
NIM. 1204752
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .............................................................................
ABSTRAK ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................
Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang Masalah ...........................................................
Rumusan Masalah ....................................................................
Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
Definisi Operasional .................................................................
1
6
7
7
BAB II IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PADA TEMA KRISIS SUMBER ENERGI LISTRIK
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
A. Hakikat Pembelajaran…………................................................
B. Model Problem Based Learning (PBL).....................................
C. Metode Diskusi ……………………………………………….
D. Keterampilan Berpikir Kritis ……............................................
E. Keterampilan Berpikir Kreatif ……………………………….
F. Deskripsi Pembelajaran Tema Krisis Sumber Energi Listrik ...
G. Materi Tema Krisis Sumber Energi Listrik …………………..
10
14
22
24
28
31
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ..................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................
C. Prosedur Penelitian ...................................................................
D. Instrumen Penelitian .................................................................
E. Proses Pengembangan Instrumen .............................................
F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………...
G. Analisis Data ………………………………………………….
H. Deskripsi Hasil Uji Instrumen ………………………………..
I. Alur Penelitian ………………………………………………..
45
49
50
51
54
60
60
62
64
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran ..................................
B. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ...............................
C. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif .............................
D. Tanggapan Siswa terhadap Model Problem Based Learning
(PBL) …………………............................................................
107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran ……….............................................................................
109
109
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................
111
117
65
85
96
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Perbedaan Teacher Centered dan Student Centered ..
Perbedaan Problem Based Learning (PBL) Vs Model
lain ………………………………………...................
Langkah-langkah Proses Kegiatan PBL pada Kelas
Eksperimen ..................................................................
Langkah-langkah Proses Kegiatan Diskusi pada
Kelas Kontrol ………………………………………..
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis .......................
Operasionalisasi Variabel ..........................................
Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian .............
Kategori Validasi Butir Soal ………………...............
Kategori Reliabilitas Butir Soal ..................................
Kategori Indeks Kesukaran Butir Soal .......................
Kategori Daya Pembeda …..........................................
Kategori Respon Hasil Angket ...................................
Kategori Respon Hasil Observasi …...........................
Teknik Pengumpulan Data ……..................................
Kategori Tingkat N-gain …………….........................
Hasil Uji Coba Tes Soal Keterampilan Berpikir Kritis
Hasil Uji Coba Tes Soal Keterampilan Berpikir
Kreatif ……………………………………………….
Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Problem
Based Learning (PBL) pada Guru ..............................
Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran di
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pertemuan
Pertama ………………………………………………
Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran di
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pertemuan
kedua ………………………………………………
Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran di
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pertemuan
Ketiga ………………………………………………
Hasil Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………………………….
11
16
18
22
25
47
51
55
56
57
58
59
59
60
61
63
63
66
76
80
82
86
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………..............................
Hasil Uji t pada Tes Awal dan Tes Akhir untuk Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................
Hasil Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………………………….
Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………..............................
Hasil Uji t dari Tes Awal dan Uji Mann-Whitney dari
N-gain untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...
88
89
97
99
100
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
4.4
Peta Integrasi Tipe Webbed pada Tema Krisis
Sumber Energi Listrik ……………………………
Desain Penelitian
Pola Hubungan antar Variabel
Perbandingan Skor Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir
dan N-gain Keterampilan Berpikir Kritis siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………
Perbandingan N-gain Setiap Indikator
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………...
Perbandingan Skor Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir
dan N-gain Keterampilan Berpikir Kreatif siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………
Perbandingan N-gain Setiap Indikator
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………...
33
46
47
85
93
96
104
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A
A.1
Silabus ………………………………………………………...
A.2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……………………
A.3
Lembar Kerja Siswa (LKS) …………………………………...
A.4
Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis …………………..
A.5
Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kreatif ………………...
A.6
Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif ……………..
A.7
Tes Keterampilan Berpikir Kritis dan Keterampilan Berpikir
Kreatif ………………………………………………………...
A.8
Format Observasi Guru ……………………………………….
A.9
Format Observasi Siswa ………………………………………
A.10 Angket Siswa …………………………………………………
Lampiran B
B.1
Tabel Skor Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis ………
B.2
Hasil Analisis Uji Coba Berpikir Kritis ………………………
B.3
Tabel Skor Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kreatif …….
B.4.
Hasil Analisis Uji Coba Berpikir Kreatif ……………………..
Lampiran C
C.1
Data Hasil Tes Awal Keterampilan Berpikir Kritis …………..
C.2
Data Hasil Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kritis ………….
C.3
Data N-gain Keterampilan Berpikir Kritis ……………………
N-gain Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ………..
C.4
Hasil Uji Statistik Data Tes Awal dan Tes Akhir
C.5
Keterampilan Berpikir Kritis ………………………………….
Data Hasil Tes Awal Keterampilan Berpikir Kreatif …….…...
C.6
Data Hasil Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif ………...
C.7
C.8
Data N-gain Keterampilan Berpikir Kreatif …………………..
C.9
N-gain Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif ………
C.10 Hasil Uji Statistik Data Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kreatif ………………………………..
Lampiran D
D.1
Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Belajar di Kelas …
D.2
Rekapitulasi Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) ………...
D.3
Hasil Observasi Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir
Kreatif Siswa dalam Pembelajaran di Kelas …………………
118
120
149
154
164
168
173
180
183
186
192
194
199
202
210
212
214
216
217
222
224
226
228
229
235
237
238
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.4
D.5
D.6
D.7
Surat Izin Penelitian …………………………………………..
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……………….
Dokumentasi Penelitian ………………………………………
Riwayat Hidup ………………………………………………..
250
251
252
258
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Endin Muhidin
SPs UPI Bandung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan
keterampilan berpikir kreatif siswa kelas IX pada tema krisis sumber energi listrik.
Peningkatan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif siswa diteliti
dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain “the
static group pretest-posttest design” yang melibatkan 30 siswa kelas eksperimen dan 31
siswa kelas kontrol di SMP Negeri 1 Saketi Kabupaten Pandeglang. Instrumen penelitian
yang digunakan berupa soal-soal yang dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan
berpikir kritis dalam bentuk soal pilihan jamak dan keterampilan berpikir kreatif dalam
bentuk soal uraian, lembar observasi dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model
Problem Based Learning (PBL) layak digunakan sebagai alternatif model pembelajaran.
Hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan
berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif. Peningkatan keterampilan berpikir kritis
menunjukkan N-gain rata-rata sebesar 0,73 (73%) dengan katagori tinggi dan keterampilan
berpikir kreatif siswa menunjukkan N-gain rata-rata sebesar 0,85 (85%) dengan katagori
tinggi. Uji signifikansi menggunakan uji t setelah data berdistribusi normal dan homogen dan
uji Mann-Whitney setelah data berdistribusi tidak normal atau tidak homogen. Hasil uji t
menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif
secara signifikan. Hasil analisis data angket menunjukkan bahwa siswa senang dan antusias
dengan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Kata Kunci : Problem Based Learning (PBL), Keterampilan Berpikir Kritis, Keterampilan
Berpikir Kreatif, Krisis Sumber Energi Listrik.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data
dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu
penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Srini. M. Iskandar, 1997).
Sementara itu Carin & Sund (1989) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan
yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut, IPA merupakan proses memperoleh pengetahuan yang disusun secara
sistematis dengan menggunakan metode ilmiah dan munculnya sikap ilmiah.
Pendidikan IPA memiliki arti penting bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
penerapannya di kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadikan pendidikan IPA harus
diajarkan sejak SD, sampai dengan SMA/SMK bahkan sampai Perguruan Tinggi.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs, substansi mata pelajaran IPA dibelajarkan
sebagai IPA terpadu. Pemberlakuan IPA terpadu bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Pembelajaran terpadu merupakan paket
pembelajaran yang menghubungkan konsep dari beberapa disiplin ilmu. Hal ini
sesuai dengan prinsip pembelajaran bermakna, yaitu berkaitan dengan
pengalaman hidupnya sehingga diharapkan dengan keterpaduan itu peserta didik
dapat memandang suatu objek yang ada dilingkungannya secara utuh.
Pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPA menuntut guru untuk
mampu meningkatkan kreatifnya, berwawasan luas, memiliki keterampilan
metodologis yang handal, berani mengemas dan mengembangkan materi serta
terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan. Demikian juga siswa dituntut untuk memiliki kemampuan analisis
(mengurai),
kemampuan
asosiatif
(menghubung-hubungkan),
eksploratif,
elaboratif (menemukan dan menggali), keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih
banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang
berpusat pada guru. Pembelajaran yang dilakukan lebih banyak menggunakan
metode ceramah tanpa memperhatikan aktivitas belajar siswa. Pembelajaran
berlangsung cenderung berjalan satu arah sehingga terkesan hanya mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Hal ini menyebabkan pembelajaran berjalan
kurang efektif dalam mengembangkan ranah kognitif (penguasaan konsep), ranah
afektif (sikap belajar), serta keterampilan berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis
dan berpikir kreatif) siswa.
Pembelajaran IPA harus selalu mengakomodasi pengembangan sikap,
proses, produk, dan aplikasi. Siswa harus memiliki kemampuan untuk mengetahui
apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi, dan
kemampuan
untuk
menguji
tindak
lanjut
hasil
eksperimen
dengan
dikembangkannya sikap ilmiah (Depdiknas, 2006). Salah satu ciri yang menonjol
pada pembelajaran IPA adalah adanya proses pembelajaran yang dilaksanakan
dengan menggunakan observasi, percobaan, dan pemecahan masalah.
Kegiatan observasi kelas telah dilakukan pada semester ganjil Tahun
Pelajaran 2012/2013 dengan tujuan untuk mengetahui kondisi pembelajaran,
model pembelajaran yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran di kelas
serta sejumlah informasi awal mengenai keterampilan berpikir kritis dan
keterampilan berpikir kreatif siswa di sekolah. Kegiatan wawancara pada guru dan
siswa dilakukan untuk mengetahui gambaran keterlaksanaan proses pembelajaran
sehari-hari, sedangkan pengukuran keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif diberikan tes berupa soal-soal pilihan jamak dan soal uraian yang
dikembangkan
berdasarkan
indikator
keterampilan
berpikir
kritis
dan
keterampilan berpikir kreatif.
Hasil observasi kelas menunjukan bahwa dalam proses kegiatan
pembelajaran IPA, aktivitas guru masih banyak mendominasi pembelajaran,
model pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif, dan guru kurang
menguasai pengelolaan kelas. Sedangkan aktivitas siswa cenderung diam (tanpa
mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menanggapi pertanyaan),
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
siswa terkesan kurang perhatian pada kegiatan praktikum, siswa kurang kritis
ketika menemukan kejanggalan, kelemahan, atau kesalahan yang dilakukan orang
lain dalam menyelesaikan soal atau tugas, siswa kurang kreatif dalam hal
pemecahan masalah ketika menyelesaikan latihan soal yang mempunyai variasi
berbeda dengan contoh yang diberikan, dan siswa belum mampu menyimpulkan
materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri. Data lebih lengkap dapat dilihat
pada lampiran D.1.
Hasil
observasi
terhadap
hasil
belajar
siswa
dilakukan
dengan
menganalisis nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) semester ganjil Tahun
Pelajaran 2012/2013. Soal menggunakan pilihan jamak
yang dikembangkan
berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis dan tes uraian yang
dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan berpikir kreatif. Hasil studi
pendahuluan terhadap hasil belajar diperoleh data rata-rata nilai dari enam kelas
pada tingkat IX adalah 49,07 dan ketuntasan belajar sebesar 7%. Data rekapitulasi
nilai UTS dapat dilihat pada lampiran D.2.
Berdasarkan hasil observasi kelas dan hasil belajar siswa dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar kemampuan pembelajaran IPA masih rendah.
Hal ini merupakan dampak dari aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dan
siswa masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga aktivitas
guru dan siswa dikelas terlihat monoton. Selain itu guru kurang memfasilitasi
dalam mengolah kemampuan yang dimiliki siswa, terutama kecakapan berpikir.
Dampak lain yang terlihat adalah rendahnya kemampuan siswa dalam
mengkaitkan antara pemahaman konsep dengan keterampilan berpikir kritis dan
berpikir kreatif. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang diperoleh siswa sangat
rendah.
Pembelajaran yang berpusat pada guru dan hanya berpusat pada kognitif
akan membuat siswa pasif. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
kurang berkembang sehingga kecakapan berpikir siswa menjadi rendah. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan Amir (2009) bahwa pembelajaran yang
berpusat pada guru memungkinkan siswa sulit mengembangkan kecakapan
berpikir, kecakapan interpersonal, dan adaptasi dengan baik.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah termasuk ke dalam
kecakapan berpikir dasar yang harus dikembangkan oleh siswa mulai dari
pendidikan dasar hingga menengah bahkan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu
agar kecakapan berpikir dapat berkembang secara optimal, maka diperlukan
pembelajaran alternatif yang dapat mengembangkan kecakapan berpikir siswa.
Salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan kecakapan berpikir adalah
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Hasil penelitian Selçuk (2010) tentang Problem Based Learning (PBL)
menyatakan bahwa dengan mengangkat masalah sebagai sumber pembelajaran di
kelas, siswa akan berusaha mencari informasi yang relevan kemudian
mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah. Kegiatan mengolah informasi
yang dilakukan siswa akan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah,
keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif. Hasil penelitian
Araz dan Sungur (2007) menambahkan bahwa Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan kerja di laboratorium.
Model Problem Based Learning (PBL) digunakan pada penelitian ini
karena memiliki kelebihan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan
kreatif. Kelebihan tersebut diantaranya: menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa;
membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan; mengembangkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru; memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata;
memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia nyata (Sanjaya, 2008).
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered) dengan karakteristik menurut Tan
(dalam Amir, 2010) sebagai berikut: masalah digunakan sebagai awal
pembelajaran; masalah yang digunakan biasanya merupakan masalah dunia nyata
yang disajikan secara mengambang (ill-structured); masalah biasanya menuntut
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
perspektif
majemuk
(multiple
perspective).
Solusinya
menuntut
siswa
menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya
telah diajarkan atau lintas ilmu kebidang lainnya; masalah membuat siswa
tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran baru; sangat
mengutamakan belajar mandiri (self directed learning); memanfaatkan sumber
pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi serta
penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting; pembelajaran kolaboratif,
komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling
mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik Problem Based Learning
(PBL), Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa
dalam Problem Based Learning
(PBL) mempunyai tiga unsur yang esensial yaitu adanya permasalahan,
pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), dan belajar dalam kelompok
kecil. Adapun masalah yang digunakan pada proses pembelajaran harus relevan
dengan tujuan pembelajaran, mutakhir dan menarik berdasarkan informasi yang
jelas (Baron, 2003), sedangkan tujuan akhir yang diharapkan dari penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) adalah siswa mendapatkan pengetahuan
yang penting, mahir dalam memecahkan masalah, mampu berpikir secara kritis,
kreatif, dan sistematik dalam mencari serta menggunakan sumber pembelajaran
yang sesuai (Selçuk, 2010; Kuhn dan Wirkara, 2011).
Merujuk pada pernyataan di atas, tema krisis sumber energi listrik sengaja
dijadikan tema pada kegiatan pembelajaran menggunakan model problem based
learning (PBL). Tema ini merupakan hasil keterpaduan antara beberapa
Kompetensi Dasar (KD) dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya: 1) ilmu
pengetahuan sosial (IPS), pada kompetensi dasar 4.4 mendeskripsikan hubungan
antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang terbatas; 2) ilmu
pengetahuan alam (biologi), pada kompetensi dasar 7.3 Memprediksi pengaruh
kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan, kompetensi dasar 7.4
Mengaplikasikan peran
manusia dalam pengelolaan
lingkungan
untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan; 3) ilmu pengetahuan alam
(fisika), pada kompetensi dasar 3.4 Mendeskripsikan hubungan energi dan daya
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
listrik serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari; 4) ilmu pengetahuan
alam (kimia), pada kompetensi dasar 2.2 memahami sifat larutan elektrolit dan
non elektrolit. Adapun pemetaan SK dan KD dari silabus dapat dilihat pada
lampiran A.1.
Peneliti mengangkat tema krisis sumber energi listrik pada kegiatan
pembelajaran didasarkan atas beberapa pertimbangan diantaranya karakteristik
masalah
krisis sumber energi listrik adalah masalah nyata dalam kehidupan
sehari-hari, mengundang isu-isu yang mengandung konflik, bersifat familier
dengan siswa, berhubungan dengan kepentingan orang banyak dan terasa
manfaatnya, memberikan tantangan bagi siswa untuk mencari solusi yang tepat
dalam mengatasinya, dan meningkatkan minat siswa karena merasa perlu untuk
mempelajarinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
rumusan
latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah implementasi model
Problem Based Learning (PBL) pada tema krisis sumber energi listrik dapat lebih
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif siswa
kelas IX dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan diskusi?”
Agar penelitian lebih terarah maka rumusan masalah tersebut dijabarkan
kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan
model Problem Based Learning (PBL)?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa setelah diterapkan
model Problem Based Learning (PBL)?
3. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol?
4. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol?
5. Bagaimana tanggapan siswa kelas IX terhadap penerapan model Problem
Based Learning (PBL) pada tema krisis sumber energi listrik?
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh model pembelajaran
alternatif pada tema krisis sumber energi listrik dan gambaran
peningkatan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif serta
tanggapan siswa kelas IX setelah model Problem Based Learning (PBL)
diterapkan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
tambahan wawasan dalam pengembangan keilmuan.
b.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti
sendiri, guru dan siswa
c.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini bisa menjadi bahan untuk penelitian
lebih lanjut.
d.
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu model
alternatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
e.
Bagi siswa, kegiatan penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman
belajar yang baru dan menyenangkan bagi mereka.
D. Definisi Operasional
1.
Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran kurikuler
inovatif, aktif, menantang, dan
kritis yang berpusat pada siswa dengan
menggunakan masalah sebagai awal pembelajaran
dan dilakukan secara
individu atau kerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah
yang dihadapi secara
nyata dengan tujuan agar siswa mendapatkan
pengetahuan yang penting, mahir dalam memecahkan masalah, mampu
berpikir secara kritis, kreatif, dan sistematik dalam mencari serta
menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. Adapun tahap problem
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
based learning (PBL) ini terdiri dari tujuh tahap pembelajaran, yaitu : 1)
mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas; 2) merumuskan
masalah; 3) menganalisis masalah; 4) menata gagasan dan secara sistematis
menganalisis dengan dalam (dianalisis dilihat dari keterkaitannya satu sama
lainnya); 5) memformulasikan tujuan pembelajaran; 6) mencari informasi
tambahan
dari
sumber
yang lain
(diluar
diskusi);
7)
mensintesa
(menggabungkan) dan menguji informasi baru, serta membuat laporan untuk
guru/kelas. Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran ini digunakan
format observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dan angket
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang sudah disiapkan peneliti.
2. Berpikir kritis merupakan proses mental yang bersifat reflektif dan teroganisir
secara baik dengan berdasarkan
pada penalaran serta fokus menentukan
terhadap apa yang harus diyakini dan dilakukan dan berperan dalam proses
mengambil keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis dan
menginterpretasi data dalam kegiatan inkuiri ilmiah. Dalam penelitian ini,
aktivitas berpikir kritis diukur menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan
jamak yang dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis
yaitu
memberikan
penjelasan
sederhana
(elementary
clarification),
membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (inference)
membuat klasifikasi lanjutan (advance classification), dan strategi dan taktik
(strategies and tactics). Tes keterampilan berpikir kritis diukur sebelum dan
sesudah pembelajaran.
3. Berpikir
kreatif
merupakan
aktivitas
kognitif
yang
membuat
dan
menghasilkan suatu kombinasi yang baru dalam menghadapi masalah
berdasarkan konsep-konsep yang sudah ada. Aktivitas keterampilan berpikir
kreatif
yang diukur
adalah
keterampilan
berpikir lancar
(fluency),
keterampilan memperinci (elaboration), dan keterampilan berpikir orisinal
(originality). Keterampilan berpikir kreatif siswa tersebut diukur sebelum dan
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
sesudah pembelajaran dengan menggunakan tes tertulis berbentuk uraian dan
selama pembelajaran diukur dari hasil pembuatan rancangan praktikum.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi
experimental). Bentuk desain eksperimen semu merupakan pengembangan dari
eksperimen murni (true experimental design). Menurut Furqon (2010), metode ini
dipandang cocok dengan dunia pendidikan yang menghadapi kesulitan dalam hal
pengacakan subjek (random assignment) ke dalam dua kelompok : kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen sebagaimana yang digunakan pada eksperimen
murni (true eksperiment design).
Desain penelitian menurut Mc Millan (dalam Ibnu Hadjar, 1999) adalah
rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti
empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Adapun desain penelitian yang
digunakan dalam
penelitian
ini adalah “The Static Group Pretest-Posttest
Design”. Desain penelitian ini, kelompok kontrol diberi perlakuan berbeda
dengan kelompok eksperimen untuk membandingkan efektivitas perlakuan.
Dalam analisis data, masing-masing skor tes awal dan tes akhir individual
dilakukan analisis peningkatannya yang disebut analisis gain. Kelompok yang
mendapat nilai gain tinggi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada
kelompok tersebut (Fraenkel & Wallen, 2006).
Perlakuan kelompok pertama dalam desain ini berupa Problem Based
Learning (PBL) dan praktikum sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelompok
kedua dikenai perlakuan berupa pembelajaran dengan metode diskusi dan
praktikum sebagai kelas yang digunakan sebagai pembanding atau kelas kontrol.
Adapun desain dalam penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 3.1.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
O1
X
O2
--------------------------------------------------------------------------O1
C
O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Dimana :
O1
: Tes awal (tes keterampilan berpikir kritis dan tes
keterampilan berpikir kreatif terkait tema pembelajaran)
O2
: Tes akhir (tes keterampilan berpikir kritis dan tes
keterampilan berpikir kreatif terkait tema pembelajaran)
X
: Perlakuan pembelajaran dengan Problem Based Learning dan
praktikum (kelas eksperimen)
C
: Perlakuan pembelajaran dengan diskusi dan praktikum
(kelas kontrol)
Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan
sesudah perlakuan. Observasi yang dilakuakan sebelum perlakuan (O1) disebut tes
awal dan observasi setelah perlakuan (O2) disebut tes akhir. Perbedaan antara O1
dan O2 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan atau eksperimen.
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel, yaitu model Problem Based
Learning (PBL) dan diskusi sebagai variabel bebas, sedangkan keterampilan
berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif sebagai variabel terikat. Variabel
adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Menurut Arikunto (2010) penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pada penelitian ini variabel yang
digunakan terdiri dari variabel bebas X dan variabel terikat Y.
Berdasarkan hal ini maka bentuk pola dasar model penelitian kuantitatif
terlihat pada bagan berikut :
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
X
: Penggunaan Problem Based Learning (PBL) dan praktikum
Y1
: Meningkatnya keterampilan berpikir kritis
Y2
: Meningkatnya keterampilan berpikir kreatif
Y1
X
Y2
Gambar 3.2. Pola hubungan antar variabel
Pola dasar penelitian diatas merupakan pola hubungan antar variabel
penelitian
yang
pada
dasarnya
merupakan
rencana
penelitian
yang
menggambarkan prosedur dalam menjawab hipotesis penelitian. Adapun bentuk
operasional variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Problem Based Learning
(PBL)
Konsep Teoritis
Konsep Empiris
Problem Based Learning
(PBL) merupakan model
pembelajaran kurikuler
inovatif, aktif, menantang,
dan kritis yang berpusat
pada siswa dengan
menggunakan masalah
sebagai awal pembelajaran
dan dilakukan secara
individu atau kerja sama
dalam kelompok untuk
mencari solusi bagi masalah
yang dihadapi secara nyata
dengan tujuan agar siswa
mendapatkan pengetahuan
yang penting, mahir dalam
memecahkan masalah,
mampu berpikir secara
kritis, kreatif, dan
sistematik dalam mencari
serta menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai
Langkah-langkah atau
tahapan pembelajaran
sebagai berikut:
1) mengklarifikasi istilah
dan konsep yang belum
jelas; 2) merumuskan
masalah; 3) menganalisis
masalah; 4) menata
gagasan dan secara
sistematis menganalisis
dengan dalam (dianalisis
dilihat dari keterkaitannya
satu sama lainnya); 5)
memformulasikan tujuan
pembelajaran; 6) mencari
informasi tambahan dari
sumber yang lain (diluar
diskusi); 7) mensintesa
(menggabungkan) dan
menguji informasi baru,
serta membuat laporan
untuk guru/kelas.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Teoritis
Metode Diskusi
Proses bimbingan dimana
murid-murid akan
mendapatkan suatu
kesempatan untuk
menyumbangkan pikiran
masing-masing dalam
memecahkan masalah
bersama
Keterampilan Berpikir
Kritis
Proses mental yang bersifat
reflektif dan teroganisir
secara baik dengan
berdasarkan pada penalaran
serta fokus menentukan
terhadap apa yang harus
diyakini dan dilakukan dan
berperan dalam proses
mengambil keputusan untuk
memecahkan masalah
dengan menganalisis dan
menginterpretasi data dalam
kegiatan inkuiri ilmiah
Keterampilan Berpikir
Kreatif
Aktivitas kognitif yang
membuat dan menghasilkan
suatu kombinasi yang baru
dalam menghadapi masalah
berdasarkan konsep-konsep
yang sudah ada
Konsep Empiris
Langkah-langkah atau
tahapan pembelajaran
sebagai berikut:
1) merumuskan masalah
secara jelas; 2) dengan
pimpinan guru, siswa
membentuk kelompokkelompok diskusi,
memilih pimpinan diskusi
(ketua, sekretaris,
pelapor), mengatur tempat
duduk, ruangan, sarana,
dan sebagainya sesuai
dengan tujuan diskusi; 3)
melaksanakan diskusi; 4)
melaporkan hasil
diskusinya; 5) siswa
mencatat hasil diskusi, dan
guru mengumpulkan
laporan hasil diskusi dari
tiap kelompok
Aktivitas berpikir kritis
diukur menggunakan tes
tertulis dalam bentuk
pilihan jamak yang
dikembangkan
berdasarkan indikator
keterampilan berpikir
kritis yaitu memberikan
penjelasan sederhana
(elementary clarification),
membangun keterampilan
dasar (basic support),
menyimpulkan (inference)
membuat klasifikasi
lanjutan (advance
classification), dan strategi
dan taktik (strategies and
tactics)
Aktivitas keterampilan
berpikir kreatif yang
diukur adalah
keterampilan berpikir
lancar (fluency),
keterampilan memperinci
(elaboration), dan
keterampilan berpikir
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Teoritis
Konsep Empiris
orisinal (originality).
Keterampilan berpikir
kreatif siswa tersebut
diukur sebelum dan
sesudah pembelajaran
dengan menggunakan tes
tertulis berbentuk uraian
dan selama pembelajaran
diukur dari hasil
pembuatan rancangan
praktikum
B.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel didefinisikan sebagai
bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2013).
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Saketi
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri
dari
enam kelas dengan komposisi siswa masing-masing kelas kurang lebih
berjumlah tiga puluh dua siswa. Melalui teknik random sampling, diperoleh satu
kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol, yakni kelas
IX E dan kelas IX F. Pengambilan sampel ini sudah dianggap mewakili populasi.
Pemilihan kelas IX sebagai sampel penelitian dilakukan atas pertimbangan
bahwa tema krisis sumber energi listrik dipelajari di kelas IX, tema ini
berdasarkan sebaran SK dan KD yang sudah dipelajari di kelas VII dan VIII dari
berbagai disiplin ilmu. Selain itu rata-rata nilai kelas IX E dan IX F selisihnya
tidak terlalu besar, dan kondisi jam mengajar sama.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
C.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain :
Studi pendahuluan berupa observasi hasil belajar dan wawancara dengan
guru.
Studi literatur terhadap jurnal dan laporan penelitian mengenai model
Problem Based Learning (PBL), berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
Menganalisa silabus kurikulum KTSP dari mata pelajaran IPA (biologi,
kimia dan fisika), IPS, bahasa Indonesia dan PKn. Hasil analisa silabus
kurikulum KTSP dibuat dalam bentuk pemetaan SK dan KD yang dapat
dilihat pada lampiran A.1.
Penentuan tema yaitu krisis sumber energi listrik
Perancangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
Problem Based Learning (PBL) dan pembuatan lembar kerja siswa (LKS).
Adapun bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja
siswa (LKS) dapat dilihat pada lampiran A.2 dan A.3.
Membuat instrumen penelitian
Melakukan validasi seluruh instrumen
Merevisi atau memperbaiki instrumen
Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. Surat izin dapat dilihat
pada lampiran D.4
Menentukan subyek penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:
Pelaksanaan tes awal
Pelaksanaan pembelajaran, perlakuan yang diberikan kepada kelas
eksperimen adalah pembelajaran dengan menggunakan Problem based
Learning (PBL) dan praktikum selama 3 pertemuan
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
Pelaksanaan observasi terhadap keterlaksanaan
model Problem Based
Learning (PBL) pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan tes akhir dan pemberian angket tanggapan siswa
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah:
D.
Mengolah hasil data penelitian
Menganalisa dan dan membahas hasil temuan penelitian
Menarik kesimpulan
Instrumen Penelitian
Ibnu Hadjar (1996) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi
karakteristik variabel secara objektif. Berdasarkan rumusan masalah yang
diuraikan dalam dalam pertanyaan penelitian, maka variabel dan instrumen
pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian
Variabel Penelitian
Keterampilan Berpikir Kritis
Instrumen
Tes Keterampilan Berpikir
Kritis (Pilihan Jamak)
Keterampilan Berpikir Kreatif
Tes Keterampilan Berpikir
Kreatif (Essay)
Keterlaksanaan Model Problem Based
Format Observasi
Learning (PBL)
Tanggapan Siswa terhadap penerapan
Angket
Model Problem Based Learning (PBL)
Berikut ini uraian secara rinci masing-masing instrumen:
Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Tes keterampilan berpikir kritis digunakan sebagai instrumen
untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa terhadap tema krisis
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
sumber energi listrik. Tes keterampilan berpikir kritis digunakan dalam
bentuk soal pilihan jamak yang dikembangkan berdasarkan indikator
keterampilan berpikir kritis, Tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu tes
awal dan tes akhir. Tes awal dan tes akhir digunakan soal yang sama.
Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan.
Tes keterampilan berpikir kritis yang diukur dibatasi pada
indikator keterampilan berpikir kritis yaitu memberikan penjelasan
sederhana (elementary clarification) pada sub indikator memfokuskan
pertanyaan, membangun keterampilan dasar (basic support) pada sub
indikator
mengobservasi
dan
mempertimbangkan
observasi,
menyimpulkan (inference) pada sub indikator membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi, membuat klasifikasi lanjutan (advance
classification) pada sub indikator mengidentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definisi, dan strategi dan taktik (strategies and
tactics) pada sub indikator memutuskan suatu tindakan. Tiap indikator
diwakili dua butir soal. Kisi-kisi soal keterampilan berpikir kritis dapat
dilihat pada lampiran A.4 dan soal pada lampiran A.7.
Pembuatan kisi-kisi soal tes keterampilan berpikir kritis dilakukan
dengan tujuan mendapatkan instrumen yang valid secara isi (content
validity) dan valid secara konstruk (construct validity). Setelah
mendapatkan persetujuan pembimbing dan ahli, instrumen ini diuji
coba
terlebih
dahulu
pada
siswa
yang
pernah
mendapatkan
pembelajaran tema krisis sumber energi listrik.
Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
Instrumen tes keterampilan berpikir kreatif
yang digunakan
adalah soal uraian. Sama seperti soal pilihan jamak, soal uraian pun
divalidasi terlebih dahulu. Soal yang dipergunakan dalam uji coba
adalah tiga soal. Tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada saat tes
awal dan tes akhir dengan menggunakan soal yang sama. Sedangkan
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
pada kegiatan proses pembelajaran digunakan tugas merancang
praktikum.
Tes keterampilan berpikir kreatif bertujuan untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
dilakukan. Keterampilan berpikir kreatif yang diukur dibatasi pad
KRISIS SUMBER ENERGI LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
SISWA KELAS IX
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Program Studi IPA
Oleh :
Endin Muhidin
1204752
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
iii
IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA TEMA
KRISIS SUMBER ENERGI LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
SISWA KELAS IX
Oleh
Endin Muhidin
SPs UPI Bandung, 2012
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA
© Endin Muhidin, 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
di foto copy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis
iv
LEMBAR PENGESAHAN
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si.
NIP. 19581207 198301 2 002
Pembimbing II
Dr. Dadi Rusdiana, M.Si.
NIP. 19681015 199403 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan/Program Studi IPA
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si.
NIP. 19581207 198301 2 002
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA TEMA KRISIS SUMBER
ENERGI LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF KELAS IX” ini dan seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung
resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak
lain terhadap karya saya.
Bandung,
Februari 2014
Yang membuat pernyataan,
Endin Muhidin
NIM. 1204752
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .............................................................................
ABSTRAK ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................
Halaman
i
ii
iii
v
vii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang Masalah ...........................................................
Rumusan Masalah ....................................................................
Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
Definisi Operasional .................................................................
1
6
7
7
BAB II IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
PADA TEMA KRISIS SUMBER ENERGI LISTRIK
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF
A. Hakikat Pembelajaran…………................................................
B. Model Problem Based Learning (PBL).....................................
C. Metode Diskusi ……………………………………………….
D. Keterampilan Berpikir Kritis ……............................................
E. Keterampilan Berpikir Kreatif ……………………………….
F. Deskripsi Pembelajaran Tema Krisis Sumber Energi Listrik ...
G. Materi Tema Krisis Sumber Energi Listrik …………………..
10
14
22
24
28
31
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ..................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................
C. Prosedur Penelitian ...................................................................
D. Instrumen Penelitian .................................................................
E. Proses Pengembangan Instrumen .............................................
F. Teknik Pengumpulan Data …………………………………...
G. Analisis Data ………………………………………………….
H. Deskripsi Hasil Uji Instrumen ………………………………..
I. Alur Penelitian ………………………………………………..
45
49
50
51
54
60
60
62
64
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran ..................................
B. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis ...............................
C. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif .............................
D. Tanggapan Siswa terhadap Model Problem Based Learning
(PBL) …………………............................................................
107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...............................................................................
B. Saran ……….............................................................................
109
109
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................
111
117
65
85
96
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
3.10
3.11
3.12
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Perbedaan Teacher Centered dan Student Centered ..
Perbedaan Problem Based Learning (PBL) Vs Model
lain ………………………………………...................
Langkah-langkah Proses Kegiatan PBL pada Kelas
Eksperimen ..................................................................
Langkah-langkah Proses Kegiatan Diskusi pada
Kelas Kontrol ………………………………………..
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis .......................
Operasionalisasi Variabel ..........................................
Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian .............
Kategori Validasi Butir Soal ………………...............
Kategori Reliabilitas Butir Soal ..................................
Kategori Indeks Kesukaran Butir Soal .......................
Kategori Daya Pembeda …..........................................
Kategori Respon Hasil Angket ...................................
Kategori Respon Hasil Observasi …...........................
Teknik Pengumpulan Data ……..................................
Kategori Tingkat N-gain …………….........................
Hasil Uji Coba Tes Soal Keterampilan Berpikir Kritis
Hasil Uji Coba Tes Soal Keterampilan Berpikir
Kreatif ……………………………………………….
Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Problem
Based Learning (PBL) pada Guru ..............................
Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran di
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pertemuan
Pertama ………………………………………………
Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran di
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pertemuan
kedua ………………………………………………
Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran di
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pertemuan
Ketiga ………………………………………………
Hasil Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………………………….
11
16
18
22
25
47
51
55
56
57
58
59
59
60
61
63
63
66
76
80
82
86
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………..............................
Hasil Uji t pada Tes Awal dan Tes Akhir untuk Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................
Hasil Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………………………….
Hasil Uji Homogenitas Skor Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ……………………..............................
Hasil Uji t dari Tes Awal dan Uji Mann-Whitney dari
N-gain untuk Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...
88
89
97
99
100
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
4.4
Peta Integrasi Tipe Webbed pada Tema Krisis
Sumber Energi Listrik ……………………………
Desain Penelitian
Pola Hubungan antar Variabel
Perbandingan Skor Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir
dan N-gain Keterampilan Berpikir Kritis siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………
Perbandingan N-gain Setiap Indikator
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………...
Perbandingan Skor Rata-rata Tes Awal, Tes Akhir
dan N-gain Keterampilan Berpikir Kreatif siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……………
Perbandingan N-gain Setiap Indikator
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol …………………...
33
46
47
85
93
96
104
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A
A.1
Silabus ………………………………………………………...
A.2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)……………………
A.3
Lembar Kerja Siswa (LKS) …………………………………...
A.4
Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kritis …………………..
A.5
Kisi-kisi Soal Keterampilan Berpikir Kreatif ………………...
A.6
Rubrik Penilaian Keterampilan Berpikir Kreatif ……………..
A.7
Tes Keterampilan Berpikir Kritis dan Keterampilan Berpikir
Kreatif ………………………………………………………...
A.8
Format Observasi Guru ……………………………………….
A.9
Format Observasi Siswa ………………………………………
A.10 Angket Siswa …………………………………………………
Lampiran B
B.1
Tabel Skor Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis ………
B.2
Hasil Analisis Uji Coba Berpikir Kritis ………………………
B.3
Tabel Skor Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kreatif …….
B.4.
Hasil Analisis Uji Coba Berpikir Kreatif ……………………..
Lampiran C
C.1
Data Hasil Tes Awal Keterampilan Berpikir Kritis …………..
C.2
Data Hasil Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kritis ………….
C.3
Data N-gain Keterampilan Berpikir Kritis ……………………
N-gain Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ………..
C.4
Hasil Uji Statistik Data Tes Awal dan Tes Akhir
C.5
Keterampilan Berpikir Kritis ………………………………….
Data Hasil Tes Awal Keterampilan Berpikir Kreatif …….…...
C.6
Data Hasil Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif ………...
C.7
C.8
Data N-gain Keterampilan Berpikir Kreatif …………………..
C.9
N-gain Setiap Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif ………
C.10 Hasil Uji Statistik Data Tes Awal dan Tes Akhir
Keterampilan Berpikir Kreatif ………………………………..
Lampiran D
D.1
Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Belajar di Kelas …
D.2
Rekapitulasi Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) ………...
D.3
Hasil Observasi Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir
Kreatif Siswa dalam Pembelajaran di Kelas …………………
118
120
149
154
164
168
173
180
183
186
192
194
199
202
210
212
214
216
217
222
224
226
228
229
235
237
238
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.4
D.5
D.6
D.7
Surat Izin Penelitian …………………………………………..
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……………….
Dokumentasi Penelitian ………………………………………
Riwayat Hidup ………………………………………………..
250
251
252
258
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Endin Muhidin
SPs UPI Bandung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan
keterampilan berpikir kreatif siswa kelas IX pada tema krisis sumber energi listrik.
Peningkatan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif siswa diteliti
dengan menggunakan metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain “the
static group pretest-posttest design” yang melibatkan 30 siswa kelas eksperimen dan 31
siswa kelas kontrol di SMP Negeri 1 Saketi Kabupaten Pandeglang. Instrumen penelitian
yang digunakan berupa soal-soal yang dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan
berpikir kritis dalam bentuk soal pilihan jamak dan keterampilan berpikir kreatif dalam
bentuk soal uraian, lembar observasi dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model
Problem Based Learning (PBL) layak digunakan sebagai alternatif model pembelajaran.
Hasil penelitian pada kelas eksperimen menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan
berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif. Peningkatan keterampilan berpikir kritis
menunjukkan N-gain rata-rata sebesar 0,73 (73%) dengan katagori tinggi dan keterampilan
berpikir kreatif siswa menunjukkan N-gain rata-rata sebesar 0,85 (85%) dengan katagori
tinggi. Uji signifikansi menggunakan uji t setelah data berdistribusi normal dan homogen dan
uji Mann-Whitney setelah data berdistribusi tidak normal atau tidak homogen. Hasil uji t
menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif
secara signifikan. Hasil analisis data angket menunjukkan bahwa siswa senang dan antusias
dengan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Kata Kunci : Problem Based Learning (PBL), Keterampilan Berpikir Kritis, Keterampilan
Berpikir Kreatif, Krisis Sumber Energi Listrik.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data
dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu
penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Srini. M. Iskandar, 1997).
Sementara itu Carin & Sund (1989) mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan
yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Berdasarkan beberapa pengertian
tersebut, IPA merupakan proses memperoleh pengetahuan yang disusun secara
sistematis dengan menggunakan metode ilmiah dan munculnya sikap ilmiah.
Pendidikan IPA memiliki arti penting bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
penerapannya di kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadikan pendidikan IPA harus
diajarkan sejak SD, sampai dengan SMA/SMK bahkan sampai Perguruan Tinggi.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs, substansi mata pelajaran IPA dibelajarkan
sebagai IPA terpadu. Pemberlakuan IPA terpadu bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Pembelajaran terpadu merupakan paket
pembelajaran yang menghubungkan konsep dari beberapa disiplin ilmu. Hal ini
sesuai dengan prinsip pembelajaran bermakna, yaitu berkaitan dengan
pengalaman hidupnya sehingga diharapkan dengan keterpaduan itu peserta didik
dapat memandang suatu objek yang ada dilingkungannya secara utuh.
Pembelajaran terpadu pada mata pelajaran IPA menuntut guru untuk
mampu meningkatkan kreatifnya, berwawasan luas, memiliki keterampilan
metodologis yang handal, berani mengemas dan mengembangkan materi serta
terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan. Demikian juga siswa dituntut untuk memiliki kemampuan analisis
(mengurai),
kemampuan
asosiatif
(menghubung-hubungkan),
eksploratif,
elaboratif (menemukan dan menggali), keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih
banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang
berpusat pada guru. Pembelajaran yang dilakukan lebih banyak menggunakan
metode ceramah tanpa memperhatikan aktivitas belajar siswa. Pembelajaran
berlangsung cenderung berjalan satu arah sehingga terkesan hanya mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Hal ini menyebabkan pembelajaran berjalan
kurang efektif dalam mengembangkan ranah kognitif (penguasaan konsep), ranah
afektif (sikap belajar), serta keterampilan berpikir tingkat tinggi (berpikir kritis
dan berpikir kreatif) siswa.
Pembelajaran IPA harus selalu mengakomodasi pengembangan sikap,
proses, produk, dan aplikasi. Siswa harus memiliki kemampuan untuk mengetahui
apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi, dan
kemampuan
untuk
menguji
tindak
lanjut
hasil
eksperimen
dengan
dikembangkannya sikap ilmiah (Depdiknas, 2006). Salah satu ciri yang menonjol
pada pembelajaran IPA adalah adanya proses pembelajaran yang dilaksanakan
dengan menggunakan observasi, percobaan, dan pemecahan masalah.
Kegiatan observasi kelas telah dilakukan pada semester ganjil Tahun
Pelajaran 2012/2013 dengan tujuan untuk mengetahui kondisi pembelajaran,
model pembelajaran yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran di kelas
serta sejumlah informasi awal mengenai keterampilan berpikir kritis dan
keterampilan berpikir kreatif siswa di sekolah. Kegiatan wawancara pada guru dan
siswa dilakukan untuk mengetahui gambaran keterlaksanaan proses pembelajaran
sehari-hari, sedangkan pengukuran keterampilan berpikir kritis dan berpikir
kreatif diberikan tes berupa soal-soal pilihan jamak dan soal uraian yang
dikembangkan
berdasarkan
indikator
keterampilan
berpikir
kritis
dan
keterampilan berpikir kreatif.
Hasil observasi kelas menunjukan bahwa dalam proses kegiatan
pembelajaran IPA, aktivitas guru masih banyak mendominasi pembelajaran,
model pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif, dan guru kurang
menguasai pengelolaan kelas. Sedangkan aktivitas siswa cenderung diam (tanpa
mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan dan menanggapi pertanyaan),
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
siswa terkesan kurang perhatian pada kegiatan praktikum, siswa kurang kritis
ketika menemukan kejanggalan, kelemahan, atau kesalahan yang dilakukan orang
lain dalam menyelesaikan soal atau tugas, siswa kurang kreatif dalam hal
pemecahan masalah ketika menyelesaikan latihan soal yang mempunyai variasi
berbeda dengan contoh yang diberikan, dan siswa belum mampu menyimpulkan
materi pembelajaran dengan kata-kata sendiri. Data lebih lengkap dapat dilihat
pada lampiran D.1.
Hasil
observasi
terhadap
hasil
belajar
siswa
dilakukan
dengan
menganalisis nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) semester ganjil Tahun
Pelajaran 2012/2013. Soal menggunakan pilihan jamak
yang dikembangkan
berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis dan tes uraian yang
dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan berpikir kreatif. Hasil studi
pendahuluan terhadap hasil belajar diperoleh data rata-rata nilai dari enam kelas
pada tingkat IX adalah 49,07 dan ketuntasan belajar sebesar 7%. Data rekapitulasi
nilai UTS dapat dilihat pada lampiran D.2.
Berdasarkan hasil observasi kelas dan hasil belajar siswa dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar kemampuan pembelajaran IPA masih rendah.
Hal ini merupakan dampak dari aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dan
siswa masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga aktivitas
guru dan siswa dikelas terlihat monoton. Selain itu guru kurang memfasilitasi
dalam mengolah kemampuan yang dimiliki siswa, terutama kecakapan berpikir.
Dampak lain yang terlihat adalah rendahnya kemampuan siswa dalam
mengkaitkan antara pemahaman konsep dengan keterampilan berpikir kritis dan
berpikir kreatif. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai yang diperoleh siswa sangat
rendah.
Pembelajaran yang berpusat pada guru dan hanya berpusat pada kognitif
akan membuat siswa pasif. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah
kurang berkembang sehingga kecakapan berpikir siswa menjadi rendah. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan Amir (2009) bahwa pembelajaran yang
berpusat pada guru memungkinkan siswa sulit mengembangkan kecakapan
berpikir, kecakapan interpersonal, dan adaptasi dengan baik.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
Kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah termasuk ke dalam
kecakapan berpikir dasar yang harus dikembangkan oleh siswa mulai dari
pendidikan dasar hingga menengah bahkan Perguruan Tinggi. Oleh karena itu
agar kecakapan berpikir dapat berkembang secara optimal, maka diperlukan
pembelajaran alternatif yang dapat mengembangkan kecakapan berpikir siswa.
Salah satu pembelajaran yang dapat mengembangkan kecakapan berpikir adalah
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Hasil penelitian Selçuk (2010) tentang Problem Based Learning (PBL)
menyatakan bahwa dengan mengangkat masalah sebagai sumber pembelajaran di
kelas, siswa akan berusaha mencari informasi yang relevan kemudian
mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah. Kegiatan mengolah informasi
yang dilakukan siswa akan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah,
keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif. Hasil penelitian
Araz dan Sungur (2007) menambahkan bahwa Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan keterampilan sosial dan keterampilan kerja di laboratorium.
Model Problem Based Learning (PBL) digunakan pada penelitian ini
karena memiliki kelebihan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan
kreatif. Kelebihan tersebut diantaranya: menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa;
membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan; mengembangkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru; memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata;
memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna
memecahkan masalah dunia nyata (Sanjaya, 2008).
Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa (student centered) dengan karakteristik menurut Tan
(dalam Amir, 2010) sebagai berikut: masalah digunakan sebagai awal
pembelajaran; masalah yang digunakan biasanya merupakan masalah dunia nyata
yang disajikan secara mengambang (ill-structured); masalah biasanya menuntut
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
perspektif
majemuk
(multiple
perspective).
Solusinya
menuntut
siswa
menggunakan dan mendapatkan konsep dari beberapa ilmu yang sebelumnya
telah diajarkan atau lintas ilmu kebidang lainnya; masalah membuat siswa
tertantang untuk mendapatkan pembelajaran diranah pembelajaran baru; sangat
mengutamakan belajar mandiri (self directed learning); memanfaatkan sumber
pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja. Pencarian, evaluasi serta
penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci penting; pembelajaran kolaboratif,
komunikatif, dan kooperatif. Siswa bekerja dalam kelompok, berinteraksi, saling
mengajarkan (peer teaching), dan melakukan presentasi.
Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik Problem Based Learning
(PBL), Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa
dalam Problem Based Learning
(PBL) mempunyai tiga unsur yang esensial yaitu adanya permasalahan,
pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), dan belajar dalam kelompok
kecil. Adapun masalah yang digunakan pada proses pembelajaran harus relevan
dengan tujuan pembelajaran, mutakhir dan menarik berdasarkan informasi yang
jelas (Baron, 2003), sedangkan tujuan akhir yang diharapkan dari penggunaan
model Problem Based Learning (PBL) adalah siswa mendapatkan pengetahuan
yang penting, mahir dalam memecahkan masalah, mampu berpikir secara kritis,
kreatif, dan sistematik dalam mencari serta menggunakan sumber pembelajaran
yang sesuai (Selçuk, 2010; Kuhn dan Wirkara, 2011).
Merujuk pada pernyataan di atas, tema krisis sumber energi listrik sengaja
dijadikan tema pada kegiatan pembelajaran menggunakan model problem based
learning (PBL). Tema ini merupakan hasil keterpaduan antara beberapa
Kompetensi Dasar (KD) dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya: 1) ilmu
pengetahuan sosial (IPS), pada kompetensi dasar 4.4 mendeskripsikan hubungan
antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang terbatas; 2) ilmu
pengetahuan alam (biologi), pada kompetensi dasar 7.3 Memprediksi pengaruh
kepadatan populasi manusia terhadap lingkungan, kompetensi dasar 7.4
Mengaplikasikan peran
manusia dalam pengelolaan
lingkungan
untuk
mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan; 3) ilmu pengetahuan alam
(fisika), pada kompetensi dasar 3.4 Mendeskripsikan hubungan energi dan daya
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
listrik serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari; 4) ilmu pengetahuan
alam (kimia), pada kompetensi dasar 2.2 memahami sifat larutan elektrolit dan
non elektrolit. Adapun pemetaan SK dan KD dari silabus dapat dilihat pada
lampiran A.1.
Peneliti mengangkat tema krisis sumber energi listrik pada kegiatan
pembelajaran didasarkan atas beberapa pertimbangan diantaranya karakteristik
masalah
krisis sumber energi listrik adalah masalah nyata dalam kehidupan
sehari-hari, mengundang isu-isu yang mengandung konflik, bersifat familier
dengan siswa, berhubungan dengan kepentingan orang banyak dan terasa
manfaatnya, memberikan tantangan bagi siswa untuk mencari solusi yang tepat
dalam mengatasinya, dan meningkatkan minat siswa karena merasa perlu untuk
mempelajarinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
rumusan
latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah implementasi model
Problem Based Learning (PBL) pada tema krisis sumber energi listrik dapat lebih
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif siswa
kelas IX dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan diskusi?”
Agar penelitian lebih terarah maka rumusan masalah tersebut dijabarkan
kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan
model Problem Based Learning (PBL)?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa setelah diterapkan
model Problem Based Learning (PBL)?
3. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kritis antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol?
4. Bagaimana perbedaan peningkatan keterampilan berpikir kreatif antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol?
5. Bagaimana tanggapan siswa kelas IX terhadap penerapan model Problem
Based Learning (PBL) pada tema krisis sumber energi listrik?
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh model pembelajaran
alternatif pada tema krisis sumber energi listrik dan gambaran
peningkatan keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif serta
tanggapan siswa kelas IX setelah model Problem Based Learning (PBL)
diterapkan.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
tambahan wawasan dalam pengembangan keilmuan.
b.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti
sendiri, guru dan siswa
c.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini bisa menjadi bahan untuk penelitian
lebih lanjut.
d.
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu model
alternatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
e.
Bagi siswa, kegiatan penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman
belajar yang baru dan menyenangkan bagi mereka.
D. Definisi Operasional
1.
Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran kurikuler
inovatif, aktif, menantang, dan
kritis yang berpusat pada siswa dengan
menggunakan masalah sebagai awal pembelajaran
dan dilakukan secara
individu atau kerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi masalah
yang dihadapi secara
nyata dengan tujuan agar siswa mendapatkan
pengetahuan yang penting, mahir dalam memecahkan masalah, mampu
berpikir secara kritis, kreatif, dan sistematik dalam mencari serta
menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. Adapun tahap problem
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
based learning (PBL) ini terdiri dari tujuh tahap pembelajaran, yaitu : 1)
mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas; 2) merumuskan
masalah; 3) menganalisis masalah; 4) menata gagasan dan secara sistematis
menganalisis dengan dalam (dianalisis dilihat dari keterkaitannya satu sama
lainnya); 5) memformulasikan tujuan pembelajaran; 6) mencari informasi
tambahan
dari
sumber
yang lain
(diluar
diskusi);
7)
mensintesa
(menggabungkan) dan menguji informasi baru, serta membuat laporan untuk
guru/kelas. Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran ini digunakan
format observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran dan angket
tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang sudah disiapkan peneliti.
2. Berpikir kritis merupakan proses mental yang bersifat reflektif dan teroganisir
secara baik dengan berdasarkan
pada penalaran serta fokus menentukan
terhadap apa yang harus diyakini dan dilakukan dan berperan dalam proses
mengambil keputusan untuk memecahkan masalah dengan menganalisis dan
menginterpretasi data dalam kegiatan inkuiri ilmiah. Dalam penelitian ini,
aktivitas berpikir kritis diukur menggunakan tes tertulis dalam bentuk pilihan
jamak yang dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis
yaitu
memberikan
penjelasan
sederhana
(elementary
clarification),
membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (inference)
membuat klasifikasi lanjutan (advance classification), dan strategi dan taktik
(strategies and tactics). Tes keterampilan berpikir kritis diukur sebelum dan
sesudah pembelajaran.
3. Berpikir
kreatif
merupakan
aktivitas
kognitif
yang
membuat
dan
menghasilkan suatu kombinasi yang baru dalam menghadapi masalah
berdasarkan konsep-konsep yang sudah ada. Aktivitas keterampilan berpikir
kreatif
yang diukur
adalah
keterampilan
berpikir lancar
(fluency),
keterampilan memperinci (elaboration), dan keterampilan berpikir orisinal
(originality). Keterampilan berpikir kreatif siswa tersebut diukur sebelum dan
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
sesudah pembelajaran dengan menggunakan tes tertulis berbentuk uraian dan
selama pembelajaran diukur dari hasil pembuatan rancangan praktikum.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013). Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi
experimental). Bentuk desain eksperimen semu merupakan pengembangan dari
eksperimen murni (true experimental design). Menurut Furqon (2010), metode ini
dipandang cocok dengan dunia pendidikan yang menghadapi kesulitan dalam hal
pengacakan subjek (random assignment) ke dalam dua kelompok : kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen sebagaimana yang digunakan pada eksperimen
murni (true eksperiment design).
Desain penelitian menurut Mc Millan (dalam Ibnu Hadjar, 1999) adalah
rencana dan struktur penyelidikan yang digunakan untuk memperoleh bukti-bukti
empiris dalam menjawab pertanyaan penelitian. Adapun desain penelitian yang
digunakan dalam
penelitian
ini adalah “The Static Group Pretest-Posttest
Design”. Desain penelitian ini, kelompok kontrol diberi perlakuan berbeda
dengan kelompok eksperimen untuk membandingkan efektivitas perlakuan.
Dalam analisis data, masing-masing skor tes awal dan tes akhir individual
dilakukan analisis peningkatannya yang disebut analisis gain. Kelompok yang
mendapat nilai gain tinggi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada
kelompok tersebut (Fraenkel & Wallen, 2006).
Perlakuan kelompok pertama dalam desain ini berupa Problem Based
Learning (PBL) dan praktikum sebagai kelas eksperimen, sedangkan kelompok
kedua dikenai perlakuan berupa pembelajaran dengan metode diskusi dan
praktikum sebagai kelas yang digunakan sebagai pembanding atau kelas kontrol.
Adapun desain dalam penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 3.1.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46
O1
X
O2
--------------------------------------------------------------------------O1
C
O2
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Dimana :
O1
: Tes awal (tes keterampilan berpikir kritis dan tes
keterampilan berpikir kreatif terkait tema pembelajaran)
O2
: Tes akhir (tes keterampilan berpikir kritis dan tes
keterampilan berpikir kreatif terkait tema pembelajaran)
X
: Perlakuan pembelajaran dengan Problem Based Learning dan
praktikum (kelas eksperimen)
C
: Perlakuan pembelajaran dengan diskusi dan praktikum
(kelas kontrol)
Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan
sesudah perlakuan. Observasi yang dilakuakan sebelum perlakuan (O1) disebut tes
awal dan observasi setelah perlakuan (O2) disebut tes akhir. Perbedaan antara O1
dan O2 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan atau eksperimen.
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel, yaitu model Problem Based
Learning (PBL) dan diskusi sebagai variabel bebas, sedangkan keterampilan
berpikir kritis dan keterampilan berpikir kreatif sebagai variabel terikat. Variabel
adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Menurut Arikunto (2010) penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain
dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Pada penelitian ini variabel yang
digunakan terdiri dari variabel bebas X dan variabel terikat Y.
Berdasarkan hal ini maka bentuk pola dasar model penelitian kuantitatif
terlihat pada bagan berikut :
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47
X
: Penggunaan Problem Based Learning (PBL) dan praktikum
Y1
: Meningkatnya keterampilan berpikir kritis
Y2
: Meningkatnya keterampilan berpikir kreatif
Y1
X
Y2
Gambar 3.2. Pola hubungan antar variabel
Pola dasar penelitian diatas merupakan pola hubungan antar variabel
penelitian
yang
pada
dasarnya
merupakan
rencana
penelitian
yang
menggambarkan prosedur dalam menjawab hipotesis penelitian. Adapun bentuk
operasional variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Problem Based Learning
(PBL)
Konsep Teoritis
Konsep Empiris
Problem Based Learning
(PBL) merupakan model
pembelajaran kurikuler
inovatif, aktif, menantang,
dan kritis yang berpusat
pada siswa dengan
menggunakan masalah
sebagai awal pembelajaran
dan dilakukan secara
individu atau kerja sama
dalam kelompok untuk
mencari solusi bagi masalah
yang dihadapi secara nyata
dengan tujuan agar siswa
mendapatkan pengetahuan
yang penting, mahir dalam
memecahkan masalah,
mampu berpikir secara
kritis, kreatif, dan
sistematik dalam mencari
serta menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai
Langkah-langkah atau
tahapan pembelajaran
sebagai berikut:
1) mengklarifikasi istilah
dan konsep yang belum
jelas; 2) merumuskan
masalah; 3) menganalisis
masalah; 4) menata
gagasan dan secara
sistematis menganalisis
dengan dalam (dianalisis
dilihat dari keterkaitannya
satu sama lainnya); 5)
memformulasikan tujuan
pembelajaran; 6) mencari
informasi tambahan dari
sumber yang lain (diluar
diskusi); 7) mensintesa
(menggabungkan) dan
menguji informasi baru,
serta membuat laporan
untuk guru/kelas.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Teoritis
Metode Diskusi
Proses bimbingan dimana
murid-murid akan
mendapatkan suatu
kesempatan untuk
menyumbangkan pikiran
masing-masing dalam
memecahkan masalah
bersama
Keterampilan Berpikir
Kritis
Proses mental yang bersifat
reflektif dan teroganisir
secara baik dengan
berdasarkan pada penalaran
serta fokus menentukan
terhadap apa yang harus
diyakini dan dilakukan dan
berperan dalam proses
mengambil keputusan untuk
memecahkan masalah
dengan menganalisis dan
menginterpretasi data dalam
kegiatan inkuiri ilmiah
Keterampilan Berpikir
Kreatif
Aktivitas kognitif yang
membuat dan menghasilkan
suatu kombinasi yang baru
dalam menghadapi masalah
berdasarkan konsep-konsep
yang sudah ada
Konsep Empiris
Langkah-langkah atau
tahapan pembelajaran
sebagai berikut:
1) merumuskan masalah
secara jelas; 2) dengan
pimpinan guru, siswa
membentuk kelompokkelompok diskusi,
memilih pimpinan diskusi
(ketua, sekretaris,
pelapor), mengatur tempat
duduk, ruangan, sarana,
dan sebagainya sesuai
dengan tujuan diskusi; 3)
melaksanakan diskusi; 4)
melaporkan hasil
diskusinya; 5) siswa
mencatat hasil diskusi, dan
guru mengumpulkan
laporan hasil diskusi dari
tiap kelompok
Aktivitas berpikir kritis
diukur menggunakan tes
tertulis dalam bentuk
pilihan jamak yang
dikembangkan
berdasarkan indikator
keterampilan berpikir
kritis yaitu memberikan
penjelasan sederhana
(elementary clarification),
membangun keterampilan
dasar (basic support),
menyimpulkan (inference)
membuat klasifikasi
lanjutan (advance
classification), dan strategi
dan taktik (strategies and
tactics)
Aktivitas keterampilan
berpikir kreatif yang
diukur adalah
keterampilan berpikir
lancar (fluency),
keterampilan memperinci
(elaboration), dan
keterampilan berpikir
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel
Konsep Teoritis
Konsep Empiris
orisinal (originality).
Keterampilan berpikir
kreatif siswa tersebut
diukur sebelum dan
sesudah pembelajaran
dengan menggunakan tes
tertulis berbentuk uraian
dan selama pembelajaran
diukur dari hasil
pembuatan rancangan
praktikum
B.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel didefinisikan sebagai
bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,
2013).
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Saketi
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri
dari
enam kelas dengan komposisi siswa masing-masing kelas kurang lebih
berjumlah tiga puluh dua siswa. Melalui teknik random sampling, diperoleh satu
kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol, yakni kelas
IX E dan kelas IX F. Pengambilan sampel ini sudah dianggap mewakili populasi.
Pemilihan kelas IX sebagai sampel penelitian dilakukan atas pertimbangan
bahwa tema krisis sumber energi listrik dipelajari di kelas IX, tema ini
berdasarkan sebaran SK dan KD yang sudah dipelajari di kelas VII dan VIII dari
berbagai disiplin ilmu. Selain itu rata-rata nilai kelas IX E dan IX F selisihnya
tidak terlalu besar, dan kondisi jam mengajar sama.
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50
C.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
1. Tahap perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain :
Studi pendahuluan berupa observasi hasil belajar dan wawancara dengan
guru.
Studi literatur terhadap jurnal dan laporan penelitian mengenai model
Problem Based Learning (PBL), berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
Menganalisa silabus kurikulum KTSP dari mata pelajaran IPA (biologi,
kimia dan fisika), IPS, bahasa Indonesia dan PKn. Hasil analisa silabus
kurikulum KTSP dibuat dalam bentuk pemetaan SK dan KD yang dapat
dilihat pada lampiran A.1.
Penentuan tema yaitu krisis sumber energi listrik
Perancangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
Problem Based Learning (PBL) dan pembuatan lembar kerja siswa (LKS).
Adapun bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja
siswa (LKS) dapat dilihat pada lampiran A.2 dan A.3.
Membuat instrumen penelitian
Melakukan validasi seluruh instrumen
Merevisi atau memperbaiki instrumen
Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. Surat izin dapat dilihat
pada lampiran D.4
Menentukan subyek penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:
Pelaksanaan tes awal
Pelaksanaan pembelajaran, perlakuan yang diberikan kepada kelas
eksperimen adalah pembelajaran dengan menggunakan Problem based
Learning (PBL) dan praktikum selama 3 pertemuan
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51
Pelaksanaan observasi terhadap keterlaksanaan
model Problem Based
Learning (PBL) pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan tes akhir dan pemberian angket tanggapan siswa
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah:
D.
Mengolah hasil data penelitian
Menganalisa dan dan membahas hasil temuan penelitian
Menarik kesimpulan
Instrumen Penelitian
Ibnu Hadjar (1996) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi
karakteristik variabel secara objektif. Berdasarkan rumusan masalah yang
diuraikan dalam dalam pertanyaan penelitian, maka variabel dan instrumen
pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian
Variabel Penelitian
Keterampilan Berpikir Kritis
Instrumen
Tes Keterampilan Berpikir
Kritis (Pilihan Jamak)
Keterampilan Berpikir Kreatif
Tes Keterampilan Berpikir
Kreatif (Essay)
Keterlaksanaan Model Problem Based
Format Observasi
Learning (PBL)
Tanggapan Siswa terhadap penerapan
Angket
Model Problem Based Learning (PBL)
Berikut ini uraian secara rinci masing-masing instrumen:
Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Tes keterampilan berpikir kritis digunakan sebagai instrumen
untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa terhadap tema krisis
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52
sumber energi listrik. Tes keterampilan berpikir kritis digunakan dalam
bentuk soal pilihan jamak yang dikembangkan berdasarkan indikator
keterampilan berpikir kritis, Tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu tes
awal dan tes akhir. Tes awal dan tes akhir digunakan soal yang sama.
Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan.
Tes keterampilan berpikir kritis yang diukur dibatasi pada
indikator keterampilan berpikir kritis yaitu memberikan penjelasan
sederhana (elementary clarification) pada sub indikator memfokuskan
pertanyaan, membangun keterampilan dasar (basic support) pada sub
indikator
mengobservasi
dan
mempertimbangkan
observasi,
menyimpulkan (inference) pada sub indikator membuat induksi dan
mempertimbangkan induksi, membuat klasifikasi lanjutan (advance
classification) pada sub indikator mengidentifikasi istilah dan
mempertimbangkan definisi, dan strategi dan taktik (strategies and
tactics) pada sub indikator memutuskan suatu tindakan. Tiap indikator
diwakili dua butir soal. Kisi-kisi soal keterampilan berpikir kritis dapat
dilihat pada lampiran A.4 dan soal pada lampiran A.7.
Pembuatan kisi-kisi soal tes keterampilan berpikir kritis dilakukan
dengan tujuan mendapatkan instrumen yang valid secara isi (content
validity) dan valid secara konstruk (construct validity). Setelah
mendapatkan persetujuan pembimbing dan ahli, instrumen ini diuji
coba
terlebih
dahulu
pada
siswa
yang
pernah
mendapatkan
pembelajaran tema krisis sumber energi listrik.
Tes Keterampilan Berpikir Kreatif
Instrumen tes keterampilan berpikir kreatif
yang digunakan
adalah soal uraian. Sama seperti soal pilihan jamak, soal uraian pun
divalidasi terlebih dahulu. Soal yang dipergunakan dalam uji coba
adalah tiga soal. Tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada saat tes
awal dan tes akhir dengan menggunakan soal yang sama. Sedangkan
Endin Muhidin, 2014
Implementasi Problem Based Learning (PBL) pada Tema Krisis Sumber Energi Listrik untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa kelas IX
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53
pada kegiatan proses pembelajaran digunakan tugas merancang
praktikum.
Tes keterampilan berpikir kreatif bertujuan untuk mengukur
keterampilan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
dilakukan. Keterampilan berpikir kreatif yang diukur dibatasi pad