PENERAPAN MODEL STM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI DALAM PEMBELAJARAN IPS SD KELAS IV SDN CISEREH 1 KECAMATAN TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG.

(1)

PENERAPAN MODEL STM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI

DALAM PEMBELAJARAN IPS SD KELAS IV SDN CISEREH 1 KECAMATAN TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPI Kampus Serang

Oleh

IKA DJULISTIANINGSIH 0903768


(2)

Ika Djulistianingsih, 2013

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

2013

PENERAPAN MODEL STM UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI TRANSPORTASI PADA PEMBELAJARAN IPS

SD KELAS IV SDN CISEREH 1 KECAMATAN TIGARAKSA

KABUPATEN TANGERANG

Oleh Ika Djulistianingsih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Ika Djulistianingsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

IKA DJULISTIANINGSIH 0903768

PENERAPAN MODEL STM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI

DALAM PEMBELAJARAN IPS SD KELAS IV SDN CISEREH 1 KECAMATAN TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG

Pembimbing I

Drs.H.Effendi Zulkifli, M.Pd NIP : 195307231980031002

Pembimbing II

Neneng Sri Wulan, M.Pd NIP : 198404132010122003

Mengetahui


(4)

Ika Djulistianingsih, 2013

Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd NIP : 196201101988031003


(5)

ABSTRAK

IKA DJULISTIANINGSIH (2013). Penelitian ini berjudul : “Penerapan Model STM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Padda Konsep Perkembangan Teknologi Transportasi dalam Pembelajaran IPS SD Kelas IV SDN Cisereh 1 Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang”.

Penelitian ini di latar belakangi oleh temuan di lapangan di SDN Cisereh 1 pada proses pembelajaran terlihat kurang efektif, sehingga berdampak pada kurangnya pencapaian belajar siswa dalam pembelajaran tersebut. kesulitan siswa dalam memahami materi dan kurangnya aktivitas siswa sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah. Karena pengajaran guru yang masih menggunakan cara-cara tradisional. Maka dari itu, pembelajarannya diperlukan metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat(STM) agar siswa lebih memahami materi.

Tujuan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD, bertujuan agar anak didik mampu mengembangkan pengetahuan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Clasroom Action Research), tindakan kelas diterapkan melalui pra siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui Observasi, wawancara dan tes hasil belajar siswa, penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV dengan jumlah 29 orang. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN Cisereh 1 Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang.

Rumusan masalah yang dikemukakan : (1) Bagaimana proses pembelajaran model sains teknologi masyarakat (STM) dalam meningkatkan konsep perkembangan teknologi transportasi di kelas IV SDN Cisereh I (2) Bagaimana penggunaan model sains teknologi masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cisereh I.

Adapun tujuan penelitian adalah : (1) Untuk mengetahui proses pembelajaran model STM dalam meningkatkan konsep perkembangan teknologi transportasi di kelas IV SDN Cisereh I, (2) Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah kegiatan belajar mengajar melalui penerapan model STM di kelas IV SDN Cisereh I.

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil tes siswa, Pra siklus rata-rata nilai yang diperoleh adalah 29,65, siklus I mencapai rata-rata 51,37, siklus II 71,37 dan pada siklus III mencapai rata-rata 88,96. Hasil aktivitasi guru pada siklus I mencapai 50%, Siklus II 70% dan pada siklus III mencapai 100%. Sedangkan hasil yang di peroleh dari observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 35%, siklus II 55% dan siklus III mencapai 100%.

Kesimpulan yang diperoleh bahwa penerapan model STM pada pembelajaran IPS tentang perkembangan transportasi dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan melihat hasil seperti ini, maka direkomendasikan bahwa penerapan model STM bisa diterapkan pada pembelajaran IPS.


(6)

v

Ika Djulistianingsih, 2013

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7


(7)

vi BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Model Sains Teknologi Masyarakat (STM) ... 11

B. Hasil Belajar ... 16

C. Perkembangan Teknologi Transportasi ... 18

D.Karakteristik Pembelajaran IPS SD ... 26

E. Kajian Terdahulu ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 30

B. Prosedur Penelitian ... 35

C. Teknik Pengumpulan Data ... 41

D. Instrumen Penelitian ... ...42

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 51

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

1. Tahap Pra siklus ... 52

2. Tahap Siklus I ...59


(8)

vii

Ika Djulistianingsih, 2013

4. Tahap siklus III ...75

B. Data hasil penelitian ... 84

C. Jawaban Hipotesis ...92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 93

B. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAK A... 97


(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Observasi Kegiatan Guru ...……….. 43

3.2 Observasi Aktivitas Belajar Siswa .………. 44

3.3 Wawancara guru .………..……….. 46

3.4 Wawancara siswa ... 46

3.5 Kisi-kisi soal ……….. 47

3.6 Hasil Belajar Siswa ... 48

4.1 Wawancara Guru …………...…………....………. 54

4.2 Wawancara Siswa ……….55

4.3 hasil tes siswa pra siklus ……….. 57

4.4 hasil Observasi Guru siklus I ………... 62

4.5 Hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus I ………... 63

4.6 Hasil tes belajar siswa siklus I…...………65

4.7 Hasil observasi kegiatan guru siklus II ……….………70

4.8 Hasil aktivitas belajar siswa siklus II ………...72


(10)

ix

Ika Djulistianingsih, 2013

4.10 Hasil aktivitas guru siklus III …...………..………. 78

4.11Hasil aktivitas siswa III ... 80

4.12hasil belajar tes siswa siklus III ……….. 82

4.13 Rekapitulasi aktivitas guru ... 86

4.14 Rekapitulasi aktivitas belajar siswa ……….. 88


(11)

x

DAFTAR BAGAN

3.1 Alur PTK yang menggunakan model sains teknologi masyarakat (STM) ...34


(12)

xi

Ika Djulistianingsih, 2013

DAFTAR GRAFIK Grafik

4.1Rekapitulasi data hasil observasi aktivitas guru ...…..87 4.2Rekapitulasi data hasil observasi aktivitas siswa ...89 4.3Rekapitulasi hasil belajar siswa ...………..……91


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I ………98

Lampiran 2 RPP siklus II ………..101

Lampiran 3 RPP siklus III ………106

Lampiran 4 Lembar soal siswa ……….109

Lampiran 5 Lembar soal siswa ………111

Lampiran 6 lembar soal siswa ……….…113

Lampiran 7 SK Penyusunan Skripsi dari UPI Kampus Serang ………..115

Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin dari Upi Kampus Serang …………..…..116

Lampiran 9 Surat Telah Melakukan Penelitian dari SD………..…117


(14)

xiii

Ika Djulistianingsih, 2013


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia pada saat ini sedang berusaha untuk mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik. Usaha ini dikaitkan erat dengan kesadaran masyarakat yang telah menjadikan pendidikan sebagai salah satu kebutuhan hidup. Pendidikan dijadikan tumpuan harapan masyarakat, karena melalui pendidikan orang diharapkan menjadi manusia yang bermutu. Hal tersebut dapat tercapai apabila melalui pendidikan yang bermutu pula.

Para siswa sebagai bagian dari masyarakat harus mampu melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat baik sebagai warga Negara, warga masyarakat, yang sadar akan tanggung jawab dan menampilkan tingkah laku, perbuatan, dan tindakan yang penuh dengan makna bagi kepentingan bersama. Pada akhirnya mereka diharapkan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan sekolah dasar, mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) kurang diminati oleh peserta didik. Mereka cenderung pasif dalam pembelajaran IPS didalam kelas, karena yang


(16)

2

Ika Djulistianingsih, 2013

terbayang dalam benak benak peserta didik pembelajaran IPS itu adalah mata pelajaran yang mencatat, menulis, dan menghafal.

Berdasarkan hasil wawancara oleh peneliti dengan beberapa peserta didik di SDN Cisereh 1 tentang pembelajaran IPS, telah terjadi pemahaman yang salah tentang pembelajaran IPS. Menurut mereka, pembelajaran IPS cenderung pembelajaran berlatih menulis, mendengarkan, dan menghafal. Karena aplikasi pembelajaran yang mereka hadapi setiap hari berkutat dengan kegiatan itu-itu saja.

Pembelajaran yang seperti itu akan berdampak pada hasil belajar yang kurang, karena peserta didik tidak memahami materi serta tujuan dari pembelajaran tersebut. Meskipun peserta didik sudah berusaha dengan segenap kemampuannya, tetapi target yang ingin dicapai tidak sesuai dengan standar kelulusan mata pelajaran tersebut.

Adanya perubahan dalam pembelajaran IPS di SDN Cisereh 1 sangat diperlukan, mengingat pembelajaran ini juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam proses pengenalan peserta didik terhadap lingkungan sosial dan interaksi sosial. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran harus lebih diutamakan agar peserta didik dalam proses pembelajaran harus lebih diutamakan agar peserta didik mengetahui dan menemukan sendiri tentang kebenaran suatu teori-teori yang ada.

Pada dasarya belajar itu mempunyai tujuan agar peserta didik dapat meningkatkan kualitas hidupnya sebagai individu, maupun sebagai makhluk sosial. Peserta didik sebagai individu dituntut untuk mengembangkan


(17)

3

kemampuan berfikir kritis dan inovatif karena peserta didik akan dihadapkan pada arus globalisasi yang akan dialami oleh peserta didik, oleh karena itu, pembekalan harus dimulai seejak dini tentang informsi-informasi yang peserta didik butuhkan untuk menghadapi berbagai persoalan-persoalan yang timbul akibat globalisasi tersebut, agar kelak peserta didik mampu bersaing dengan orang lain, tanpa mengesampingkan sikap saling menghargai dan tolong menolong sesame manusia.

Berdasarkan hasil observasi, kegiatan belajar mengajar di SDN Cisereh 1 terutama dalam pembelajaran IPS kurang diperhatikan, pada umumnya guru tidak mempersiapkan pembelajaran yang dapat membuat siswanya menjadi tahu dan paham dengan pembelajaran. Pemberian materi pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah dan bercerita terbukti kurang efektif bagi pembelajaran. Padahal pembelajaran IPS sangat mungkin disajikan dengan berbagai metode dan pendekatan.

Kegiatan Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Cisereh 1 merupakan kegiatan untuk memberikan sumbangsih dan salah satu solusi untuk kegiatan pembelajaran, hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang dilakukan di SDN Cisereh 1 mata pelajaran IPS dalam konsep perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi tidak memenuhi standar kelulusan mata pelajaran tersebut, hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Berikut ini masalah yang tibmbul dalam pembelajarn tersebut. Data ini diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada observasi awal. Adapun masalah yang ada adalah sebagai berikut:


(18)

4

Ika Djulistianingsih, 2013

1. Pembelajaran yang monoton atau terpusat pada guru 2. Kegiatan pembelajaran yang klasikal

3. Metode yang digunakan kurang / tidak sesuai dengan materi yang disampaikan

4. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam kegiatan pembelajaran

5. Hasil belajar siswa kelas IV tidak memenuhi standar kelulusan materi pembelajaran.

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran serta untuk menguji sejauh mana efektifitas pendekatan yang digunakan proses tersebut.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan yang sangat berat, karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komperhensif dan terpadu dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas, peneliti mengangkat judul dalam penelitian ini yaitu penerapan pendekatan STM untuk meningkatkan hasil


(19)

5

belajar siswa pada konsep perkembangan teknologi transportasi dalam pembelajaran IPS.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut di atas, peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran model sains teknologi masyarakat (STM) untuk meningkatkan konsep perkembangan teknologi transportasi di kelas IV SDN Cisereh I Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang Provinsi Banten tahun ajaran 2012-2013? 2. Bagaimana penggunaan model sains teknologi masyarakat (STM)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN Cisereh I Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang Provinsi Banten tahun ajaran 2012-2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran model sains teknologi masyarakat (STM) dalam meningkatkan konsep perkembangan teknologi transportasi di kelas IV SDN Cisereh I Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang Provinsi Banten tahun ajaran 2012-2013.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah kegiatan belajar mengajar melalui penerapan model sains teknologi


(20)

6

Ika Djulistianingsih, 2013

masyarakat (STM) di kelas IV SDN Cisereh I Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang Provinsi Banten tahun ajaran 2012-2013.

D. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas belajar siswa serta kualitas pembelajaran di kelas. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta pencapaian target pembelajaran yang memuaskan. Oleh Karena itu peneliti merumuskan manfaat peneliti sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan rujukan dalam kegiatan pembelajaran ketika peneliti terjun kedunia pendidikan. Dan dapat memotivasi untuk lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, menambah wawasan, dan meningkatkan pengetahuan sehingga diperoleh sikap profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai calon guru dimasa mendatang.

2. Manfaat Bagi Guru

Dapat menambah wawasan bagi guru dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS khususnya Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) yang digunakan dalam konsep perkembangan teknologi transportasi.


(21)

7

Siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa lebih meningkat dalam proses pembelajaran yang diharapkan akan berdampak pada meningkatnya capaian hasil belajar siswa.

E. Definisi Istilah

1. Model Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Yang dimaksud model STM dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang mengkaitkan antara sains dengan teknologi yang ada serta kegunaannya bagi masyarakat. Dalam hal ini teknologi yang dibahas dalam pembelajaran adalah perkembangan teknologi transportasi.

Penerapan model STM juga diharapkan mampu menjadikan para peserta didik aktif dalam proses pembelajaran IPS. Model STM adalah cara penyajian dimana para peserta didik dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

Dalam model STM ada empat tahapan, yaitu tahap invitasi, tahan eksplorasi, tahap penjelasan dan solusi, dan tahap pengambilan tindakan.

Pada tahap pertama dalam pembelajaran (invitasi), siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu guru memancing dengan


(22)

pertanyaan-8

Ika Djulistianingsih, 2013

pertanyaan yang problematis tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari.

Pada tahap kedua (eksplorasi), siswa diberi kesempatan untuk penyelidikan dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara keseluruhan, tahap ini memenuhi rasa keingintahuan siswa tentang fenomena alam di sekelilingnya.

Tahap ketiga (penjelasan dan solusi), saat siswa memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat menyampaikan gagasan, membuat model, membuat penjelasan baru, membuat solusi, memadukan solusinya dengan teori dari buku, membuat rangkuman dan kesimpulan. Siswa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang di pelajari, hal ini menjadikan siswa tidak ragu-ragu tentang konsep isinya.

Pada tahap keempat (pengambilan tindakan), siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan sarana baik bagi individu maupun masyarakat yang berhubungan dengan model STM ini banyak metode mengajar yang dapat digunakan.


(23)

9

Dalam kegiatan pembelajaran pencapaian hasil merupakan aspek yang sangat penting, karena pembelajaran itu akan di anggap sukses dilihat dari hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang baik tidak sebatas pada nilai dari aspek pengetahuan yang peserta didik kuasai (kognitif), tetapi meliputi aspek sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Ketiga aspek tersebut merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran dan pencapaian hasil belajar.

Pembelajaran dikatakan memperoleh hasil yang baik jika pembelajaran tersebut merubah individu menjadi lebih baik dari sisi pengetahuan, sikap dan keterampilannya.

3. Perkembangan Teknologi Transportasi

Teknologi adalah penerapan praktis dari ilmu. Ilmu dan teknologi saling membutuhkan, tanpa ilmu tidak akan ada penerapan (aplikasi) baru untuk teknologi dan tanpa teknologi tidak akan ada yang menikmati penemuan ilmu. Jadi tujuan dari ilmu dan teknologi adalah untuk memecahkan masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia. Oleh karena itu tujuan dari metode ini diharapkan mampu memberikan pemahaman dan pengetahuan yang lebih kepada siswa agar mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi yang diinginkannya, guna mengatasi kesulitan yang dihadapi. Teknologi transportasi adalah teknologi untuk mengangkut barang maupun penumpang dari satu tempat ke tempat yang lain.


(24)

10

Ika Djulistianingsih, 2013

F. Hipotesis

Dalam penelitian tindakan kelas peniliti mencoba mencari fakta yang ada dilapangan tentang masalah-masalah yang menjadi bahan kajian penelitian.

Peneliti mencoba merumuskan hipotesis tentang masalah yang diteliti, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Jika digunakan model sains teknologi masyarakat (STM) maka akan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep perkembangan teknologi transportasi.


(25)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilakukan sesuai dengan jadwal kegiatan pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Pertama kali penelitian tindakan kelas diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yang selanjutnya dikembangkan oleh Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan lainnya. Sehubungan itu Yusnandar (2012: 7) menyatakan bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional.

Kusumah dan Dwitagama (2009: 9) memberikan definisi yang lebih tegas bahwa :


(26)

31

Ika Djulistianingsih, 2013

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan, tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dari beberapa pengertian diatas penulis mencoba menyimpulkan atau membuat sebuah benang merah dari pengertian beberapa ahli bahwasannya penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan yang tepat dan melaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan objek yang diteliti dan bekerjasama dengan peneliti yang lain yang tidak mengganggu dan menghambat kegiatan guru dalam suatu proses pembelajaran.

Jika tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan guru dalam proses belajar, maka tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu focus penelitian tindakan kelas adalah terletak pada tindakan-tindakan alternatif yang direncanakan guru, kemudian dicobakan, dan di evaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif itu dapat memecahkan persoalan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru.

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart, yang terdiri dari 3 siklus setiap siklusnya meliputi empat tahapan kegiatan sebagai berikut, Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998) dalam (Kunandar, 2008: 70) bahwa:


(27)

32

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan melalui proses yang dinamis dan menghendaki adanya siklus belajar yang terdiri dari empat tahap, yakni:

a. Perencanaan

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Disusun berdasarkan pengamatan awal yang refleksif.

b. Tindakan

Tindakan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

c. Observasi

Observasi yaitu pengamatan terhadap suatu proses pembelajaran, pengaruh dan kendala dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan pada siswa.

d. Refleksi

Refleksi merupakan suatu usaha perenungan, pengkajian yang mendalam, dalam rangka menemukan makna dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sebagai dasar pijakan untuk perbaikan tindakan selanjutnya.


(28)

33

Ika Djulistianingsih, 2013

Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana jenis penelitian yang lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Shumsky ( 1982 ) (dalam kunandar, 2008 : 69 ) menyatakan bahwa kelebihan dan kelemahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut :

Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) :

1. Kerjasama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki dan mendorong kreativitas guru yang sekaligus sebagai peneliti. 2. Melalui kerjasama dalam PTK meningkatkan kesepakatan

untuk menyelesaikan masalah.

Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) :

1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknis dasar PTK pada pihak peneliti ( guru ). Sehingga guru kurang tertarik dan mengaanggap bahwa kegiatan penelitian hanya layak dilakukan oleh mahasiswa.

2. Berkenaan dengan waktu, karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat langsung dalam prosesnya. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk mengelola waktu yang optimal sehingga tidak mengganggu aktivitas mengajar.

Dalam prosedur penelitian ini, peneliti melakukan tiga (3) siklus, yakni siklus I, siklus II dan siklus III yang diawali sebelumnya dari pra siklus kemudian dilanjutkan pada siklus I dan selanjutnya. Dimana setiap siklus


(29)

34

tediri dari empat tahapan, yakni rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Edi Yusnandar (2010: 30) menyatakan bahwa:

Siklus merupakan suatu proses perubahan yang tahapannya berulang kembali.

Tahapan tersebut dilaksanakan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru guna memperoleh data yang akurat dengan tindakan yang efektif. Sehingga diharapkan tercapainya tujuan yang diinginkan.

Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) setiap siklus tersebut dapat dilihat pada alur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart, yang telah dimodifikasi peneliti, sebagai berikut:

Alur Penelitian Tindakan Kelas

Penerapan Model STM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Perkembangan Teknologi Transportasi Dalam Pembelajaran IPS SD Kelas IV

SDN Cisereh 1 Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Perencanaan Prasiklus

Tindakan

Observasi

Refleksi Siklus I

Tindakan

Refleksi Siklus II


(30)

35

Ika Djulistianingsih, 2013

Gambar 3.1

PTK Di kembangkan Dari Model Kemmis dan Mc.Tagart

B. Prosedur Penelitian

Secara operasional kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap antara lain Pra siklus, siklus I, suklius II, dan siklus III sehingga mencapai hasil yang maksimal.

Setiap tahap pembelajaran dilakukan dengan model Sains Teknologi Masyarakat. Maka pembelajaran setiap tahap diteliti dan dianalisis serta diamati. Sedangkan untuk meneliti tingkat keberhasilan dari pembelajaran ini digunakan tes yang dilakukan akhir bahasan yang diteliti.

1. Pra siklus

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas kegiatan yang dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan lokasi dan subjek penelitian. Perizinan penelitian disampaikan kepada pihak terkait yaitu Kepala Sekolah Dasar Negeri Cisereh 1 yang menjadi lokasi penelitian. Dengan mengadakan pengamatan atau observasi peneliti


(31)

36

dapat mengetahui tentang pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS di SD pada konsep perkembangan teknologi transportasi. Hasil observasi ini akan dijadikan bahan refleksi dan diskusi bersama guru, sebagai evaluasi atas tindakan sebelumnya. Fase yang dilakukan dalam melaksanakan observasi adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam fase ini observasi dilakukan didalam kelas. Pihak pengamat melakukan pengamatan atau observasi terhadap proses pembelajaran di kelas dalam pembelajaran IPS pada konsep perkembangan teknologi transportasi. Adapun yang diamati yaitu pengamatan terhadap guru dan siswa, suasana kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, dan hal-hal yang terkait dengan PTK. Sehingga dapat memperoleh gambaran tentang pemahaman dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar dilaksanakan.

b. Refleksi

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai bahan rancangan kegiatan pemecahan masalah berdasarkan hasil diskusi dan evaluasi. Setelah menemukan masalah-masalah yang ada menjadi satu permasalahan. Masalah yang menjadi sorotan adalah :


(32)

37

Ika Djulistianingsih, 2013

1) Penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPS.

2) Aktivitas siswa 3) Hasil belajar siswa

2. Siklus I

Merupakan langkah awal penelitian berdasarkan hasil temuan masalah dan hasil refleksi pada tahap orientasi pra siklus. Hasil temuan tersebut menjadi perencanaan pada siklus ini.

a. Perencanaan

Berdasarkan temuan pada prasiklus tindakan apa yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPS sebagai solusi permasalahan. Umumnya harus cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan tindakan penelitian. Peneliti dan guru kelas menyusun rencana secara reflektif, parsipatif dan kolaboratif. Kegiatan yang dilaksanakan dalam perencanaan ini adalah:

1) Mempelajari materi dalam Kurikulum IPS di kelas IV.

2) Mempelajari teori tentang penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran di kelas.


(33)

38

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas IV pada materi konsep perkembangan teknologi transportasi dengan penerapan model Sains Teknologi Masyarakat.

4) Mempersiapkan lembaran observasi pada aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

b. Tindakan

Dilakukan oleh guru sebagai upaya melaksanakan pembelajaran IPS sesuai dengan RPP yang telah disusun. Tindakan dilakukan mengarah pada upaya guru menerapkan model Sains Teknologi Transportasi pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Observasi

Hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I. d. Refleksi

Mengingat dan merenungkan kembali tindakan yang telah dilakukan, persis seperti yang telah dicatat dalam observasi untuk memahami proses, masalah, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal dan tindakan untuk mewujudkan tujuan penelitian. Refleksi ditujukan pada hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Dari hasil refleksi ini dapat diambil suatu keputusan tentang dilanjutkannya penelitian tindakan kelas atau dihentikan.


(34)

39

Ika Djulistianingsih, 2013

3. Siklus 2

Merupakan langkah lanjutan penelitian berdasarkan hasil dari siklus I yang belum mencapai tujuan penelitian. Hasil evaluasi permasalahan menjadi perencanaan pada siklus ini.

a. Perencanaan

Berdasarkan evaluasi yang didapat dari siklus I, peneliti dan guru kelas menyusun rencana secara reflektif, partisipatif,dan kolaboratif. Dalam perencanaan ini dimaksudkan untuk memperbaiki beberapa kekurangan tindakan yang dilaksanakan pada siklus I. Hal-hal yang perlu direncanakan adalah:

1) Merancang materi pelajaran

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Sains Teknologi Masyarakat pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Tindakan

Dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai lanjutan tindakan dari siklus I. Tindakan dilakukan mengarah pada upaya guru menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Observasi

Hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus II. Observasi mencatat apa yang dilakukan oleh siswa dalam


(35)

40

menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

d. Refleksi

Mengingat dan merenungkan kembali tindakan yang telah dilakukan pada siklus II, persis seperti yang telah dicatat dalam observasi untuk memahami proses, masalah, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksi ditujukan pada aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap tindakan untuk mewujudkan tujuan peneliti.

4. Siklus 3

Merupakan langkah lanjutan penelitian berdasarkan belum tercapainya tujuan penelitian dan refleksi pada siklus II. Diharapkan siklus ini merupakan langkah terakhir penelitian yakni tercapainya tujuan penelitian. Hasil evaluasi permasalahan menjadi perencanaan pada siklus ini.

a. Perencanaan

Berdasarkan temuan pada siklus II tindakan apa yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki pada proses pembelajaran sebagai solusi permasalahan. Hal-hal yang perlu direncanakan adalah:


(36)

41

Ika Djulistianingsih, 2013

2) Merancang aktivitas siswa

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model Sains Teknologi Masyarakat pada materi konsep perkembangan teknologi transportasi.

b. Tindakan

Dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai lanjutan tindakan dari siklus II. Tindakan dilakukan mengarah pada upaya guru menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

c. Observasi

Hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus III. Observasi mencatat apa yang dilakukan oleh siswa dalam menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat pada pembelajaran yang sedang berlangsung.

d. Refleksi

Mengingat dan menerangkan kembali tindakan yang telah dilakukan pada siklus III, persis seperti yang telah dicatat dalam observasi untuk memahami proses, masalah, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap untuk mewujudkan tujuan peneliti. Namun diharapkan siklus ini merupakan langkah terakhir penelitian dengan tercapainya tujuan penelitian.


(37)

42

C. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan teknik: 1. Observasi

“Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku siswa ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan”. (Nana Sudjana, 2009:84) 2. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan suatu informasi.

3. Tes

Menurut Nana Sudjana (2009:35) bahwa tes adalah serentetan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes perbuatan).

D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan tiga instrumen yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman tes.

Yang dimaksud instrumen penelitian dalam peneliti ini adalah peneliti itu sendiri, dalam menyusun hasil penelitian, peneliti


(38)

43

Ika Djulistianingsih, 2013

membutuhkan alat pengumpulan data dalam proses siklus yang akan dijalani. Alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini berupa observasi dan tes.

1. Observasi

Kunandar (2008: 143) dalam bukunya menjelaskan pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Beliau juga mengelompokkan tipe-tipe observasi yaitu, observasi berstruktur (dengan pedoman), observasi tidak berstruktur (tidak dengan pedoman). Dalam PTK observasi dilakukan terutama untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk dapat menata langkah-langkah perbaikan.

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Kegiatan Guru

NO ASPEK YANG DIAMATI JAWABAN

YA TIDAK

1 2 3 4 5 6

Membangkitkan siswa untuk belajar Memberikan apersepsi kepada siswa. Menginformasikan tujuan pembelajaran

Memberikan acuan materi belajar yang dilaksanakan.

Penyajian bahan pembelajaran sesuai dengan SK, KD, Indikator dan sumber belajar yang ditetapkan

Menjelaskan pembelajaran yang menekan pada penggunaan STM sebagai sebuah model pembelajaranuntuk meningkatkan hasil


(39)

44 7 8 9 10 belajar siswa

Kemampuan menggunakan media pembelajaran

Menguasai keterampilan dalam mengoperasikan alat peraga atau media

Menggunakan jenis penilaian yang relevan dengan jenis yang dirancang pada rencana pembelajaran

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan kesimpulan tentang konsep yang dibahas

JUMLAH JAWABAN

Rumus yang digunakan untuk mengukur kegiatan guru adalah sebagai berikut :

Persentase = x 100%

Keterangan : Jumlah Ya = Jumlah jawaban Ya

Jumlah item = Jumlah item yang diamati

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Aspek yang diamati Deskriptor Ya Tidak 1. Perhatian siswa dalam

mengikuti presentasi

a. Konsentrasi siswa terhadap penjelasan materi

b. Pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan c. Sikap siswa pada saat

presentasi

d. Adanya tanggapan yang positif terhadap materi yang dijelaskan guru

2. Kemampuan dalam kuis a. Mempresentasikan hasil diskusi

b. Mengerjakan LKS

c. Bertanggung jawab secara individu memahami materi


(40)

45

Ika Djulistianingsih, 2013

d. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru

3. Aktivitas siswa dalam kelompok

a. Adanya komunikasi antar kelompok

b. Aktif dalam kelompok c. Adanya tanggung jawab

dalam kelompok

d. Memberikan gagasan pada masalah yang diselesaikan. 4. Kerja sama siswa dalam

kelompok

a. Interaksi yang baik di dalam kelompok

b. Saling membantu dalam suatu permasalahan tentang materi yang dipelajari c. Keterlibatan setiap siswa

dalam kelompok untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi

d. Respon terhadap masalah di kelompok

5. Hubungan siswa dengan siswa lain

a. Adanya kerja sama antar kelompok dalam kelompok masing-masing

b. Terjadi suasana belajar yang menyenangkan

c. Adanya tutor sebaya dalam kelompok

d. Terjadi diskusi kecil antar siswa mengenai materi Jumlah

Rata-rata

Keterangan :

4 (empat) : Jika empat deskriptor tercapai 3 (Tiga) : Jika tiga deskriptor tercapai 2 (Dua) : Jika dua deskriptor tercapai 1 (Satu) : Jika satu deskriptor tercapai


(41)

46

2. Wawancara

Penelitian ini menggunakan panduan wawancara untuk mengungkapkan data dan mengetahui pendapat guru, siswa atau teman sejawat secara kualitatif. Di dalam wawancara, semakin banyak informasi yang di wawancarai dan semakin lama peneliti tinggal di lokasi penelitian, maka akan semakin reliable data yang diperoleh.

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Guru

NO PERTANYAAN

1. Apakah sebelum mengajar ibu membuat RPP?

2. Model apa saja yang ibu gunakan dalam pembelajaran IPS?

3. Apakah siswa dapat merespon atau menerima model yang digunakan dengan baik?

4. Apakah selama pembelajaran, Ibu menggunakan media pembelajaran?

5. Media apa sajakah yang ibu gunakan dalam pembelajaran IPS?

Tabel 3.4


(42)

47

Ika Djulistianingsih, 2013

NO PERTANYAAN

1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPS?

2. Apakah kamu merasa kesulitan dalam pembelajaran IPS?

3. Apakah kamu merasa bosan dengan pembelajaran IPS?

4. Apakah guru menggunakan alat peraga atau media dalam pembelajaran?

3. Tes

Kunandar (2008:186) menyatakan bahwa tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya. Menurut Arikunto (2006:57) tes yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu : validitas, objektifitas, praktibilitas dan ekonomis.

Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes yang diujikan di setiap akhir pembelajaran. Tes yang diberikan berupa tes objektif atau pilihan ganda, tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pencapaian siswa terhadap pembelajaran yang diperoleh dari proses kegiatan belajar. Soal tes yang diberikan pada siswa kemudian diberi skor dan dilakukan penilaian. Setelah melakukan penilaian terhadap hasil


(43)

48

belajar siswa selanjutnya menghitung rata-rata nilai untuk mengetahui tingkat belajar siswa.

Tabel 3.5

Kisi-kisi siklus I

Standar Kompetensi : Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Kompetensi Dasar :Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya

Materi Pokok : Prekembangan Teknologi Transportasi

No Indikator Tingkat

kesukaran

C1 C2 C3 Jumlah

1. Membandingkan jenis-jenis teknologi untuk transportasi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini.

Mudah 4,8,16,17 2, 1,18,15 8

Sedang 10,20 7,11,13,

14,19

- 7

Sukar 5,6,12, 3,9 - 5

Jumlah 9 8 3 20

Tabel 3.6

Pedoman Hasil Tes Belajar Siswa


(44)

49

Ika Djulistianingsih, 2013

1 ADHIKA PUTRA ARIZI L

2 ANIS MAULIDA P

3 ARIEL ALFANDI L

4 ARIF RAMADHAN L

5 AURA ZAZILA P

6 DEDE SOBARI L

7 DITA MAHARANI P

8 GOFARUL AZIS L

9 HASBI MAULANA L

10 JEJEN JAINUL L

11 LINA P

12 M. ABDA AZKIAUL. A L

13 M. ABDAN SYAKUR L

14 M. ALIP PERMANA L

15 M. ALVIAN

HIDAYATULLAH L

16 M. FADIL L

17 M. HAMZAH SAIDI L

18 M. HARIS MAULUDIN L

19 MELIN MERLINA P

20 NAUFAL FAJRIANSYAH L

21 NIDA FATMAYATI P

22 NURUL ILIM P

23 RIZAL MAULANA L

24 RIZKI HADI PUTRA L

25 SALSABILA MUTIA F P

26 SILVIYANTI P

27 SITI NADIYATUL ULYA P

28 TRI WAHYUNI P

29 WINDA TIKA ARDIYANI P

Jumlah Rata-rata

4. Analisis Data

Analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini mencakup proses pembelajaran yang dilkaukan dilokasi penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti di SDN Cisereh 1,


(45)

50

peneliti menggunakan analisis data sebagai penjabaran dari proses penelitian yang dilakukan.

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data, maka perlu segera diolah. Data ditafsir dan di evaluasi pada setiap siklus. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah yaitu :

a. Langkah Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada langkah persiapan ini antara lain 1)Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa isi

instrument.

2)Mengecek macam isian data. b. Tahap pentabulasian

Dalam tahap ini peneliti mengklasifikasikan data melalui tabulasi data kegiatan pentabulasi data meliputi:

1) Penilaian skor pada hasil observasi.

2) Menjumlahkan daftar nilai untuk dibuat prosentase. 3) Pemberian skor terhadap soal-soal tes dan menjumlahkan

skor yang diperoleh setiap siswa. Skor setiap siswa dikumpulkan untuk dimuat rata-rata pada setiap siklus.

Rumusan dan mentabulasi data adalah sebagai berikut :

Menentukan nilai rata-rata kelas dengan rumus :

Nilai = Jumlah skor yang benar x 100 Jumlah skor maksimum


(46)

51

Ika Djulistianingsih, 2013

Selanjutnya untuk melihat persentase peningkatan penelitian dalam setiap siklus digunakan rumus :

c. Tahap penerapan data

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu :

 Menyesuaikan data dengan pertanyaan penelitian  Mendeskripsikan hasil penemuan berdasarkan hasil

analisis dan membahasnya untuk menarik kesimpulan. Analisis data yang digunakan peneliti bertujuan untuk memperoleh data yang falid dari setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian, sehingga dalam proses penelitian tersebut dapat tersusun secara sistematis dan memiliki akurasi data yang tepat.

E. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti perlu menjelaskan tentang masalah yang akan diteliti, yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada di sekolah. Adapun masalah yang kurang

Nilai rata-rata kelas = Jumlah Nilai Akhir Jumlah seluruh siswa

Persentase kelas = Jumlah nilai akhir x Jumlah siswa 100 %


(47)

52

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi perkembangan teknologi transportasi. Penelitian ini dilakukan di kelas empat dengan jumlah siswa sebanyak 29, yang terdiri 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SDN Cisereh 1 kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang, yang berlokasi di Desa Cisereh RT 01/RW 01 Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang, Banten.

Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Cisereh 1 karena lokasi ini tidak jauh dari tempat peneliti, sehingga mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian.


(48)

93

Ika Djulistianingsih, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) dapat digunakan dengan berbagai metode, karena model ini sifatnya mengaitkan isu-isu yang ada dalam masyarakat dan dihubungkan dengan pembelajaran serta dikaitkan dengan teknologi.

Penelitian dan temuan yang dilakukan dalam dua siklus, sebelum siklus dimulai, dilakukan orientasi sebagai studi penjajagan. Hal ini ditujukan untuk situasi asli pembelajaran, menemukan masalah-masalah dalam pembelajaran, sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya. Setelah melakukan orientasi dan analisis, maka barulah peneliti merancang pembelajaran pada siklus-siklus yang telah ditetapkan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cisereh I Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model sains penerapan model sains teknologi masyarakat (STM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perkembangan teknologi transportasi dalam pembelajaran IPS di sekolah


(49)

94

dasar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, karena sifat atau ciri dari pembelajaran ini adalah mengaitkan isu-isu yang ada dalam masyarakat kedalam pembelajaran serta teknologi yang ada. Melalui keaktifannya dalam kelompok, siswa dapat berdiskusi mengenai masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan menceritakannya kedalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar dan menumbuhkan karena sifat pembelajaran yang menggunakan STM ini langsung pada aspek kehidupan yang dialami oleh siswa sehingga siswa dapat mengemukakan masalah-masalah yang ada dan siswa juga dapat memecahkan masalah tersebut. Melalui pembelajaran IPS, siswa dapat meningkatkan pemahamannya tentang lingkungan disekitarnya. 2. Pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi transportasi dengan

penerapan model sains teknologi masyarakat (STM) disekolah Dasar Negeri Cisereh I Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan data Observasi Aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I 50%, pada siklus II 70 % dan pada siklus III 100 %, dan pada aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan, nilai rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 35%, pada siklus II 55%, dan pada siklus III adalah 100%. Dan hasil tes belajar siswa juga mengalami peningkatan, rata-rata nilai yang diperoleh pada


(50)

95

Ika Djulistianingsih, 2013

pra siklus yaitu 29,65 rata-rata nilai pada siklus I yaitu 51,37, siklus II 71,37 dan rata-rata nilai pada siklus III yaitu 88,96.

B. Saran

Dalam penelitian tindakan kelas ini ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, antara lain:

1. Bagi para guru

Hendaknya guru tidak terfokus pada satu model atau metode pembalajaran saja misalnya ceramah dan pemberian tugas. Guru dapat mencoba menerapkan model sains teknologi masyarakat (STM) pada semua kelas untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Kepala Sekolah

Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru sekolah dasar dalam bidang pengajaran melalui pelatihan di masing-masing gugus sekolah, yang membahas metode pembelajaran khususnya model sains teknologi masyarakat.

3. Bagi Para Siswa

Khususnya siswa sekolah dasar agar lebih giat belajar, terutama dalam menyelesaikan masalah perkembangan teknologi transportasi, sehingga dapat mencapai hasil yang memuaskan.


(51)

96

Rekomendasi

Hasil penelitian ini peneliti rasakan masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam pengalaman penelitian sehingga hasil yang diperoleh belummemberikan sesuatu yang memuaskan, oleh karena itu penulis rekomendasikan agar penelitian dapat dilakukan lebih lanjut.


(52)

i

Ika Djulistianingsih, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Bumi Aksara.

Kunandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Sudjana, Nana. (2009). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Yusnandar, E dan Nur’aini. (2011). Metode penelitian Pendidikan di SD. UPI

Kampus Serang: Tidak diterbitkan

Poedjiadi Anna.(2010).Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya.

Karli Hilda, Sriyuliariatiningsih Margaretha.(2004).Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi: Model-model Pembelajaran. Bandung: CV. Bina Media Informasi Yusnandar E.(2012).Metode Penelitian Pendidikan Di SD.Serang: IKHWAN MANDIRI

PRESS

Barlia Lily.(2010).Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar. Bandung: Royyan Press

Hisnu P Tantya, Winardi.(2008).Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


(1)

52

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi perkembangan teknologi transportasi. Penelitian ini dilakukan di kelas empat dengan jumlah siswa sebanyak 29, yang terdiri 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SDN Cisereh 1 kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang, yang berlokasi di Desa Cisereh RT 01/RW 01 Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang, Banten.

Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Cisereh 1 karena lokasi ini tidak jauh dari tempat peneliti, sehingga mempermudah peneliti untuk melakukan penelitian.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) dapat digunakan dengan berbagai metode, karena model ini sifatnya mengaitkan isu-isu yang ada dalam masyarakat dan dihubungkan dengan pembelajaran serta dikaitkan dengan teknologi.

Penelitian dan temuan yang dilakukan dalam dua siklus, sebelum siklus dimulai, dilakukan orientasi sebagai studi penjajagan. Hal ini ditujukan untuk situasi asli pembelajaran, menemukan masalah-masalah dalam pembelajaran, sehingga dapat dicarikan jalan keluarnya. Setelah melakukan orientasi dan analisis, maka barulah peneliti merancang pembelajaran pada siklus-siklus yang telah ditetapkan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaannya penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cisereh I Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan model sains penerapan model sains teknologi masyarakat (STM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perkembangan teknologi transportasi dalam pembelajaran IPS di sekolah


(3)

94

dasar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, karena sifat atau ciri dari pembelajaran ini adalah mengaitkan isu-isu yang ada dalam masyarakat kedalam pembelajaran serta teknologi yang ada. Melalui keaktifannya dalam kelompok, siswa dapat berdiskusi mengenai masalah-masalah yang ada dalam masyarakat dan menceritakannya kedalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar dan menumbuhkan karena sifat pembelajaran yang menggunakan STM ini langsung pada aspek kehidupan yang dialami oleh siswa sehingga siswa dapat mengemukakan masalah-masalah yang ada dan siswa juga dapat memecahkan masalah tersebut. Melalui pembelajaran IPS, siswa dapat meningkatkan pemahamannya tentang lingkungan disekitarnya. 2. Pembelajaran IPS tentang perkembangan teknologi transportasi dengan

penerapan model sains teknologi masyarakat (STM) disekolah Dasar Negeri Cisereh I Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil yang diperoleh berdasarkan data Observasi Aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I 50%, pada siklus II 70 % dan pada siklus III 100 %, dan pada aktivitas belajar siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan, nilai rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 35%, pada siklus II 55%, dan pada siklus III adalah 100%. Dan hasil tes belajar siswa juga mengalami peningkatan, rata-rata nilai yang diperoleh pada


(4)

pra siklus yaitu 29,65 rata-rata nilai pada siklus I yaitu 51,37, siklus II 71,37 dan rata-rata nilai pada siklus III yaitu 88,96.

B. Saran

Dalam penelitian tindakan kelas ini ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, antara lain:

1. Bagi para guru

Hendaknya guru tidak terfokus pada satu model atau metode pembalajaran saja misalnya ceramah dan pemberian tugas. Guru dapat mencoba menerapkan model sains teknologi masyarakat (STM) pada semua kelas untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Kepala Sekolah

Diharapkan dapat terus meningkatkan potensi guru-guru sekolah dasar dalam bidang pengajaran melalui pelatihan di masing-masing gugus sekolah, yang membahas metode pembelajaran khususnya model sains teknologi masyarakat.

3. Bagi Para Siswa

Khususnya siswa sekolah dasar agar lebih giat belajar, terutama dalam menyelesaikan masalah perkembangan teknologi transportasi, sehingga dapat mencapai hasil yang memuaskan.


(5)

96

Rekomendasi

Hasil penelitian ini peneliti rasakan masih terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam pengalaman penelitian sehingga hasil yang diperoleh belummemberikan sesuatu yang memuaskan, oleh karena itu penulis rekomendasikan agar penelitian dapat dilakukan lebih lanjut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Bumi Aksara.

Kunandar. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada Sudjana, Nana. (2009). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Yusnandar, E dan Nur’aini. (2011). Metode penelitian Pendidikan di SD. UPI

Kampus Serang: Tidak diterbitkan

Poedjiadi Anna.(2010).Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: UPI dan Remaja Rosdakarya.

Karli Hilda, Sriyuliariatiningsih Margaretha.(2004).Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi: Model-model Pembelajaran. Bandung: CV. Bina Media Informasi Yusnandar E.(2012).Metode Penelitian Pendidikan Di SD.Serang: IKHWAN MANDIRI

PRESS

Barlia Lily.(2010).Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar. Bandung: Royyan Press

Hisnu P Tantya, Winardi.(2008).Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar IPS (pada studi perkembangan teknologi transportasi) melalui penerapan pendekatan belajar pembelajaran kontekstual siswa kelas IV MI Miftahusshibyan Curug Tangerang

1 19 97

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI.

0 2 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI PANAS.

0 3 51

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIKELAS IV SDN GIRIPAWANA 1 KECAMATAN MANDALAWANGI.

0 2 53

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP KEGIATAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DI KELAS IV SDN JENGGOT 1 KECAMATAN MEKAR BARU KABUPATEN TANGERANG.

0 0 44

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV SD Negeri Cipete 2 Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten.

0 0 41

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM KONSEP TEKNOLOGI TRANSPORTASI PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL).

0 0 43

MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN CISANGKU KECAMATAN CURUG PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI.

0 0 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV :PTK Di kelas IV SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kabupaten Serang Tahun 2013.

0 1 59

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KELAS IV SDN 1 JEPANG

1 1 27