PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas IV Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Abdul Azis Arrazy 1003469

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran IPS Materi

Perkembangan Teknologi Transportasi

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas IV Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Abdul Azis Arrazy

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Abdul Azis Arrazy 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A.Latar Belakang ... B.Rumusan Masalah ... C.Tujuan Penelitian ... D.Manfaat Penelitian ... E. Fokus Penelitian ... F. Hipotesis Tindakan ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...

A.Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... B.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 1. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw... 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw…….... C.Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ...

1. Pengertian IPS ... 2. Tujuan Pendidikan IPS ...

a. Tujuan IPS Secara Umum ………...

b. Tujuan IPS di Sekolah Dasar ……….. 3. Ruang Lingkup Pendidikan IPS di SD ...

i ii iii v viii ix x 1 1 5 5 5 6 7 8 8 10 10 11 13 13 14 14 16 16


(5)

vi

a. Materi Ajar IPS di Kelas IV SD ... b. Materi Perkembangan Teknologi Transportasi di Kelas IV

SD ... D.Keaktifan ...

1. Pengertian Keaktifan ... 2. Klasifikasi Keaktifan ... 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan ... E. Penelitian yang Relevan...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...

A.Metode Penelitian ... B.Model Penelitian ... C.Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian ... D.Prosedur Penelitian ... E. Instrumen Penelitian ... F. Pengolahan Data ... G.Jadwal Penelitian ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A.Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ………

a. Perencanaan Tindakan ………...

b. Pelaksanaan Tindakan ………...

c. Pengamatan Tindakan ………

d. Refleksi Tindakan ………..

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II...

a. Perencanaan Tindakan ………...

b. Pelaksanaan Tindakan ………...

c. Pengamatan Tindakan ………

d. Refleksi Tindakan ………..

16 18 19 19 21 22 23 26 26 26 28 29 31 33 34 35 35 35 35 36 39 45 48 48 50 53 60


(6)

vii

B. Pembahasan ………..

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

A.Simpulan ... B.Rekomendasi ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP PENELITI ...

61

68 68 69

71 73 149


(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 SK/KD IPS di kelas IV semester 1 ... Tabel 2.3 SK/KD IPS di kelas IV semester 2 ... Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... Tabel 4.1 Perkembangan Hasil Skor Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai

Siklus II ………... Tabel 4.2 Peningkatan keaktifan siswa dari siklus I sampai siklus II...

17 18 34

65 65


(8)

ix

DAFTAR GRAFIK

Bagan 2.1 Peta Konsep Materi Perkembangan Teknologi Transportasi ... Bagan 3.1 Siklus Penelitian Model Kemmis dan McTaggart ... Grafik 4.1 Persentase Tingkat Keaktifan Siswa Pada Siklus I ………... Grafik 4.2 Persentase Tingkat Keaktifan Siswa Pada Siklus II... Grafik 4.3 Peningkatan Keaktifan Siswa Pada Penelitian Tindakan Siklus I

Dan Siklus II ... 19 27 43 58


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A (Perangkat Pembelajaran)

A.1 Perangkat Pembelajaran Siklus I

1. RPP Siklus I ... 2. LKS Siklus I ... A.2 Perangkat Pembelajaran Siklus II

1. RPP Siklus II ... 2. LKS Siklus II ...

Lampiran B (Instrumen Penelitian)

B.1 Instrumen Non Tes ... B.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru dan Siswa …………...

Lampiran C (Hasil Penelitian)

C.1 Hasil Tes Keaktifan Siswa

1. Hasil Tes Keaktifan Siswa Siklus I ... 2. Hasil Tes Keaktifan Siswa Siklus II ... 4. Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa ……….

3. Distribusi Perolehan Skor Keaktifan Siswa ... C.2 Hasil Observasi

1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ...

Lampiran D (Dokumen Penelitian)

D.1 Foto Penelitian ... D.2 Hasil Kerja Siswa ... D.3 Surat Izin Penelitian ...

73 84

86 98

100 102

107 113 119 121

123 128

133 136 142


(10)

i

Abdul Azis Arrazy, 2014

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTAIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI

Pembimbing I : Dr. Pupun Nuryani, M.Pd Pembimbing II : Dr. Nana Supriatna, M.Ed

Oleh: Abdul Azis Arrazy

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Keaktifan.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dan hasil peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi. Penelitian tersebut dilaksanakan di SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat terhadap siswa kelas IV B. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan fakta bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS masih tergolong rendah. Hal tersebut dikarenakan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak bervariatif dengan hanya menggunakan metode ceramah. Dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tersebut dilandasi dengan pandangan konstruktivisme, berpusat pada siswa (student centered), dengan memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data diperoleh melalui teknik non tes dengan mengamati dan mengukur tingkat keaktifan siswa serta melalui observasi partisipatif dan dokumentasi. Hasil tes keaktifan siswa diolah secara kuantitatif, sedangkan observasi dan dokumentasi diolah secara deskriptif kualitatif kemudian disimpulkan. Dari hasil penelitian tersebut, diperoleh temuan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa pada materi perkembangan teknologi transportasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terjadi peningkatan keaktifan siswa dari tindakan prasiklus ke siklus I sebesar 31,74%. Pada prasiklus persentase tingkat keaktifan siswa sebesar 26,92% dan pada siklus I meningkat menjadi 58,66%. Sementara dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 19,74%, dari persentase 58,66% pada siklus I meningkat menjadi 78,40% pada siklus II. Selain itu, kegiatan pembelajaran menjadi berpusat kepada siswa (student

centered) dimana siswa terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.


(11)

ii

Abdul Azis Arrazy, 2014

ABSTRACT

APPLICATION OF JIGSAW COOPERATIVE LEARNING MODEL FOR IMPROVING STUDENT ACTIVITIES IN SOCIAL STUDIES LEARNING MATERIAL DEVELOPMENT OF TRANSPORTATION TECHNOLOGY

Supervisor I : Dr. Pupun Nuryani, M.Pd Supervisor II : Dr. Nana Supriatna, M.Ed

By: Abdul Azis Arrazy

This research was conducted with the aim to describe the implementation and results of an increase in activity of students in social studies learning material development of transportation technology. The study was conducted in SDN Ciburial District Lembang Bandung Regency West to fourth graders B students. Based on this observation, it was found that the level of involvement of the student in the learning of social studies is still relatively low. That is because the learning model employed by the teacher is not varied by only using the lecture method. In this study applied a jigsaw cooperative learning model. Jigsaw cooperative learning model is based on the view of constructivism, student centered, to enable students to develop problem-solving abilities and power according to his own will, and encourages students to think critically, active and creative. The research method used was Classroom Action Research (CAR). The collection of data obtained through the non-test technique by observing and measuring the activity level of students and through participant observation and documentation. Student activity test results analyzed quantitatively, while the observation and documentation is processed by qualitative descriptive then concluded. From the results of these studies had findings that the Jigsaw cooperative learning model can increase the activity of students in the material development of transportation technology. Based on the observations made, there is increased activity of students before cycle action to the first cycle of 31.74%. At the before, percentage of student activity levels is about 26.92% and in the first cycle increased to 58.66%. While on cycle I to cycle II also increased about 19.74%, from 58.66% in the percentage of first cycle increased to 78.40% in the second cycle. In addition, the activity became centered on student learning (student centered) where students are actively involved in each learning activity. * Students of Elementary School Teacher Study Program 2010


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar berfungsi mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, guna menciptakan generasi yang mandiri dan sejahtera. Tujuan pembelajaran IPS pada sekolah dasar secara umum untuk menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar berkehidupan dalam masyarakat serta sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya dengan baik.

Sebagaimana tujuan pembelajaran IPS diatas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan hakikat proses pembelajaran yang pada dasarnya adalah untuk mengembangkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil observasi tersebut, penulis menemukan permasalahan bahwa tingkat keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial dalam pembelajaran IPS mengenai materi perkembangam teknologi transportasi masih tergolong kurang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan rekan observer, diketahui bahwa kondisi awal rata-rata keaktifan siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran sebesar 26,92% atau masuk pada kategori kurang. Dari 26 orang siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran hanya 7 orang siswa yang masuk ke dalam kategori aktif.

Gejala-gejala permasalahan tersebut bisa terlihat dari rendahnya intensitas siswa dalam melakukan aktivitas verbal seperti kegitan tanya jawab dan diskusi. Selain itu, kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti proses


(13)

2

pembelajaran IPS menjadi salah satu faktor pemicu rendahnya tingkat keaktifan siswa tersebut.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keaktifan siswa nyatanya berasal dari guru maupun siswa itu sendiri. Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa siswa tidak tertarik dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran IPS. Materi-materi dalam pembelajaran IPS cenderung membosankan bagi para siswa, karena materi dalam pembelajaran IPS bersifat teoritis dan terlalu banyak hapalan. Sehingga hal ini berdampak pada rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mengkuti proses pembelajaran IPS.

Disamping itu, kurangnya budaya kerjasama antar siswa menjadi faktor yang mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat keaktifan siswa tersebut. Mengingat bahwa kerjasama merupakan fondasi bagi keberhasilan suatu proses pembelajaran. Adapun kegiatan kerjasama itu terjalin hanya karena ada rasa ketergantungan siswa di dalam kegiatan kelompok. Siswa yang tingkat kognitifnya rendah sangat berharap terhadap siswa-siswa yang tingkat kognitifnya di atas rata-rata di dalam melakukan tugas-tugas kelompok. Pun demikian dengan siswa-siswa yang biasa dibebankan dengan tanggungan kelompok tersebut, mereka mau bekerjasama karena ada rasa tidak percaya terhadap anggota-anggota yang lain dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Namun terlepas dari permasalahan-permasalahan siswa diatas, pada dasarnya faktor yang paling utama adalah dari guru itu sendiri. Faktanya, pada saat pembelajaran berlangsung guru cenderung menguasai kelas (teacher centered) dan hanya menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa tidak dapat membangun pengetahuannya sendiri. Guru pun tidak menyertakan pertanyaan/balikan kepada siswa, sehingga tidak diketahui apakah siswa sudah mengerti atau belum akan materi yang sedang diajarkan.

Selain itu, ketidakmampuan guru dalam memanfaatkan sarana dan fasilitas yang telah disediakan oleh sekolah seperti buku, alat peraga, poster


(14)

3

dan lain-lain, masih menjadi masalah yang mendasar pada saat pemebalajaran berlangsung. Hal ini berdampak pada tidak terselenggaranya proses pembelajaran yang menarik dan interaktif. Pembelajaran cenderung monoton dan berjalan satu arah, akibatnya siswa pun tidak terstimulus untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang dilangsungkan.

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat diketahui bahwa faktor utama penyebab rendahnya tingkat keaktifan siswa adalah tidak bervariatifnya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Terdapat beberapa altenatif tindakan untuk mengatasi masalah rendahnya keaktifan siswa tersebut, diantaranya adalah model pembelajaran group investigetion, student teams

achievment division (STAD), think pair and share, kooperatif tipe jigsaw, teams game tournament (TGT), dan problem solving. Model-model

pembelajaran tersebut nyatanya dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, karena berdasarkan prinsip dan fungsinya model-model pembelajaran tersebut dapat menstimulus siswa untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif.

Setelah menganalisis faktor penyebab rendahnya keaktifan siswa kelas IV di SD Negeri Ciburial pada mata pelajaran IPS mengenai materi perkembangan teknologi transportasi, serta analisis beberapa alternatif tindakan untuk mengatasi masalah keaktifan siswa maka alternatif tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Arends, (1997) mengungkapkan bahwa:

Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan murid belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.


(15)

4

Prinsip-prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu kepemimpinan dan tanggung jawab, bentuk kerjasama serta penghargaan kelompok. Secara umum tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah penyajian materi, pembentukan kelompok asal, diskusi kelompok ahli, laporan kelompok asal, evaluasi tentang hasil kerja kelompok dan penghargaan tim.

Penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena model pembelajaran tersebut memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individual.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kerjasama antar siswa, rasa tanggung jawab, serta kemampuan dalam memecahkan masalah. Selain itu, terjadi proses belajar dan mengajarkan diantara setiap siswa. Tidak hanya harus mempelajari materi yang diterima, tetapi mereka juga harus mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain.

Mengacu pada prinsip-prinsip dasar, fungsi, serta keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka diharapkan penerapan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV di SD Negeri Ciburial dalam pembelajaran IPS mengenai materi perkembangan teknologi transportasi. Oleh karena itu, dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengajukan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI (Penelitian

Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat).


(16)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan siswa kelas IV setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

C. Tujuan Penelitian

Dalam rangka memperoleh data/material riset, maka berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV SD Negeri Ciburial.

2. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai tingkat keaktifan siswa kelas IV SD Negeri Ciburial setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretik

Memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas, khususnya pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan input pemikiran-pemikiran baru agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.


(17)

6

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga memungkinkan dirinya untuk menguasai materi lebih, serta meningkatkan minat, keberanian dan rasa solidaritas siswa dalam mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan maupun saran. b. Bagi Guru

Memberikan informasi dan wawasan mengenai cara membelajarkan materi perkembangan teknologi transportasi dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar kualitas serta kinerja guru dalam mengajar dapat meningkat, dan secara bersamaan hasil belajar siswa pun akan meningkat.

c. Bagi Pihak Lain yang Berkepentingan

Memperoleh ilmu pengetahuan serta pengalaman baru mengenai keterampilan belajar mengajar di sekolah, dansebagai bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

E. Fokus Penelitian

Dalam fokus penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai variabel bebas dan keaktifan siswa sebagai variabel terikat. Untuk mengarahkan peneliti dalam pengambilan data maka diperlukan adanya batasan operasional dalam penelitian, yang meliputi:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw adalah model pembelajaran dimana siswa dengan kelompok yang berbeda-beda


(18)

7

untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah

“kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota “kelompok

ahli” kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan

mereka ke anggota kelompok asal. 2. Keaktifan

Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan (listening activities), mengungkapkan pendapat, berdiskusi, bertanya, menganalisa dan memecahkan soal (mental activities). Keaktifan siswa dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan: a) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; b) terlibat dalam pemecahan masalah; c) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; d) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; e) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. 3. Pembelajaran IPS Di Kelas IV Materi Perkembangan Teknologi

Pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV semester 2 tahun ajaran 2013/2014 adalah pembelajaran yang mempelajari tentang perkembangan teknologi transportasi darat, air dan udara yang terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar (KD) 2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

F. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

“Jika model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi, maka keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial akan meningkat.


(19)

26

Abdul Azis Arrazy, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK).Metode penelitian tindakan kelas ini bersifat kualitatif deskriptif. Peneliti mengambil metode ini karena peneliti mendapatkan permasalahan di kelas tempat peneliti mengajar. Masalah yang terjadi adalah tingkat keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial pada mata pelajaran IPS masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan apa yang telah diuaraikan para ahli bahwa tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan praktik pendidikan ke arah yang lebih baik. Menurut Suhardjono (2012: 61) tujuan penelitian tindakan kelas secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

Dari tujuan penelitian tindakan kelas di atas semakin memantapkan peneliti untuk menggunakan metode penelitian ini, serta diharapkan dapat memberikan perbaikan dan meningkatkan keaktifan siswa dan proses belajar mengajar di dalam kelas.

B. Model Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun model PTK yang akan peneliti gunakan pada penelitian ini adalah model PTK rancangan Kemmis dan


(20)

27

Abdul Azis Arrazy, 2014

McTaggart. Berikut ini adalah bagan dari kegiatan PTK rancangan Kemmis dan McTaggart :

Bagan 3.1

Siklus penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart

Tahapan-tahapan yang tedapat pada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart, diantaranya:

1. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan kelas, tahapan yang pertama kali dilakukan adalah menyusun perencanaan. Pada tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Biasanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut peneliti harus mempersiapkan beberapa hal diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media pembelajaran, bahan ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah kegiatan mengimplementasikan atau menerapkan perencanaan yang telah dibuat, peneliti harus mentaati apa


(21)

28

Abdul Azis Arrazy, 2014

yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.

3. Observasi

Tahap observasi dilakukan oleh pengamat atau observer. Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Pada tahap observasi, observer akan mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung serta mengetahui dampak yang dihasilkan dari proses pelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi

Tahapan refleksi ini adalah tahapan dimana kita dapat mengetahui kelemahan apa saja yang terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya. Apabila proses siklus sudah selesai maka tahapan ini bisa dijadikan tahapan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan kegiatan.

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Ciburial, yang beralamatkan di Jalan Raya Tangkuban Perahu, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah tiga bulan terhitung dari bulan April sampai Juni 2014.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari kegiatan penelitian ini adalah siswa kelas IV (empat) SDN Ciburial Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(22)

29

Abdul Azis Arrazy, 2014 D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial pada materi perkembangan teknologi transportasi dengan menggunakan model siklus belajar. Menurut Kemmis dan McTaggart (Arikunto, 2011 : 97) tahap penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada referensi awal.

Sebelum melakukan tindakan penelitian, peneliti melakukan tahap persiapan penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan setelah itu peneliti melakukan tahap tindakan penelitian.

1. Tahap Pendahuluan (Pra Penelitian)

a. Permintaan izin kepada Kepala SDN Ciburial.

Observasi dan wawancara, dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai situasi dan kondisi SDN Ciburial secara keseluruhan, terutama siswa kelas IV yang akan dijadikan sebagai subyek penelitian.

b. Identifikasi permasalahan, dimulai dari:

1) Melakukan kajian terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, model-model pembelajaran IPS, buku sumber IPS kelas IV, dan pembelajaran IPS di kelas IV.

2) Menentukan model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik siswa, bahan ajar, dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung pada pembelajaran IPS.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

4) Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahap penelitian.


(23)

30

Abdul Azis Arrazy, 2014

2. Tahap-tahap Penelitian

Tahap tindakan pada penelitian tindakan kelas ini akan diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

a. Tahap Perencanaan (Planning). Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan berupa persiapan-persiapan yang terdiri dari: 1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); 2) menetapkan materi bahan ajar. Banyaknya bahan ajar yang harus disusun adalah untuk enam kali pertemuan; 3) menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; 4) membuat Lembar Kerja Siswa (LKS); 5) mempersiapkan media pembelajaran; 6) menyusun alat evaluasi berupa lembar tes skala keaktifan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial.

b. Tahap Implementasi Tindakan (Acting). Deskripsi tindakan yang dilakukan sesuai dengan judul PTK ini adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, dimana skenario kerja tindakan meliputi: 1) penyajian materi, 2) diskusi kelompok ahli, 3) laporan kelompok asal, 4) evaluasi tentang hasil kerja kelompok dan, 5) penghargaan tim.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation). Pada tahap ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap proses belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Reaksi dan tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran akan dicatat oleh peneliti. Reaksi tersebut dapat berupa: 1) situasi selama proses pembelajaran berlangsung; 2) keaktifan siswa; 3) sikap siswa pada saat melakukan diskusi dan tanya jawab; 4) pemanfaatan media; 5) kemampuan siswa pada saat mempresentasikan hasil diskusi; 6) kemampuan siswa pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru; 7) kemampuan siswa pada saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.


(24)

31

Abdul Azis Arrazy, 2014

d. Tahap Analisis dan Refleksi (Analysis andReflecting). Kegiatan refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada siklus selanjutnya.

Siklus II

Siklus II merupakan tahapan kedua hasil dari refleksi pada siklus kesatu. Seperti halnya pada siklus kesatu, siklus kedua ini juga terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan (planning), tahap implementasi tindakan (acting), tahap observasi dan evaluasi (observation and evaluation), serta tahap analisis dan refleksi (analysis and reflecting).

a. Tahap Perencanaan (Planning). Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. b. Tahap Implementasi Tindakan (Acting). Guru melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.

c. Tahap Observasi dan Evaluasi (Observation and Evaluation). Peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap aktivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

d. Kesimpulan (Conclusion). Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus, maka peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi.

E. Instrumen Penelitian

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini ada dua jenis instrumen yang digunakan, yaitu :


(25)

32

Abdul Azis Arrazy, 2014

1. Instrumen pembelajaran

Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang dipakai selama pembelajaran berlangsung.Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran.

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik:

a. Non Tes

Teknik ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data mengenai keaktifan siswa dengan menggunakan skala proses untuk mengukur sejauh mana tingkat keaktifan siswa sesuai dengan mata pelajaran/materi yang diteliti. Adapun aspek/indikator yang akan diamati oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajar, 2) terlibat dalam pemecahan masalah, 3) berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk mencari pemecahan masalah, 4) melaksanakan diskusi kelompok, dan 5) Menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas/persoalan yang dihadapinya.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2001). Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi.

c. Observasi Partisipatif

Observasi partisipatif dilaksanakan karena peneliti berperan serta dalam kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas subyek yang sesuai dengan tema atau fokus masalah yang akan


(26)

33

Abdul Azis Arrazy, 2014

dicari jawabannya. Untuk instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas siswa dan catatan reflektif guru.

F. Pengolahan Data a. Kualitatif

Setelah melaksanakan penelitian, data-data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis agar mendapatkan kesimpulan yang utuh dan menyeluruh.

Teknik analisis yang digunakan merupakan teknik analisis kualitatif digunakan pada teknik non tes dan data hasil observasi, dengan triangulasi. Triangulasi berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan.

Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan reflektif dan lembar pengamatan sikap. Sudut pandang siswa melalui lembar observasi keaktifan siswa melalui teknik non tes dan sudut pandang mitra peneliti melalui lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

b. Kuantitatif

Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa yang berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa. Peniliaian dilihat dari hasil skorpada lembar observasi yang digunakan. Persentase diperoleh dari skor pada lembarobservasi dikualifikasikan untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk setiap siklus persentase diperoleh dari rata-ratapersentase keaktifan siswa pada tiap pertemuan. Hasil data observasi ini dianalisisdengan pedoman kriteria yang sesuai dengan acuan dari para ahli. Berikut ini merupakan cara menghitung persentase keaktifan siswa (Sugiyono,2001:81) berdasarkan lembar observasi untuk tiap pertemuan:


(27)

34

Abdul Azis Arrazy, 2014

Jumlah siswa x skor maksimum

G. Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan PTK direncanakan selama tiga bulan dengan rincian sebagaimana disajikan pada tabel 3.1:

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

No Kegiatan April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan Proposal 2. Revisi

3. Pelaksanaan Penelitian 4. Laporan Penelitian


(28)

68

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini berkaitan dengan dua hal yang menjadi jawaban dari rumusan masalah, yaitu pelaksanaan penelitian dan peningkatan keaktifan siswa.

Pelaksanaan pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawdi kelas IV SDN Ciburial berlangsung dengan cukup baik dan efektif walaupun terdapat sedikit kesulitan dalam proses pelaksanaannya. Pada pelaksanaan pembelajaran ini siswa mulai mengerti makna dari materi yang disampaikan, siswa juga terlihat lebih aktif dan mulai terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan diskusi kelompok, siswa terlihat berani untuk maju ke depan mengikuti intruksi yang diberikan oleh guru, kemudian siswa juga sudah mulai terbiasa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka mengerti.

Tingkat keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi setelah menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di kelas IV SDN Ciburial mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan persentase rata-rata keaktifan siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal. Pada pra siklus persentase rata-rata keaktifan siswa sebesar 26,92%, pada siklus I sebesar 58,66%, dan pada siklus II sebesar 78,40%. Selain itu jika dilihat dari pencapaian masing-masing indikator juga mengalami peningkatan dari setiap siklus nya. Maka dari hasil tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terbukti efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi.


(29)

69

B. Rekomendasi

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi untuk meningkatan keaktifan siswa di kelas IV SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang akan bermanfaat untuk keberhasilan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan peneliti lain, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru

Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah: a) guru harus memberikan kejelasan dan arahan kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan demonstrasi; b) guru harus konsisten dan tegas dalam memberikan aturan pada siswa, baik ketika mengkondisikan siswa maupun pembagian kelompok; c) guru harus menguasai kurikulum dan materi ajar agar dapat menyusun RPP sebaik mungkin; dan d) mempersiapkan dan menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

2. Kepala Sekolah

Hal-hal yang harus diperhatikan Kepala Sekolah adalah: a) memberikan kesempatan kepada setiap guru untuk berkreasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran; b) memberikan kebebasan kepada guru untuk menerapkan pendekatan, model, metode, ataupun hal lainnya yang sekiranya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan karakteristik materi ajar; c) mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru; dan d) menyediakan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hal-hal yang harus diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah: a) memahami seluk beluk model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b) memahami kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar dapat menghindari kekurangan yang mungkin terjadi pada


(30)

70

tindakan yang akan dilakukan; c) mengikuti dengan konsisten setiap tahap dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; dan d) mencoba untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan selanjutnya setelah perkembangan teknologi transportasi.


(31)

71

Abdul Azis Arrazy, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sanusi, Dt. ( 1971) . Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP. Anita, L. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Arends, R. I. (1997). Classroom Instruction and Management. New York: McGraw Hill Companies.

Arikunto, S. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Budianti, L. (2011). Kajian IPS pada Tingkat Sekolah Dasa. (Online). Tersedia: http://lalabudianti.blogspot.com/2011/12/kajian-ips-pada-tingkat-sekolah-dasar.html (10 Maret 2014)

Delisle, R. (1997). How to Use Problem-Based Learning inthe Classroom. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Fauzi, I. (2008). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan

Keaktifan Siswa Kelas IV Di Mima Miftahul Huda Puger – Jember.

(Online). Tersedia: http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/12/pemb elajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-dalam-meningkatkan-keaktifan-dan-ha

sil-belajar-sains-siswa-kelas-iv-di-mima-miftahul-huda-puger-%E2%80%93%-jember/ (18 Maret 2014)

Heny P., dkk. (2008). Cerdas Pengetahuan Sosial untuk kelas IV SD dan MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA.

Jumanto. (2008). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri Gentan 03 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran

2010/2011.” Skripsi. FKIP UNS: Tidak Diterbitkan.

Kemmis dan Taggart. (1988). Strategi Penelitian. Bandung: CV. Maulana. Lie, A., (1994). Jigsaw: A Cooperative Learning Method for the Reading


(32)

72

Abdul Azis Arrazy, 2014

Lie, Anita. (2002). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang

Kelas. Jakarta: Grasindo.

Moh. Uzer Usman. (2001) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rohman, A. (2013). Model Kooperatif Tipe Jigsaw. (Online). Tersedia:

http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/20/model-kooperatif-tipe-jigsaw/ (14 Maret 2014)

Sadiman I. S., dan Shendy A. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI

Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

(BSE).

Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. ( Buku 1 ). Yogyakarta : FIP FKIP.

Sardiman, A. M, (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sardiman, A.M. (1986).Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.

Slavin, R, E. (2008). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suhardjono. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.

Syaiful, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Wardhani; W. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: UT.


(1)

Abdul Azis Arrazy, 2014

Jumlah siswa x skor maksimum G. Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan PTK direncanakan selama tiga bulan dengan rincian sebagaimana disajikan pada tabel 3.1:

Tabel 3.1 Jadwal penelitian

No Kegiatan April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pembuatan Proposal

2. Revisi

3. Pelaksanaan Penelitian 4. Laporan Penelitian


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini berkaitan dengan dua hal yang menjadi jawaban dari rumusan masalah, yaitu pelaksanaan penelitian dan peningkatan keaktifan siswa.

Pelaksanaan pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsawdi kelas IV SDN Ciburial berlangsung dengan cukup baik dan efektif walaupun terdapat sedikit kesulitan dalam proses pelaksanaannya. Pada pelaksanaan pembelajaran ini siswa mulai mengerti makna dari materi yang disampaikan, siswa juga terlihat lebih aktif dan mulai terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan diskusi kelompok, siswa terlihat berani untuk maju ke depan mengikuti intruksi yang diberikan oleh guru, kemudian siswa juga sudah mulai terbiasa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mereka mengerti.

Tingkat keaktifan siswa pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi setelah menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di kelas IV SDN Ciburial mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan persentase rata-rata keaktifan siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal. Pada pra siklus persentase rata-rata keaktifan siswa sebesar 26,92%, pada siklus I sebesar 58,66%, dan pada siklus II sebesar 78,40%. Selain itu jika dilihat dari pencapaian masing-masing indikator juga mengalami peningkatan dari setiap siklus nya. Maka dari hasil tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terbukti efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi.


(3)

Abdul Azis Arrazy, 2014

B. Rekomendasi

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi untuk meningkatan keaktifan siswa di kelas IV SDN Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi yang akan bermanfaat untuk keberhasilan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan peneliti lain, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru

Hal-hal yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah: a) guru harus memberikan kejelasan dan arahan kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan demonstrasi; b) guru harus konsisten dan tegas dalam memberikan aturan pada siswa, baik ketika mengkondisikan siswa maupun pembagian kelompok; c) guru harus menguasai kurikulum dan materi ajar agar dapat menyusun RPP sebaik mungkin; dan d) mempersiapkan dan menyediakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

2. Kepala Sekolah

Hal-hal yang harus diperhatikan Kepala Sekolah adalah: a) memberikan kesempatan kepada setiap guru untuk berkreasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran; b) memberikan kebebasan kepada guru untuk menerapkan pendekatan, model, metode, ataupun hal lainnya yang sekiranya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa sesuai dengan karakteristik materi ajar; c) mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru; dan d) menyediakan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hal-hal yang harus diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah: a) memahami seluk beluk model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; b) memahami kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar dapat menghindari kekurangan yang mungkin terjadi pada


(4)

tindakan yang akan dilakukan; c) mengikuti dengan konsisten setiap tahap dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw; dan d) mencoba untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pokok bahasan selanjutnya setelah perkembangan teknologi transportasi.


(5)

Abdul Azis Arrazy, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sanusi, Dt. ( 1971) . Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP.

Anita, L. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Arends, R. I. (1997). Classroom Instruction and Management. New York: McGraw Hill Companies.

Arikunto, S. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Budianti, L. (2011). Kajian IPS pada Tingkat Sekolah Dasa. (Online). Tersedia: http://lalabudianti.blogspot.com/2011/12/kajian-ips-pada-tingkat-sekolah-dasar.html (10 Maret 2014)

Delisle, R. (1997). How to Use Problem-Based Learning inthe Classroom. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Fauzi, I. (2008). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan

Keaktifan Siswa Kelas IV Di Mima Miftahul Huda Puger – Jember.

(Online). Tersedia: http://imronfauzi.wordpress.com/2008/06/12/pemb elajaran-kooperatif-tipe-jigsaw-dalam-meningkatkan-keaktifan-dan-ha

sil-belajar-sains-siswa-kelas-iv-di-mima-miftahul-huda-puger-%E2%80%93%-jember/ (18 Maret 2014)

Heny P., dkk. (2008). Cerdas Pengetahuan Sosial untuk kelas IV SD dan MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: ALFABETA.

Jumanto. (2008). “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Negeri Gentan 03 Bendosari Sukoharjo Tahun Pelajaran 2010/2011.” Skripsi. FKIP UNS: Tidak Diterbitkan.

Kemmis dan Taggart. (1988). Strategi Penelitian. Bandung: CV. Maulana.

Lie, A., (1994). Jigsaw: A Cooperative Learning Method for the Reading


(6)

Abdul Azis Arrazy, 2014

Lie, Anita. (2002). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang

Kelas. Jakarta: Grasindo.

Moh. Uzer Usman. (2001) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Rohman, A. (2013). Model Kooperatif Tipe Jigsaw. (Online). Tersedia: http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/20/model-kooperatif-tipe-jigsaw/ (14 Maret 2014)

Sadiman I. S., dan Shendy A. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI

Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

(BSE).

Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. ( Buku 1 ). Yogyakarta : FIP FKIP.

Sardiman, A. M, (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sardiman, A.M. (1986).Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.

Slavin, R, E. (2008). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, N. (2004). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suhardjono. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.

Syaiful, S. (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.