MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIKELAS IV SDN GIRIPAWANA 1 KECAMATAN MANDALAWANGI.

(1)

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DIKELAS IV SDN GIRIPAWANA 1

KECAMATAN MANDALAWANGI

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi Salah

SatuSyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program Pendidikan Guru SekolahDasar

Oleh Refia Anisa

0903774

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG 2013


(2)

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI DIKELAS IV SDN GIRIPAWANA 1

KECAMATAN MANDALAWANGI

Oleh Refia Anisa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Refia Anisa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Refia Anisa, (0903774) “ Model Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Perkembangan Teknologi Di Kelas IV SDN Giripawana 1”

Latar belakang penelitian ini adalah penggunaan pendekatan, model dan metode pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran IPS sehingga kurangnya aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS karena dianggap membosankan dan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS pada konsep perkembangan teknologi. Maka, peneliti menerapkan model pembelajarankonstruktivisme untuk menyelesaikan masalah yang ada di kelas IV SDN Giripawana 1. Rumusan masalah dalam penelitan ini adalah: (1)Bagaimana proses pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perkembangan teknologi di kelas IV ? (2) Bagaimana hasil konsep perkembangan teknologi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dikelas IV?. Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu: (1) Menerapkan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perkembangan teknologi dikelas IV (2) Untuk mengetahui hasil konsep perkembangan teknologi dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivisme di kelas IV.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki masalah yang terjadi di kelas. Dengan model alur penelitian dari Kemmis dan Mc. Taggart, yang terdiri dari 3 siklus setiap siklusnya meliputi 4 tahap kegiatan, yaitu: rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Sedangkan instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 24 orang. Hasil penelitian ini adalah: (1) Aktivitas belajar siswa masih pasif, dikarenakan siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran

konstruktivisme, tetapi pada siklus selanjutnya aktivitas belajar siswa meningkat. Ini terlihat dari

peningkatan nilai rerata aktivitas belajar siswa pada siklus I 1,79 (kurang), siklus II 2,6 (cukup) dan siklus III 3,04 (baik). Berarti ada peningkatan sebesar 1,25 dari siklus I sampai dengan siklus III. (2) Peningkatan Hasil belajar siswa sebelum dikenai tindakan juga masih terlihat rendah, tetapi setelah dilakukan tindakan, hasil belajar siswa juga meningkat secara signifikan. Ini terlihat dari nilai rerata hasil belajar siswa pada pra siklus 3,62 (kurang sekali), siklus I 5,0 (kurang), siklus II 6,87 (cukup) dan siklus III 8,0 (baik ). Berarti ada peningkatan sebesar 4,38 dari hasil pra siklus sampai dengan siklus III. Kesimpulannya bahwa melalui model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Sehingga hipotesis tindakan dapat diterima.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4


(7)

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 8

A. Pembelajaran IPS di sd... 8

B. Konsep Perkembangan Teknologi Transportasi ... 10

C. Model Pembelajaran Konstruktivisme ... 11

D. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A. Model Penelitian Tindakan Kelas ... 15

1. Model Proses ... 15

2. Prosedur Pelaksanaan... 17

3. Hipotesis Tindakan ... 20

B. Siklus Tindakan ... 20

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 23

D. Waktu Penelitian ... 23

E. Instrument Penelitian ... 23

1. Pedoman Observasi ... 23

2. Tes ... 24

F. Tehnik dan Pengolahan Data ... 34

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 36 A. Pelaksanaan Penelitian ... 36

1. Pelaksanaan Pra Siklus ... 37

2. Pelaksanaan Siklus I ... 39


(8)

4. Pelaksanaan Siklus III ... 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 62

1. Pra Siklus ... 63

2. Siklus I ... 64

3. Siklus II ... 65

4. Siklus III ... 66

C. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Lembar Pedoman Observasi Kegiatan Guru... 24

2.2 Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model PembelajaranKonstruktivisme ... 25

2.3 Kisi-kisi soal ... 28

4.1 Hasil Belajar Pra Siklus ... 38

4.2 Hasil Observasi kegiatan guru pada Siklus 1... 41

4.3 Contoh Pengisian Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa.42 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model pembelajaranKonstruktivisme Siklus I ... 45

4.5 Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran KonstruktivismeSiklus I ... 47

4.6 Hasil Observasi Pada Kegiatan Guru pada siklus II... 51

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran KonstruktivismeSiklus II ... 53

4.8 Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran KonstruktivismeSiklus II ... 54

4.9 Hasil Observasi Pada Kegiatan Guru Pada Siklus III... 58

4.10 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dengan Menggunakan model pembelajaran Konstruktivisme Siklus III ... 59


(10)

4.11 Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran

KonstruktivismeSiklus III ... 61

4.12 Rekapitulasi Kemajuan Hasil Observasi Aktivitas Belajar pada Tiap Siklus dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Konstruktivisme ... 67

4.13 Rekapitulasi Kemajuan Hasil Belajar Siswa pada Tiap Siklus ... 68

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman 4.1 Grafik Rekapitulasi Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas

Belajar Siswa pada Siklus I, II dan III... 68 4.2 Grafik Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Dosen Pembimbing Surat Izin Penelitian

Surat Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Menggunakan Model PembelajaranKonstruktivisme Siklus I,II dan III

Instrumen Tes hasil Belajar Siswa dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari siklus I, II dan III

Skor Jawaban Tes Hasil Belajar iswa

Lampiran 3 Dokumentasi (Foto Kegiatan Pembelajaran dari pra siklus, siklus I, II dan III)


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bidang studi IPS mempunyai bidang garapan yang cukup luas, yaitu segala hal tentang gejala dan masalah kehidupan manusia dimasyarakat dalam tekanan utamanya yaitu mempelajari berbagai gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat bukan hanya teori saja melainkan kenyataan kehidupan kemasyarakatan .(Effendi dan Ita, 2010 : 16).

Berdasarkan temuan dilapangan yaitu di SDN Giripawana 1 dikelas IV. Pada pembelajaran IPS didalam kelas sering terdengar keluhan-keluhan baik dari guru mupun siswa. Dari siswa, sulitnya memahami pembelajaran IPS , banyak siswa beranggapan bahwa IPS pelajaran yang membosankan karena siswa hanya duduk di dalam kelas

dan mendengarkan guru menyampaikan materi disini

menunjukan bahwa kurangnya variasi guru mengajar mengakibat -kan

rendahnya aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa merasa bosan dan jenuh hal ini juga berdampak kepada hasil belajar yang rendah, ini terjadi karena siswa tidak terbiasa menggali konsepsi awal yang dimilikinya,sehingga tidak ada tantangan bagi siswa untuk belajar dengan semangat karena guru hanya sekedar menyampaikan materi saja tanpa mengaitkan kepada pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa dengan kehidupan sehari-hari, dan pada saat kegiatan belajar mengajarnya pun tidak menarik perhatian siswa untuk terlibat dalam


(14)

pembelajaran, siswa hanya mendengarkan guru menyampaikan materi. Guru sebagai pengajar juga mengalami kesulitan dalam memberikan materi IPS, karena sulit melakukan penalaran yang mampu memotivasi siswa untuk mempelajari IPS sehingga konsep IPS yang seharusnya bisa diterima dalam pola pikir siswa, akhirnya tidak tersampaikan dengan baik.

Salah satu kesulitan yang dihadapi guru adalah adalah pada konsep perkembangan teknologi, perkembangan teknologi yang dimaksud adalah perkembangan teknologi transportasi . Dimana dalam materi ini

menekankan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi tentang

perkembangan teknologi transportasi masa lalu dengan perkembangan teknologi transportasi masa kini dalam kehidupan sehari. Ketika mengajarkan perkembangan teknologi transportasi guru mulai dengan membahas definisi, lalu menjelaskan perkembangan teknologi transportasi masa lalu dengan perkembangan teknologi transportasi masa kini, menjelaskan perbedaannya, diikuti dengan membahas contoh soal, dan diakhiri dengan meminta para siswanya untuk mengerjakan soal-soal latihan.

Guru lebih banyak berceramah atau menjelaskan, sehingga pembelajaran kurang efektif. Hampir tanpa variasi Guru pun tidak mengaitkan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa dengan kehidupan sehari-hari. Siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan ide-idenya sendiri, serta siswa dibiarkan menggunakan kemampuan berpikir tingkat rendah. Jika siswa ditanya, mereka cenderung


(15)

3

diam hanya menjawab ketika guru bertanya :”Mengerti anak-anak? Siswa menjawab : “Mengerti bu”. Padahal belum tentu benar tidaknya siswa mengerti. Guru menganggap jawaban siswa benar adanya, tanpa dicek kembali sejauh mana siswa tersebut memahami konsep materi yang diajarkan.

Selain itu, kurangnya variasi dalam kegiatan belajar. Hal lain yang menjadi salah satu faktor rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu, fasilitas yang ada di sekolah kurang memadai, misalnya alat peraga. Selain itu juga, guru harus menyiapakan rencana pembelajaran dengan sebaik-baiknya, sehingga kegiatan proses pembelajaran akan berjalan lancar apabila persiapannya sudah matang sehingga tidak akan memnghambat kegiatan belajar mengajar. Masalah yang timbul dari uraian adalah kurangnya aktivitas belajar siswa dalam pelajaran IPS. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa rendah, dikarenakan Cara mengajar guru yang kurang bervariasi sehingga membuat siswa merasa bosan dan jenuh pada pembelajaran IPS. Dampak yang sangat muncul dari masalah dikelas IV SDN Giripawana 1 memilki hasil belajar Ips yang rendah dalam konsep perkembangan teknologi transportasi. Maka dari itu masalah ini sangat cocok untuk diteliti, dengan menggunakan model pembelajaran

konstrutivisme pada kegiatan pembelajarannya untuk memecahkan

masalah yang ada disekolah tersebut.

Menurut Bell, 1993: 24, Driver & Leach, 1993: 104(dalam Hilda karli dan Margaretha, 2004:2) bahwa:


(16)

Model pembelajarankonstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif ini hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri

(self-regulation). Dan pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun

sendiri oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan lingkungnnya.

Konstruktivisme memfokuskan pada proses-proses pembelajaran bukannya pada prilaku belajar. Pendekatan konstruktivisme juga mempertimbangkan konteks sosial yang di dalamnya pembelajaran muncul menekankan pentingnya interaksi sosial dan negosiasi dalam pembelajaran ( Uyoh Sadulloh, 2008 : 178)

Dalam model pembelajaran konstruktivisme guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar, namun guru sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mendapat pengetahuannya sendiri.

Menurut Vygotsky konstruktivisme sosial berpandangan bahwa pembelajar merupakan individu yang unik dengan kebutuhan dan latar belakang yang unik pula. Pembelajar juga harus dilihat sebagai mahluk yang komplek dan multidimensi. Konstruktivisme sosial tidak hanya memperkenalkan keunikan dan kompleksitas pembelajar tetapi juga secara nyata mendorong, memotivasi, dan memberi penghargaan kepada siswa sebagai bagian integral dari proses pembelajaran.


(17)

5

Dari uraian diatas, peneliti bersama guru bermaksud untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:

“Model Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Perkembangan Teknologi Di Kelas IV SDN Giripawana 1”

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari Latar Belakang masalah diatas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perkembangan teknologi di kelas 4 SDN Giripawana 1?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar konsep perkembangan teknologi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme di kelas 4 SDN Giripawana 1?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menerapkan model pembelajaran konstruktivisme untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada konsep perkembangan teknologi dikelas IV SDN Giripawana 1.

2. Mengetahui peningkatan hasil belajar konsep perkembangan teknologi dengan menggunakan model pembelajarankonstruktivismedi kelas IV SDN Giripawana 1.


(18)

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi peneliti maupun yang berada didalam lingkungan sekolah diantaranya: 1. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui pengaruh dari model pembelajaran

konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa pada konsep perkembangan

teknologi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pengetahuan.

2. Bagi Guru

Guru diharapkan memiliki wawasan tentang penggunaan metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Serta memiliki keterampilan dan pemahaman mengajar menggunakan model pembelajaran konstruktivisme .

3. Bagi Siswa

Dapat mengefektifkan proses pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat khususnya pada konsep perkembangan teknologi melalui pendekatan


(19)

7

E. DEFINISI ISTILAH

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi terhadap individu yang belajar melalui proses penyerapan materi dan pemahaman materi dalam diri pribadi individu yang belajar.

2. Model Pembelajaran konstruktivisme

Model pembelajaran konstruktivisme adalah suatu metode pembelajaran yang mengacu pada pandangan konstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan akan dibangun (dikonstruk) didalam pikiran siswa sendiri melalui pengalaman dari hasil interaksi dengan lingkungan.

3. Perkembangan Teknologi

Perkembangan Teknologi Transportasi, melalui proses yang panjang untuk mencapai alat transportasi masa kini. Alat transportasi terbagi kedalam 3


(20)

a. Transportasi Darat

Alat transportasi darat berkembang dari yang sederhana sampai ke yang modern. Pada zaman dulu orang berjalan kaki untuk pergi ke suatu tempat. Seiring perjalanan waktu, manusia akhirnya memanfaatkan beberapa jenis binatang seperti unta, keledai, kuda, gerobak yang ditarik lembu, dan kereta kuda sebagai alat transportasi.

Teknologi Transportasi Sekarang, ada bermacam-macam alat transportasi. Alat trans-portasi dewasa ini antara lain sepeda, sepeda motor, bajaj, mobil, bus, truk, kereta api, dan sebagainya. Semua alat transportasi ini ber-kembang dari bentuk yang sederhana. Kita ambil contoh sepeda. Sepeda pertama tidak mempu-nyai pedal atau kayuh. Pedal atau kayuh pertama ditemukan seo-rang pandai besi dari Skotlandia. Pedal itu dipasang di roda bela-kang. Kemudian, sepeda Prancis dibuat dengan memakai pedal atau kayuh di depan. Roda de-pannya dibuat lebih besar. Sepe-da pertama memakai roda besi. Setelah itu, roda besi diberi karet keras. Tahun 1885, sepeda sudah seperti sepeda sekarang.

b. Transportasi Laut

Transportasi laut pada masa lalu sangat sederhana seperti rakit dan sampan. Kedua alat itu digunakan untuk penyebrangan dan pengangkutan barang. Rakit dan sampan menggunakan lengan manusia sehingga kurang memuaskan kemudian dibuat perahu layar yang lebih besar. Alat transportasi air mengalami kemajuan yang pesat karena perkembangan


(21)

9

ilmu pengetahuaan. Contohmya , perahu sekarang sudah menggunakan mesin yang disebut perahu motor. Negara kita merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas. Jika kita akan berpergian ke pulau lain dapat menggunakan alat transportasi laut.

c.Transportasi udara

Pesawat udara merupakan alat transportasi udara yang terpenting, digunakan untuk angkutan penumpang. Waktu tempuh angkutan udara lebih cepat dibandingkan dengan angkutan darat dan laut. Namun, biaya angkutan transportasi udara lebih mahal dibandingkan dengan jenis angkutan lainnya. Orang yang ingin mengejar waktu dan ingin lebih cepat,dapat memilih angkutan udara dengan ongkos yang lebih mahal. Untuk kepentingan transportasi udara diperlukan bandar udara atau

bandara. Transportasi udara terdiri atas penerbangan


(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas rancangan penelitian tindakan kelas yang memuat tentang metode ptk yang terdiri dari metode proses dan prosedur penelitian, siklus tindakan, subyek dan lokasi penelitian, instrumen penelitian dan pengolahan data yang melandasi pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

A. Model Penelitian Tindakan Kelas 1. Model Proses

Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah (Kunandar, 2008: 45).

Menurut Kurt Lewin penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi (Kunandar,2008: 42)

Sedangkan Ebbut (1985) dalam kunandar ( 2008 : 43) mengemukakan bahwa :

Penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan –tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refliksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.


(23)

19

Sesuai dengan rumusan masalah, metode penelitian yang digunakan dalam penelitaian ini adalah Metode Penelitian Kelas ( PTK ). Menurut Yusnandar ( 2002 : 2) PTK dapat didefinisikan sebagai bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan – tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek – praktek pembelajaran dikelas secara lebih profesionl.

Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana jenis penelitian yang lainnya, memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut Shumsky ( 1982 ) (dalam kunandar, 2008 : 69 ) menyatakan bahwa kelebihan dan kelemahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai berikut :

Kelebihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) :

a. Kerjasama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki dan mendorong kreativitas guru yang sekaligus sebagai peneliti.

b. Melalui kerjasama dalam PTK meningkatkan kesepakatan untuk

menyelesaikan masalah.

Kelemahan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) :

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknis dasar PTK pada pihak peneliti ( guru ). Sehingga guru kurang tertarik dan mengaanggap bahwa kegiatan penelitian hanya layak dilakukan oleh mahasiswa.

b. Berkenaan dengan waktu, karena PTK memerlukan komitmen


(24)

dibutuhkan kemampuan untuk mengelola waktu yang optimal sehingga tidak mengganggu aktivitas mengajar.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Model ini terdiri dari empat komponen, yaitu :

a. Perencanaan

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Disusun berdasarkan pengamatan awal yang refleksif.

b. Tindakan

Tindakan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

c. Observasi

Observasi yaitu pengamatan terhadap suatu proses pembelajaran, pengaruh dan kendala dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan pada siswa.

d. Refleksi

Refleksi merupakan suatu usaha perenungan, pengkajian yang mendalam, dalam rangka menemukan makna dari kegiatan pembelajaran


(25)

21

yang dilaksanakan sebagai dasar pijakan untuk perbaikan tindakan selanjutnya.

2. Prosedur Pelaksanaan

Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa dalam penelitian ini

menggunakan langkah – langkah seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Mc. Taggart yang lebih diperinci sesuai dengan permasalahan yang muncul dan solusi yang diberikan dalam penelitian ini.

a. Rencana, disusun oleh peneliti dan guru setelah mengetahui

permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa dari hasil observasi peneliti. Melalui cara ini solusi yang dikemukakan bukan semata keputusan peneliti, tetapi justru keputusan guru yang diperkuat oleh peneliti. Dengan cara ini diharapkan guru dalam melaksanakan penerapan model pembelajaran konstruktivisme dikelasnya tidak merasa terbebani justru tumbuh rasa senang ( karena dibantu dalam solusi) sehingga kondisi ini guru siap menerima perubahan kearah yang lebih maju dalam menyampaikan pembelajaran agar siswa dapat menguasai konsepnya lebih baik. Adapun rencana tersebut dijabarkan melalui langkah – langkah sebagai berikut :

- Memberikan penjelasan kepada guru tentang model

pembelajaran konstruktivisme dan langkah – langkah


(26)

- Merancang pembelajaran IPS dengan konsep “ Perkembangan

teknologi transportasi” dengan model pembelajaran

konstruktivisme.

- Merancang gambar perencanaan pembelajaran IPS pada konsep

“perkembangan teknologi transportasi ”.

- Merancang lembar kegiatan siswa ( LKS ) yang berisi

pertanyaan – pertanyaan tentang perkembangan teknologi transportasi.

- Merancang soal – soal tes yang dilaksanakan pada awal proses belajar mengajar ( pre tes ) dan pada akhir proses belajar mengajar ( pos tes ). Pre tes dilaksanakan untuk menggali konsepsi awal siswa

- Merancang pedoman observasi. Pedoman observasi ini

digunakan oleh peneliti.

b. Tindakan, mempersiapkan kegiatan penerapan tentang model

pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPS di SD kelas IV SDN Giripawana 1.

c. Observasi, observasi, dilakukann terhadap siswa maupun guru selama proses belajar mengajar melalui lembar observasi. Observasi yang akan dilakukan adalah :

- Observasi terhadap aktifitas dan keterampilan mengajar guru - Observasi terhadap aktifitas dan keterampilan siswa.

d. Refleksi, mengevaluasi temuan – temuan yang dihasilkan melalui observasi yang berkaitan dengan kegiatan guru atau siswa. Berdasarkan


(27)

23

hasil refleksi disusun rancangan pembelajaran yang baru untuk diterapakn pada proses belajar mengajar berikutnya.

Untuk lebih jelasnya rangkaian langkah –langkah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :


(28)

Bagan 3.1

Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Modifikasi Model Kemmis dan Mc. Taggart

REKOMENDASI PRA SIKLUS

OBSERVASI REFLEKSI

RENCANA

TINDAKAN SIKLUS I

REFLEKSI

OBSERVASI

RENCANA

TINDAKAN SIKLUS II

REFLEKSI

OBSERVASI

RENCANA

TINDAKAN SIKLUS III

REFLEKSI


(29)

25

3. Hipotesis tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah tindakan kelas menurut Yusnandar ( 2002 : 17) adalah sebagai berikut :

Pengertian hipotesis tindakan hendaknya dipahami sebagai suatu dugaan yang bakal nterjadi jika suatu tindakan dilakukan. Bentuk rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis konvensional. Jika hipotesis konvensional menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih atau menyatakan adanya perbedaan rata-rata antara dua kelompok atau lebih, sedangkan hipotesis tindakan tidak menyatakan demikian, tetapi menyatakan

“ jika kita melakukan tindakan ini, kita percaya tindakan kita akan merupakan suatu pemecahan masalah yang kita teliti”.

Berdasarkan pengertian hipotesis diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :“ Jika menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep perkembangan teknologidi kelas IV SDN Giripawana 1 maka akan meningkatkan hasil belajar siswa”

B. Siklus Tindakan

Dalam prosedur penelitian ini, peneliti melaksanakan beberapa siklus, yakni siklus I, dan seterusnya yang diawali sebelumnya dari pra siklus kemudian dilanjutkan pada siklus I dan selanjutnya.

Adapun tahapan – tahapan prosedur penelitian dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart, adalah sebagai berikut :


(30)

1. Pra siklus

Sebelum pelaksanaan tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus. Peneliti melakukan tindakan pra siklus sebagai pengetahuan awal penelitian. Dalam kegitan pra siklus ini, peneliti mengamati kondisi awal pembelajaran dikelas IV pada pokok bahasan perkembangan teknologi yang membahas perkembangan teknologi masa lalu dengan perkembangan teknologi modern dan mengadakan tes awal untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pra siklus ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengamati kegiatan pembelajaran pada konsep perkembangan teknologi , berdasarkan kondisinya ( belum diadakan tindakan ). Pengamatan siswa meliputi : keaktifan, perhatian, keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat selama proses

pembelajaran. Mengamati kegiatan pembelajaran untuk

didokumentasikan, dan mencatat semua hasil pengamatan baik berupa masalah yang dihadapi selama pembelajaran maupun kendala-kendala lainnya untuk dijadikan sebagai bahan tindakan selanjutnya.

b. Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti dan guru mengadakan diskusi dan evaluasi tentang permasalahan yang ditemui selama observasi, yaitu : siswa sulit


(31)

27

membedakan perkembangan teknologi masa lalu dengan perkembangan teknologi modern, kurang aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Dari permasalah tersebut, peneliti memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pembelajaran unruk merumuskan siklus I melalui model pembelajaran konstruktivisme. Jika tidak mengalami perubahan akan dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya.

2. Siklus I

a. Perencanaan

1. Menyusun RPP (1) sesuai dengan pendekatan konstruktivisme

2. Menyiapkan alat peraga dan sarana pendukung dalam

menyampaikan materi pelajaran.

3. Menyiapkan lembar observasi sesuai dengan model pembelajaran

konstruktivisme yang digunakan untuk mengamati aktivitas

siswa.

4. Membuat LKS (1) mengenai konsep perkembangan teknologi

sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme.

5. Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil penelitian.

b. Tindakan

1. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP

yang telah disusun dan diperbaiki. 2. Guru menunjukan alat peraga


(32)

3. Guru memotivasi dan membangun konsepsi awal yang dimiliki siswa dalam kehidupan sehari-hari

4. Guru melakukan Tanya jawab

5. Guru membagi siswa kedalam bebrapa kelompok untuk

berdiskusi

6. Guru membagi lembar diskusi sebagai masalah untuk

didiskusikan

7. Guru membimbing siswa berdiskusi

8. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi

9. Guru dan siswa menyimpulkan hasil diskusi

10.Guru membagikan lembar evaluasi

11.Guru menilai hasil evaluasi 12.Guru menutup pelajaran

13.Melaksanakan pengolahan data dari hasil tes c. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan (observasi)disaat proses pembelajaran berlangsung, sumber data yang dijadikan dalam observasi ini adalah siswa dengan lembar observasi yang telah disusun sesuai dengan pendekatan konstruktivisme. Hasil dari observasi ini dijadikan acuan untuk memberi8kan refleksi bagi tindakan selanjutnya.

d. Refleksi

Peneliti dan guru kelas melakukan diskusi mengevaluasi tentang permasalahan baru yang dihadapi dalam tindakan 1. Serta menganalisis


(33)

29

data dari hasil belajar dan observasi. Sebagai refleksi untuk merencanakan kegiatan selanjutnya, yaitu II.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. Yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di SD Negri Giripawana 1, kecamatan mandalawangi, kabupaten Pandeglang. Dipilihnya SD Negri Giripawana 1karena setiap melakukan observasi menggunakan SD Giripawana 1.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada awal tahun ajaran 2012/2013 semester 2 yaitu bulan februari untuk mengadakan pra siklus ( melihat kondisi awal sebelum dikenai tindakan ).


(34)

E. Instrumen Penelitian a. Observasi

Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. (Kunandar, 2011: 143).Tujuan dari observasi ini untuk mengukur peningkatan aktivitasguru dan siswa pada proses pembelajaran

konsep perkembangan teknologi transportasi dengan model

pembelajarankonstruktivisme. Untuk mengetahui hal apa saja yang harus diperbaiki, dipertahankan atau ditingkatkan pada proses pembelajaran selanjutnya.

Pedoman observasi ini dilaksanakan oleh peneliti mulai dari Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Dan penggunaan pedoman observasi disusun dari indikator-indikator yang disesuaikan dalam langkah pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kontruktivisme. Guna mengembangkan proses pembelajaran lebih baik dari yang diharapkan. Di bawah ini lampiran lembar observasi untuk siswa yang disesuiakan dengan model pembelajaran konstruktivisme.


(35)

31

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Kegiatan Guru

NO ASPEK YANG DIAMATI JAWABAN

YA TIDAK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Membangkitkan siswa untuk belajar Memberikan pemahaman kepada siswa Menginformasikantujuan pembelajaran

Memberikanacuan materibelajar yang dilaksanakan Penyajian bahan pembelajaran sesuai dengan SK, KD, Indikator dan sumber belajar yang ditetapkan

Menjelaskan pembelajaran yang menekan pada penggunaan konstruktivisme sebagai sebuah model pembelajaranuntuk meningkatkan hasil

belajar siswa

Kemampuan menggunakan media pembelajaran Menguasai keterampilan dalam mengoperasikan alat peraga atau media

Menggunakan jenis penilaian yang relevan dengan jenis yang dirancang pada rencana pembelajaran

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memberikan kesimpulan tentang konsep yang dibahas

JUMLAH JAWABAN

Rumus yang digunakan untuk mengukur kegiatan guru adalah sebagai berikut : Persentase = � � ℎ��

� � ℎ = 100%

Keterangan : Jumlah Ya = Jumlah jawaban Ya


(36)

Tabel 3.3

Lembar Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Konstruktivisme

No Aspek yang

diamati Indikator

Nilai Jumlah

nilai yang diperoleh 0 1 2 3 4

1 Apersepsi a. Siswa menyiapkan

media dan alat peraga

b. Berinteraksi dengan

siswa lainnya

c. Berinteraksi dengan

guru

d. Mengungkapkan

pengetahuan awal yang dimiliki siswa

tentang konsep

perkembangan teknologi

2 Eksplorasi a. Memanipulasi alat

peraga untuk mendapatkan

pemahaman mengenai konsep perkembangan teknologi

b. Aktif berdiskusi dalam kelompok

c. Mengonstruk konsep

perkembangan teknologi

d. Menemukan sendiri


(37)

33

teknologi dari hasil konstruksinya

bersama kelompok

3 Diskusi dan

penjelasan konsep

a. Mempresentasikan

hasil diskusinya

b. Menjawab pertanyaan

dari siswa pada kelompok lain dengan tepat dan benar

c. Memperhatikan

penjelasan dari guru dalam pembenaran konsep

d. Menyimpulkan

konsep perkembangan teknologi

4 Aplikasi a. Membuat contoh

perkembangan teknologi dilingkungannya

b. Membuat contoh

perkembangan teknologi

yang tidak pernah terjadi dilingkungann ya

c. Membuat contoh

perkembangan teknologi

dikehidupan sehari-hari


(38)

soal-soal mengenai perkembangan teknologi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

Jumlah Rata-rata

Keterangan:

4 = jika 4 indikator yang muncul 3 = jika 3 indikator yang muncul 2 = jika 2 indikator yang muncul 1 = jika 1 indikator yang muncul

0 = jika tidak ada indicator yang muncul

N = Jumlah skor indikator yang diperoleh Jumlah aspek

Kriteria Penilaian :

 3,50 – 4,00 = Baik sekali  3,00 – 3,49 = Baik  2,50 – 2,99 = Cukup  2,00 – 2,49 = Kurang  1,00 – 1,99 = Kurang sekali


(39)

35

b. Tes

Tes adalah sejumlah pertanyaan atau latihan yamg disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis yang berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat sikap, kecerdasan, reaksi motorik dan berbagai aspek kepribadian lainnya ( Kunandar, 2008 : 186). Tujuan dari dilakukannya tes ini adalah untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep perkembangan teknologi transportasi menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.

Tes dilakukan pada pelaksanaan mulai dari pra siklus (tes yang digunakan belum mendapat tindakan penelitian) di lanjut pada siklus I, siklus II dan siklus III (tes yang digunakan setelah mendapat tindakan penelitian).


(40)

Tabel 3.4 kisi-kisi soal tes Pokok

Bahasan

No soal Tingkat Kesukaran

Mudah Sedang Sukar

Perkembangan teknologi transportasi

1, 3, 5, 7, 9, 11, 14, 17, 18, 19,

20


(41)

37

Soal Evaluasi

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar !

1. Segala sesuatu yang digunakan sebagai alat angkutan disebut sarana….

a. komunikasi c. transportasi

b. produksi d. Konsumsi

2. Dibawah ini merupakan pengertian transportasi, yaitu :

a. Alat untuk memindahkan barang-barang

b. Alat untuk mengangkut barang-barang dan manusia

c. Sarana untuk memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain

d. Tempat untuk mengangkut manusia dan barang-barang

3. Transportasi terbagi kedalam .... macam

a. Dua macam c. Lima macam

b. Empat macam d. Tiga macam

4. Berikut ini yang tidak termasuk alat transportasi masa lalu adalah ….

a. andong c. gerobak

b. bendi d. Mobil

5. Berikut ini adalah alat transportasi darat modern adalah . . .

a. kereta kencana c. delman

b. kereta kuda d. Motor

6. Salah satu kelemahan alat transportasi masa lalu adalah ….

a. lambat c. mahal


(42)

7. Perusahaan jasa penerbangan milik pemerintah adalah ….

a. Garuda Indonesia Airlines c. Lion Air

b. Mandala Airlines d. Bouroq Airlines

8. Di bawah ini angkutan darat bermesin adalah ....

a. dokar c. mobil

b. becak d. Helicak

9. Pesawat terbang termasuk alat transportasi udara yang menggunakan ….

a. teknologi sederhana c. teknologi modern

b. perakitan khusus d. bahan ringan

10. Kereta api dikemudikan oleh ….

a. masinis c. pilot

b. nakoda d. Supir

11. Pilot adalah pengemudi . . .

a. kereta c. Perahu layar

b. kapal selam d. Pesawat

12. Berikut ini yang termasuk alat transportasi air adalah ... .

a. sepeda c. truk


(43)

39

13. Menurut fungsinya, ada bermacam-macam jenis kapal. Kapal yang berfungsi mengangkut minyak adalah ... .

a. kapal ferry c. kapal barang

b. kapal tanker d. kapal tunda

14. Alat transportasi air yang digunakan pada zaman dahulu adalah... .

a. kapal tanker c. kapal ferry

b. kapal selam d. kapal layar

15.Dibawah ini merupakan perbandingan alat transportasi udara pada masa lalu dan masa kini yaitu...

a. Balon gas Zeppelin yang menggunakan gas-pesawat terbang dengan kecepatan

tinggi

b. Binatang untuk mengangkut beban dan penumpang-truk angkutan barang

dengan tenaga mesin

c. Rakit terbuat dari bambu dan kayu-perahu dan kapal di gerakkan oleh tenaga mesin

d. Perahu layar yang mengandalkan tenaga angin-kapal selam dengan tenaga mesin

16.Transportasi darat antar kota yang membuat penumpang lebih cocok menggunakan....

a. Bus c. Mikrolet

b. Metromini d. Taksi

17.Yang termasuk kedalam kategori transportasi udara yaitu....

a. Kapal tanker c. Motor


(44)

18.Kapal feri merupakan alat angkutan laut (transportasi) tetap antar....

a. Daerah c. Pulau

b. Kota d. Negara

19. ...adalah alat transportasi laut masa lalu

a. kapal feri c.perahu rakit

b. kapal tanker d. kapal selam

20. Kapal yang dapat berjalan di bawah maupun di permukaan laut adalah….

a. hoverkraf c. kapal selam

b. kapal feri d. kapal tanker

Skala Nilai :

Nilai siswa= � ℎ �� � ℎ ��

� ℎ � � x 10

Nilai Rata-rata = Jumlah Nilai Banyak Siswa kriteria penilaian

Skor nilai 9,0 – 10 = A ( Baik Sekali ) Skor nilai 8,0 – 8,9 = B ( Baik)

Skor nilai 6,5 – 7,9 = C (Cukup) Skor nilai 5,5 – 6,4 = D (Kurang )

Skor nilai ≤ 55 = E (Buruk)

Nilai rata-rata aktivitas siswa= � ℎ � � � � �

� ℎ�

kriteria penilaian aktivitas siswa 3,0-4,0=baik

2,0-2,9=cukup 1,0-1,9=kurang 0,0-0,9=kurang sekali


(45)

41

Kunci Jawaban

1. C

2. C

3. D

4. D

5. D

6. A

7. A

8. C

9. C

10.A 11.D 12.D 13.B 14.D 15.A 16.A 17.D 18.C 19.C 20.C


(46)

c. Dokumentasi

Dokumentasi (rekaman foto) agar peneliti mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi dikelas pada waktu pembelajaran dalam tahap Penelitian Tindakan Kelas, untuk menangkap suasana kelas, detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan untuk membantu mendeskrifsikan apa yang peneliti catat dicatatan lapangan, apabila memungkinkan. (Kunandar,2011: 195)

F. Teknik dan Pengolahan Data

Adapun data yang dikumpulkan melalui instrument penelitian yaitu:

1. Data aktivitas siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Data aktivitas siswa dalam KBM diperoleh melalui observasi yang dilakukan pada saat proses belajar mengajar dikelas dengan menggunakan instrument penelitian lembar observasi sesuai dengan model pembelajaran konstruktivisme.


(47)

43

2. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes tertulis yang diberikan kepada siswa setelah dilaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Lembar tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.

Setelah data diperoleh dari hasil pengumpulan data, maka data perlu diolah.langkah-langkah pengumpulan data yaitu, menentukan instrument penelitian, yaitu menyusun lembar observasi dan menyusun soal-soal tes, menyusun data dan mengolah data. Secara garis besar pengolahan data mencakup tiga langkah yaitu :

a. Langkah persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada langkah persiapan ini adalah sebagai berikut :

1) Mengecek kelengkapan data, yaitu memeriksa instrument

penelitian

2) Mengecek isian data

b. Tahap pengelompokkan

1) Penilaian pada hasil observasi

2) Pemberian skor pada setiap aspek observasi kegiatan siswa

3) Pemberian skor (skala nilai) terhadap soal-soal tes dan

menjumlahkan skor yang diperoleh siswa disetiap siklus untuk dibuat rata-ratanya


(48)

c. Tahap penerapan data

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu :

1) Menyesuaikan data dengan pertanyaan penelitian

2) Mendeskripsikan hasil penemuan berdasarkan hasil analisis dan membahasnya untuk menarik kesimpulan.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpengolahan data padaPenelitianTindakanKelas (PTK) dalammeningkatkatkanhasilbelajarsiswapadakonsep perkembangan teknologi trasnportasimelaluimodel pembelajarankonstruktivisme di kelas IV SDN Giripawana 1, Kecamatan Mandalawangi, KabupatenPandeglang, tahunajaran 2012-2013. Dan sesuaidenganapa yang telahdideskripsikanpada Bab IV, hasilpenelitiandapatdisimpulkansebagaiberikut:

1. Dalampembelajaran IPS di SD Seorang guru yang

hendakmenyampaikansuatukonsepataumateri IPStidakhanyamampumemahamikonsep,

tetapijugaharusmengetahuicarapenyampaiankonseptersebut. Agar guru

bisamemahamikemampuansiswadanmenyesuaikannyadengantahapperkemba

ngan mental siswatersebut.

SehinggadiperlukanRencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) yang

maksimaldanpemilihanbaik metode maupunpendekatan yang

sesuaidenganpembelajaran. Serta alatperaga yang

menunjangmateipembelajaran.

2. Peningkatan HasilBelajarSiswa

Dari hasilpenelitianmulaidariprasiklus (sebelumpenelitian), siklus I, II dan


(50)

inikarenasiswadiajarkanmengkonstruksendiripengetahuanIPSdengancaramen gintegrasikan ide yang merekamiliki, untukdieksplormenjadisuatumasalah

yang menjadibahandiskusi.

Sehinggasiswadapatmemahamikonsepperkembangan teknologi

transportasitidakhanyadiingattetapidikuasai.Terlihatdarirekapitulasi rata-rata hasilbelajarsiswadariprasiklus4,58 (kurang), siklus I 5,0 (kurang), siklus II 6,78 (cukup) dansiklus III 8,0 (baik ).

3. AktivitasSiswa

Aktivitassiswapadaprasiklus (belumdikenaitindakan)

diperolehgambarankeadaanaktivitassiswamasihpasif,

cenderunghanyamenerimainformasisatuarahdari guru.Tetapi,

setelahdiadakantindakanpenelitiandenganmenerapkanmodel

pembelajarankonstruktivismepadakonsepperkembangan teknologi

transportasi di kelas IV, siswalebihaktifdalamkegiatanpembelajaran,

mengkonstruksendirialatperagauntukmenemukankonsep,

sehinggaterjadipeningkatansetiapsiklusnya. Initerlihatdarirekapitulasi rata-rata hasilaktivitassiswapadasiklus I 1,79 (kurang), siklus II 2,6 (cukup) dansiklus III 3,04 (baik).

4. Aktivitas Guru

Kegiatan guru pada siklus I memenuhi 4 aspek saja dari 10 aspek yang diamati, masih ada 6 aspek lagi yang belum dipenuhi. Pada siklus II kegiatan guru mengalami peningkatan menjadi 6 aspek yang dipenuhi, dari 10 aspek


(51)

85

yang diamati. Di siklus III nilai kegiatan guru mengalami perubahan yang signifikan dari siklus sebelumnya dan memenuhi 10 aspek yang diamati.

5. Model

pembelajarankonstruktivismelebihmemfokuskanpadakesuksesansiswauntukb erfikirtentangpengalamannyadalammengorganisasikankonsepbukankepatuha nsiswadalammerefleksikanatasapa yang telahdiperintahkandandilakukanoleh guru.

6. Pembelajaran IPSpadakonsep Perkembangan teknologi transportasi

denganmenggunakan model

pembelajarankonstruktivismetidakhanyadapatmeningkatkanaktivitastetapijug ahasilbelajarsiswa.

B. Saran

Berdasarkanhasiltemuandaripenelitiantindakankelasini, penelitimenyampaikanrekomendasisebagaiberikut:

1. Untukmencapaikeberhasilanpembelajaran IPShendaknya guru

menyampaikansuatukonsepataumateri IPStidakhanyamampumemahamikonsep,

tetapijugaharusmengetahuicarapenyampaiankonseptersebut. Agar guru

dapatmemahamikemampuansiswadanmenyesuaikannyadengantahapperkemb angan mental siswatersebut. Dan haruskreatifdalampemilihanbaikmetode, model maupunpendekatan yang sesuaidenganpembelajaran. Serta alatperaga


(52)

yang menunjang materi pembelajaran. Sehinggapembelajaranmatematikaakanmeningkatdanlebih bermakna.

2. Kepalasekolahsebaiknyamemotivasi guru untukmulaimenerapkanmodel

pembelajaran

konstruktivismepadapembelajaranipsselainpadakonsepperkembangan

teknologi di kelas IV maupun di kelaslainnya.

3. Dinasterkaithendaknyadapatmembuka program

pelatihanuntukmenunjangkemampuan guru sebagaiprofesionalisme guru, sehinggapembelajaran di sekolahtidakmembosankandanlebihbermakna.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Rusman.(2012). Model – Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada

Karli, H, dkk. (2002). Model-model Pembelajaran. Bandung: CV Bina Media Informasi

Yusnandar, Edy. Dan Nur’aini. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Di SD.

Kampus Serang: Tidak diterbitkan

Kunandar.(2011). Langkah mudah PTK. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Zulkifly E, Rustiati I.(2010 ). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah

dasar. Upi kampus serang: tidak diterbitkan

Dahar , Wilis R. (2012). Teori – Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Penerbit Erlangga

Suyono & Hariyanto.(2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

umar,Arsad, dkk (2004). Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 4. Jakarta: Penerbit Erlangga

Arisetyawan, A.(2010). Penggunaan Model Konstruktivisme dalam Upaya

Meningkatkan Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar.(14), 17-21

Suherni, N, dkk.(2004). Belajar Pengetahuan Sosial untuk SD Kelas 4. Bandung : PT Sarana Panca Karya


(1)

44

c. Tahap penerapan data

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu :

1) Menyesuaikan data dengan pertanyaan penelitian

2) Mendeskripsikan hasil penemuan berdasarkan hasil analisis dan membahasnya untuk menarik kesimpulan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpengolahan data padaPenelitianTindakanKelas (PTK) dalammeningkatkatkanhasilbelajarsiswapadakonsep perkembangan teknologi trasnportasimelaluimodel pembelajarankonstruktivisme di kelas IV SDN Giripawana 1, Kecamatan Mandalawangi, KabupatenPandeglang, tahunajaran 2012-2013. Dan sesuaidenganapa yang telahdideskripsikanpada Bab IV, hasilpenelitiandapatdisimpulkansebagaiberikut:

1. Dalampembelajaran IPS di SD Seorang guru yang hendakmenyampaikansuatukonsepataumateri

IPStidakhanyamampumemahamikonsep,

tetapijugaharusmengetahuicarapenyampaiankonseptersebut. Agar guru bisamemahamikemampuansiswadanmenyesuaikannyadengantahapperkemba

ngan mental siswatersebut.

SehinggadiperlukanRencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) yang maksimaldanpemilihanbaik metode maupunpendekatan yang sesuaidenganpembelajaran. Serta alatperaga yang menunjangmateipembelajaran.

2. Peningkatan HasilBelajarSiswa

Dari hasilpenelitianmulaidariprasiklus (sebelumpenelitian), siklus I, II dan III (setelahtindakanpenelitian), diperolehhasilbelajarsiswa yang


(3)

84

inikarenasiswadiajarkanmengkonstruksendiripengetahuanIPSdengancaramen gintegrasikan ide yang merekamiliki, untukdieksplormenjadisuatumasalah

yang menjadibahandiskusi.

Sehinggasiswadapatmemahamikonsepperkembangan teknologi transportasitidakhanyadiingattetapidikuasai.Terlihatdarirekapitulasi rata-rata hasilbelajarsiswadariprasiklus4,58 (kurang), siklus I 5,0 (kurang), siklus II 6,78 (cukup) dansiklus III 8,0 (baik ).

3. AktivitasSiswa

Aktivitassiswapadaprasiklus (belumdikenaitindakan) diperolehgambarankeadaanaktivitassiswamasihpasif,

cenderunghanyamenerimainformasisatuarahdari guru.Tetapi, setelahdiadakantindakanpenelitiandenganmenerapkanmodel

pembelajarankonstruktivismepadakonsepperkembangan teknologi transportasi di kelas IV, siswalebihaktifdalamkegiatanpembelajaran, mengkonstruksendirialatperagauntukmenemukankonsep,

sehinggaterjadipeningkatansetiapsiklusnya. Initerlihatdarirekapitulasi rata-rata hasilaktivitassiswapadasiklus I 1,79 (kurang), siklus II 2,6 (cukup) dansiklus III 3,04 (baik).

4. Aktivitas Guru

Kegiatan guru pada siklus I memenuhi 4 aspek saja dari 10 aspek yang diamati, masih ada 6 aspek lagi yang belum dipenuhi. Pada siklus II kegiatan guru mengalami peningkatan menjadi 6 aspek yang dipenuhi, dari 10 aspek


(4)

yang diamati. Di siklus III nilai kegiatan guru mengalami perubahan yang signifikan dari siklus sebelumnya dan memenuhi 10 aspek yang diamati. 5. Model

pembelajarankonstruktivismelebihmemfokuskanpadakesuksesansiswauntukb erfikirtentangpengalamannyadalammengorganisasikankonsepbukankepatuha nsiswadalammerefleksikanatasapa yang telahdiperintahkandandilakukanoleh guru.

6. Pembelajaran IPSpadakonsep Perkembangan teknologi transportasi

denganmenggunakan model

pembelajarankonstruktivismetidakhanyadapatmeningkatkanaktivitastetapijug ahasilbelajarsiswa.

B. Saran

Berdasarkanhasiltemuandaripenelitiantindakankelasini, penelitimenyampaikanrekomendasisebagaiberikut:

1. Untukmencapaikeberhasilanpembelajaran IPShendaknya guru menyampaikansuatukonsepataumateri

IPStidakhanyamampumemahamikonsep,

tetapijugaharusmengetahuicarapenyampaiankonseptersebut. Agar guru dapatmemahamikemampuansiswadanmenyesuaikannyadengantahapperkemb angan mental siswatersebut. Dan haruskreatifdalampemilihanbaikmetode, model maupunpendekatan yang sesuaidenganpembelajaran. Serta alatperaga


(5)

86

yang menunjang materi pembelajaran.

Sehinggapembelajaranmatematikaakanmeningkatdanlebih bermakna.

2. Kepalasekolahsebaiknyamemotivasi guru untukmulaimenerapkanmodel pembelajaran

konstruktivismepadapembelajaranipsselainpadakonsepperkembangan

teknologi di kelas IV maupun di kelaslainnya.

3. Dinasterkaithendaknyadapatmembuka program

pelatihanuntukmenunjangkemampuan guru sebagaiprofesionalisme guru, sehinggapembelajaran di sekolahtidakmembosankandanlebihbermakna.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Rusman.(2012). Model – Model Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Persada

Karli, H, dkk. (2002). Model-model Pembelajaran. Bandung: CV Bina Media Informasi

Yusnandar, Edy. Dan Nur’aini. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Di SD.

Kampus Serang: Tidak diterbitkan

Kunandar.(2011). Langkah mudah PTK. Jakarta : PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Zulkifly E, Rustiati I.(2010 ). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah

dasar. Upi kampus serang: tidak diterbitkan

Dahar , Wilis R. (2012). Teori – Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Penerbit Erlangga

Suyono & Hariyanto.(2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

umar,Arsad, dkk (2004). Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 4. Jakarta: Penerbit Erlangga

Arisetyawan, A.(2010). Penggunaan Model Konstruktivisme dalam Upaya

Meningkatkan Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Dasar.(14), 17-21

Suherni, N, dkk.(2004). Belajar Pengetahuan Sosial untuk SD Kelas 4. Bandung : PT Sarana Panca Karya


Dokumen yang terkait

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP LAJU REAKSI

0 36 269

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME MELALUI MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Model Jigsaw Untuk Meningkatkan Kreatifitas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas IV Semester II Sdn 03 Bejen K

0 6 16

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP TEKNOLOGI KOMUNIKASI DI KELAS IV SDN UMBUL TENGAH 1 KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG.

0 0 34

IMPLEMENTASI METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI KELAS IV SDN DRANGONG I.

0 3 29

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI PANAS.

0 3 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADa KONSEP ENERGI BUNYI :PTK di Kelas IV SDN Pontang 1 Kabupaten Serang – Banten Tahun 2013.

0 2 36

PENERAPAN MODEL STM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI DALAM PEMBELAJARAN IPS SD KELAS IV SDN CISEREH 1 KECAMATAN TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG.

0 0 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI :PTK Di Kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang.

0 5 43

MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN CISANGKU KECAMATAN CURUG PADA KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI.

0 0 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL BERBANTUAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KELAS IV SDN 1 JEPANG

1 1 27