HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA SMK DAARUT TAUHID BOARDING SCHOOL.

(1)

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES)

DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA DI SMK DAARUT

TAUHID BOARDING SCHOOL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Eka Aditya Nugraha 0808565

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES)

DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA DI SMK DAARUT

TAUHID BOARDING SCHOOL

Oleh

Eka Aditya Nugaraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Keseehatan

© Eka Aditya Nugraha 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN EKA ADITYA NUGRAHA

0808565

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PENJASORKES) DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT SISWA DI SMK DAARUT TAUHID BOARDING SCHOOL

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Tjetjep Habibudin, M. Pd NIP. 194907221973031001

Pembimbing II

dr. Lucky Angkawidjaja Roring, M.Pd., AIFO NIP. 197103282000121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP. 196508171990011001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN EKA ADITYA NUGRAHA

0808565

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT

SISWA DI SMK DAARUT TAUHID BOARDING SCHOOL DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PENGUJI :

Penguji I

Dr. Tjetjep Habibudin, M. Pd NIP. 194907221973031001

Penguji II

dr. Lucky Angkawidjaja Roring, M.Pd., AIFO NIP. 197103282000121001

Penguji III

Drs. Hendi Suhendi P. M. Pd NIP. 195803021985111002


(5)

ABSTRAK

Eka Aditya Nugraha. Judul: Hubungan antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) dengan Perilaku Hidup Sehat siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School. Skripsi Program Studi Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK-UPI. Pembimbing I : Dr. Tjetjep Habibudin, M.Pd Pembimbing II: dr. Lucky Angkawidjaja Roring, M.Pd., AIFO

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan Formal yang ada di Indonesia. Di Era Modern sekarang, ada pemaparan baru tentang dunia pendidikan, atau metode baru pendidikan yang dinamakan Boarding School atau sekolah berasrama. Dengan kegiatan yang padat dimulai dari subuh hingga malam, mereka di tempa untuk mempelajari semua yang diberikan oleh sekolah. Dengan segala kesibukan yang ada mereka masih tetap diberikan pendidikan Formal seperti Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan atau dikenal dengan nama Penjaorkes.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) dengan perilaku hidup sehat Siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School. Sampel sendiri diambil 20 orang siswa SMK kelas XII yang seyogyanya telah mendapat treatment selama kurang lebih 2 tahun di bidang Penjasorkes. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi dan angket serta untuk melengkapi dan membantu penelitian dibantu dengan dokumentasi dari rekapan nilai. Observasi digunakan untuk mendapatkan data dari variabel Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan atau Penjasorkes (X), dan angket digunakan untuk mendapatkan data dari variabel perilaku hidup sehat (Y).

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan atau keterkaitan antara pembelajaran Penjasorkes dengan perilaku hidup sehat pada siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School, besar hubungan (R) pada Siswa SMK Daarut Tauhid adalah 0,564 (cukup kuat).

Kata Kunci : Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjaorkes), Perilaku Hidup Sehat,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 6

E. Batasan Penelitian ... 7

F. Pengertian Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 9

A.Kajian Pustaka ... 9

1. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ... 9

a. Pengertian Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ... 9

b. Tujuan Pembelajaran Penjasorkes ... 12

c. Dasar Falsafah Penjasorkes ... 15

2. Perilaku Hidup Sehat ... 20

a. Perilaku ... 20

b. Perilaku Kesehatan ... 23

3. Karakteristik Boarding School (Sekolah Berasrama) ... 35

B.Kerangka Pemikiran ... 37

C.Hipotesis Penelitian ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40


(7)

B. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 42

C.Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian ... 43

1. Desain Penelitian ... 43

2. Langkah-langkah Penelitian ... 44

D.Definisi Operasional ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 46

1. Observasi ... 47

2. Kuesioner atau Angket ... 48

3. Dokumentasi ... 48

F. Teknik Pengumpulan Data ... 48

1. Observasi Pembelajaran Penjasorkes ... 49

2. Angket Perilaku Hidup Sehat ... 51

G.Pemantapan Instrumen ... 55

1. Uji Validitas ... 56

2. Uji Reliabilitas ... 56

H.Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A.Hasil Penelitian ... 59

1. Deskripsi Data ... 59

2. Uji Normalitas Data ... 59

3. Uji Homogenitas ... 60

4. Uji Hipotesis ... 61

B. Diskusi Penemuan ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A.Kesimpulan ... 64

B.Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang formal. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Dua pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar yaitu siswa dan guru. Dalam teori-teori modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, di mana kedua belah pihak berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka kerja (frame work) dan menggunakan cara kerangka berpikir (frame of reference) yang seyogyanya dipahami dan disepakati bersama. Menurut Hamalik, (1995:57) “Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen sistem pembelajaran”. Pembelajaran memiliki makna yang

lebih luas dari istilah pengajaran.

Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan dalam upaya mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Aspek pendidikan mencakup beberapa komponen di antaranya pendidikan eksak dan non eksak, pendidikan non eksak hubungannya dengan sosial kemasyarakatan salah satunya adalah pendidikan kesehatan.

Penyelenggaraan upaya kesehatan mempunyai tujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap manusia termasuk peserta didik. Adanya kemampuan hidup sehat merupakan syarat utama bagi tercapainya derajat kesehatan yang optimal, selanjutnya menghasilkan tenaga kerja yang efektif. Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau bagian yang diberikan kepada seseorang termasuk siswa atau peserta didik tentang kesehatan yang meliputi seluruh aspek pribadinya. Dalam hal ini pendidikan kesehatan menjadi sebuah bagian pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah-sekolah dari tingkat bawah hingga tingkat paling atas.


(9)

Selain mendapatkan pengetahuan umum tentang Pendidikan Kesehatan dalam pembelajaran, peserta didik juga mendapatkan pengetahuan dengan jalur non akademis dengan adanya UKS atau Usaha Kesehatan Sekolah.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sendiri adalah sebuah program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6 – 21 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 sub kelompok, yakni pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun). Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah dan Madrasah.

Dalam UU No. 23 pasal 45 dijelaskan pula tentang UKS yakni, ”Kesehatan

Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat para peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadi sumber

daya manusia yang berkualitas”.

Selain pembinaan kesehatan dengan pengetahuan, peserta didik juga diberikan pembelajaran motorik dengan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Hakekat dari Pendidikan Jasmani sendiri adalah sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, dalam hal ini kaitanya dengan pengetahuan dan keterampilan motorik. Sedangkan Olahraga, di samping mempunyai tujuan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam olahraga prestasi, hakekatnya adalah alat untuk meningkatkan derajat kesehatan, yang berarti meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dengan demikian, maka konsep dasar kesehatan olahraga adalah pembinaan mutu sumber daya manusia menuju sehat seutuhnya sesuai dengan yang dirumuskan

WHO dalam Santoso (2007:7) yaitu “Sejahtera jasmani, rohani, dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan”.

Keuntungan dan beberapa manfaat dapat diperoleh seseorang yang telah melakukan dan menerapkan pola hidup sehat, seperti dijelaskan Komariyah (2008:2)


(10)

merasa berguna, diakui oleh lingkungan sekitar, dan dapat menyatakan kemampuannya secara produktif serta seseorang dapat mengatasi stress

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO:2003) telah merumuskan beberapa komponen dalam mengembangkan kesehatan yang lebih luas lagi. Komponen-komponen kesehatan menurut WHO dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penerapan kebijakan kesehatan.

2. Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan serta pengobatan sederhana. 3. Tersedianya lingkungan yang sehat.

4. Partisipasi dari orang tua dan masyarakat.

Dewasa ini dunia pendidikan berkembang dengan begitu pesatnya, ada metode baru dalam dunia pendidikan yang disebut dengan sekolah berasrama atau

Boarding School. Dalam kegiatannya para murid mengikuti pendidikan reguler dari

pagi hingga siang di sekolah, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan agama atau pendidikan nilai-nilai khusus di malam hari.

Di lingkungan sekolah ini mereka dipacu untuk menguasai ilmu dan teknologi secara intensif. Selama di lingkungan asrama mereka ditempa untuk menerapkan ajaran agama atau nilai-nilai khusus tadi, tak lupa mengekspresikan rasa seni dan ketrampilan hidup di hari libur. Hari-hari mereka adalah hari-hari berinteraksi dengan teman sebaya dan para guru. Rutinitas kegiatan dari pagi hingga malam sampai bertemu dengan pagi lagi, mereka menghadapi “makhluk hidup” yang sama, orang yang sama, lingkungan yang sama, dinamika dan romantika yang seperti itu pula. Dalam khazanah pendidikan kita, sekolah berasrama adalah model pendidikan yang cukup tua sebenarnya.

Dari segi sosial, sistem sekolah berasrama mengisolasi anak didik dari lingkungan sosial heterogen yang cenderung buruk. Di lingkungan sekolah dan asrama dikonstruksi suatu lingkungan sosial yang relatif homogen yakni teman sebaya dan para guru pembimbing. Homogen dalam tujuan yakni menuntut ilmu sebagai sarana mengejar cita-cita. Dari segi ekonomi, Sekolah berasrama (Boarding


(11)

School) memberikan layanan yang paripurna sehingga menuntut biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu anak didik akan benar-benar terlayani dengan baik melalui berbagai layanan dan fasilitas. Dari segi semangat religiusitas, Boarding School menjanjikan pendidikan yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan ruhani, intelektual dan spiritual.

Dewasa ini, banyak penyimpangan atau tindak kejahatan dan kenakalan yang utamanya dilakukan oleh para remaja sekolah dan kebanyakan duduk dibangku sekolah, khususnya Sekolah Lanjut Tingkat Atas sederajat. Diantaranya perilaku kenakalan atau penyimpangan yang dilakukan oleh para peserta didik adalah, penyalahgunaan obat-obat terlarang, tawuran antar murid, gang motor dan masih banyak lagi perilaku menyimpang yang dilakukan remaja, baik itu dari segi sosial maupun segi kesehatan. Dalam upaya mencegah dan menanggulangi kenakalan serta penyimpangan perilaku sosial dan kesehatan, pemerintah membuat program atau wadah yang berada disekolah, diantaranya yakni kegiatan ekstrakulikuler dan sekolah yang berasrama.

Dari latar belakang yang penulis jelaskan, peneliti tertarik terhadap masalah yang terjadi dalam perilaku kesehatan yang ada disekolah berasrama, utamanya peneliti ingin melihat adakah hubungan yang terjadi antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dengan Perilaku hidup sehat siswa tersebut.

Maka dari itu peneliti ingin menindaklanjuti masalah tersebut dengan judul penelitian sebagai berikut :

“Hubungan antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES) Dengan Perilaku hidup sehat Siswa di SMK Daarut Tauhid Boarding School”


(12)

B. Rumusan Masalah

Kesehatan merupakan elemen yang sangat penting dalam kehidupan, jika tubuh kita sehat maka semua yang kita lakukan akan berjalan dengan baik dan menjadi manusia yang utuh serta produktif. Namun kesehatan atau sehat itu perlu dijaga serta dirawat karena sehat merupakan bagian yang bisa berubah-ubah atau terpengaruh oleh hal-hal yang lain. Diantaranya oleh lingkungan, serta pola hidup yang diterapkan.

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah yang akan dilakukan pada penelitian. Adapun masalah yang teridentifikasi penulis adalah sebagai berikut :

Adakah Hubungan atau keterkaitan Antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dengan Perilaku Hidup sehat Siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School?

C. Tujuan Penelitian

Untuk menindak lanjuti masalah yang ditetapkan diatas serta untuk mengetahui informasi dan kejelasan mengenai “Hubungan antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES) dengan perilaku hidup sehat Siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School”, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:

“Untuk mengetahui adakah hubungan atau keterkaitan antara pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatn dengan Perilaku hidup sehat Siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School”


(13)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan bukan saja bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi memiliki aspek guna dalam pengembangan pembelajaran pendidikan.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis

1. Bagi pengembangan ilmu pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi para siswa dan guru, khususnya pendidikan yang bermuatan Asrama atau Boarding school

2. Menambah pengetahuan tentang Prilaku Hidup Sehat siswa SMK yang berada di sekolah Boarding khususnya siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School.

3. Sebagai bahan evaluasi bagi para guru, pembimbing asrama, serta siswa mengenai pemeliharaan kesehatan.

4. Sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktisi

1. Menjadi sebuah informasi kesehatan dalam acuan pendidikan berasrama (Boarding School) yang notabene lebih kompleks kegiatanya.

2. Bahan masukan bagi Siswa khususnya siswa yang diteliti, supaya lebih meningkatkan pola hidup sehat yang dilakukan sehari-hari.

3. Perubahan perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat setelah adanya penelitian ini


(14)

E.Batasan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penelitian ini perlu ada pembatasan masalah seperti yang dijelaskan oleh Nasution (1982:27) sebagai berikut:

Analisis masalah juga membatasi ruang lingkup masalah, disamping itu perlu dinyatakan secara khusus batasan masalah agar penelitian lebih terarah, lagi pula dengan demikian kita memperoleh gambaran yang lebih jelas, apabila penelitian ini di anggap selesai dan berakhir.

Adapun pembatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dibatasi hanya untuk melihat adakah Hubungan atau keterkaitan antara pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES) dengan siswa di SMK Daarut Tauhid Boarding School.

2. Lokasi penelitian ditujukan di SMK Daarut Tauhid Boarding School.

3. Sumber data atau populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School.

4. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School dengan jumlah 200 orang.

5. Sampel penelitian berjumlah 20 orang diambil 10% dari jumlah populasi.

F. Penjelasan Istilah

Ada beberapa istilah yang penulis gunakan dalam penelitian ini, guna menghindari penafsiran yang salah terhadap istilah tersebut, maka perlu ada penjelasan.

Adapun istilah-istilah tersebut antar lain:

1. Hubungan adalah suatu kaitan antara variabel yang satu dengan yang lainnya. (Purwadarminto W,J.S, 1999: 156)


(15)

2. Studi atau pembelajaran menurut Hamalik, (1995:57) menjelaskan bahwa : Studi atau pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-komponen sistem pembelajaran. Pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari istilah pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan antara dalam upaya mencapai tujuan-tujuan lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan pembelajaran umum dan khusus.

3. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama untuk mecapai tujuan, yang lazim digunakan oleh siswa sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum. (Yudha, 2006:25)

4. Becker (Notoatmodjo, 2007:137) menjelaskan bahwa perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya, dan perilaku ini mencakup beberapa hal antara lain makan dengan menu seimbang (appropriate diet), kegiatan fisik secara teratur dan cukup, tidak merokok dan tidak minum minuman keras serta tidak menggunakan narkoba, istirahat yang cukup, pengendalian atau manajemen stres dan perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan.

5. Boarding school atau sekolah berasrama menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ketiga (2007:73) “adalah lembaga pendidikan yang menggunakan sistem belajar mengajar kampus (asrama) dengan tempat


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian pasti memerlukan sebuah metode untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian diantaranya adalah mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.

Metode penelitian adalah salah satu cara penelitian yang dilakukan secara berturut-turut dengan menggunakan alat dan prosedur penelitian. Metode penelitian bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimun dalam penelitian. Maka dari itu dalam suatu penelitian harus ditentukan metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup penelitian tersebut.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan suatu penelitian diantaranya seperti metode historis, deskriptif, dan eksperimen. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif adalah untuk memecahkan permasalahan yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah yang actual serta penulis tidak perlu merubah situasi yang ada pada penelitian yang akan di teliti. Untuk itu, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif.

Selanjutnya dikemukakan juga oleh Surakhmad (1997: 140) mengenai ciri-ciri metode deskriptif sebagai berikut:

Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada saat sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.Kemudian dianalisa (karena metode ini, data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan sering pula disebut metode analitik).


(17)

Selanjutnya Menurut Sugiyono (2009:3) :

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kembali lagi bahwa penggunaan metode penelitian tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitas, efisien dan relevansi metode penelitian tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan, suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin serta dapat mencapai hasil yang maksimal dan metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Berdasarkan pemaparan mengenai metode penelitian, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan pola korelasi. Menurut Arikunto (2010:4) “Penelitian korelasi atau penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada”. Dan dalam hal ini penulis menggunakan jenis korelasi sebab-akibat, yaitu peneliti bermaksud mengetahui apakah ada hubungan (korelasi) antara Pembelajaran Penjasorkes (variabel bebas) dengan Perilaku Hidup Sehat (variabel terikat) pada Siswa di SMK Daarut Tauhid Boarding School Bandung. Disebut korelasi sebab akibat karena penulis memiliki asumsi bahwa siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School yang memiliki pemahaman, serta penilaian yang baik dalam Pembelajaran Penjasorkes maka perilaku hidup sehatnya akan baik.


(18)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari suatu penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian, Arikunto (2006: 130) yang menjelaskan bahwa:

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School yang berjumlah 200 orang

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Surakhmad (2004:

93) menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: “Sampel merupakan

penarikan sebagian dari populasi untuk mewakli sebuah populasi”. Sesuai dengan penjelasan tersebut penulis memilih dan menentukan populasi untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan sampel dimaksudkan untuk mengurangi subjek yang terlalu banyak jumlahnya. Karena jumlahnya lebih dari 100 orang maka penulis mengambil 10% dari jumlah populasi untuk jadi sampel. Mengenai besarnya sampel tersebut tidak ada ketentuan yang pasti berapa jumlahnya yang akan diteliti atau diambil dari populasi, maka syarat utama dari sampel terebut adalah mewakili populasi. Sebagai pegangan, Arikunto (2006:134) mengemukakan sebagai berikut:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan pengertian populasi, namun apabila subjek lebih dari 100 ambil 10-15% atau 20-25% untuk dijadikan sampel, tergantung setidak-tidaknya dari:

1. Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2. Sempit tidaknya wilayah pengamatan dari setiap subjek.


(19)

Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik purposive

sampling. “Sampel purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2009:124). Sedangkan menurut Arikunto (2010:183) “sampel bertujuan atau purposive sampel dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Pengambilan sampel dengan teknik ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan penelitian sendiri sehingga dapat mewakili populasi. Dari penjelasan tersebut, maka penulis mengambil 10% dari jumlah populasi yang ada. Jadi untuk sampel itu sendiri peneliti mngambil 20 siswa dari 200 siswa.

C. Desain Penelitian dan Langkah-Langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu bentuk gambaran mengenai penelitian yang akan dilakukan di mana pemilihan desain ini harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu desain juga disesuaikan dengan variabel dan hipotesis yang diajukan, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah suatu penelitian sehingga akan membantu peneliti dalam upaya memecahkan masalah penelitian yang telah dirumuskan. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Adapun bentuk paradigma penelitian adalah sebagai berikut :


(20)

a. Bentuk paradigma penelitian pada siswa SMK Daarut Tauhid

Gambar 3.1

Paradigma Penelitian pada Siswa SMK DT Boarding School

Keterangan :

X1a : Pembelajaran Penjasorkes pada siswa SMK DT (Variabel bebas)

Y1a : Perilaku Hidup Sehat pada Siswa SMK DT (Variabel terikat)

2. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini diperlukan agar dalam proses penelitian dapat dilaksanakan lebih terstruktur dan sistematis, sehingga dalam pelaksanaannya sesuai dengan alur yang telah ditentukan. Menurut Gay (1996) yang dikutip oleh Herdiana (2009:38) menjelaskan, bahwa „..umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan interpretasi data,

penarikan kesimpulan, implikasi dan saran‟. Karena hal tersebut maka penulis

merasa perlu untuk membuat langkah penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan masalah

b. Merumuskan dan mengidentifikasi masalah sebagai langkah awal penelitian c. Menentukan tujuan penelitian

d. Merumuskan hipotesis berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

X

1a

Y

1a


(21)

e. Memberikan batasan penelitian dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian tidak terlalu luas

f. Merumuskan kerangka teori untuk memudahkan mencari sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.

g. Pengambilan data dan menganalisis secara ilmiah h. Pengambilan kesimpulan

i. Menyusun laporan penelitian

Apabila digambarkan maka langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

Menentukan Masalah

Merumuskan Masalah

Populasi

Sampel

Pengumpulan Data

Observasi Angket

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan


(22)

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian, terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi penyebab perubahan atau timbulnya varaibel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independent) yaitu Pembelajaran Penjasorkes (X1) sedangkan

yang menjadi variabel terikat (dependent) yaitu perilaku hidup sehat (Y1). Dan

definisi dari variabel yang akan penulis teliti adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran Penjasorkes adalah sebuah bagian pembelajaran yang wajib dilaksanakan di sekolah. Pembelajaran Penjasorkes adalah bagian dari kurikulum pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pembelajaran Penjasorkes yang paling utama adalah memberikan pemahaman konsep gerak dan keterampilan gerak, keterampilan sosial serta konsep hidup sehat. (Mahendra, 2010:23)

2. Perlaku hidup sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. (Soejoeti, 2008:17)

E. Insrumen Penelitian

Sebagaimana layaknya penelitian, diperlukan data-data sebagai penunjang terhadap masalah yang akan diteliti untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data, yang ada pada hakikatnya adalah untuk mengukur variable penelitian.

Seperti yang telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang terdiri dari satu variabel bebas yaitu Pembelajaran Penjasorkes dan satu variabel terikat yaitu Perilaku hidup sehat, sehingga dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam instrument sekaligus untuk mendapatkan data yaitu observasi dan kuesioner atau angket.


(23)

1. Observasi

Observasi sebagai cara pengumpulan data atau sebagi sebuah instrument penelitian memiliki ciri yang spesifik dan berbeda dengan instrument yang lainnya, bahkan Nasution (1988) yang dikutip oleh (Sugiyono, 2009:310)

menyatakan bahwa „observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi‟. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2009:203) mengemukakan bahwa „observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan‟.

Dalam observasi ini diperlukan item serta blangko pengamatan untuk memudahkan dalam pengambilan data yang diperlukan seperti halnya Arikunto

(2010:272) yang memberikan arahan bahwa “…dalam menggunakan metode

observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi”. Maka

berdasarkan hal ini penulis merasa perlu untuk menentukan item dan blangko pengamatan berdasarkan beberapa item kurikulum dan penjelasan yang terarah dari tujuan penjas yang dinyatakan oleh Agus Mahendra dalam buku Manajeman Penjas serta dari silabus dan kurikulum pembelajaran. Untuk pengumpulan data, sama seperti angket dengan menggunakan skala penilaian yang diberikan oleh observer dari nilai 1 sampai dengan 4.

2. Kuesioner atau Angket

Selain observasi, dalam penelitian ini penulis juga menggunakan instrument penelitian berupa angket atau kuesioner sebagai instrument penelitian atau alat ukur dalam memperoleh data untuk varibel perilaku hidup sehat. Penulis menggunakan instrument penelitian kuesioner atau angket pada variabel perilaku hidup sehat ini didasari oleh pengertian kuesioner atau angket itu sendiri yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:194) yang mengungkapkan bahwa “kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk


(24)

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner atau angket tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Dimana dalam angket yang penulis susun terdapat lima pilihan jawaban yaitu SS = Sangat Setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju dan STS = Sangat Tidak Setuju.

3. Dokumentasi

Untuk melengkapi dan membantu penelitian, penulis menggunakan dokumentasi dan rekapan dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran Penjasorkes selama mereka menjalani sekolah di SMK Daarut Tauhid Boarding School.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data untuk diolah sehingga masalah yang telah dirumuskan dapat terjawab sesuai dengan fakta yang ada dilapangan. Dalam teknik pengumpulan data, berkaitan dengan instrument penelitian yang digunakan dimana dalam pembahasan sebelumnya, menjadi instrument penelitian ada dua macam instrument yang digunakan yaitu observasi dan kuesioner atau angket ditambah dokumentasi sehingga dalam pengumpulan data pun menggunakan dua cara yaitu observasi untuk Pembelajaran Penjasorkes dan angket perilaku hidup sehat.

1. Observasi Pembelajaran Penjasorkes

Teknik observasi merupakan cara yang digunakan penulis pada pengambilan data untuk variabel pembelajaran Penjasorkes dimana menurut para ahli dibidangnya terdiri dari tiga item dan masing-masing item terdiri dari tiga indikator, yaitu :

Setelah memaparkan item dan indikator yang akan diteliti, maka penulis merasa perlu untuk membuat blangko pengamatan supaya memudahkan untuk pengambilan data yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis dan


(25)

kebutuhan dalam penelitian ini karena Arikunto (2010:272) juga memberikan

arahan bahwa „dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif

adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi‟. Maka berdasarkan hal tersebut penulis membuat blangko pengamatan untuk Pembelajaran Penjasorkes sebagai berikut:

1. Kognitif

a. Memahami konsep gerak pembelajaran permainan bola besar i. Konsep gerak pembelajaran permaian sepakbola

ii. Konsep gerak pembelajaran permainan bola basket

b. Memahami konsep gerak pembelajaran permainan bola kecil i. Konsep gerak pembelajaran permainan kasti

ii. Konsep gerak pembelajaran permainan tenis meja c. Memahami konsep gerak pembelajaran atletik

i. Konsep gerak pembelajaran lari jarak pendek ii. Konsep gerak pembelajaran lompat jauh d. Memahami konsep gerak pembelajaran senam

i. Konsep gerak pembelajaran Senam lantai ii. Konsep gerak pembelajaran Senam irama

e. Memahami konsep gerak pembelajaran aktivitas dalam air i. Konsep gerak pembelajaran renang gaya bebas

ii. Konsep gerak pembelajaran renang gaya dada f. Memahami arti sehat

i. Memahami konsep hidup sehat g. Kritis dan cerdas

i. Kritis dan cerdas

2. Psikomotor

a. Mampu melakukan Keterampilan gerak dasar permainan bola besar i. Keterampilan gerak dasar permainan sepakbola


(26)

b. Mampu melakukan keterampilan gerak dasar permainan bola kecil i. Keterampilan gerak dasar permainan kasti

ii. Keterampilan gerak dasar permainan tenis meja

c. Mampu melakukan keterampilan gerak dasar pembelajaran Atletik i. Keterampilan gerak dasar pembelajaran lari jarak pendek

ii. Keterampilan gerak dasar pembelajaran lompat jauh

d. Mampu melakukan keterampilan gerak dasar pembelajaran senam i. Keterampilan gerak dasar pembelajaran senam lantai

ii. Keterampilan gerak dasar pembelajaran senam irama

e. Mampu melakukan keterampilan gerak dasar pembelajaran aktivitas dalam air

i. Keterampilan gerak dasar pembelajaran renang gaya bebas ii. Keterampilan gerak dasar pembelajaran renang gaya dada f. Kemampuan Fisik dan motorik

i. Mampu melakukan keterampilan gerak dasar motorik yang baik, seperti lompat, lari dan jalan

3. Afektif

a. Suka dengan kegiatan fisik

b. Merasa Nyaman dengan diri sendiri c. Keterampilan sosial

Adapun cara penilainnya yaitu seorang observer dalam hal ini guru dari pembelajaran Penjasorkes tinggal memberikan checklist (√) pada kolom nilai yang telah disediakan dengan ketentuan setiap indikator dari masing-masing kriteria penilaian, diberi nilai maksimal 4 (empat) dan nilai minimalnya yaitu 1 (satu) dimana kriteria penilaian memiliki 26 (dua puluh enam) indikator. Nilai maksimal yang dapat diperoleh adalah (104).


(27)

Tabel 3.1

Kategori pemberian nilai Observasi

Kriteria penilaian Skor

Kurang 1

Cukup 2

Baik 3

Sangat baik 4

2. Angket Perilaku Hidup Sehat

Sebelum menyusun satu instrument penelitian berupa kuesioner atau angket maka diperlukan penyusunan kisi-kisi yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti dan berdasarkan pendapat para ahli. Adapun kisi-kisi yang penulis susun untuk variabel perilaku hidup sehat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK ANGKET PERILAKU HIDUP SEHAT DI SMK DAARUT TAUHID BOARDING

SCHOOL BANDUNG

Variabel Sub Variabel Indikator No Soal

+ Perilaku

hidup sehat santri

1. Makan dengan menu seimbang

-Pola makan secara teratur yang disediakan asrama

-Memeperhatikan asal makanan yang akan dikonsumsi

-Mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sebagai suatu kebutuhan setiap hari

-Mengkonsumsi makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan, daging dan susu

37, 69, 16, 93, 8, 34, 84, 56 dan 20 85, 14, 53, 15, 78, 64, dan 70


(28)

secara teratur

-Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti sayuran dan buah-buahan secara teratur

-Mengkonsumsi makanan secara berlebihan

2. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup

-Keberadaan kegiatan aktivitas olahraga dalam kehidupan sehari-hari (diluar jam sekolah)

-Menyadari pentingnya melakukan aktivitas olahraga atau aktivitas fisik lainnya -Terbiasa dengan aktifitas fisik

walaupun aktifitas fisik yang berat

-Menerapkan prinsif FITT dalam aktivitas sehari-hari

62, 91, 24, 50, 29, 33, 67, dan 39 58, 90, 72, 5, 95, 2, 88, dan 36

3. Tidak merokok

dan minum

minuman keras

- Mengetahui keburukan dari merokok, miras serta narkoba - Usaha mencegah kebiasaan

merokok, minum-minuman keras dan narkoba

- Tidak terbiasa dengan rokok, minuman keras dan narkoba

73, 4, 22, 66, 52, 77, 31, dan 46 35, 65, 28, 76, 1, 32, 21, dan 71

4. Istirahat yang cukup

-Mengetahui waktu istirahat dan memanfaatkanya

-Istirahat (tidur) tidak kurang dari 8 jam sehari

60, 74, 49, 45, 43, 25, 13, 44, 54, 41, 42, 81, 9, 38, dan 59


(29)

-Menghindari kebiasaan bergadang

-Merasa fit setelah beristirahat (tidur)

-dan 55

5. Pengendalian atau manajemen stress

-Berpikir positif -Bersikap tenang

-Menghindari hal yang tidak disukai

-Melakukan aktivitas positif -Rekreasi 18, 26, 12, 6, 94, 87, 80, dan 61 75, 19, 10, 79, 30, 83, 17, dan 89

6. Perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan

-Usaha pencegahan,

pengobatan penyakit, pemulihan dan peningkatan kesehatan

-Menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan tempat tinggal 7, 40, 96, 68, 51, 27, 82, 11 dan 86 63, 47, 3, 23, 48, 57, dan 92

Berdasarkan hal tersebut penulis menggunakan skala likert untuk item alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mempunyai nilai tersendiri sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Adapun kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.3 tentang kriteria pembuatan skor. Selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pertanyaan. Setiap pertanyaan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan.


(30)

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif Sangat Setuju (SS)

Setuju (S) Ragu-ragu (R) Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

1 2 3 4 5

Instrument penelitian untuk variabel perilaku hidup sehat ini belum baku sehingga perlu diukur validitas dan realibilitasnya. Karena untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen yang mempunyai validiitas dan reliabilitas tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Nurhasan (2007:23) bahwa

“…suatu tes dikatakan sahih apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak

diukur”. Analisis validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban. b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden. c. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total masing-masing item

pernyataan.

d. Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product

Moment.

G. Pemantapan Instrumen

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa dalam penelitian yang penulis lakukan terdapat dua variabel yang belum memiliki instrumen atau alat ukur yang baku yaitu variabel Pembelajaran Pendidikan


(31)

Jasmani olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) dan perilaku hidup sehat sehingga perlu dilakukan pengujian sebelum melakukan pengambilan data. Hal ini bertujuan supaya instrumen yang digunakan merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Dalam uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada variabel Penjasorkes dan Perilaku hidup sehat dengan jumlah responden sebanyak 40 orang maka dk = 40 – 2 =38, diketahui signifikansi untuk α = 0,05 dengan uji satu pihak maka diperoleh t-tabel = 1,70. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas item instrumen ini penulis menggunakan metode perhitungan korelasi product-moment, dengan rekapitulasi hasil uji coba instrumen dengan tujuan untuk mengetahui validitas item untuk variabel Pembelajaran Penjasorkes dan perilaku hidup sehat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas

No Variabel

Jumlah item

Sebelum

ujicoba Valid

1 Pembelajaran Penjasorkes 26 26 2 Perilaku hidup sehat 96 61 Total 122 87

Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa dari hasil uji coba instrumen berupa blangko observasi pada variabel Pembelajaran Penjasorkes semua item dalam indikatornya valid, sehingga indikator observasi yang valid berjumlah tetap 26 item indikator. Sedangkan untuk hasil uji coba berupa angket atau kuesioner pada variabel perilaku hidup sehat terdapat 35 item pernyataan yang tidak valid dari jumlah keseluruhan 96 item sehingga item pernyataan yang dapat digunakan untuk pengambilan data pada saat penelitian adalah 61 item pernyataan. Karena dalam sebuah penelitian jumlah item yang tidak valid harus dibuang dan item


(32)

yang valid digunakan sebagai instrumen penelitian yang sebenarnya. (Data uji

coba instrumen terlampir)

2. Uji Reliabilitas

Selain uji validitas, instrumen atau alat ukur perlu dilihat tingkat reliabilitasnya. Untuk mengetahui kereliabelan suatu instrumen penelitian yaitu dengan membandingkan antara rtabel dengan rhitung, yaitu jika rhitung lebih besar dari

rtabel ini berarti nilai instrumen tersebut memiliki tingkat keterandalan yang baik

(Arikunto, 2010:276). Dan hasil uji reliabilitas instrumen dari variabel Pembelajaran Penjasorkes dan perilaku hidup sehat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel rhitung Keterangan

1 Pembelajaran Penjasorkes (X) 0,846 Reliabel 2 Perilaku Hidup Sehat (Y) 0,893 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.9 kita dapat melihat bahwa nilai untuk uji reliabilitas variabel pembelajaran Penjasorkes dan perilaku hidup sehat adalah reliabel. Untuk tingkat validitas dan reliabilitas instrument secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10

Tingkat Validitas dan Reliabilitas Instrumen

No Instrumen Variabel Validitas Reliabilitas

1 Pembelajaran Penjasorkes (X) 0,624 0,846 2 Perilaku Hidup Sehat (Y) 0,290 0,893

H. Analisis Data

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yang penulis lakukan yaitu dengan menganalisis data tersebut menggunakan software Spss v.20. Adapun


(33)

urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan

p-value ≥ 0,05 yang berfungsi untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak, hal ini berhubungan dengan uji hipotesis karena apabila data berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan perhitungan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis dilakukan dengan perhitungan statistik non-parametrik.

2. Uji homogenitas menggunakan Uji Levene-Test dengan p-value ≥ 0,05, uji homogenitas ini berfungsi menguji kesamaan varians antara variabel.

3. Uji hipotesis menggunakan korelasi Pearson Product Moment untuk mendapatkan nilai hubungan semua variabel baik variabel bebas (independen) ataupun variabel terikat (dependen).


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Bedasarkan hasil pengolahan serta analisis data yang telah diuraikan pada Bab IV, tentang Hubungan antara Pembelajaran Penjasorkes dengan Perilaku Hidup sehat siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran Penjasorkes dengan Perilaku hidup sehat pada siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School memiliki hubungan, dengan nilai korelasi atau keterikatan sebesar 0,564 dan itu masuk kedalam kategori yang cukup kuat.

B.Saran

Pada penelitian yang penulis lakukan, di mana hasil penelitian sesuai dengan harapan dan teori yang penulis paparkan dikarenakan beberapa hal yang penulis temukan di lapangan, sehingga penulis bermaksud menyampaikan beberapa saran untuk selanjutnya dapat meningkatkan hasil optimal dari pembelajaran Penjasorkes serta meningkatakan perilaku hidup sehat ke arah yang lebih baik di antaranya yaitu :

1. Untuk pihak Asrama dan sekolah supaya lebih memperhatikan kegiatan siswa yang cukup padat, melanjutkan pengarahan dan pembelajaran yang baik pada siswa agar tetap pada pola atau perilaku hidup sehat yang baik.

2. Memaksimalkan potensi siswa yang ada disekolah dengan memberikan wadah positif lainnya seperti kegiatan ekstrakulikuler cabang olahraga.

3. Untuk Dapat melengkapi Fasilitas atau sarana dan prasana pembelajaran Penjasorkes demi mencapai tujuan dan meningkatkan mutu pendidikan.

4. Kepada Guru/Ustadz supaya lebih memberikan pemahaman tentang pendidikan kesehatan bagi siswa atau santri yang tinggal diasrama dengan keadaan satu ruangan diisi oleh 7-10 orang dengan pemahaman dan kebiasaan


(35)

yang berbeda-beda terhadap kesehatan sehingga ini sangat berpengaruh terhadap kebiasaan yang lainnya.

5. Memberikan penyuluhan atau memberikan perhatian lebih pada pembelajaran Penjasorkes yang merupakan pembelajaran kompleks.


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Abduljabar, Bambang dan Kusumah, Jajat Darajat. (2010). Aplikasi Statistika

dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI.

Herdiana, S. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Tactical Games Terhadap

Kemampuan Bermain Bola Voli. Skripsi pada FPOK Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.

Husdarta, Js (2010). Manajeman Penjas. Bandung : Rineka Cipta.

Komariyah, L. (2010). Pendidikan Kesehatan. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, R., et. al. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia.

Matjan, Bastinus Nicholas (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : FPOK UPI.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2009). Psikologi Kependidikan. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Muhajir (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung : Penerbit Erlangga.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurhasan dan Cholil-Hasanudin, D. (2007). Modul Tes dan Pengukuran

Keolahragaan, Bandung: FPOK UPI.

Nursanyoto, H., et. al. (1992). Ilmu Gizi, Zat Gizi Utama. Jakarta : Golden Terayon Press.

Sucipto, Kurnia, dan Komariah, L (2009). Ilmu Gizi Olahraga. Bandung : FPOK UPI


(37)

Subagja, R. Y. (2011). Hubungan Pendidikan Kesehatan Sekolah dengan

Perilaku Sehat Siswa di SMA Negeri 11 Bandung. Skripsi pada FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode,

Teknik. Edisi Revisi. Bandung : Tarsito.

Syamsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Litera Tarigan, B. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga (Sebuah Analisis Kritis). Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

_________________________________________________________

Anonim. (2010). Istirahat yang Cukup. [online]. Tersedia : http://usadhaxamthone.com/istirahat-yang-cukup/ (18 Maret 2013)

Anonim. (2012). Bahaya Rokok bagi Kesehatan Masyarakat. [online]. Tersedia : http://

Kawaguchi, Hasan (2009). Teori Perilaku kesehatan. [online]. Tersedia : http://teori-teori-perilaku-kesehatan.html

Nugroho dan Ali, A. R. (2010) Perilaku Kesehatan dan Proses Perubahannya. [online]. Tersedia : http://www.google.com/ perubahan-perilaku-dan-proses-perubahannya.pdf. (14 Maret 2013)

Permathic. (2012). Zat Berbahaya pada Rokok. [online]. Tersedia : http://

Soejoeti, S. Z. (2008). Pembangunan Kesehatan. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen

Kesehatan RI, Jakarta [online]. Tersedia:

http://www.sehatsakityuniawan.blog.unair.ac.id (14 Maret 2013).

Swastika, A. (2011). Makanan Sehat Seimbang. [online]. Tersedia : http://agungswastika.wordpress.com/kesehatan/makanan-sehat-seimbang/ (18 Maret 2013)


(1)

Eka Aditya Nugraha, 2014

Hubungan antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) dengan Perilaku Hidup Sehat siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang valid digunakan sebagai instrumen penelitian yang sebenarnya. (Data uji

coba instrumen terlampir)

2. Uji Reliabilitas

Selain uji validitas, instrumen atau alat ukur perlu dilihat tingkat reliabilitasnya. Untuk mengetahui kereliabelan suatu instrumen penelitian yaitu dengan membandingkan antara rtabel dengan rhitung, yaitu jika rhitung lebih besar dari

rtabel ini berarti nilai instrumen tersebut memiliki tingkat keterandalan yang baik

(Arikunto, 2010:276). Dan hasil uji reliabilitas instrumen dari variabel Pembelajaran Penjasorkes dan perilaku hidup sehat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel rhitung Keterangan

1 Pembelajaran Penjasorkes (X) 0,846 Reliabel

2 Perilaku Hidup Sehat (Y) 0,893 Reliabel

Berdasarkan tabel 3.9 kita dapat melihat bahwa nilai untuk uji reliabilitas variabel pembelajaran Penjasorkes dan perilaku hidup sehat adalah reliabel. Untuk tingkat validitas dan reliabilitas instrument secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10

Tingkat Validitas dan Reliabilitas Instrumen

No Instrumen Variabel Validitas Reliabilitas

1 Pembelajaran Penjasorkes (X) 0,624 0,846

2 Perilaku Hidup Sehat (Y) 0,290 0,893

H. Analisis Data

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yang penulis lakukan yaitu dengan menganalisis data tersebut menggunakan software Spss v.20. Adapun


(2)

57

urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan

p-value ≥ 0,05 yang berfungsi untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak, hal ini berhubungan dengan uji hipotesis karena apabila data berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan perhitungan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka uji hipotesis dilakukan dengan perhitungan statistik non-parametrik.

2. Uji homogenitas menggunakan Uji Levene-Test dengan p-value ≥ 0,05, uji homogenitas ini berfungsi menguji kesamaan varians antara variabel.

3. Uji hipotesis menggunakan korelasi Pearson Product Moment untuk mendapatkan nilai hubungan semua variabel baik variabel bebas (independen) ataupun variabel terikat (dependen).


(3)

Eka Aditya Nugraha, 2014

Hubungan antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) dengan Perilaku Hidup Sehat siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Bedasarkan hasil pengolahan serta analisis data yang telah diuraikan pada Bab IV, tentang Hubungan antara Pembelajaran Penjasorkes dengan Perilaku Hidup sehat siswa SMK Daarut Tauhiid Boarding School, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran Penjasorkes dengan Perilaku hidup sehat pada siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School memiliki hubungan, dengan nilai korelasi atau keterikatan sebesar 0,564 dan itu masuk kedalam kategori yang cukup kuat.

B.Saran

Pada penelitian yang penulis lakukan, di mana hasil penelitian sesuai dengan harapan dan teori yang penulis paparkan dikarenakan beberapa hal yang penulis temukan di lapangan, sehingga penulis bermaksud menyampaikan beberapa saran untuk selanjutnya dapat meningkatkan hasil optimal dari pembelajaran Penjasorkes serta meningkatakan perilaku hidup sehat ke arah yang lebih baik di antaranya yaitu :

1. Untuk pihak Asrama dan sekolah supaya lebih memperhatikan kegiatan siswa yang cukup padat, melanjutkan pengarahan dan pembelajaran yang baik pada siswa agar tetap pada pola atau perilaku hidup sehat yang baik.

2. Memaksimalkan potensi siswa yang ada disekolah dengan memberikan wadah positif lainnya seperti kegiatan ekstrakulikuler cabang olahraga.

3. Untuk Dapat melengkapi Fasilitas atau sarana dan prasana pembelajaran Penjasorkes demi mencapai tujuan dan meningkatkan mutu pendidikan.

4. Kepada Guru/Ustadz supaya lebih memberikan pemahaman tentang pendidikan kesehatan bagi siswa atau santri yang tinggal diasrama dengan keadaan satu ruangan diisi oleh 7-10 orang dengan pemahaman dan kebiasaan


(4)

65

yang berbeda-beda terhadap kesehatan sehingga ini sangat berpengaruh terhadap kebiasaan yang lainnya.

5. Memberikan penyuluhan atau memberikan perhatian lebih pada pembelajaran Penjasorkes yang merupakan pembelajaran kompleks.


(5)

Eka Aditya Nugraha, 2014

Hubungan antara Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) dengan Perilaku Hidup Sehat siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Abduljabar, Bambang dan Kusumah, Jajat Darajat. (2010). Aplikasi Statistika

dalam Penjas. Bandung : FPOK UPI.

Herdiana, S. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Tactical Games Terhadap

Kemampuan Bermain Bola Voli. Skripsi pada FPOK Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.

Husdarta, Js (2010). Manajeman Penjas. Bandung : Rineka Cipta.

Komariyah, L. (2010). Pendidikan Kesehatan. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, R., et. al. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia.

Matjan, Bastinus Nicholas (2010). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung : FPOK UPI.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2009). Psikologi Kependidikan. Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Muhajir (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung : Penerbit Erlangga.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurhasan dan Cholil-Hasanudin, D. (2007). Modul Tes dan Pengukuran

Keolahragaan, Bandung: FPOK UPI.

Nursanyoto, H., et. al. (1992). Ilmu Gizi, Zat Gizi Utama. Jakarta : Golden Terayon Press.

Sucipto, Kurnia, dan Komariah, L (2009). Ilmu Gizi Olahraga. Bandung : FPOK UPI


(6)

Subagja, R. Y. (2011). Hubungan Pendidikan Kesehatan Sekolah dengan

Perilaku Sehat Siswa di SMA Negeri 11 Bandung. Skripsi pada FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode,

Teknik. Edisi Revisi. Bandung : Tarsito.

Syamsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Litera Tarigan, B. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga (Sebuah Analisis Kritis). Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

_________________________________________________________

Anonim. (2010). Istirahat yang Cukup. [online]. Tersedia : http://usadhaxamthone.com/istirahat-yang-cukup/ (18 Maret 2013)

Anonim. (2012). Bahaya Rokok bagi Kesehatan Masyarakat. [online]. Tersedia : http://

Kawaguchi, Hasan (2009). Teori Perilaku kesehatan. [online]. Tersedia : http://teori-teori-perilaku-kesehatan.html

Nugroho dan Ali, A. R. (2010) Perilaku Kesehatan dan Proses Perubahannya. [online]. Tersedia : http://www.google.com/ perubahan-perilaku-dan-proses-perubahannya.pdf. (14 Maret 2013)

Permathic. (2012). Zat Berbahaya pada Rokok. [online]. Tersedia : http://

Soejoeti, S. Z. (2008). Pembangunan Kesehatan. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen

Kesehatan RI, Jakarta [online]. Tersedia:

http://www.sehatsakityuniawan.blog.unair.ac.id (14 Maret 2013).

Swastika, A. (2011). Makanan Sehat Seimbang. [online]. Tersedia : http://agungswastika.wordpress.com/kesehatan/makanan-sehat-seimbang/ (18 Maret 2013)