PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor.

(1)

No. Daftar FIP: 012/Pend. Khusus – S1/Juni/2013

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA

PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak

Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Disusun Oleh: Maryam Agustini

0901851

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Maryam Agustini, 2013

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN

(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak

Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)

Oleh Maryam Agustini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Maryam Agustini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MARYAM AGUSTINI 0901851

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA

PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBIING I

Dr. Tjutju Soendari, M.Pd NIP. 19560214 198003 2 001

PEMBIMBING II

dr. Riksma Nurahmi, M.Pd NIP. 19751118 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP. 19560722 198501 1 001


(4)

i Maryam Agustini, 2013

ABSTRAK

PENGARUH MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATA PADA

ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

(Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak

Tunagrahita Ringan Kelas IV di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor)

(Maryam Agustini 0901851)

Anak tunagrahita ringan memiliki kesulitan dalam memahami hal yang bersifat abstrak seperti menulis. Daya ingat yang lemah menyebabkan mereka sering mengalami kesalahan dalam menulis seperti menulis masih terbalik-balik, kesalahan dalam penulisan bentuk huruf, penambahan huruf, penulisan huruf yang tidak lengkap sehingga apa yang mereka tulis menjadi tidak bermakna. Menulis merupakan salah satu cara seseorang menuangkan ide ataupun informasi secara non-verbal dalam bentuk visual. Media pembelajaran dengan menggunakan papan tulis dan buku bacaan dirasa tidak cukup untuk menunjang berkembangnya kemampuan menulis pada anak. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan bantuan media kartu kata bergambar. Media kartu kata bergambar merupakan salah satu media yang membantu anak tunagrahita dengan cara menampilkan gambar disertai kata yang menerangkan nama gambar untuk membantu anak mengenal susunan huruf dan meresponnya secara lisan maupun tertulis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media kartu kata bergambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa media kartu kata bergambar berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan kelas 4 SDLB di SLB-B/C Bina Mandiri Bogor. Peningkatan dapat dilihat dari hasil mean level yaitu pada kondisi baseline-1 (A-1) sebesar 29,17%, kondisi intervensi (B) sebesar 78,33%, dan kondisi baseline-2 (A-2) sebesar 87,52%. Oleh karena itu, disarankan agar media kartu kata bergambar dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran di kelas untuk membantu anak meningkatkan kemampuan menulis kata dengan susunan huruf yang benar. Kata kunci: Tunagrahita Ringan, Kemampuan Menulis Kata, Media Kartu Kata Bergambar.


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

F. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Deskripsi Teori ... 7

1. Konsep Dasar Tunagrahita ... 7

a. Pengertian Anak Tunagrahita ... 7

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 9

c. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ... 10

2. Konsep Dasar Menulis ... 13

a. Pengertian Menulis ... 13

b. Keterampilan Menulis ... 14

c. Menulis Kata ... 15


(6)

vi Maryam Agustini, 2013

e. Kemampuan Menulis Anak Tunagrahita Ringan ... 19

3. Konsep Dasar Media Kartu Kata Bergambar ... 21

a. Media Pembelajaran ... 21

b. Kartu Kata Bergambar ... 23

c. Kartu Kata Bergambar Sebagai Media Pembelajaran Menulis Kata ... 24

d. Bentuk Media Kartu Kata Bergambar ... 27

e. Langkah-langkah Pembelajaran Media Kartu Kata Bergambar ... 28

B. Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berfikir ... 30

D. Pertanyaan Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A. Lokasi Penelitian ... 32

B. Subjek Penelitian ... 32

C. Desain Penelitian ... 33

D. Metode Penelitian... 34

E. Variabel Penelitian ... 35

1. Definisi Konsep Variabel ... 35

a. Media Kartu Kata Bergambar ... 35

b. Menulis Kata ... 35

2. Definisi Operasional ... 36

a. Variabel Bebas (X) ... 36

b. Variabel Terikat (Y) ... 37

F. Instrument Penelitian ... 38

1. Alat Ukur ... 38

2. Validitas ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 42

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 43


(7)

2. Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Data Baseline-1 (A-1) ... 46

2. Data Intervensi (B) ... 47

3. Data Baseline-2 (A-2) ... 49

B. Analisis Data ... 51

1. Analisis Dalam Kondisi ... 52

a. Panjang Kondisi ... 52

b. Kecenderungan Arah ... 52

c. Kecenderungan Stabilitas ... 54

d. Jejak Data ... 60

e. Level Stabilitas dan Rentang ... 60

f. Level Perubahan ... 61

2. Analisis Antar Kondisi ... 63

a. Variabel yang Diubah ... 64

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 64

c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 64

d. Perubahan Level Data ... 65

e. Data Tumpang Tindih (overlap) ... 65

C. Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(8)

viii Maryam Agustini, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Klasifikasi Anak Tunagrahita ... 9

3.1 Pemilihan Kata Pada Instrumen ... 38

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 39

3.3 Kriteria Penilaian ... 41

3.4 Para Ahli yang Melakukan Expert-Judgement ... 42

3.5 Hasil judgement ... 43

4.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 46

4.2 Kondisi Intervensi (B) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 48

4.3 Kondisi Baseline-2 (A-2) Kemampuan Menulis Kata Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 49

4.4 Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 50

4.5 Panjang Kondisi Penelitian ... 52

4.6 Kecenderungan Arah ... 53

4.7 Persentase Data Poin Pada Kondisi Baseline-1 (A-1) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 55

4.8 Persentase Data Poin Pada Kondisi Intervensi (B) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 57

4.9 Persentase Data Poin Pada Kondisi Baseline-2 (A-2) yang Berada Dalam Rentang Stabilitas ... 59

4.10 Kecenderungan Stabillitas ... 60

4.11 Jejak Data... 60

4.12 Level Stabilitas dan Rentang ... 61

4.13 Level Perubahan ... 61

4.14 Rangkuman Hasil Analisis Dalam Kondisi ... 62


(9)

4.16 Perubahan Kecenderungan Arah Dan Efeknya ... 64

4.17 Perubahan Kecenderungan Stabilitas ... 65

4.18 Perubahan Level Data ... 65

4.19 Data Persentase Overlap ... 67


(10)

x Maryam Agustini, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerucut Pengalaman dari Edgar Dale... 22 2.2 Media Kartu Kata Bergambar ... 27


(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

3.1 Desain ABA ... 33

4.1 Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 47

4.2 Kondisi Intervensi (B) ... 48

4.3 Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 50

4.4 Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan (MR) ... 51

4.5 Kecenderungan Arah Kondisi Baseline-1 (A-1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A-2) ... 53

4.6 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Baseline-1 (A-1) ... 55

4.7 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Intervensi (B) ... 57

4.8 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Menulis Kata yang Berada Dalam Rentang pada Kondisi Baseline-2 (A-2) ... 59

4.9 Data Overlap Kondisi Baseline-1 (A-1) ke Intervensi (B) ... 66

4.10 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Baseline-2 (A-2) ... 67


(12)

1 Maryam Agustini, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Laju perkembangan yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, baik dalam fungsi motorik, kognitif, maupun afektifnya. Orang-orang yang fungsi motorik, kognitif, dan afektifnya berkembang dengan baik tidak akan menemukan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Fungsi kognitif memungkinkan seseorang dalam mengetahui, menyadari, mengerti, menggunakan abstraksi, dan menalar. “Salah satu elemen penting dari kognisi adalah ingatan atau memori, dan memori tersebut memiliki peran yang besar dalam pencapaian prestasi belajar akademik” (Abdurrahman, 2012: 135). Hambatan yang terjadi pada aspek kognitif membuat proses belajar seseorang terganggu karena dalam proses belajar dibutuhkan kemampuan menalar, berfikir abstrak dan mengingat informasi.

Sama halnya dengan anak tunagrahita yang mengalami hambatan dalam aspek kognitif. Efendi (2008: 96) menyatakan bahwa “Anak tunagrahita, gangguan fungsi kognitifnya terjadi pada kelemahan salah satu atau lebih dalam proses tersebut (diantaranya proses persepsi, ingatan, pengembangan ide, penilaian dan penalaran)”. Hambatan perkembangan fungsi kognitif menjadikan anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar baik itu di rumah, masyarakat, maupun di sekolah. Amin (1995:11) menyataka bahwa “Anak tunagrahita kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak, yang sulit-sulit dan yang berbelit-belit”. Keterbatasan kemampuan berfikir mereka tentu menyebabkan anak tunagrahita mengalami kesulitan ketika belajar terutama dalam bidang pengajaran akademik seperti membaca, menulis, dan berhitung.

Kegiatan pembelajaran di sekolah yang terkait tugas akademik seperti membaca, menulis, dan berhitung. Menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks jika dibandingkan dengan penguasaan keterampilan-keterampilan lain dalam belajar. Menurut Suherman (2005: 114) bahwa “Dalam proses penulisan


(13)

2

yang baik, sudah pasti mengintegrasikan kemampuan visual motor dan konseptual”. Aktivitas menulis mengharuskan seseorang untuk menggerakkan lengan, tangan, jari dan matanya secara terintegrasi, melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulisan tersebut. Menulis merupakan usaha seseorang untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri melalui bahasa secara tertulis. Kemampuan menulis permulaan sudah diperkenalkan sejak anak duduk di kelas rendah. Semakin tinggi tingkatan kelas, maka semakin tinggi kemampuan menulis yang dikembangkan pada kemampuan menulis mengeja dan menulis lanjutan. Saat menginjak kelas 4 SD kemampuan menulis ekpresif/lanjutan sudah dibiasakan dan dikembangkan. Anak kelas 4 SD pada umunya sudah mampu menuangkan ide atau pikirannya dalam suatu tulisan berupa paragraf, surat, karangan, dan puisi.

Hal tersebut berbeda dengan kemampuan menulis yang dikuasai anak tunagrahita pada penelitan ini. Sebagaimana menurut Somantri (2007: 105) menyatakan bahwa “Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti belajar dan berhitung, menulis dan membaca juga terbatas”. Anak tunagrahita ringan dapat menulis meskipun tergolong dalam kata-kata yang sederhana, namun terkadang masih saja terjadi kesalahan penulisan huruf maupun kurangnya huruf dalam penulisan kata. Kemampuan memori anak yang lemah dan terbatas membuat anak kesulitan ketika harus mengingat kembali informasi yang didengar atau dilihat. Kesalahan penulisan huruf pada kata akan menghasilkan kata yang berbeda atau bahkan menjadi kata yang tidak bermakna. Anak terbiasa menulis dengan cara menyalin tulisan dari suatu bacaan yang ada di buku. Tidak dibiasakan menulis berdasarkan idenya sendiri seperti membuat kalimat atau mengarang menjadikan kemampuan menulis anak tidak berkembang.

Faktor lainnya yang mempengaruhi kemampuan menulis pada anak adalah media pembelajaran yang digunakan guru. Media pembelajaran yang kurang menunjang menjadikan kemampuan menulis anak tidak berkembang. Hanya terbatas pada penggunaan papan tulis dan buku bacaan yang dijadikan sebagai media untuk membantu anak belajar. Papan tulis letaknya jauh dari anak sehingga


(14)

3

Maryam Agustini, 2013

kurang terjalin interaksi, sedangkan buku bacaan yang penggunaannya kurang dikembangkan untuk kemampuan menulis. Permasalahan ini dianggap sangat penting diteliti karena dapat membantu dalam menemukan media pembelajaran yang cocok dan menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan menulis anak. Jika permasalahan ini dibiarkan tentu tidak berdampak baik bagi anak. Kesalahan dalam penulisan yang dilakukan anak dapat menimbulkan makna yang berbeda dan bahkan tidak dimengerti orang lain. Oleh karena itu, diperlukan media yang mampu membantu anak dapat dengan mudah mengingat huruf-huruf yang akan ditulis dan memahami makna dari apa yang ia tulis.

Picture dictionaries, simple readers, word cards, labels on classroom object, and lists of interest or topical words should be available to stimulate ideas an

extend the student’s writing (and reading) vocabulary” (Mercer. Cecil D and Ann

R. Mercer, 1989: 374). Berdasarkan uraian tersebut, salah satu media yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menulis yaitu dengan media kartu. Pada kartu tersebut terdapat gambar benda, hewan dan lainnya yang disertai kata untuk menerangkan gambar tersebut. “Kartu kata bergambar merupakan media yang dapat memberikan pengalaman langsung bagi anak, dimana anak dapat secara langsung terlibat dalam pengenalan huruf dan kata” (Sistiana 2011:5). Pada kartu kata bergambar anak dilatih untuk menulis kata berdasarkan suku kata-suku kata pada kata. Di setiap kartu terdapat tahap menulis kata yang disajikan dengan suku kata yang tidak lengkap dan anak menuliskan huruf yang hilang tersebut sehingga membentuk kata yang utuh.

Menulis dengan bantuan media kartu kata bergambar dapat memudahkan anak untuk mengingat suku kata-suku kata yang ada pada sebuah kata. Karena pada proses pembelajarannya, terdapat tahapan-tahapan dimana anak benar-benar memperhatikan suku kata-suku kata yang ada dengan cara menuliskannya sendiri. Kata yang disertai gambar akan membantu anak untuk lebih memahami makna dari kata yang ditulis dan dapat mengingatnya ketika akan menuliskan kembali.


(15)

4

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi dan menjelaskan seluruh faktor-faktor yang muncul sebagai penyebab, berkaitan, memberi efek pada variable yang akan diteliti yaitu variabel terikat. Adapun indentifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Anak tunagrahita sering melakukan kesalahan dalam menulis kata seperti kesalahan penulisan huruf maupun kurangnya huruf dalam penulisan kata. 2. Kurangnya upaya membiasakan anak tunagrahita ringan menulis berdasarkan

idenya sendiri di sekolah karena anak terbiasa hanya menyalin tulisan dari suatu bacaan.

3. Kurangnya media untuk meningkatkan kemampuan menulis, hanya terbatas menggunakan papan tulis dan buku bacaan.

4. Media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan dapat memudahkan anak mengingat suku kata-suku kata yang ada pada sebuah kata dengan cara menuliskannya sendiri.

C. BATASAN MASALAH

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah ”Apakah media kartu kata bergambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan?”.


(16)

5

Maryam Agustini, 2013

E. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media kartu kata bergambar terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan sebelum diberikan media kartu kata bergambar.

2) Untuk mengetahui kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan sesudah diberikan media kartu kata bergambar.

3) Untuk mengetahui pengaruh media kartu kata bergambar terhadap peningkatan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan.

2. Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi terhadap media pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis bagi anak tunagrahita ringan yang mengalami kesulitan menulis kata dengan susunan dan jumlah huruf yang benar.

b. Diharapkan dapat membantu anak tunagrahita untuk lebih mudah mengingat huruf-huruf yang ada pada suatu kata sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penulisan kata.


(17)

6

F. STRUKTUR ORGANISASI

Rincian struktur organisasi dari setiap bab dan bagian bab dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. BAB I Pendahuluan dalam penelitian ini berisi latar belakang penelitian, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, serta Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

2. BAB II Kajian Pustaka dalam penelitian ini berisi Deskripsi Teori, Penelitian Sebelumnya yang Relevan, Kerangka Berfikir, dan Pertanyaan Penelitian. 3. BAB III Metode Penelitian dalam penelitian ini berisi Subjek Penelitian,

Metode Penelitian, Variabel Penelitian, Instrumen Peneltian, Teknik Pengumpulan Data, serta Pengolahan dan Analisis Data.

4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan dalam penelitian ini berisi Hasil Penelitian, Analisis Data, dan Pembahasan.

5. BAB V Kesimpulan dan Saran dalam penelitian ini berisi Kesimpulan dan Saran.


(18)

32 Maryam Agustini, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Penelitian dilakukan di SLB- BC Bina Mandiri Bogor. Peneliti mengambil tempat untuk melakukan intervensi di ruang kelas kosong dengan maksud agar subjek tidak merasa terganggu dengan teman-temannya dan dapat berkonsentrasi selama berjalannya intervensi. Lamanya intervensi disesuaikan dengan jam pelajaran sekolah dimana satu jam pelajaran 35 menit. Kegiatan intervensi dilakukan selama dua jam pelajaran pertama yaitu dari pukul 08.00-09.10 WIB.

B. SUBJEK PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu subjek yaitu seorang anak tunagrahita ringan. Subjek yang diambil didasarkan karena rendahnya kemampuan subjek dalam menulis kata dengan susunan huruf yang benar. Adapun identitas subjek sebagai berikut:

Nama : MR

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : Bogor, 13 Januari 2001 Agama : Islam

Alamat : Pangkalan Warung Jambu, Bogor Utara Kota Bogor

Hambatan : Tunagrahita Ringan Kelas : IV SDLB

Sekolah : SLB- BC Bina Mandiri


(19)

33

C. DESAIN PENELITIAN

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. “Desain A -B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan desain A-B, hanya saja ada

pengulangan kondisi baseline” (Sunanto, 2006: 44). Desain A-B-A dimaksudkan untuk menarik kesimpulan tentang hubungan fungsional antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Terdapat tiga tahapan dalam desain A-B-A antara lain:

Baseline-1 (1), Intervensi/treatment (B), Baseline-2 (2). Prosedur desain

A-B-A adalah seperti yang terlihat pada grafik berikut ini:

Grafik 3.1 Desain ABA

Dalam penelitian ini yang menjadi baseline-1 (A-1) yakni kemampuan dasar, dimaksud disini yaitu kemampuan awal subjek (MR) dalam menulis kata. Subjek (MR) diamati, sehingga dalam kondisi kemampuan awal subjek tersebut dapat diambil datanya dengan tidak ada rekayasa. Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang untuk memastikan data yang sudah didapat dan melihat kemampuan anak dalam menulis kata secara pasti.


(20)

34

Maryam Agustini, 2013

B (perlakuan dan intervensi) yang dilakukan berupa penerapan media kartu kata bergambar. Anak (MR) menyebutkan gambar dan membaca kata yang ada pada kartu tersebut. Selanjutnya anak memperhatikan kata yang tidak utuh karena terdapat suku kata yang hilang. Anak menuliskan suku kata sehingga menjadi suatu kata yang utuh. Kemudian anak menulis kata secara utuh pada bagian belakang kartu tanpa melihat bagian depan kartu.

Baseline-2 (A-2) merupakan pengamatan kembali terhadap kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan (MR) ketika anak diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terdapat 30 gambar berdasarkan kartu kata bergambar. Anak menuliskan kata dengan susunan huruf yang benar pada setiap gambar tanpa melihat kartu kata bergambar lagi. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi sudah sejauh mana intervensi yang dilakukan berpengaruh terhadap subjek.

D. METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu “Pengaruh media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita

ringan” maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif yang dimaksudkan untuk menguji hubungan sebab dan akibat. Menurut

Sugiyono (2008: 11) “Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan)

tertentu”. Sedangkan Arikunto (2006: 14) berpedapat bahwa “… jika penelitian

ingin mengetahui gambaran tentang data yang secara sengaja ditimbulkan, maka penelitiannya berbentuk eksperimen”.

Disimpulkan bahwa penelitian dengan metode eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang pengaruh perlakukan yang diberikan secara sengaja. Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki subjek tunggal dengan pendekatan Single Subject Research (SSR). Penelitian SSR dilakukan untuk mendokumentasikan perubahan tingkah laku subjek yang diteliti setelah diberi

treatment (perlakuan).


(21)

35

E. VARIABEL PENELITIAN

1. Definisi Konsep Variabel a. Media Kartu Kata Bergambar

Media bisa disebut juga sebagai alat bantu untuk mempermudah dalam menyampaikan pesan. Sebagaimana dikemukakan Budiman et al. (2006: 3) bahwa:

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari komunikator/pengirim ke komunikan/penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan minat serta perhatian siswa/mahasiswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Media terbagi menjadi tiga unsur pokok yaitu media suara, visual, dan gerak. Salah satu yang termasuk media visual yaitu kartu kata bergambar dimana pada proses penyampaian pesannya menyangkut indera pengelihatan. Menurut Arsyad (2011: 120) kartu kata bergambar adalah “Kartu yang berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan sebagainya) yang digunakan untuk melatih siswa mengeja dan memperkaya kosa kata”. Pengertian lain mengenai kartu kata bergambar menurut Sistiana (2011:23) bahwa “Kartu kata bergambar merupakan salah satu media membaca gambar dengan menggunakan kartu-kartu untuk mengenal kosakata selain itu juga kartu kata bergambar ini dapat melatih anak menulis kata pada kartu kata tersebut”.

Jadi media kartu kata bergambar merupakan alat bantu pembelajaran yang didalamnya terdapat gambar dan kata yang menjelaskan nama gambar untuk membantu anak mengenal kata serta melatih menuliskannya. Kartu kata bergambar memberikan stimulus dan anak memberikan respon sesuai dengan apa yang diinginkan. Media kartu kata bergambar pada penelitian ini difokuskan untuk melatih anak menulis kata dengan susunan huruf yang benar.

b. Menulis Kata

Menulis merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi dan mengekspresikan diri. Menulis dirasa sangat penting karena merupakan sarana


(22)

36

Maryam Agustini, 2013

untuk menunjukkan prestasi akademiknya. Beberapa pendapat mengenai pengertian menulis. Tarigan dalam Abdurrahman (2012: 179) mendefinisikan bahwa „Menulis sebagai melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa yang sama dengan penulisan tersebut‟. Hargrove dan Poteet dalam Soendari

(2008: 92) menjelaskan bahwa „Menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulisannya untuk keperluan komunikasi atau mencatat‟.

Ketika berkomukasi, seseorang akan mengungkapkan serangkaian kata-kata yang tersusun dan mengandung arti untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Setiap kata yang diucapkan merupakan gabungan dari bunyi-bunyi yang membentuk kata dengan makna yang berbeda-beda. Alisyahbana dalam

Putrayasa (2008: 44) mengatakan bahwa „Kata adalah kesatuan kumpulan fonem atau huruf yang terkecil yang mengandung pengertian‟. Sedangkan Chaer (2007: 162) mengungkapkan bahwa “Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian; atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti”.

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan menulis kata merupakan suatu aktivitas yang menuangkan pikiran, perasaan dan ide dalam bentuk lambang-lambang grafis atau simbol-simbol yang berbentuk deretan huruf yang memiliki pengertian untuk berkomunikasi.

2. Definisi Operasional

“Definisi operasional adalah definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati” (Azwar, 2012: 74). Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak

Tunagrahita Ringan”, terdapat dua variabel penelitian, yaitu:


(23)

37

Identifikasi variabel-variabel bebas, sebutan kondisi atau faktor perlakuan dalam suatu eksperimen. Kondisi perlakuan ini dibawah kendali penelitian dan biasanya diubah dalam suatu eksperimen. “Sebagai variabel bebas faktor-faktor ini mengakibatkan perubahan variable terikat” (Creswell 2002: 124). Jadi variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media kartu kata bergambar. Media kartu kata bergambar dapat melatih anak menulis kata dengan susunan dan jumlah huruf yang benar dimana anak menulis sendiri suku kata-suku kata yang hilang pada kata menjadi suatu kata yang utuh dan bermakna. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar, diantaranya (1) menyiapkan kartu kata bergambar dan alat tulis, (2) perlihatkan sebagian kartu di depan anak, (3) anak memilih kartu yang ingin ia pelajari terlebih dahulu, (4) anak menyebutkan nama gambar, (5) anak membaca kata yang berada dibawah gambar, (6) dibawahnya lagi terdapat kata yang tidak utuh dan anak menuliskan suku kata-suku kata yang hilang, (7) anak membaca kata yang telah ia tulis, (8) terakhir anak menulis kata dibagian belakang kartu secara utuh dan membaca kembali kata yang ditulis.

b. Variabel Terikat (Y)

“Variabel terikat merupakan variabel tanggapan atau kriteria yang dianggap disebabkan atau dipengaruhi kondisi perlakuan bebas” (Creswell 2002: 124). Jadi variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan menulis kata. Adapun satuan ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes untuk mengetahui berapa kali anak melakukannya dengan benar. Anak (MR) diberikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisi 30 gambar berdasarkan kartu kata bergambar. Anak menulis kata secara utuh dengan susunan huruf yang benar tanpa melihat kartu kata bergambar lagi.


(24)

38

Maryam Agustini, 2013

F. INSTRUMEN PENELITIAN 1. Alat ukur

Perlunya melakukan pengukuran terhadap variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti, maka dibutuhkan suatu alat ukur yang dinamakan instrument penelitian. Menurut Sugiyono (2008:148) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Jadi instrumen penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian”.

Alat ukur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Arikunto, 2006: 150). Tes yang diberikan yaitu tes tertulis pada kondisi baseline-1 (A-1) untuk mengetahui kemampuan awal anak dalam menulis kata sebelum diberikan intervensi. Tes tertulis pada kondisi intervensi (B) diberikan ketika proses evaluasi yaitu proses terakhir pada pelaksanaan intervensi. Tes tulis terakhir diberikan pada kondisi baseline-2 (A-2) untuk mengetahui apakah intervensi yang dilakukan memberikan perubahan terhadap kemampuan menulis kata pada anak.

Penggunaan alat ukur berupa tes tertulis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan anak dalam menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan dan jumlah huruf sesuai kata yang ditetapkan. Struktur kata yang terdiri dari dua suku kata berbentuk VKVK, KVKV, KVKVK, KVKKV, dan KVKKVK. Pemilihan kata pada instrument berdasarkan kata-kata yang terdekat dari anak yaitu hal-hal yang sering anak temui dilingkungan sekitarnya dan juga dalam materi belajarnya. Selain itu pemilihan kata juga berdasarkan huruf-huruf yang anak sering melakukan kesalahan dalam penulisannya seperti huruf b, d, g, j, k, m, n, p, dan r. Huruf-huruf tersebut berada pada awal, tengah, maupun akhir kata dengan maksud agar anak mengetahui perbedaan bunyi ketika huruf-huruf


(25)

39

tersebut letaknya berbeda. Pemilihan kata dalam instrumen terdapat pada Tabel

3.1 pada lampiran.

Prosedur yang dilakukan untuk mempermudah jalannya penelitian agar mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu:

a) Melakukan asessmen awal untuk mengetahui kemampuan subjek dalam menulis sehingga dapat memberikan intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.

b) Membuat kisi-kisi yang merupakan rancangan penyusunan instrumen agar peneliti memiliki pedoman dan gambaran yang jelas tentang isi dan butir-butir yang akan disusun. Adapun kisi-kisi instrumen yang telah disusun sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Penelitian

Tujuan Materi Indikator Butir Soal

Kemampuan menulis kata

Anak mampu

menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar

Menulis kata dengan ejaan yang benar

Menulis kata terdiri dari dua suku kata yang berbentuk VKVK

1. Ayam 2. Ikan 3. Ular Menulis kata terdiri dari

dua suku kata yang berbentuk KVKV 4. Baju 5. Bola 6. Dagu 7. Jari 8. Meja 9. Nasi 10.Sapu

Menulis kata terdiri dari dua suku kata yang

11.Donat 12.Gajah


(26)

40

Maryam Agustini, 2013

berbentuk KVKVK 13.Kasur 14.Mobil 15.Rumah 16.Sabun 17.Salak Menulis kata terdiri dari

dua suku kata yang berbentuk KVKKV

18.Garpu 19.Jambu 20.Kursi 21.Lampu 22.Pintu 23.Tempe Menulis kata terdiri dari

dua suku kata yang berbentuk KVKKVK

24.Bantal 25.Kulkas 26.Masjid 27.Pensil 28.Rambut 29.Sendal 30.Sendok

c) Membuat butir-butir soal yang disesuaikan berdasarkan indikator yang ada pada kisi-kisi sebelumnya. Butir-butir soal yang dibuat sebanyak 30 soal. d) Membuat sistem penilaian pada setiap butir soal untuk mengetahui skor pada

tahap baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Adapun penilaian dalam penilitian ini sebagai berikut:

 Skor 1 = Susunan dan jumlah huruf sesuai dengan kata yang ditetapkan.

 Skor 0 = Susunan dan jumlah huruf tidak sesuai dengan kata yang ditetapkan.

Skor akhir:


(27)

41

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian

No Kriteria Presentase

1 Sangat baik 100 %

2 Baik 80 %

3 Cukup 60 %

4 Kurang 40 %

5 Sangat kurang 20 %

2. Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Arikunto, 2006: 168). Instrumen yang valid atau sahih berarti memiliki validitas tinggi yang menunjukkan data tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud. Instrumen yang sudah teruji validitasnya maka hasil penelitiannya valid sehingga mampu mengukur apa yang akan diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Sugiyono

(2011: 182) menyatakan bahwa “Untuk instumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan”. Menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis. Uji validitas isi ini menggunakan teknik penilaian para ahli

(expert-judgement). Penilaian dari para ahli terhadap butir-butir instrument dilakukan

dengan memberikan tanda (√) pada kolom sesuai atau kolom tidak sesuai.

Setelah hasil penilaian terhadap butir-butir instrument diketahui, maka tindakan selanjutnya menghitung persentase menggunakan rumus:

� = �

�× 100%

Keterangan:


(28)

42

Maryam Agustini, 2013 F = Jumlah sesuai N = Jumlah penilaian

Para ahli yang melakukan expert-judgement diantaranya dua dosen PLB dan tiga guru SLB seperti penjelasan yang ada pada tebel berikut ini:

Tabel 3.4

Para Ahli yang Melakukan Expert-Judgement

No Dosen Pendidikan Khusus Guru SLB

1 Dr. H. Endang Rochyadi, M.Pd. Darwina, S.Pd. 2 Dra. Hj. Pudji Asri, M.Pd. Ramini, S.E.

3 Pipih Supiah, S.Pd.

Hasil expert-judgement dari para ahli terdapat pada Tabel 3.5 pada lampiran.

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dilakukan guna mengumpulkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian. Alat pengumpulan data yang bersifat kuantitatif adalah dengan teknik pengukuran salah satunya yaitu tes. Tes ialah seperangkat rangsangan stimulus yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.

Tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis. Tes tertulis dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban yang diberikan secara tertulis. Tes dilakukan pada kondisi baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Dalam penelitian ini subjek diberikan tes untuk menulis 30 kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar.


(29)

43

H. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 1. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data terkumpul sebelum adanya kesimpulan. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pengukuran persentase (%) dihitung dengan cara jumlah soal yang benar dibagi soal, dikalikan seratus:

Persentase = Σ � � � �

Σ ℎ × 100%

2. Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian data dianalisis untuk mengetahui pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran yang ingin diubah. Analisis data yang digunakan untuk subjek tunggal adalah statistik deskriptif yang berbentuk grafik dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan. Sunanto (2006: 30) menjelaskan beberapa komponen dalam membuat grafik, yaitu:

a. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu (misalnya, sesi, hari, dan tanggal)

b. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya, persen, frekuensi, dan durasi)

c. Titik awal merupakan pertemuan anatara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala

d. Skala, garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%)

e. Label kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi

f. Garis perubahan kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus

g. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.


(30)

44

Maryam Agustini, 2013

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebegaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2011: 208).

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data dari kondisi

baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2) adalah

sebagai berikut:

a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 (A-1) b. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi (B) c. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2 (A-2)

d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2)

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1 (A-1), skor kondisi intervensi (B), dan skor kondisi baseline-2 (A-2)

f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat perubahan yang terjadi dari setiap kondisi

g. Membuat analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi

Komponen analisis dalam kondisi, diantaranya:

a. Panjang kondisi: Banyaknya data dalam suatu kondisi yang menunjukkan banyaknya sesi yang dilakukan.

b. Kecendrungan arah: Menunjukkan perubahan setiap jejak data dari sesi ke sesi dengan garis lurus yang melintasi semua data sehingga banyaknya data yang berada di atas dan di bawah sama banyak.

c. Tingkat stabilitas (level stability): Menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi.

d. Tingkat perubahan (level change): Menunjukkan berapa besar terjadinya perubahan data dalam suatu kondisi dan antar kondisi.

e. Jejak data (data path): Menunjukkan perubahan dari data satu ke data lainnya (menaik, menurun, dan mendatar) dalam suatu kondisi.

f. Rentang: Menunjukkan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Sunanto (2006: 30)

Sedangkan komponen Analisis antar kondisi, yaitu:


(31)

45

b. Perubahan kecendrungan arah dan efeknya: Perubahan kecendrungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi yang menunjukkan perubahan perilaku sasaran.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya: Menunjukkan kestabilan perubahan sederet data.

d. Perubahan level data: Menunjukkan seberapa besar data berubah antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi. e. Data yang tumpang tindih (overlap): Terjadinya data yang sama pada kedua

kondisi yang menandakan tidak adanya perubahan pada kondisi. Sunanto (2006: 30)


(32)

72 Maryam Agustini, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media kartu kata bergambar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan memberikan dampak positif pada target behavior yang dinginkan.

Kemampuan awal menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan (MR) sebelum diberikan intervensi masih belum optimal dimana persentase mean level pada kondisi baseline-1 (A-1) rendah. Setelah intervensi diberikan dengan menggunakan media kartu kata bergambar menunjukkan hasil bahwa kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan meningkat. Hal ini didasarkan dengan adanya peningkatan hasil mean level pada kondisi baseline-1 (A-1) ke kondisi baseline-2 (A-2).

Perubahan yang terjadi setelah anak diberikan intervensi yaitu anak mampu menulis kata yang terdiri dari dua suku kata berbentuk VKVK, KVKV, KVKVK, KVKKV, dan KVKKVK dengan susunan huruf yang benar. Kegiatan belajar menggunakan media kartu kata bergambar ini memberikan efek baik dalam pembelajaran akademik terutama dalam kemampuan menulis mengeja (memproduksi urutan huruf yang benar dalam bentuk ucapan maupun tulisan). Mampu menulis dengan susunan huruf yang benar akan terhindar dari penulisan kata yang tidak bermakna sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Jadi, rumusan masalah dalam penelitian ini terjawab bahwa media kartu kata bergambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan.


(33)

73

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti mengajukan saran yaitu kepada:

1. Pihak guru

Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai pengaruh media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan ini berhasil, maka peneliti menyarankan agar media kartu kata bergambar dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran di kelas untuk membantu anak meningkatkan kemampuan menulis kata dengan susunan huruf yang benar. Guru dapat mengembangkan kurikulum yang ada disekolah dengan menyertakan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan kemampuan menulis. Jika ingin membuat kartu kata bergambar untuk subjek yang berbeda, harus disesuaikan dengan kondisi anak berdasarkan hasil asesmen terlebih dahulu. 2. Penelitian selanjutnya

Penelitian ini mengungkapkan pengaruh media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan kelas 4 SDLB. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subjek yang lainnya dengan karakteristik dan permasalahan yang beragam, karena penelitian ini hanya berlaku untuk subjek dalam penelitian ini yang didasarkan dengan kondisi subjek dan berdasarkan huruf-huruf yang sering ditemukan kesalahan dalam penulisannya.


(34)

74 Maryam Agustini, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Akhadiah, et al. (1993). Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Alimin, et al. (2007). Penggunaan Media Animasi Komputer dalam Meningkatkan

Kemampuan Memahami Konsep Bilangan Anak Tunagrahita Ringan.

Bandung: PLB FIP UPI Bandung.

Amin, Moh. (1995). Ortopedagofik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud. Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo

Anshori, D. S., dan Sumiyadi. (2009). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif

Pendidikan. Bandung: FPBS UPI

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astati dan Mulyati. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: CV. CATUR KARYA MANDIRI.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Badudu, Y. (1994). Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Prima Budiman, R. (2006). Media Pembelajaran. Bandung: Depdiknas.

Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Creswell. (2003). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. Jakarta: KIK Press.

Daryanto, S. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Surabaya: Apollo.

Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herlianti, Y. (2012). Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Dalam

Meningkatkan Kosakata Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas V di SLB Sejahtera Bogor. Bandung: Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.


(35)

75

Khalilullah. (2013). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Mather, N. et al. (2009). Writing Assessment and Instruction for Students with

Learning Disabilities. San Francisco: Jossey-Bass

Mayer, R. (2009). Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mercer, C. D., and Ann R. Mercer. (1989). Teaching Students With Learning

Problems. Columbus Toronto: Merrill Publishing Company.

Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan Landasan Penyusunan Buku Pelajaran

Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Putrayasa, I. B. (2008). Kajian Morfologi Bentuk Derivasional dan Infleksional. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suherman, Y. (2005). Adaptasi Pembelajaran Siswa Berkesulitan Belajar. Bandung: Rizqi Press

Sistiana, N. (2011). Penggunaan Permainan Kartu Kata Bergambar Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Kosa Kata Pada Anak Tunarungu.

Bandung: Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Sobariah, L. (2012). Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk

Meningkatkan Pembendaharaan Kata Pada Siswa Tunarungu. Bandung:

Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Soendari, et al. (2008). Modul Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PLB FIP UPI.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.

Sunanto, J. (2006). Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. University of Tsukuba.


(1)

Maryam Agustini, 2013

Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebegaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2011: 208).

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data dari kondisi baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2) adalah sebagai berikut:

a. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 (A-1) b. Menskor hasil penilaian pada kondisi intervensi (B) c. Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2 (A-2)

d. Membuat tabel penilaian untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline-1 (A-1), kondisi intervensi (B), dan kondisi baseline-2 (A-2)

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1 (A-1), skor kondisi intervensi (B), dan skor kondisi baseline-2 (A-2)

f. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat perubahan yang terjadi dari setiap kondisi

g. Membuat analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi

Komponen analisis dalam kondisi, diantaranya:

a. Panjang kondisi: Banyaknya data dalam suatu kondisi yang menunjukkan banyaknya sesi yang dilakukan.

b. Kecendrungan arah: Menunjukkan perubahan setiap jejak data dari sesi ke sesi dengan garis lurus yang melintasi semua data sehingga banyaknya data yang berada di atas dan di bawah sama banyak.

c. Tingkat stabilitas (level stability): Menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi.

d. Tingkat perubahan (level change): Menunjukkan berapa besar terjadinya perubahan data dalam suatu kondisi dan antar kondisi.

e. Jejak data (data path): Menunjukkan perubahan dari data satu ke data lainnya (menaik, menurun, dan mendatar) dalam suatu kondisi.

f. Rentang: Menunjukkan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Sunanto (2006: 30)

Sedangkan komponen Analisis antar kondisi, yaitu:


(2)

45

b. Perubahan kecendrungan arah dan efeknya: Perubahan kecendrungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi yang menunjukkan perubahan perilaku sasaran.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya: Menunjukkan kestabilan perubahan sederet data.

d. Perubahan level data: Menunjukkan seberapa besar data berubah antara data terakhir pada kondisi baseline dan data pertama pada kondisi intervensi. e. Data yang tumpang tindih (overlap): Terjadinya data yang sama pada kedua

kondisi yang menandakan tidak adanya perubahan pada kondisi. Sunanto (2006: 30)


(3)

72 Maryam Agustini, 2013

Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media kartu kata bergambar yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan memberikan dampak positif pada target behavior yang dinginkan.

Kemampuan awal menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan (MR) sebelum diberikan intervensi masih belum optimal dimana persentase mean level pada kondisi baseline-1 (A-1) rendah. Setelah intervensi diberikan dengan menggunakan media kartu kata bergambar menunjukkan hasil bahwa kemampuan menulis kata yang terdiri dari dua suku kata dengan susunan huruf yang benar pada anak tunagrahita ringan meningkat. Hal ini didasarkan dengan adanya peningkatan hasil mean level pada kondisi baseline-1 (A-1) ke kondisi baseline-2 (A-2).

Perubahan yang terjadi setelah anak diberikan intervensi yaitu anak mampu menulis kata yang terdiri dari dua suku kata berbentuk VKVK, KVKV, KVKVK, KVKKV, dan KVKKVK dengan susunan huruf yang benar. Kegiatan belajar menggunakan media kartu kata bergambar ini memberikan efek baik dalam pembelajaran akademik terutama dalam kemampuan menulis mengeja (memproduksi urutan huruf yang benar dalam bentuk ucapan maupun tulisan). Mampu menulis dengan susunan huruf yang benar akan terhindar dari penulisan kata yang tidak bermakna sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Jadi, rumusan masalah dalam penelitian ini terjawab bahwa media kartu kata bergambar berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan.


(4)

73

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti mengajukan saran yaitu kepada:

1. Pihak guru

Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai pengaruh media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan ini berhasil, maka peneliti menyarankan agar media kartu kata bergambar dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran di kelas untuk membantu anak meningkatkan kemampuan menulis kata dengan susunan huruf yang benar. Guru dapat mengembangkan kurikulum yang ada disekolah dengan menyertakan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan kemampuan menulis. Jika ingin membuat kartu kata bergambar untuk subjek yang berbeda, harus disesuaikan dengan kondisi anak berdasarkan hasil asesmen terlebih dahulu. 2. Penelitian selanjutnya

Penelitian ini mengungkapkan pengaruh media kartu kata bergambar untuk meningkatkan kemampuan menulis kata pada anak tunagrahita ringan kelas 4 SDLB. Untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subjek yang lainnya dengan karakteristik dan permasalahan yang beragam, karena penelitian ini hanya berlaku untuk subjek dalam penelitian ini yang didasarkan dengan kondisi subjek dan berdasarkan huruf-huruf yang sering ditemukan kesalahan dalam penulisannya.


(5)

74 Maryam Agustini, 2013

Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kata Pada Anak Tunagrahita Ringan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Akhadiah, et al. (1993). Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Alimin, et al. (2007). Penggunaan Media Animasi Komputer dalam Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep Bilangan Anak Tunagrahita Ringan. Bandung: PLB FIP UPI Bandung.

Amin, Moh. (1995). Ortopedagofik Anak Tunagrahita. Bandung: Depdikbud. Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo

Anshori, D. S., dan Sumiyadi. (2009). Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan. Bandung: FPBS UPI

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astati dan Mulyati. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: CV. CATUR KARYA MANDIRI.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Badudu, Y. (1994). Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Prima Budiman, R. (2006). Media Pembelajaran. Bandung: Depdiknas.

Chaer, A. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Creswell. (2003). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. Jakarta: KIK Press.

Daryanto, S. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap.Surabaya: Apollo.

Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herlianti, Y. (2012). Pengaruh Media Kartu Kata Bergambar Dalam Meningkatkan Kosakata Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas V di SLB Sejahtera Bogor. Bandung: Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.


(6)

75

Khalilullah. (2013). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Mather, N. et al. (2009). Writing Assessment and Instruction for Students with Learning Disabilities. San Francisco: Jossey-Bass

Mayer, R. (2009). Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mercer, C. D., and Ann R. Mercer. (1989). Teaching Students With Learning Problems. Columbus Toronto: Merrill Publishing Company.

Nurhadi. (1995). Tata Bahasa Pendidikan Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Putrayasa, I. B. (2008). Kajian Morfologi Bentuk Derivasional dan Infleksional. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suherman, Y. (2005). Adaptasi Pembelajaran Siswa Berkesulitan Belajar. Bandung: Rizqi Press

Sistiana, N. (2011). Penggunaan Permainan Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kosa Kata Pada Anak Tunarungu. Bandung: Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Sobariah, L. (2012). Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Pembendaharaan Kata Pada Siswa Tunarungu. Bandung: Skripsi Sarjana FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Soendari, et al. (2008). Modul Pengajaran Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: PLB FIP UPI.

Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet.

Sunanto, J. (2006). Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. University of Tsukuba.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PRISKABER (PRISMA KATA BERGAMBAR) UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN KELAS I SD

16 151 20

Konsep Diri Anak Tunagrahita Ringan

0 2 1

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri

1 14 63

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semes

1 10 64

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS IV-A SDN 1 TANJUNG AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS IV SDN 5 PRINGSEWU BARAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 16 54

PENGARUH KARTU KATA BERGAMBAR TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL III BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

4 30 50

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODELCONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BERBANTUAN KARTU KATA PADA SISWA KELAS IV B SD LABSCHOOL UNNES

4 46 340

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS STRUKTUR KATA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK GAME BERBASIS BIMBINGAN BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV SDLB PURWOSARI KUDUS TAHUN PELAJARAN 20112012

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRA MENULIS MELALUI MEDIA TIGA DIMENSI PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB NEGERI BANGKINANG Mastur Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri Bangkinang Kota slbn.bangkinanggmail.com ABSTRAK - UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PRA MENULIS M

0 2 12