PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semes

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

RINDI ANTIKA SAIMONA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

Rindi Antika Saimona

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RINDI ANTIKA SAIMONA

Kemampuan berpikir kreatif perlu dikembangkan agar siswa terbiasa berpikir untuk mengungkapkan gagasan yang baru atau menciptakan sesuatu hal yang baru dan orisinal. Namun, berdasarkan hasil observasi di MA Nurul Ulum Kotagajah, diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa belum dikembangkan secara optimal khususnya pada materi pokok Keanekaragaman Hayati. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif media dan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperimen dengan desain pretes postes kelompok non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa


(3)

Rindi Antika Saimona

kelas X1 dan X2 yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data

penelitian berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen (72,85) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (55,08). Rata-rata peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada semua indikator yang diamati pada kelas eskperimen (66,25%) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (48,22%). Rata-rata aktivitas belajar siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen (81,65%) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (71,15%). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap

penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI pada materi pokok Keanekaragaman Hayati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kata kunci: Media kartu bergambar, model pembelajaran TAI, kemampuan berpikir kreatif, Keanekaragaman Hayati.


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

RINDI ANTIKA SAIMONA Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Rindi Antika Saimona Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024045

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si. Berti Yolida, S. Pd., M. Pd. NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19831015 200604 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Neni Hasnunidah, S. Pd, M. Si. ………..

Sekretaris : Berti Yolida, S. Pd, M. Pd. ………..

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M. Si. ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M. Si. NIP 196003151985031003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Way Halom (OKU Timur) pada tanggal 06 Bapak Juli 1990 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Azwar dan Ibu Yunyati.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK ABA Rawabening pada tahun 1996. Tahun 1996 diterima di SD Negeri 3 Banjar Sari yang diselesaikan pada tahun 2002. Tahun 2002 diterima di SMP Negeri 1 Buay Madang yang diselesaikan pada tahun 2005. Tahun 2005 diterima di SMA Negeri 1 Buay Madang yang diselesaikan pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Tahun 2011, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Nurul Ulum Kotagajah Kab. Lampung Tengah dan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik di Kampung Kotagajah Barat Kec. Kotagajah Kab. Lampung Tengah (Tahun 2011) dan penelitian pendidikan di MA Nurul Ulum Kotagajah untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012).


(8)

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan karunia dan nikmat-Nya, serta Shalawat serta salam selalu tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW.

Dengan kerendahan hati ku persembahkan karya ini untuk cinta kasihku kepada: Yang tercinta Mama dan Ayah, yang telah mendidik dan membesarkanku serta menyayangiku. Terima kasih atas segala doa dan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku, selalu memberikan dukungan dan pengarahan agar ananda selalu melakukan

yang terbaik. Mudah-mudahan kelak ananda dapat membalas kebaikan dan dapat membuat kalian bangga.

Adikku tersayang (Fuad Sanopa), yang selalu memberikan bantuan dan dukungannya, serta keluarga besarku. Terima kasih atas doa dan kasih sayangnya.

Para pendidik dan dosen atas ilmu yang telah diberikan.

Sahabat terbaikku (Evriana Darmayanti, Dewi Eka Susilowati, Dwi Susanti) yang selalu memberikan bantuan dan motivasinya, terima kasih atas persahabatan,

persaudaraan dan kebersamaannya selama ini.

My lovely Mandibula: Evriana Darmayanti, Dewi Eka, Dwi Susanti, Eko Budiyono, Tri Suwandi, Ardi Yusuf, Yudi Trisila, Hadi Wijaya, Harry Haryono, M. Robidin, Dedi

Pendra, Wina Halimah, Auliana Afandi, Beti Anggraini, Wahyu Sri Sukarsih, Dzul Fithria Mumtazah, Deny Rinawati, Prisilia Anggun Larasati, Misriyanti, Anggun Yuliana, Ria Ratna, Siti Nurhalimah, Dewi Oktaria, Ririn Widya, Imatul Khoiriyah, Nur Hidayah, Ajeng Pratiwi, Iska Widia, Novria Wandira, Yulia, Arista Seftiara, Tia

Rani, Siska Meitasari, Dwi Okviyanita, Melda Yanti, Three Wati, Wartini Oktarina, Kurnia Mayang, Rina Sailifa, Sri Andriani, yang selalu menyemangatiku. Team kartu bergambar (Dwi Susanti, Dewi Eka, Evriana, Auliana Afandi, Ardy Yusuf) dan teman seperjuangan (Prisilia Anggun dan Misriyanti), atas kerja sama dan semangat

yang diberikan.

Teman-teman tersayang dan pendamping hidupku yang akan menjadi imamku kelak. Almamater tercinta Universitas Lampung.


(9)

M O T T O

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

“Jika Anda tidak bisa membuat suatu hal menjadi baik, minimal Anda bisa membuat hal itu terlihat baik”

(Bill Gates)

Berusahalah untuk melakukan yang terbaik sehingga kelak akan mendapatkan hasil yang baik pula


(10)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rindi Antika Saimona Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024045

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang menyatakan

Rindi Antika Saimona NPM 0813024045


(11)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK

KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.

4. Berti Yolida, S. Pd., M. Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.

5. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku dosen penguji serta dosen uji ahli materi, terima kasih atas kritik dan saran serta bimbingan yang telah diberikan.


(12)

6. Pramudiyanti, S. Si., M. Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasinya kepada penulis selama studi. 7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah

diberikan serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila.

8. Drs. Hi. Ngaliman MZ, M. Pd. I., selaku Kepala MA Nurul Ulum Kotagajah dan Drs. Sigit Prasetyo, selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga.

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X1 dan X2 MA Nurul Ulum Kotagajah atas kerja sama yang baik selama penelitian berlangsung.

10.Teristimewa untuk Ayah dan Mamaku tercinta serta adikku tersayang yang telah mendoakan, selalu mendukung dan memberikan motivasi untukku. 11.Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008, kakak dan adik tingkat

Pendidikan Biologi atas persahabatan yang kalian berikan.

12.Teman-teman selama KKN dan PPL (Rinawati, Puji Astuti, Septa Niti Susanti, Norma Indah, Novi Fitri, Ratih Fatmasari, Novan Permana, Ketut Mahardika AS, dan Hendra Lesmana), terima kasih untuk kebersamaannya. 13.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis


(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .. 1

B. Rumusan Masalah ... .. 5

C. Tujuan Penelitian ... .. 5

D. Manfaat Penelitian ... .. 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Kartu Bergambar ... 8

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

C. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ... 14

D. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 18

E. Kerangka Pikir ... 24

F. Hipotesis ... ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

C. Desain Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian... 28

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 35

G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 38

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 40

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran TAI ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44


(14)

xiv

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN 1. Silabus Pembelajaran ... 72

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 76

3. Lembar Kerja Kelompok (LKK) ... 86

4. Soal Pretes-Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ... ...102

5. Angket Tanggapan Siswa ...109

6. Data Hasil Penelitian ... 110

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 123

8. Foto-Foto Penelitian ... 137


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif ... 14

2. Indikator berpikir kreatif ... 22

3. Kriteria N-gain ... 36

4. Kriteria peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa ... 36

5. Lembar penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa ... 39

6. Kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa ... 39

7. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 40

8. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa ... 41

9. Angket tanggapan siswa ... 41

10. Skor per jawaban angket ... 42

11. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI ... 42

12. Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI ... 43

13. Hasil uji normalitas nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44

14. Hasil uji homogenitas nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45

15. Hasil uji kesamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol ... 46

16. Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol ... 47


(16)

xvi

17. Data peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol ... 48

18. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 49

19. Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 110

20. Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... 111

21. Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 112

22. Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 114

23. Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 116

24. Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 118

25. Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 120

26. Analisis data angket tanggapan siswa ... 122

27. Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 123

28. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretes ... 123

29. Hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes ... 124

30. Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 125

31. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata postes .... 125

32. Hasil uji perbedaan dua rata-rata postes... 126

33. Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 127

34. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain ... 127

35. Hasil uji perbedaan dua rata-rata N-gain ... 128

36. Hasil uji normalitas N-gain pada indikator berpikir lancar (fluency) kelas eksperimen dan kontrol ... 129

37. Hasil uji kesamaan dua varians N-gain pada indikator berpikir lancar (fluency)... 129


(17)

xvii

38. Hasil uji Mann-Withney U terhadap N-gain pada indikator berpikir

lancar (fluency) kelas eksperimen dan kontrol ... 130 39. Hasil uji normalitas N-gain pada indikator berpikir luwes (flexibility)

kelas eksperimen dan kontrol ... 131 40. Hasil uji kesamaan dua varians N-gain pada indikator berpikir luwes

(flexibility) ... 131 41. Hasil uji Mann-Withney U terhadap N-gain pada indikator berpikir

luwes (flexibility) kelas eksperimen dan kontrol ... 132 42. Hasil uji normalitas N-gain pada indikator berpikir orisinal

(originality) kelas eksperimen dan kontrol ... 133 43. Hasil uji kesamaan dua varians N-gain pada indikator berpikir

orisinal (originality) ... 133 44. Hasil uji Mann-Withney U terhadap N-gain pada indikator berpikir

orisinal (originality) kelas eksperimen dan kontrol ... 134 45. Hasil uji normalitas N-gain pada indikator kemampuan memerinci

(elaboration) kelas eksperimen dan kontrol ... 134 46. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain

pada indikator kemampuan memerinci (elaboration) ... 135 47. Hasil uji normalitas N-gain pada indikator kemampuan menilai

(evaluation) kelas eksperimen dan kontrol ... 135 48. Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema model pembelajaran TAI ... 17

2. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 25

3. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen ... 28

4. Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 49

5. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI... 50

6. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir luwes (flexibility) pada kelas eksperimen... 56

7. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir luwes (flexibility) pada kelas kontrol ... 56

8. Contoh jawaban siswa untuk indikator kemampuan memerinci (elaboration) pada kelas eksperimen ... 57

9. Contoh jawaban siswa untuk indikator kemampuan memerinci (elaboration) pada kelas kontrol ... 58

10.Contoh jawaban siswa untuk indikator kemampuan menilai (evaluation) pada kelas eksperimen ... 60

11.Contoh jawaban siswa untuk indikator kemampuan menilai (evaluation) pada kelas kontrol ... 61

12.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir lancar (fluency) pada kelas eksperimen ... 62

13.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir lancar (fluency) pada kelas kontrol ... 62

14.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir orisinal (originality) pada kelas eksperimen... 64


(19)

xix

15.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir orisinal (originality)

pada kelas kontrol ... 64

16.Siswa mengerjakan pretes-postes ... 137

17.Siswa mengerjakan LKK dalam kelas heterogen (studentcreative) .. 137

18.Siswa saling membantu dan bekerja sama serta guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKK (teamstudy) ... 138

19.Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok ... 138

20.Siswa mengerjakan pretes-postes ... 139

21.Siswa sedang melakukan diskusi ... 139

22.Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok... 140

23.Contoh Fauna Asiatis ... 141

24.Contoh Fauna Peralihan ... 141

25.Contoh Fauna Australis ... 141

26.Contoh Flora Indonesia Barat ... 141

27.Contoh Flora Indonesia Tengah ... 142

28.Contoh Flora Indonesia Timur ... 142

29.Contoh Kerusakan Keanekaragaman Hayati ... 142


(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting sebagai sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan potensi yang dimiliki manusia dapat dikembangkan. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat

perkembangan. Oleh karena itu, perubahan dan perkembangan pendidikan adalah hal yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Di zaman yang berkembang ini diperlukan manusia yang memiliki kreativitas untuk menghadapi perubahan yang terjadi agar dapat memecahkan persoalan yang dihadapi. Khususnya di dunia pendidikan, kemampuan berpikir kreatif siswa perlu dikembangkan agar dapat bertahan pada keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti (Trianto, 2011:1).

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Pelajaran Biologi diharapkan menghasilkan peserta didik yang berkualitas,


(21)

2

yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (BSNP, 2006:iv). Munandar (2004:13) menyatakan bahwa pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada pengembangan kecerdasan (intelegensi) daripada

pengembangan kemampuan kreatif, sedangkan keduanya sama pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam hidup. Di dalam kehidupan berpikir kreatif sangat penting dalam memecahkan suatu masalah, memunculkan ide-ide baru yang lebih kreatif, dan merumuskan pertanyaan inovatif. Beberapa penelitian menyatakan kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah, diantaranya penelitian Yuliana (2008 dalam Wulan, 2010:6) yang menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kreatif siswa SMPN 5 Bandung berada pada kategori rendah. Penelitian Wulan (2010:78) menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMPN 4 Cimahi yang terkategori rendah karena media maupun model yang digunakan kurang variatif.

Berdasarkan hasil observasi di MA Nurul Ulum Kotagajah diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang muncul hanya berpikir lancar

(fluency), yaitu siswa menjawab sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. Hasil wawancara dengan guru Biologi di MA Nurul Ulum Kotagajah menunjukkan pembelajaran yang digunakan selama ini adalah ceramah dan diskusi. Metode ceramah adalah salah satu cara pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru secara monolog saja, perhatian siswa hanya terpusat pada


(22)

3

guru (teacher centered). Selain ceramah, diskusi yang digunakan

membosankan karena jalannya diskusi hanya didominasi oleh beberapa siswa yang aktif.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan dan

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya pada materi pokok Keanekaragaman Hayati yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dengan menggunakan media kartu bergambar. Selama ini, materi pokok Keanekaragaman Hayati diajarkan melalui diskusi, siswa secara berkelompok mengamati tumbuhan yang ada disekitar sekolah, cara ini memiliki kelemahan yaitu tumbuhan yang diamati terbatas sehingga kurang menggali pengetahuan siswa. Untuk

mengatasi keterbatasan ini maka untuk materi pokok Keanekaragaman Hayati ini dapat menggunakan kartu bergambar yang menyajikan gambar flora dan fauna yang tidak ada di lingkungan sekolah sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi.

Media kartu bergambar adalah sebuah alat atau media belajar yang dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar (Prapita, 2009:4). Kartu bergambar merupakan salah satu implementasi dari media berbasis visual yakni pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu dalam upaya untuk memfasilitasi siswa dalam belajar (Yani, 2011:42).

Penelitian Muzaffar (2011:2) menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar dapat meningkatkan kreativitas menulis pada pembelajaran


(23)

4

Bahasa Inggris. Dengan menggunakan media kartu bergambar siswa akan lebih mudah dalam memahami materi dan pembelajaran akan lebih

menyenangkan. Menurut Dryden bahwa belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. Penggunaan kartu membuat belajar akan lebih menyenangkan sehingga mempermudah siswa dalam menerima materi (Cahyadi, 2010:1).

Selain menggunakan media pembelajaran, pemilihan model yang tepat juga perlu digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan berjalan efektif. Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

mengkombinasikan keunggulan dan program pengajaran individual. Melalui pembelajaran kelompok, diharapkan siswa dapat meningkatkan berpikir kreatifnya dengan saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah (Slavin, 2010:189). Kombinasi dari media kartu bergambar dan model pembelajaran TAI diduga dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil penelitian dari Nafelia (2011:ii) menunjukkan bahwa model pembelajaran TAI dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di MA Nurul Ulum Kotagajah dengan mengunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati kelas X semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini diharapkan akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.


(24)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI dalam meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati? 2. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati dengan media kartu bergambar dan model pembelajaran TAI lebih tinggi jika dibandingkan dengan diskusi dan gambar?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa yang menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI pada materi pokok Keanekaragaman Hayati?

4. Bagaimana tanggapan siswa tentang penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI pada materi pokok Keanekaragaman Hayati?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati.


(25)

6

2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran yang menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran TAI pada materi pokok Keanekaragaman Hayati dibandingkan dengan diskusi dan gambar.

3. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI pada materi pokok Keanekaragaman Hayati. 4. Tanggapan siswa tentang penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI pada materi pokok Keanekaragaman Hayati. D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti: menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengajar dengan menggunakan media dan model pembelajaran, khususnya media kartu bergambar dan model pembelajaran TAI.

2. Bagi siswa: untuk menciptakan suasana baru dalam belajar dengan menggunakan kartu bergambar dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, serta menambah motivasi belajar biologi siswa.

3. Bagi guru/calon guru: sebagai bahan informasi alternatif media khususnya media kartu bergambar dan model pembelajaran biologi yang baik untuk meningkatkan kreativitas siswa.

4. Bagi sekolah: dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran biologi dalam rangka perbaikan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran biologi.


(26)

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set kartu bergambar berukuran 10x7 cm yang berisi gambar dan

keterangan mengenai materi pokok Keanekaragaman Hayati.

2. Model pembelajaran TAI merupakan model pembelajaran kooperatif yang menempatkan empat sampai lima orang siswa dengan nilai yang berbeda dalam sebuah kelompok belajar dan diikuti dengan pemberian bantuan individual bagi peserta didik yang memerlukannya (Slavin, 2010:195). 3. Indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yang diamati adalah berpikir

lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality), kemampuan memerinci (elaboration), dan kemampuan menilai atau mengevaluasi (evaluation).

4. Aktivitas belajar siswa yang diamati adalah mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok, dan mengajukan pendapat atau bertahan terhadapnya.

5. Materi pelajaran yang diteliti yaitu materi pokok Keanekaragaman Hayati dengan kompetensi dasar mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam (KD 3.2).

6. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah dengan subyek penelitian siswa kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X1 sebagai kelas kontrol.


(27)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kartu Bergambar

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks, maya dan berada di balik realitas. Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidakjelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran (Fathurrohman dan Sobry, 2009:65).

Media berdasarkan pendapat Sadiman (2008:6) berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gearlach dan Ely (1971, dalam Fathurrohman dan Sobry, 2009:65) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai


(28)

9

sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.

Menurut Hamalik (1986, dalam Arsyad, 2005:15) bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Susilana dan Riyana (2008, dalam Yani, 2011:19) yang mengemukakan bahwa media merupakan sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar.

Terdapat beberapa manfaat lain dari penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar siswa seperti yang diungkapkan Sudjana dan Rivai (1992, dalam Arsyad, 2005:24) yaitu:

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran;

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;


(29)

10

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Media gambar merupakan bagian dari media grafis yang merupakan salah satu media komunikasi yang sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian kepada anak didik. Media kartu bergambar merupakan modifikasi dari media gambar. Media kartu atau flash card

diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelpia, Pennsylvania. Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata (Herlina, 2011:8). Sedangkan Prapita (2009:4) menyatakan bahwa media kartu bergambar adalah sebuah alat atau media belajar yang dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar. Media bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17×22 cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan.

Kartu bergambar merupakan salah satu implementasi dari media berbasis visual yakni pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu dalam upaya untuk memfasilitasi siswa dalam belajar. Media berbasis visual (gambar atau perumpamaan) memang sangat penting peranannya dalam proses belajar (Yani, 2011:42). Hal ini sesuai dengan pendapat Arsyad (2005:91) yang mengatakan bahwa media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Media


(30)

11

visual dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Kartu bergambar merupakan media grafis jenis gambar. Media grafis atau visual jenis gambar mempunyai beberapa kelebihan sebagaimana yang diungkapkan oleh Sadiman (2008:29) yaitu:

1. Sifatnya konkrit; lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

2. Gambar mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek

atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.

3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

4. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.

5. Harganya murah, mudah diperoleh dan digunakan tanpa memerlukan

peralatan khusus.

Menurut Sadiman (2008:31) kelemahan dari media bergambar yaitu:

1. Hanya menekankan persepsi indera mata.

2. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

B. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang


(31)

12

pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, 1997 dalam Trianto, 2007:1). Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film, tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai berbagai tujuan (Trianto, 2007:2). Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen dan Kauchak, 1996 dalam Trianto, 2011:58). Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah (Trianto, 2011:58).


(32)

13

Model pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Arends (1997 dalam Trianto, 2007:65) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar;

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,

sedang dan rendah;

3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam; dan

4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya. Menurut Sanjaya (2006:247)

keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu model pembelajaran diantaranya:

a. Dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan

informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

b. Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide dengan

kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala

keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

d. Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.


(33)

14

f. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan

pemahamannya sendiri.

g. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan

kemampuan belajar abstrak menjadi nyata.

h. Dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk

berpikir.

Menurut Trianto (2011:66) terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah ini tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar. Fase-2

Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan tansisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase-5

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase-6

Memberikan Penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

C. Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

Pembelajaran TAI adalah salah satu jenis teknik pembelajaran kooperatif yang dikembangkan di Johns Hopkins University oleh tim yang diketuai Bob Slavin dan Nancy Madden. Pembelajaran TAI diprakarsai sebagai usaha


(34)

15

merancang bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif. Selain itu pembelajaran TAI dirancang untuk memperoleh manfaat dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif. Slavin mengemukakan bahwa ada tiga hal yang melandasi model pembelajaran ini, yaitu:

1. Teknik ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program

pengajaran individual.

2. Teknik ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif.

3. TAI disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran,

misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual (Slavin, 2009 dalam Hadiati, 2010:13).

Pada teknik pembelajaran kooperatif TAI siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang dengan

kemampuan heterogen. Dalam pelaksanaannya TAI berbeda dengan STAD dengan TGT. Model pembelajaran TAI merupakan pembelajaran yang menggabungkan belajar kelompok dengan pembelajaran individu. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing anggota kelompok

bertanggungjawab terhadap keberhasilan kelompoknya. Dalam hal ini setiap kelompok harus bekerjasama dan saling membantu dapat dilanjutkan jika salah satu anggota kelompok belum menguasai materi pelajaran yaitu dijadikan dalam kelompok homogen. TAI dirancang untuk memperoleh manfaat yang sangat besar dari potensi sosialisasi yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif (Slavin, 2010:195).


(35)

16

Model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen dalam pelaksanaannya (Slavin, 2010:195) yaitu:

1. Teams; dimana siswa dikelompokkan ke dalam tim yang beranggotakan empat sampai lima orang dengan kemampuan akademis yang beragam, dimana siswa dengan kemampuan akademis yang tinggi ditunjuk sebagai asisten dalam kelompoknya.

2. Placement Test atau Tes Penempatan; tes ini diberikan pada siswa pada permulaan pelaksanaan pembelajaran kooperatif TAI. Para siswa ditempatkan ke dalam kelompok/tim pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini.

3. Student Creative; yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompoknya.

4. Team Study atau Belajar Kelompok; berdasarkan tes pengelompokkan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa dalam kelompoknya

mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan lembar kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya pada anggota lainnya atau asisten yang telah ditunjuk, apabila masih belum paham baru meminta penjelasan dari guru.

5. Team Score and Team Recognition; yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap

kelompok.

6. Teaching Group atau Kelompok Pengajaran; yaitu pemberian materi secara singkat dari guru kepada dua atau tiga kelompok kecil siswa yang


(36)

17

terdiri dari tim yang berbeda dengan pencapaian kurikulum yang sama. Pengajaran langsung untuk mengajari kelompok ini merupakan

modifikasi dari program individual.

7. Fact Test atau Tes Fakta; yaitu pelaksanaan tes berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

8. Whole Class Units; yaitu pengulangan pemberian materi/pendalaman soal oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan

masalah.

Model Pembelajaran TAI Tes Penempatan

Pembentukan kelompok heterogen Pembelajaran kelompok heterogen

(mengerjakan LKS)

Memahami materi Belum memahami materi

Melanjutkan materi/Pemantapan materi Pembelajaran kelompok homogen

Memahami materi Memahami materi

Tes formatif

Gambar 1. Skema Model Pembelajaran TAI (modifikasi dari Magdalena, 2008:9)


(37)

18

D. Kemampuan Berpikir Kreatif

Belajar tentu melibatkan proses berpikir. Berpikir menurut de Bono (2007, dalam Kusumadyani, 2010:17) adalah keterampilan mental yang memadukan kecerdasan dengan pengalaman. Kecerdasan sendiri meliputi kreativitas dan kemampuan memecahkan permasalahan. Presseisen menyebutkan bahwa berpikir secara umum diasumsikan sebagai proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk memperoleh pengetahuan (Costa, 1985 dalam Kusumadyani, 2010:17). Pengetahuan yang kita miliki dapat diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul. Diperlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, yang meliputi keterampilan berpikir kritis dan kreatif (critical and creative thinking), keterampilan memecahkan masalah (problem solving), dan mengambil keputusan (decision making) (Zuchdi, 2008:128). Berpikir merupakan suatu kemampuan mental yang ada di dalam setiap individu. Supriadi (2001:7) menyebutkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan sebelumnya. Berpikir kreatif dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan membangun pengetahuan yang telah dimiliki, menanyakan suatu kekhawatiran terhadap suatu masalah yang mungkin diperlukan di masa depan, mempertinggi perhatian terhadap satu permasalahan, dan merancang hasrat serta rasa ingin tahu.

Kreativitas menurut Torrance (1998, dalam Munandar, 2004:27) adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang


(38)

19

kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. Sedangkan menurut Guilford (1967, dalam Munandar, 2004:31) kreativitas atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Berpikir kreatif ini merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berpikir logis). Munandar (1985:47) menyatakan bahwa “Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.”

Menurut Cropley (dalam Munandar 1985:9) “kecakapan berpikir kreatif adalah kecakapan menciptakan gagasan, mengenal kemungkinan alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga, dan memiliki keberanian untuk mencoba sesuatu yang tidak biasa. Dengan kata lain keterampilan berpikir kreatif adalah kecakapan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah. Menurut Munandar (1985:48), “berpikir kreatif adalah berpikir untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah dengan penekanan pada ketepatgunaan dan keragaman jawaban”. Jadi secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan

(fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memerinci) suatu gagasan,


(39)

20

seperti dijelaskan Munandar (1985:47), proses berpikir kreatif dapat dilihat melalui:

1. Kelancaran

Kelancaran sebagai kemampuan untuk: (a) mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, (b) memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, dan (c) selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

2. Keluwesan

Keluwesan sebagai kemampuan untuk: (a) menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi, (b) dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, (c) mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, dan (d) mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran.

3. Keaslian

Keaslian sebagai kemampuan untuk: (a) melahirkan ungkapan yang baru dan unik, (b) memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, dan (c) mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

4. Keterperincian

Keterperincian sebagai kemampuan untuk mengembangkan suatu gagasan, mememerincinya sehingga menjadi lebih menarik.

Munandar (1992, dalam Wulan, 2010:14) mengemukakan pula alasan mengapa kreativitas pada diri sendiri perlu dikembangkan: Pertama, dengan berkreasi maka orang dapat mewujudkan dirinya (self actualization), dan


(40)

21

merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mewujudkannya. Kedua, sekalipun setiap orang memandang bahwa kreativitas itu perlu

dikembangkan, namun perhatian terhadap pengembangan kreativitas itu belum memadai khususnya dalam pendidikan formal. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tapi juga memberikan kepuasan tersendiri. Keempat, kreativitas yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk hal ini kita menyadari bagaimana para pendahulu kita yang kreatif telah banyak menolong manusia dalam memecahkan berbagai permasalahan yang menghimpit manusia.

Untuk lebih mudah dalam melihat apakah seseorang itu kreatif atau tidak, bisa dilihat dari ciri kemampuan berpikir kreatif yang terbagi dalam berpikir kreatif yang ada kaitannya dengan unsur aptitude maupun ciri non aptitude

(Munandar, 1992 dalam Wulan, 2010:14). Ciri-ciri aptitude yaitu ciri-ciri yang berhubungan dengan kognitif, dengan proses berpikir. Sedangkan ciri-ciri non aptitude yaitu yang berhubungan dengan sikap dan perasaan. Proses berpikir kreatif utamanya digunakan seseorang untuk memecahkan masalah. Wallas (Jamaris, 2006 dalam Sujiono dan Sujiono, 2010:86) menjelaskan bahwa pemecahan masalah adalah proses yang terjadi dalam empat fase, yaitu:

(1) fase persiapan; berupa pengumpulan informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipecahkan;


(41)

22

(2) fase pematangan; informasi yang telah terkumpul berupa kegiatan yang berkaitan dengan usaha memahami keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya dalam rangka pemecahan masalah;

(3) fase iluminasi; berupa penemuan cara-cara yang perlu dilakukan untuk memecahkan masalah; dan

(4) fase verifikasi; berupa kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mengevaluasi apakah langkah-langkah yang akan digunakan dalam pemecahan masalah akan memberikan hasil yang sesuai.

Kemampuan berpikir kreatif menurut Williams (1977, dalam Munandar, 1985:88) mencakup lima indikator, yaitu: berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality), kemampuan memerinci (elaboration), dan kemampuan menilai (evaluation). Adapun definisi dan perilaku siswa yang mencerminkan kelima indikator tersebut dipaparkan pada Tabel 2. berikut:

Tabel 2. Indikator Berpikir Kreatif

No. Berpikir Kreatif Indikator Definisi Perilaku siswa 1. Berpikir lancar

(fluency)  Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan

 Memberikan banyak cara atau saran untuk

melakukan berbagai hal  Selalu memikirkan lebih

dari satu jawaban

 Mengajukan banyak pertanyaan  Menjawab dengan sejumlah

jawaban jika ada pertanyaan  Mempunyai banyak gagasan

mengenai suatu masalah

 Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya

 Bekerja lebih cepat dan

melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain

Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu objek atau situasi

2. Berpikir luwes

(flexibility)  Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi

 Dapat melihat suatu masalah dari sudut

 Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim tehadap suatu obyek

 Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap


(42)

23

pandang yang berbeda-beda

 Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda

 Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran

suatu gambar, cerita atau masalah  Menerapkan suatu konsep atau

asas dengan cara yang berbeda-beda

 Memberi pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain

Dalam membahas atau mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dengan mayoritas kelompok

 Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya  Menggolongkan hal-hal menurut

pembagian (kategori) yang berbeda-beda

 Mampu mengubah arah berpikir secara spontan

3. Berpikir orisinal

(originality) a. Mampu melahirkan ungkapan baru dan unik b.Memikirkan cara yang

tidak lazim untuk mengungkapkan diri c. Mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur

 Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal lain yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain  Mempertanyakan cara-cara yang

lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru

 Memilih asimetris dalam menggambar atau membuat desain

 Memiliki cara berpikir yang lain daripada yang lain

 Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotip

 Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru

 Lebih senang menyintesis daripada menganalisa situasi 4. Kemampuan

memerinci (elaboration)

a. Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk b.Menambah atau

memerinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi menjadi lebih menarik

 Mencari arti yang lebih

mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci

 Mengembangkan atau

memperkaya gagasan orang lain.  Mencoba atau menguji detil-detil

untuk melihat arah yang akan ditempuh

 Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana

 Menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain


(43)

24

5. Kemampuan menilai (evaluation)

a. Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana b.Mampu mengambil

keputusan terhadap situasi yang terbuka

c. Tidak hanya mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya

 Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri  Menentukan pendapat sendiri

mengenai suatu hal  Menganalisis masalah atau

penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan “mengapa?”  Mempunyai alasan (rasional)

yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan  Merancang suatu rencana kerja

dari gagasan-gagasan yang tercetus

 Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis

 Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya. E. Kerangka Pikir

Kemampuan berpikir kreatif siswa di MA Nurul Ulum Kotagajah masih kurang dikembangkan guru. Pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered) sehingga diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, salah satunya yaitu model pembelajaran TAI yang didukung dengan media kartu bergambar. Kartu bergambar merupakan salah satu implementasi dari media berbasis visual yakni pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu dalam upaya untuk memfasilitasi siswa dalam belajar sehingga siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. Model pembelajaran TAI yang menggunakan media kartu bergambar akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Dalam model pembelajaran TAI pada tahap student creative dan team study siswa dapat


(44)

25

saling membantu dan bertukar pikiran dengan anggota kelompoknya sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dapat berkembang.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model pembelajaran TAI dengan menggunakan media kartu bergambar dan dengan menggunakan metode diskusi pada materi pokok Keanekaragaman Hayati.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:

Keterangan: X= Media kartu bergambar dengan model pembelajaran TAI; Y= kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati.

Gambar 2. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran TAI dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran TAI dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok

Keanekaragaman Hayati.


(45)

26

2. H0 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran TAI sama dengan diskusi dan gambar.

H1 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu

bergambar melalui model pembelajaran TAI lebih tinggi jika dibandingkan dengan diskusi dan gambar.

3. Penggunaan kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI

berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan


(46)

27

III. METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Nurul Ulum Kotagajah pada bulan Maret 2012.

B.Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap MA Nurul Ulum Kotagajah tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas X2 yang berjumlah 42 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa

kelas X1 yang berjumlah 39 siswa sebagai kelas kontrol. Margono (2005:127)

menyatakan bahwa cluster random sampling merupakan populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai cluster.

C.Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok non ekuivalen. Kelas eksperimen maupun kelas kontrol menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan media kartu bergambar melalui


(47)

28

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2

II O1 O2

model pembelajaran TAI. Kelas kontrol tidak diberi perlakuan, hanya

menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru yaitu media gambar dan diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek dibandingkan. Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X =

Perlakuan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335).

Gambar 3. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.

d. Membuat media pembelajaran berupa media kartu bergambar. Cara

membuat media kartu bergambar sebagai berikut:

1. Membagi materi pokok Keanekaragaman Hayati ke dalam 7 tema


(48)

29

barat, flora Indonesia tengah, flora Indonesia timur, dan kerusakan keanekaragaman hayati.

2. Menentukan gambar dan materi yang akan disajikan dalam kartu untuk tiap-tiap tema.

3. Mendesain kartu dengan menggunakan program Microsoft Office

Publisher.

4. Mendesain logo belakang kartu dengan menggunakan program

AAA Logo 2010.

5. Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas bc berwarna putih polos.

6. Menggunting kartu dengan rapi

7. Melaminating kartu agar kartu lebih awet dan mudah digunakan. e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan, dan instrumen penilaian yaitu soal

pretes/postes berupa soal uraian.

f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media kartu


(49)

30

menggunakan diskusi dan gambar untuk kelas kontrol di MA Nurul Ulum Kotagajah. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang Keanekaragaman Hayati Indonesia, dan pada pertemuan kedua membahas tentang usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam. Langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Kelas Eksperimen 1) Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Usaha Pelestarian serta Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

b) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran. c) Siswa diberi apersepsi:

Pertemuan I: “Sebutkan lima hewan langka yang terdapat di Indonesia beserta lingkungan tempat tinggalnya?” Pertemuan II: “Aktivitas apa yang dapat merusak

keanekaragaman hayati?” d) Siswa diberi motivasi:

Pertemuan I: “Apa yang mempengaruhi biodiversitas hayati di Indonesia?”

Pertemuan II: “Bagaimana cara kalian mencintai alam? Apa upaya kalian untuk melestarikan keanekaragaman hayati?”


(50)

31

2) Kegiatan inti

a) Siswa diberi penjelasan tentang akan diterapkannya model pembelajaran TAI.

b) Siswa dibentuk kelompok dengan anggota 4-5 siswa pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat

kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja kelompok.

c) Siswa diberikan satu set kartu bergambar beserta Lembar Kerja Kelompok (LKK) Keanekaragaman Hayati Indonesia (pertemuan I) dan Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (pertemuan II). Siswa mengerjakan LKK dalam kelompok masing-masing. Pada tahap ini terjadi kerja sama antar anggota kelompok, pemahaman tiap anggota kelompok dalam memahami materi pembelajaran akan menjadi tanggung jawab kelompok.

d) Siswa dibimbing dalam mengerjakan LKK.

e) Setelah selesai berdiskusi dan mengerjakan LKK, ketua kelompok mengumpulkan LKK dan diserahkan kepada guru. Setiap

kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Berkas kelompok ini dipakai guru untuk melihat siswa yang belum memahami materi pembelajaran yang diberikan. Dari setiap anggota kelompok heterogen yang belum memahami materi

dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk diberikan pembelajaran langsung dari guru.


(51)

32

f) Menjelang akhir waktu, siswa diberikan penjelasan dan penegasan lebih lanjut serta diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

3) Penutup

a) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b) Siswa mengerjakan postespada akhir pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.

c) Salah satu kelompok diberi penghargaan atas hasil kerja kelompok.

b. Kelas Kontrol 1) Pendahuluan

a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Usaha Pelestarian serta Pemanfaatan Sumber Daya Alam.

b) Siswa mendengarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran. c) Siswa diberi apersepsi:

Pertemuan I: “Sebutkan lima hewan langka yang terdapat di Indonesia beserta lingkungan tempat tinggalnya?” Pertemuan II: “Aktivitas apa yang dapat merusak

keanekaragaman hayati? d) Siswa diberi motivasi:


(52)

33

Pertemuan I: Di Indonesia terdapat banyak flora dan fauna yang khas di setiap wilayah. “Apa yang menyebabkan keragaman dan keanekaragam tersebut?” Pertemuan II: ” Bagaimana cara kalian mencintai alam? Apa

upaya kalian untuk melestarikan keanekaragaman hayati?”

2) Kegiatan inti

a) Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok (setiap

kelompok berjumlah 4-6 orang dan pembagian kelompok dilakukan pada pertemuan pertama).

b) Setiap kelompok diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK)

Keanekaragaman Hayati Indonesia (pertemuan I), Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (pertemuan II).

c) Siswa dibimbing dalam mengerjakan LKK.

d) Siswa mengumpul LKK yang telah selesai dikerjakan. e) Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

f) Siswa mendengarkan penjelasan materi yang belum dipahami

oleh siswa. 3) Penutup

a) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.


(53)

34

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1) Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati yang diperoleh dari nilai pretesdan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI.

2) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a) Pretes dan Postes

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes.

Kemampuan berpikir kreatif siswa diukur dengan menggunakan tes berupa soal uraian. Tes ini dapat menuntut kemampuan berpikir kreatif siswa untuk dapat memunculkan ide baru, gagasan atau jawaban yang bervariasi sehingga sangat cocok untuk menguji kemampuan berpikir kreatif siswa. Data kemampuan berpikir kreatif berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir


(54)

35

pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.

Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu:

Keterangan: S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok, dan mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya.

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI dalam pembelajaran yang dilakukan. Angket berisi tujuh pernyataan, berupa empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Siswa diberikan dua pilihan jawaban yang terdiri dari setuju dan tidak setuju. F. Teknik Analisis Data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Skor N-gain

diperoleh dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu: S = x 100 R


(55)

36

N-gain =

Keterangan: Spost = skor postes; Spre = skor pretes; Smax = skor maksimum.

Tabel 3. Kriteria N-gain

N-gain Kriteria

g > 0,7 0,7 > g > 0,3

g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Sedangkan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Peningkatan = Nilai Postes – Nilai Pretes

Tabel 4. Kriteria Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Peningkatan Kriteria

80,1 – 100 60,1 – 80 40,1 – 60 20,1 – 40 0,0 – 20

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:245).

Nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelas kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 16 yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 16.

Spost - Spre Smax - Spre


(56)

37

a) Hipotesis

H0 : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b) Kriteria Pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga

yang lainnya (Pratisto, 2004:5). 2) Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji Bartlett untuk menguji kesamaan dua varians menggunakan program SPSS versi 16.

a) Hipotesis

H0 : Kedua sampel mempunyai varians sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b) Kriteria Uji

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

- Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:13). 3) Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata (uji t) dengan menggunakan program SPSS versi 16.


(57)

38

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:13). 2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol.

H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol. b) Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:10).

G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran Biologi dideskripsikan dengan langkah sebagai berikut:

1) Memberi skor pada lembar penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa dalam Tabel 5.


(58)

39

Tabel 5. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa No. Nama Siswa

Skor pada Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berpikir

Lancar Berpikir Luwes Berpikir Orisinal Memerinci Menilai No.

soal soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. No. soal soal No. 1 2 3 4 5 dst. R N S Kriteria

Catatan: Berilah skor pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Paidi, 2010:8). 2) Menjumlahkan skor seluruh siswa.

3) Menentukan nilai tiap indikator kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan rumus:

Keterangan: S = Nilai kemampuan berpikir kreatif yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh; N = Jumlah skor kemampuan berpikir kreatif maksimum (dimodifikasi dari Purwanto, 2008:112).

4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka kemampuan

berpikir kreatif siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut: Tabel 6. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Nilai Kriteria

71 – 100 31 – 70

0 – 30

Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1999:1)

S = x 100 R N


(59)

40

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan persentase aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

Tabel 7. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Nama A Aspek yang diamati B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1. 2. 3. 4. 5. Dst. Jumlah Skor Skor maksimum Persentase Kriteria

Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa: A. Mengajukan Pertanyaan:

1) Tidak mengajukan pertanyaan

2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi B. Menjawab Pertanyaan:

1) Tidak menjawab pertanyaan

2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi

3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi

C. Bekerja sama dalam kelompok:

1) Tidak bekerja sama dalam kelompok

2) Bekerja sama dalam kelompok tetapi hanya satu atau dua teman

3) Bekerja sama dalam kelompok dengan semua anggota kelompok

D. Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya:

1) Tidak mengungkapkan pendapat

2) Mengungkapkan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi

3) Mengungkapkan pendapat yang relevan dengan materi

Persentase = Skor perolehan x 100% Skor maksimum


(60)

41

2) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 8.

Tabel 8. Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Siswa Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99

0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang (dimodifikasi dari Hidayati, 2011:17)

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran TAI

Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi tujuh pernyataan yang terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Daftar pernyataan dalam angket tanggapan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Angket Tanggapan Siswa

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Keanekaragaman

Hayati melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru

2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui

media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

3. Media dan model pembelajaran yang diberikan kepada saya

tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.

4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media

dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses

pembelajaran yang berlangsung.

6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui

media dan model pembelajaran diberikan oleh guru.

7. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui

media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju


(61)

42

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan

pada Tabel 10.

Tabel 10. Skor per Jawaban Angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).

2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 11. Tabulasi Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap

Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran TAI

No. Pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa)

 Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.

1. S

TS

2. S

TS

dst. S

TS

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010:31).

3) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan: P = Persentase jawaban siswa; f = frekuensi jawaban; N = banyaknya jawaban (dimodifikasi dari Sudijono, 2004:43).

P = x 100% f N


(62)

43

4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang

pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI sesuai kriteria Hendro (dalam Hastriani, 2006:43) pada Tabel 12.

Tabel 12. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran TAI

Persentase (%) Kriteria

100 76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada


(63)

66

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI

pada materi pokok Keanekaragaman Hayati berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI lebih tinggi dibandingkan menggunakan diskusi dan gambar.

3. Aktivitas belajar siswa meningkat dengan penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI.

4. Sebagian besar (83,93%) siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI.

B. Saran

Untuk kepentingan penulisan, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Waktu dalam mengerjakan soal evaluasi kemampuan berpikir kreatif


(64)

67

waktu dalam RPP, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan efektif.

2. Media kartu bergambar yang akan digunakan hendaknya dibuat lebih lengkap lagi baik itu gambar maupun keterangan gambar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

3. Kunci jawaban LKK hendaknya lebih mengarah pada indikator

kemampuan berpikir kreatif khususnya kemampuan berpikir orisinal.

4. Rubrik penilaian LKK sebaiknya mempertimbangkan kemungkinan

jawaban terbanyak yang dijawab siswa sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dapat diukur secara optimal.

5. Sebelum penelitian sebaiknya siswa telah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran TAI agar saat pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.


(1)

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan persentase aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus:

Tabel 7. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Nama A Aspek yang diamati B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1.

2.

3.

4.

5.

Dst.

Jumlah Skor Skor maksimum

Persentase Kriteria

Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa: A. Mengajukan Pertanyaan:

1) Tidak mengajukan pertanyaan

2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi. 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi B. Menjawab Pertanyaan:

1) Tidak menjawab pertanyaan

2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi C. Bekerja sama dalam kelompok:

1) Tidak bekerja sama dalam kelompok

2) Bekerja sama dalam kelompok tetapi hanya satu atau dua teman 3) Bekerja sama dalam kelompok dengan semua anggota kelompok D. Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya:

1) Tidak mengungkapkan pendapat

2) Mengungkapkan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengungkapkan pendapat yang relevan dengan materi

Persentase = Skor perolehan x 100% Skor maksimum


(2)

2) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 8.

Tabel 8. Kriteria Persentase Aktivitas Belajar Siswa

Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99

0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang (dimodifikasi dari Hidayati, 2011:17)

I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran TAI

Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi tujuh pernyataan yang terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Daftar pernyataan dalam angket tanggapan siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Angket Tanggapan Siswa

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Keanekaragaman Hayati melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru

2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Media dan model pembelajaran yang diberikan kepada saya

tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.

4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.

5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dan model pembelajaran diberikan oleh guru. 7. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui

media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju


(3)

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 10.

Tabel 10. Skor per Jawaban Angket Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).

2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 11. Tabulasi Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap

Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran TAI

No. Pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden (siswa)

 Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.

1. S

TS

2. S

TS

dst. S

TS

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010:31).

3) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: P = Persentase jawaban siswa; f = frekuensi jawaban; N = banyaknya jawaban (dimodifikasi dari Sudijono, 2004:43).

P = x 100% f N


(4)

4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI sesuai kriteria Hendro (dalam Hastriani, 2006:43) pada Tabel 12.

Tabel 12. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran TAI

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada


(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI

pada materi pokok Keanekaragaman Hayati berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

2. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI lebih tinggi dibandingkan menggunakan diskusi dan gambar.

3. Aktivitas belajar siswa meningkat dengan penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI.

4. Sebagian besar (83,93%) siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran TAI.

B. Saran

Untuk kepentingan penulisan, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Waktu dalam mengerjakan soal evaluasi kemampuan berpikir kreatif


(6)

waktu dalam RPP, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan efektif.

2. Media kartu bergambar yang akan digunakan hendaknya dibuat lebih lengkap lagi baik itu gambar maupun keterangan gambar sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

3. Kunci jawaban LKK hendaknya lebih mengarah pada indikator

kemampuan berpikir kreatif khususnya kemampuan berpikir orisinal.

4. Rubrik penilaian LKK sebaiknya mempertimbangkan kemungkinan

jawaban terbanyak yang dijawab siswa sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dapat diukur secara optimal.

5. Sebelum penelitian sebaiknya siswa telah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran TAI agar saat pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Assalam Lampung Selatan Se

2 27 65

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE AND REVIEW (SQ3R) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA YP Unila

2 22 52

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Seputih Raman Tahun Ajaran 2011/

0 6 70

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kotagajah Semester Genap

0 7 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri

1 14 63

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semeste

0 14 68

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X MA Nurul Ulum Kotagajah Semes

1 10 64

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA

1 22 65

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA

0 7 63

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Neger

0 20 129