PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK
KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
EVRIANA DARMAYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(2)
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK
KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
EVRIANA DARMAYANTI
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Padang Cermin, diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa belum dikembangkan secara optimal. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model
pembelajaran kooperatif tipe STADterhadap kemampuan berpikir kreatif siswa; (2) mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih tinggi antara
pembelajaran yang menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan diskusi dan gambar; (3) mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa; dan (4)
(3)
Evriana Darmayanti mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model kooperatif tipe STAD.
Penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dan siswa kelas X2 yang diambil dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa data
kemampuan berpikir kreatif siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Data kualitatif berupa data aktivitas dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa; (2) rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen yaitu 66,30 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 55,23; (3) rata-rata aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 77,43 dibandingkan kelas kontrol yaitu 70,58; dan (4) sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi pokok Keanekaragaman Hayati memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
Kata kunci: Media kartu bergambar, STAD, kemampuan berpikir kreatif, Keanekaragaman Hayati.
(4)
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK
KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)
Oleh
EVRIANA DARMAYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(5)
Judul Skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI
(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Evriana Darmayanti Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024028
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. NIP 19700327 199403 2 001 NIP 19831015 200604 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
(6)
MENGESAHKAN
1. Tim PengujiKetua : Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. ……….………
Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. ……….
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Taman Asri pada tanggal 30 April 1990 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Danuri dan Ibu Suwarsi.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah TK PKK Taman Asri (1995-1996), SD Negeri 3 Taman Asri (1996-2002), SMP Negeri 2 Purbolinggo (2002-2005), dan SMA Negeri 1 Purbolinggo (2005-2008). Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Genetika. Dan pada tahun 2011, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA N 2 Padang Cermin dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Wates
kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan, penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Padang Cermin.
(8)
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini sebagai tanda cintaku kepada:
& Bapak dan Mamak tercinta yang tak pernah lelah mendidik dan membesarkanku dengan penuh cinta dan kasih sayang . Terima Kasih atas do’a, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan selama ini. Mudah-mudahan nduk dapat membanggakan Bapak dan Mamak.
& Adikku tersayang Riczky Ramadan, yang selalu memberikan cinta dan do’a.
Terimakasih atas canda, tawa, tangis, dan do’a yang diberikan. Mudah-mudahan mbak bisa menjadi kakak terbaikmu.
& Keluarga besarku, yang selalu memotivasi dan mendukungku. & Para pendidik, terimakasih atas ilmu yang diberikan.
& Sahabatku (Rindi Antika Saimona, Dewi Eka Susilowati, Dwi Susanti), yang tak pernah jenuh memberi masukan, motivasi, dan bantuan kepadaku dalam segala hal serta mendengarkan ceritaku. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini. & Pendampingku kelak.
(9)
M O T T O
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”
(Q.S. Ar-Ra’d: 11)
“Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik” (Henry Ford)
“Setiap pekerjaan yang kita lakukan harus disertai dengan niat ikhlas dan rasa tanggung jawab sehingga hasil yang diperoleh maksimal”
(Irgi A. Fahrezi)
(10)
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Evriana Darmayanti
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813024028 Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Juli 2012 Yang menyatakan
Evriana Darmayanti NPM 0813024028
(11)
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Materi Pokok
Keanekaragaman Hayati (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung. 3. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.
4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.
5. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang diberikan.
(12)
6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing Akademik serta dosen uji ahli materi, terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan.
7. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila, atas ilmu dan segala bantuan yang telah diberikan
8. Tamzir Zamka, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 2 Padang Cermin dan Embang Yuniar Rosmanawati, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.
9. Teristimewa Bapak, Mamak, adikku, dan keluarga besarku yang selalu
mendukung, memotivasi, dan mendo’akanku. Terima kasih untuk segalanya. 10.Team kartu bergambar dan teman seperjuanganku (Rindi, Eka, Dwi, Aulia,
Ardi, Prisilia A, Misriyanti), atas kerjasama dan pengertian yang diberikan. 11.Teman-teman di Pendidikan Biologi (Mandibula), kakak dan adik tingkat. 12.Keluargaku di asrama Sofi (Dewi Eka, Rita Asiah, Yunita Mustiani,
Rina Utami, Melinda Dwi, Mahfudziah, Titik, Laras Sewesti, dan Nurul Maghfiroh) atas kebersamaan dan persaudaraan yang diberikan.
13.Teman-teman KKN dan PPL (Bina Yusha, Yunida Aryani, Febriani Zulaika, Happy Komike, Nesty Rahayu, Nurrokhmah, Eti Nopita, Desi Ariyani, dan Rina Widia), terima kasih untuk kerjasamanya.
14.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis
(13)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .. 1
B. Rumusan Masalah ... .. 6
C. Tujuan Penelitian ... .. 7
D. Manfaat Penelitian ... .. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian ... .. 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Kartu Bergambar ... 10
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 13
C. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 18
D. Kerangka Pikir ... 22
E. Hipotesis ... ... 24
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 25
C. Desain penelitian ... 25
D. Prosedur penelitian ... 26
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data ... 32
1. Jenis Data ... 32
2. Teknik Pengumpulan Data ... 33
F. Teknik Analisis data ... 34
1. Uji Normalitas Data ... 35
2. Uji Homogenitas Data ... 36
3. Pengujian Hipotesis ... 36
G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 37
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa ... 38
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 40
(14)
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 43
B. Pembahasan ... 51
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN 1. Silabus Pembelajaran ... 75
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 79
3. Lembar Kerja Kelompok ... 89
4. Soal Pretes Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 106
5. Angket Tanggapan Siswa ... 112
6. Data Hasil Penelitian ... 113
7. Analisis Statistik ... 129
8. Foto Penelitian ... 140
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perhitungan skor perkembangan ... 16
2. Tingkat penghargaan kelompok ... 17
3. Indikator berpikir kreatif ... 20
4. Kriteria N-gain ... 35
5. Kriteria % peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa ... 35
6. Lembar penilaian kemampuan berpikir kreatif siswa ... 38
7. Kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa ... 38
8. Lembar observasi aktivitas siswa ... 39
9. Klasifikasi persentase aktivitas siswa ... 39
10.Angket tanggapan siswa ... 40
11.Skor per soal angket ... 40
12.Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD . 41 13.Kriteria persentase angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 42
14.Hasil uji normalitas nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 43
15.Hasil uji homogenitas nilai pretes, postes, dan N-gain kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44
16.Hasil uji kesamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45
(16)
xvi
17.Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator kemampuan berpikir
kreatif pada kelas eksperimen dan kontrol ... 46
18.Data peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 47
19.Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 48
20.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 113
21.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... 114
22.Perhitungan skor kelompok... 115
23.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 116
24.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 118
25.Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 120
26.Analisis perindikator kemampuan berpikir kreatif pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 122
27.Data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen (pertemuan 1) ... 124
28.Data aktivitas belajar siswa kelas eksperimen (pertemuan 2) ... 125
29.Data aktivitas belajar siswa kelas kontrol (pertemuan 1)... 126
30.Data aktivitas belajar siswa kelas kontrol (pertemuan 2)... 127
31.Analisis data angket tanggapan siswa ... 128
32.Hasil uji normalitas pretes ... 129
33.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretes ... 129
34.Hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes ... 130
35.Hasil uji normalitas postes ... 131
36.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata postes .... 131
37.Hasil uji perbedaan dua rata-rata postes... 131
(17)
xvii
39.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain ... 132 40.Hasil uji perbedaan dua rata-rata N-gain ... 133 41.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir lancar (fluency) ... 133 42.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata
N-gain indikator berpikir lancar (fluency)... 134 43.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir luwes (flexibility) ... 135 44.Hasil uji kesamaan dua varians N-gain indikator berpikir luwes
(flexibility) ... 135 45.Hasil uji Mann-Whitney U indikator berpikir luwes (flexibility) ... 136 46.Hasil uji normalitas N-gain indikator berpikir orisinal (originality) ... 136 47.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata
N-gain indikator berpikir orisinal (originality) ... 136 48.Hasil uji normalitas N-gain indikator kemampuan memerinci
(elaboration) ... 137 49.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata
N-gain indikator kemampuan memerinci (elaboration) ... 137 50.Hasil uji normalitas N-gain indikator kemampuan menilai
(evaluation) ... 138 51.Hasil uji kesamaan dua varians dan dan kesamaan dua rata-rata
(18)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 23 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen ... 26 3. Aktivitas belajar siswa ... 49 4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD ... 50 5. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir luwes (kelas
eksperimen) ... 58 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir luwes (kelas kontrol) 59 7. Contoh jawaban siswa untuk indikator memerinci (kelas eksperimen) 60 8. Contoh jawaban siswa untuk indikator memerinci (kelas kontrol) ... 61 9. Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir lancar (kelas
eksperimen) ... 62 10.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir lancar (kelas kontrol) 62 11.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir orisinal (kelas
eksperimen) ... 64 12.Contoh jawaban siswa untuk indikator berpikir orisinal (kelas
kontrol) ... 64 13.Contoh jawaban siswa untuk indikator menilai (kelas eksperimen) .... 65 14.Contoh jawaban siswa untuk indikator menilai (kelas kontrol) ... 66 15.Siswa mengerjakan pretes/postes (kelas eksperimen) ... 140 16.Siswa berdiskusi menggunakan media kartu bergambar (kelas
eksperimen) ... 140 17.Guru membimbing siswa berdiskusi (kelas eksperimen)... 141
(19)
xix
18.Siswa melakukan presentasi (kelas eksperimen) ... 141
19.Siswa memperoleh penghargaan (kelas eksperimen) ... 142
20.Siswa mengerjakan pretes/postes (kelas kontrol) ... 142
21.Siswa berdiskusi menggunakan media gambar (kelas kontrol) ... 143
22.Siswa melakukan presentasi (kelas kontrol) ... 143
23.Contoh kartu bergambar (fauna asiatis) ... 144
24.Contoh kartu bergambar (fauna peralihan) ... 144
25.Contoh kartu bergambar (fauna australis) ... 144
26.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia barat) ... 144
27.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia tengah) ... 145
28.Contoh kartu bergambar (flora Indonesia timur) ... 145
29.Contoh kartu bergambar (kerusakan keanekaragaman hayati) ... 145
(20)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan diberbagai bidang kehidupan menuntut manusia agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Indonesia sebagai negara berkembang menuntut adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar dapat menghadapi era globalisasi ini. Berpikir kreatif merupakan modal dasar dalam menghadapi era globalisasi ini. Peningkatan SDM dapat dilakukan dengan adanya pendidikan yang baik. Menurut Ruseffendi (dalam Nugraha, 2010:1), salah satu indikator peningkatan SDM adalah terbentuknya manusia yang kreatif. Liliasari (dalam Wulandari, 2011:1) menambahkan bahwa proses pendidikan sains harus mempersiapkan siswa yang berkualitas yaitu siswa yang sadar sains, memiliki nilai, sikap, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga akan muncul SDM yang dapat berpikir kritis, berpikir kreatif, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
Pelajaran Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Salah satu tujuan dari mata pelajaran Biologi agar peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Biologi. Dengan demikian siswa akan
(21)
2
membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri (BSNP, 2006:iv).
Berpikir kreatif berkaitan erat dengan kualitas hidup seseorang. Seseorang akan memiliki kemampuan untuk melihat hidup sebagai pendidikan yang berproses dan akan terus-menerus belajar untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kemampuan berpikir kreatif dapat dikembangkan dalam pelajaran IPA, termasuk Biologi. Menurut Jarvis (dalam Fauziah, 2011:99), siswa harus diperkenalkan dengan IPA sebagai mata pelajaran yang menarik karena bisa membantu memahami dunia dan diri sendiri. Oleh sebab itu, penting bagi siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya sehingga terjadi transformasi pembelajaran IPA yaitu dari belajar dengan menghafal menjadi belajar berpikir (Suastra dalam Fauziah, 2011:99). Pembelajaran IPA harus bisa meningkatkan daya imajinasi, kreasi, dan logis dalam berpikir. Guru memegang peranan penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa di sekolah (Sanjaya dalam Fauziah, 2011:99).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru biologi yang mengajar di kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin, diketahui bahwa selama ini guru kurang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa terutama materi Keanekaragaman Hayati. Dari lima indikator berpikir kreatif yang diamati yaitu fluency, flexibility, originality, elaboration, dan evaluation, yang terlihat hanya indikator fluency pada aktivitas bertanya dan menjawab pertanyaan. Hanya siswa tertentu yang menunjukkan aktivitas tersebut. Hal ini disebabkan oleh penguasaan guru tentang model-model
(22)
3
pembelajaran masih rendah serta kurangnya keterampilan guru dalam mengkombinasikan media dengan model yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Guru masih menggunakan metode ceramah yang disertai dengan diskusi. Seharusnya guru mengubah paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered ), menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (students centered). Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran masih cenderung teacher centered sehingga siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru dan mencatat. Akibatnya siswa cenderung pasif, hanya
datang duduk diam, jarang bertanya, dan potensi yang dimiliki siswa kurang berkembang terutama kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain ceramah, guru sesekali menggunakan diskusi, namun diskusi hanya didominasi oleh siswa yang aktif berbicara serta membosankan bagi siswa yang lain karena bersifat teoritis.
Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi dirasa tidak cocok diterapkan pada materi Keanekaragaman Hayati, sebab karakteristik materi tersebut tidak hanya menekankan pada penguasaan konsep saja, tetapi juga keterampilan dalam memecahkan masalah. Materi tersebut berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pada materi tersebut banyak materi berupa gambar, sehingga penyampaiannya tidak cukup dengan ceramah. Hal ini dapat diatasi dengan adanya media pembelajaran. Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengatasi kerumitan materi tersebut adalah kartu bergambar.
(23)
4
Gambar yang ada pada kartu merupakan perwakilan dari wujud aslinya yang tidak dapat dihadirkan di dalam kelas. Gambar-gambar tersebut dapat memperjelas konsep yang abstrak dan tidak jelas menjadi konkret dan jelas. Adanya kartu bergambar dapat menggantikan obyek yang sebenarnya dan obyek yang berbahaya untuk diamati. Penggunaan media kartu bergambar akan mempermudah penyampaian materi karena siswa tidak harus
membayangkan materi yang dipelajari.
Selain itu, guru belum memanfaatkan media dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dirasakan kurang menarik perhatian siswa. Hal tersebut membuat siswa bosan dan cenderung pasif. Kebosanan siswa ditunjukkan dengan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kegiatan pembelajaran seperti mengobrol dan bercanda. Oleh karena itu, guru
diharapkan mampu memanfaatkan dan memilih media yang tepat untuk memperlancar proses pembelajaran dalam upaya menguasai kompetensi yang diharapkan sehingga terjadi pembelajaran yang menyenangkan untuk
membangkitkan keinginan, minat serta motivasi siswa dalam belajar.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa umumnya relatif rendah. Kenyataan di SMA Negeri 2 Padang Cermin juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. Suparman (2005:ii) melakukan penelitian tentang berpikir kreatif pada siswa SMP Negeri 12 Bandung dan didapatkan hasil yang menunjukkan
(24)
5
penelitian Wulan (2010:78) juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa SMP Negeri 4 Cimahi masih berada pada kategori rendah. Banyak ahli berpendapat bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain (Suleiman, 1988:12). Salah satu media yang dapat digunakan untuk memenuhi harapan tersebut adalah kartu bergambar. Media kartu bergambar merupakan media berbasis visual dimana pesan disajikan dalam bentuk kartu yang berisi gambar dan tulisan sehingga menumbuhkan minat siswa serta memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Yani, 2011:42). Hasil penelitian Muzaffar (2011:2) juga menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar dapat meningkatkan kreativitas menulis pada pembelajaran Bahasa Inggris.
Menurut Suyitno (2000:37), untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat dikombinasikan dengan media kartu bergambar untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Hal ini didukung oleh Vygotsky (dalam Muliyani, 2011:4) yang menyatakan bahwa STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep IPA yang sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan kreatif, dan mengembangkan sikap sosial siswa.
(25)
6
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hasil
penelitian Mustami (2007:ii) menunjukkan bahwa STAD dalam pembelajaran sains, khususnya biologi pada siswa SMP kota Makassar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, sikap kreatif, dan penguasaan materi biologi. Demikian pula dengan penelitian Muliyani (2011:ii), bahwasanya model STAD meningkatkan kemampuan berpikir kreatif serta prestasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Padang Cermin menggunakan media kartu bergambar melalui model STAD, sehingga diharapkan akan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Dalam hal ini, peneliti akan memfokuskan pada materi
Keanekaragaman Hayati yang dipelajari pada kelas X semester genap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan media kartu bergambar
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa?
2. Apakah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan media kartu bergambar
dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi jika dibandingkan dengan diskusi dan gambar?
3. Adakah pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model
(26)
7
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar
melalui model kooperatif tipe STAD?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang lebih tinggi antara pembelajaran
yang menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan diskusi dan gambar.
3. Pengaruh penggunaan media kartu bergambar melalui model kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui
model kooperatif tipe STAD. D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi guru biologi yaitu dapat menambah pengetahuan dalam menerapkan
model pembelajaran yang bervariasi dan menjadikan media kartu bergambar sebagai alternatif media pembelajaran untuk menggali kemampuan berpikir kreatif.
(27)
8
2. Bagi siswa yaitu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna, serta mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda, sehingga mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar.
3. Bagi peneliti yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali kemampuan berpikir kreatif siswa. 4. Bagi sekolah yaitu meningkatkan mutu pembelajaran biologi sekolah
dalam rangka perbaikan proses pembelajaran khususnya mata pelajaran biologi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Media kartu bergambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu set kartu yang berisi gambar dan keterangan mengenai Keanekaragaman Hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam dengan ukuran 10x7 cm.
2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: penyampaian tujuan pembelajaran, membentuk kelompok yang beranggota enam sampai tujuh orang secara heterogen, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan
penghargaan kelompok.
3. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang diamati adalah berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality),
(28)
9
4. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada saat diskusi dan presentasi adalah mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengajukan pendapat atau bertahan terhadapnya, dan bekerjasama dalam kelompok. 5. Materi dalam penelitian ini adalah materi pokok Keanekaragaman Hayati
dengan kompetensi dasar mengkomunikasikan Keanekaragaman Hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam (KD 3.2).
6. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Padang Cermin dengan subyek penelitian siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol.
(29)
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Kartu Bergambar
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau penghantar. Menurut bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2007:3).
Briggs (dalam Sadiman, 2008:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyampaikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2007:3) mengatakan bahwa media secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sedangkan Gagne (dalam Sadiman, 2008:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Solihatin (2007:23) menyatakan bahwa manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah untuk memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Hamalik (dalam Arsyad, 2007:15) menambahkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
(30)
11
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Berdasarkan pendapat Sadiman (2008:17-18), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan gambar, film, atau model.
b. Objek yang kecil bisa dibantu dengan film, gambar, dan sebagainya. c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan
timelapse.
d. Kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan foto.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar.
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
c. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Sudjana dan Ahmad (2010:3) mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama,
(31)
12
media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis disebut juga media dua dimensi yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model
penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, dan lain-lain. Ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran. Salah satu media pembelajaran adalah kartu bergambar. Berdasarkan pendapat tersebut, kartu bergambar termasuk ke dalam media grafis. Media kartu atau flash card diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelpia, Pennsylvania. Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi oleh kata-kata (Herlina, 2011:8). Menurut KBBI, kartu adalah kertas tebal yang berbentuk persegi panjang. Media bergambar ini terbuat dari kertas tebal atau karton berukuran 17×22 cm yang tengahnya terdapat gambar materi yang sesuai dengan pokok bahasan dan dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar (Prapita, 2009:5).
Yani (2011:42) menyatakan bahwa kartu bergambar merupakan salah satu implementasi dari media berbasis visual yakni pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan gambar yang disajikan dalam ukuran seperti kartu. Kartu bergambar biasanya berukuran 8x12 cm atau disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Arsyad (2007:120-121) menambahkan bahwa gambar yang terdapat pada kartu menjadi petunjuk dan rangsangan bagi siswa untuk memberikan respon yang diinginkan.
(32)
13
Sadiman (2008:29-30) menyatakan beberapa kelebihan media bergambar diantaranya adalah :
1. Sifatnya konkret, lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu dapat siswa dibawa ke objek atau peristiwa tersebut.
3. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.
5. Harganya murah, mudah diperoleh, dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.
Sedangkan kelemahan dari media bergambar menurut Sadiman (2008:31) yaitu:
1. Hanya menekankan persepsi indera mata.
2. Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model cooperative learning beranjak dari dasar pemikiran getting better together yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Melaui model ini,
(33)
14
siswa tidak hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran, tetapi bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Model ini mampu merangsang dan menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar pada kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai enam orang siswa (Stahl dalam Komalasari, 2010:217).
Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap cooperative learning. Ada lima unsur model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan agar mendapat hasil yang maksimal, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi proses kelompok (Roger dan Johnson dalam Muliyani, 2011:3). Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah, namun terdapat beberapa variasi dari model tersebut, dan salah satu diantaranya adalah STAD (Student Team Achievement Division).
Menurut Slavin (dalam Soetjipto, 2009:53-55) pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut dan seluruh siswa dikenakan kuis mengenai materi itu. Dinyatakan juga bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat lima komponen utama yang harus diterapkan yaitu pengaturan kelompok, penyajian kelas, tes atau kuis, skor peningkatan individu, dan pengakuan kelompok.
(34)
15
Rusman (2010:215) menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
1. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2. Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari enam sampai tujuh siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik.
3. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta
pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas, dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
4. Kegiatan belajar dalam tim
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan,
(35)
16
dorongan, dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5. Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kuis secara individual untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggungjawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.
6. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru.
Menurut Slavin (dalam Trianto, 2011:71-72) penghargaan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Menghitung skor individu
Perhitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya.
Adapun perhitungan skor perkembangan individu dihitung seperti pada Tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 10 hingga 1 poin di bawah skor awal Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal Lebih dari 10 poin di atas skor awal
Nilai sempurna (tanpa memerhatikan skor awal)
0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin
(36)
17
2. Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Tim Predikat
0 ≤ X ≤ 5 5 ≤ X ≤ 15 15 ≤ X ≤ 25 25 ≤ X ≤ 30
- Tim baik Tim hebat Tim super
3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya.
Menurut Slavin (dalam Sunarto, 2009:9) kelebihan STAD antara lain: siswa lebih mampu mendengar, menerima, dan menghormati orang lain; siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain; siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain; siswa mampu meyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti; serta mampu mengembangkan potensi yang berdaya guna, kreatif, dan bertanggungjawab. Selain itu juga dapat meningkatkan kecakapan individu dan kelompok.
(37)
18
C. Kemampuan Berpikir Kreatif
Arifin (dalam Siti, 2010:9) menyatakan bahwa keterampilan berpikir
dikelompokkan menjadi dua golongan besar yaitu keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks. Costa (dalam Siti, 2010:9)
menambahkan bahwa keterampilan berpikir dasar meliputi kualifikasi, klasifikasi, hubungan variabel, transformasi, dan hubungan sebab akibat. Sedangkan keterampilan berpikir kompleks meliputi pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
Menurut Sizer (dalam Johnson, 2007:181-182) sekolah artinya belajar menggunakan pikiran dengan baik, berpikir kreatif menghadapi persoalan-persoalan penting, serta menanamkan kebiasaan untuk berpikir.
Menggunakan keahlian berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi dalam konteks yang benar mengajarkan kepada siswa kebiasaan berpikir mendalam, kebiasaan menjalani hidup dengan pendekatan yang cerdas, seimbang, dan dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir kreatif adalah kegiatan mental yang memupuk ide-ide asli dan pemahaman-pemahaman baru.
Guilford (dalam Munandar, 2004:10) menyatakan bahwa ciri-ciri berpikir kreatif meliputi kelancaran, kelenturan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir. Senada dengan Guilford, Filsaime (dalam Fauziah, 2011:100) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah proses berpikir yang memiliki ciri-ciri kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan memerinci atau elaborasi (elaboration). Kelancaran adalah kemampuan mengeluarkan ide atau gagasan yang benar sebanyak mungkin secara jelas.
(38)
19
Keluwesan adalah kemampuan untuk mengeluarkan banyak ide atau gagasan yang beragam dan tidak monoton dengan melihat dari berbagai sudut pandang. Originalitas adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang unik dan tidak biasanya, misalnya yang berbeda dari yang ada di buku atau berbeda dari pendapat orang lain. Elaborasi adalah kemampuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan menambah detail dari ide atau gagasannya sehingga lebih bernilai.
Cropley (dalam Munandar, 2004:9) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menciptakan gagasan, mengenal kemungkinan alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga, memiliki keberanian untuk mencoba sesuatu yang tidak lazim, dan sebagainya. Sedangkan Johnson (2007:214-215) berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memerhatikan intuisi, menghidupkan
imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan, dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga. Berpikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh yang meliputi aktivitas mental seperti:
1. Mengajukan pertanyaan.
2. Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan
pikiran terbuka.
3. Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda.
4. Menghubungkan berbagai hal dengan bebas.
5. Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda.
(39)
20
6. Mendengarkan intuisi.
Menurut William (dalam Munandar, 1985:88-90) ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude) meliputi berpikir lancar, luwes, orisinal, kemampuan
memperinci, dan menilai. Tabel berikut menguraikan aptitude dengan memberikan perumusan (definisi) yang menjelaskan konsepnya serta contoh perilaku siswa yang mencerminkan ciri-ciri tersebut sebagai tuntunan bagi guru.
Tabel 3. Indikator Berpikir Kreatif menurut William (dalam Munandar, 1985:88-90)
No. Indikator Berpikir
Kreatif Definisi Perilaku Siswa 1. Berpikir lancar
(fluency) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian
masalah atau pertanyaan.
Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.
Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.
Mengajukan banyak pertanyaan.
Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. Mempunyai banyak gagasan
mengenai suatu masalah. Lancar mengungkapkan
gagasan-gagasannya. Bekerja lebih cepat dan
melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain. Dapat dengan cepat melihat
kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau situasi. 2. Berpikir luwes
(flexibility) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Mencari banyak
alternatif atau arah yang berbeda-beda. Mampu mengubah
cara pendekatan atau cara pemikiran.
Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek. Memberikan macam-macam
penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah.
Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang
berbeda-beda.
Memberi pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain. Dalam membahas/
(40)
21
mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok.
Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya. Menggolongkan hal-hal
menurut pembagian (kategori) yang berbeda-beda.
Mampu mengubah arah berpikir secara spontan. 3. Berpikir
orisinal (originality)
Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.
Memikirkan cara yang tidak lazim untuk
mengungkapkan diri.
Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.
Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Mempertanyakan cara-cara
yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.
Memilih asimetri dalam menggambar atau membuat desain.
Memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain.
Setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru. Lebih senang mensintesis
daripada menganalisa situasi. 4. Kemampuan
memperinci (elaboration)
Mampu
memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk.
Menambahkan detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci. Mengembangkan atau
memperkaya gagasan orang lain.
Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh.
Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana. Menambahkan garis-garis,
warna-warna, dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
(41)
22
5. Kemampuan menilai atau mengevaluasi (evaluation)
Menetukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau suatu tindakan bijaksana.
Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka. Tidak hanya
mencetuskan gagasan, tetapi juga melaksanakannya.
Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri.
Menentukan pendapat sendiri mengenai suatu hal.
Menganalisis masalah atau penyelesaian secara kritis dengan selalu menanyakan “Mengapa ?”.
Mempunyai alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan.
Merancang suatu rencana kerja dari gagasan-gagasan yang tercetus.
Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis.
Menentukan pendapat atau bertahan terhadapnya.
D. Kerangka Pikir
Kemampuan berpikir kreatif siswa SMA Negeri 2 Padang Cermin masih rendah. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang masih teacher centered, sehingga diperlukan model pembelajaran yang dapat mengubah paradigma pembelajaran teacher centered menjadi students centered.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengubah pembelajaran menjadi students centered yaitu STAD. STAD dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Seluruh tahapan STAD kemungkinan dapat melatih aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration dalam kemampuan berpikir kreatif.
(42)
23
Media kartu bergambar yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD kemungkinan dapat meningkatkan kreativitas siswa karena kartu bergambar menyajikan gambar yang disertai kata-kata sesuai dengan materi sehingga siswa memiliki cara berpikir yang berbeda-beda dalam
mengungkapkan keterkaitan antara gambar dengan materi. Keanekaragaman Hayati memuat konsep berupa klasifikasi makhluk hidup yang beraneka ragam, sehingga tidak memungkinkan untuk menghadirkan obyek asli sebagai sumber belajar. Adanya kartu bergambar membantu siswa dalam
memperjelas konsep yang abstrak menjadi konkret.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang menggunakan dua kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan
kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi pada materi pokok Keanekaragaman Hayati. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini:
Keterangan: X = Media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD;
Y= Kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati.
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
(43)
24
E. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
H1 = Ada pengaruh yang signifikan pada penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. H0 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan diskusi dan gambar.
H1 = Kemampuan berpikir kreatif siswa pada penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi jika dibandingkan dengan diskusi dan gambar.
3. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(44)
25
III. METODE PENELITIAN
A.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2012 semester genap tahun ajaran 2011/2012 di SMA Negeri 2 Padang Cermin.
B.Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 2 Padang cermin tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X2 sebagai kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 36 dan 33 siswa. Margono (2005:127) menyatakan bahwa cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
cluster misalnya kelas sebagai cluster.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas
(45)
26
pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan kelas kontrol menggunakan diskusi dan gambar. Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek dibandingkan.
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2 II O1 O2
Keterangan: I = Kelompok eksperimen; II = Kelompok kontrol; O1 = Pretes; O2 = Postes; X = Perlakuan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (dimodifikasi dari Hadjar, 1999:335).
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.
d. Membuat media pembelajaran yang akan di uji ahli. Media yang dibuat berupa kartu bergambar.
(46)
27
Cara membuat kartu bergambar sebagai berikut:
1. Membagi materi pokok Keanekaragaman Hayati ke dalam tujuh tema: fauna asiatis, fauna peralihan, fauna australis, flora Indonesia barat, flora Indonesia tengah, flora Indonesia timur, dan peran keanekaragaman hayati.
2. Menentukan gambar dan materi yang akan disajikan dalam kartu untuk tiap-tiap tema. Masing-masing tema terdiri dari empat buah kartu. Masing-masing kartu terdiri dari satu gambar dan cuplikan materi.
3. Mendesain kartu dengan menggunakan program Microsoft Office Publisher.
4. Mendesain logo belakang kartu dengan menggunakan program AAA Logo 2010.
5. Mencetak kartu dengan menggunakan printer di atas kertas bc berwarna putih polos.
6. Menggunting kartu dengan rapi.
7. Melaminating kartu agar kartu lebih awet dan mudah digunakan. e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus
Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok (LKK) dan soal pretes/postes berupa soal uraian. f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(47)
28
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas eksperimen, dan menggunakan diskusi dan gambar untuk kelas kontrol di SMA Negeri 2 Padang Cermin. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama membahas tentang keanekaragaman hayati Indonesia dan pada pertemuan kedua membahas tentang usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
A. Kelas Eksperimen 1) Pendahuluan
a. Siswa mengerjakan pretes berupa soal uraian pada pertemuan I mengenai keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha
pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam. b. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran. c. Siswa diberikan apersepsi:
Pertemuan I: “Apa yang dimaksud dengan biogeografi? Apa yang dimaksud spesies endemik? Berikan contohnya!”
Pertemuan II: “Sebutkan kegiatan manusia yang dapat merusak dan melestarikan keanekaragaman hayati?”
d. Siswa diberikan motivasi:
Pertemuan I: “Apa yang kalian ketahui mengenai keragaman dan keanekaragaman? Bagaimana keanekaragaman hayati dapat
(48)
29
terbentuk? Bagaimana dampak sistem pertanian monokultur terhadap keanekaragaman hayati?”
Pertemuan II: “Bagaimana cara kalian mencintai alam? Apa yang akan terjadi jika manusia terus menerus mengeksploitasi sumber daya secara berlebihan? Lalu bagaimana cara
memanfaatkan sumber daya alam tetapi tidak merusak keanekaragaman hayati?”
e. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
2) Kegiatan inti
a. Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari enam sampai tujuh orang secara heterogen. Siswa diminta bergabung dengan kelompok masing-masing.
b. Siswa diberikan materi pelajaran mengenai keanekaragaman hayati Indonesia (pertemuan I), dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam (pertemuan II).
c. Setiap kelompok dibagikan satu set kartu bergambar beserta Lembar Kerja Kelompok (LKK). Kartu bergambar digunakan sebagai panduan dalam mengerjakan LKK.
d. LKK harus dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota kelompok mengerti. Pemahaman
(49)
30
anggota kelompok akan menentukan perkembangan skor kelompok.
e. Setelah LKK selesai dikerjakan, siswa diminta mengumpulkan LKK. Selanjutnya, diadakan presentasi LKK.
f. Penyajian dari tiap kelompok dievaluasi dan menambahkan jika ada materi yang terlewatkan oleh kelompok penyaji.
3) Penutup
a) Mengulas kembali materi yang telah dipelajari. b) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c) Siswa diberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.
d) Siswa diberikan postes pada akhir pembelajaran di pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.
e) Siswa diberikan penghargaan kelompok seperti tim super, tim hebat, dan tim baik.
B. Kelas Kontrol 1) Pendahuluan
a) Siswa mengerjakan pretes pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha
pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam. b) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran.
(50)
31
c) Siswa diberikan apersepsi:
Pertemuan I: “Apa yang dimaksud dengan biogeografi? Apa yang dimaksud spesies endemik? Berikan contohnya!”
Pertemuan II: “Sebutkan kegiatan manusia yang dapat merusak dan melestarikan keanekaragaman hayati?”
d) Siswa diberikan motivasi:
Pertemuan I: “Apa yang kalian ketahui mengenai keragaman dan keanekaragaman? Bagaimana keanekaragaman hayati dapat terbentuk? Bagaimana dampak sistem pertanian monokultur terhadap keanekaragaman hayati?”
Pertemuan II: “Bagaimana cara kalian mencintai alam? Apa yang akan terjadi jika manusia terus menerus mengeksploitasi sumber daya secara berlebihan? Lalu bagaimana cara
memanfaatkan sumber daya alam tetapi tidak merusak keanekaragaman hayati?”
2) Kegiatan inti
a) Siswa dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok (setiap kelompok berjumlah enam sampai tujuh orang dan pembagian kelompok dilakukan pada pertemuan pertama).
b) Setiap kelompok dibagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) mengenai keanekaragaman hayati Indonesia (pertemuan I), dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam
(51)
32
c) Guru berkeliling untuk membimbing setiap kelompok dalam mengerjakan LKK.
d) Setelah LKK selesai dikerjakan, siswa diminta mengumpulkannya.
e) Setiap kelompok melakukan presentasi LKK.
3) Penutup
a) Mengulas kembali materi yang telah dipelajari. b) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
c) Siswa diberi informasi tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.
d) Siswa mengerjakan postes pada akhir pembelajaran pertemuan II berupa soal uraian yang sama dengan soal pretes.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1) Jenis Data
a) Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pokok Keanekaragaman Hayati yang diperoleh dari nilai pretesdan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.
(52)
33
b) Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a) Pretes dan Postes
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tenik tes. Kemampuan berpikir kreatif siswa diukur dengan memberikan soal tes berbentuk uraian. Tes ini dapat menuntut kemampuan berpikir kreatif siswa untuk dapat memunculkan ide baru, gagasan atau jawaban yang bervariasi sehingga sangat cocok untuk menguji kemampuan berpikir kreatif siswa. Data kemampuan berpikir kreatif berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik
eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol.
Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu : S=RN x 100
Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).
(53)
34
b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya, dan bekerja sama dalam kelompok.
c) Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi semua pendapat siswa mengenai penggunaan media kartu bergambar dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran yang dilakukan. Angket berisi tujuh pernyataan, empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Siswa diberikan dua pilihan jawaban yang terdiri dari setuju dan tidak setuju.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Skor N-gain
diperoleh dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:
N-gain=Spost-Spre
Smax-Spre
(54)
35
Tabel 4. Kriteria N-gain
N-gain Kriteria
g > 0,7 0,7 > g > 0,3
g < 0,3
Tinggi Sedang Rendah
Sedangkan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan rumus sebagai berikut:
Peningkatan= Nilai akhir - Nilai awal
Tabel 5. Kriteria Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif oleh Siswa
Persentase Kriteria 80,1-100
60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:245).
Nilai pretes, postes, dan skor N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 16 yang
sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 16.
a) Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
(55)
36
b) Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
2) Uji Homogenitas Data
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan uji Barlett melalui program SPSS versi 16.
a) Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varian sama H1 : Kedua sampel mempunyai varian berbeda b) Kriteria Uji
- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima - Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).
3) Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 16. 1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata
a) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama b) Kriteria Uji
(56)
37
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).
2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata a) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
b) Kriteria Uji
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).
G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran Biologi dideskripsikan dengan langkah sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2) Menentukan skor tiap indikator kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan rumus:
S=NR×100
Keterangan: S = Nilai kemampuan berpikir kreatif yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh; N = Jumlah skor kemampuan berpikir kreatif maksimum (dimodifikasi dari Purwanto, 2008:112).
(57)
38
3) Menentukan kriteria kemampuan berpikir kreatif siswa sebagai berikut: Tabel 6. Lembar Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
No. Nama
Siswa Berpikir Skor pada Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Lancar Berpikir Luwes Berpikir Orisinal Memerinci Mengevaluasi
No.
soal soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. soal No. 1
2 3 dst.
R N S Kriteria
Catatan : Berilah skor pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Paidi, 2010:8).
4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka kemampuan
berpikir kreatif siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut: Tabel 7. Kriteria Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Nilai Kriteria 71 – 100
31 – 70 0 – 30
Tinggi Sedang Rendah (dimodifikasi dari Hake, 1999:1).
H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:
1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus: Persentase=Skor maksimumSkor perolehan ×100%
(58)
39
Tabel 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama A Aspek yang diamati B C D
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 Dst. Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria
Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183).
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengajukan pertanyaan:
1) Tidak mengajukan pertanyaan
2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi B. Menjawab pertanyaan:
1) Tidak menjawab pertanyaan
2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi C. Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya:
1) Tidak mengungkapkan pendapat
2) Mengungkapkan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengungkapkan pendapat yang relevan dengan materi D. Bekerjasama dalam kelompok:
1) Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)
2) Bekerjasama tetapi hanya dengan satu atau dua teman 3) Bekerjasama dengan semua anggota kelompok
2) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada Tabel 9.
Tabel 9. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa Persentase (%) Kriteria
87,50 - 100 75,00 - 87,49 50,00 - 74,99 0 - 49,99
Sangat Baik Baik Cukup Kurang (dimodifikasi dari Hidayati, 2011:17).
(59)
40
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi tujuh pernyataan yang terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Daftar pernyataan dalam angket tanggapan siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Angket Tanggapan Siswa
No Pernyataan-pernyataan S TS
1. Saya senang mempelajari materi pokok keanekaragaman hayati melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Media dan model pembelajaran yang diberikan kepada saya
tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.
4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dan model pembelajaran diberikan oleh guru.
7. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Skor angket
Tabel 11. Skor per Soal Angket
Skor per soal angket
1 0
Pernyataan positif S TS
Pernyataan negatif TS S
(60)
41
2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P =N × 100%F
Keterangan: P = Persentase jawaban siswa; f = frekuensi jawaban; N = banyaknya jawaban (dimodifikasi dari Sudijono, 2004:43). 3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi
yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 12. Tabulasi Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan
Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
No. pertanyaan
Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (siswa) Frekuensi Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.
1. S
TS
2. S
TS
dst. S
TS
4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(61)
42
Tabel 13. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Persentase (%) Kriteria 100
76 – 99 51 – 75
50 26 – 49
1 – 25 0
Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya
Sebagian kecil Tidak ada (Hendro dalam Hastriani, 2006:43)
(62)
57
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan
media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan pembelajaran yang menggunakan media gambar dan diskusi.
3. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(63)
69
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Peneliti seharusnya mempertimbangkan jumlah anggota untuk setiap
kelompok agar pembelajaran dapat berjalan kondusif.
2. Peneliti hendaknya meningkatkan kualitas serta kelengkapan media kartu
bergambar agar kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dikembangkan secara optimal.
3. Peneliti seharusnya tidak membatasi jawaban siswa khususnya pada
lembar jawaban LKK, sehingga perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat terlihat dengan jelas.
4. Pembuatan rubrik LKK untuk penelitian selanjutnya harus
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang diberikan siswa, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dapat terukur secara obyektif.
(1)
Tabel 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama A Aspek yang diamati B C D 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 Dst. Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria
Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (dimodifikasi dari Arikunto, 2009:183).
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengajukan pertanyaan:
1) Tidak mengajukan pertanyaan
2) Mengajukan pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi B. Menjawab pertanyaan:
1) Tidak menjawab pertanyaan
2) Menjawab pertanyaan tetapi tidak relevan dengan materi 3) Menjawab pertanyaan yang relevan dengan materi C. Mengungkapkan pendapat atau bertahan terhadapnya:
1) Tidak mengungkapkan pendapat
2) Mengungkapkan pendapat tetapi tidak relevan dengan materi 3) Mengungkapkan pendapat yang relevan dengan materi D. Bekerjasama dalam kelompok:
1) Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)
2) Bekerjasama tetapi hanya dengan satu atau dua teman 3) Bekerjasama dengan semua anggota kelompok
2) Menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada Tabel 9.
Tabel 9. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa Persentase (%) Kriteria
87,50 - 100 75,00 - 87,49 50,00 - 74,99 0 - 49,99
Sangat Baik Baik Cukup Kurang (dimodifikasi dari Hidayati, 2011:17).
(2)
I. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi tujuh pernyataan yang terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Daftar pernyataan dalam angket tanggapan siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Angket Tanggapan Siswa
No Pernyataan-pernyataan S TS
1. Saya senang mempelajari materi pokok keanekaragaman hayati melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
2. Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Media dan model pembelajaran yang diberikan kepada saya
tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif.
4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
6. Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKK melalui media dan model pembelajaran diberikan oleh guru.
7. Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya melalui media dan model pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Skor angket
Tabel 11. Skor per Soal Angket
Skor per soal angket
1 0
Pernyataan positif S TS Pernyataan negatif TS S Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju.
(3)
2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P =N × 100%F
Keterangan: P = Persentase jawaban siswa; f = frekuensi jawaban; N = banyaknya jawaban (dimodifikasi dari Sudijono, 2004:43). 3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi
yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 12. Tabulasi Data Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan
Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
No. pertanyaan
Angket
Pilihan Jawaban
Nomor Responden (siswa) Frekuensi Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.
1. S
TS
2. S
TS
dst. S
TS
4) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya menggunakan media kartu bergambar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(4)
Tabel 13. Kriteria Persentase Angket Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Kartu Bergambar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Persentase (%) Kriteria 100
76 – 99 51 – 75
50 26 – 49
1 – 25 0
Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya
Sebagian kecil Tidak ada (Hendro dalam Hastriani, 2006:43)
(5)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
2. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang pembelajarannya menggunakan
media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan pembelajaran yang menggunakan media gambar dan diskusi.
3. Penggunaan media kartu bergambar melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkatkan aktivitas belajar siswa.
4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan
media kartu bergambar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(6)
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Peneliti seharusnya mempertimbangkan jumlah anggota untuk setiap kelompok agar pembelajaran dapat berjalan kondusif.
2. Peneliti hendaknya meningkatkan kualitas serta kelengkapan media kartu bergambar agar kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dikembangkan secara optimal.
3. Peneliti seharusnya tidak membatasi jawaban siswa khususnya pada lembar jawaban LKK, sehingga perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat terlihat dengan jelas. 4. Pembuatan rubrik LKK untuk penelitian selanjutnya harus
mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang diberikan siswa, sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa dapat terukur secara obyektif.