APLIKASI MULTIMEDIA METODE PECS (PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM) UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN KOMUNIKASI ANAK ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER).

(1)

APLIKASI MULTIMEDIA METODE PECS (PICTURE

EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM) UNTUK

MENGEMBANGKAN KECAKAPAN KOMUNIKASI ANAK

ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar MagisterPendidikan

Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

OLEH

ERNI ENDAH WAHYUNI

1202048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

APLIKASI MULTIMEDIA METODE PECS (PICTURE EXCHANGE

COMMUNICATION SYSTEM) UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN

KOMUNIKASI ANAK ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER)

Oleh

Erni Endah Wahyuni

1202048

Disetujui Dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Dr. Zaenal Alimin, M. Ed NIP 195903241984031002

Pembimbing II

Dr. Didi Tarsidi, M.Pd NIP. 195106011979031003

Diketahui Oleh,

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Djadja Rahardja, M. Ed NIP. 195904141985031005


(3)

LEMBAR PENYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Erni Endah Wahyuni NIM : 1202048

Judul Tesis : Aplikasi Multimedia Metode PECS (Picture Exchange Communication System) Untuk Meningkatkan Kecakapan Komunikasi Anak ASD (Autisme Spectrum Disorder)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis ini beserta isinya sepenuhnya benar-benar karya sendiri, tidak ada didalamnya merupakan plagiat dari hasil karya orang lain dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan melalui cara-cara yang tidak sesai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Bandung, Juni 2014 Yang Membuat Pernyataan

Erni Endah Wahyuni 1202048


(4)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

ABSTRAK

APLIKASI MULTIMEDIA METODE PECS (PICTURE EXCHANGE

COMMUNICATION SYSTEM) UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN

KOMUNIKASI ANAK ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER)

Erni Endah Wahyuni/1202048/Prodi Pendidikan Kebutuhan Khuus/SPs UPI

Komunikasi merupakan aktivitas dasar bagi manusia, tanpa komunikasi manusia tidak dapat berinteraks satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil di lapangan bahwa banyak anak ASD mengalami hambatan dalam aspek komunikasi sehingga anak mengalami kesulitan dalam menyampaikan maksud dan tujuan yang diinginkan.

Tujuan penelitian ini adalah: memodifikasi metode PECS (Picture Exchange Communication System) ke dalam aplikasi multimedia sehingga dapat meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD. Pendekatan yang digunakan yaitu Exploratory Mixed Method Research Design, yaitu perpaduan data kualitatif dan kuantitatif. Dalam data kualitatif mencakup data deskripsi yang menghasilkan rancangan aplikasi multimedia metode PECS, sedangkan data kuantitif mengukur keefektifan aplikasi multimedia metode PECS. Hasil pengembangan aplikasi multimedia metode menghasilkan: software aplikasi multimedia metode PECS, buku panduan serta tutorial penggunaan aplikasi.

Metode yang digunakan untuk mengukur efektivitas aplikasi multimedia PECS dalam meningkatkan kecakapan komunikasi dalam penelitian ini adalah Single Subject Research (SSR). Subjek penelitian terdapat 2 anak ASD non verbal yang berusia 11 bulan 2 bulan dan 11 tahun 6 bulan yang berada di sekolah khusus Citra Anindya. Hasil penelitian menunjukkan pada subjek SY terjadi peningkatan pada target behaviour tentang kemampuan menyampaikan keinginan dengan satu gambar, terjadi peningkatan pada mean level anak setelah terjadi intervensi yaitu meningkat menjadi 61,4%, pada target behaviour tentang kemampuan inisiatif dalam berkomunikasi, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 66,64%, pada target behaviour tentang kemampuan membedakan gambar yang diinginkan, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 69,35%, pada target behaviour tentang kemampuan meminta objek yang diinginkan melalui simbol dan gambar, terjadi peningkatan pada mean level anak menjadi 62,89% pada kondisi intervensi, pada target behaviour selanjutnya tentang kemampuan menjawab pertanyaan melalui gambar, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 63% pada kondisi intervensi.

Pada subjek RD terjadi peningkatan pada target behaviour kemampuan menyampaikan keinginan dengan satu gambar, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat setelah dilakukan intervensi yaitu menjadi 67,1%, pada target behaviour kemampuan inisiatif dalam berkomunikasi, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 60,63%, pada target behaviour kemampuan membedakan gambar yang diinginkan, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 64,97%, pada target behaviour kemampuan meminta objek yang diinginkan melalui simbol dan gambar, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 54,65% pada kondisi intervensi, selanjutnya pada target behaviour kemampuan menjawab pertanyaan melalui gambar, terjadi perubahan pada mean level anak setelah dilakukan intervensi meningkat menjadi 61,38%. Terjadinya peningkatan mean level dari baseline awal ke intervensi pada kedua subjek membuktikan bahwa aplikasi multimedia


(5)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

metode PECS dapat meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD khususnya anak yang mengalami komunikasi non verbal.

ABSTRACT

MULTIMEDIA APPLICATIONS METHOD PECS (PICTURE EXCHANGE

COMMUNICATION SYSTEM) TO IMPROVE COMMUNICATION SKILLS CHILD

ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER)

Erni Endah Wahyuni/1202048/Program Special Needs Education / SPs UPI

Communication is a basic human activity, without communication human cannot interact with each other in everyday life. Based on the results at field that many ASD children have problems in the aspects of communication so that children have difficulty in delivering the desired aims and objectives.

The objective of this research is to modify the PECS (Picture Exchange Communication System) methods into multimedia applications so it can improve the ASD children’s communication skills. The approach used is Exploratory Mixed Method Research Design, the mixture between the qualitative and quantitative data. The qualitative data covers the data description in which the design of PECS multimedia applications method built, while the quantitative data measures the effectiveness of multimedia in PECS applications. The results are the PECS method multimedia application’s software, tutorial manual and application usage.

The method used to measure the effectiveness of PECS multimedia applications in improving the communication skills in this study is a Single Subject Research (SSR). There are two non-verbal ASD children as the subject aged 11 years 2 months and 11 years 6 months who are in special schools Citra Anindya . For subject SY the results show an increase in the target behavior on the ability of expressing the intentions using one picture, there was an increase in the mean level of the child after the intervention to 61.4%, for the target behavior to initiate the communication, there is a change in the child’s mean level increased to 66.64, for target behavior to differ the pictures’ needed, there is a change in the mean level of the child increased to 69.35%, for the target behavior to request for objects’ needed the through symbols and pictures, there is an increase in the child’s mean level becomes 62.89% in the intervention condition, for the other target behavior in the ability to answer the questions through pictures, there’s a change in the mean level of the child increased to 63% in the intervention condition.

On the RD subject ,there was an increase in the target behavior with the ability to convey the intention using one picture, there is a change in the mean level of the child after the intervention becomes 67.1%, for the target behavior to initiate the communication,, there is a change in the mean level of the child increased to 60, 63%, for target behavior to differ the pictures’ needed, there is a change in the mean level of the child increased to 64.97%, for the target behavior to request for objects’ needed the through symbols and pictures, there is a change in the mean level of the child increased to 54.65% on the intervention condition, for


(6)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

the other target behavior in the ability to answer the questions through pictures, there is a change in the mean level after the intervention increased to 61.38%.

An increase to the mean level from the initial baseline to intervention for the two subject proves that both PECS multimedia applications method can improve the communication skills of ASD children, especially children who are non-verbal communication.


(7)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus dan pertanyaan penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kecakapan Komunikasi... 7

B. Hakekat Anak ASD... 11

C. Komunikasi Anak ASD Hakekat Anak ASD... 25

D. Aplikasi Multimedia... 34

E. Penelitian yang Relecan... 47

F. Kerangka Berpikir... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 52


(8)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

B. Desain Penelitian ... 52

C. Prosedur Penelitian ... 55

1. Penelitian Tahap Pertama ... 55

a. Lokasi Penelitian ... 55

b. Informan Penelitian ... 56

c. Proses Penelitian Tahap Satu ... 57

d. Teknik Pengumpulan Data ... 58

e. Teknik Analisis Data ... 62

f. Keabsahan Data dan keajegan Penelitian... 70

g. Teknik Analisa Data... 72

2. Penelitian Tahap Kedua ... 73

a. Desain Penelitian Kuantitatif ... 74

b. Variabel Penelitian ... 77

c. Instrumen Penelitian ... 78

d. Pengelolaan Data ... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 85

1. Kondisi Objektif Anak ... 85

2. Kecakapan Komunikasi Anak Melalui Media kartu – kartu Gambar... 107

3. Langkah – Langkah Rancangan Aplikasi Multimedia Metode PECS... 119

4. Target behavior Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia Metode PECS... 155

5. Hasil Penelitian Tentang kecakapan Komunikasi... 206


(9)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

1. Keunggulan Media ... 259

2. Kelemahan Media ... 261

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 264

B. Rekomendasi ... 268

DAFTAR PUSTAKA ... 271

LAMPIRAN ... 283


(10)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aspek-AspekPerkembanganAnak Non ABK... 30

Tabel 2.2 Aspek-AspekPerkembanganAnak ASD... 31

Tabel 2.4 Penelitian yang relevan... 47

Tabel 3.1 Tabel Pemetaan Instrumen Penelitian ... 64

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 66

Tabel 4.1 Rangkuman Data Terhadap Kemampuan R Dalam Aspek Perkembangan Sensori, Kognitif, Sosial dan Perilaku serta Motorik ……….………... 92

Tabel 4.2 Rangkuman Data R Terhadap Kemampuan Komunikasi ... 97

Tabel 4.3 Rangkuman Data Terhadap Kemampuan S Dalam Aspek Perkembanagan Sensori, Kognitif, Sosial dan Perilaku Serta Motorik………... 102

Tabel 4.4 Rangkuman Data S Terhadap Kemampuan Komunikasi... 106

Tabel 4.5 Kelemahan Media Kartu Gambar metode PECS... 117

Tabel 4.6 Ikon Simbol Aplikasi Multimedia Metode PECS... 129

Tabel 4.7 Solusi jika Aplikasi Multimedia PECS Mengalami Kendala.... 153

Tabel 4.8 Skor Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 155

Tabel 4.9 Hasil Fase 1 Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 156


(11)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Tabel 4.11 Hasil Fase 3 Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 157

Tabel 4.12 Hasil Fase 4 Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 158

Tabel 4.13 Hasil Fase 5 Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 158

Tabel 4.14 Hasil Intervensi Fase 1 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia MetodePECS... 159

Tabel 4.15 Hasil Intervensi Fase 2 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia PECS... 160

Tabel 4.16 Hasil Intervensi Fase 3 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia PECS... 161

Tabel 4.17 Hasil Intervensi Fase 4 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia PECS... 162

Tabel 4.18 Hasil Intervensi Fase 5 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia PECS... 163

Tabel 4.19 Panjang Kondisi... 165

Tabel 4.20 Kecenderungan Arah... 165

Tabel 4.21 Rentang Stabilitas ... 166

Tabel 4.22 Mean Level ... 167

Tabel 4.23 Batas Atas ... 168

Tabel 4.24 Batas Bawah ... 169

Tabel 4.25 Persentase Stabilitas ... 170

Tabel 4.26 Jejak Data... 171

Tabel 4.27 Data Perubahan ... 172

Tabel 4.28 Perubahan Kecenderungan Arah ... 173

Tabel 4.29 Perubahan Level Data ... 174

Tabel 4.30 Overlap ... 175

Tabel 4.31 Skor Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS .. 179

Tabel 4.32 Hasil Fase 1 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS... 180


(12)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Tabel 4.33 Hasil Fase 2 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia

PECS... 180

Tabel 4.34 Hasil Fase 3 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS... 181

Tabel 4.35 Hasil Fase 4 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS... 182

Tabel 4.36 Hasil Fase 5 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS... 182

Tabel 4.37 Hasil Intervensi Fase 1 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 183

Tabel 4.38 Hasil Intervensi Fase 2 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 184

Tabel 4.39 Hasil Intervensi Fase 3 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 185

Tabel 4.40 Hasil Intervensi Fase 4 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 186

Tabel 4.41 Hasil Intervensi Fase 5 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 187

Tabel 4.42 Panjang Kondisi ... 189

Tabel 4.43 Kecenderungan Arah ... 189

Tabel 4.44 Rentang Stabilitas ... 190

Tabel 4.45 Mean Level ... 191

Tabel 4.46 Batas Atas ... 192

Tabel 4.47 Batas Bawah ... 193

Tabel 4.48 Persentase Stabilitas ... 194

Tabel 4.49 Jejak Data ... 195

Tabel 4.50 Data Perubahan... 196

Tabel 4.51 Perubahan Kecenderungan Arah ... 197


(13)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

Tabel 4.53 Overlap ... 199

Tabel 4.54 Skor Target Behavior ... 206

Tabel 4.55 Hasil Kemampuan Menyampaikan Keinginan dengan 1 Gambar... 207

Tabel 4.56 Hasil Kemampuan inisiatif berkomunikasi ... 208

Tabel 4.57 Hasil Kemampuan Membedakan gambar yang diinginkan ... 208

Tabel 4.58 Hasil Kemampuan meminta objek yang diinginkan melalui Simbol dan Gambar... 209

Tabel 4.59 Hasil Kemampuan Menjawab Pertanyaan Melalui Gambar ... 210

Tabel 4.60 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Menyampaikan Keinginan Dengan Satu Gambar………... 211

Tabel 4.61 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Inisiatif berkomunikasi ... 212

Tabel 4.62 Hasil Intervensi ( B ) Kemampuan Membedakan Gambar yang Diinginkan ... 213

Tabel 4.63 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Meminta Objek yang Diinginkan Melalui Simbol dan Gambar ... 214

Tabel 4.64 Hasil intervensi (B) Kemampuan menjawab pertanyaan Melalui gambar ... 215

Tabel 4.65 Panjang Kondisi ... 216

Tabel 4.66 Kecenderungan Arah ... 217

Tabel 4.67 Rentang Stabilitas ... 218

Tabel 4.68 Mean Level ... 219

Tabel 4.69 Batas Atas ... 220

Tabel 4.70 Batas Bawah ... 221

Tabel 4.71 Persentase Stabilitas ... 222

Tabel 4.72 Jejak Data ... 223

Tabel 4.73 Perubahan Kecenderungan Arah ... 224

Tabel 4.74 Perubahan Level Data ... 225


(14)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

Tabel 4.76 Overlap ... 227

Tabel 4.77 Skor Target Behavior ... 231

Tabel 4.78 Hasil baseline ( A ) Kemampuan menyampaikan keinginan Dengan 1 Gambar ... 232

Tabel 4.79 Hasil baseline ( A ) Kemampuan inisiatif berkomunikasi ... 232

Tabel 4.80 Hasil baseline ( A ) Kemampuan membedakan gambar yang Diinginkan ... 233

Tabel 4.81 Hasil Baseline ( A ) Kemampuan meminta objek yang Diiinginkan Melalui Simbol dan Gambar ... 234

Tabel 4.82 Hasil Baseline (A) Kemampuan Menjawab Pertanyaan Melalui Gambar... 234

Tabel 4.83 Hasil Intervensi (B) Kemampian Menyampaikan Keinginan Dengan Satu Gambar... 235

Tabel 4.84 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Inisiatif Komunikasi... 236

Tabel 4.85 Hasil Intervensi (B) Membedakan Gambar yang Diinginkan... 237

Tabel 4.86 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Meminta Objek yang Diinginkan Melalui Simbol dam Gambar... 238

Tabel 4.87 Hasil Intervansi (B) Kemampuan Menjawab Pertanyaan Melalui Gambar... 239

Tabel 4.88 PanjangKondisi... 241

Tabel 4.89 KecenderunganArah... 242

Tebal 4.90 RentanStabilitas... 243

Tabel 4.91 Mean Level... 244

Tabel 4.92 Batas Atas... 245

Tabel 4.93 Batas Bawah... 246

Tabel 4.94 PersentaseStabilitas... 247

Tabel 4.95 Jejak Data... 248

Tabel 4.96 Data Perubahan... 249


(15)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii

Tabel 4.98 Perubahan Level Data... 251 Tabel 4.99 Overlap... 252

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 RincianSiklusPengembanganAplikasiMultimedi……….… 41 Gambar 2.2 Contoh PECS………... 45

Gambar 2.3 ASD Visual Aids ……….…… 45

Gambar 4.1 Profil R………...….… 88

Gambar 4.2 Gambar 4.2 Kebiasaan R di Rumah dan Sekolah………… 96

Gambar 4.3 Kebiasaan BurukR………..…… 96

Gambar 4.4 Profile S……….…..… 98


(16)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiv

Gambar 4.6 Klasifikasi Simbol……….………..…… 110

Gambar 4.7 Klasifikasi Ekspresi Wajah……….……… 110

Gambar 4.8 Klasifikasi Hewan………..…… 111

Gambar 4.9 Klasifikasi Buah……….………...… 111

Gambar 4.10 Klasifikasi Aktivitas……….……… 112

Gambar 4.11 Klasifikasi Permainan……….………..… 112

Gambar 4.12 Klasifikasi Pakaian dan Perlengkapan..…….……… 113

Gambar 4.13 Klasifikasi Geometri……….………..…….… 113

Gambar 4.14 Klasifikasi Makanan……….……….…..……. 114

Gambar 4.15 Klasifikasi Minuman……….………….……….…. 114

Gambar 4.16 Klasifikasi Rasa ……….……….……. 115

Gambar 4.17 Klasifikasi Warna……….………..……….…. 115

Gambar 4.18 Klasifikasi Tempat……….………..……….…. 116

Gambar 4.19 Klasifikasi Cuaca……….………..………..….…. 116

Gambar 4.20 Klasifikasi Alat Transportasi……….………..………… 114

Gambar 4.21 Klasifikasi Gambar Kartu yang Menyulitkan Anak MencariGambar……….………... 118

Gambar 4.22 Beberapa Perekat yang Rusak di Kartu dan Papan Komunikasi……….………... 117

Gambar 4.23 Design Aplikasi Multimedia Metode PECS………….. 124

Gambar 4.24 Layar Utama Design Aplikasi Multimedia Metode PECS 125 Gambar 4.25 Design Layar Utama Aplikasi Multimedia Metode PECS 126 Gambar 4.26 Logo Aplikasi PECS……….………... 127


(17)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xv

Gambar 4.27 Cover Aplikasi……….………... 128

Gambar 4.28 Login PengunaanAplikasi……….... 128

Gambar 4.29 Layar Utama Aplikasi……….……….. 130

Gambar 4.30 Layar Pra Pembelajaran Atau Layar Alternatif ……... 130

Gambar 4.31 Klasifikasi Simbol Dalam Aplikasi………. 131

Gambar 4.32 Klasifikasi Aktivitas Dalam Aplikasi……….. 132

Gambar 4.33 Klasifikasi Makanan Dalam Aplikasi……….. 132

Gambar 4.34 Klasifikasi Minuman Dalam Aplikasi………... 133

Gambar 4.35 Klasifikasi Pakaian Dalam Aplikasi……….……... 133

Gambar 4.36 Klasifikasi Emosi Dalam Aplikasi.……….………... 134

Gambar 4.37 Klasifikasi Hewan Dalam Aplikasi……….... 134

Gambar 4.38 Klasifikasi Buah Dalam Aplikasi..……….………….... 135

Gambar 4.39 Klasifikasi ransportasi Dalam Aplikasi...………... 139

Gambar 4.40 Klasifikasi Permainan Dalam Aplikasi …………... 136

Gambar 4.41 Klasifikasi Tempat Dalam Aplikasi…….………... 136

Gambar 4.42 Klasifikasi Rasa Dalam Aplikasi………….……... 137

Garmbar 4.43 Klasifikasi Cuaca Dalam Aplikasi……… 137

Gambar 4.44 Klasifikasi Waktu Dalam Aplikasi………..…. 138

Gambar 4.45 Klasifikasi Objek Gambar Dalam Aplikasi…………... 138

Gambar 4.46 Klasifikasi Bentuk Dalam Aplikasi………….………... 139

Gambar 4.47 Klasifikasi Warna Dalam Aplikasi…………..………... 139

Gambar 4.48 Layar Fase I……….………... 140


(18)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xvi

Gambar 4.50 Gambar Chitato Pada Layar………...…….… 141

Gambar 4.51 Perbesar Gambar……….………..…... 141

Gambar 4.52 Gambar Chitato Pada Simbol Keinginan……….. 141

Gambar 4.53 Fase II Layar Berwarna Biru……….………... 142

Gambar 4.54 Jarak Antara Guru dan Anak………. 143

Gambar 4.55 Anak Mencari Gambar yang Diinginkan………. 143

Gambar 4.56 Objek Keinginan Anak……….. 144

Gambar 4.57 Layar Fase III Warna Orange………..………….. 145

Gambar 4.58 Gambar yang Diinginkan dan Gambar yang Tidak Diinginkan……….…………..……... 145

Gambar 4.59 Objek Gambar yang Diinginkan………….………... 146

Gambar 4.60 Layar Fase IV Warna Hijau………...………... 147

Gambar 4.61 Simbol“ Saya Mau”……….………... 147

Gambar 4.62 Simbol dan Gambar……….……... 148

Gambar 4.63 Simbol Mau Mie Dalam Simbol Keinginan……... 148

Gambar 4.64 Fase V Warna Kuning……….……... 149

Gambar 4.65 Simbol Dan 2 Gambar Pada Layar……….………... 149

Gambar 4.66 Simbol Dan 2 Gambar Pada Layar Keinginan……..….. 150

Gambar 4.67 Layar Fase IV Warna Ungu……….. 151

Gambar 4.68 Simbol “Senang” ……….………... 151

Gambar 4.69 Gambar Simbol Dan Gambar di Layar Keinginan…... 152

Gambar 4.70 Simbol Dan Gambar Dalam Layar Keinginan……... 152 Gambar 4.71 Memberikan Pelatihan Mengenai Aplikasi Metode PECS 263


(19)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xvii

Gambar 4.72 Guru Mengaplikasikan Aplikasi Multimedia Metode PECS 263

Gambar 4.73 Praktek Aplikasi Guru di Kelas ………. 264 Gambar 4.74 Orangtua Mempraktekan Aplikasi Multimedia Metode

PECS……….………... 264


(20)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xviii

Bagan 3.1Eksploratory Mixed Methods Research Design ………. 53

Bagan 3.2 Design Penelitian ………..……… 54

Bagan 3.3 Proses Penelitan Tahap Satu ……….……… 57

Bagan 3.5 Proses PenelitianTahap Dua ………. 72 Bagan 4.1 Langkah-Langkah Rancangan Pengembangan Aplikasi …. 122


(21)

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ………..… 280

LAMPIRAN II

Pedoman Wawancara ………. 284

Hasil Wawancara ………...……… 288

Pedoman Observasi ……… 302

LAMPIRAN III

Instrumen Penelitian Metode PECS ……….…….. 303 Instrumen Penelitian Kecakapan Komunikasi ……… 315

Jadwal Kegiatan ……… 331

LAMPIRAN IV

Foto-Foto Kegiatan ……… 333


(22)

1

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kongres Autisme tahun 2003, menyatakan bahwa kasus penyandang ASD (Autisme Spectrum Disorder) di dunia diperkirakan 4-5 per 10.000 kelahiran. Prevalensi meningkat menjadi 10-20/10.000 individu (Faradz, 2003). Di Amerika Serikat ASD sudah dinyatakan sebagai National Alarming karena angkanya mencapai 1 antara 150 penduduk, bahkan dibeberapa daerah mencapai 1:100 (Sutadi, 2003). jika diasumsikan setiap 150 anak terdapat 1 anak ASD, maka di Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 420.000 anak ASD dengan rentang usia 5-19 tahun.

Penelitian Wignyosumarto (2003) menyatakan bahwa kebanyakan anak

ASD disebabkan oleh infeksi pada otak janin, dikarenakan ibu menderita radang otak. Hal senada juga dijelaskan Hardiono (2003:4) bahwa anak ASD memiliki kelainan pada semua struktur otak misalnya pada otak kecil (cerebelum), lapisan luar otak besar (korteks serebri), sistem limbik (fungsi luhur), korpus kalosum (penghubung otak kanan dan kiri) dan batang otak. Anak ASD mengalami gangguan perkembangan yang kompleks yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada perkembangan mencakup: aspek komunikasi, motorik, perilaku, sosial emosi, sensori serta aspek akademik.

Seiring dengan jumlah penyandang ASD di Indonesia akan berdampak pada pendidikan yang akan diberikan pada anak-anak penyandang ASD tersebut, hal inilah yang menjadi bahan perhatian dari berbagai elemen masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk membantu penyandang ASD, mulai dari pelayanan diteksi dini diberbagai klinik tumbuh kembang anak, juga pelayanan di pusat-pusat terapi. Tujuan didirikannya pusat-pusat terapi tersebut adalah membentuk perilaku positif


(23)

2

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan mengembangkan kemampuan anak yang terhambat, dengan kata lain meningkatkan potensi anak ASD untuk "mainstreaming" dalam lingkungan masyarakat. Artinya anak mampu berintegrasi dan berinteraksi dalam berbagai lingkungan dalam kehidupannya, misalnya: lingkungan keluarga, sekolah dan dalam situasi pergaulan dimanapun.

ASD (Autisme Spectrum Disorder) ditandai dengan ciri-ciri utama antara lain: tidak peduli dengan lingkungan sosial, tidak bisa berinteraksi dalam pergaulan sosialnya, perkembangan bicara dan bahasa tidak biasa dan reaksi atau pengamatan terhadap lingkungan terbatas. (Yatim, 2000). karakter anak ASD mengalami gangguan dalam bidang komunikasi, bahasa, interaksi sosial dan perilaku. Perkembangan anak ASD berbeda dengan anak lainnya, terdapat tiga elemen yang dikenal dengan “The Traid of Impairment” yang mencakup: imajinasi (imagination), interaksi sosial (social interaction) dan komunikasi sosial (social interaction). Anak ASD mengalami kegagalan dalam interaksi sosial, anak ASD sering terlihat menarik diri, lebih senang bermain sendiri, menunjukkan perilaku yang tidak hangat, tidak ada kontak mata dengan orang lain. Dalam hal komunikasi anak ASD tidak berusaha mencari alternatif dalam berkomunikasi seperti penggunaan bahasa nonverbal. Anak ASD tidak dapat mempertahankan percakapan atau komunikasi dengan orang lain. Hal ini disebabkan anak-anak ASD mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa.

Anak ASD mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena mereka mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya (Williams dan Wright, 2004). Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam menjalin komunikasi dengan orang lain. Anak ASD umumnya mengalami perkembangan bahasa yang lambat, mengucapkan kata-kata yang sulit dimengerti atau kata yang diulang-ulang, mengalami kendala dalam meniru atau berimajinasi sehingga anak ASD mengalami kendala dalam berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Bondy Dan Frost (Fadhilah dan


(24)

3

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sjah, 2003: 213) tujuan dari komunikasi adalah mengungkapkan keinginan, mengekspresikan perasaan dan bertukar informasi. Ketidakmatangan atau adanya gangguan dalam aspek-aspek bahasa dapat menghambat perkembangan kemampuan komunikasi.

Hambatan komunikasi dipengaruhi oleh berbagai aspek perkembangan, kemampuan komunikasi juga dipengaruhi oleh sistem biologis dan syaraf, pemahaman (kemampuan kognitif), dan kemampuan sosial (Sunardi dan Sunaryo, 2006:184). Hal senada juga dikemukakan oleh Baron and Balton (1994:14) menjelaskan bahwa anak ASD mempunyai masalah atau gangguan dalam komunikasi seperti perkembangan bahasa yang lambat atau sama sekali tidak ada, sulit berbicara, penggunaan kata-kata yang tidak sesuai artinya. Lebih lanjut Baron dan Bolton menyatakan bahwa anak ASD sebagian tidak berbicara (non verbal) atau sedikit berbicara hingga usia dewasa. Anak ASD yang bisa berbicarapun belum tentu memiliki kecakapan komunikasi dan pemahaman bahasa yang benar, karena anak ASD cenderung berbicara dengan rote learning atau menghafal tanpa mengetahui maknanya.

Umumnya anak ASD memiliki hambatan dalam aspek perkembangan yang meliputi pemahaman, menyatakan keinginginan, pengungkapan diri, sulit memusatkan perhatian, dll. Anak ASD terkesan tidak peduli, suka menyendiri, individual, pendiam serta tidak mampu berinteraksi terhadap lingkungannya walaupun dalam komunikasi yang sangat sederhana seperti melakukan kontak mata dengan orang lain. Pada anak ASD tidak jarang ditemui mereka lebih tertarik pada benda dibandingkan manusia termasuk orangtuanya. Budiman (1997) mengemukakan bahwa anak ASD mengalami kesulitan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal dan ketika mereka menginginkan sesuatu caranya adalah menarik-narik tangan orang lain untuk mendapatkannya, selain itu mereka juga sangat kaku dengan kegiatan rutin mereka, seakan-akan mereka sedang menjalani ritual tertentu. Anak ASD mengalami kesulitan berbicara atau menunjukkan ekolali (pengulangan


(25)

kata-4

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kata) sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di lingkungannya.

Anak ASD mengalami hambatan dalam bahasa ekspresif maupun dalam bahasa reseptif. Hal ini terlihat anak ASD tidak mampu menjawab mengenai pertanyaan yang sifatnya umum dalam aspek kehidupan sehari-hari, menyebutkan nama-nama kelompok benda, menjawab pertanyaan sederhana, bercerita mengenai kejadian yang dialami atau bertanya mengenai penggunaaan kata apa/siapa, mengapa, di mana dan kapan. Anak ASD mengalami hambatan dalam berkomunikasi serta ketidakmampuan dalam kontak mata sehingga kemampuan bahasanya tidak dapat berkembang.

Kebanyakan anak ASD memiliki visual memori lebih baik dibandingkan auditory memori (Hodgdon, 1995). Anak ASD lebih memahami dan mengingat melalui visual learner atau visual thingking, dengan belajar secara visual akan memudahkan anak ASD untuk berkosentrasi dan memahami sesuatu suatu pembelajaran. Penggunaan media dengan strategi visual (alat bantu visual) dapat digunakan dalam mengajarkan keterampilan komunikasi. Salah satu strategi visual dalam membantu anak ASD dalam meningkatkan kecakapan komunikasi adalah PECS (Picture Exchange Communication System). PECS merupakan suatu pendekatan untuk melatih komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal (Bondy dan Frost, 1994:2).

PECS merupakan metode yang memadukan pengetahuan dari terapi berbicara dengan memahami kondisi keadaan komunikasi anak. Metode PECS diharapkan mampu mendorong anak ASD dapat meningkat berkomunikasi secara verbal. PECS merupakan salah satu bentuk komunikasi augmentatif yang digunakan oleh individu yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal. Wallin (2004) mengutif pernyataan Bondy dan Frost (1994) bahwa komunikasi augmentatif dikembangkan untuk membantu individu dalam memperoleh sarana komunikasi fungsional yang cepat.


(26)

5

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komunikasi adalah masalah utama bagi anak ASD, dibutuhkan berbagai cara atau pendekatan tertentu untuk mengembangkan kemampuan komunikasinya, sehingga anak ASD membutuhkan sebuah media yang mampu mengembangkan kemampuan komunikasi. Yoder dan Stone (2006) membandingkan antara anak-anak yang menggunakan PECS dengan sistem yang lain. Hasilnya menunjukkan bahwa anak ASD yang dilatih dengan menggunakan PECS lebih efektif. Dalam penelitian Meimulyani (2009), sebaiknya metode PECS menambahkan efek suara agar dapat meningkatkan keinginan anak untuk berkomunikasi,

Berdasarkan kosep metode PECS, peneliti mencoba mengembangkan metode PECS dalam bentuk software aplikasi multimedia metode PECS. Aplikasi tersebut diharapkan mampu mendorong anak ASD dalam meningkatkan kecakapan komunikasi serta memberikan nilai praktis serta efektif dalam penggunaannya. Dalam hal ini, aplikasi multimedia metode PECS sebagai salah satu intervensi dalam meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD.

Dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin melakukan penelitian, “ Apakah ada pengaruh aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange Communication System) dalam meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) di Sekolah Khusus Citra Anindya, Tangerang-Banten”.

B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

1. Rumusan Masalah

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange Communication System) dalam meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder)?


(27)

6

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari fokus penelitian, peneliti memaparkan pertanyaan penelitian:

a. Bagaimana kondisi objektif hambatan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) saat ini?

b. Bagaimana kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) melalui media kartu-kartu gambar PECS?

c. Bagaimana langkah-langkah rancangan aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange Communication System)?

d. Apakah aplikasi multimedia metode PECS Picture Exchange Communication System) dapat digunakan dan dijadikan alat komunikasi untuk anak ASD?

e. Apakah aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange Communication System) berpengaruh terhadap peningkatan kecakapan komunikasi anak ASD?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: memodifikasi metode PECS (Picture Exchange Communication System) ke dalam aplikasi multimedia sehingga dapat mengembangkan kecakapan komunikasi anak ASD (Austime Spectrum Disorder).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat diantaranya:

1. Bagi Guru/Terapis

Untuk dapat mengembangkan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) serta menyediakan media pembelajaran yang tepat. 2. Bagi Sekolah

Memberikan informasi serta menyediakan media pembelajaran komunikasi bagi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) yang mengalami hambatan komunikasi.


(28)

7

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah khasanah pengetahuan sehingga dapat melanjutkan penelitian mengenai pengaruh aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange Communication System) dalam mengembangkan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) diharapkan diadakan penelitian lanjutan yang dapat melengkapi atau memperkaya hasil penelitian.


(29)

52

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Salah satu penentu kualitas penelitian adalah pemilihan metode penelitian yang tepat. Salah satu penentu kualitas penelitian adalah pemilihan model penelitian yang tepat karena ketepatan metode membawa penelitian ke arah hasil yang baik. Sebuah penelitian yang baik, harus dilakukan dengan berbagai metode yang tepat yang sesuai dengan tujuan penelitian.

A.Pendekatan Penelitian

Penelitian ini melakukan metode ”Mix Methods Research” yaitu perpaduan metode kualitatif dan kuantitatif. Mix Methods Research adalah kombinasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian di bandingkan hanya satu pendekatan (Sugiyono, 2000).

Alasan menggunakan Metode Mix Methods Research yaitu: Pendekatan kualitatif akan menjawab pertanyaan penelitian mengenai kondisi objektif hambatan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder), kecakapan komunikasi anak ASD melalaui kartu-kartu gambar, serta langkah-langkah perancang aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange Communication System). Untuk pertanyaan penelitian mengenai aplikasi multimedia metode PECS dapat diterapkan dan dijadikan alat dalam meningkatkan komunikasi serta pengaruh aplikasi multimedia metode PECS terhadap peningkatan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Autisme) dijawab dengan melakukan pendekatan kuantitatif.

B.Design Penelitian

Design penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu Exploratory Mixed MethodsResearch Design yaitu metode penelitian kombinasi yang


(30)

53

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011:404) bahwa metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah suatu penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitan sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan objektif.

Penelitian tahap awal dilakukan penelitian kualitatif dan penelitian kedua menggunakan penelitian kuantitatif. Design yang diaplikasikan untuk mengeksporasi suatu fenomena, tema-tema, merancang suatu instrumen atau produk lalu melakukan pengujian. Design bagan penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

Bagan 3.1 Eksploratory Mix Methods Research Design (Cresswell dalam Sugiyono, 2007)

Keterangan:

1. Tanda panah menunjukkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan setelah pengumpulan data kualitatif

2. Data penelitian kualitatif dan kuantitatif saling bersinergis

Secara keseluruhan design penelitian dapat dilihat seperti gambar tersebut: QUAN (DATA DAN HASIL) QUAL

(DATA DAN HASIL)

QUAL + QUAN (DATA DAN HASIL)


(31)

54

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Design Penelitian

Penelitian Tahap 2

Penelitian Tahap I

Deskripsi Hambatan Anak ASD

Pengumpulan Data Anak ASD

Rancangan Pembuatan Aplikasi Multimedia Metode PECS

Uji Coba Penggunaan Aplikasi Multimedia Metode PECS

Pembuatan Aplikasi Multimedia Metode PECS

Uji Coba Aplikasi

Multimedia Metode PECS dalam meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD

Validitas Oleh Team Ahli

Revisi Rancangan Aplikasi Multimedia Metode PECS

Proses Pengembangan Aplikasi Multimedia Metode PECS


(32)

55

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.2 Design Penelitian

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dibagi menjadi 2 tahap yaitu penelitian tahap pertahap menggunakan metode kualitatif dan penelitian tahap kedua menggunakan metode kuantitatif.

1. Penelitian Tahap Pertama

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan merumuskan pengembangan media dalam mengembangkan kecakapan komunikasi anak ASD. Pendekatan kualitatif adalah proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi dengan menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.

Menurut Moleong (2002:3) menyatakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif. Menurut Djajasudarma (2006: 11) bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan informa. Sedangkan Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

a. Lokasi Peneliti& Subjek Peneliti

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Khusus Citra Anindya, Bintaro Tangerang. Penelitian dimulai awal bulan Maret-Juni 2014.Subjek


(33)

56

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah anak ASD yang mengalami anak ASD (non verbal). Anak ASD non verbal mengalami keterbatasan dalam komunikasi, menjawab pertanyaan, mengekspresikan diri. Adapun subjek penelitian sebagai berikut:

1). Anak ASD yang sudah mampu merespon perintah

2). Anak ASD yang mampu mengelompokan gambar sesuai dengan gambar asli

3). Anak ASD yang mampu menyamakan gambar 4). Anak ASD yang mampu mengklasifikasikan gambar

5). Anak ASD yang tidak memiliki masalah pada motorik halus

b. Informan Penelitian

Menurut Burhan Bungin (Bungi, 2007: 108) bahwa informan penelitian adalah orang yang diperkirakan menguasai, dan memahami data, informasi atau fakta subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah:

1). Guru

Guru memiliki peranan yang signifikan dan diasumsikan memiliki peranan yang memadai mengenai kemampuan komunikasi subyek, serta menjalin komunikasi yang intensif

2). Anggota Keluarga

Peranan keluarga dianggap memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai kegiatan aktivitas sehari-hari di rumah. Informan keluarga mencakup: ayah, ibu, kakak, adik serta pengaruh serta dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kemampuan komunikasi subyek


(34)

57

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Proses Penelitian

Proses penelitian tahap satu yang dilakukan dalam tahap ini mencakup:

Studi Pendahuluan dengan pendekatan kualitatif

Tahap studi pendahuluan melalui dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif yang mencakup: kondisi objektif anak dalam aspek komunikasi, media pembelajaran dalam mengembangkan kecakapan komunikasi yang digunakan anak saat ini, dll

Pengumpuan Data Anak

Data-data mengenai anak didapat dari hasil observasi dan wawancara baik dengan guru maupun dengan orangtua

Rancangan Pembuatan Aplikasi Multimedia PECS

Setelah peneliti mendapat informasi mengenai keadaan objektif anak serta pengumpulan data maka dirancang modifikasi pembuatan aplikasi multimedia PECS

Pembuatan Aplikasi Multmedia PECS

Modifikasi aplikasi multimedia PECS dibuat berdasarkan kebutuhan anak serta modifikasi 6 tahapan metode PECS yang mencakup: Phase one Initiating

Communication, Phase Two Expanding the Use of Picture, Phase Three Choosing the Message in PECS, Phase Four Introducing the Sentence Structure in PECS, Phase Teaching Answering Simple Question, Phase Six Teaching Commenting

Validitas team ahli

Setelah pembuatan aplikasi dibuat, maka dilakukan validitas oleh team ahli dalam bidang AAC (Augmentatif and Alternative Communication) dan team ahli bidang kajian anak ASD


(35)

58

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.3 Proses Penelitian Tahap Satu

d. Teknik Pengumpulan Data

Sugiono (2007: 309) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam kondisi ilmiah, sumber data primer, teknik pengumpulan data lebih banyak pada data hasil observasi dan wawancara.

Dalam teknik pengumpulan data penelitian menggunakan: 1) Observasi

Penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut A. Muri Yusuf (2005: 132) observasi merupakan teliti dan sistematis tentang suatu objek. Sedangkan Anas Sugiono (1998: 76) menyatakan bahwa secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpung bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistmatis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas

Revisi aplikasi multimedia PECS

Revisi aplikasi dilakukan jika ada kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan aplikasi multimedia PECS


(36)

59

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung oleh peneliti secara aktif dan terencana melalui pengamatan untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan dalam penelitian. Data diperoleh berkat adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung. Menurut M.Q Patton yang dikutip Nasution (2003:59) bahwa manfaat observasi (penelitian secara langsung) yaitu:

a) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, sehingga dapat memproleh pandangan yang holistik

b) Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery

c) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh respon dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga

d) Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komperhensif

e) Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan pribadi misalnya merasakan suasana situasi sosial

Mengamati sekaligus berpastisipasi dapat menghasilkan data yang lebih banyak, lebih mendalam serta lebih terperinci. Menurut


(37)

60

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

M.Q Patton yang dikutip oleh Nasution (2003:60) “Participation observation is the most comperhensive of all types of reserach stategies” Agar menjadi peneliti sekaligus pengamat, peneliti hendaknya turut serta dalam berbagai peristiswa dan kegiatan. Peneliti akan mempunyai kesempatan dalam mengumpulkan data yang banyak, cermat dan terperinci.

2) Wawancara

Setiap manusia mempunyai persepsi yang berbeda-beda, oleh sebab itu persepsi kita mengenai dunia di sekitar tidak sama dengan orang lain. Dalam penelitian kualitatif untuk mengetahui persepsi respon peristiwa yang terjadi dilakukan dengan wawancara. Arikunto (1998:98) mengatakan bahwa wawancara adalah sebuah dialog atau pernyataan yang dilakukan antar dua orang atau lebih oleh pewawancara dengan bertatap muka dengan tujuan untuk memperoleh informasi aktual untuk menafsirkan dan menilai kepribadian individu atau untuk tujuan-tujuan konseling (penyuluhan) dari terwawancara.

Sedangkan Nasution (2003: 74) mengemukakan pendapatnya bahwa wawancara dihadapkan kepada dua hal yaitu: pertama, kita harus secara nyata mengadakan interaksi dengan responden. Kedua, kita harus menghadapi kenyataan adanya pandangan orang lain yang berbeda dengan pandangan diri sendiri. Data yang dikumpulkan bersifat verbal dan non verbal namun pada umumnya yang diutamakan adalah data verbal yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab.

Tujuan wawancara menurut Nasution (2003:73) adalah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia (informasi emic) yaitu


(38)

hal-61

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hal yang tidak dapat dilakukan melalui observasi. Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Melalui wawancara dapat dilakukan tiga macam pendekatan (Nasution, 2003: 74) yaitu:

a) Dapat bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas, kesantaian, tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya

b) Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan c) Menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terperinci namun

bersifat terbuka yang telah disiapkan terlebih dahulu dan akan diajukan menurut urutan atau rumusan yang tercantum.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :


(39)

62

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1). Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

(2). Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

(3). Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.

Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu: retan terhadap bisa yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

(a). Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

(b). Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab langsung yang dilakukan peneliti dan subjek peneliti mengenai suatu permasalahan yang dteliti.

e. Instrumen Penelitian

Dalam konteks ini peneliti berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, penafsiran dan akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat (instrumen) pengumpulan data utama karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden dan objek lainnya serta mampu memahami kaitan kenyatan-kenyataan di lapangan.


(40)

63

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian, Maloeng (2007: 169-172) menyarankan ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen penelitian antara lain:

1) Responsif. Manusia sebagai intrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.

2) Dapat menyesuaikan diri. Manusia sebagain intrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data.

3) Menekankan keutuhan. Manusia sebagai intrumen memanfaatkan imajinasinya dan memandang dunia sebagai suatu keutuhan, jadi sebagai konteks yang berkesinambungan di mana mereka memandang dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai suatu yang real, benar dan mempunyai arti.

4) Berdasarkan diri atas perluasan pengetahuan. Manusia sebagai instrumen penelitian terdapat kemampuan untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman praktis.

5) Memproses data secepatnya. Kemampuan lain yang ada pada manusia sebagain intrumen adalah memproses data secepatnya setelah diperolehnya, menyusun kembali, mengubah arah inkuri atas dasar penemuan, merumuskan hipotesis kerja sewaktu berada di lapangan, dan mengetes hipotesis kerja pada respondennya.

Keberadaan peneliti sebagai instrumen alat pengumpulan data utama. Maloeng (2008:9) menyatakan: penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama dengan menggunakan metode penelitian yang meliputi: pengamatan, wawancara dan penelaah dokumen. Data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar. Senada dengan Maloeng, Andi (2010:15) mengungkapkan bahwa metode penelitian sangat mengutamakan manusia sebagai instrumen


(41)

64

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian, sebab mempunyai adaptabilitas tinggi sehingga senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah selama penelitian.

3.1. Tabel Pemetaan Instrumen Penelitian

No Penjabaran Tehnik Instrumen

1 Mengetahui keadaan objektif hambatan komunikasi anak

Wawancara Observasi Asesmen

Instrumen asesmen Pedoman

Wawancara 2 Kecakapan komunikasi anak ASD

(Autisme Spectrum Disorder) setelah dilakukan intervensi

Wawancara Observasi

Pedoman Observasi

3 Perancang aplikasi multimedia metode PECS

Observasi Wawancara

Pedoman Observasi Pedoman

Wawancara 4 Aplikasi multimedia metode

PECS (Picture Exchange

Communication System) sebagai alat dalam meningkatkan


(42)

65

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kecakapan komunikasi untuk anak ASD (Autisme Spectrum

Disorder)

5 Aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange Communication System)

berpengaruh terhadap kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder)

Eksperimen Checklist

Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa metode penelitian berusaha mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan data dan fakta yang sebenarnya. Untuk melengkapi data dan membandingkan dengan data yang ditemukan dalam observasi dan wawancara.

(1). Pedoman Observasi

Dalam melakukan observasi dilakukan secara langsung agar mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan keadaan di lapangan. (2). Pedoman Wawancara.

Sebelum melakukan proses wawancara, sebaiknya membuat pedoman wawancara yang berisi pokok-pokok masalah yang menjadi bahan permasalahan serta pihak-pihak yang terkait dalam proses wawancara.


(43)

66

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

No Pertanyaan Penelitian Aspek Indikator Sub Indikator Tehnik Pengumpulan

Data

Instrumen Sumber Data

Nomer Item

1 Bagaimana kondisi

objektif hambatan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum

Disorder)

Anak ASD (Autisme

Spectrum Disorder)

Haryana dan Zaenal (2012) gangguan komunikasi ASD mencakup:

a. Minim komunikasi b. Sedikit bicara

c. Tidak menggunakan bahasa isyarat

- Jarang berkomunikasi dalam lingkungan sosial

-Saat berkomunikasi memberikan respon singkat

-Ketika diberikan pertanyaan, jawaban yang diberikan sebatas satu atau dua kata

-Minim komunikasi secara verbal -Tidak menggunakan bahasa tubuh -Berbicara tanpa arti

berulang-ulang

Observasi Pedoman

Observasi

Guru, Orangtua


(44)

67

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mengoceh dengan

bahasa yang tidak

dimengerti

e. Kejanggalan penekanan suara

f. Tidak berekspresi

g. Sering mengulang kata

-Mengoceh berulang-ulang namun

tidak dapat dimengerti orang lain

-Mampu menirukan beberapa

kalimat namun terdapat penekatan suara

-Ekspresi datar ketika berbicara dengan orang lain

-Melakukan pengulangan kalimat

2 Bagaimana kecakapan

komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum

Disorder) setelah

dilakukan intervensi

Anak ASD (Autisme

Spectrum Disorder)

- Sadar tingkah lakunya mempengaruhi orang lain

- Dapat mengulangi

kata/suara untuk diri sendiri

- Anak mulai memahami bahwa

komunikasi penting dalam kehidupannnya di lingkungan sekolah atau rumah

-Mampu mengucapkan beberapa

kata melalui kartu atau gambar

-Mampu memahami suatu

perintah atau intruksi sederhana

Observasi dan Wawancara

Pedoman Observasi dan wawancara

Guru dan Orangtua


(45)

68

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Dapat mengikuti

perintah sederhana

- Memahami rutinitas

sehari-hari

-Mampu memahami aktivitas

sehari-hari dimulai yang

dilakukan seperti: mandi, makan, sekolah, dll

3 Langkah-langkah

perancang aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange

Communication System)

Anak ASD (Autisme

Spectrum Disorder)

-Pemahaman mengenai

metode PECS

-Memodifikasi aplikasi

multimedia metode

PECS terdapat anak Asd

yang mengalami

gangguan komunikasi

-Validasi team ahli

mengenai

pengembangkan aplikasi

multimedia metode

PECS

-Revisi aplikasi

multimedia metode

PECS

-Pemahaman 6 langkah metode

PECS mencakup:

-Langkah-langkah pembuatan aplikasi multimedia metode PECS dan gangguan komunikasi anak ASD berdasarkan kebutuhan anak

-Validitas team ahli di bidang kajian IT (ACC (Augmentatif and

Alternative Communication)

Observasi dan Wawancara

Pedoman Observasi dan wawancara


(46)

69

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 Apakah aplikasi

multimedia metode PECS dapat diterapkan dijadikan alat dalam meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD

Anak ASD (Autisme

Spectrum Disorder)

-Pelaksanaan aplikasi

multimedia PECS dalam meningkatkan

kecakapan komunikasi

anak ASD

-Anak mampu memahami kalimat yang dipergunakan sehari-hari seperti: makan, minum, dll dalam bentuk simbol

-Mampu mengkombinasikan

simbol

-Mampu memahami konsep apa,

sebutkan dalam sebuah gambar

Eksprimen Pedoman

Eksperimen

Anak, Guru, Orangtua, Tim Ahli

5 Apakah aplikasi

multimedia metode PECS berpengaruh terhadap peningkatan kecakapan komunikasi anak ASD

Anak ASD (Autisme

Spectrum Disorder)

-Pelaksanaan aplikasi

multimedia PECS dalam meningkatkan

kecakapan komunikasi

anak ASD

- Anak mampu menyusun kata

melalui gambar

- Anak mampu menyusun kata 3-4 kata dalam bentuk gambar

- Mengkombinasikan gambar dan

tulisan

Eksperimen Pedoman

Eksperimen


(47)

70

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Keabsahan Data dan Keajegan Penelitian

Penelitian kualitatif harus mengungkapkan kebenaran yang objektif, karena itu keabsahan data dalam penelitian kualitatif sangat penting, melalui keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat tercapai. Yin (2003) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah Sebagai berikut:

1) Keabsahan Konstruk (Construct validity)

Keabsahan kontrak dalam penelitian ini, ditempuh terutama dengan trianggulasi sumber yaitu dengan melibatkan beberapa nara sumber untuk diperbandingkan satu dengan yang lain dalam menemukan makna. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi. Menurut Moleong (2007: 330) mengatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.

Menurut Bungi (2003:2) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :

a) Triangulasi data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

b) Triangulasi Pengamatan

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi


(48)

71

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

c) Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.

d) Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

2) Keabsahan Internal (Internal validity)

Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat.

3) Keabsahan Eksternal (Eksternal validity)

Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus-kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

4) Keajegan (Reabilitas)

Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi.Dalam penelitian ini,


(49)

72

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya memperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama.

Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data. Dalam data penelitian kualitatif dijadikan acuan dalam pengembangan aplikasi multimedia metode PECS dalam meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder).

g. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan dari awal penelitian sampai selesai pengumpulan data. Menurut Bogdan (1982) dalam Sugiyono (2008: 88) menyatakan bahwa analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara sistematis, data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Prosedur dalam menganalisis data kualitatif menurut Burhan Bungi (2003:70) adalah :

1) Pengumpulan data (Data Collection). Pengumpulan data merupakan bagian integral dari analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada pengumpulan ini adalah menggunakan wawancara dan observasi. 2) Reduksi data (Data Reduction), mereduksi data berarti proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, menelusur tema, dll dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan. Sehingga mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.


(50)

73

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Penyajian data (Data Display) adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data disajikan dalam bentuk teks naratif.

4) Kesimpulan atau Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification), merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat serta mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukan adalah kesimpulan yang kredibel.Verifikasi dimaksud agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian agar tepat dan objektif.

2.Penelitian Tahap Dua

Penelitian tahap dua merupakan penelitian yang dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan melakukan uji coba aplikasi multimedia metode PECS. Proses penelitian tahap dua yang dilakukan dalam tahap ini mencakup:


(51)

74

Erni Endah Wahyuni, 2014

Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 3.4 Penelitian Tahap Dua

a. Desain Penelitian

1) Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2007:13) data penelitian pada pendekatan kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan Arikunto (2006:12) menyatakan bahwa penelitian

Proses Pengembangan Aplikasi Multimedia Metode PECS

Tahap ini melakukan pengembangan dari aplikasi yang sudah dirancang di tahap I dengan melakukan aspek-aspek atau hal-hal yang harus kembangkan dalam pembuatan aplikasi multimedia

Uji Coba Aplikasi Multimedia Metode PECS

Melakukan uji coba aplikasi multimedia metode PECS kepada anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) non verbal

Uji Coba Aplikasi Multimedia Metode PECS Dalam Meningkatkan Kecakapan Komunikasi

Setelah tahap uji coba aplikasi multimedia metode PECS dalam meningkatkan kecakapan komunikasi kepada anak ASD non verbal diperoleh hasil uji coba tersebut serta pengelolaan data


(1)

Lewis, V. 1987. Development and Handicap. New York: Oxford University.

Mandala. 2008. Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Anak Autis

Dengan Menggunakan PECS. Im_mandala@yahoo.com.

Marzuki. 2000. Pengetahuan Dasar Tentang Autism. Makah Disampaikan Pada Seminar Autism. Jakarta: BEMJ PLB FIP UNJ.

Meimulyani, Y. 2009. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Melalui Sistem

Pertukaran Gambar PECS Pada Anak yang Tidak Komunikasi Secara Verbal. Tesis. Bandung: UPI (Universitas Pendidikan Indonesia).

Moleong, L. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Monks, F.J. 2001. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai

Bagian.Yogyakarta: Gadjahmada University Press.

Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhammad, A. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Inkuiri. Bandung: Tarsito Panggabean, R. 2003. Neurologi Gangguan Bicara. Konferensi Autisme Pertama:

Rowards a Better Life For Autistic Individual. Jakarta, 3-4 Mei 2003.

Poerwandari, E. K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Universitas Indonesia.

Pusponegoro, H. D. 2001. Gangguan Komunikasi. Jakarta: Anakku No 6/III Maret 2001


(2)

Rahardja, D. 2006. Pengantar Pendidikan Luar Biasa (Introduction to Special

Education). Japan: University of Tsukuba: Center for Research on

International Cooperation in Educational Development.

Rahmat, J. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Safaria, T. 2005. Autisme Pemahaman Baru Untuk Hidup Bermakna Bagi

Orangtua. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saputro, D. 2001. Deteksi Autisme Sejak Dini. Jakarta: Nakita 14 April 2001. Simarmata, J. 2006. Aplikasi Mobile Commerce Menggunakan PHP dan MySQL.

Yogyakarta: Andi Offset.

Sjah S, dan Fadillah. 2003. Membantu Anak ASD Berkomunikasi Secara Efektif. Konferensi Autisme Pertama: Rowards a Better Life For Autistic Individual. Jakarta, 3-4 Mei 2003

Sloan, L.J. 2007. Autistic Behaviour Encylopedy of Special Education.

www.books.googleco.id

Soemantri, S. 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.

Somad, P. 2007. Pengembangan Keterampilan Interaksi-Komunikasi Pada Anak

Berkebutuhan Khusus. Bandung.

Soenarto, S. 2005. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif. Jakarta. Makalah Disampaikan Pada Pelatihan Model Pembelajaran KBK, DPN.

Selvarajah, S. 2000. Parent of Autism Kids Plan Meeting. Singapure: The Straits Times.

Sugiono, A. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


(3)

Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Supriyanto, A. 2005. Pengantar Teknologi Indormasi. Jakarta: Salemba Infotek

Stokes, S. Developing Express Communication Skill for Non-verbal Children

With Autism. http://specialed.us/autism/nonverbal/non11.htm

Sunardi. 1996. Kecenderungan Dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.

Sunanto, J. 2005. Pengantar Penelitian Dengan Subyek Tunggal. Jepang: University of Tsukuba: Center for Research on International Cooperation in

Educational Development (CRICED).

Sunaryo, S. 2005. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif. Jurnal Inovasi dan Aplikasi Teknologi. Volume 9 nomer 1, Februari 2005.

Sunardi dan Sunaryo. 2006. Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Jurusan PLB UPI Bandung.


(4)

Jakarta: Progress.

Supriyanto, A.2005. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek.

Sutadi, R. 2003. Autisme. Kongres/Konferensi Nasional Autisme Indonesia. Jakarta 3-4 Mei 2003

Sutadi, R. 1997. Tatalaksana Perilaku Pada Penyandang Autisme dalam Simposium Tatalaksana Autisme. YAI. Jakarta 22 November 1997.

Sutadi R. 2002. Intervensi Dini Tatalaksana Perilaku Pada Penyandang Autisme. Simposium Autisme Masa Kanak. Surabaya

Sutjihati, S. 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud.

Suyanto, M. 2008. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogjakarta

Sutopo, A. H. 2003. Multimedia Interaktif Dengan Flash. Jakarta: Graha Ilmu. Suusman, F. 1999. More Than Words-Helping Parent Promote Communication

and Social in Children With Autisme Spectrum Disorder. Canada: Ontario, A

Hanen Centre Publication.

Tender, Jura. 2000. Teaching Language to Children With Autisme Terjemahan Sussane Romli dan Soetardjo, Workshop. Jakarta.

The American Speech Language Hearing Association. 2005. Augmentatif and

Alternative Communication (online). Tersedia di http://www.

asha.org/slp/clinic/acc. 15 Maret 2014.

Widyawati, Ika. 1997. Simposium Sehari Autisme; Gangguan Perkembangan


(5)

Wardhani, Y. F. 2009. Apa dan Bagaimana Autis, Terapi Media Alternatif. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Wignyosumarto. S. 2003. Autime: Sebagai Model Gangguan Syaraf Pusat, Gejala

Klinis dan Tata Terapi. Jogyakarta. Dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru

Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, 11 Desember 2003.

William, S. 2011. A Randomized Comparasion of The Effect of Two Prelingustic

Communication Interventions on The Acquisition of Spoken Communication in Preschoolers With ASD. EEX 4474 September, 29, 2011.

William, C and Wright, B. 2004. How to Live With Autism and Asperger

Syndrom. Jakarta: Dian Rakyat.

Wallin, J. M. 2004. Teaching Children With Autism a Resource. Retrieved September 2 2010, from http://www.polyxo.com/socialstories/.

Wallin, J. 2004. Teaching Children With Autism – This is a resource for parents, professionals, or anyone interested in teaching children with autism or other related developmental disorders. Available at: http://www.polyxo.com/

Wijayakusuma, H. 2001. Efektivitas Terapi Jarum Mutakhir Bagi Anak Autisme. Jakarta: Aura edisi Juli 2001

Wolfberg, P.J. 1999. Play Imajination in Children With Autisme. Teachers College, Columbia University, New York and London.

Yatim, F. 2003. Autisme Suatu Gangguan Jiwa Pada Anak-Anak. Jakarta: Pustaka Pupuler Obor.

Yin, R.K. 2003. Studi Kasus: Disain dan Metode. M. Djauzi Mudjakir (Penerjemah). Jakarta: PT Grafindo Persada.

Yoder and Stone. 2006. Research: A Randomized Comparison of the Effect of Two


(6)

p. 698-711. Tersedia :

http://autism.healingthresholds.com/research/randomized-comparison-effect-two-prelinguistic-communication-interventions-acquisition-spok

Yuliani. 2012. Sistem Komunikasi Aumentatif dan Alternatif Untuk Anak-Anak

degan Autisme Spectrum Disorder (ASD). Jakarta: Universitas Indonesia:

Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MEMINTA PADA ANAK AUTIS Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Meminta Pada Anak Autis Melalui Media PECS (Picture Exchange Communication System).

0 1 19

PENDAHULUAN Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Meminta Pada Anak Autis Melalui Media PECS (Picture Exchange Communication System).

0 2 13

DAFTAR PUSTAKA Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Meminta Pada Anak Autis Melalui Media PECS (Picture Exchange Communication System).

0 3 4

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MEMINTA PADA ANAK AUTIS MELALUI MEDIA PECS Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Meminta Pada Anak Autis Melalui Media PECS (Picture Exchange Communication System).

1 5 24

Peningkatan Komunikasi Ekspresif Melalui PECS (Picture Exchange Communication System) pada Anak dengan Autisme di SLB "X" Bandung.

0 3 29

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PECS (PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM) TERHADAP PERILAKU AGRESIF PADA ANAK AUTIS DI SLBAUTISME MITRA ANANDA KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 17

EFEKTIVITAS METODE PECS (PICTURE EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM) FASE I-IV TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI EKSPRESIF PADA ANAK AUTIS KELAS 1 SDLB DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

6 35 180

metode PECS (Picture Exchange Communication System) untuk meningkatkan kecakapan komunikasi anak autis

0 0 15

Aplikasi Multimedia Pembelajaran Metode PECS (Picture Exchange Communication System) untuk Membantu Perkembangan Komunikasi dan Interaksi Anak Autis

0 0 10

PENGARUH PECS (PICTURE EXCHANGE COMMUWCA TZON SYSTEM) TERHADAP KOMUNIKASI ANAK AUTISTLK

0 0 91