Pengembangan Produk Shaved Ice Menggunakan Model Pengembangan Stage Gate.

(1)

ABSTRAK

Perlu untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Bergantung pada bagaimana suatu produk dirancang pada awalnya, akhir suatu perusahaan ditentukan. Tak hanya bertumpu pada satu bagian dalam perusahaan, kelangsungan perusahaan bergantung pada semua bagian.

Perancangan produk, baik bagian pemasaran, manufaktur, ataupun desain, semua bertanggungjawab di dalamnya (Ulrich & Eppinger, 2001).Orang yang berwirausaha perlu untuk mengetahui bagaimana merancang produk yang dapat membuat perusahaan bertahan dalam jangka waktu lama.

Desain yang digunakan untuk merancang suatu produk menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan produk tersebut pada konsumen (Klimchuk & Krasovec, 2007). Sehingga penting untuk merancang desain yang mengkomunikasikan produk terhadap konsumen.

Proposal tesis ini berisi pembahasan tentang pengembangan produk es serut yaitu The Crow Ice dengan model pengembangan Stage-Gate. Bagaimana produk ini dirancang? Bagaimana pengembangannya mulai dari pembuatan produk, desain, alat promosi hingga prototipenya? Bagaimana hasil produk akhir dari revisi yang dilakukan? Pembahasan ini akan menjelaskan mengenai pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan model pengembangan Stage Gate - Cooper. Kata kunci : new product, design, development, model


(2)

ABSTRACT

It is necessary for every company to put up a long-term continuity of their products so they will survive longer on market. The survival of every company pretty much determined by how their products designed at the beginning, and that is a responsibility of every department on that company, not only one part of the team.

Developing a great product is a responsibility of the marketing team, manufacturing team, and design team (Ulrich & Eppinger, 2001). Entrepreneurs need to know how to design and develop a product that will survive longer on market.

Design is a communication tool to deliver information of a product to customer (Klimchuk & Krasovec, 2007). Therefore it is important to create a well-designed product for customer, to get a good position on market.

This thesis is about a product development and design for “The Crow Ice” shaved-ice with Stage-Gate development model. How to design this product? How to develop the product, designs, and prototype? How to do the final validation? This thesis explains those questions using a development model, Stage-Gate, by Cooper.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN………

LEMBAR PENGESAHAN………..

LEMBAR PERNYATAAN………..

ABSTRAK……….

ABSTRACT………..

KATA PENGANTAR………..

DAFTAR ISI……….

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR GAMBAR………

DAFTAR LAMPIRAN……….

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………... 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 1.3 Tujuan Penelitian………... 1.4 Manfaat Penelitian………... 1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian………. 1.6 Sistematika Penulisan………

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN, RERANGKA PENELITIAN DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Kepustakaan……… i ii iii iv v vi vii ix xi xiii 1 4 5 5 6 6 7


(4)

2.1.1.2 Tahapan NPD………. 2.1.1.3 Analisa dalam NPD……… 2.1.2 Preferensi Konsumen……… 2.1.2.1 Faktor Internal Konsumen………. 2.1.2.2 Faktor Eksternal Konsumen………... 2.2 Rerangka Penelitian……… 2.3 Model Penelitian……….

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Proses Menjawab Pertanyaan Penelitian……… 3.2 Langkah Stage-Gate Modeldalam Penelitian……… 3.3 Obyek, Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel……… 3.4 Metode Penelitian………...……… 3.4.1 Metode Penelitian yang Digunakan………... 3.4.2 Operasionalisasi Variabel………...………... 3.4.3 Teknik Analisis………...………... 3.4.3.1 Uji Validitas dan Reabilitas…….………... 3.4.3.2 Uji Normalitas………..………... 3.4.3.3 Uji Beda………...………... 3.4.3.4 Analisa Faktor………..………... 3.4.4 Hasil Olah Data Sementara………...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Perbandingan

4.1.1 Uji Perbandingan Kedalaman Bauran Produk 1 dan 2………...

7 10 13 31 32 34 37 37 42 43 47 49 49 50 53 53 53 54 55 57 63


(5)

4.1.2 Uji Perbandingan Intensi Internal Konsumen 1 dan 2………... 4.2 Analisis Faktor Kedalaman Bauran Produk………...………... 4.3 Analisis Faktor Intensi Internal Konsumen………...………... 4.4 Hasil Penamaan Analisis Faktor………...………... 4.5 Pembahasan Berdasarkan Analisis Faktor………...………... 4.6 Analisa Pengembangan Produk………...………... 4.7 Hasil Pengembangan Produk………...………... 4.8 Hasil Pengujian Konsep Produk (Validasi) ………...………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………...………...………... 5.2 Saran………...………...………... 5.3 Implikasi Manajerial………...………...………...

DAFTAR PUSTAKA………

LAMPIRAN………..

63 66 69 84 92 94 110 123 133

137 140 143

xiv xviii


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Segmentasi Pasar………... Tabel II.2 Biaya Start-Updan Operasi………... Tabel III.1 Operasionalisasi Variabel………... Tabel III.2 STP Pengembangan Produk………... Tabel III.3 Kemungkinan Beli Produk Es Serut………... Tabel III.4 Preferensi Produk Es Serut………... Tabel IV.1 Uji Normalitas Kedalaman Bauran Produk……...………... Tabel IV.2 Uji Beda Kedalaman Bauran Produk……...……….………... Tabel IV.3 Uji Normalitas Intensi Internal Konsumen……...………... Tabel IV.4 Uji Beda Intensi Internal Konsumen……..……...………... Tabel IV.5 Hasil MSA Kedalaman Bauran Produk……...………..………... Tabel IV.6 Anti Image MatricsKedalaman Bauran Produk……...………... Tabel IV.7 CommunalitiesKedalaman Bauran Produk……...……….. Tabel IV.8 Total Variance ExplainedKedalaman Bauran Produk……...………. Tabel IV.9 Component MatrixKedalaman Bauran Produk……...………...………. Tabel IV.10 Rotated Component MatrixKedalaman Bauran Produk……...………... Tabel IV.11 Penamaan Faktor Kedalaman Bauran Produk……...………. Tabel IV.12 Hasil MSA Intensi Internal Konsumen ……...………..……….…... Tabel IV.13 Anti Image MatricsIntensi Internal Konsumen ……...……….…... Tabel IV.14 CommunalitiesIntensi Internal Konsumen ……...………..….. Tabel IV.15 Total Variance ExplainedIntensi Internal Konsumen ……...………..…. Tabel IV.16 Component MatrixIntensi Internal Konsumen ……...…………...………..….

18 27 50 60 61 61 64 65 67 68 71 72 74 77 79 81 83 84 85 86 87 89


(7)

Tabel IV.17 Rotated Component MatrixIntensi Internal Konsumen ……...………... Tabel IV.18 Penamaan Faktor Intensi Internal Konsumen ……...………...…. Tabel IV.19 Hasil Penamaan Faktor Kedalaman Bauran Produk ……...………...… Tabel IV.20 Hasil Penamaan Faktor Intensi Internal Konsumen ……...………...….

90 91 93 94


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Rata-rata Konsumsi Buah….………... Gambar II.1 Five Force Analysis….………... Gambar II.2 Bauran Pemasaran………..….………... Gambar II.3 TOWS Matrik……….………... Gambar II.4 Rerangka Penelitian……...….………... Gambar II.5 Model Pengembangan Stage-Gate………... Gambar III.1 Penerapan Model Pengembangan Stage-Gate….………... Gambar III.2 Produk Es yang Diinginkan.………... Gambar III.3Toppingyang Diinginkan.………... Gambar IV.1 Scree PlotKedalaman Bauran Produk……….………... Gambar IV.2 Scree PlotIntensi Internal Konsumen ………... Gambar IV.3 Sketa Topping’s Container ………..……….... Gambar IV.4 Lokasi Stand Yogya Express………... Gambar IV.5 Lokasi Tempat Duduk Yogya Express………... Gambar IV.6 Skema Proses Pembelian…………..………... Gambar IV.7 ContainerEs dan Alat Serut...……..………... Gambar IV.8 Logo The Crow Ice…………..………... Gambar IV.9 Sketsa Brosur…………..…………..………... Gambar IV.10 Analisa Five Force Analysis…………..……….………... Gambar IV.11 Pesaing Produk Sejenis………..……….………... Gambar IV.12 Logo Gagak dengan Garis Lurus Tegak……….………... Gambar IV.13 Icon The Crow Icedengan Garis Lengkung…..………….………...

2 14 20 23 37 38 42 58 59 78 88 96 97 98 99 100 106 107 112 115 125 126


(9)

Gambar IV.14 Logo The Crow Ice…………..……….………... Gambar IV.15 Foto Produk The Crow Ice…………..……….………... Gambar IV.16 Brosur The Crow Ice…………..……….………... Gambar IV.17 Struktur Lipatan Packaging..………..……….………... Gambar IV.18 Tampak Depan Packaging Jadi……..……….………... Gambar IV.19 Tampak Samping Packaging Jadi…..……….………...

127 128 129 131 132 132


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I : Kuisioner……….…..………... LAMPIRAN II : Tabulasi Data………….…..………... LAMPIRAN III : Output SPSS...……….…..………... LAMPIRAN IV : Tabulasi Pengujian Konsep Produk (Validasi)..………... LAMPIRAN V: Resep Pembuatan Sirup....………...

xviii xxv xxx xivii xiviii


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini ada kecenderungan peningkatkan jumlah konsumsi es di Indonesia.

Masyarakat tidak lagi mengkonsumsi es untuk memenuhi kebutuhan pangan saja, namun juga

sebagai gaya hidup. Tidak hanya konsumsi masyarakat bertambah, hasil penjualan es pun

terus meningkat. Berdasarkan data Unilever Coorporation, konsumsi es di Indonesia

meningkat sebesar 0.1 liter/kapita/tahun sejak tahun 2013.

Konsumsi es di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat dibandingkan dengan

negara-negara di Eropa dan Amerika yang tidak lagi bertambah besar atau mengalami

stagnasi. Sekalipun jumlah konsumsi es Indonesia tidak sebanding dengan negara lainnya

seperti Singapura atau Malaysia, namun Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang

mengalami peningkatan dalam jumlah konsumsi es perkapitanya.

Namun di satu sisi, pentingnya buah bagi manusia seringkali terlupakan begitu saja di

tengah-tengah masyarakat modern saat ini. Kesibukan masyarakat modern justru ditandai

dengan konsumsi makanan cepat saji yang berdampak buruk bagi kesehatan. Padahal berbagai

penelitian dalam dunia kedokteran telah membuktikan peranan besar buah bagi kesehatan

tubuh manusia. Badan pusat statistik menggambarkan jumlah konsumsi buah masyarakat


(12)

Gambar I.1

Rata-rata Konsumsi Buah (per KKal) (Sumber : Data Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014)

Dapat dilihat dari grafik Rata-rata Konsumsi buah tersebut bahwa dari tahun ke tahun,

konsumsi buah masyarakat semakin menurun bahkan mencapai titik terendah yaitu 30.39

KKal pada bulan September tahun 2013. Hal ini menunjukkan kecenderungan konsumsi buah

masyarakat yang semakin menurun.

Penulis berpikir dengan memanfaatkan konsumsi es Asia yang meningkat, maka

rendahnya konsumsi buah masyarakat di Indonesia diharapkan akan mampu ditingkatkan

dengan menciptakan produk berbasis es yang mengandung buah-buahan segar. Sehingga

dengan meningkatnya konsumsi es maka secara tidak langsung masyarakat pun

mengkonsumsi buah segar.

Produk es dengan buah segar ini pun didukung dengan jumlah produktivitas komoditi

buah-buahan kota Bandung yang sangat besar. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian,

48.01

39.04 40.91

39.44 33.89

37.11

35.12 35.65 30.39 30

35 40 45 50

Rata-rata Konsumsi Buah


(13)

buah-buahan Bandung meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 304.705 kuintal

menjadil 532.847 kuintal per tahun. Ketersediaan buah-buahan segar di kota Bandung sangat

membantu bagi pengembangan produk es ini.

Pengembangan produk es ini juga perlu memperhatikan langkah-langkah

pengembangan produk yang baik. Sangat penting untuk memperhatikan prefernsi konsumen

serta model pengembangan yang digunakan sebelum mengembangkan sebuah produk. Produk

yang dapat bertahan lama adalah produk yang sejak awal dirancang dengan baik (Kotler &

Keller, 1998). Dibutuhkan rencana yang matang dan strategi yang baik untuk

mempertahankan eksistensi perusahaan untuk jangka waktu yang lama. Strategi adalah suatu

rencana (Mintzberg, 1987). Bagaimana suatu perusahaan mencapai kinerja yang lebih tinggi

(Barney, 2007). Strategi bagi suatu produk agar bertahan lama terletak pada konsep desain

pemasaran dan produksinya. Banyak pewirausaha yang sulit menentukan rancangan produk

yang akan dihasilkan pada awalnya dan hal ini menghambat pekerjaan yang perlu dilakukan

selanjutnya. Namun, apabila pewirausaha dapat merancang produknya dengan baik,

keberhasilan perusahaannya sangat bergantung pada hal tersebut.

Demikian makalah ini dibuat untuk mengembangkan suatu produk baru dengan

menggunakan model Stage Gate. Dalam makalah ini produk yang akan dirancang adalah

sebuah produk berbasis es baru, yaitu es serut dengan merek The Crow Ice. Kemudian dengan

metode perancangan produk hingga kemasan dan alat promosinya, dilakukan testing lapangan

hingga diperoleh revisi produk akhir.


(14)

dengan validitas komponen-komponen pada produk yang akan dikembangkan,

mengembangkannya menjadi sebuah produk, pengujian terhadap produk yang dirancang, dan

peninjauan ulang dan mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil uji coba. Hal itu sebagai

indikasi bahwa produk temuan dari kegiatan pengembangan yang dilakukan mempunyai

obyektivitas (Borg & Gall, 1983).

Dari beberapa studi yang telah dilakukan sebelumnya, telah dikembangkan berbagai

produk seperti vaksin, perangkat lunak, perangkat keras, dengan model pengembangan Stage

Gate. Dalam studi ini akan membahas mengenai produk es serut dengan topping

menggunakan model yang sama. Saat ini belum ada produk serupa di pasar yang

dikembangkan dengan model pengembangan produk sejenis ini.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Beberapa pertanyaan yang akan dijawab melalui studi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana produk es serut The Crow Ice ini perlu dirancang sesuai preferensi

konsumen?

2. Bagaimana pengembangannya mulai dari pembuatan merek, desain, alat promosi

hingga prototipenya?

3. Bagaimana hasil produk akhir es serut dan desain dari revisi yang dilakukan?

Penelitian ini menggunakan model pengembangan Stage-Gate yang memiliki 5 tahap

(Stage) serta 5 gerbang (Gates). Penelitian yang dilakukan dibatasi hingga tahap ke 4 (revisi


(15)

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif mengingat

pentingnya waktu yang cepat dalam proses pengembangan produk. Namun demikian, penulis

menyadari keterbatasan metode pengumpulan data kuantitatif ini dalam hal perbedaan antara

data yang diharapkan dan realitas dalam lapangan. Oleh karena itu, penelitian ini masih jauh

dari sempurna, sehingga perlu disempurnakan lagi dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan yang telah dibahas sebelumnya, tujuan pengembangan ini

dilakukan adalah :

- Menghasilkan rancangan produk es serut dengan desain kemasan dan alat promosi

yang baik dengan menyajikan prototipe sebagai hasil akhirnya.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Lingkungan Akademisi

Dengan penelitian ini diharapkan dapat melengkapi teori strategi mengenai rancangan

produk, bagaimana produk yang dapat diterima di pasar, semuanya akan dibahas dalam studi

ini

2. Bagi Praktisi

Penelitian ini bermafaat bagi para wirausahawan yang akan membuat rancangan

produk baru. Bagaimana seharusnya merancang suatu produk dan kemasannya agar dapat


(16)

1.5. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Kota Bandung, Jawa Barat. Proses pengambilan data akan

dilakukan di lokasi rencana produk akan dijual yaitu Yogya Express Ciwalk. Sedangkan

pengolahan data akan dilakukan ditempat peneliti. Jadwal penelitian diperkirakan berlangsung

kurang lebih 2 bulan, dimulai dari bulan November-Desember 2014.

1.6. Sistematika Penulisan

Pembahasan Draft Proposal Tesis ini akan dibahas seperti sistematika di bawah ini :

Bab I Pendahuluan yang terdiri atas : Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Lokasi dan Jadwal Penelitian

Bab II Kajian Kepustakaan, Rerangka Penelitian, dan Model Penelitian

Bab III Obyek dan Metode Penelitian yang terdiri atas : Proses menjawab Pertanyaan Penelitian, Proses Stage-Gate Model, Obyek Penelitian (Populasi) Teknik Pengambilan

Sampel, Metode Penelitian, Metode penelitian yang digunakan, Operasionalisasi Variabel,


(17)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengembangan produk The Crow Ice yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan seperti berikut ini :

1. Hasil kesimpulan analisa faktor : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kepentingan Produk Responden Kelompok 1 dan Responden Kelompok 2, juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Ketertarikan Terhadap Ide Produk Responden Kelompok 1 dan Responden Kelompok 2, oleh karena ini dinyatakan bahwa kedua kelompok responden ini tidak berbeda secara signifikan dan kesimpulan data deskriptif dapat diambil dari total kedua kelompok responden ini. Indikator Rasa, Kesegaran, Kebersihan, Kesegaran Topping, Kebersihan Topping, Nyaman di Lokasi, Mudah Pesan, Cepat Penyajian, Kebersihan Lokasi, Kebersihan Packaging dan Promosi pada Brosur masuk pada faktor 1, karena korelasi antar indikator ini dengan faktor 1 lebih besar dibandingkan dengan faktor lainnya. Indikator Keragaman Warna, Merek Produk dan Besar Ukuran Packaging masuk pada faktor 2, karena korelasi antar indikator ini dengan faktor 2 lebih besar dibandingkan dengan faktor lainnya. Indikator Potongan Harga, Warna Logo dan Warna Packaging masuk pada faktor 3, karena korelasi antar indikator ini dengan faktor 3 lebih besar dibandingkan dengan faktor lainnya. Indikator Harga vs Kualitas, Harga vs Kuantitas, Mudah Dibawa, Ketahanan dan Gambar pada Brosur


(18)

masuk pada faktor 5, karena korelasi antar indikator ini dengan faktor 5 lebih besar dibandingkan dengan faktor lainnya.

Indikator Ketertarikan dengan Produk, Ketertarikan terhadap Warna Logo, Ketertarikan terhadap Icon Logo dan Ketertarikan terhadap Tipografi Logo masuk pada faktor 1, karena korelasi antar indikator ini dengan faktor 1 lebih besar dibandingkan dengan faktor lainnya. Indikator Keragaman Ketertarikan terhadap Merek dan Ketertarikan terhadap Slogan masuk pada faktor 2, karena korelasi antar indikator ini dengan faktor 2 lebih besar dibandingkan dengan faktor lainnya.

2. Hasil kesimpulan terhadap pertanyaan penelitian : Produk The Crow Ice ini telah berhasil dirancang berdasarkan preferensi konsumen dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dan pengolahan data kuantitatif. Dari 100 responden yang diteliti, telah diperoleh data deskriptif mengenai kedalaman bauran produk yaitu seperti apa produk yang diinginkan konsumen mulai dari desain hingga rasa/karakteristik produk, serta diketahui ketertarikan konsumen terhadap produk ini. Produk The Crow Icetelah dikembangkan berdasarkan data deskriptif ini mulai dari desain hingga rasa/karakteristik produknya.

Pengembangan produk, merek, desain, alat promosi, hingga prototipenya telah berhasil dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pada model pengembangan Stage-Gate. Penelitian ini dimulai dari Discovery Stagedalam tahap pengembangan Stage-Gatepada Bab I Latar Belakang penelitian, hingga Developmentdan Testing & Validationpada Bab IV Hasil dan Pengembangan. Penelitian ini menjadi mudah dilaksanakan dengan mengikuti urutan pengembangan Stage-Gate. Produk, merek, desain, alat promosi, hingga prototipe dari produk The Crow Ice telah berhasil


(19)

dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pada model pengembangan Stage-Gate.

3. Hasil kesimpulan terhadap konsep produk : Produk ini telah berhasil dibuat dengan merek The Crow Ice yang diambil dari nama binatang Crow atau gagak karena filosofi makna dibalik gagak sangat berkaitan erat dengan makanan. Produk ini menggunakan logo berbentuk burung gagak dengan warna dasar putih dan oranye, dengan tipografi tulisan timbul. Logo burung gagak diberi sentuhan lembut dengan banyak garis lengkung agak memperhalus kesan burung gagak yang menakutkan dan diubah menjadi kesan lucu, serta diberi es dibagian kepala agar menambah kesan dingin. Logo ini mengandung warna yang sangat sederhana, yaitu hanya putih, hitam, abu-abu, yang merupakan warna dasar, serta satu warna tambahan yaitu oranye. Warna ini memudahkan proses percetakan karena tidak menggunakan terlalu banyak warna, juga menekan biaya percetakan itu sendiri. Dengan warna yang lebih sedikit biaya percetakan dapat dihemat lebih dari 50%.

Alat promosi yang digunakan untuk pemasaran produk ini adalah brosur yang dikembangkan dengan menggunakan foto produk. Pada brosur terdapat informasi mengenai produk berupa merek, logo, varian rasa, lokasi tempat, foto produk, serta kata-kata penghimbau untuk menarik perhatian konsumen. Produk ini memiliki packaging dengan kertas glossy yang tidak tembus air sehingga durability produk dalam wadah tetap terjaga. Dari samping, packaging ini mengandung logo dengan ukuran yang lebih kecil, juga terdapat kontak The Crow Ice yang bisa dihubungi, agar dapat merangkap fungsi untuk promosi juga.


(20)

4. Hasil kesimpulan terhadap validasi produk : Hasil akhir produk The Crow Icetelah ditampilkan pada laporan dalam bentuk foto produk dan desainnya, sedangkan hasil jadi produk telah diuji kepada beberapa responden dengan hasil respon yang baik terhadap produk. Berdasarkan hasil validasi terhadap beberapa responden dengan menggunakan metode concept testing, diketahui bahwa produk ini berhasil dibuat dengan baik dan disukai oleh responden. Dari 20 responden yang disurvei, 40% mengatakan pasti akan membeli, 45% mengatakan mungkin akan membeli, dan 15% lainnya mengatakan mungkin atau tidak akan membeli. Diperoleh hasil perhitungan potensi produk ini akan dibeli dalam satu tahun sebesar Q = 4687 cup/tahun untuk satu cabang. Untuk meningkatkan potensi pembelian ini dapat dilakukan dengan meningkatkan awareness masyarakat akan produk, availability produk dalam pasar, dan meningkatkan peluang beli konsumen.

Dari hasil validasi terhadap konsumen diperoleh kesimpulan bahwa positioning The Crow Ice sebagai produk murah, segar, dan sehat yang ingin ditanamkan kepada konsumen diterima dengan baik. Dengan hasil validasi yang positif ini maka produk The Crow Icelayak untuk dipasarkan pada konsumen.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas yang telah diperoleh dari hasil pengembangan The Crow Ice, berikut ini beberapa saran yang bisa ditambahkan untuk penelitian ini :

1. Packaging. Dalam peneilitan ini packaging yang digunakan terbuat dari kertas glossy yang anti air, namun demikian, harga kertas glossy di percetakaan saat ini terbilang cukup mahal. Oleh karena itu perlu untuk mencari alternatif lain dalam penggunaan kertas untuk packaging. Alternatif yang bisa dipilih antara lain


(21)

Alternatif ini dapat mengurangi biaya operasional produk dalam jumlah yang cukup besar.

2. Rasa. Saat ini produk The Crow Ice memiliki 5 varian rasa yaitu orange, strawberry, pinneapple, pear, dan caisin, namun berdasarkan hasil survey pengujian konsep produk pada 20 responden potensial, beberapa memberikan saran untuk menambah varian rasa produk juga topping-nya. Hal ini menunjukkan bahwa varian rasa dan topping saat ini masih belum memenuhi keinginan konsumen. Untuk itu kedepannya perlu untuk membuat varian rasa dan topping lain misalnya anggur, sirsak, mangga, dan sebagainya, agar dapat memenuhi permintaan konsumen ketika menginginkan rasa-rasa baru tersebut.

3. Harga. Saat ini produk The Crow Ice direncanakan untuk dijual seharga Rp. 15.000- per cupnya. Namun berdasarkan hasil survey pengujian konsep produk pada 20 responden potensial, beberapa memberikan saran bahwa dengan konsep produk self-service (mengambil sendiri sepuasnya), harga produk ini terbilang sangat murah, sehingga masih memiliki peluang untuk menambah harga produk. Oleh karena itu kedepannya apabila penjualan produk awal menunjukkan hasil yang positif, maka harga produk ini dapat ditingkatkan sesuai dengan reaksi pasar.

4. Lokasi.Saat ini rencana lokasi penjualan The Crow Iceadalah di Yogya Express Ciwalk yang bertempat di Jalan Cihampelas Walk No 160. Lokasi stand Yogya Express ada di lantai 2 di Sky Walk dekat pintu masuk Ciwalk Mall. Berdasarkan hasil survey pengujian konsep produk pada 20 responden potensial, beberapa memberikan saran untuk menambah cabang yang ada saat ini dibeberapa lokasi lainnya. Lokasi yang mungkin jadi alternatif untuk membuka cabang baru adalah


(22)

untuk membuka cabang baru. Selain itu, lokasi lainnya yang dapat dipertimbangkan adalah Paris Van Java yang lokasinya juga tidak jauh dari Istana Plaza. Dua alternatif shopping mallini dapat dijadikan pilihan untuk membuka cabang baru. 5. Alat Promosi.Saat ini produk The Crow Ice hanya memiliki alat promosi brosur

yang mengandung informasi mengenai produk berupa merek, logo, varian rasa, lokasi tempat, foto produk, serta kata-kata penghimbau untuk menarik perhatian konsumen. Dalam penelitian ini desain alat promosi yang digunakan sangatlah terbatas karena kendala dana yang minim. Promosi produk melalui brosur sangat terbatas dalam menyampaikan informasi bagi konsumen. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan penambahan dana untuk desain agar desain yang digunakan dapat dilengkapi dengan alat promosi lain, seperti banner, kartu nama, advertising board, juga seragam pegawai. Dengan alat promosi yang lebih banyak dan lebih baik, akan lebih banyak konsumen pula yang mengenal produk ini.

Berdasarkan hasil survey pengujian konsep produk pada 20 responden potensial, beberapa memberikan saran bahwa desain saat ini masih minimalis dan perlu dibuat lebih menarik lagi agar menarik perhatian konsumen. Selain itu juga foto produk dapat dilakukan dengan lebih profesional agar hasil yang ditampilkan lebih baik. Dengan foto produk yang baik, hasil brosur atau alat promosi lainnya juga akan lebih baik. Dengan alat promosi yang lebih baik, peluang pembeli untuk mengenal produk akan lebih besar dan potensi produk dibeli akan meningkat.


(23)

5.3 Implikasi Manajerial

Produk The Crow Ice adalah produk es serut yang dikembangkan dengan desain yang unik dan rasa yang dikembangkan sendiri, oleh karena itu produk ini merupakan salah satu produk baru yang ada di pasar. Namun demikian, peneliti menyadari akan pentingnya confidentialilty bagi produk ini ketika diluncurkan. Oleh karena itu untuk launchingproduk ini perlu confidentiality yang lebih tinggi agar tidak mudah diduplikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga proses pembuatan es dan desain agar tidak salah gunakan oleh pihak lain, sehingga dengan demikian produk The Crow Icedapat dipasarkan dengan baik.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A., Kumar V. and Day G.S. (2001). Marketing Research, Seventh edition, New York: John Wiley & Sons, Inc.

Assauri, Sofjan. (2012). Manajemen Pemasaran. Rajawali pers. Jakarta

Badan Pusat Statistik. (2014, Mei 5). Berita Resmi Statistik No. 38/05/Th. XVII.

Barney, J. B. (1997). Gaining and sustaining competitive advantage. Massachusetts: Addison-Wesley Pub. Co. Journal 15, 656-665.

Borg, W.R., & Gall, M.D. (1983). Educational research: An introduction. (4th ed). New York & London: Longman.

Cooper, Robert & Edgett. (2006). Stage-Gate® and the Critical Success Factors for New Product Development. BPTrends

Cooper, Robert. (2000). Doing it Right :Winning with New Products. Ivey Business Journal, 4-7

Cravens, W, David. (2001). Pemasaran Strategi, Terjemahan Lina Salim, Edisi IV, Cetakan 1, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung. (2012). Komoditas Pertanian dan Perkebunan Kota Bandung. http://www.bandungkab.go.id/page/content/type/module/id/12/title/h-potensi-pertanian-perkebunan

Eyitayo,Oduronke. (2012). Design and Development of a Prototype ICT Skills Information Resource forResearch Projects using TPTF Model. International Journal of Information and Communication Technology Research. University of Botswana Gaborone, Botswana, Volume 2 No. 8


(25)

Fellows, P. (1990). Food Processing Technology : Principles and Practice. Ellis Horwood Limited. England

Gooch, Deana. Research, Development, and Validation of a School Leader‘s Resource Guide for the Facilitation of Social Media Use by School Staff. An Abstract of Disertation 2012,85-87. Manhattan, Kansas

Humphrey, Albert. (2005). SWOT Analysis for Management Consulting. SRI Alumni Newsletter (SRI International)

Idavia .(2003). Peran Seorang Designer Produk Dalam Menjembatani Antara Keinginan Konsumen (Keinginan Pasar) dan Produk. Pintunet Suara Konsumen. Kediri. http://www.pintunet.com/opinikonsumen/essay[1].htm

Jeong, I., Kwak, J., &Lee, D. J. (2012). A Study on Global Orientation in New Product Development among Small and Medium-Sized Firms. Seoul Journal of Business, 18(1), 61-62

Kartajaya, Hermawan. (2006). Hermawan Kartajaya on Marketing. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Kivela, Jaksa Jack. (1997). Restaurant Marketing: Selection and Segmentation in Hong Kong. International Journal of Contemporary Hospitality. No.9/3 P.116-123.

Klimchuk, Marlanne & Krasovec, Sandra. (2008). Desain Kemasan. Erlangga

Kotler, Phillip & Amstrong, Gary. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta.


(26)

Kothari, C.R. (2004), Research Methodology Methods & Techniques. Second Revised Edition, New Age International Publisher, New Delhi.

Kurkkio, M. (2009). Managing the fuzzy front-end: insights from process firms. European Journal of Innovation Management, 14(2), 252, 254-257.

McDonald, Malcolm. (2002). Marketing Plans: How to Prepare Them. How to Use Them. 5th edition. Burlington: Elsevier Butterwirt-Heinemann

Mintzberg, H. (1978). Patterns in strategy formation. Management Science, 24(9), 934-948.

Mulyadi. (2012). Akuntansi Biaya. Edisi 5. Penerbit : Unit Penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta

Rosenthal, S. R., & Khurana, A. (1997). Integrating the Fuzzy Front End of New Product Development. Sloan Management Review,38(2), 103.

Sakarya, O. A. (2011). Resources For New Product Development In Turkey: A Spatial Approach. Economics, Management, and Financial Markets,6(1), 587.

Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd Edition, John Wiley and Son. New York.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Tariq, M., Ishrat, R.,& Khan, H. (2011). New Product Development Processes a Case Study of Apple’s Success with iconic iPod and iPhone. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business,3(1), 165.


(27)

Rinjani, Ayu & Candiasa, Koyan. (2013). Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran Statistik dengan Mengaplikasikan SPSS sebagai Pengolah. Journal ProgramPascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Volume 3

Sumarni, M & Soeprihanto, J. (2003). Pengantar Bisnis: Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi Kelima, Cetakan Keempat, Liberty, Jakarta

Unilever Coorporation. (2013). World Ice Cream Consumption. http://www.unilever.com/mediacentre/pressreleases/2013/

Ulrich, Karl & Eppinger, Steven. (1997). Perancangan dan Pengembangan Produk. Salemba Empat Edisi 12


(1)

untuk membuka cabang baru. Selain itu, lokasi lainnya yang dapat dipertimbangkan

adalah Paris Van Java yang lokasinya juga tidak jauh dari Istana Plaza. Dua

alternatif shopping mallini dapat dijadikan pilihan untuk membuka cabang baru.

5. Alat Promosi.Saat ini produk The Crow Ice hanya memiliki alat promosi brosur

yang mengandung informasi mengenai produk berupa merek, logo, varian rasa,

lokasi tempat, foto produk, serta kata-kata penghimbau untuk menarik perhatian

konsumen. Dalam penelitian ini desain alat promosi yang digunakan sangatlah

terbatas karena kendala dana yang minim. Promosi produk melalui brosur sangat

terbatas dalam menyampaikan informasi bagi konsumen. Oleh karena itu, pada

penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan penambahan dana untuk desain agar

desain yang digunakan dapat dilengkapi dengan alat promosi lain, seperti banner,

kartu nama, advertising board, juga seragam pegawai. Dengan alat promosi yang

lebih banyak dan lebih baik, akan lebih banyak konsumen pula yang mengenal

produk ini.

Berdasarkan hasil survey pengujian konsep produk pada 20 responden potensial,

beberapa memberikan saran bahwa desain saat ini masih minimalis dan perlu

dibuat lebih menarik lagi agar menarik perhatian konsumen. Selain itu juga foto

produk dapat dilakukan dengan lebih profesional agar hasil yang ditampilkan lebih

baik. Dengan foto produk yang baik, hasil brosur atau alat promosi lainnya juga

akan lebih baik. Dengan alat promosi yang lebih baik, peluang pembeli untuk


(2)

5.3 Implikasi Manajerial

Produk The Crow Ice adalah produk es serut yang dikembangkan dengan desain

yang unik dan rasa yang dikembangkan sendiri, oleh karena itu produk ini merupakan

salah satu produk baru yang ada di pasar. Namun demikian, peneliti menyadari akan

pentingnya confidentialilty bagi produk ini ketika diluncurkan. Oleh karena itu untuk

launchingproduk ini perlu confidentiality yang lebih tinggi agar tidak mudah diduplikasi.

Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga proses pembuatan es dan desain agar tidak salah

gunakan oleh pihak lain, sehingga dengan demikian produk The Crow Icedapat dipasarkan


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, A., Kumar V. and Day G.S. (2001). Marketing Research, Seventh edition, New York: John Wiley & Sons, Inc.

Assauri, Sofjan. (2012). Manajemen Pemasaran. Rajawali pers. Jakarta

Badan Pusat Statistik. (2014, Mei 5). Berita Resmi Statistik No. 38/05/Th. XVII.

Barney, J. B. (1997). Gaining and sustaining competitive advantage. Massachusetts: Addison-Wesley Pub. Co. Journal 15, 656-665.

Borg, W.R., & Gall, M.D. (1983). Educational research: An introduction. (4th ed). New York & London: Longman.

Cooper, Robert & Edgett. (2006). Stage-Gate® and the Critical Success Factors for New Product Development. BPTrends

Cooper, Robert. (2000). Doing it Right :Winning with New Products. Ivey Business Journal, 4-7

Cravens, W, David. (2001). Pemasaran Strategi, Terjemahan Lina Salim, Edisi IV, Cetakan 1, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung. (2012). Komoditas

Pertanian dan Perkebunan Kota Bandung.

http://www.bandungkab.go.id/page/content/type/module/id/12/title/h-potensi-pertanian-perkebunan

Eyitayo,Oduronke. (2012). Design and Development of a Prototype ICT Skills Information Resource forResearch Projects using TPTF Model. International Journal of Information and Communication Technology Research. University of Botswana


(4)

Fellows, P. (1990). Food Processing Technology : Principles and Practice. Ellis Horwood Limited. England

Gooch, Deana. Research, Development, and Validation of a School Leader‘s Resource Guide for the Facilitation of Social Media Use by School Staff. An Abstract of Disertation 2012,85-87. Manhattan, Kansas

Humphrey, Albert. (2005). SWOT Analysis for Management Consulting. SRI Alumni Newsletter (SRI International)

Idavia .(2003). Peran Seorang Designer Produk Dalam Menjembatani Antara Keinginan Konsumen (Keinginan Pasar) dan Produk. Pintunet Suara Konsumen. Kediri. http://www.pintunet.com/opinikonsumen/essay[1].htm

Jeong, I., Kwak, J., &Lee, D. J. (2012). A Study on Global Orientation in New Product Development among Small and Medium-Sized Firms. Seoul Journal of Business, 18(1), 61-62

Kartajaya, Hermawan. (2006). Hermawan Kartajaya on Marketing. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Kivela, Jaksa Jack. (1997). Restaurant Marketing: Selection and Segmentation in Hong Kong. International Journal of Contemporary Hospitality. No.9/3 P.116-123.

Klimchuk, Marlanne & Krasovec, Sandra. (2008). Desain Kemasan. Erlangga

Kotler, Phillip & Amstrong, Gary. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta.


(5)

Kothari, C.R. (2004), Research Methodology Methods & Techniques. Second Revised Edition, New Age International Publisher, New Delhi.

Kurkkio, M. (2009). Managing the fuzzy front-end: insights from process firms. European Journal of Innovation Management, 14(2), 252, 254-257.

McDonald, Malcolm. (2002). Marketing Plans: How to Prepare Them. How to Use Them. 5th edition. Burlington: Elsevier Butterwirt-Heinemann

Mintzberg, H. (1978). Patterns in strategy formation. Management Science, 24(9), 934-948.

Mulyadi. (2012). Akuntansi Biaya. Edisi 5. Penerbit : Unit Penerbit dan percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta

Rosenthal, S. R., & Khurana, A. (1997). Integrating the Fuzzy Front End of New Product Development. Sloan Management Review,38(2), 103.

Sakarya, O. A. (2011). Resources For New Product Development In Turkey: A Spatial Approach. Economics, Management, and Financial Markets,6(1), 587.

Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd Edition, John Wiley and Son. New York.

Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.

Tariq, M., Ishrat, R.,& Khan, H. (2011). New Product Development Processes a Case Study of Apple’s Success with iconic iPod and iPhone. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business,3(1), 165.


(6)

Rinjani, Ayu & Candiasa, Koyan. (2013). Pengembangan CD Interaktif Pembelajaran Statistik dengan Mengaplikasikan SPSS sebagai Pengolah. Journal ProgramPascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Volume 3

Sumarni, M & Soeprihanto, J. (2003). Pengantar Bisnis: Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi Kelima, Cetakan Keempat, Liberty, Jakarta

Unilever Coorporation. (2013). World Ice Cream Consumption. http://www.unilever.com/mediacentre/pressreleases/2013/

Ulrich, Karl & Eppinger, Steven. (1997). Perancangan dan Pengembangan Produk. Salemba Empat Edisi 12