Penerapan Activity Based Management Sebagai Sarana untuk Mendorong Efisiensi Biaya Produksi dalam Meningkatkan Profitabilitas (Studi Kasus pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia).

(1)

vi

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Indonesia's economic growth has decreased, due to the current Indonesian economic growth slumped to the slowest rate over the past five years. That of course will affect companies in Indonesia. To overcome the problems of today's economy, companies need to make a strategy to survive in these conditions. One of them, by implementing activity based management as a means to boost the efficiency of production costs in improving the efficiency of production costs. The variables used in this study include activity based management, production costs, and profitability. This study used a descriptive research by analyzing the activities in which the production process is included into the value-added activities and non-value-added so as to promote the efficiency of production costs in improving the profitability of the company. The results showed that the application of activity-based management can encourage efficiency of production cost of 6.57%. From the application of ABM in driving efficiency of production costs, the profitability of the company also increased, based on the calculation of gross profit margin, the profitability of the company increased by 1.54% while the net profit margin based calculation, the profitability of the company also increased by 0.93%.

Key words: economic growth, activity based management, production costs, profitability.


(2)

vii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami penurunan, karena saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot ke tingkat paling lambat selama lima tahun terakhir. Hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan perekonomian saat ini, perusahaan perlu melakukan strategi untuk tetap bertahan dalam kondisi tersebut. Salah satunya, dengan menerapkan activity based management sebagai sarana untuk mendorong efisiensi biaya produksi dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi activity based management, biaya produksi, dan profitabilitas. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menganalisis aktivitas-aktivitas dalam proses produksi mana saja yang termasuk kedalam aktivitas bernilai-tambah dan tak-bernilai-tambah sehingga dapat mendorong efisiensi biaya produksi dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan activity based management dapat mendorong efisiensi biaya produksi sebesar 6,57%. Dari penerapan ABM dalam mendorong efisiensi biaya produksi, profitabilitas perusahaan juga mengalami peningkatan, berdasarkan perhitungan gross profit margin, profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1,54% sedangkan berdasarkan perhitungan net profit margin, profitabilitas perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 0,93%.

Kata-kata kunci: Pertumbuhan perekonomian, activity based management, biaya produksi, profitabilitas


(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Activity Based Management ... 8

2.1.2 Activity Based Costing... ... 23

2.1.3 Efisiensi Biaya Produksi ... 27

2.1.4 Profitabilitas ... 29

2.1.5 Hubungan antara Activity Based Management sebagai Sarana untuk Mendorong Efisiensi Biaya Produksi dalam Meningkatkan Profitabilitas ... 35


(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

2.2 Kerangka Pemikiran ... 36

2.3 Penelitian Terdahulu ... 39

BAB III METODE PENELITIAN... 41

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 41

3.2 Struktur Organisasi ... 41

3.3 Wewenang dan Tanggung Jawab ... 43

3.4 Metode Penelitian... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 57

4.1.2 Hasil Produksi dan Proses Produksi ... 69

4.2 Pembahasan ... 83

4.2.1 Mengidentifikasi Aktivitas ... 83

4.2.2 Menganalisis Aktivitas ... 85

4.2.3 Analisis Pemicu Biaya ... 95

4.2.4 Analisa Non Value Added Activity ... 102

4.2.5 Pengukuran Profitabilitas ... 112

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 116

5.1 Simpulan ... 116

5.2 Saran ... 117

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 119

LAMPIRAN ... 122


(5)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Dua Dimensi Model ABM ... 10

Gambar 2 Model Implementasi ABM ... 13

Gambar 3 Proses Produksi PT Coca Cola Bottling Indonesia ... 70


(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Biaya Bahan Baku Langsung ... 79

Tabel II Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 79

Tabel III Laporan Biaya Produksi Tahun 2013 ... 83

Tabel IV Daftar Aktivitas Produksi... ... 83

Tabel V Pembagian Aktivitas Berdasarkan Value Added Activity dan Non Value Added Activity (Lampiran B) ... 123

Tabel VI Pengukuran Aktivitas ... 95

Tabel VII Pembebanan Biaya Pembantu ke tiap-tiap Aktivitas ... 96

Tabel VIII Pembebanan Biaya Tenaga Kerja Langsung... 97

Tabel IX Pembebanan Biaya Mesin dan Pemeliharaan ke tiap tiap Aktivitas ... 97

Tabel X Pembebanan Biaya Pemeliharaan Bangunan ke tiap-tiap Aktivitas ... 98

Tabel XI Pembebanan Biaya Bahan Bakar ke tiap-tiap Aktivitas ... 98

Tabel XII Pembebanan Biaya Penyusutan Mesin, Peralatan, dan Bangunan ke tiap-tiap Aktivitas ... 99

Tabel XIII Pembebanan Biaya Asuransi Mesin, Peralatan, dan Bangunan ke tiap-tiap Aktivitas ... 100

Tabel XIV Pembebanan Biaya Listrik ke tiap-tiap Aktivitas... 100

Tabel XV Pembebanan Biaya Pengemasan ke tiap-tiap Aktivitas ... 101

Tabel XVI Pembebanan Biaya Instalasi Limbah ke tiap tiap Aktivitas ... 101

Tabel XVII Biaya Overhead Pabrik Sebelum Elimasi Aktivitas Tidak Bernilai Tambah ... 102

Tabel XVIII Laporan Non Value Added Cost ... 109

Tabel XIX Biaya Overhead Pabrik Setelah Eliminasi Aktivitas Tidak Bernilai Tambah ... 110

Tabel XX Perbandingan Rasio Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Penerapan ABM ... 115


(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Struktur Organisasi PT Coca-Cola Bottling Indonesia ... 122

Lampiran B Tabel V Pembagian Aktivitas Berdasarkan Value Added Activity dan Non Value Added Activity... 123


(8)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Badan Pusat Statistik (2014), pertumbuhan perekonomian di Indonesia mengalami penurunan, karena saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot ke tingkat paling lambat selama lima tahun terakhir. Kontribusi terbesar bagi pelambatan itu adalah karena adanya larangan kontroversial atas ekspor mineral mentah, yang mulai diberlakukan pada Januari lalu dan menghantam sektor vital pertambangan, demikian pernyataan BPS.

Ekonomi Indonesia tumbuh sekitar 6% selama beberapa tahun terakhir namun hal itu mereda dalam 12 bulan terakhir akibat melambatnya permintaan ekspor komoditas, dan kenaikan suku bunga pada 2013 selama terjadinya gejolak pasar.(http://www.dw.de/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-melambat/a-17831978)

Berbagai perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia telah sejak lama mengeluhkan kebijakan ekonomi yang nasionalistik, khususnya dalam sektor sumberdaya alam, korupsi yang merajalela, dan lemahnya infrastruktur. Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini turun dari 5,2% dalam kuartal pertama.(http://www.dw.de/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-melambat/a-17831978)

Menurut Kepala BPS Suryamin,”Selain sektor pertambangan, pertumbuhan dalam sektor manufaktur seperti produksi tekstil dan barang kerajinan kulit juga


(9)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha melambat”. Namun data BPS menunjukkan konsumsi rumah tangga, pendorong utama pertumbuhan ekonomi, masih tetap kuat.

Keadaan perekonomian saat ini, tentu saja mempengaruhi keadaan perusahaan-perusahaan di Indonesia, selain itu persaingan bisnis di era global saat ini juga semakin kuat. Perusahaan-perusahaan harus mampu bersaing dengan baik agar dapat tetap bertahan dalam menghadapi setiap persaingan yang ada dan juga dalam menghadapi keadaan perekonomian yang tidak stabil.

Pada umumnya, setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan profit/laba sebesar-besarnya. Untuk meningkatkan profitabilitas, salah satunya dapat dilakukan dengan mendorong efisiensi biaya produksinya.

Menurut Nakman Harahap dan Dwi Kumala V(2008), menyatakan bahwa:

“Efisiensi biaya produksi merupakan salah satu variabel yang penting. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan proses produksi perlu dikendalikan sebaik-baiknya, karena walaupun proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan baik namun apabila tidak didukung dengan usaha untuk dapat menekan biaya produksi serendah- serendahnya akan berakibat naiknya biaya produksi. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan berusaha mengendalikan biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan, terutama biaya yang berkenaan langsung dengan produksi karena dengan mengendalikan biaya produksi seefisien mungkin, maka akan dihasilkan harga pokok produksi yang lebih rendah, di mana dengan harga pokok produksi yang lebih rendah itu perusahaan akan mampu bersaing di pasaran, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang optimal.”

Menurut Siti Eka Fariyani (2012), menyatakan bahwa:

”Salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai efisiensi biaya adalah melalui manajemen berbasis aktivitas atau Activity Based Management (ABM).” Activity Based Management (ABM) adalah pendekatan terpadu dan menyeluruh yang membuat perhatian manajemen berpusat pada aktivitas yang dilakukan, dengan tujuan meningkatkan nilai


(10)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha pelanggan dan laba yang diperoleh karena memberikan nilai tersebut. Dengan kata lain ABM memfokuskan pada pengelolaan aktivitas untuk mempromosikan efisiensi dan efektivitas bisnis, serta untuk meningkatkan tidak hanya nilai (value) yang diterima oleh pelanggan tetapi juga memberikan laba bagi perusahaan.

PT Coca-Cola hadir di Bumi Persada ini sekitar tahun 1927, ketika De Nederland Indische Mineral Water Fabriecj (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) membotolkannya untuk pertama kali di Batavia (Jakarta). Pada tahun 1971 didirikan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia dengan nama baru PT Djaya Beverages Bottling Company. Di Indonesia, The Coca-Cola Company melalui PT Coca-Cola Indonesia bermitra dengan Coca-Cola Amatil, salah satu jaringan pabrik pembotolan yang memiliki lisensi dari merk-merk dagang The Coca-Cola Company yang terbesar. PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) mengoperasikan 10 pabrik pembotolan: Medan, Padang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Makasar dan Banjar Baru.

PT Coca Cola memiliki siklus produksi yang cukup panjang dalam menghasilkan setiap produk mereka. Hal tersebut memungkinkan adanya aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah. Oleh karena itu, perusahaan harus mengelola aktivitas produksinya secara efektif dan efisien untuk menghasilkan produk yang bermutu bagi para konsumen dengan harga yang sesuai bagi produk yang dihasilkannya. Selain itu, perusahaan juga perlu mengevaluasi setiap kegiatan produksinya agar dapat melakukan efisiensi biaya produksi untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca diantaranya :

1. Siti Eka Fariyani (2012) dengan judul “Efisiensi Biaya Produksi dengan metode Activity Based Management (ABM)” yang dilakukan pada Perusahaan Khalis Shoes. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan Activity Based Management (ABM) perusahaan dapat menghemat biaya hingga 15,7%. Oleh karena itu, pihak manajemen perlu menerapkan Activity Based Management untuk mengeliminasi aktivitas - aktivitas tidak bernilai tambah tersebut, sehingga akan tercapai efisiensi biaya produksi.

2. Afian Gunarso dengan judul “Analisis penggunaan Activity Based Management (ABM) untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi dan Profitabilitas” pada Perusahaan Tahu UD. 3 S’ PRIMA Kota Batu. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada aktivitas yang bernilai tambah rendah bagi perusahaan, yaitu aktivitas persiapan, Inspeksi, pemindahan, dan penggoerngan tahu. Dengan menerapkan ABM pengambilan keputusan dapat lebih akurat karena data yang disediakan lebih relevan. Penerapan ABM dapat menghilangkan aktivitas yang bernilai tambah rendah sehingga dapat menghindari biaya-biaya yang tidak memberikan manfaat bagi perusahaan.

3. Yudi Avrillianty (2006) dengan judul “Penerapan Activity Based Management untuk mendorong Efisiensi Biaya Produksi” pada PG.Krebet Baru Bululawang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa masih terdapat aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah pada PG.Krebet Baru sehingga dibutuhkan penerapan


(12)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha Activity Based Management untuk mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah tersebut.

4. Dyah Mahastuti, Nazaruddin, Anizar (2013) dengan judul Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi dengan Metode Activity Based Management. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Dengan menggunakan Activity Based Management, yaitu memperpendek jarak pemindahan material yang merupakan aktivitas tidak bernilai tambah, maka penghematan yang seharusnya dapat dilakukan oleh pihak manajemen PT. XYZ selama April 2012 sampai Maret 2013 adalah sebesar Rp 106.799.849 Dengan demikian tercapai efisiensi pengurangan biaya produksi sebesar 0,23%.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Acitivity Based Managemet sebagai Sarana untuk

Mendorong Efisiensi Biaya Produksi dalam Meningkatkan Profitabilitas” pada

perusahaan PT Coca Cola Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan Activity Based Management (ABM) di PT Coca Cola ? 2. Apakah Activity Based Management (ABM) yang diterapkan pada PT Coca Cola


(13)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagaimana peranan penerapan Activity Based Management (ABM) untuk mendorong efisiensi biaya produksi dalam meningkatkan profitabilitas pada PT Coca Cola ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban dan penjelasan atas pertanyaan atau masalah yang dikemukakan sebelumnya, yaitu :

1. Untuk mengetahui penerapan Activity Based Management (ABM) di PT Coca Cola.

2. Untuk mengetahui Activity Based Management (ABM) yang diterapkan dapat mendorong efisiensi biaya produksi atau tidak.

3. Untuk mengetahui peranan penerapan Activity Based Management (ABM) untuk mendorong efisiensi biaya produksi dalam meningkatkan profitabilitas pada PT Coca Cola.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

• Secara Akademis

Merupakan sarana pengembangan wawasan dan serta pengalaman dalam menganalisis penerapan Activity Based Management (ABM) di dalam suatu perusahaan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha • Secara Praktis

Sebagai bahan bagi perusahaan dalam mengevaluasi dan memperbaiki aktivitas-aktivitas produksinya, serta menggunakannya dalam pengukuran kinerja aktivitas proses produksi.


(15)

116

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Coca Cola Bottling Indonesia , peneliti menyimpulkan bahwa :

1. Penerapan activity based management di PT Coca Cola Bottling Indonesia dilakukan dengan menganalisis setiap aktivitas yang ada pada proses produksi minuman berkarbonisasi. Setelah melakukan analisis terhadap setiap aktivitas yang ada dalam proses produksi, dapat diketahui aktivitas mana saja yang memberikan nilai tambah dan yang tidak memberikan nilai tambah. Dari hasil analisis, diketahui terdapat sembilan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah yang harus dieliminasi, yaitu :

a. Pemeriksaan kadar H2SO4 .

b. Pemeriksaan kadar PAC, kapur, dan C12. c. Pemeriksaan kadar clorine.

d. Menyotir botol bekas.

e. Memasukkan botol-botol ke dalam mesin pencucian botol.

f. Pengantaran botol yang memenuhi syarat ke tempat pemberian kode produksi dan pengepakan.

g. Pemeriksaan akhir produksi

h. Memasukkan botol ke dalam crate dan disusun diatas pallet.


(16)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 117

Universitas Kristen Maranatha Untuk itu diperlukan penerapan activity based management untuk mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah tersebut sehingga dapat tercapai efisiensi biaya produksi.

2. Dengan menerapkan activity based managemet pada PT Coca Cola Bottling Indonesia, perusahaan dapat melakukan penghematan biaya sebesar Rp 17.098.778.625,- yang merupakan total biaya overhead yang tidak bernilai tambah. Dengan demikian, penerapan ABM dapat mendorong tercapainya efisiensi biaya produksi sebesar 6,57%.

3. Dari efisiensi biaya produksi yang dicapai dengan menerapkan activity based management, diketahui bahwa perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas. Berdasarkan rasio gross profit margin perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1,54% sedangkan berdasarkan rasio net profit margin perusahaan mengalami peningkatan sebesar 0,93%.

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang dapat penulis ajukan bagi perusahaan agar dapat dijadikan sebagai masukan dan bagi peneliti selanjutnya agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik, yaitu :

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan

1. Penerapan activity based management yang sudah ada perlu lebih difokuskan oleh perusahaan, agar dapat membantu perusahaan untuk efisiensi biaya produksi yang akan meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan.


(17)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 118

Universitas Kristen Maranatha 2. Dengan diketahuinya penghematan biaya setelah perusahaan menerapkan activity

based management, maka dapat dipakai sebagai estimasi penghematan biaya yang akan terjadi untuk tahun yang akan datang.

3. Dengan diterapkannya konsep ABM ini, diharapkan tidak terjadi pemberhentian tenaga kerja yang berhubungan dengan pengerjaan aktivitas yang tidak bernilai tambah, melainkan hanya pemindahan tenaga kerja tersebut ke bagian yang aktivitasnya bernilai tambah dengan volume aktivitas yang tinggi.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian secara lebih terperinci agar efisiensi biaya produksi dapat tercapai dengan baik.

2. Penelitian penerapan activity based management sebaiknya menggunakan perusahaan yang memiliki siklus produksi yang tidak terlalu besar sehingga memudahkan peneliti untuk menganalisis setiap aktivitas produksi yang ada di perusahaan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data tidak dapat disajikan secara lebih terpirinci karena merupakan rahasia

perusahaan.

2. Penulis hanya meneliti minuman yang berkarbonisasi, karena memiliki proses produksi yang sama.


(18)

119

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Andhika Tejo H. (2007). Peranan Activity Based Management dalam Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PG Kebon Agung Malang). Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Brawijaya Malang.

Afian Gunarso. Analisis Penggunaan Activity Based Management untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi dan Profitabilitas pada Perusahaan Tahu UD.3 S’Prima Kota Baru. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.

Agus, Sartono. (2008). Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta BPFE .

Amin, Widjaja Tunggal. (2009). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Harvindo.

Bambang Wijayanta dan Aristanti Vidyaningsih. 2007. Ekonomi&Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi. Edisi 1. Bandung: Citra Praya.

Blocher, Stout, Cokins. (2011). Manajemen Biaya. Edisi 5. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

Blocher, Edward J., David E Stout, dan Garry Cokins. (2011). Manajemen Biaya dengan Penekanan Strategis. Buku Satu. Diterjemahkan oleh David Wijaya. Jakarta : Salemba Empat.

Bustami, Bastian., & Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dani Saputri. (2012). Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap pada RS HIKMAH. Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Hasanuddin Makasar.

Deutsche Welle. (2014). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat. 5 Agustus 2014 diakses dari http://www.dw.de/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-melambat/a-17831978 pada tanggal 2 Oktober 2014.

Dyah Mahastuti., Nazaruddin M., dan Anizar. (2013). Peningkatan Efisiensi Biaya produksi dengan Metode Activity Based Management di PT XYZ. Fakultas Teknik/Departemen Teknik Industri. Universitas Sumatera Utara Medan.

Edward J.Blocher., David E Stout., dan Gary Cokins. (2011). Manajemen Biaya: Penekanan Strategis. Volume 1. Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta Selatan.


(19)

120 DAFTAR PUSTAKA

Universitas Kristen Maranatha Evi Dewi Juwitasari. (2012). Pengaruh Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Sektor Lumber yang terdaftar di BEI. Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Komputer Indonesia.

Garrison, Ray H., Eric W Noreen., & Peter C Brewer. (2006). Akuntansi Manjerial. Buku 1. Edisi 11. Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan. Jakarta: Salemba Empat. Hansen, Don R., & Maryane M Mowen. (2006). Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Edisi

7. Diterjemahkan oleh: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. (2007). Managerial Accounting. 8th Edition. Thomson South-Western. Singapore.

Hansen, Don R. dan Maryanne M.Mowen. (2009). Akuntansi Manajerial. Volume 1. Edisi Kedelapan. Salemba Empat. Jakarta Selatan.

Jogiyanto H.M. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Cetakan Ketiga. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta.

Mulyadi (2005). Akuntansi Biaya, edisi ke-6. Yogyakarta : UPP-STIM YKPN.

Michelle dan Megawati. (2005). Tingkat Pengembalian Investasi dapat Diprediksi Melalui Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage. Kumpulan Jurnal Ekonomi_com.

Nakman Harahap dan Dwi Kumala V. (2008). Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.

Novita Djamalu. (2013). Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Jurusan Akuntansi.

Nuri Bisiranawati. (2014). Rangkuman Rasio Profitabilitas. 28 Januari 2014 diakses dari http://akuntansipertanggungjawaban.blogspot.com/2014/01/rangkuman-rasio-profitabilitas.html pada tanggal 5 November 2014.

Robbins, Stephen and Judge, Timothy A. (2007). Organizational Behaviour. 12nd edition. Upper Saddle River: New Jersey.


(20)

121 DAFTAR PUSTAKA

Universitas Kristen Maranatha Sheila Priskilla. (2012). Peranan Strategic-Activity Based Management untuk

Memilih Pemasok Kain dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada CV SAM. Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Siti Eka Fariyani. (2012). Efisiensi Biaya Produksi dengan Metode Activity Based Management (ABM). Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Gunadarma Depok.

Teguh Jayanto. (2009). Pengukuran Kinerja Aktivitas pada Bagian Assembling Studi Kasus pada PT NIPRESS Tbk. Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntnasi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Wikipedia. (2014). Struktur Organisasi. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi pada tanggal 10 Desember 2014.

Wikipedia. (2014). Profitabilitas. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Profitabilitas pada tanggal 10 Desember 2014. William, K Carter., & Milton F Usry. (2006). Akuntansi Biaya. Buku 1. Edisi 13.

Diterjemahkan oleh: Krista. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Yudi Avrillianti. (2006). Penerapan Activity Based Management (ABM) Sebagai Sarana untuk Mendorong Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PG Krebet Baru Bululawang). Fakultas Ilmu Administrasi/Jurusan Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya Malang.


(1)

116

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT Coca Cola Bottling Indonesia , peneliti menyimpulkan bahwa :

1. Penerapan activity based management di PT Coca Cola Bottling Indonesia dilakukan dengan menganalisis setiap aktivitas yang ada pada proses produksi minuman berkarbonisasi. Setelah melakukan analisis terhadap setiap aktivitas yang ada dalam proses produksi, dapat diketahui aktivitas mana saja yang memberikan nilai tambah dan yang tidak memberikan nilai tambah. Dari hasil analisis, diketahui terdapat sembilan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah yang harus dieliminasi, yaitu :

a. Pemeriksaan kadar H2SO4 .

b. Pemeriksaan kadar PAC, kapur, dan C12. c. Pemeriksaan kadar clorine.

d. Menyotir botol bekas.

e. Memasukkan botol-botol ke dalam mesin pencucian botol.

f. Pengantaran botol yang memenuhi syarat ke tempat pemberian kode produksi dan pengepakan.

g. Pemeriksaan akhir produksi

h. Memasukkan botol ke dalam crate dan disusun diatas pallet.


(2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 117

Universitas Kristen Maranatha Untuk itu diperlukan penerapan activity based management untuk mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah tersebut sehingga dapat tercapai efisiensi biaya produksi.

2. Dengan menerapkan activity based managemet pada PT Coca Cola Bottling Indonesia, perusahaan dapat melakukan penghematan biaya sebesar Rp 17.098.778.625,- yang merupakan total biaya overhead yang tidak bernilai tambah. Dengan demikian, penerapan ABM dapat mendorong tercapainya efisiensi biaya produksi sebesar 6,57%.

3. Dari efisiensi biaya produksi yang dicapai dengan menerapkan activity based

management, diketahui bahwa perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas.

Berdasarkan rasio gross profit margin perusahaan mengalami peningkatan sebesar 1,54% sedangkan berdasarkan rasio net profit margin perusahaan mengalami peningkatan sebesar 0,93%.

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang dapat penulis ajukan bagi perusahaan agar dapat dijadikan sebagai masukan dan bagi peneliti selanjutnya agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik, yaitu :

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan

1. Penerapan activity based management yang sudah ada perlu lebih difokuskan oleh perusahaan, agar dapat membantu perusahaan untuk efisiensi biaya produksi yang akan meningkatkan profitabilitas bagi perusahaan.


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 118

Universitas Kristen Maranatha 2. Dengan diketahuinya penghematan biaya setelah perusahaan menerapkan activity

based management, maka dapat dipakai sebagai estimasi penghematan biaya

yang akan terjadi untuk tahun yang akan datang.

3. Dengan diterapkannya konsep ABM ini, diharapkan tidak terjadi pemberhentian tenaga kerja yang berhubungan dengan pengerjaan aktivitas yang tidak bernilai tambah, melainkan hanya pemindahan tenaga kerja tersebut ke bagian yang aktivitasnya bernilai tambah dengan volume aktivitas yang tinggi.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian secara lebih terperinci agar efisiensi biaya produksi dapat tercapai dengan baik.

2. Penelitian penerapan activity based management sebaiknya menggunakan perusahaan yang memiliki siklus produksi yang tidak terlalu besar sehingga memudahkan peneliti untuk menganalisis setiap aktivitas produksi yang ada di perusahaan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data tidak dapat disajikan secara lebih terpirinci karena merupakan rahasia

perusahaan.

2. Penulis hanya meneliti minuman yang berkarbonisasi, karena memiliki proses produksi yang sama.


(4)

119

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Andhika Tejo H. (2007). Peranan Activity Based Management dalam Peningkatan

Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PG Kebon Agung Malang).

Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Brawijaya Malang.

Afian Gunarso. Analisis Penggunaan Activity Based Management untuk

Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi dan Profitabilitas pada Perusahaan Tahu UD.3 S’Prima Kota Baru. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas

Brawijaya.

Agus, Sartono. (2008). Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta BPFE .

Amin, Widjaja Tunggal. (2009). Akuntansi Manajemen. Jakarta: Harvindo.

Bambang Wijayanta dan Aristanti Vidyaningsih. 2007. Ekonomi&Akuntansi:

Mengasah Kemampuan Ekonomi. Edisi 1. Bandung: Citra Praya.

Blocher, Stout, Cokins. (2011). Manajemen Biaya. Edisi 5. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat.

Blocher, Edward J., David E Stout, dan Garry Cokins. (2011). Manajemen Biaya

dengan Penekanan Strategis. Buku Satu. Diterjemahkan oleh David Wijaya.

Jakarta : Salemba Empat.

Bustami, Bastian., & Nurlela. (2006). Akuntansi Biaya: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dani Saputri. (2012). Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Menentukan

Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap pada RS HIKMAH. Fakultas Ekonomi/Jurusan

Akuntansi. Universitas Hasanuddin Makasar.

Deutsche Welle. (2014). Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat. 5 Agustus 2014 diakses dari http://www.dw.de/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-melambat/a-17831978 pada tanggal 2 Oktober 2014.

Dyah Mahastuti., Nazaruddin M., dan Anizar. (2013). Peningkatan Efisiensi Biaya

produksi dengan Metode Activity Based Management di PT XYZ. Fakultas

Teknik/Departemen Teknik Industri. Universitas Sumatera Utara Medan.

Edward J.Blocher., David E Stout., dan Gary Cokins. (2011). Manajemen Biaya:

Penekanan Strategis. Volume 1. Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta


(5)

120

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Kristen Maranatha Evi Dewi Juwitasari. (2012). Pengaruh Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva

terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Sektor Lumber yang terdaftar di BEI.

Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Komputer Indonesia.

Garrison, Ray H., Eric W Noreen., & Peter C Brewer. (2006). Akuntansi Manjerial. Buku 1. Edisi 11. Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan. Jakarta: Salemba Empat. Hansen, Don R., & Maryane M Mowen. (2006). Akuntansi Manajemen. Jilid 1. Edisi

7. Diterjemahkan oleh: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. (2007). Managerial Accounting. 8th Edition. Thomson South-Western. Singapore.

Hansen, Don R. dan Maryanne M.Mowen. (2009). Akuntansi Manajerial. Volume 1. Edisi Kedelapan. Salemba Empat. Jakarta Selatan.

Jogiyanto H.M. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Cetakan Ketiga. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta.

Yogyakarta.

Mulyadi (2005). Akuntansi Biaya, edisi ke-6. Yogyakarta : UPP-STIM YKPN.

Michelle dan Megawati. (2005). Tingkat Pengembalian Investasi dapat Diprediksi Melalui Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage. Kumpulan Jurnal Ekonomi_com.

Nakman Harahap dan Dwi Kumala V. (2008). Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi

Terhadap Laba Bersih. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas

Sumatera Utara.

Novita Djamalu. (2013). Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012. Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Jurusan Akuntansi.

Nuri Bisiranawati. (2014). Rangkuman Rasio Profitabilitas. 28 Januari 2014 diakses dari http://akuntansipertanggungjawaban.blogspot.com/2014/01/rangkuman-rasio-profitabilitas.html pada tanggal 5 November 2014.

Robbins, Stephen and Judge, Timothy A. (2007). Organizational Behaviour. 12nd edition. Upper Saddle River: New Jersey.


(6)

121

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Kristen Maranatha Sheila Priskilla. (2012). Peranan Strategic-Activity Based Management untuk

Memilih Pemasok Kain dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada CV SAM.

Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas Kristen Maranatha Bandung. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Siti Eka Fariyani. (2012). Efisiensi Biaya Produksi dengan Metode Activity Based

Management (ABM). Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi. Universitas

Gunadarma Depok.

Teguh Jayanto. (2009). Pengukuran Kinerja Aktivitas pada Bagian Assembling Studi

Kasus pada PT NIPRESS Tbk. Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntnasi.

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Wikipedia. (2014). Struktur Organisasi. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi pada tanggal 10 Desember 2014.

Wikipedia. (2014). Profitabilitas. Diakses dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Profitabilitas pada tanggal 10 Desember 2014. William, K Carter., & Milton F Usry. (2006). Akuntansi Biaya. Buku 1. Edisi 13.

Diterjemahkan oleh: Krista. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Yudi Avrillianti. (2006). Penerapan Activity Based Management (ABM) Sebagai

Sarana untuk Mendorong Efisiensi Biaya Produksi (Studi Kasus pada PG Krebet Baru Bululawang). Fakultas Ilmu Administrasi/Jurusan Administrasi