Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi dengan Metode Activity Based Management (Studi Kasus PT. Toba Surimi Industries)

(1)

No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-06B; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Rev : 00

PENINGKATAN EFISIENSI BIAYA PRODUKSI DENGAN

METODE

ACTIVITY BASED MANAGEMENT

(STUDI KASUS PT. TOBA SURIMI INDUSTRIES)

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

UNI PRATAMA PEBRINA 1 0 0 4 0 3 0 2 5

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2 0 1 4


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas sarjana ini adalah “Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi dengan Menggunakan

Metode Activity Based Management di PT. Toba Surimi Industries”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Penulis juga mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Laporan tugas sarjana ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, jurusan teknik industri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS MEDAN, NOVEMBER 2014


(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang tua, yaitu Ayah Ir. Ukurta Tarigan, MT dan Ibu Dra. Nusuni Surbakti yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayah dan Ibu.

2. Adik-adik, Meinita Pratiwi Tarigan dan Desra Pranata Kurnia Tarigan yang selalu mendukung penulis untuk secepatnya menyelesaikan laporan ini. 3. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan

4. Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc selaku Koordinator Tugas Sarjana yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan-arahan yang mendukung ketuntasan penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

5. Bapak Dr, Ir, Nazaruddin Matondang, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan ilmunya serta memberikan motivasi untuk penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.


(7)

6. Bapak Ikhsan Siregar, ST, M.Eng selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana yang juga telah membimbing dan mengajarkan ilmunya untuk penulis dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

7. Pimpinan serta seluruh staf dan karyawan PT. Toba Surimi Industries yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian.

8. Sahabat-sahabat, Arnoldus M.R. Sidauruk, Heriana Listya dan Novelly yang selama ini selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian laporan ini. 9. Rekan seperjuangan penyelesaian tugas akhir di PT. Toba Surimi Industries,

Frania Miranda yang telah memberikan bantuan yang cukup besar dalam pengumpulan data perusahaan.

10. Rekan-rekan asisten Laboratorium Studio Audio Visual dan Menggambar Teknik (SAVIGAT), Bang Andri, Bang Yoga, Kak Nadia, Fuad, Shelvy, Yessi, Amanda, Fauzi, Yusuf, Ridho, Arif, dan Tika yang telah banyak memberikan masukan dan dukungan yang baik terhadap penyelesaian laporan ini

11.Seluruh rekan-rekan angkatan 2010 (TITEN) Teknik Industri FT. USU yang terus memotivasi penulis dalam penyelesaian laporan ini.

Medan, November 2014

Uni Pratama Pebrina


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Perumusan Masalah... I-4 1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-4 1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-5 1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaaan ... II-1 2.2. Lokasi Perusahaan ... II-2


(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-2 2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.3.3. jam Kerja dan Shift Karyawan ... II-4 2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-6 2.3.4.1. Sistem Pengupahan . ... II-6 2.3.4.2. Fasilitas Pendukung . ... II-7 2.4. Proses Produksi ... II-8 2.4.1. Standar Mutu Bahan.Produk ... II-8 2.4.2. Bahan yang Digunakan ... II-9 2.4.2.1. Bahan Baku . ... II-9 2.4.2.2. Bahan Penolong . ... II-9 2.4.2.3. Bahan Tambahan . ... II-10 2.4.3. Uraian Proses ... II-11 2.5. Mesin dan Peralatan ... II-11 2.5.1. Mesin Produksi ... II-11 2.5.2. Peralatan (Equipment) ... II-15 2.6. Utilitas ... II-16 2.7. Safety and Fire Protection ... II-16 2.8. Waste Treatment ... II-17


(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Definisi Activity Based Management ... III-1 3.2. Tujuan dan Manfaat Activity Based Management... III-2 3.3. Langkah-langkah Penerapan Activity Based Management III-3 3.4. Dimensi Activity Based Management ... III-4 3.4.1. Dimensi Biaya ... III-4 3.4.2. Dimensi Proses ... III-5 3.5. Aktivitas ... III-7 3.5.1. Defenisi Aktivitas ... III-7 3.5.2. Klasifikasi Aktivitas ... III-7 3.6. Biaya ... III-9 3.7. Value Chain ... III-11 3.8. Pengukuran Kinerja Aktivitas ... III-15 3.9. Pengukuran Waktu ... III-17

3.9.1. Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran Waktu ... III-18 3.9.2. Tahapan Penentuan Waktu Normal ... III-20 3.9.3. Tahapan Penentuan Waktu Baku ... III-25 3.10. Konsep Pengunaan Merit Pay ... III-25


(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-2 4.4. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.5. Variabel Penelitian ... IV-2 4.6. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-5 4.7. Pengumpulan Data ... IV-6 4.8. Pengolahan Data dan Analisis ... IV-7

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Aktivitas ... V-1 5.1.2. Data Waktu Produksi ... V-3 5.1.3. Data Jumlah Produksi ... V-7 5.1.4.1. Biaya Bahan Baku ... V-7 5.1.4.2. Biaya Tenaga kerja Langsung ... V-8 5.1.4.3. Biaya Overhead Pabrik ... V-9 5.2. Pengolahan Data ... V-12 5.2.1. Analisis Proses Bisnis ... V-12


(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.2. Analisis Cost Driver ... V-18 5.2.3. Pembebanan Biaya ke Aktivitas ... V-19 5.2.4. Perhitungan Aloasi Upah (Merit Pay) ... V-23 5.2.5. Process Value Analysis ... V-33 5.2.6. Process Improvement ... V-37 5.2.7. Analisis Perpindahan Bahan ... V-39 5.2.8. Kinerja Keuangan ... V-51

VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis ... VI-1 6.1.1. Analisis Aktivitas ... VI-1 6.1.2. Analisis Pemindahan Material ... VI-1 6.1.3. Analisis Biaya Produksi ... VI-1 6.2. Usulan Perencanaan Perbaikan ... VI-3 6.2.1. Usulan Penetapan Alokasi Standar Upah ... VI-3 6.2.2. Usulan Pemindahan Material ... VI-4 6.2.3. Usulan Efisiensi Biaya Produksi ... VI-5

VI KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan... VII-1


(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Data Produksi PT. Toba Surimi Industries pada Tahun

2010-2013 ... I-2 1.2. Data Produksi Cumi-cumi PT. Toba Surimi Industries

pada Tahun 2010-2013 ... I-2 2.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-5 3.1. Rating Performance Menurut Cara Shumard... III-21 3.2. Westinghouse Factor ... III-23 5.1. Waktu Siklus Produksi Cumi-Cumi ... V-6 5.2. Jumlah Produksi Cumi-cumi di PT. Toba Surimi

Industries Tahun 2010-2013... V-7 5.3. Biaya Bahan Baku Cumi-cumi di PT. Toba Surimi

Industries Tahun 2010-2013... V-8 5.4. Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2013 ... V-8 5.5. Biaya Bahan Pembantu Cumi-cumi di PT. Toba Surimi

Industries Tahun 2010-2013... V-10 5.6. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung di PT. Toba Surimi

Industries Tahun 2010-2013... V-9 5.7. Sub Proses Bagian Produksi PT. Toba Surimi Industries . V-14 5.8. Aktivitas Bagian Produksi PT. Toba Surimi Industries .... V-15


(15)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.9. Pengindentifikasi Informasi Aktivitas Bagian Produksi

PT. Toba Surimi Industries ... V-15 5.10. Aktivitas, Level Aktivitas, dan Pemicu Biaya pada PT.

Toba Surimi Industries ... V-19 5.11. Pembebanan Biaya pada Aktivitas Perusahaan ... V-20 5.12. Waktu Siklus Produksi Cumi-Cumi ... V-23 5.13. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Produksi Cumi-cumi

di PT. Toba Surimi Industries ... V-27 5.14. Uji Kecukupan Data untuk Produksi Cumi-cumi ... V-28 5.15. Rekapitulasi Waktu Siklus ... V-29 5.16. Waktu Normal pada Stasiun Kerja ... V-30 5.17. Waktu Baku pada Stasiun Kerja... V-31 5.18. Upah Standar pada Stasiun Kerja ... V-33 5.19. Aktivitas Bagian Produksi PT. Toba Surimi Industries .... V-34 5.20. Pengujian Aktivitas Pemindahan Bahan ... V-37 5.21. Jarak Perpindahan Antar Work Centre pada Kondisi

Aktual ... V-40 5.22. Worksheet Bagian Produksi PT. Toba Surimi Industries .. V-43 5.23. Kebutuhan Luas Daerah Bagian Produksi PT. Toba

Surimi Industries ... V-46


(16)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.24. Jarak Perpindahan Antar Work Centre pada Kondisi

Usulan... V-48 5.25. Penurunan Jarak ... V-49 5.24. Biaya Transportasi Produksi Cumi-Cumi ... V-46 5.25. Laporan Biaya Sistem Tradisional Produksi Tahun 2013 . V-47 5.26. Pengurangan Biaya Material Handling... V-48 5.27. Laporan Biaya Sistem Activity Based Management ... V-48 5.28. Rekapitulasi Kinerja Keuangan dan Non Keuangan ... V-49 6.1. Jarak Perpindahan Antar Work Centre pada Kondisi

Aktual ... VI-2 6.2. Laporan Biaya Sistem Tradisional Produksi Tahun 2013 . VI-3 6.3. Penerapan Upah Merit Pay ... VI-4 6.4. Penurunan Jarak ... VI-5 6.5. Biaya Transportasi Produksi Cumi-Cumi ... VI-5 6.6. Rekapitulasi Kinerja Keuangan dan Non Keuangan ... VI-6


(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Toba Surimi Industries ... II-3 3.1. Model Dua Dimensi ABM ... III-6 3.2. Contoh Diagram Value Chain ... III-12 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ... IV-5 4.3. Blok Diagram Prosedur Activity Based Management ... IV-8 5.1. Value Chain Diagram untuk Identifikasi Proses Bisnis .... V-13 5.2. Control Chart Uji Keseragaman Data untuk Proses

Produksi Cumi-cumi ... V-20 5.3. Activity Relationship Chart Bagian Produksi PT. Toba

Surimi Industries ... V-37 5.4. Block Template Bagian Produksi PT. Toba Surimi

Industries ... V-39 5.5. Activity Relationship DiagramBagian Produksi PT. Toba

Surimi Industries ... V-40 5.6. Activity Allocation Diagram... V-42


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1 2. Rating Factor dan Allowance Operator ... L-2 3. Pembebanan Biaya Tiap Aktivitas ... L-3 4. Kondisi Aktual Pemindahan Material pada PT. Toba

Surimi Industries ... L-4 5. Kondisi Usulan Pemindahan Material pada PT. Toba

Surimi Industries ... L-5 6. Tugas Permohonan Tugas Sarjana Halaman 1 ... L-6 7. Tugas Permohonan Tugas Sarjana Halaman 2 ... L-7 8. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana di PT. Toba

Surimi Industries ... L-8 9. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana di PT.

Toba Surimi Industries ... L-9 10. Surat Keputusan Tugas Sarjana Mahasiswa... L-10


(19)

ABSTRAK

Dewasa ini persaingan usaha di dunia industri sangat ketat. Perusahaan yang tidak memiliki daya saing yang tinggi akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan usahanya.Produk-produk yang ditawarkan harus mampu bersaing dalam berbagai hal, salah satunya adalah harga produk. Salah satu strategi yang digunakan untuk adalah penekanan harga produk. PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi cumi-cumi yang berusaha untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi dimana produksi cumi-cumi terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya biaya produksi. Hal tersebut menyebabkan harga produk cumi-cumi lebih mahal dari pasaran. Penggunaan metode Activity Based Management diharapkan dapat mengurangi biaya aktivitas sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Eliminasi aktivitas terjadi pada aktivitas pemindahan material. Jarak pemindahan material dari satu workcentre ke workcentre lain dikurangi sehingga biaya pemindahan material dapat diminimalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan efisiensi biaya produksi sebelum dilakukan perbaikan dengan setelah dilakukan perbaikan sebesar 0,48% .

Kata Kunci: Activity Based Management, Cost product, Value Chain Diagram, Merit Pay, Process Value Analysis


(20)

ABSTRAK

Dewasa ini persaingan usaha di dunia industri sangat ketat. Perusahaan yang tidak memiliki daya saing yang tinggi akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan usahanya.Produk-produk yang ditawarkan harus mampu bersaing dalam berbagai hal, salah satunya adalah harga produk. Salah satu strategi yang digunakan untuk adalah penekanan harga produk. PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi cumi-cumi yang berusaha untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi dimana produksi cumi-cumi terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya biaya produksi. Hal tersebut menyebabkan harga produk cumi-cumi lebih mahal dari pasaran. Penggunaan metode Activity Based Management diharapkan dapat mengurangi biaya aktivitas sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Eliminasi aktivitas terjadi pada aktivitas pemindahan material. Jarak pemindahan material dari satu workcentre ke workcentre lain dikurangi sehingga biaya pemindahan material dapat diminimalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan efisiensi biaya produksi sebelum dilakukan perbaikan dengan setelah dilakukan perbaikan sebesar 0,48% .

Kata Kunci: Activity Based Management, Cost product, Value Chain Diagram, Merit Pay, Process Value Analysis


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Dewasa ini persaingan usaha di dunia industri sangat ketat. Perusahaan yang tidak memiliki daya saing yang tinggi akan mengalami kesulitan untuk mempertahankan usahanya. Oleh karena itu diperlukan strategi-strategi perusahaan yang dapat memenangkan perusahaan dalam persaingan. Salah satu strategi yang digunakan untuk bisa memenangkan persaingan adalah manajemen aktivitas. Manajemen aktivitas adalah alat strategi bersaing yang berupaya untuk memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen diperoleh selain dari kualitas yang tinggi juga dari harga produk yang murah. Harga murah harus didukung dengan biaya yang rendah, Biaya yang rendah diperoleh dari efisiensi biaya produksi.

PT. Toba Surimi Industries merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi hasil laut, seperti cumi-cumi, kepiting, udang, ikan tuna, dan lain-lain, dimana setiap produksi hasil laut memiliki pabriknya masing-masing. Produk yang dipilih adalah cumi-cumi karena produk inilah yang memiliki data penjualan paling tinggi per tahunnya. Adapun data penjualan produk hasil laut di PT. Toba Surimi dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut ini.


(22)

Tabel 1.1. Data Produksi PT. Toba Surimi Industries pada Tahun 2010-2013

Periode

Data Produksi Hasil Laut di PT. Toba Surimi (Rp) Cumi-cumi Kepiting Udang Ikan Tuna

April 2010 - Maret 2011 18.000.000.000 11.865.000.000 13.050.000.000 8.700.000.000

April 2011 - Maret 2012 19.275.000.000 11.300.000.000 13.115.000.000 9.111.000.000

April 2012 - Maret 2013 20.510.000.000 12.000.000.000 13.510.000.000 11.480.000.000

Sumber : PT. Toba Surimi Industries

Berdasarkan data produksi tersebut, maka dipilihlah cumi-cumi sebagai produk yang akan diteliti. Produksi cumi-cumi terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya biaya produksi. Adapun data produksi cumi-cumi selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.2. berikut ini.

Tabel 1.2. Data Produksi Cumi-cumi PT. Toba Surimi Industries pada Tahun 2010-2013

Periode Produksi

(Kg)

Total Biaya Produksi (Rp)

Unit Cost (Rp/Kg)

April 2010 - Maret 2011 360.000 18.000.000.000 50.000 April 2011 - Maret 2012 385.500 19.275.000.000 50.000 April 2012 - Maret 2013 410.200 20.510.000.000 50.000 Jumlah 1.155.700 57.785.000.000 150 Rata-rata 385.233 19.261.666.667 50 Sumber : PT. Toba Surimi Industries


(23)

Berdasarkan pengamatan pendahuluan, perusahaan ini memiliki rata-rata

unit cost (harga per produk) yang cukup mahal yaitu harga cumi-cumi per kg sebesar Rp 50.000 sedangkan di pasaran harga cumi-cumi per kg sebesar Rp 35.000. Hal tersebut menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan meningkat setiap tahunnya. Tingginya biaya produksi terlihat selama tiga tahun terakhir.

Agar perusahaan mampu bersaing, perlu dilakukan minimalisasi biaya produksi melalui efisiensi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah sehingga dapat ditentukan strategi untuk meningkatkan efisiensi. Oleh karena itu digunakanlah suatu metode yang disebut Metode Activity Based Management.

Activity–Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006). Activity Based Management berusaha untuk mengidentifikasinya dan pada akhirnya akan menghilangkan semua aktivitas yang tidak bernilai tambah dan sekaligus akan meningkatkan efisiensi pada aktivitas yang bernilai tambah (value added activity). Activity Based Management

memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas-aktivitas yang diperlukan dengan tujuan meningkatkan nilai pelanggan (cost value) dan laba yang diperoleh.

Dengan demikian diharapkan penggunaan Metode Activity Based Management dapat memberikan solusi untuk perbaikan sistem produksi pada PT. Toba Surimi Industries.


(24)

1.2. Perumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah peningkatan efisiensi biaya produksi dengan cara mengidentifikasi dan menghilangkan semua aktivitas yang tidak bernilai tambah (non-value added activity), sehingga pada akhirnya tercapai biaya produksi yang rendah dan harga produk yang murah.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengimplementasikan metode Activity Based Managementpada biaya produksi sehingga efisiensi biaya produksi meningkat tanpa harus mengurangi kualitas produk.

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan aktivitas–aktivitas apa saja yang dilakukan perusahaan

2. Mengidentifikasi berdasarkan petunjuk yang menjadi indikator klasifikasi aktivitas bernilai tambah (value added activity) dan aktivitas tak bernilai tambah (non value added activity)

3. Menentukan strategi untuk meningkatkan efisiensi dan minimalisasi biaya produksi.

4. Menentukan usulan perbaikan proses terhadap aktivitas yang tidak bernilai tambah.


(25)

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Mahasiswa

Memperoleh pengalaman serta meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori ilmiah yang diperoleh di perkuliahan untuk mencari solusi permasalahan-permasalahan yang terjadi di perusahaan dari sudut pandang akademis khususnya dalam hal efisiensi biaya produksi melalui penerapan metode Activity Based Management.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peningkatan kinerja perusahaan dan pengembangan berbagai aspek dalam perusahaan. Selain itu perusahaan mendapatkan informasi secara teoritis mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi melalui penerapan metode Activity Based Management.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

a. Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara.

b. Departemen Teknik Industri dapat lebih dikenal secara luas sebagai forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi suatu perusahaan.

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian hanya dilakukan pada cabang/lini produksi hasil laut cumi-cumi. 2. Penelitian dilakukan hanya pada bagian produksi.


(26)

3. Biaya penyusutan mesin dan bangunan tidak diperhitungkan.

4. Identifikasi biaya-biaya yang diperlukan dalam proses produksi dengan Value Engineering.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Proses produksi berjakan baik dan sesuai standar yang ditetapkan perusahaan. 2. Semua fasilitas produksi yang digunakan berada dalam kondisi normal dan

baik.

3. Tidak ada kenaikan harga biaya produksi selama penelitian.

4. Semua pekerja yang berhubungan dengan bagian produksi berada dalam kondisi normal dan bekerja dengan baik.

5. Data dan informasi yang diperoleh perusahaan dianggap benar.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan Tugas Sarjana adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, asumsi dan batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan Tugas Sarjana.


(27)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini berisikan sejarah industri (perusahaan), ruang lingkup bidang usaha, tenaga kerja, proses produksi, bahan baku, penolong serta bahan tambahan, mesin dan fasilitas produksi dan beberapa hal yang mendukung informasi mengenai perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dikaji dalam tugas akhir ini, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Memaparkan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Memuat tentang pengumpulan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di lapangan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini diuraikan mengenai analisis pembahasan hasil dari pengolahan data dengan cara membandingkan dengan teori-teori yang ada. Selain itu juga diuraikan evaluasi yang diupayakan untuk


(28)

memberikan perbandingan kondisi kerja yang ada dengan perbaikan yang dilakukan.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan penulis dari hasil penelitian serta rekomendasi saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.


(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Toba Surimi Industries merupakan salah satu perusahaan nasional yang bergerak di bidang pengolahan hasil laut seperti udang, cumi-cumi, kepiting, kepah, ikan selar, dan hasil laut lainnya. Perusahaan ini dirikan oleh Bintama Tardy pada tanggal 23 Desember 1998 dengan akte pendirian nomor 59 dibuat dihadapan notaries Herman Saptaputra, SH. Anggaran dasar perseroan ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman pada tanggal 5 Juni 1999, nomor C2-5953.HT.01.01. Tahun 1999 dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara tanggal 11 Juli 2000, nomor 55 dan Berita Negara RI nomor 3595/2000.

PT. Toba Surimi Industries mulai beroperasi komersial pada tanggal 1 Maret 2000 dengan mengoperasikan 1 (satu) unit pabrik pengolahan hasil laut berkapasitas 1 ton bahan baku per hari. Setelah melakukan uji coba selama 2 bulan, perusahaan sudah dapat melakukan ekspor perdana dengan sukses pada bulan Mei 2000 dan melakukan peningkatan kapasitas pabrik sesuai dengan permintaan konsumen yang juga semakin meningkat.

Pada awal pendiriannya PT. Toba Surimi Industries mempunyai jumlah tenaga kerja yang sedikit, namun dengan adanya perkembangan usaha, perusahaan telah menambah kerjanya untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat.


(30)

2.2. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan PT. Toba Surimi Industries berada di Jl. Pulau Pinang 2 Kawasan Industri II Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi ini merupakan kawasan yang khusus untuk industri. Lokasi ini dapat dicapai dari pusat kota Medan melalui jalan raya Medan-Belawan Jl. Yos Sudarso Km. 10,5 lalu masuk ke Kawasan Industri Medan memalui Tol Belmera.

Secara umum lokasi PT. Toba Surimi Industries tergolong cukup baik, berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Terletak di Kawasan Industri Medan.

2. Mudah dijangkau dari pusat Kota Medan dan Pelabuhan Belawan.

3. Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yaitu Tol Belmera sebagai sarana untuk pengiriman dan penerimaan barang.

4. Fasilitas-fasilitas pendukung tersedia dengan baik seperti listrik, air bersih, telekomunikasi dan pengolahan limbah yang baik.

2.3. Organisasi dan Manajemen

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran skematis tentang hubungan atau kerjasama orang-orang yang menggerakkan dan berada dalam suatu organisasi. Adanya organisasi akan mengakibatkan setiap tugas dan kegiatan dapat didistribusikan dan dilakukan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan efektif sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Adanya struktur organisasi dan uraian tugas yang telah ditetapkan akan menciptakan suasana kerja


(31)

yang baik karena akan terhindar dari tumpang tindih dalam perintah dan tanggung jawab.

Struktur organisasi PT. Toba Surimi Industries adalan bentuk lini fungsional, dimana wewenang dari pimpinana dilimpahkan kepada bagian-bagian bawahannya dalam bidang keja tertentu. Pimpinan bagian di tiap bidang dapat memerintah dan meminta pertanggungjawaban dari semua pimpinan bagian pelaksanayang ada sepanjang menyangkut biadang kerjanya. Adapun struktur organisasi di PT. Toba Surimi Industries adalah sebagai berikut:

DIRECTION

PRODUCTION MANAGER

PURCHASING

MANAGER R & D

QUALITY ASSURANCE MANAGER ACCOUNTIG MANAGER FINANCE MANAGER MARKETING MANAGER EXPORT MANAGER PERSONALIA MANAGER HEAD SECURITY ASSISTANT PRODUCTION MANAGER ASS. QUALITY ASSURANCE MANAGER

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF

QC. PROCESSING QC. LABORATORY QC. DOUBLE SEAM QC.

STERILIZATION ADM QC

ASS. PROCESSING ASS. LABORATORY ASS. DOUBLE SEAM ASS. STERILIZATION SUPERVISOR STORE KEEPER ASS. SUPERVISOR TEAM LEADER WORKERS

Sumber: PT. Toba Surimi Industries

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Toba Surimi Industries

Perusahaan yang terdiri dari beberapa aktivitas yang berbeda harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga target dan sasaran perusahaan yang dapat dicapai dengan efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Dengan adanya struktur organisai, orang-orang yang berbeda dalam organisasi tersebut dapat diarahkan


(32)

kepada keadaan yang sedemikian rupa sehingga mereka dapat melaksanakan aktivitas dengan baik yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan di samping melaksanakan aktivitas masing-masing.

2.3.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam aktivitas kegiatan yang ada di PT. PT. Toba Surimi Industries, pembagian tugas serta tanggung jawab di perusahaan telah di atur berdasarkan keputusan direksi perusahaan.

Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di PT. PT. Toba Surimi Industries dapat dilihat di Lampiran 1.

2.3.3. Jam Kerja dan Shift Karyawan

Untuk mencapai kinerja yang baik maka perusahaan harus mengatur jam kerja bagi para karyawannya. Ketentuan jam kerja karyawan pada PT. Toba Surimi Industries dibagi atas:

1. Jam Kerja Kantor

Hari Senin sampai dengan Jumat: Pukul 08.00-12.00 WIB : Kerja Aktif Pukul 12.00-13.00 WIB : Istirahat Pukul 13.00-16.00 WIB : Kerja Aktif 2. Jam Kerja Pabrik


(33)

Terdiri dari satu shift kerja, dimana karyawan masuk di dua gelombang yaitu pukul 08.00-16.00 dan pukul 11.00-19.00 WIB dengan jam kerja sebagai berikut.

Hari Senin sampai dengan Kamis: Pukul 08.00-12.00 WIB : Kerja Aktif Pukul 12.00-13.00 WIB : Istirahat Pukul 13.00-16.00 WIB : Kerja Aktif Hari Jumat:

Pukul 08.00-12.00 WIB : Kerja Aktif Pukul 12.00-14.00 WIB : Istirahat Pukul 14.00-16.00 WIB : Kerja Aktif Hari Sabtu:

Pukul 08.00-12.00 WIB : Kerja Aktif

Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja

No Jabatan Jumlah

1 Director 1

2 Acounting Manager 1

3 Finance Manager 1

4 Purchasing Manager 1

5 Marketing Manager 1

6 Production Manager 1

7 Quality Assurance Manager 1

8 Personalia Manager 1

9 Export and Import Manager 1

10 R & D Manager 1

11 Assistant Acounting Manager 6

12 Assistant Finance Manager 4

13 Assistant Purchasing Manager 3


(34)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Activity Based Management

Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya (Hansen dan Mowen, 2006). Activity Based Management (ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia value tersebut. (Mulyadi, 2007) Activity Based Management (ABM) analisis aktivitas yang digunakan untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. (Blocher, 2007). Berdasarkan definisi-definisi diatas, ABM mempunyai dua frasa penting, yaitu: (1) Manajemen berbasis aktivitas berfokus pada pengelolaan aktivitas untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh konsumen, dan (2) Pemusatan pengelolaan pada aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyedia nilai tersebut.

Activity Based Management (ABM) dilakukan dengan mengidentifikasi biaya-biaya seperti biaya produksi, biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja langsung. Selain pengidentifikasian biaya, dilakukan juga pengidentifikasi aktivitas. Aktivitas yang bernilai tambah kemudian dihitung waktu siklusnya, sedangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah diperbaiki dalam perbaikan proses.


(35)

Setelah biaya dan aktivitas yang tidak bernilai tambah diketahui, maka dilanjutkan dengan analisis dengan menggunakan Activity Based Management sehingga diperoleh efisiensi biaya produksi.

3.2. Tujuan dan Manfaat Activity Based Management

Activity Based Management merupakan pusat dari sistem manajemen biaya, dan oleh karena itu untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harus menekankan pada ABM. ABM bertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh para konsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba dengan menyediakan nilai tambah bagi konsumennya.

Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan ABM adalah manajemen dapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangi biaya, atau meninggkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan mengidentifikasi sumber daya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, ABM memperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunci perusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif (Blocher, 2007)

Manfaat ABM adalah:

1. Mengukur kinerja keuangan dan pengoperasian (nonkeuangan) organisasi dan aktivitas-aktivitasnya.

2. Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan jasa.

3. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dan mengendalikannya.


(36)

4. Mengelompokkan aktivitas-aktivitas bernilai tambah dan tidak bernilai tambah.

5. Mengefisienkan aktivitas bernilai tambah dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah.

6. Menjamin bahwa pembuatan keputusan, perencanaan dan pengendalian didasarkan pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan.

7. Menilai penciptaan rangkaian nilai tambah (value-added chain) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

Moses (2010) dalam penelitiannya menyebutkan, bahwa dengan menggunakan analisis Activity Based Management di industri lem diperoleh eliminasi aktivitas terjadi pada aktivitas inspeksi bahan baku awal saat bahan baku diterima oleh perusahaan. Selisih biaya aktivitas sebelum dilakukan perbaikan dan setelah dilakukan perbaikan aktivitas sebesar 0,93%. Morfi (2012) dalam penelitiannya menyebutkan, bahwa dengan menggunakan analisis Activity Based Management di perusahaan celana jeans diperoleh efisiensi pengurangan biaya produksi sebesar 0,39% dan efisiensi pengurangan waktu produksi 2,59%.

3.3. Langkah-langkah Penerapan Activity Based Management

Penerapan Activity Based Management umumnya melibatkan langkah-langkah sebagai berikut (Supriyono, 1999):


(37)

1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas

2. Membedakan antar aktivitas bisnis bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah untuk produk tertentu

3. Menelusuri arus produk melalui aktivitas 4. Membebankan arus produk melalui aktivitas

5. Menentukan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas dengan fungsi-fungsi dan lintas fungsi

6. Membuat arus produk lebih efisien

7. Mengurangi atau meniadakan aktivitas tidak bernilai tambah

8. Menganalisis dua atau lebih aktivitas yang saling berhubungan untuk menentukan trade off di antara aktivitas tersebut agar mengarah pada pengurangan biaya

3.4. Dimensi Activity–Based Management

Activity–Based Management menekankan pada biaya berdasarkan aktivitas atau Activity-Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Jadi, Activity–Based Management memiliki dua dimensi, yaitu dimensi biaya dan dimensi proses (Hansen dan Mowen, 2006).

3.4.1. Dimensi Biaya

Dimensi biaya adalah dimensi ABM yang memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas, produk, dan pelanggan. Dimensi biaya ini bertujuan untuk memperbaiki keakuratan pembebanan biaya. Sebagaimana disebutkan


(38)

sebelumnya, yaitu sumber biaya ditelusuri pada aktivitas dan kemudian biaya dibebankan pada produk dan pelanggan.

Dimensi biaya atau dimensi Activity-Based Costing (ABC), didasarkan pada ABC generasi kedua yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari ABC generasi pertama. ABC generasi pertama adalah sistem penentuan biaya produk yang terdiri atas dua tahap yaitu: (1) Melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan (2) Membebankan biaya pada produk.

ABC semula diakui sebagai metode untuk menyempurnakan ketelitian biaya produk, namun ABC generasi kedua merupakan sistem pengukuran kinerja yang bersifat komprehensif yang digunakan sebagai sumber informasi utama

Activity-Based Management (ABM). ABC generasi kedua adalah metodologi untuk mengukur dan menyediakan informasi mengenai biaya sumber-sumber, aktivitas-aktivitas, dan pembebanan biaya pada objek-objek biaya. Asumsi yang mendasari adalah: (1) Objek-objek biaya menciptakan perlunya aktivitas-aktivitas, dan (2) Aktivitas-aktivitas menciptakan perlunya sumber-sumber. ABC juga merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengorganisasi dan mengkomunikasikan informasi.

3.4.2. Dimensi Proses

Dimensi proses atau analisis nilai proses adalah dimensi ABM yang memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan seberapa baik dikerjakannya. Tujuan dimensi proses adalah pengurangan biaya. Dimensi inilah yang memberikan kemampuan untuk mengukur perbaikan


(39)

berkelanjutan.

Dimensi proses adalah dimensi model ABM yang berisi informasi kinerja mengenai pekerjaan yang dilaksanakan dalam organisasi sehingga mencakup : 1. Analisis penyebab biaya

2. Analisis aktivitas-aktivitas

3. Evaluasi kinerja dengan menggunakan informasi dari ABC.

Dimensi proses menyediakan informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan dalam suatu aktivitas dan hubungan antara pekerjaan tersebut dengan aktivitas lainnya.

Sumber: Hansel dan Mowen. 2006

Gambar 3.1. Model Dua Dimensi ABM Dimensi Biaya

(ABC)

Analisis Driver

Aktivitas-aktivitas

Analisis Kerja

Produk dan Pelanggan

Sumber Daya

Dimensi Proses

Mengapa? Apa? Seberapa baik?


(40)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Toba Surimi Industries yang bergerak di bidang hasil laut. Perusahaan ini berlokasi di Jl. Pulau Pinang II, Kawasan Industri Medan II, Mabar, Sumatera Utara. Sedangkan khusus pabrik cumi-cumi berlokasi Jl. Pulau Sumbawa, Kawasan Industri Medan I, Mabar, Sumatera Utara. Pengambilan data ini dilakukan pada bulan Juni 2014 hingga bulan September 2014.

4.2. Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu investigasi atau pencarian secara ilmiah, terorganisir, sistematis, obyektif, didukung oleh data teerhadap suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan maksud menemukan jawaban terhadap masalah tersebut. (Sinulingga, 2011).

Jenis penelitian yang digunakan adalah Applied Research. Applied Research merupakan penelitian mendasar pada pemecahan masalah nyata. (Sinulingga, 2011). Pada penelitian ini dilakukan analisis situasi dan variabel faktual suatu objek tertentu, membandingkannya dengan kondisi, situasi ataupun variabel yang diterapkan oleh objek penelitian, kemudian memberikan solusi dengan mengurangi aktivitas tidak bernilai tambah pada perusahaan sehingga didapatkan efisiensi biaya produksi.


(41)

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah produksi cumi-cumi di salah satu cabang/lini PT. Toba Surimi Industries.

4.4. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah. Biasanya kerangka penelitian ini menggunakan pendekatan ilmiah dan memperlihatkan hubungan antarvariabel dalam proses analisisnya. (Sinulingga, 2011)

Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Adapun kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4 .1.

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian


(42)

4.5. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang memiliki nilai yang berbeda-beda atau bervariasi. Nilai dari variabel dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Value Added Activity

Value Added Activity adalah aktivitas-aktivitas pada lantai produksi yang memiliki nilai tambah. Adapun variabel-variabel yang termasuk di dalamnya, yaitu:

(i) Biaya Bahan Baku

Variabel ini menunjukkan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk bahan baku yang mempengaruhi variabel pembebanan biaya.

(ii) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Variabel ini menunjukkan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja langsung berhubungan dengan proses produksi yang mempengaruhi variabel pembebanan biaya.

(iii)Biaya Overhead Pabrik

Variabel ini menunjukkan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang mempengaruhi variabel pembebanan biaya.


(43)

Adapun Biaya Overhead pabrik adalah sebagai berikut: - Biaya Bahan Pembantu

- Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung - Biaya Pemeliharaan Mesin dan Peralatan - Biaya Listrik

- Biaya Air - Biaya Packing

- Biaya Asuransi Karyawan

- Biaya Asuransi Bangunan Pabrik - Biaya Operasional Kantor

b. Non Value Added Activity

Non Value Added Activity adalah aktivitas-aktivitas pada lantai produksi yang memiliki tidak nilai tambah. Untuk tercapainya efisiensi biaya produksi, Non Value Added Activity harus dieliminasi hingga seminimal mungkin.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah variabel-variabel yang nilai atau valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel lain, atau disebut juga sebagai variabel utama karena fokus investigasi pada umumnya ditekankan pada perubahan yang terjadi pada variabel. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Efisiensi biaya produksi, variabel ini menunjukkan apakah terdapat efisiensi biaya produksi yang ditunjukkan dengan


(44)

pengurangan biaya produksi dengan melakukan analisis Activity Based Management.

4.6. Blok Diagram Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah proses penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.


(45)

Gambar 4.2. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian

4.7. Pengumpulan Data

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:


(46)

1. Observasi

Observasi dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan mengenai proses pembuatan produk cumi-cumi serta melakukan perhitungan waktu proses produksi secara langsung menggunakan Stopwatch.

2. Wawancara

Melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen dan operator yang bekerja di perusahaan tersebut mengenai hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian dan untuk melengkapi data yang diperoleh dari observasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari perusahaan yaitu data-data yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

4. Teknik kepustakaan

Diperoleh melalui mempelajari buku-buku, thesis atau jurnal internet yang berkaitan dengan pendekatan dari metode yang digunakan yaitu Metode

Activity Based Management.

4.8. Pengolahan Data dan Analisis

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Aktivitas

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap aktivitas-aktivitas yang terjadi selama proses produksi. Pada tahapan ini akan dilakukan pengamatan terhadap


(47)

aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi hasil laut, khususnya cumi-cumi dengan membuat Flow Procces Chart.

2. Mengklasifikasikan aktivitas dengan memisahkan aktivitas-aktivitas perusahaan menjadi dua golongan yaitu aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah. Pengklasifikasian aktivitas ini dilakukan dengan Metode Process Value Analysis yang terdiri dari Value Added Activit dan Non Value Added Activity.

3. Melakukan pembebanan biaya produksi ke tiap-tiap aktivitas dengan meneliti biaya dari masing-masing aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan selama produksi. Pembebanan dilakukan dengan menghitung waktu siklus tiap aktivitas dan perhitungan luas dan kebutuhan pabrik terlebih dahulu.

4. Analisis Aktivitas, merupakan kunci untuk mencapai tujuan efisiensi biaya. Analisis aktivitas adalah proses eliminasi, pengurangan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah untuk mengurangi biaya produksi perusahaan.

Proses Metode Activity Based Management dapat dilihat pada Gambar 4.3.


(48)

Klasifikasi aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah

Pembebanan biaya pada setiap aktivitas

Analisis Aktivitas

Selesai Mulai

Identifikasi Aktivitas

Gambar 4.3. Blok Diagram Prosedur Activity Based Management


(49)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Aktivitas

Data aktivitas produksi adalah data yang berhubungan dengan seluruh aktivitas pada lantai produksi. Adapun data aktivitas produksi di PT. Toba Surimi Industries adalah sebagai berikut:

1. Pengukusan Cumi-cumi

Cumi-cumi segar yang berasal dari tambak dimasukkan ke dalam chillbox

berisi es dan diangkut dengan truk ke pabrik. Petugas QC memeriksa dan memastikan apakah cumi-cumi segar memenuhi standar mutu yang ditentukan. Cumi-cumi yang berada di dalam chillbox diisikan dengan air agar lebih mudah dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam fish basket. Cumi-cumi segar yang ada dalam fish basket dimasukkan ke dalam tempat kukusan yang disebut dengan polysindrum. Pengukusan ini dilakukan selama 15 menit dan ditambahkam garam dengan perbandingan 100 kg untuk 1,5 ton cumi-cumi segar.

2. Pengupasan Kulit (Picking)

Setelah cumi-cumi dikukus, lalu dibawa tempat pengupasan untuk dibuang kulitnya.Suhu dingin dipertahankan dengan menambahkan es pada

chillbox.Pengupasan dilakukan secara manual.


(50)

3. Pengisian dan Penimbangan (Filling and Weighing)

Cumi-cumi yang telah dibersihkan terlebih dahulu kemudian diisikan ke dalam loyang yang berfungsi mengatur ukuran cumi-cumi lalu cumi-cumi ditimbang menggunakan timbangan digital.

4, Pembekuan

Setelah cumi-cumi dimasukkan ke dalam loyang, lalu loyang tersebut dimasukkan ke dalam Mesin Air Blast Freezer (ABF) untuk dibekukan. Pembekuan berlangsung selama 15 menit.

5. Pendinginan (Cooling)

Cumi-cumi segar yang telah dibekukan lalu dikeluarkan dari loyang dan dimasukkan ke dalam plastik. Plastik berisi cumi-cumi segar kemudian dimasukkan ke dalam tangki pendingin yang disebut Corum yang berisi air yang telah dicampur klorin sebanyak 1-3 ppm. Pendinginan berlangsung selama dua jam.

6. Pengepakan (Packing)

Cumi-cumi yang sudah didinginkan kemudian dibungkus dalam karton yang disusun rapi dan diisi sebanyak 15 piece per karton.

7. Pemberian Kode dan Label (Coding and Labeling)

Cumi-cumi segar yang telah dibungkus rapi dan dikemas karton kemudian diberi kode dan label. Adapun kode yang diberikan adalah tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Pemberian kode menggunakan mesin Coding. Kemudian diberi label yang sudah diberikan kode, Pemberian label menggunakan mesin Labeling.


(51)

5.1.2. Data Waktu Produksi

Waktu produksi adalah waktu siklus penyelesaian produk pada setiap stasiun kerja. Data waktu produksi diperoleh dengan melakukan pengukuran waktu kerja. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan stopwatch. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Penetapan tujuan pengukuran

Tujuan dari pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan waktu baku masing-masing pekerjaan pada setiap stasiun kerja di PT. Toba Surimi Industries. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ketelitian 5% dan tingkat kepercayaan 95%.

2. Penelitan pendahuluan untuk mengetahui kondisi kerja

Adapun kondisi kerja pada setiap stasiun kerja di PT. Toba Surimi Industries adalah:

a. Lingkungan mempunyai temperatur yang normal yaitu 37°C b. Mempunyai sirkulasi udara yang normal

c. Mempunyai pencahayaan yang baik yaitu 300 luxmeter

d. Pekerja memiliki ruang gerak yang leluasa dalam pekerjaannya. 3. Memilih Operator

Operator yang dipilih adalah operator yang sehat jasmani dan rohani dan dapat melakukan pekerjaannya dengan wajar.


(52)

4. Menguraikan Elemen Pekerjaan

Elemen kerja setiap stasiun dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Work Centre Pengukusan Cumi-cumi

Pada Work Centre ini, satu siklus merupakan satu kali proses pengukusan cumi-cumi segar, dimulai dari operator menyentuh cumi-cumi segar yang ada dalam fish basket dimasukkan ke dalam tempat kukusan yang disebut dengan

polysindrum, dikukus sampai operator menyentuh cumi-cumi yang akan dikukus berikutnya.

2. Work Centre Pengupasan Kulit (Picking)

Pada Work Centre ini, satu siklus merupakan satu kali proses pengupasan cumi-cumi segar, dimulai dari operator menyentuh cumi-cumi yang telah dikukus, dibawa ke tempat pengupasan untuk dibuang kulitnya, sampai operator menyentuh cumi-cumi yang akan dibersihkan berikutnya.

3. Work Centre Pengisian dan Penimbangan (Filling and Weighing)

Pada Work Centre ini, satu siklus merupakan satu kali proses pengisian dan penimbangan cumi-cumi segar. Proses pengisian dimulai dari operator menyentuh cumi-cumi yang telah dibersihkan terlebih dahulu, diisikan ke dalam loyang yang berfungsi mengatur ukuran cumi-cumi lalu dilanjutkan dengan proses penimbangan yang dimulai dari operator menyentuh cumi-cumi yang telah diletakkan di loyang, ditimbang menggunakan timbangan digital sampai operator menyentuh cumi-cumi berikutnya.


(53)

4, Work Centre Pembekuan

Pada Work Centre ini, satu siklus merupakan satu kali proses pembekuan cumi-cumi segar dimulai dari operator menyentuh cumi-cumi yang telah dimasukkan ke dalam loyang dan ditimbang terlebih dahulu, loyang dimasukkan ke dalam Mesin Air Blast Freezer (ABF) untuk dibekukan, sampai operator menyentuh cumi-cumi berikutnya.

5. Work Centre Pendinginan (Cooling)

Pada Work Centre ini, satu siklus merupakan satu kali proses pendinginan cumi-cumi segar dimulai dari operator menyentuh cumi-cumi yang telah dibekukan terlebih dahulu, lalu cumi-cumi segar yang telah dibekukan dikeluarkan dari loyang, dimasukkan ke dalam plastik. Plastik berisi cumi-cumi segar kemudian dimasukkan ke dalam tangki pendingin. Proses tersebut berlanjut sampai operator menyentuh cumi-cumi berikutnya yang akan didinginkan.

6. Work Centre Pengepakan (Packing)

Pada Work Centre ini, satu siklus merupakan satu kali proses pengepakan cumi-cumi segar dimulai dari operator menyentuh cumi-cumi yang telah didinginkan terlebih dahulu, cumi-cumi yang sudah didinginkan kemudian bungkus dalam karton yang disusun rapi dan diisi sebanyak 15 piece per karton. Proses tersebut berlanjut sampai operator menyentuh cumi-cumi berikutnya yang akan dikemas.


(54)

BAB VI

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis

6.1.1. Analisis Aktivitas

Dari hasil pengamatan seluruh aktivitas pada bagian produksi dan berpedoman pada kriteria suatu aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah menurut Hansen dan Mowen, total aktivitas produksi di PT. Toba Surimi sebesar 20 aktivitas yang terdiri dari aktivitas bernilai tambah sebanyak 14 aktivitas dan aktivitas tidak bernilai tambah sebanyak 6 aktivitas. Maka diketahui bahwa aktivitas tidak bernilai tambah yang paling banyak adalah pemindahan material.

Adapun aktivitas pemindahan yang dilakukan pada PT. Toba Surimi Industries adalah pemindahan cumi-cumi yang telah dikukus ke bagian pengopekan kulit, pemindahan cumi-cumi yang telah dibersihkan ke bagian pengisian loyang, pemindahan cumi-cumi ke bagian pembekuan, pemindahan cumi-cumi yang telah dibekukan ke bagian pendinginan, pemindahan cumi-cumi ke bagian pengepakan, dan yang terakhir yaitu pemindahan produk cumi-cumi ke gudang pabrik

6.1.2. Analisis Pemindahan Material

Analisis terhadap pemindahan bahan perlu dilakukan karena aktivitas pemindahan bahan tidak memberikan nilai tambah pada produk, namun aktivitas


(55)

ini tidak dapat dihilangkan, melainkan diminimumkan jarak perpindahannya. Jarak yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produk cumi-cumi adalah 201,25 m. Adapun besar jarak yang ditempuh pekerja dalam memproduksi cumi-cumi dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Jarak Perpindahan Antar Work Centre pada Kondisi Aktual

No Departemen Jarak (m) Dari- Kode Work Centre Ke- Kode Work Centre

1 Gudang Bahan

Baku - Pengukusan WC-1 30,15

2 Pengukusan WC-1 Pengupasan WC-2 7,80

3 Pengupasan WC-2 Pengisian dan

Penimbangan WC-3 7,10 4 Pengisian dan

Penimbangan WC-3 Pembekuan WC-4 22,73

5 Pembekuan WC-4 Pendinginan WC-5 43,57

6 Pendinginan WC-5 Pengepakan WC-6 50,65

7 Pengepakan WC-6 Coding WC-7 5,80

8 Coding WC-7 Labeling WC-8 5,90

9 Labeling WC-8 Gudang

Produk - 27,55

Jumlah 201,25

6.1.3. Analisis Biaya Produksi

Analisis produksi yang dikeluarkan oleh PT. Toba Surimi Industries pada tahun 2013 yang dihitung secara sistem tradisional adalah sebesar Rp 36.848.218.000,00. Adapun rekapitulasinya dapat dilihat pada Tabel 6.2.


(56)

Tabel 6.2. Laporan Biaya Sistem Tradisional Produksi Tahun 2013

Kebutuhan Biaya Produksi (Rp)

Biaya Bahan Baku 28.862.500.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung 1.461.600.000

Biaya Bahan Pembantu 270.635.000

Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 2.904.000.000 Biaya Pemeliharaan Mesan dan Peralatan 650.330.000

Biaya Listrik 600.250.000

Biaya Air 72.568.000

Biaya Material Handling 242.155.000

Biaya Asuransi Karyawan 250.000.000

Biaya Asuransi Bangunan Pabrik 278.180.000

Biaya Operasional Kantor 1.256.000.000

Jumlah 36.848.218.000

6.2. Usulan Perencanaan Perbaikan

6.2.1. Usulan Penetapan Alokasi Standar Upah

Perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan standar upah yang tranparan dan universal kepada pekerja. Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan sistem Merit Pay, yaitu sistem pengupahan yang didasarkan pada

performance dan lama waktu sutu pekerjaan sejenis dilakukan. UC adalah upah yang didapatkan pekerja per workcentre yang diperoleh dari waktu baku yng digunakan oleh pekerja pada masing-masing workcentre dikalikan dengan upah per menit (UM). Adapun perbandingan antara upah awal dengan upah setelah diterapkan Merit Pay pada proses pmbuatan cumi-cumi dapat dilihat pada Tabel 6.3.


(57)

Tabel 6.3. Penerapan Upah Merit Pay

Tabel 6.3. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan upah antara keadaan

sebelum menerapkan Merit Pay dengan setelah menerapkan sistem Merit Pay. Di

beberapa bagian aktivitas upah menurun, tetapi di beberapa bagian juga upah

meningkat, hal ini didasarkan pada waktu pengerjaan sehingga akan lebih adil

untuk seluruh pekerja.

6.2.2. Usulan Pemindahan Material

Usulan perbaikan yang dilakukan untuk meminimalisasi pemindahan material adalah memperpendek jarak antar workcentre. Minimalisasi jarak dilakukan dengan perhitungan kedekatan setiap aktivitas dalam workcentre

sehingga aktivitas-aktivitas yang berhubungan saling berdekatan dan didapatkan jarak pemindahan yang lebih pendek dari kondisi aktual. Adapun perbandingan

Aktivitas Upah Awal

(Rp) UC (Rp) UM (Rp) UC (Rp)

Pengukusan 87 1,13 73,3 83

Pengupasan 75 1,12 73,3 82

Pengisian 85 1,09 73,3 80

Penimbangan 60 0,81 73,3 59

Pembekuan 59 0,77 73,3 56

Pendinginan 26 0,41 73,3 30

Pengepakan 25 0,20 73,3 15

Coding 17 0,35 73,3 26

Labeling 57 0,94 73,3 69

Jumlah 500 6,82 500


(58)

antara jarak kondisi aktual dengan jarak kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Penurunan Jarak

Keadaan Jarak (m) Penurunan Jarak (m)

Aktual 201,25

87,53

Usulan 113,72

Dengan dilakukan analisis terhadap jarak perpindahan, maka terjadi penghematan jarak yang telah dilakukan sebesar 87,53 m, sehingga tercapai persentase penurunan jarak transportasi sebesar 43,39%.

6.2.3. Usulan Efisiensi Biaya Produksi

Penghematan yang terjadi pada jarak pemindahan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemindahan. Jarak yang diperlukan oleh pekerja menjadi lebih pendek, maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam hal tenaga kerja langsung untuk aktivitas pemindahan juga mengalami penghematan. Biaya keseluruhan transportasi pada kondisi aktual dan usulan dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Biaya Transportasi Produksi Cumi-Cumi Kondisi Aktual (Rp) Kondisi Usulan (Rp)

Rp 242.155.000,00 Rp 39.496.653,00

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa total biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas pemindahan pada kondisi aktual adalah Rp 242.155.000,00. Setelah


(59)

dilakukan perbaikan, maka biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemindahan mengalami penghematan sebesar Rp 39.496.653,00.

Terjadi penghematan pada biaya tenaga kerja langsung untuk aktivitas pemindahan, mengakibatkan biaya produksi menjadi turun. Perbedaan antara biaya produksi pada kondisi aktual dengan biaya produksi setelah melakukan perbaikan dapat dilihat pada Tabel 6.6.

Tabel 6.6. Rekapitulasi Kinerja Keuangan dan Non Keuangan

Indikator Keadaan Biaya

Aktual 36.848.218.000 Usulan 35.889.280.653

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung mengalami penurunan. Hal itu berarti juga menyebabkan terjadinya penurunan pada biaya produksi. Biaya produksi cumi-cumi pada kondisi aktual yaitu Rp 36.848.218.000,00 dengan adanya penurunan sebesar Rp 958.937.347,00 maka biaya produksi cumi-cumi yang dikeluarkan menjadi lebih kecil yaitu sebesar Rp 35.889.280.653,00. Perhitungan efisiensi biaya dari perbaikan aktivitas tersebut dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini:

- Biaya produksi awal : Rp 36.848.218.000 - Biaya produksi usulan AMB : Rp 35.889.280.653 - Pengurangan biaya produksi : Rp 958.937.347

- x 100%

= 2,60%


(60)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

13.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Dari hasil pengamatan seluruh aktivitas pada bagian produksi, total aktivitas produksi di PT. Toba Surimi sebesar 20 aktivitas yang terdiri dari aktivitas bernilai tambah sebanyak 14 aktivitas dan aktivitas tidak bernilai tambah sebanyak 6 aktivitas. Maka diketahui bahwa aktivitas tidak bernilai tambah yang paling banyak adalah pemindahan material. Sejalan dengan diminimumkannya pemindahan material, penerapan upah juga diperbaiki

sehingga pembagiannya adil sesuai performance.

2. Dengan menerapkan Metode Activity Based Management pada tahun 2013,

yaitu meminimalisasi jarak pemindahan material yang merupakan aktivitas

tidak bernilai tambah, maka penghematan yang dapat dilakukan oleh pihak

manajemen PT. Toba Surimi Industries adalah sebesar Rp 958.937.347,00.

Dengan demikian tercapai pengurangan biaya produksi 2,60%.

3. Usulan perbaikan yang dapat diberikan untuk pemindahan material, yaitu

dengan menaikkan kapasitas alat angkut dan membentuk jalur terpendek

untuk meminimalisasi jarak perpindahan material. Sejalan dengan

diminimumkannya pemindahan material, penerapan upah juga diperbaiki

sehingga pembagiannya adil sesuai performance.


(61)

4. Dengan diketahuinya penghematan yang dapat dilakukan perusahaan selama

Maret 2010 – April 2013, maka dapat digunakan sebagai estimasi

penghematan biaya yang akan terjadi pada tahun yang akan datang.

13.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan setelah dilakukan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Perusahaan perlu menerapkan konsep Activity Based Management (ABM)

agar pihak manajemen mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang terjadi

selam proses produksi.

2. Melakukan perhitungan pengalokasian upah yang transparan untuk

mengurangi tingkat kecemburuan dan rasa tidak adil bagi seluruh pekerja.

3. Membuat jalur pemindahan material yang tetap dan perbaikan metode

pemindahan material agar frekuensi pengangkutan berkurang dan kapasitas

alat angkut sesuai dengan yang sebenarnya.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 1990. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Blocher, Chen, Lin. 2000. Manajemen Biaya: Dengan Tekanan Stratejik. Jilid I. Jakarta: Salemba Empat.

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen. Jilid I. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi dan Johny Setiawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Porter M. 1985. Competitive Advantage. New York: The Free Press. Simamora. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Singgih, Moses dan Mariska. 2010. Penentuan Harga Pokok Produksi dan

Pencapaian Cost Reduction dengan Metode Activity Based Management

di PT “X”. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Supriyono. 1999. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Tambunan, Loran. 2005. Akuntansi Biaya-Konsep, Sistem dan Metode. Medan: Universitas HKBP Nomensen.


(1)

Tabel 6.3. Penerapan Upah Merit Pay

Tabel 6.3. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan upah antara keadaan sebelum menerapkan Merit Pay dengan setelah menerapkan sistem Merit Pay. Di beberapa bagian aktivitas upah menurun, tetapi di beberapa bagian juga upah meningkat, hal ini didasarkan pada waktu pengerjaan sehingga akan lebih adil untuk seluruh pekerja.

6.2.2. Usulan Pemindahan Material

Usulan perbaikan yang dilakukan untuk meminimalisasi pemindahan material adalah memperpendek jarak antar workcentre. Minimalisasi jarak dilakukan dengan perhitungan kedekatan setiap aktivitas dalam workcentre

sehingga aktivitas-aktivitas yang berhubungan saling berdekatan dan didapatkan jarak pemindahan yang lebih pendek dari kondisi aktual. Adapun perbandingan

Aktivitas Upah Awal

(Rp) UC (Rp) UM (Rp) UC (Rp)

Pengukusan 87 1,13 73,3 83

Pengupasan 75 1,12 73,3 82

Pengisian 85 1,09 73,3 80

Penimbangan 60 0,81 73,3 59

Pembekuan 59 0,77 73,3 56

Pendinginan 26 0,41 73,3 30

Pengepakan 25 0,20 73,3 15

Coding 17 0,35 73,3 26

Labeling 57 0,94 73,3 69

Jumlah 500 6,82 500


(2)

antara jarak kondisi aktual dengan jarak kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Penurunan Jarak

Keadaan Jarak (m) Penurunan Jarak (m)

Aktual 201,25

87,53

Usulan 113,72

Dengan dilakukan analisis terhadap jarak perpindahan, maka terjadi penghematan jarak yang telah dilakukan sebesar 87,53 m, sehingga tercapai persentase penurunan jarak transportasi sebesar 43,39%.

6.2.3. Usulan Efisiensi Biaya Produksi

Penghematan yang terjadi pada jarak pemindahan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemindahan. Jarak yang diperlukan oleh pekerja menjadi lebih pendek, maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam hal tenaga kerja langsung untuk aktivitas pemindahan juga mengalami penghematan. Biaya keseluruhan transportasi pada kondisi aktual dan usulan dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5. Biaya Transportasi Produksi Cumi-Cumi Kondisi Aktual (Rp) Kondisi Usulan (Rp)

Rp 242.155.000,00 Rp 39.496.653,00

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa total biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas pemindahan pada kondisi aktual adalah Rp 242.155.000,00. Setelah


(3)

dilakukan perbaikan, maka biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas pemindahan mengalami penghematan sebesar Rp 39.496.653,00.

Terjadi penghematan pada biaya tenaga kerja langsung untuk aktivitas pemindahan, mengakibatkan biaya produksi menjadi turun. Perbedaan antara biaya produksi pada kondisi aktual dengan biaya produksi setelah melakukan perbaikan dapat dilihat pada Tabel 6.6.

Tabel 6.6. Rekapitulasi Kinerja Keuangan dan Non Keuangan Indikator Keadaan Biaya

Aktual 36.848.218.000

Usulan 35.889.280.653

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa biaya tenaga kerja langsung mengalami penurunan. Hal itu berarti juga menyebabkan terjadinya penurunan pada biaya produksi. Biaya produksi cumi-cumi pada kondisi aktual yaitu Rp 36.848.218.000,00 dengan adanya penurunan sebesar Rp 958.937.347,00 maka biaya produksi cumi-cumi yang dikeluarkan menjadi lebih kecil yaitu sebesar Rp 35.889.280.653,00. Perhitungan efisiensi biaya dari perbaikan aktivitas tersebut dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini:

- Biaya produksi awal : Rp 36.848.218.000 - Biaya produksi usulan AMB : Rp 35.889.280.653 - Pengurangan biaya produksi : Rp 958.937.347

- x 100%

= 2,60%


(4)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

13.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari hasil pengamatan seluruh aktivitas pada bagian produksi, total aktivitas produksi di PT. Toba Surimi sebesar 20 aktivitas yang terdiri dari aktivitas bernilai tambah sebanyak 14 aktivitas dan aktivitas tidak bernilai tambah sebanyak 6 aktivitas. Maka diketahui bahwa aktivitas tidak bernilai tambah yang paling banyak adalah pemindahan material. Sejalan dengan diminimumkannya pemindahan material, penerapan upah juga diperbaiki sehingga pembagiannya adil sesuai performance.

2. Dengan menerapkan Metode Activity Based Management pada tahun 2013, yaitu meminimalisasi jarak pemindahan material yang merupakan aktivitas tidak bernilai tambah, maka penghematan yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen PT. Toba Surimi Industries adalah sebesar Rp 958.937.347,00. Dengan demikian tercapai pengurangan biaya produksi 2,60%.

3. Usulan perbaikan yang dapat diberikan untuk pemindahan material, yaitu dengan menaikkan kapasitas alat angkut dan membentuk jalur terpendek untuk meminimalisasi jarak perpindahan material. Sejalan dengan diminimumkannya pemindahan material, penerapan upah juga diperbaiki sehingga pembagiannya adil sesuai performance.


(5)

4. Dengan diketahuinya penghematan yang dapat dilakukan perusahaan selama Maret 2010 – April 2013, maka dapat digunakan sebagai estimasi penghematan biaya yang akan terjadi pada tahun yang akan datang.

13.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan setelah dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan perlu menerapkan konsep Activity Based Management (ABM) agar pihak manajemen mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang terjadi selam proses produksi.

2. Melakukan perhitungan pengalokasian upah yang transparan untuk mengurangi tingkat kecemburuan dan rasa tidak adil bagi seluruh pekerja. 3. Membuat jalur pemindahan material yang tetap dan perbaikan metode

pemindahan material agar frekuensi pengangkutan berkurang dan kapasitas alat angkut sesuai dengan yang sebenarnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 1990. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Blocher, Chen, Lin. 2000. Manajemen Biaya: Dengan Tekanan Stratejik. Jilid I. Jakarta: Salemba Empat.

Ginting, Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen. Jilid I. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi dan Johny Setiawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Porter M. 1985. Competitive Advantage. New York: The Free Press. Simamora. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Singgih, Moses dan Mariska. 2010. Penentuan Harga Pokok Produksi dan

Pencapaian Cost Reduction dengan Metode Activity Based Management

di PT “X”. Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Supriyono. 1999. Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Tambunan, Loran. 2005. Akuntansi Biaya-Konsep, Sistem dan Metode. Medan: Universitas HKBP Nomensen.