T1 312012716 BAB III

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan merujuk dari hasil penelitian dan analisis maka penulis menyimpulkan bahwa :
1. Penegakan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1981 Tentang Terminal dan Retribusi
Terminal Pasal 3 ayat (1) yang dilakukan oleh pihak Dinas Perhubungan belum dapat
dilakukan secara maksimal, karena petugas lebih mengutamakan penegakan hukum
secara preventif tanpa adanya tindakan secara represif dalam hal ini penerapan sanksi
yang terdapat dalam Pasal 12 Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 1981.
2. Ketidakmasimalan petugas dalam melakukan penegakan hukum dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yakni :
a. Proses Penegakan Hukum Yang Bertele-tele
Dengan digantinya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 dengan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009, sehingga “mempersempit” ruang gerak Dinas Perhubungan
dalam melakukan penindakan dijalan, karena apabila melakukan penindakan dijalan
wajib didampingi pihak Kepolisian. Tentunya ini akan melalui proses yang lebih lama
dalam pengambilan tindakan penegakan hukum kepada pelanggar.
b. Ketidaktegasan Petugas
Tidak adanya penerapan sanksi yang terdapat dalam Peraturan Daerah Nomor 16
Tahun 1981 Pasal 12 oleh petugas, menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

proses penegakan hukum. Ini dikarenakan, pelanggar tidak akan mendapat efek jera
dengan tidak adanya penerapan sanksi tersebut oleh petugas.

63

c. Sarana dan Prasarana Yang Kurang Memadahi
Adanya kekurangan sarana prasarana didalam Dinas Perhubungan tentunya akan
menghambat proses penegakan hukum. Kekurangan sarana dan prasarana itu berupa
sedikitnya jumlah kendaraan bermotor untuk petugas, minimnya anggaran untuk
melakukan operasi, dan tingkat pendidikan aparat penegak hukum.
d. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Yang Lemah
Masayarakat/sopir bus sebenarnya mengetahui bahwa mereka diwajibkan untuk
memasuki terminal,akan tetapi mereka tidak melaksanakan peraturan tersebut.

B. SARAN
1. Perlu adanya regulasi/ aturan lebih lanjut mengenai tugas dan kewenangan dari Dinas
Perhubungan, sehingga dalam pelaksanaan penegakan hukum dilapangan tidak melalui
birokrasi yang bertele – tele ( harus berkoordinasi dahulu dengan instansi lain ).
2. Perlu adanya ketegasan petugas untuk mengenakan sanksi dalam menindak pelanggaran yang
terjadi selama ini. Dengan adanya sikap tegas dari petugas tersebut, maka diharapkan menjadi

efek jera bagi para pelanggar dan diharapkan juga dapat menurunkan tingkat pelanggaran
yang terjadi.
3. Peningkatan mutu/kualitas para penegak hukum. Dengan adanya peningkatan mutu/kualitas
penegak hukum ini diharapkan para petugas benar-benar memahami apa maksud dan tujuan
dari hukum. Sehingga untuk ke depannya para petugas ini dapat melaksanakan tugas dan
kewenangannya sesuai dengan hukum/aturan yang berlaku.

64

4. Penambahan dari jumlah unit kendaraan dan anggaran untuk operasi, sehingga dengan di
tambahkannya jumlah unit kendaraan dan anggaran operasi ini akan meningkatkan kinerja
dari pihak Dinas Perhubungan.
5. Dibutuhkan kesadaran dari masyarakat/sopir bus untuk melaksanakan aturan yang berlaku,
sehingga dapat menciptakan suasana yang tertib,nyaman, dan aman dalam berlalu lintas.

65