12. OPTIMALISASI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA MENJADI BAHAN

(1)

OPTIMALISASI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA MENJADI BAHAN SERBAGUNA UNTUK PENCIPTAAN MULTI PRODUK

Allwar1, Tuasikal Muhammad Amin2, Soni Laksono3

1Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia 2Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

3DPPM Universitas Islam Indonesia Email: allwar@uii.ac.id

ABSTRAK

Desa Kebonharjo merupakan sebuah desa yang berada di pegunungan dan wilayahnya memiliki lahan yang bersifat kemiringan tinggi, maka pola perilaku kehidupan masyarakatnya bersifat agraris. Sebagian besar lahan perkebunan yang ditanam adalah tanaman kelapa. Tanaman tersebut mempunyai berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk turunan, dari buahnya hingga limbahnya. Limbah kelapa padat berupa sabut tersedia dalam jumlah yang besar, sehingga sangat potensial di manfaatkan sebagai alternatif usaha baru untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dukungan dan kerjaasama antara pemerintah melalui KKN PPM dan Universitas Islam Indonesia, melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berupa pendampingan bagi pemerintah desa dan masyarakat untuk mewujudkan tujuan pembangunan desa kebonharjo. Pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi beberapa produk seperti sapu , tali dan keset dapat menumbuhkan peluang pekerjaan untuk meningkatkan nilai perekonomian masyarakat desa Kebonharjo

Kata Kunci: Desa Kebonharjo, Limbah sabut kelap, meningkatkan perekonomian

ABSTRACT

Kebonharjo is a village in the mountains area which has a high slope which has an agrarian community life. Most of the plantations are planted coconut trees. The plant has a great potential to be developed into derivative products, from fruit to waste. Coconut fiber was easily obtained in large quantity at every household which was good alternative for taking take advantage of new business and improving the economy of the family.

Support and collaboration from government through KKN PPM program and the Islamic University of Indonesia provide the encouragement and assistance to the village community to realize the objectives of rura l development Kebonharjo. Utilization of waste coconut fiber into several products such as brooms and doormats can foster new job opportunities and increase the level of economic growth.

Keywords: Kebonharjo, Coconut fiber waste, Economic growth

PENDAHULUAN

Desa Kebonrejo terletak di kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulon Progo yang terletak sisi barat kota Yogyakarta. Secara geografis, Luasan wilayahnya Kebonharjo mencapai 6.929,3 Ha yang berkontur pegunungan dan sebagian besar bersifat lereng atau tebing. Desa kebonrejo merupakan daerah pertanian yang subur dan di iringi dengan curah hujan yang tinggi.

Tingkat ekonomi masyarakat Kebonrejo hidup dengan pertanian terutama tanaman keras seperti cengkeh, polowijo, kelapa, buah buahan, padi dll. Hasil pertanian daerah selain di konsumsi sendiri, sebagian besar di pasarkan di luar daerah kebonrejo. Kreatifitas masyarakat


(2)

sangat tinggi sehingga selalu memanfaatkan hasil pertanian dengan beberapa type produksi dengan nilai ekonomi yang tinggi.

Hasil pertanian seperti cengkeh mendapat posisi terbaik dalam meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat. Produksi tananaman cengkeh berkembang dengan pesat mulai dari produksi buah cengkeh hingga pengolahan limbah daun cengkeh menghasilkan minyak atsiri (Hadi 2012). Hasil pertanian setelah cengkeh adalah tanaman kelapa. Berbeda dengan tanaman kelapa, dimana pemanfaatannya terutama limbah sabut belum maksimal karena keterbatasan pengetahuan masyarakat dan teknologi pengolahan limbah sabut tersebut. Tanaman kelapa merupakan tanaman yang banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia (Penny Setyowati 2004). Keunikan tanaman kelapa adalah semua bagian dari kelapa dapat di manfaatkan seperti akar, batang, daun, buah dan bahkan limbah kelapa juga dapat di manfaatkan untuk keperluan manusia. Limbah kelapa seperti sabut kelapa masih belum maksimal di manfaatkan manusia (Dwi Wahini Nurhajati 2011; Septia Andini 2013). Dengan mengamati limbah sabut kelapa cukup melimpah maka kondisi ini mendorong masyarakat untuk mulai memanfaatkan limbah sabut kelapa menjadi produk-produk yang dapat menjadikan produk unggulan desa (Admin 2016). Ketersediaan tanaman kelapa pada desa kebonharjo dapat di lihat pada table 1.

Tabel 1. Distribusi Tanaman di Desa Kebonharjo

NO NAMA DUSUN

LUAS LAHAN Pohon Kelapa

1 Gowok 14 Ha

2 Gebang 10 Ha

3 Pringtali 12 Ha

Sumber: Desa Kebonharjo, 2014

Tabel 2. Kekuatan dan Kelemahan Masyarakat Sasaran

DUSUN POTENSI/KEKUATAN KELEMAHAN

Gowok 1.Jumlah SDM yang memiliki waktu luang 12 orang, terutama ibu-ibu rumah tangga.

2.Memiliki lahan bahan sabut kelapa.

3.Sudah ada beberapa orang mulai memanfaatkan menjadi alat

ke-1. Belum memiliki mesin pengolah sabut kelapa

2. Tidak memiliki skill yang memadai dlm membuat produk kerajinan sabut kelapa 3. Belum memiliki alat-alat kerja standar

untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu dan kleset atau lainnya.


(3)

Gebang 1. Jumlah SDM yang memiliki waktu luang 14 orang

2. Memiliki lahan bahan sabut kelapa

1. Sabut kelapa belum dimanfatkan karena tidak tahu cara pengolahannya produk. 2. Tidak memiliki skill yang memadai dlm

membuat produk kerajinan sabut kelapa 3. Belum memiliki alat-alat kerja standar

untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu dan kleset atau lainnya

Pringtali 1. Jumlah SDM yang memiliki waktu luang 19 orang

2. Memiliki lahan bahan sabut kelapa

3. Sudah ada beberapa warga

yang mencoba membuat

produk sapu dari sabut kelapa

1. Sabut kelapa belum dimanfatkan karena tidak tahu cara pengolahannya.

2. Tidak memiliki skill yang memadai untuk membuat kerajinan sabut kelapa

3. Belum memiliki alat-alat kerja standar untuk pembuatan kerajinan, seperti sapu dan kleset atau lainnya

Tabel 2 mencerminkan bahwa diperlukan: (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM, (2) memerlukan support terhadap fasilitas, (3) mendorong pertumbuhan badan usaha.

METODE PELAKSANAAN

Limbah sabut kelapa tersedia dalam jumlah yang besar di desa Kebonharjo. Sabut tersebut dapat dijadikan sebagai produk unggulan desa Kebonharjo. Pemanfaatan sabut untuk menjadi produk rumah tangga seperti sapu, keset dan tali sabut kelapa dapat menjadi sarana alternative untuk meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.

Tahapan persiapan kegiatan dilakukan kerjasama dengan mahasiswa KKN pada waktu yang telah sesuaikan. Sosialisasi mahasiswa KKN ke masyarakat sasaran sebagai mahasiswa penggerak/motivator dilakukan secara kekeluargaan. Mahasiswa dan masyarakat bekerjasama dalam mendata, melihat kekuatan dan kelemahan dari potensi desa. Masyarakat dan mahasiswa KKN bekerjasama membuat program dan pemetaan potensi serta identifikasi mencari keunggulan potensi desa yang dapat di kembangkan.

Tahapan pelaksanan kegiatan dilakukan dengan melengkapi semua kelemahan dengan kegiatan pelatihan/worshop, kunjungan industry, kewirausahaan dan melengkapi fasilitas produksi untuk mendukung teknologi. Mempersiapkan masyarakat untuk tetap melanjutkan dan mengembangkan program KKN PPM.


(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Kegiatan

Persiapan mahasiswa KKN yang akan di tempatkan di lokasi desa Kebonharjo dilakukan dengan beberapa tahap:

a. Seleksi Mahasiswa

Seleksi dilakukan pada waktu 21 s/d 23 Juni 2016. Kegiatan awal dilakukan oleh DPL bersama pusat KKN melakukan seleksi mahasiswa yaitu melakukan seleksi mahasiswa KKN melalui seleksi administrasi serta test kesiapan pengetahuan dan kecakapan. Seleksi ini dimaksudkan untuk mendapatkan mahasiswa yang dibutuhkan sesuai dengan tema program KKN PPM. Tujuan seleksi ini dilakukan untuk menemukan mahasiswa yang sesuai harapan program.

b. Pembekalan Mahasiswa

Pelaksanaannya dilakukan pada 23 s/d 24 Juli 2016. Persiapan KKN dilakukan dengan diawali persiapan, yaitu mempersiapkan para mahasiswa dengan membekali melalui pertemuan-pertemuan pembekalan. Pembekalan ini dilakukan melalui beberapa tahap mulai wawasan pengetahuan, keprodian, skill keagamaan hingga pembekalan Teknologi Terapan sesuai displin ilmu mahasiswa.

Gambar 1. Pembekalan mahasiswa KKN

Pembekalan materi bidang-bidang garap atau tema khusus, meliputi : Pengembangan Industri Ekonomi Kreatif Berbasis Wirausaha dan Etika Global, Pengembangan Virtual Environment (VE) untuk pendidikan; pemerintahan dan bisnis desa; Pengembangan Kawasan Pedesaan untuk peningkatan Kesejahteraan Masyarakat; Pengembangan Lingkungan dan Permikuman yang Cerdas, Lestari dan Berbasis Potensi wilayah; Kemasyarakatan dan Kewilayahan


(5)

c. Pelepasan untuk penerjunan Mahasiswa KKN

Setelah pembekalan mahasiswa KKN maka dilanjutkan dengan proses penerjunan mahasiswa ke lokasi KKN. Pada tanggal 1 Agustus 2016 dilakukan pelaksanaan pelepasan dan penerjunan mahasiswa KKN dilakukan pada tanggal dengan tujuan memberikan arahan dan pembekalan umum dari jajaran Rektorat guna memberikan dorongan, arahan dan dukungan pada pelaksanaan KKN, sehingga mahasiswa mampu bersosialisasi, berinteraksi dan melaksanakan tugas hingga tuntas pada kegiatan KKN.

Gambar 2. Pelepasan KKN PPM UII secara massal d. Pelaksanaan

Pada tanggal 2 Agustus 2016 jam 19.30 dilaksanakan perkenalan dan sosialisasi program KKN PPM terkait program yang akan dijalankan hasil kesepakatan awal yang tertuang dalam proposal program KKN PPM. Tujuannya untuk mendapatkan kesepahaman terhadap program yang akan dilaksanakan bersama masyarakat. Selain itu mempersiapkan masyarakat sasaran untuk terlibat kegiatan yang disepakati bersama masyarakat.

e. Workshop Potensi Desa : Pengolahan Sabut dan Tempurung Kelapa

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 4 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo melibatkan tokoh-tokoh masyarakat, generasi muda dan kelompok ibu-ibu rumah tanggal yang potensial.


(6)

Kegiatan awal ini sebagai pemicu motivasi masyarakat agar memahami dan mengerti bahan potensi sabut kelapa yang selama ini menjadi limbah bisa dimanfaatkan menjadi produk kerajinan rumah tangga.

Dari kegiatan ini maka mahasiswa melakukan pemetaan kembali potensi Sabut kelapa di masing-masing dusun yang ada di desa Kebonharjo, yaitu meliputi dusun, Jeringan, Kedunggupit, Kaliduren, Jarakan, Gowok, Kleben, Gebang, Pringtali, Dangsambuh dan Pelem.

Gambar 4. Peta Potensi Sabut Kelapa f. Pelatihan Skill Pengolahan Sabut Kelapa

Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 7 Agustus 2016 bersama tokoh tiga (3) pemuda kader pengelola usaha sabut kelapa yang ditunjuk desa untuk ikut pelatihan awal, dengan tujuan nantinya akan melatih warga lainnya pasca pelatihan di pusat kerajinan sabut kelapa.


(7)

Gambar 6. Pelatihan kader : berlatih dalam pembuatan produk sabut kelapa oleh praktisi

Pelatihan ini memberikan daasar-dasar membuat produk kerajinan dari sabut kelapa secara baik dan benar sesuai kualitas pasar. Agar ada standar produk kerajinan sabut kelapa yang akan di buat oleh warga desa Kebonharjo.

Gambar 7. Pelatihan kader : berlatih dalam pembuatan produk sabut kelapa oleh praktisi

Pasca pelatihan kader pengelola usaha kerajinan produk sabut kelapa nantinya akan dilakukan pelatihan bersama dengan warga masyarakat desa Kebonharjo bersama para kader tersebut.


(8)

g. Pelatihan Skill Pengolahan Sabut Kelapa Bersama Masyarakat

Kegiatan ini laksanakan pada tanggal 10 Agustus 2016 bersama masyarakat dengan dipandu oleh kader-kader yang telah dilatih khusus, tujuannya untuk menularkan kemampuannya selama mengikuti pelatihan pengolahan sabut kelapa.

Sosialisasi dan penyebaran skill pengolahan produk sabut kelapa dilakukan di balai desa bersama perwakilan semuan dusun agar nantinya terjadi penyebarluasan dan pemerataan skill dari para pengrajin produk sabut kelapa.

Gerakan berlatih bersama ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi wilayah sebagai penghasil kelapa yang cukup besar namun belum mampu mengangkat perekonomian warga masyarakatnya.

Gambar 9. Pelatihan pengolahan produk oleh para kader kepada masyarakat desa Dari pelatihan ini nantinya akan digunakan sebagai kebijakan desa untuk mendorong kewirausahaan desa dan menjadi sentra kerajinan sabut kelapa di skala kecamatan Samigaluh.

a. Penyuluhan Kewirausahaan, Diversifikasi Produk dan Pewarnaan Bahan

Tahap lanjutan dari pembinaan kelompok kader dan masyarakat adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang prinsiup-prinsip berwirausaha. Pemaparan diberikan sebagai landasan berpikir bagi masyarakat agar usaha yang akan dikembangkan dapat dijalani dengan baik dengan segala resiko yang dapat dikelola secara baik. Dilaksanakan pada hari minggu 14 Agustus 2016 jam 09.00WIB


(9)

Gambar 10. Penyuluhan Kewirausahaan dan Diversifikasi Produk serta Pewarnaan Penyuluhan ini juga membahas detail produksi yang dapat diupayakan masyarakat dalam menciptakan produk-produk pilihan yang sesuai dengan kemampuan dan alat yang dimiliki. Penyuluhan ini memberi pilihan bagi masyarakat bahwa banyak sisi dari bahan baku sabut kelapa yang dapat diolah sebagai bahan multi produk.

Gambar 11. Pelatihan pewarnaan bahan untuk multi produk

Dari pertemuan ini dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan pewarnaan bahan untuk berbagai produk. Pertemuan ini memberikan pemahaman bahwa bahan perlu diberikan pewarnaan untuk menambah nilai estetika produk. Dilaksanakan hari Minggu 14 Agustus 2016 pada jam 11.00 WIB

b. Penyuluhan tentang perencanaan bisnis (bisnis plan)

Kegiatan penyuluhan tentang perencanaan bisnis adalah kegiatan yang bersifat mempersiapkan masyarakat yang kana terjun di dunia bisnis, yaitu usaha kerajinan yang sedang dirintis masyarakat bersama pemerintah desa. Kegiatan ini mengundang banyak pihak, meliputi masyarakat pengrajin, kader, aparat pemerintah desa, tokoh masyarakat dan generasi muda yang peduli atas potensi wilayahnya.


(10)

Gambar 12. Penyuluhan Perencanaan bisnis (bisnis plan)

Kegiatan ini merupakan mata rantai dari semua kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada penciptaan usaha masyarakat melalui kerajinan berbahan sabut kelapa. Tujuannya untuk membuka wawasan masyarakat bahwa segala aktifitas bisnis membutuhkan perencanaan yang baik dan terdokumentasi dengan benar.Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Agustus 2016 jam 09.00 WIB di balai desa Kebonharjo

c. Gelar pameran hasil pelatihan dan multi produk

Kegiatan pameran produk ini juga bersamaan dengan perayaan kemerdekaan RI yang diperingati di balai desa Kebonharjo. Beberapa acara diselenggarakan termasuk pameran produk masing-masing dusun, termasuk produk hasil pembinaan dalam bentuk sabut kelapa. Kegiatan ini dilaksanakan hari Kamis, 18 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.

Gambar 13. Gelar Budaya dan Produk dalam rangka Kemerdekaan RI di Balai Desa Kebonharjo


(11)

Gambar 14. Produk hasil pelatihan dan potensi diversifikasi produk di Balai Desa Kebonharjo Di kegiatan pameran ini selain ditampilkan hasil produk pelatihan juga di tampilkan beberapa potensi produk masa depan yang akan dan atau bisa dikerjasamakan dengan kampus UII sebagai pembinaan lanjutan. Pasca KKN UII akan ada rintisan pembinaan yang ditindaklanjuti oleh Fakultas Teknik Industri jurusan Tektil UII. Tujuannya bahwa pengembangan produk membutuhkan pendampingan yang serius dan dalam kurun waktu yang panjang.

Gambar 15. Produk hasil pelatihan dan potensi produk berbasis penelitian dan laboratorium Beberapa produk hasil penelitian dan laboratorium sudah diperkenalkan kemasyarakat dan berpotensi dikerjasamakan dengan masyarakat desa untuk dikembangan sebagai alternatif produk unggulan desa.


(12)

d. Membentuk Jejaring dan Pengembangan Kerjasama Potensi Desa

Seiring dengan adanya pengembangan produk potensi desa oleh mahasiswa KKN maka diupayakan pula untuk membangun jejaring kerjasama untuk pengembangan kewirausahaan desa dan pengembangan produk dari potensi desa. Langkah ini sebagai upaya tindaklanjut kegiatan pengembangan ekonomi berbasis potensi desa, sehingga bangunan kerjasama yang lebih luas bisa diwujudkan sebagai pondasi keberlanjutan program pemberdayaan masyarakat. Kerjasama dengan banyak pihak sangat penting, baik dengan Perguruan Tinggi sebagai pendamping riset produk dan pihak swasta (pengusaha lain) sebagai pengembangan usaha. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.

Gambar 16. MoU Fak. Teknik Industri dengan Desa Kebonharjo untuk tindak lanjut kerjasama pasca KKN

e. Membangun Jaringan Komunikasi Bisnis

Sebagai kesiapan untuk pengembangan usaha dibidang produk sabut kelapa diperlukan jaringan komunikasi yang efektif. Pembangunan jaringan komunikasi untuk usaha (bisnis) ditidak mudah, sebab diperlukan kesiapan sumber daya manusia yang baik. Oleh karenanya dukungan pemerintah desa terhadap pengembangan usaha ini cukup baik, yaitu menyiapkan sumber daya manusia yang siap di bina sesuai dengan kebutuhan.

Kader desa juga diberikan wawasan dan skill dalam mengelola beberapa blog dabn website dan dibekali dengan ketrampilan mengolahan data berbasis komputer. Para kader dilatih secara simultan dan didampingi langsung mengenal prinsip-prinsip pengelolaan website dan segala permasalahannya. Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada hari Senin, 22 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.


(13)

Gambar 17. Pelatihan Komputer dan Kaderisasi Pengelola Website Desa Kebonharjo - Media Komunikasi

Beberapa kegiatan yang mengikuti pengembangan jaringan bisnis ini adalah membuat leaflet dan Blog khusus desa Kebonharjo sebagai bagian dari promosi wilayah dengan segala potensinya.

Gambar 18. Pembuatan Desain Leaflet dan Papan nama rumah produksi f. Membentuk Rumah Produksi Terpadu

Kesiapan dan realisasi pengembangan usaha dibidang produk sabut kelapa perlu diwujudkan sebagai upaya menyatukan semua potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Dengan dibentuknya wadah bersama maka memudahkan dalam pengelolaan usaha berbasis masyarakat. Dilaksanakan pada hari sabtu, 29 Agustus 2016 di dusun Gebang, desa Kebonharjo.

Sebagai langkah awal dibentuknya rumah produksi sebagai pusat kendali produksi bagi semua produk turunan sabut kelapa. Rumah produksi nantinya sebagai langkah awal mempersatukan seluruh masyarakat desa yang akan dan sedia terlibat dalam menciptakan produk unggulan desa berbahan baku buah kelapa. Rumah produksi ini juga merupakan wadah


(14)

dan media masyarakat pengrajin untuk bekerja secara bersama-sama sehingga bisa saling mendukung dan memperkuat anggotanya.

Gambar 19. Penyerahan bantuan alat mesin produksi sabut kelapa

Dengan kehadiran KKN PPM UII yang mengusung tema ”optimalisasi pengolahan limbah Sabut Kelapa menjadi bahan serbaguna untuk penciptaan multi produk” maka diupayakan pula memberikan stimulan bagi masyarakat desa Kebonharjo berupa Mesin Sabut Kelapa skala besar guna memenuhi banyaknya limbah sabut kelapa sebesar : 48,89 ton/tahun.

Gambar 20. Dioperasionalkannya Rumah Produksi KESIMPULAN

1. Kegiatan KKN mahasiswa yang dilakukan di Kebonharjo telah meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk-produk yang dapat menjadi keunggulan desa kebonharjo.

2. Sabut kelapa yang merupakan limbah dari tanaman kelapa memberikan peluang bisnis untuk masyarakat kebonharjo untuk meningkatkan perekonomian masyarkat


(15)

4. Desa kebonharjo telah menerima bantuan berupa mesin pencacah sabut kelapa dan mesin khusus pembuat sapu

5. Masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk mengembangkan rumah produksi sabut kelapa menjadi produksi unggulan desa Kebonharjo

UCAPAN TERIMAKASIH

Mengucapkan terimakasih kepada DPPM UII, Kemenristekdikti melalui KKN PPM dan pemerintah daerah Kebonharjo, Samigaluh, Kulon Progo yang telah memberikan dukungan untuk pelaksanaan program ini

DAFTAR PUSTAKA

admin (2016)."Rumah Produksi Serabut Kelapa Gebang."

Http://Samigaluh.Kulonprogokab.Go.Id/Article-69-Rumah-Produksi-Serabut-Kelapa-Gebang.Html.

Dwi Wahini Nurhajati, D. I. N. I. (2011). "Kualitas Komposit Serbuk Sabut Kelapa Dengan Matrik Sampah Styrofoam Pada Berbagai Jenis Compatibilizer." Jurnal Riset Industri V(2): 143-151.

Hadi, S. (2012). "Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena." Jurnal Bahan Alam Terbarukan 1: 25-30.

Penny Setyowati, S. N., Any Setyaningsih, Dan Hernadi Surip (2004). "Pemanfaatan Limbah Pertanian Serbuk Sabuk Kelapa (Cocodust) Untuk Pembuatan Komposit Karet." Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, Bbkkp, Yogyakarta.

Septia Andini, D. W. S. S., M.Sn. (2013). "Pemanfaatan Sabut Kelapa Dan Pewarna Alam Indigofera Sebagai Material Alternatif Pada Produk Kriya." Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa Dan Desain 1.


(1)

Gambar 12. Penyuluhan Perencanaan bisnis (bisnis plan)

Kegiatan ini merupakan mata rantai dari semua kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada penciptaan usaha masyarakat melalui kerajinan berbahan sabut kelapa. Tujuannya untuk membuka wawasan masyarakat bahwa segala aktifitas bisnis membutuhkan perencanaan yang baik dan terdokumentasi dengan benar.Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Agustus 2016 jam 09.00 WIB di balai desa Kebonharjo

c. Gelar pameran hasil pelatihan dan multi produk

Kegiatan pameran produk ini juga bersamaan dengan perayaan kemerdekaan RI yang diperingati di balai desa Kebonharjo. Beberapa acara diselenggarakan termasuk pameran produk masing-masing dusun, termasuk produk hasil pembinaan dalam bentuk sabut kelapa. Kegiatan ini dilaksanakan hari Kamis, 18 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.

Gambar 13. Gelar Budaya dan Produk dalam rangka Kemerdekaan RI di Balai Desa Kebonharjo


(2)

Gambar 14. Produk hasil pelatihan dan potensi diversifikasi produk di Balai Desa Kebonharjo Di kegiatan pameran ini selain ditampilkan hasil produk pelatihan juga di tampilkan beberapa potensi produk masa depan yang akan dan atau bisa dikerjasamakan dengan kampus UII sebagai pembinaan lanjutan. Pasca KKN UII akan ada rintisan pembinaan yang ditindaklanjuti oleh Fakultas Teknik Industri jurusan Tektil UII. Tujuannya bahwa pengembangan produk membutuhkan pendampingan yang serius dan dalam kurun waktu yang panjang.

Gambar 15. Produk hasil pelatihan dan potensi produk berbasis penelitian dan laboratorium Beberapa produk hasil penelitian dan laboratorium sudah diperkenalkan kemasyarakat dan berpotensi dikerjasamakan dengan masyarakat desa untuk dikembangan sebagai alternatif produk unggulan desa.


(3)

Kerjasama dengan banyak pihak sangat penting, baik dengan Perguruan Tinggi sebagai pendamping riset produk dan pihak swasta (pengusaha lain) sebagai pengembangan usaha. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.

Gambar 16. MoU Fak. Teknik Industri dengan Desa Kebonharjo untuk tindak lanjut kerjasama pasca KKN

e. Membangun Jaringan Komunikasi Bisnis

Sebagai kesiapan untuk pengembangan usaha dibidang produk sabut kelapa diperlukan jaringan komunikasi yang efektif. Pembangunan jaringan komunikasi untuk usaha (bisnis) ditidak mudah, sebab diperlukan kesiapan sumber daya manusia yang baik. Oleh karenanya dukungan pemerintah desa terhadap pengembangan usaha ini cukup baik, yaitu menyiapkan sumber daya manusia yang siap di bina sesuai dengan kebutuhan.

Kader desa juga diberikan wawasan dan skill dalam mengelola beberapa blog dabn website dan dibekali dengan ketrampilan mengolahan data berbasis komputer. Para kader dilatih secara simultan dan didampingi langsung mengenal prinsip-prinsip pengelolaan website dan segala permasalahannya. Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada hari Senin, 22 Agustus 2016 di balai desa Kebonharjo.


(4)

Gambar 17. Pelatihan Komputer dan Kaderisasi Pengelola Website Desa Kebonharjo - Media Komunikasi

Beberapa kegiatan yang mengikuti pengembangan jaringan bisnis ini adalah membuat leaflet dan Blog khusus desa Kebonharjo sebagai bagian dari promosi wilayah dengan segala potensinya.

Gambar 18. Pembuatan Desain Leaflet dan Papan nama rumah produksi

f. Membentuk Rumah Produksi Terpadu

Kesiapan dan realisasi pengembangan usaha dibidang produk sabut kelapa perlu diwujudkan sebagai upaya menyatukan semua potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Dengan dibentuknya wadah bersama maka memudahkan dalam pengelolaan usaha berbasis masyarakat. Dilaksanakan pada hari sabtu, 29 Agustus 2016 di dusun Gebang, desa Kebonharjo.

Sebagai langkah awal dibentuknya rumah produksi sebagai pusat kendali produksi bagi semua produk turunan sabut kelapa. Rumah produksi nantinya sebagai langkah awal mempersatukan seluruh masyarakat desa yang akan dan sedia terlibat dalam menciptakan


(5)

Gambar 19. Penyerahan bantuan alat mesin produksi sabut kelapa

Dengan kehadiran KKN PPM UII yang mengusung tema ”optimalisasi pengolahan limbah Sabut Kelapa menjadi bahan serbaguna untuk penciptaan multi produk” maka diupayakan pula memberikan stimulan bagi masyarakat desa Kebonharjo berupa Mesin Sabut Kelapa skala besar guna memenuhi banyaknya limbah sabut kelapa sebesar : 48,89 ton/tahun.

Gambar 20. Dioperasionalkannya Rumah Produksi KESIMPULAN

1. Kegiatan KKN mahasiswa yang dilakukan di Kebonharjo telah meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengolahan limbah sabut kelapa menjadi produk-produk yang dapat menjadi keunggulan desa kebonharjo.

2. Sabut kelapa yang merupakan limbah dari tanaman kelapa memberikan peluang bisnis untuk masyarakat kebonharjo untuk meningkatkan perekonomian masyarkat

3. Sabut kelapa yang jumlahnya melimpah di desa kebonharjo telah berhasil di kembangkan menjadi bermacam produk yaitu sapu, keset dan tali.


(6)

4. Desa kebonharjo telah menerima bantuan berupa mesin pencacah sabut kelapa dan mesin khusus pembuat sapu

5. Masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk mengembangkan rumah produksi sabut kelapa menjadi produksi unggulan desa Kebonharjo

UCAPAN TERIMAKASIH

Mengucapkan terimakasih kepada DPPM UII, Kemenristekdikti melalui KKN PPM dan pemerintah daerah Kebonharjo, Samigaluh, Kulon Progo yang telah memberikan dukungan untuk pelaksanaan program ini

DAFTAR PUSTAKA

admin (2016)."Rumah Produksi Serabut Kelapa Gebang." Http://Samigaluh.Kulonprogokab.Go.Id/Article-69-Rumah-Produksi-Serabut-Kelapa-Gebang.Html.

Dwi Wahini Nurhajati, D. I. N. I. (2011). "Kualitas Komposit Serbuk Sabut Kelapa Dengan Matrik Sampah Styrofoam Pada Berbagai Jenis Compatibilizer." Jurnal Riset Industri V(2): 143-151.

Hadi, S. (2012). "Pengambilan Minyak Atsiri Bunga Cengkeh (Clove Oil) Menggunakan Pelarut N-Heksana Dan Benzena." Jurnal Bahan Alam Terbarukan 1: 25-30.

Penny Setyowati, S. N., Any Setyaningsih, Dan Hernadi Surip (2004). "Pemanfaatan Limbah Pertanian Serbuk Sabuk Kelapa (Cocodust) Untuk Pembuatan Komposit Karet." Departemen Perindustrian Dan Perdagangan, Bbkkp, Yogyakarta.

Septia Andini, D. W. S. S., M.Sn. (2013). "Pemanfaatan Sabut Kelapa Dan Pewarna Alam Indigofera Sebagai Material Alternatif Pada Produk Kriya." Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa Dan Desain 1.