Analisis hukum Islam terhadap penukaran kupon air isi ulang di Depo Zha-Za Kalilom Lor Kecamatan Kenjerean Kota Surabaya.

(1)

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN KUPON

AIR ISI ULANG DI DEPO ZHA-ZA KALILOM LOR

KECAMATAN KENJERAN KOTA SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

M. Syarifuddin. Stiawan NIM. C72213140

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Dan Hukum Jurusan

Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah

SURABAYA 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan dengan judul “ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN KUPON AIR ISI ULANG DI DEPO ZHA-ZA KALILOM LOR KEC. KENJERAN KOTA SURABAYA”. Skripsi ini

bertujuan menjawab pertanyaan diantaranya adalah: (1) Bagaimana praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Kalilom Lor Kec. Kenjeran Kota Surabaya. (2) Bagaimana analisis hukum Islam terhadap penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Kalilom Lor Kec. Kenjeran Kota Surabaya.

Berkenaan dengan itu metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analistik dengan menggunakan pola pikir deduktif yaitu mengemukakan dalil-dalil atau data-data yang bersifat umum yakni memaparkan permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pemberian hadiah secara bertahap, dan menilai serta mengkaji kesesuaian permasalahan yang terjadi berdasarkan ketentuan hukum Islam sehingga pendekatan yang digunakan adalah normatif. Serta jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research),mengunakan metode observasi dan interviw kepada pemilik, penjual dan pembeli Depo Air Minum Zha-Za Fresh di Kalilom Lor Kec Kenjeran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, memberi hadiah pada setiap konsumen adalah salah satu cara mempromosikan produk untuk mencari minat konsumen agar mau dan tertarik membeli air isi ulang. Penjual akan memberikan kupon kepada pembeli untuk kemudian kupon tersebut untuk ditukarkan dengan poin hadiah yang sudah tertera. Semakin banyak membeli air isi ulang galon tersebut maka semakin banyak peluang memilih hadiah yang sesuai dengan poin yang sudah tertera.

Dalam Islam hadiah merupakan suatu pemberian seseorang kepada orang lain dengan maksud menghormati, memuliakan, atau mencintainnya. Dasar hukum Islam dari pemberian hadiah adalah sunnah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa praktiknya adalah ju’alah yang berbeda dengan pandangan penjual mengenai praktik yang dijalaninnya mengenai pengertiannya yaitu hadiah.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR TRANSLITERASI... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Dan Batasan Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 12

F. Kegunaan Hasil Penelitian... 13


(8)

H. Metode Penelitian ... 14

I. Sistematika Pembahasan ... 21

BAB II KONSEP HADIAH DALAM ISLAM A. Pengertian Hadiah... 22

B. Rukun Hadiah ... 25

C. Syarat-Syarat Hadiah... 27

D. Hikmah Hadiah ... 29

E. Macam-Macam Hadiah... 30

BAB III PRAKTIK PEMBERIAN HADIAH TERHADAP PENUKARAN KUPON AIR ISI ULANG A. Profil Kalilom Lor Kecamatan Tanah Kali Kedinding Surabaya ... 34

1. Sejarah ... 34

2. Permodalan ... 36

3. Pendapatan Depo Zha-ZaFreshbulan Juni... 37

4. Struktur Depo Zha-ZaFreshSurabaya ... 38

5. Peran Depo Zha-ZaFreshdi lingkungan... 39

B. Legalitas Depo Zha-ZhaFreshSurabaya... 40

C. Sistem Rekrutmen Karyawan di Depo Zh-Za Fresh Surabaya ... 41


(9)

E. Aplikasi Pengisian Air Isi Ulang dan Pemberian

Kupon ... 42

F. Latar Belakang Pemberian Kupon ... 44

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN KUPON DARI PEMBELIAN AIR ISI ULANG DI KALILOM LOR KECAMATAN KENJERAN KOTA SURABAYA A. Analisis Praktik Penukaran Kupon dai Pembelian Air Isi Ulang Berhadiah di DepoFresh Kota Surabaya ... 49

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Penukaran Kupon dari Pembelian Ar Isi Ulang Berhadiah Di Depo Zha-Za Fresh Kota Surabaya ... 54

1. Pengertian dan Hukum Ju’alah ... 58

2. Dasar Hukum Ju’alah ... 59

3. Rukun Ju’alah... 59

4. Latar Belakang Ju’alah... 60

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 63

B. Saran ... 65

Daftar Pustaka ... 66 Lampiran-Lampiran


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagian muamalah yang merupakan bagian dari syariah selain mengatur bidang sosial seperti politik, dan lain-lain yang mengatur tentang berbagai aktifitas perekonomian, mulai jual-beli hingga investasi saham. Kesemua tatanan tersebut menunjukkan ajaran Islam yang secara ideologis bertujuan menciptakan kemaslahatan bagi umat manusia. Bagian muamalah ini senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf peradaban umat. Hal ini menunjukkan bahwa selain bersifat universal, bidang muamalah juga bersifat fleksibel.

Sudah tidak heran lagi bahwa manusia sebagai makhluk sosial , maksudnya makhluk yang ditakdirkan untuk hidup dalam bermasyarakat yang dimana manusia pasti memerlukan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bermasyarakat. Interaksi sosial antara satu manusia dengan manusia lainnya ini disebut dengan muamalah.

Dalam dunia yang sudah sangat modern saat ini banyak sekali praktik pemberiah hadiah yang diberikan kepada orang yang beruntung mendapatkannya. Semisal ada yang melalui undian berhadiah, dimana seseorang yang membeli barang dengan ketentuan berlaku, kemudian mendapatkan kupon untuk diundi untuk mendapatkan hadiah yang sudah tercantum didalamnya. Kemudian ada pula dengan pengumpulan poin,


(11)

2

dimana pihak penyelengara mengumumkan bahwa jikalau ingin mendapatkan hadiah haruslah mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya agar mendapatkan hadiah. Dari contoh tadi sangat bermacam-macam metode agar mendapatkan hadiah dan memicu masyarakat untuk memperoleh hadiah yang sangat menguntungkannya. Dan dilingkup masyarakat sendiri hal ini sudah dianggap sudah menjadi kebiasaan.

Dengan kata lain akad hadiah ini dianggap menguntungkan bagi semua orang yang membutuhkannya.

Adapun hadiah berasal dari kataHa>di ( ) terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf ha’, dal, dan ya. Maknanya berkisar pada dua hal. Pertama, t‘ampil ke depan memberi petunjuk. Dari sini lahir kata Ha>di yang bermakna penunjuk jalan, karena dia tampil di depan. Kedua, menyampaikan dengan lemah lembut. Dari sini lahir kata hida>yah ( ) yang merupakan penyampaian sesuatu dengan lemah lembut guna menunjukkan simpati.1

Hadiah sering juga disebut hibah. Ada juga yang mengatakan bahwa hadiah termasuk dari macam-macam hibah. Menurut Ensiklopedi Hukum Islam, hadiah dikategorikan dalam bentuk hibah.2 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hadiah merupakan pemberian

(kenang-1

Sahabuddin et al.,Ensiklopedia A l-Qur’an: Kajian Kosa Kata,Jakarta: Lentera Hati, 2007, hlm. 261.

2

Abdul Aziz Dahlan, et al.Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baruvan Hoeve,1996, hlm. 540.


(12)

3

kenangan, penghargaan, penghormatan).3 Menurut istilah fikih, hadiah didefinisikan sebagai berikut:

1. Zakariyya Al-Anshari

)

(

)

(

)

(

)

(

” Hadiah adalah penyerahan hak milik harta benda tanpa ganti rugi yang umumnya dikirimkan kepada penerima untuk memuliakannya”.4

2. Sayyid Sabiq

“Hadiah itu seperti hibah dalam segi hukum dan maknanya.”5

Dalam pengertian ini, Sayyid Sabiq tidak membedakan antara hadiah dengan hibah dalam segi hukum dan segi makna. Hibah dan hadiah adalah dua istilah dengan satu hukum dan satu makna. Sehingga ketentuan yang berlaku bagi hibah berlaku juga bagi hadiah.

3. Muhammad Qal‘aji

“Hadiah adalah pemberian sesuatu tanpa imbalan untuk menyambung tali silaturrahim, mendekatkan hubungan, dan memuliakan”6

3

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, cet.3, hlm. 380.

4

Abi Yahya Zakariyya Al-Anshari Asy-Sya>fi’i,A snal Matha<lib, (Beirut: Dar Kutub al-Ilmi>yah, juz 5), 566.

5

Sayyid Sabiq,Fiqh as-Sunnah, (Mesir: Da>r al-Fath li> al-I’lami al-Arabiy, juz 3), 315.

6

Muhammad Qal‘aji,Mu‘jam lugatil fuqaha, dalam al-maktabah asy-syamilah, al-ishdar ats-tsani, juz 1, 493.


(13)

4

Dalam pengertian ini, Muhammad Qal‘aji menegaskan bahwa dalam hadiah tidak murni memberikan tanpa imbalan, namun ada tujuan tertentu yakni ada kalanya untuk menyambung tali silaturrahim, mendekatkan hubungan, dan memuliakan.

Kalau dipahami, ada titik temu antara ketiga definisi di atas, yakni hadiah adalah pemberian tanpa imbalan, sama seperti hibah. Sayyid Sabiq menganggap hibah dan hadiah adalah sama persis, sedangkan Zakariyya Al-Ansari dan Muhammad Qal‘aji membedakannya. Hibah murni pemberian tanpa imbalan, sedangkan hadiah bertujuan untuk memuliakan. Mayoritas fuqaha cenderung membedakan antara hibah dan hadiah.

Yang jelas, hadiah merupakan pemindahan pemilikan atas suatu harta dan bukan hanya manfaatnya. Kalau yang diberikan adalah manfaatnya sementara zatnya tidak maka itu merupakan pinjaman (i’j>rah). Karenanya hadiah haruslah merupakan

tamli>kan li al-’ayn(pemindahan/penyerahan pemilikan atas suatu harta kepada pihak lain). Penyerahan pemilikan itu harus dilakukan semasa masih hidup karena jika sesudah mati maka merupakan wasiat.

Di samping itu penyerahan pemilikan yang merupakan hadiah itu harus tanpa kompensasi (tamli>kan li al-’ayn bi la>’iwadh), karena jika tanpa kompensasi maka bukan hadiah, melainkan jua-beli (al-bay’).


(14)

5

Dasar hukum tentang dibolehkannya transaksi hadiah ini dijelaskan dalam QS al-Quran surat (al-Baqarah ayat [2]: 177)7

١ ٧ ٧

A rtinya: Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada A llah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang-orang-orang yang bertakwa.

Pada potongan ayat di atas menggambarkan bahwa dianjurkan memberikan sebagian harta yang dicintai kepada seseorang yang membutuhkannya. Dengan urutan yang paling dekat yaitu kepada kerabat dekat dahulu kemudian kepada yang lain.

Di daerah Kalilom Lor ini salah satu daerah utara di Kota Surabaya

yang memiliki penduduk yang padat. Jarak antara rumah yang satu dengan

yang lainnya sangat padat. Ragam pekerjaan berada disana, mulai dari

PNS, Swasta, jasa, dan Wirausaha. Namun ada yang berbeda untuk

pekerjaan wirausaha khususnya jual beli, di sini saya melihat air isi ulang

galon. Memang tidak ada yang berbeda dengan air isi ulang galon pada

7


(15)

6

umumnya dimana ketika pembeli membeli air isi ulang galon dan penjual

langsung melayani dengan menekan tombol dan keluar air, dan begitulah

pada umumnya air isi ulang galon pada umumnya.

Akan tetapi pebedaan yang ada ketika pembayarannya, harga air isi

ulang galonnya Rp 3.500/ galon dan mendapatkan kupon dan kemudian

kupon tersebut bisa ditukarkan dengan hadiah yang cukup menarik

menurut penulis. Hadiah ini bisa didapatkan dengan mengumpulkan poin

yang setara dengan poin hadiah yang sudah ditetapkan oleh penjual. Untuk

hadiah sendiri sangat beragam, karena rata-rata pembeli merupakan

keluarga untuk itu hadiah yang diambil merupakan kebutuhan rumah

tangga, meliputi: kaos, jas hujan,paying, sabuncuci, bad cover, dan air isi

ulang galon itu sendiri. Sangat membantu sekali untuk keperluan rumah

tangga dan kebutuhan sehari-hari.8

Dalam hal ini dari penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Hukum Islam terhadap Penukaran Kupon dari Pembelian Air Isi Ulang di Depo Zha-Za Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya”.

8


(16)

7

B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah menginfentaris persoalan atau masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian ini.9

Berdasarkan penjelasan sebagaimana pada latar belakang diatas maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang untuk mendapatkan hadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

b. Tata cara penukaran kupon dari pembelian air isi ulang untuk mendapatkan hadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

c. Proses terjadinnya dari penukaran kupon dari pembelian air isi ulang untuk mendapatkan hadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

d. Faktor masyarakat memilih penukaran kupon dari pembelian air isi ulang untuk mendapatkan hadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

e. Analisis hukum islam terhadap penukaran kupon di Depo Zha-Za Fresh dari pembelian air isi ulang untuk mendapatkan hadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

9


(17)

8

2. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi pada permasalahan sebagai berikut :

a. Praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang di Depo Zha-Za Fresh untuk mendapatkan hadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

b. Analisis hukum islam terhadap penukaran kupon dari pembelian air isi ulang di Depo Zha-Za Fresh untuk mendapatkan hadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-ZaFresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya ?

2. Bagaimana analisis Hukum Islam terhadap praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-Za Fresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya ?


(18)

9

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada.10

Penelitian mengenai hadiah ini memang bukan pertama kali, namun penulis belum menemukan penelitian yang secara spesifik membahas tentang penyalahgunaan air isi ulang berhadiah dengan mengunakan kupon untuk dikumpulkan sesuai dengan poin hadiah yang tertera untuk ditukarkan.

Adapun beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. “Inovasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Parkir Studi Kasus Karcis Parkir Hologram Berhadiah Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Skripsi yang ditulis oleh Herlina pada tahun 2016 dalam realitasnya di lapangan, masyarakat selaku pengguna jasa parkir tidak mendapat karcis hologram berhadiah dalam kondisi yang sebagaimana mestinya. Karcis yang diberikan oleh juru parkir kepada para pengguna jasa parkir terkadang dalam kondisi hologram telah di gosok, tidak jarang pula banyak masyarakat awam yang tidak mengerti akan inovasi dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya. Sehingga terkadang mereka yang tidak mengerti tidak diberi karcis hologram berhadiah oleh juru parkir.

10

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, Surabaya: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016,8.


(19)

10

Dengan kata lain terdapat unsur penipuan yang dilakukan oleh juru parkir. Hal ini menibulkan kerugian bagi pihak yang parkir, karena haknnya mendapatkan karcis berhologram telah diambil oleh juru parkir dan terkadang orang yang tidak mengerti bahwa tidak diberi karcis hologram oleh juru parkirnnya.11

2. Perspektif Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah Jalan Sehat Dari Hasil Penjualan Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya. Skripsi yang ditulis oleh Muhimatul Khoiroh pada tahun 2016 dalam realitannya dimana penerapan peemberian hadiah dari hasil penjualan kupon di desa Made Sambikerep Surabaya yang dilakukan oleh pihak panitia penyelenggara acara, menjual kupon kepada warga dengan mengedarkan ke rumah-rumah warga, semua warga diwajibkan untuk membeli minimal dua lembar kupon dengan harga Rp 5000 per kupon. Namun panitia tidak membatasi berapa banyak kupon yang warga ingin beli. Panitia menggabungkan dana dari sponsor dan dana keuntungan yang didapat dari hasil penjualan kupon. dana tersebut di pergunakan untuk membeli hadiah, konsumsi, dekorasi, sound system, keseketariatan dan untuk mencetak kupon. Pada praktek penjualan kupon yang dilakukan oleh panitia acara jalan sehat berhadiah hukumnya sah, karena dalam jual beli kupon tersebut tidak terdapat unsur paksaan. Dalam prakteknya, banyak warga yang membeli kupon lebih dari dua lembar kupon yang

11

Herlina“Inovasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Parkir Studi Kasus Karcis Parkir

Hologram Berhadiah Dinas Perhubungan Kota Surabaya”.Skripsi --UIN Sunan Ampel, 2016. 72


(20)

11

diwajibkan, dan ada juga yang membeli hingga menghabiskan uang puluhan ribu. Mereka berharap lebih banyak kupon yang mereka beli, maka salah satu dari kupon mereka pasti akan mendapatkan hadiah. Maka praktik seperti ini ada salah satu pihak yang merasa dirugikan, karena peserta yang nomor kuponnya tidak keluar tidak mendapatkan apa-apa. Pada dasarnya membeli tiket demi berharap untuk mendapatkan hadiah hukumnya tidak boleh. Karena mengadu nasib dengan tujuan agar mendaptkan hadiah lewat praktik semacam ini termasuk judi yang dilarang.12

Dari penelitian sebelumnnya yang ditulis oleh Herlina dengan judul Inovasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Parkir Studi Kasus Karcis Parkir Hologram Berhadiah Dinas Perhubungan Kota Surabaya, membahas tentang karcis berhadiah, dimana didalam karcis tersebut terdapat hologramnya. Ketika hologramnya digosok maka di situ akan mengerti dapat tidaknya hadiah dari karcis tersebut untuk penguna parkir, akan tetapi hal ini disalah gunakan petugas parkir sehingga hologram karcis sudah di gosok dan menimbulkan penguna parkir merasakan dirugikan. Kemudian pada penelitian kedua oleh Muhimatul Khoiroh “Perspektif Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah Jalan Sehat” Penjualan Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya”, bahwa praktik pembelian per kupon dengan harga minimal Rp 5.000

12

Muhimatul Khoiroh “Perspektif Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah Jalan Sehat” Dari Hasil Penjualan Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya”, Skripsi -- UIN Sunan Ampel Surabaya 2016. 64


(21)

12

untuk 2 lembar kupon tetapi panitia tidak membatasi jumlah kupon yang dibeli. Panitia menggabungkan dana dari sponsor dan dana keuntungan yang didapat dari hasil penjualan kupon. dana tersebut di pergunakan untuk membeli hadiah, konsumsi, dekorasi, sound system, keseketariatan dan untuk mencetak kupon.

Berbeda dengan penelitian sebelumnnya, kali ini penulis membahas mengenai kupon dari isi ulang berhadiah, dimana jikalau membeli air isi ulangnya seharga Rp 3.500 akan mendapatkan kupon. Kemudian dari pembelian air tadi, penjual mengambil keuntungannya untuk disisihkan dan dikumpulkan agar membeli hadiah supaya konsumen senang atas hadiah yang diterimannya. Jikalau berhasil mengumpulkan poin hadiah yang disyaratkan. Jika kita mengumpulkan kuponnya dengan banyak maka dapat ditukarkan dengan hadiah yang besar pula, akan tetapi jumlah kupon yang dikumpulkannya tidak sebanding dengan hadiah yang didapatnnya.13

13


(22)

13

E. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-ZaFresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

2. Untuk mengatahui praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-ZaFresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Kegunaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kegunaan teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-Za Fresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Serta menjadi acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan hadiah.

2. Keguanaa Praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi masyarakat terhadap praktek pemberian hadiah, khususnya bagi masyarakat Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya yang terlibat serta dapat menjadi pedoman dan dasar bagi masyarakat umum pada umumnya.


(23)

14

G. Definisi Operasional

Beberapa istilah kunci yang ada dalam judul skripsi ini, untuk memperjelas dan memperoleh gambaran kongkrit tentang arah dan tujuan yang terkandung dalam konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hukum Islam : Ketentuan hukum yang bersumber dari al Quran dan Hadits serta pendapat ulama’ yang berkaitan dengan hadiah.

Kupon : Surat kecil atau karcis14 yang diberikan penjual kepada pembeli untuk ditukarkan dengan barang ketika poin kupon sudah terkumpul.

Hadiah : Pemberian kenang-kenangan, penghargaan, atau penghormatan,15 dimana pembeli sudah mendapatkan hadiah ketika sudah mengumpulkan kupon sesuai dengan ketentuan hadiah yang berlaku.

H. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu konsep tentang metode penelitian, yaitu metode ilmiah yang tersusun secara sistematis yang diharapkan dapat menjelaskan dan menjawab suatu masalah yang dihadapi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

14

http://kbbi.web.id/kupon, diakses pada tanggal 15 Desember 2016

15


(24)

15

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan field research yakni penelitian yang dilakukan dalam kehidupan sebenarnya terhadap praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-ZaFresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

2. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah diatas. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:

a. Data tentang praktik penukaran kupon berhadiah b. Data tentang pembeli air isi ulang galon

c. Manajemen pembelian air isi ulang galon d. Iklan pembelian air isi ulang galon

e. Data tentang Analisis Hukum Islam Terhadap Penukaran Kupon Air Isi Ulang di Depo Zha-Za Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya

3. Sumber Data

Sumber data adalah subyek dari mana data atau sumber itu diperoleh. Sumber data yang penyusun gunakan untuk dijadikan pedoman dalam literatur ini agar bisa mendapatkan data yang akurat terkait praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Kalilom Lor


(25)

16

Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder yaitu:

a. Sumber primer

Sumber primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti, baik dari pribadi maupun dari suatu instansi yang mengolah dan untuk keperluan penelitian, seperti dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan,16 adalah beberapa orang yang terkait dalam praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya yang terdiri dari:

1) Wawancara dengan pemilik di “Depo Air Minum Zha-ZaFresh” 2) Wawancara dengan pembeli di “Depo Air Minum Zha-ZaFresh” b. Sumber sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan. Data sekunder merupakan data pendukung proyek penelitian dan sebagai pelengkap data primer, mengingat dat primer meruapakan data pratik dalam lapangan.17 Data tersebut sebagian besar merupakan literatur yang terkait dengan konsep hukum Islam dan data ini bersumber dari buku-buku dan catatan atau dokumen tentang apa saja yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian. Beberapa diantaranya adalah:

16

Chalid Narbuko dan Abu Achmadi,Metodologi PenelitianJakarta: Bumi Aksara, 1997, 62.

17


(26)

17

1) Sahabuddin et al.,Ensiklopedia A l-Qur’an: Kajian Kosa Kata. 2) Abdul Aziz Dahlan, et al. Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta:

Ichtiar Baruvan Hoeve.

3) Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 4) Abi Yahya Zakariyya Al-Anshari Asy-Syafi’i,A snal Matha>lib,

Beirut: Dar al-Kutub al- Ilmiyah.

5) Sayyid Sabiq,Fiqh as-Sunnah, Mesir: Dar Fath li I’lami al-Arabiy.

6) Muhammad Qal‘aji,Mu‘jam lugatil fuqa>ha, dalam al-maktabah asy-syamilah, al-ishdar ats-tsani, juz 1.

7) Pustaka-alhanan,A l-Quran dan A sbabun Nuzul T erjemahnya.

8) Nurul Zuhriah,Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Konsep umum tentang hadiah yang meliputi pengertian hadiah, dasar hukum hadiah, rukun dan syarat hadiah, hak dan kewajiban para pihak penjual air isi ulang behadiah dan pembeli air, berakhirnya akad hadiah, serta pemanfaatan dan penjualan kupon air isi ulang berhadiah.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid penulis menggunakan beberapa teknik di antaranya:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun langsung dan mengamati melihat, mendengar, dan


(27)

18

merasakan secara langsung18. Penggunaan teknik ini dilakukan untuk melihat langsung proses terjadinya praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya, serta melihat secara langsung penukaran kupon isi ulang berhadiah oleh penjual terhadap pembeli.

b. Wawancara

Metode interview atau wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik.19 Adapun data yang peneliti peroleh dari hasil wawancara kepada para pembeli dan penjual air isi ulang galon berhadiah di Kali Lom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

c. Dokumentasi

Metode dokumenter, yakni teknik mencari data berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Adapun dalam skripsi ini penulis mencari data yang berkaitan dengan penelitian.

5. Teknik Pengolahan Data

Setelah mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan, maka Untuk mensistematisasikan data dan mempermudah peneliti dalam melakukan

18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 12, Bandung: Alfabeta, 2012, 145.

19


(28)

19

analisa data, maka peneliti mengolah data tersebut melalui beberapa teknik, sebagaimana berikut:

a. Organizing

Organizing adalah metode atau langkah menyusun secara sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan sehingga dapat digunakan untuk pembuatan skripsi seperti apa yang di inginkan oleh penulis yang terkait dengan terhadap penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-ZaFresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

b. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang dikumpulkan.20 Adapun penggunaan metode ini digunakan untuk memeriksa, meneliti serta mendeskripsikan data yang relevan dengan penelitian terhadap penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-Za Fresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

c. A nalizing

A nalizing merupakan langkah selanjutnya terhadap teknik sebelumnya yaitu dengan menganalisa data yang terkait dengan praktik terhadap penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-Za Fresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya sehingga memunculkan suatu kesimpulan.

20


(29)

20

6. Teknik Analisis Data

Analisis data, yaitu proses penyederhanaan data ke bentuk yang lebih mudah dibaca dan interpretasikan.21Berkaitan dengan skripsi ini penulis menganalisa sebuah data menggunakan teknik atau metode deskriptif analisis yaitu dengan cara menguraikan, menjabarkan, serta menjelaskan data yang telah dikumpulkan terkait dengan praktik terhadap penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya. Setelah itu penulis akan melakukan analisa terhadap semua data yang dikumpulkan untuk bisa mendapatkan suatu kesimpulan.

Penulis juga menggunakan metode pola pikir untuk menganalisa suatu data yaitu pola pikir induktif dengan cara menguraikan beberapa fakta yang terkait dengan praktik terhadap penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Depo Zha-Za Fresh Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya yang kemudian akan difahami, dianalisa, serta diambil kesimpulan.

21


(30)

21

I. Sistematika Pembahasan

Tujuan dari penyusunan sistematika pembahasan ini adalah untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini dan agar penelitian ini lebih terarah sesuai dengan bidang kajian. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab pertama, berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, berisi landasan teori dan memuat sesuatu yang bekaitan dengan penelitian ini, yaitu konsep umum tentang hadiah yang meliputi pengertian hadiah, dasar hukum hadiah, rukun hadiah, dan syarat hadiah,hak dan kewajiban para pihak, berakhirnya hadiah.

Bab ketiga, berisi tentang hasil penelitian atau data yang diperoleh peneliti di lapangan meliputi gambaran umum yang berisi profile tokoletak geografis, luas wilayah, keadaan sosial ekonomi, agama dan pendidikan, faktor mencuatnya praktik pemberian hadiah dalam pembelian air isi ulang.

Bab keempat, berisi tentang analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang berhadiah di Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

Bab kelima, berisi bab penutup yang meliputi pembahasan skripsi, pada bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari penulis.


(31)

BAB II

KONSEP HADIAH DALAM ISLAM

A. Pengertian Hadiah

Seperti yang dibahas sebelumnya bahwasannya hadiah adalah penyerahan hak milik harta benda tanpa ganti rugi yang umumnya dikirimkan kepada penerima untuk memuliakannya.1 Secara sederhana hadiah dapat diartikan sebagai pemberian dari seseorang kepada orang lain tanpa adanya penggantian dengan maksud memuliakan.2 Hadiah adalah pemberian yang dimaksudkan untuk mengagungkan atau rasa cinta.3 Menurut istilah fikih, hadiah didefinisikan sebagai berikut:

1. Zakariyya Al-Anshari

Hadiah adalah penyerahan hak milik harta benda tanpa ganti rugi yang umumnya dikirimkan kepada penerima untuk memuliakannya.4 2. Sayyid Sabiq

Hadiah itu seperti hibah dalam segi hukum dan maknanya. Dalam pengertian ini, Sayyid Sabiq tidak membedakan antara hadiah dengan hibah dalam segi hukum dan segi makna. Hibah dan hadiah adalah dua

1

Abi Yahya Zakariyya Al-Anshari Asy-Sya>fi’i,A snal Matha<lib, (Beirut: Dar Kutub al-Ilmi>yah, juz 5), 566

2

Hendi Suhendi,Fiqih Muamalah,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 211.

3

Rachmad Syafei,Fiqih Muamalah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), 241.

4

Abi Yahya Zakariyya Al-Anshari Asy-Sya>fi’i, Asnal Matha< lib, (Beirut: Dar Kutub al-Ilmi>yah, juz 5), 566.


(32)

23

istilah dengan satu hukum dan satu makna. Sehingga ketentuan yang berlaku bagi hibah berlaku juga bagi hadiah.5

3. Muhammad Qal‘aji

Hadiah adalah pemberian sesuatu tanpa imbalan untuk

menyambung talisilaturrahim, mendekatkan hubungan, dan memuliakan.6

Dalam pengertian ini, Muhammad Qal‘aji menegaskan bahwa dalam hadiah tidak murni memberikan tanpa imbalan, namun ada tujuan tertentu yakni ada kalanya untuk menyambung tali silaturrahim, mendekatkan hubungan, dan memuliakan. Kalau dipahami, ada titik temu antara ketiga definisi di atas, yakni hadiah adalah pemberian tanpa imbalan, sama seperti hibah. Sayyid Sabiq menganggap hibah dan hadiah adalah sama persis, sedangkan Zakariyya Al-Ansari dan Muhammad Qal‘aji membedakannya. Hibah murni pemberian tanpa imbalan, sedangkan hadiah bertujuan untuk memuliakan. Mayoritas fuqaha cenderung membedakan antara hibah dan hadiah. Yang jelas, hadiah merupakan pemindahan pemilikan atas suatu harta dan bukan hanya manfaatnya. Kalau yang diberikan adalah manfaatnya sementara zatnya tidak maka itu merupakan pinjaman (i’j>rah). Karenanya hadiah

haruslah merupakan tamli>kan li al-’ayn (pemindahan/penyerahan

pemilikan atas suatu harta kepada pihak lain).

5

Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Mesir: Da>r al-Fath li> al-I’lami al-Arabiy, juz 3), 315.

6

Muhammad Qal‘aji, Mu‘jam lugatil fuqaha, dalam al-maktabah asy-syamilah, al-ishdar atstsani, juz 1, 493.


(33)

24

Maka, hadiah merupakan pemberian harta kepada seseorang untuk membuat senang tanpa adannya paksaan dari keduannya. Adapun yang menjadi landasan dalam pemberian hadiah yaitu terdapat dalam firman Allah dalam surah Al-Mudatstsir ayat 6 yang berbunyi:

A rtinya: “Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak”.7

Dan sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

A rtinya: “Kalau aku diundang untuk menyantap kaki kambing depan dan belakang, niscaya aku penuhi dan kalau dihadiahkan kepadaku kaki kambing depan dan kaki kambing belakang, niscaya aku menerimanya”. (H.R. Turmuzi).8

Adapun keutamaan dalam pemberian hadiah dapat dilihat dari efek positif dalam jiwa penerimanya. Seperti hilangnya rasa dendam dan permusuhan serta timbulnya kasih sayang antar sesama.

7

Departemen Agama RI,A l-Qur’an Terjemahnya, ( Jakarta: CV Darus Sunnah, 2002), 992.

8


(34)

25

B. Rukun Hadiah

Menurut Ulama Hanafiah, rukun hadiah adalah ijab dan kabul sebab

keduanya termasuk akad seperti halnya jual-beli. Dalam kitab A

l-Mabsuth, mereka menambahkan dengan qadbhu (pemegang/penerima). Alasannya, dalam hadiah harus ada ketetapan dalam kepemilikan.

Adapun yang menjadi rukun dalam hadiah yaitu wahib (pemberi),

mauhub lah (penerima), mauhub (barang yang dihadiahkan), shighat (ijab dan qabul).9

1. W ahib(pemberi)

W ahib (pemberi) adalah orang yang memberikan hadiah atau

pemindahan kepemilikan. Wahib (pemberi) hadiah sebagai salah satu

pihak pelaku dalam transaksi hadiah disyaratkan:

a. Ia mestilah sebagai pemilik sempurna atas sesuatu benda yang dihadiahkan. Karena hadiah mempunyai akibat perpindahan hak milik, otomatis pihak pemberi hadiah dituntut sebagai sebagai pemilik yang mempunyai hak penuh atas benda yang dihadiahkan itu.

b. Pihak pemberi hadiah mestilah seorang yang cakap bertindak secara sempurna (kami>lah), yaitu baliq dan berakal. Orang yang sudah

cakap bertindaklah yang bisa dinilai bahwa perbuatan yang

dilakukannya adalah sah, sebab ia sudah mempunyai pertimbangan yang sempurna.

9

Rachmad Syafei, et al.,Fiqih Muamalah… ,244. Prof. Dr. Abdul Aziz Muhammad Azam,Fiqih Muammalat,(Jakarta:Bumi Aksara, 2010), 442.


(35)

26

c. Pihak pemberi hadiah hendaklah melakukan perbuatannya itu atas kemauan sendiri dengan penuh kerelaan, dan bukan dalam keadaan terpaksa, orang-orang yang dipaksa menghadiahkan sesuatu miliknya, bukan dengan ikhtiyarnya, sudah pasti perbuatannya itu tidak sah. 2. Mauhub Lah(penerima)

Karena hadiah itu merupakan transaksi langsung, maka penerima hadiah disyaratkan sudah wujud dalam artinya yang sesungguhnya ketika akad hadiah dilakukan. Oleh sebab itu, hadiah tidak boleh diberikan kepada anak yang masih dalam kandungan. Dalam persoalan ini, pihak penerima hadiah tidak disyaratkan supaya baliq berakal. Kalau sekiranya penerima hadiah belum cakap bertindak ketika pelaksanaan transaksi, ia diwakili oleh walinya.

3. Mauhub(barang yang dihadiahkan)

Mauhub (barang yang dihadiahkan) adalah barang yang

dihadiahkan kepada penerima hadiah. Adapun syarat dalam mauhub

(barang yang dihadiahkan) yang akan diberikan yaitu:

a. Benda yang dihadiahkan tersebut mestilah milik yang sempurna dari pihak pemberi hadiah. Ini berarti bahwa hadiah tidak sah bila sesuatu yang dihadiahkan itu bukan milik sempurna dari pihak pemberi hadiah.

b. Barang yang dihadiahkan itu sudah ada dalam arti yang

sesungguhnya ketika transaksi hadiah dilaksanakan. Tidak sah menghadiahkan sesuatu yang belum berwujud.


(36)

27

c. Objek yang dihadiahkan itu mestilah sesuatu yang boleh dimiliki

oleh agama. Tidaklah dibenarkan menghadiahkan sesuatu yang

tidak boleh dimiliki, seperti menghadiahkan minuman yang

memabukan.

d. Harta yang dihadiahkan tersebut mestilah telah terpisah secara jelas dari harta milik pemberi hadiah.

4. Shighat (ijabdanqabul)

Dalam pemberian hadiah yang menjadi sasaran ialah kepada

shighat dalam transaksi tersebut sehingga perbuatan itu sunguh mencerminkan terjadinya pemindahan hak milik melalui hadiah. Ini berarti bahwa walaupun tiga unsur pertama sudah terpenuhi dengan segala persyaratannya, hadiah dinilai tidak ada bila transaksi hadiah tidak dilakukan.10

C. Syarat-Syarat Hadiah

Adapun syarat-syarat hadiah yaitu berkaitan dengan syarat wahib

(pemberi hadiah) dan maudhub (barang). Ulama Hanabilah menetapkan

11 (sebelas) syarat diantaranya:

1. Hadiah dari harta yang boleh di-tasharruf-kan. 2. Terpilih dan sunguh-sunguh.

3. Harta yang diperjualbelikan. 4. Tanpa adanya penganti.

10

Helmi Karim,Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cetakan Ketiga, 76.


(37)

28

5. Orang yang sah memilikinya. 6. Sah menerimanya.

7. Walinya sebeum pemberi dipandang cukup waktu. 8. Menyempurnakan pemberian.

9. Tidak disertai syarat waktu.

10. Pemberi sudah sudah mamputasharruf(merdeka,mukallaf, danrashid). 11. Mauhubharus berupa harta yang khusus untuk dikeluarkan.11

Adapun yang menjadi syarat untuk wahib (pemberi hadiah) dan

mauhub(barang) yaitu:

1. Syarat W ahib(pemberi hadiah)

W ahib disyaratkan harus ahli tabarru (derma), yaitu berakal, baliqh, rasyid(pintar).

2. Syarat mauhub(barang)

a. Harus ada waktu hadiah.

b. Harus berupa harta yang kuat dan bermanfaat. c. Milik sendiri.

d. Menyendiri, menurut Ulama Hanafiah, hadiah tidak dibolehkan terhadap barang bercampur dengan milik orang lain, sedangkan

menurut ulama’ Malikiyah, Hambali dan Syafi’iyah, hal itu

dibolehkan.

e. Mauhub terpisah dari yang lain, barang yang dihadiahkan tidak

boleh bersatu dengan barang yang tidak dihadiahkan, sebab akan

11

Rachmad Syafei, et al.,Fiqih Muamalah… ,246. Abdurahman Ghazaly, et al ,Fiqih Muamalat


(38)

29

menyulitkan untuk memanfaatkanmauhub.

f. Mauhubtelah diterima atau dipegang oleh penerima. g. Penerima memegang hadiah atas seizinwahib.12

D. Hikmah Hadiah

Saling membantu dengan cara memberikan hadiah dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Hikmah atau manfaat disyari’atkannya adalah sebagai berikut:13

1. Memberi hadiah dapat menghilangkan penyakit dengki, yakni

penyakit yang terdapat dalam hati dan dapat merusak nilai-nilai keimanan. Hadiah dilakukan sebagai penawar racun hati yaitu dengki. Sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan tirmidzi dari Abi Hurairah r.a Nabi saw bersabda:

A rtinya: “Beri-memberilah kamu, karena pemberian itu dapat menghilangkan sakit hati (dengki) ”.14

2. Pemberian hadiah dapat mendatangkan rasa saling mengasihi,

mencintai, dan menyayangi. Abu Ya’la telah meriwayatkan sebuah hadis dari Abi Hurairah bahwa Nabi Saw bersabda:

12

Ibid,247.

13

Saleh al-Fauzan,Fiqh Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006), Cet. Pertama, 541.

14


(39)

30

A rtinya :“saling memberi hadiah lah kamu, karena ia dapat menumbuhkan rasa kasih sayang”

15

3. Hadiah atau pemberian dapat menghilangkan rasa dendam, dalam sebuah hadis dari Anas r.a Rasullah Saw bersabda:

A rtinya:”Saling memeberi hadialah kamu, karena sesunguhnya hadiah itu dapat mencabut rasa dendam.”16

E. Macam-Macam Hadiah

1. Hadiah dalam perlombaan

Adapun yang dimaksud dengan perlombaan yang berhadiah, ialah perlombaan yang bersifat adu kekuatan seperti gulat atau lomba lari atau ada keterampilan/ ketangkasan seperti badminton, sepakbola, atau kepandaian seperti main catur. Pada prinsipnya lomba semacam tersebut diperbolehkan dalam agama, asal tidak mebahayakan keselamatan badan dan jiwa dan mengenai uang hadiah yang diperoleh dari hasil lomba tersebut diperbolehkan oleh agama jika dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

15 Ibid. 16


(40)

31

a. Jika uang/hadiah lomba itu disediakan oleh pemerintah atau sponsor non-pemerintah untuk para pemenang.

b. Jika uang/hadiah lomba itu merupakan janji dari salah satu dari dua orang yang berlomba kepada lombanya jika ia dapat dikalahkan lawannya itu.

c. Jika uang/hadiah lomba disediakan oleh para pelaku lomba dan

mereka disertai muhallil, yaitu orang yang berfungsi menghalalkan

perjanjian lomba dengan uang sebagai pihak ketiga, yang akan mengambil uang hadiah itu, jika jagonya menang tapi ia tidak harus membayar jika jagonya kalah.17

2. Hadiah dalam pembelian suatu barang

Hadiah dalam pembelian suatu barang merupakan bentuk

pemberian hadiah yang diharamkan, jika orang yang membeli kupon dengan harga tertentu, banyak atau sedikit, tanpa ada gantinya melainkan hanya untuk ikut serta dalam memperoleh hadiah yang disediakan. Namun perlu dingatkan juga, jika pembeli tersebut membeli dengan tujuan untuk mendapatkan kupon, sedangkan ia tidak membutuhkan barangnya maka hukumnya haram, karena kupon dalam hal ini adalah tujuan pembelian dan bukan sebagai pengikut.18 Bahkan hal seperti ini termasuk larangan serius (bagi yang melakukannya dianggap melakukan

17

Nazar Bakry,Problematika Fiqh Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. I, Edisi I , 86.

18

Mardani,Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah,(Jakarta: Kencana Prenada Group 2012), 370.


(41)

32

dosa besar). Karena, termasuk perbuatan judi yang dirangkai dengan khamar (minuman keras) dalam al-quran perbuatan ini merupakan perbuatan keji sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT al-Maidah : 90.19

✁ ✁ ✁ ✁ ✁ ✁ ✁ ✁ ✁ ✁ ✁ ✁ ✁

A rtinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

3. Hadiah sebagai suap atau sogokan

Untuk menghindari misinterpretasi tentang hadiah dan biasanya antara hadiah dengan sogokan, seperti yang dinyatakan oleh Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, bahwa di masa Rasulullah Saw. hadiah adalah hadiah, tetapi masa ini hadiah bisa saja berarti sogokan. Serta untuk membedakan antara hadiah dengan tukar menukar, maka perlu diketahui bagaimana aturan Islam tentang hadiah dapat dilihat dalam hadis berikut:

A rtinya: “A bu Hurairah menyatakan, bahwa Rasulullah apabila diberi makanan, beliau selalu menanyakan kepada si pemberi hadiah apakah pemberian itu hadiah atau sedekah. Jika pemberian itu sedekah, Rasul tidak memakannya dan menyuruh para sahabat untuk memakan hadiah

19 Ibid.


(42)

33

dimaksud. Jika dinyatakan pemberian itu adalah hadiah, Rasulullah menepukkan tangannya dan makan bersama sahabat.” (HR. Bukhari ).20

Ketentuan dalam hadis di atas memberikan aturan agar penerima hadiah tidak hanya bahagia atau senang dengan hadiah yang bakal diterima, akan tetapi selalu mengidentifikasi hadiah yang diserahkan, termasuk yang boleh diterima atau tidak.

20


(43)

34

BAB III

PRAKTIK PEMBERIAN HADIAH TERHADAP PENUKARAN KUPON AIR ISI ULANG DI KALILOM LOR KOTA SURABAYA

A. Profile Depo Zha-ZaFreshKota Surabaya

Di Kecamatan Kenjeran terdapat sebuah depo air isi ulang yang

bernama Depo Zha-Za Fresh. Sebenarnya depo tersebut merupakan

cabang dari toko Zha-Za, namun depo ini fokus untuk berjualan air isi ulang galon dan laundry. Pemilik Depo Zha-za tersebut bernama Dillah, beliau sudah 8 tahun lebih berjualan air isi ulang galon danlaundy sampai saat ini.1

1. Sejarah

Pemilik Depo Zha-za adalah mas Dilah yang merupakan warga asli setempat. Dengan usianya ini yang menginjak 40 tahun dia sudah banyak pengalaman. Sebelum usahanya yang sekarang ini, pria lulusan salah satu perguruan tinggi teknik di Surabaya pernah bekerja di perusahaan swasta yang memang sangat diinginkan saat itu. Setiap hari berangkat pagi pulang sore begitulah seterusnya hingga dia akhirnya jenuh dengan ikut dalam perusahaan swasta tersebut dan akhirnya keluar dari perusahaan.

Dia sempat berfikir untuk usaha, namun apa daya modal yang ia kumpulkan saat bekerja di perusahaan swasta tidak cukup untuk

1


(44)

35

kebutuhan sehari-hari saja. Sampai pada akhirnya uangnya mulai menipis dan kemudian ia mencari kerja disekitar rumahnya agar ada pemasukan setiap harinya. Mulai dari teman-teman dekatnya ia tanyai masalah pekerjaan dan hingga akhirnya ia mendapatkan pekerjaan sebagai penjual dan distributor minyak tanah di sekitar rumahnya. Ia tidak menghiraukan bahwa ia adalah lulusan perguruan tinggi, namun yang terpenting ia mendapatkan pengalaman yang tak ternilai dengan uang dan juga akan menambah wawasan.

Hingga akhirnya minyak tanah yang waktu itu bersubsidi pada akhirnya dicabut subsidinya yang kala itu akan diganti dengan bahan bakar gas yaitu lpg 3 kg warna hijau yang memang oleh pemerintah kala itu sangat berpengaruh terhadap penjualan dan distributor minyak tanah yang otomatis akibat harga minyak tanah langsung melonjak tinggi.

Beliau akhirnya berfikir untuk keluar dari pekerjaan ini memang sudah tidak menguntungkan baginya karena setelah itu konsumen sangatlah sepi akibat harganya mahal dan stok barang yang mulai langka. Dan memang pada akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan berfikir untuk usaha sendiri yang ia dapatkan usahanya dari jualan minyak tanah dan cara pelayanan dan penanganan dari distributor ke konsumen.

Dan sekarang dari pengalaman menjadi karyawan hingga menjadi penjual minyak tanah, Mas Dilah sudah bisa membuka usahanya sendiri yaitu Depo air isi ulang Zha-Za Fresh di daerah dekat rumahnya dan


(45)

36

memiliki karyawan untuk membantunya karena banyaknya pelangan yang suka terhadap pelayanan dan juga kualitas dari air isi ulang itu.

2. Permodalan

Berdasarkan wawancara penulis kepada pemilik Depo Zha-Za

fresh Surabaya yaitu saudara Dillah menuturkan bahwa awal mula modal untuk membuka toko tersebut adalah dana yang ia dapat dari hutang kepada bank dengan jaminan surat tanah warisan orang tua yang di punyai waktu itu. Dia membuat usaha depo air isi ulang galon sebagai syarat untuk mendapatkan modal membuka usaha kecil-kecilan tetapi digunakan oleh orang banyak. Hingga akhirnya ia memutuskan usaha air isi ulang.

Setelah itu mulai merintis usaha air isi ulang yang bertempat tinggal di Kalilom Lor. Untuk tempatnya beliau menyewa sebuah kos milik saudaranya yang masih kerabat dengan ibunya untuk usahanya ini. Dari modal yang ia dapat, semuanya digunakan untuk usahanya mulai dari membeli tabung alumunium untuk menyaring air, alat pembuat sinar ultra violet, etalase, pompa air, dan lain-lainnya agar usahanya langsung berjalan dengan baik. Dari keuntungan pembelian itu ia mulai mencicil hutangnya di bank hingga dalam beberapa tahun ia dapat mulunasi hutangnya dn hingga saat ini usahanya sudah ada pada gengamannya. Dan modal tersebut bisa ia gunakan untuk membuka usaha lainnya.2

2


(46)

37

3. Pendapatan Depo Zha-Zafresh bulan Juni.

Hasil laporan keuangan Depo Zha-Za Fresh Surabaya pada bulan

Juni 2017 berjumlah Rp 13.444.000,00. Dari sini sudah di

akumulasikan pemasukan dan pengeluaran, sehingga rata-rata di Depo

Zha-Za ini mendapatkan keuntungannya.3

Laporan Keuangan Bulan Juni Depo Zha-Za Surabaya

Tabel 1.1 keuangan

3

Ibid,wawancaraSurabaya, 29 Juni 2017

No Keterangan Debet Kredit Saldo

1

pemasukan air Juni minggu 1 (1470

galon) Rp 5.145.000 Rp 5.145.000

2

pemasukan air Juni minggu 2 (1474

galon) Rp 5.159.000 Rp 10.304.000

3 beli tutup galon 1.000 biji Rp 80,000 Rp 10.224.000

4 beli tisu galon 1.000 biji Rp 60,000 Rp 10.164.000

5

pemasukan air Juni minggu 3 (1480

galon) Rp 5.180.000 Rp 15.344.000

6

Bayar pengiriman air minggu 1 24000

liter Rp 1.200.000 Rp 14.144.000

7 bayar beban listrik Rp 100.000 Rp 14.044.000

8 bayar iuran RT bulanan Rp 10.000 Rp 14.034.000

9 bayar sewa tempat bulanan Rp 500.000 Rp 13.534.000

10 bayar gaji karyawan Rp1.500.000 Rp 12.034.000

11

pemasukan air Juni minggu 4 (1460

galon) Rp 5.110.000 Rp 17.144.000

12 lain-lain Rp 100.000 Rp 17.044.000

13

Bayar pengiriman air minggu 1 24000


(47)

38

4. Struktur Depo Zha-ZaFreshSurabaya

Struktur merupakan susunan dan hubungan antara setiap bagian maupun posisi yang terdapat perusahaan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi dapat menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerja antara yang satu dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana hubungan antar aktivitas dan fungsi dibatasi. Di dalam struktur perusahaan yang baik harus dapat menjelaskan hubungan antara tugas, wewenang, dan siapa yang bertanggung jawab, jadi terdapat suatu pertanggung jawaban atas apa yang dikerjakan.

Dari hasil wawancara penulis kepada pemilik Depo Zha-Za Fresh

Surabaya yaitu Mas Dillah, menjelaskan bahwa usaha yang beliau dirikan adalah usaha dia sendiri atau perorangan.4 Artinya Depo Zha-Za Fresh

Surabaya tidak di naungi oleh lembaga persatuan dagang atau kemitraan dagang. Jadi pemilik Depo Air ini mendirikan Usaha dengan atas nama

4

Ibid. 14

Bayar pengiriman air minggu 1 24000

liter Rp 1.200.000 Rp 14.644.000

15

Bayar pengiriman air minggu 1 24000

liter Rp 1.200.000 Rp 13.444.000

Total Keseluruhan Bulan Juni


(48)

39

pribadinya. A pelayan, kasir, da

Adapun Randu Suraba

a. Pemilik toko

b. Penjaga D

c. Kurir

39

. Adapun karyawan dari Depo Zha-Za Fresh

sir, dan kurir merangkap menjadi pengantar air

Struktur Usaha Depo Zha-ZaFreshSura

pun tugas dan wewenang struktur manajem baya adalah sebagai berikut:

k toko : Bertindak untuk mengawasi sem

yang ada diusahanya baik bara kinerja karyawannya.

Depo : Bertugas mengurusi dan melaya

untuk membeli air di Depo Zha-Za : Bertugas membawa pesanan air

dan juga memindahkan air, m

Pemilik

usaha

Penjaga

Depo

Kurir An

Air

39

sh Surabaya yakni

air.

rabaya

jemen dari Toko

semua kegiatan barang, maupun

yani konsumen aFresh.

r ke konsumen membersihkan

Antar

Air


(49)

40

tempat.

5. Peran Depo Zha-ZaFreshdi lingkungan sekitar.

Menurut warga sekitar adanya Depo Zha-Za Fresh sangatlah

bermafaat dan membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan utamanya air mineral. Dan juga masyarakat dapat terbantu dengan adanya

Depo Zha-Za Fresh yang karenakan Depo Zha-Za Fresh masih melayani

transaksi jual beli sampai pukul 9 malam.5

Menurut para pelanggan setia Depo Zha-Za Fresh air yang di

tawarkan di Depo Zha-Za Fresh tersebut sangat sesuai dengan kualitas dan standar. Kebanyakan dari pelanggan yang pernah membeli di Depo Zha-Za Fresh puas terhadap pelayanan pembelian dan kualitas air yang mereka beli

B. Legalitas Depo Zha-ZaFreshSurabaya

Legalitas sebuah toko sangatlah penting karena disetiap seseorang pengusaha berkeinginan untuk membuka usaha baru harus memiliki standar dari pemerintah tersendiri yaitu Surat Izin Usaha Perdagangan atau biasa disebut SIUP, agar nantinya bisa legalitas sebuah toko tersebut dapat dinyatakan legal. Dan untuk legalitas pihak pemerintah Kota Surabaya Dinas Kesehatan laboratorium Kesehatan sudah memeriksa bakteri, kejernihan , serta kelayakan konsumsi. Memang dalam hal ini

5


(50)

41

sangatlah pentih untuk izin agar masyarakat dapat dengan aman mengkonsumsi air guna kebutuhan yang sangat penting. .6

C. Sistem Rekrutmen Karyawan di Depo Zha-ZaFreshSurabaya

Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain, seperti uang, barang, dan lain-lain yang

layak untuk kebutuhan hidupnya. Di Zha-Za Fresh Surabaya dalam

pengambilan atau pengrekrutan karyawan ia memilih seorang yang ada disekitar tempat tinggalnya, karena beliau berniat mengajak bekerja untuk membantu meringankan bebannya. Beliau mencari yang masih belum bekerja, lajang, laki-laki, niat untuk bekerja keras dan jujur.7

Dalam memilih calon-calon kariyawan baru pemilik Zha-ZaFresh

tidak pernah mempersulit para calon karyawannya untuk bekerja, disana mereka hanya ditanya oleh pemilik Depo Zha-Za Fresh seputar alasan

keinginannya untuk bekerja di Depo Zha-Za Fresh serta dari latar

belakang mana pendidikan akhir calon karyawan tersebut. Setelah itu

mengenai aturan-aturan yang ada Depo Zha-Za Fresh meliputi waktu

6

Dillah (Pemilik Depo Zha-ZaFreshSurabaya),W awancaraSurabaya, 29 Juni 2017.

7


(51)

42

masuk jam kerja, waktu pulang kerja, pergantian jam kerja dan lain-lain yang tidak tertulis dan sewaktu-waktu bisa berubah kebijakan.

D. Kontrak kerja di Depo Zha-ZaFreshSurabaya

Setiap bakal calon karyawan baru Zha-Za Fresh di awal masa

kerjanya akan diberikan sebuah kontrak kerja dan peraturan-peraturan dari pemilik Depo air isi ulang untuk diterapkan di Depo Zha-Za Fresh

Surabaya. Biasanya pemilik air isi ulang memberikan apa saja tugas-tugas yang akan di kerjakan oleh karyawan baru tersebut. Salah satu peraturan yang di berikan dan terapkan disana ialah Seperti adanya aturan dari

pemilik Depo Zha-Za Fresh mengenai hal proses pengisian air,

pembersihan galon, syarat pemberian kupon, syarat pemberian hadia. Dalam hal ini calon karyawan akan paham dengan cara praktik langsung untuk terjun dengan didampingi oleh pemilik. Dengan cara ini bisa diketahui kinerja dari calon karyawan seberapa paham dan profesioal

ia mengemban amanat.8

E. Aplikasi Pengisian Air Ulang dan Pemberian Kupon

Bagan 2.1 Bagan mekanisme pengisian air isi ulang Konsumen menyerahkan galon kosong kepada penjual untuk di isi ulang air

Penjual membersihkan galon dari kotoran yang ada di dalam galon untuk kemudian di isi air

8


(52)

43

Setelah terisi penuh penjual memberikan air isi ulang kepada konsumen

Konsumen membayar atas air isi ulang

Penjual memberikan kupon dan tisu kemudian menginformasikan kupon tersebut bisa ditukarkan hadiah jika sudah sesuai target hadiah yang konsumen inginkan.

Penjelasan:

Konsumen menyerahkan galon kosong kepada penjual untuk kemudian diisi air yang sebelumnya galon tersebut dibersihkan agar lebih higienis dan terjamin kebersihannya. Setelahnya diisi hingga penuh dan ditutup

rapat-rapat agar terhindar dari bakteri, debu ,virus, dan kuman.

U n t u k s e l a n j u t n y a penjual k e m u d i a n menyerahkan galon yang s u d a h berisi air kepada pembeli dan kemudian membayarnya Rp 3.500. Setelah itu penjual memberikan kupon untuk dikumpulkan dan ditukarkan dengan hadiah yang sesuai dengan poin hadiahnya.

Berdasarkan dari hasil wawancara penulis kepada pemilik Zha-Za

Fresh menjelaskan bahwa kupon ialah suatu bentuk sistem agar menjadi motifasi pembeli agar mau datang untuk menemuinya. Mengapa demikian? Karena dengan pemberian kupon secara tidak langsung


(53)

44

konsumen akan tertarik untuk membeli disana karena ketika dikumpulkan kupon tersebut akan mendapatkaan hadiah jikalau kupon tersebut sudah memenuhi target yang ditetukan oleh pemilik air isi ulang.9

F. Latar Belakang Pemberian Kupon

Mengenai aturan atau sistem pemberian kupon di Depo Zha-Za

Fresh ini menggunakan cara yang berbeda dalam manajemen

pemasarannya. Menurut pemilik Depo Zha-ZaFreshpemberian kupon ini

hanya sekedar sistem yang biasa dan dibuat agar menjadi variasi atau nuansa yang berbeda dari Depo-depo yang lain dan menurut pemilik Depo

Zha-Za Fresh, kupon yang diberikan kepada konsumen setianya terbilang

unik dan menarik karena jikalau dapat mengumpulkan kupon tersebut dapat hadiah yang sudah tertera didalamnya.10

Mengenai kupon yang diberikan kepada konsumen, pemilik Depo

Zha-Za Fresh membuat sistem dimana untuk mendapatkan kupon

tersebut konsumen jikalau ingin mendapatkan kupon itu maka konsumen harus menambah Rp 500 dari harga asli yaitu Rp 3.000.

Uang tambahan yang diambil Rp 500 dari setiap pembelian satu air isi ulang tersebut untuk kemudian dibelikan hadiah yang bermacam-macam untuk menarik setiap pembeli agar lebih sering mengisi air isi ulang dan mendapatkan kupon tersebut.

9

Ibid.

10


(54)

45

Dari sini bisa dilihat banyaknya pelangan yang sering datang dan

ketagihan akan promosi yang dilakukan Depo Zha-Za Fresh. Hal ini

dituturkan Dani karyawan Depo Zha-Za Fresh selama ia bekerja hingga sekarang ia tidak pernah mengalami komplain terhadap pelayanan dan kualitas air itu sendiri. Pelayanan yang ramah, ditambah lagi kualitas air yang terus terjaga kesegarannya membuat pelanggan engan beralih ke depo yang lain. Dan juga kejujuran merupakan kunci sukses dalam menjaring konsumen lainnya.11

Untuk jumlah kupon yang bisa ditukarkan dengan hadiah ada kriteria tersendiri dari penjual. Hal ini ia akumulasikan dengan jumlah kupon yang sudah ia keluarkan selama 1 bulan, kemudian ia akan membeli barang tersebut. Berikut ini daftar nama barang yang ada di Depo Zha-ZaFreshSurabaya:

Daftar Poin Barang Tabel 1.2

No Nama barang Poin

1. Kaos 135 kupon

2. Jas hujan 200 kupon

3. Sabun cuci baju 65 kupon

4. Sabun cuci baju kecil 5 kupon

5. Payung 165 kupon

6. Bad cover 200 kupon

7. Air isi ulang 8 kupon

11


(55)

46

Dalam wawancara kepada pejual rata-rata konsumen lebih memilih untuk menukarkan hadiah yang jumlah poinnya kecil, sehingga ia harus menyediaka stok hadiah yang banyak untuk hal ini. Hadiah yang sering ditukarkan oleh konsumen adalah sabun, payung, dan air isi ulang.

Tidak pasti setiap hari ada yang mau menukarkan kupon tersebut. Tidak pasti, biasannya akhir pekan dan awal bulan yang banyak menukarkan kuponnya. Tidak tahu mengapa seperti ini yang pasti pelangan merasa senang akan adanya sistem seperti ini.12

Untuk menjawab pertanyaan tadi penulis mengambil langsung

kepada 2 konsumen untuk menjawabnya. Diantaranya mengapa

menukarkan kupon dengan memilih poin yang kecil dan juga menukarkannya di akhir pekan dan akhir bulan?

Konsumen memilih akhir pekan dan akhir bulan karena dari jeda waktu untuk mengisinya ada sekitar 5-8 kali isi ulangnya, dan takut kupon hilang di rumah langsung dibawa ke depo untuk ditukarkan dengan sabun cuci baju ukuran kecil. Sayang kalau kupon yang sudah didapatnya hilang dan harus membeli air agar mendapatkan kupon lagi.13

Dan juga pada saat itu sangat membutuhkan sekali hadiah itu

12

Ibid.

13


(56)

47

untuk keperluan sehari-hari. Memang dalam hal ini ia beinisiatif untuk hal yang semacam ini jikalau pada saat akhir buln kebutuhan pokok sedang banyak, namun uang dari kerja masih belum turun dan terpaksa kupon yang ia kumpulkan langsung ditukarkan dengan air isi ulang lagi.14

Dalam hal untuk menyajikan data yang lengkap penulis juga mewawancarai di daeah pasar untuk mengetahui berapa besar harga tiap item yang akan didapat para konsumen yang telah mengumpulkan poin untuk ditukarkan dengan hadiahnya.15

Daftar Harga Barang Tabel harga 1.3

No Nama barang Poin

1. Kaos Rp 25.000

2. Jas hujan Rp 45.000

3. Sabun cuci baju Rp 10.000

4. Sabun cuci baju (kecil) Rp 1.000

5. Payung Rp 30.000

6. Bad cover Rp 75.000

7. Air isi ulang Rp 3.500

Dari hasil wawancara dengan pihak pemilik Depo Zha-Za Fresh

mengatakan bahwa ia memilih hadiah demikian karena rata-rata konsumen yang membeli airnya adalah yang sudah berumah tangga yang

memang rata-rata di Depo Zha-ZaFreshini banyak yang membuka bisnis

14

Ahmad (karyawan swasta)W awancara,Surabaya, 1 Agustus 2017

15


(57)

48

kos rumah tangga sehingga sangat membutuhkan kebutuhan pelengkap yang sesuai dengan hadiah yang telah dicantumkan diatas.

Dari sinilah ia membuat skema pembelian air isi ulang berhadiah dengan cara memberikan kupon sebagai tanda pendaftaran untuk mengikuti proses pengumpulan kupon agar mendapatkan target sesuai apa yang diinginkannya.16

16


(58)

BAB IV

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN KUPON DARI PEMBELIAN AIR ISI ULANG DI KALILOM LOR

KECAMATAN KENJERAN KOTA SURABAYA

A. Analisis Praktik Penukaran Kupon dari Pembelian Air Isi Ulang Berhadiah di Depo Zha-ZaFresh Kota Surabaya

Sebagaimana telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, pada sub bab ini penulis akan memaparkan analisis mengenai praktik penukaran kupon berhadiah antara penjual dan pembeli yang dilakukan penjual air isi ulang yang berada di daerah Kalilom Lor kecamatan Kenjeran menurut hukum Islam.

Secara sederhana hadiah dapat diartikan sebagai pemberian dari seseorang kepada orang lain tanpa adanya penggantian dengan maksud

memuliakan.1 Hadiah adalah pemberian yang dimaksudkan untuk

mengagungkan atau rasa cinta.2 Hadiah yaitu memberikan barang dengan tidak

ada tukarnya serta dibawa ketempat yang diberi karena hendak

memuliakannya.3

1

Hendi Suhendi,Fiqih Muamalah,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), 211.

2

Rachmad Syafei,Fiqih Muamalah,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), 241.

3

Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam (Hukum Fiqih Lengkap),(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), Cetakan keempat, 326.


(59)

50

Begitu pula dengan pemberian kupon berhadiah dari pembelian air isi ulang yang dilakukan oleh penjual di kawasan Kalilom Lor Kecamatan Kenjeran ini, yang di mana dilakukan dalam akad jual beli air isi ulang galon.

Memang dalam hal pemberian hadiah dalam jual beli air isi ulang sangat jarang terjadi karena ditujukan agar menarik minat dari konsumen untuk datang dan membeli air tersebut. Oleh karena itu penjual membuat mekanisme penjualan dengan memberikan hadiah lewat pengumpulan kupon kepada konsumen dengan maksud agar konsumen lebih tertarik dan menjadi konsumen tetap. Serta agar mutu dari air isi ulang galon terjaga karena dengan banyaknya pembeli yang datang untuk membeli air isi ulang di Depo Zha-Za, maka air yang berada di tandon akan cepat habis. Dalam hal ini masa penyimpanan air di dalam tandon sangatlah singkat karena konsumen terus membeli air tersebut dan terjamin rasa kesegaran air karena penyimpana air tidak berlangsung lama dari tangki truk ke tandon penyimpanan air.4

Untuk pelayanan kepada konsumen juga harus ramah agar mereka merasakan kenyaman dalam proses pengisian air, serta saling memberikan kepercayaan agar tidak ada pihak yang merasakan dirugikan.

Dalam prakik kerjasama yang dilakukan diawali dengan pembeli yang membawa galon yang kosong yang akan siap diisi dengan air isi ulang oleh penjual Depo Zha-Za. Kemudian penjual membersihkan galon tersebut agar

4


(60)

51

kotoran yang didalamnnya (lumut, kerak, dan debu) dapat hilang dan terjamin kebersihannya sebelum diisi air isi ulang. Hal ini dimaksudkan agar mutu yang dihasilkan bersih dan terjamin kesehatnnya,

Setelah proses pembersihan galon untuk selanjutnya proses pengisian air kedalam ruang tempat pengisian. Ruang tempat pengisian ini ditutup rapat agar udara yang dari luar tidak masuk kedalam karena memang udara yang dari luar mengandung bakteri, debu, dan virus yang dapat mengakibatkan air yang akan diisi rawan akan penyakit ketika akan diminumnya, oleh karenanya tempatnya diatur tertutup rapat. Untuk pengisian ini membutuhkan waktu 3-5 menit tergantung pompa, banyaknya galon, dan juga komponen pendukung (tabung, sinarultraviolet,dan lain-lain). Semakin banyak komponen yang ada maka akan semakin bagus kualitas air yang akan dihasilkan. Setelah galon sudah penuh terisi air, kemudian ditutup rapat dengan tutup segel. Hal ini bertujuan agar bakteri,debu, dan virus tidak bisa masuk didalamnya setelah proses pengisian yang sudah keluar dari ruang pengisiannya.

Untuk selanjutnya setelah keluar dari ruang pengisian yaitu penyerahan air isi ulang dadri penjual untuk kemudian diserahkan kepada pembeli yang kemudian penjual memberikan tisu pembersih leher galon supaya ketika konsumen hendak menuangkan air galon isi ulang kedalam dispenser dalam keadaan bersih terhindar dari bakteri, debu, dan virus. Setelah memberikan tisu pembersih kemudian penjual memberikan kupon.


(61)

52

Kupon deberikan sebagai tanda bahawa pembeli sudah mendapatkan 1

poin dari kupon yang diberikan kepada pembeli untuk kemudian agar

dikumpulkan supaya bisa ditukarkan dengan poin hadiah yang sudah tertera di dalam etalase Depo air isi ulang tersebut. Hal ini bertujuan agar pihak konsumen mau kembali lagi datang untuk membeli kembali air isi ulang di Depo air isi ulang Zha-Za.

Dari serangkaian praktik mulai dari pembersihan galon, pengisian air ke dalam galon, hingga sampai pemberian tisu dn kupon selanjutnya hal yang tidak boleh dilupakan dan sebagai syarat sahnya akad ini yaitu pembayaran terhadap pengisian galon dengan harga Rp 3.500,00 oleh pembeli.

Sikap perilaku penjual biasanya selalu dimulai oleh motivasi guna memperoleh keuntungan di dunia maupun keuntungan di akhirat, karena suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang hendaknya dimotivasi dengan adanya niat.

Hal ini digambarkan dalam hadist Rasulullah :

☎ þ ✆☎ü✞✟

Artinya :“Sesungguhnya setiap amal (perbuatan) itu diawali dengan niat”5

Niat yang baik akan menjadikan manusia mencoba untuk bergerak menjadi sesuatu yang lebih baik, apakah itu dalam aspek duniawi maupun akhirat. Motivasi dari semangat niat ini pula yang menggerakkan penjual

5


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan

uraian-uraian

dari

berbagai

pemaparan

dalam

pembahasan permasalahan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh penulis tentang

praktik penukaran kupon dari pembelian air isi ulang di Depo Zha-Za

Fresh,

dimana pihak penjual sekaligus pemilik Depo air isi ulang ini

memberikan hadiah kepada pembeli sangat membuatnya terus menerus

membeli di Depo air isi ulangnya, karena memang hadiah dalam hal ini

dimaksudkan untuk mencari pembeli agar dengan hadiah ini membuat

pembeli menjadi pembeli tetap karena kupon yang diberi oleh penjual

secara tidak langsung sebagai langkah awal menjadikan promosi dan daya

tarik secara tidak langsung. Pelayanan yang ramah, kualitas, dan

kebersihan menjadi salah satu kunci utama dalam hal jual beli air isi ulang

galon. Dalam hal ini yang dilakukan penjual sekligus pemilik Depo air isi

ulang ini sangat bagus untuk menarik minat pembeli mengisi galon di

Depo Zha-Za karena dari strategi pemasaran, pelayanan, dan kenyamanan

membuat pembeli merasakan kepuasan serta keuntungan yang jarang

didapatkan dalam hal jual air isi ulang galon ini. Secara garis besar dapat


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

dikatakan sudah mendapatkan nama di kalangan pembeli Depo Air

Minum Zha-Za

Fresh

ini di daerah Tanah Kali Kedinding.

2. Tinjauan Hukum Islam terhadap penukaran kupon dari pembelian air isi

ulang di Depo Air Minum Zha-Za

Fresh

sesuai dengan analisa pada bab

IV sebelumnya ada sesuatu hal yang tidak diketahui oleh pihak penjual

dan pembeli dalam hal hadiah. Pada hakikatnya pengertian hadiah ini

adalah pemberian harta benda dari pemilik kepada penerima dengan

maksud untuk memuliakannya dan mengagungkannya, akan tetapi setelah

penulis melakukan penelitian diketahui bahwasannya praktik tersebut

merupakan

ju’alah. Hal ini ditegskan melalui objek barangnnya yang

memang penjual membuat menjanjikan bahwasannya barang siapa yang

berhasil mengumpulkan kupon sesuai dengan poin yang ditentukan, maka

akan mendapatkan barang yang sudah ditentukan diawal dari perjanjian

tersebut. Kupon di sini sebagai media untuk melakukan transaksi dan

sebagai syarat untuk ikut serta dalam perjanjian ini. Oleh karena itu lebih

tepatnya praktik yang dilakukan di Depo Air Minum Zha-Za ini

dikatakan

ju’alah

bukan hadiah.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

B. Saran

1. Sejalan dengan hasil penelitian di atas penulis menyarankan kepada pihak

penjual sekaligus pemilik Depo Air Minum Zha-Za

Fresh

untuk

memahami pengertian pemberian hadiah menurut hukum Islam. Karena

untuk pengertian sendiri sangat berbefda dengan praktiknya, dan lebih ke

arah

Ju’alah. Memang dalam hal ini sangat remeh bahkan tidak penting

namun dari hal tersebut dapat membuat perubahan yang besar yang

Insyaallah

diridhoi oleh Allah dan membawa kita dalam kehidupan

bermasyarakat yang baik dengan semua kalangan.

2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya penelitian ini tidak berhenti sampai

disini, diharapkan bisa lebih fokus pada permasalahan-permasalahan yang

terjadi di masyarakat, karena terkadang masih banyak permasalahan yang

sudah jelas-jelas menyimpang dari koridor hukum Islam, namun masih di

praktekkan dalam masyarakat tersebut. Hal ini juga merupakan salah satu

bentuk dakwah untuk memberikan jalan keluar terhadap permasalahan

yang terjadi dalam masyarakat. Penulis mengharapkan kepada seluruh

elemen untuk senantiasa melakukan pengembangan keilmuan terlebih

praktek dalam semua bidang yang berkaitan dengan hukum Islam.


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

DAFTA PUSTAKA

Abdul Rahman Gh

azaly, et al., “Fiqh Muamalat”

(Jakarta: Kencana 2012), 141.

Ismail,Nawawi

Fiq

h Mu’

amalah

: Hukum Perdata Islam dan Perilaku Ekonomi

Islam).

Ahmad Idris, Fiqh al-

Syafi’i>yah,

(Karya Indah, 1986).

Al-Bukhari,

Sahih al-Bukhari, Kitab Hibah No. 2388 ( Semarang, Thoha Putra,

t.t. 1999).

Al-Fauzan Saleh, Fiqh Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006), Cet. Pertama.

Al-Qardhawi Yusuf,

Hadyul Islam Fatawi Mu

ashirah, Jilid 3, Terj. Abdul

Hayyie Al-Kattani

“Fatwa

-fatwa Kontemporer

.

Bukhari Imam, Shahih Bukhari, (Mesir : Dar Ibnu Hisyam, 2002 ), Jilid ke-2.

Dahlan Abdul Aziz, et al.

Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van

Hoeve, 1996.

Departemen Agama RI,

Al-Qur

’a

n Terjemahnya, ( Jakarta: CV Darus Sunnah,

2002).

Deprtemen Agama RI, Al-

Qur’an dan Terjemahannya, (jakarta: CV. Pustaka

Agung Harapan.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka,2005, cet.3.

Gani Bustami A., et.al,

Al-Qur

an dan Tafsirnya, Jilid 2, Jakarta: Proyek

Pengadaan Kitab Suci Departemen Agama RI, 1983/1984.

Herlina

“Inovasi

Kebijakan Retribusi Pelayanan Parkir Studi Kasus Karcis

Parkir Hologram Berhadiah Dinas Perhubungan Kota

Surabaya

”.Skripsi

--UIN Sunan Ampel, 2016.

Helmi,

Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cetakan

Ketiga

http://kbbi.web.id/hadiah, diakses pada tanggal 15 Desember 2016

http://kbbi.web.id/kupon, diakses pada tanggal 15 Desember 2016


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

Kementerian Agama RI,

Al-Quran dan Terjemahannya, juz 2, (Jakarta: Bumi

Restu, 1976).

Khoiroh, Muhimatul

Perspektif Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah Jalan

Sehat

” Dari Hasil Penjualan Kupon Di

Desa Made Kecamatan

Sambikerep Surabaya”, Skripsi

-- UIN Sunan Ampel Surabaya 2016.

Mardani,

Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenada

Group 2012).

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi,

Metode Penelitian Survai Jakarta:

LP3ES, 1989.

Masruhan,

Metodologi Penelitian Hukum,Cet ke-2 Surabaya: Hilal Pustaka,

2013.

Narbuko, Chalid dan Abu Achmadi,

Metodologi Penelitian Jakarta: Bumi

Aksara, 1997.

Nazar, Problematika Fiqh Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet.

I, Edisi I.

Prastowo Andi, Memahami Metode-Metode Penelitian Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010.

Qal

aji Muhammad,

M

u‘

jam lugatil fuqaha, dalam al-maktabah asy-syamilah,

al-ishdar ats-tsani, juz 1.

Rasyid Sulaiman, Fiqih Islam (Hukum Fiqih Lengkap), (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2007), Cetakan keempat.

Sabiq Sayyid, Fiqh as-Sunnah, (Mesir: Da>r al-Fath li> al-

I’lami al

-Arabiy, juz 3).

Sahabuddin et al.,

Ensiklopedia Al-

Qur’an: Kajian Kosa

Kata, Jakarta: Lentera

Hati, 2007.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 12, Bandung:

Alfabeta, 2012.

Suhendi Hendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008).

Syafei Rachmad, Fiqih Muamalah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001.


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya,

Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, Surabaya: Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016.

Zakariyya Abi Yahya Al-Anshari Asy-

Sya>fi’i,

Asnal Matha<lib, (Beirut: Dar

al-Kutub al-Ilmi>yah, juz 5).

Zuhriah, Nurul.

Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2006.