Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tinjauan Yuridis Kebijakan Hukum Pidana Timor Leste dalam Upaya Perlindungan terhadap Korban T2 322011901 BAB IV
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Perlindungan korban kejahatan di Timor Leste masih
sangat kurang, hal ini diketahui dari tidak adanya
undang-undang
yang
mengakomodasi
hak
korban.
Bahkan dalam CP dan CPP, hanya mengatur tentang
hak tersangka.
2. Dengan adanya kekosongan peraturan tersebut, peran
korban kejahatan di Timor Leste cenderung dilalaikan
karena adanya sistem hukum pengadilan yang masih
terpaku pada pelaku kejahatan dan haknya sebagai
tersangka, sehingga tidak ada upaya perlindungan
korban baik dari segi administratif hingga upaya
pemulihan korban setelah menjadi sasaran kejahatan.
3. Untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut
diatas, maka Timor Leste dapat merujuk pada undangundang yang ada di Indonesia sebagai negara yang
141
pernah menguasai Timor Leste dan melaksanakan
peraturan internasional dalam hal perlindungan korban
sehingga tidak terjadi kekosongan hukum dalam upaya
melakukan perlindungan korban.
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1. Pemerintah Timor Leste dapat membentuk organisasi
independen yang bertugas untuk melakukan konseling
dan penanganan perlindungan korban kejahatan agar
korban tersebut tidak terlantar.
2. Upaya perlindungan korban kejahatan pidana di Timor
Leste.,Pemerintah harus merancang undang-undang
untuk mengakomodasi atau kelembagaan dan penataan
hukum yang khusus untuk bisa melindungan korban.
3. Pemerintah ikut bertanggung jawab dalam hal penanganan
korban kejahatan, sehingga korban kejahatan mendapatkan
penanganan yang maksimal dan dapat diberikan ganti
kerugian.
142
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Perlindungan korban kejahatan di Timor Leste masih
sangat kurang, hal ini diketahui dari tidak adanya
undang-undang
yang
mengakomodasi
hak
korban.
Bahkan dalam CP dan CPP, hanya mengatur tentang
hak tersangka.
2. Dengan adanya kekosongan peraturan tersebut, peran
korban kejahatan di Timor Leste cenderung dilalaikan
karena adanya sistem hukum pengadilan yang masih
terpaku pada pelaku kejahatan dan haknya sebagai
tersangka, sehingga tidak ada upaya perlindungan
korban baik dari segi administratif hingga upaya
pemulihan korban setelah menjadi sasaran kejahatan.
3. Untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut
diatas, maka Timor Leste dapat merujuk pada undangundang yang ada di Indonesia sebagai negara yang
141
pernah menguasai Timor Leste dan melaksanakan
peraturan internasional dalam hal perlindungan korban
sehingga tidak terjadi kekosongan hukum dalam upaya
melakukan perlindungan korban.
B. Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
1. Pemerintah Timor Leste dapat membentuk organisasi
independen yang bertugas untuk melakukan konseling
dan penanganan perlindungan korban kejahatan agar
korban tersebut tidak terlantar.
2. Upaya perlindungan korban kejahatan pidana di Timor
Leste.,Pemerintah harus merancang undang-undang
untuk mengakomodasi atau kelembagaan dan penataan
hukum yang khusus untuk bisa melindungan korban.
3. Pemerintah ikut bertanggung jawab dalam hal penanganan
korban kejahatan, sehingga korban kejahatan mendapatkan
penanganan yang maksimal dan dapat diberikan ganti
kerugian.
142