Laptah BKP Jogja 2013

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan perkarantinaaan pertanian bertujuan untuk mendukung tercapainya swasembada, swasembada berkelanjutan, serta mewujudkan pelestarian sumber daya hayati nabati dan hayati hewani. Terkait dengan upaya tersebut, maka peranan karantina meliputi aspek pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK, pengamanan sumber alam hayati, keamanan pangan dan kelestarian lingkungan hidup.

Dalam hal peningkatan daya saing produk pertanian dan pemberdayaan ekonomi rakyat, Karantina Pertanian juga dituntut harus mampu berperan membantu para pelaku usaha pertanian dalam memenuhi persyaratan teknis Sanitary and Phytosanitary dari Negara tujuan ekspor.

Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Balai Karantina Pertanian Pertanian Kelas II Yogyakarta senantiasa melakukan pembenahan secara internal maupun eksternal dalam rangka tercapainya tugas dan fungsinya. Adapun capaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta adalah sebagai berikut:

1. Capain serapan anggaran Tahun 2013 sebesar 99,09%

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) meningkat sebesar 233,56%

3. Terselenggaranya kegiatan pelaksanaan pelayanan karantina pertanian

dan keamanan hayati dengan rincian frekwensi sebagai berikut:

 Pelayanan Sertifikasi Karantina Hewan : 5.540 kali, dengan rincian

sertifikasi impor : 9 kali, sertifikasi ekspor : 480 kali, sertifikasi dometik masuk : 1.489 kali dan sertifikasi domestik keluar : 3.562 kali.

 Pelayanan Sertifikasi Karantina Tumbuhan: 5.617 kali,dengan rincian

sertifikasi impor : 83 kali, sertifikasi ekspor : 1.236 kali, sertifikasi domestik masuk : 152 kali, dan sertifikasi domestik keluar : 4.146 kali. Frekuensi keseluruhan pelayanan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun Anggaran 2013 dibanding Tahun Anggaran 2011 meningkat 58,93%.


(2)

4. Sebagai Unit Kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Tanggal 09 Desember 2011.

5. Mendapat nilai predikat baik mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM) dari penilian pengguna jasa yaitu sebesar 82,49% dibanding dengan Tahun 2011 nilai IKM naik sekitar 102.95%.

6. Mendapat nilai predikat baik mengenai Indeks Prestasi Nilai Budaya Kerja

(IPNBK) periode Tahun 2013 sebesar 73,03%.

B. TUJUAN

Penyusunan Laporan Tahunan, Tahun Anggaran 2013 bertujuan sebagai laporan pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai dan bahan evaluasi serta sebagai bahan informasi kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang telah dilakukan selama Tahun 2013.

C. KEADAAN UMUM UPT

1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta adalah

sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1

Struktur Organisasi

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta

KEPALA

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Karantina Tumbuhan Seksi Karantina

Hewan

Kelompok Jabatan Fungsional


(3)

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.

b. pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);

c. pelaksaaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; d. pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

e. pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati;

f. pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;

g. pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati;

h. pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan;

i. pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewan dan nabati;

j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga kantor. 2. Sumber daya (SDM, Sarana/Prasarana dan Anggaran )

Saat ini Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta telah dilengkapi dengan 2 (dua) unit gedung kantor, 1 buah gedung kantor dengan status tanah sewa dari Angkatan Udara dan 1 buah gedung kantor baru hasil pengadaan Tahun anggaran 2012 di Jalan solo KM 8, 2 (dua) unit gedung laboratorium, 1 buah gedung laboratorium baru hasil pengadaan tahun 2013 dengan status tanah hak milik dan 1 (satu) unit gedung laboratorium yang akan diubah status menjadi Mess pegawai dan 1 (satu) buah rumah Dinas Jabatan, sedangkan di Kantor Wilayah Kerja Karantina Pertanian Bandara Adi Sumarmo, Solo telah dilengkapi 1 (satu) bangunan kantor berikut laboratorium, 1 (satu) buah Mess yang tadinya eks bangunan Wilker Karantina Tumbuhan Bandara Adisumarmo. Untuk kegiatan mobilitas di Balai maupun diWilker telah


(4)

dilengkapi dengan 8 (delapan) unit kendaraan dinas roda 4 (empat) dan 19 (sembilan belas) unit kendaraan dinas roda 2 (dua). Sumber Daya Manusia BKP Kelas II Yogyakarta sampai dengan Tahun Anggaran 2013 berjumlah 71 orang, dan 22 (dua puluh dua) orang Tenaga Harian Lepas (THL).

Perolehan pagu anggaran pada kurun waktu lima tahun terakhir, secara umum menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hal tersebut merupakan sesuatu yang logis, mengingat semakin bertambahnya jumlah pegawai beserta keluarganya, perubahan dasar perhitungan harga satuan yang terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya harga barang dan jasa, bertambahnya sarana dan prasarana sehingga biaya pemeliharaannya juga mengalami peningkatan, serta meningkatnya kegiatan pelayanan operasional dan tindakan karantina pertanian.

3. Peta Wilayah Kerja UPT

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

22/Permentan/OT.140/4/2008 Tanggal 03 April 2008 pada Lampiran VIII bahwa Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mempunyai wilayah kerja meliputi Bandara Adisutjipto, Kantor Pos Besar Yogyakarta, Bandara Adisumarmo. Untuk memudahkan mobilitas kegiatan operasional dengan pertimbangan frekwensi kegiatan dan letak geografis serta terbatasnya sumber daya manusia, maka secara operasional dikelompokkan dalam 2 (dua) Wilayah Kerja Yaitu:

a. Wilayah Kerja Karantina Pertanian Bandara Adisutjipto Yogyakarta yang meliputi daerah operasional Bandara Adisutjipto dan Kantor Pos Yogyakarta.

b. Wilayah Kerja Karantina Pertanian Bandara Adisumarmo Solo

Masing - masing Wilayah Kerja Karantina Pertanian dipimpin oleh seorang Penanggungjawab Wilayah Kerja. Penanggungjawab Wilayah Kerja diangkat dan ditetapkan oleh Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, termasuk didalamnya mengenai uraian kerja yang harus dilaksanakan.


(5)

Adapun peta Wilayah Kerja Bandara Adisucipto dan Wilayah Kerja Bandara

Adisumarmo terdapat pada Gambar 2 dan Gambar 3

Gambar 2

Peta Wilayah Kerja Bandara Adisutjipto Tahun 2013

Gambar 3


(6)

BAB II

KEGIATAN UMUM (3 M)

A. PERENCANAAN DAN KEUANGAN 1. Pengelolaan Anggaran Tahun 2013

Laporan Keuangan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013 merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh entitas akuntansi Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Seluruh aspek yang saling berkaitan meliputi perencanaan, pelaksanaan monitoring dan evaluasi dan pelaporan keuangan. Setiap aspek telah didukung oleh ketersediaan anggaran yang tertuang dalam DIPA 2013.

Dalam perencanaan anggaran kebijakan strategis yang akan dilaksanakan adalah menjaga setiap kegiatan masing-masing Seksi Karantina Hewan dan Tumbuhan serta Subbag Tata Usaha dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan sesuai dengan anggaran DIPA TA 2013. Setiap perencanaan kegiatan didahului dengan analisa kegiatan yang dituangkan dalam Kerangka Acuan Kegiatan (Term of Reference). Dalam pelaksanaan anggaran setiap kegiatan dalam KAK di breakdown dalam time table pelaksanaan atau Rencana Operasional Kegiatan (ROK) .

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013 memperoleh anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp14.113.159.000,00 terdiri dari Rp14.003.159.000,00 (Rupiah Murni) dan sebesar Rp110.000.000,00 (PNBP). Jika dibandingkan dengan pagu anggaran TA 2012 maka Anggaran tersebut

naik dari Rp2.494.796.000,00 menjadi sebesar Rp11.364.139.000,00 atau

naik 17,68%. Selama Tahun 2013 DIPA mengalami 6 (enam) kali revisi yang mengubah pagu anggaran APBN menjadi Rp13.963.159.000,00 terdiri dari Rp13.853.159.000 (Rupiah Murni), dan Rp110.000.000,00 (PNBP). Realisasi Belanja Tahun 2013 mencapai Rp13.836.185.774,00 (99.09%) dari Pagu Anggaran Rp13.963.159.000,00 dengan rincian realisasi : Belanja Pegawai dengan pagu Rp3.548.869.000,00 realisasi sebesar Rp3.544.575.343 atau (99.88%), Belanja Barang dengan pagu Rp4.165.997.000,00 realisasi


(7)

sebesar Rp4.104.919.181,00 atau (98,53%) dan Belanja Modal dengan pagu Rp6.248.293.000,00 realisasi sebesar Rp6.186.691.250,00 atau (99,51%). Data selengkapnya tentang realisasi anggaran perkegiatan disajikan pada

Tabel 1, Tabel 2, Grafik 1, serta Lampiran 1 dan 2. Tabel 1

Perbandingan Anggaran Belanja DIPA

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta TA 2011 dan TA 2013

No Uraian Belanja

Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Jumlah

1 DIPA TA 2012 3.212.413.000 3.489.017.000 4.893.010.000 11.618.363.000 2 DIPA TA 2013 3.548.869.000 4.165.997.000 6.248.293.000 13.963.159.000

Tabel 2

Realisasi Anggaran Belanja DIPA

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta TA 2013

No Uraian Pagu Realisasi % Saldo

1 Belanja Pegawai 3.548.869.000 3.544.575.343 99.88 4.293.657 2 Belanja Barang 4.165.997.000 4.104.919.181 98.53 61.077.819 3 Belanja Modal 6.248.293.000 6.186.691.250 99.01 61.601.750 Jumlah 13.836.185.000 13.836.185.774 99.09 126.973.226

Grafik 1

Komposisi Anggaran Belanja


(8)

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 0

1,000,000,000 2,000,000,000 3,000,000,000 4,000,000,000 5,000,000,000 6,000,000,000 7,000,000,000

Belanja Pegawai; 354886900000.00%

Belanja Barang; 416599700000.00%

Belanja Modal; 624829300000.00%

a. Belanja Pegawai

Anggaran Tahun 2013 untuk Belanja Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta terealisasi sebesar Rp3.544.575.343,00 atau sebesar 99.88% dari pagu anggaran Rp3.548.869.000,00. Adapun rinciannya terdiri dari pagu belanja gaji pokok pegawai dan tunjangan sebesar Rp3.443.498.000,00, realisasi sebesar Rp3.439.237.343,00 dan Pagu Tunjangan Lembur Rp105.371.000,00 realisasi sebesar Rp105.338.000,00, yang digunakan untuk membayar gaji 71 (tujuh puluh satu) pegawai. Anggaran Tahun 2013 untuk belanja Pegawai mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2012 yang lalu sebesar Rp336.456.000,00 atau 9.48% . Rincian realisasi Belanja Pegawai

dapat dilihat pada Grafik 2.

Grafik 2

Komposisi Anggaran Belanja Pegawai


(9)

Gaji Pokok & Tunj Lembur PNS -

500,000,000 1,000,000,000 1,500,000,000 2,000,000,000 2,500,000,000 3,000,000,000 3,500,000,000

3,443,498,000

105,371,000

b. Belanja Barang

Anggaran Tahun 2013 untuk Belanja Barang Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta terealisasi sebesar Rp3.355.213.428,00 atau sebesar 96.17% dari pagu anggaran Rp3.489.017.000,00 dengan rincian sebagai berikut: belanja barang operasional pagu Rp743.810.000,00 terealisasi Rp735.002.457,00, belanja barang non operasional pagu Rp929.680.000,00 terealisasi Rp909.234.650,00, belanja jasa pagu Rp307.725.000,00 terealisasi Rp269.310.811,00, belanja pemeliharaan pagu Rp332.922.000,00, terealisasi Rp332.149.300,00, dan belanja perjalanan pagu Rp1.174.880.000,00, terealisasi Rp1.009.516.210,00.

Anggaran Tahun 2013 untuk belanja Barang mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan Tahun anggaran 2011 yang lalu sebesar Rp1.095.060.000,00 atau 31.39%. Rincian realisasi Belanja Barang

ditunjukkan dalam Grafik 3.

Grafik 3

Komposisi Anggaran Belanja Barang


(10)

21.32 26.65

8.82

9.54

33.67 Blj Brg Op-erasional Blj Brg Non Operasional Blj Jasa

Blj Pemeliharaan Blj Perjalanan

c. Belanja Modal

Anggaran Tahun 2013 ini untuk Belanja Modal Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta terealisasi sebesar Rp 4.893.010.000,00 atau sebesar 99,51% dari pagu anggaran Rp4.916.933.000,00. Kegiatan tersebut

meliputi belanja modal peralatan dan mesin dengan pagu

Rp1.067.104.000,00, terealisasi Rp1.047.220.000,00, belanja modal gedung dan bangunan dengan pagu Rp3.849.829.000,00, terealisasi Rp3.845.790.000,00.

Anggaran Tahun 2013 untuk belanja modal mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp3.905.533.000,00 atau 20.75%. Realisasi Belanja Modal dapat dilihat dalam Grafik 4 di bawah ini.

Grafik 4

Komposisi Anggaran Belanja Modal


(11)

Blj Modal Tanah

Blj Modal Per-alatan & Mesin

Blj Modal Gedung & Bangunan

Blj Modal Jalan, Irigasi & Jem-batan

Blj Modal Fisik Lainnya

2 Pendapatan Negara Bukan Bajak (PNBP)

Pendapatan adalah semua penerimaan Negara dalam satu periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada kas umum negara. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan sesuai dengan jenis akun pendapatan. Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan Satuan Kerja yang memungut Pendapatan Bukan Pajak (PNBP) dan menggunakan kembali sebagian pendapatan tersebut. Penerimaan PNBP di BKP Kelas II Yogyakarta terdiri dari:

 Penerimaan umum PNBP berasal dari penerimaan jasa karantina

pertanian pemeriksaan dan pengawasan.

 Penerimaan dari pendapatan sewa aset satuan kerja.

 Penerimaan lain lain berasal dari pengembalian belanja.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2013 Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta memungut PNBP jasa tindakan karantina hewan


(12)

dan karantina tumbuhan dengan kode akun 423215 (Pendapatan karantina, Pemeriksaan/pengawasan), Penerimaan dari pendapatan sewa aset satuan kerja kode akun 423141 (Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan) dan Penerimaan lain-lain berasal dari pengembalian belanja 423911 dan 423913 (Penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL dan Penerimaan kembali belanja lainya TAYL).

Realisasi pendapatan dari jasa karantina, pemeriksaan/pengawasan (423215) Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013 sebesar Rp257.944.163,00 (124.01%) dari target sebesar Rp208.000.000,00. Kenaikan pendapatan ini selain meningkatnya frekuensi sertifikasi karantina hewan dan tumbuhan juga disebabkan naiknya tarif beberapa jenis kegiatan sesuai

Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2013 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Data selengkapnya mengenai Target dan Realisasi Penerimaaan Negara Bukan Pajak di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta seperti terlihat

dalam Tabel 3, Grafik 5 dan Lampiran 3.

Tabel 3

Target dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013

No Uraian Pagu Realisasi %

1 TA 2008 36.150.000 184.657.545 510%

2 TA 2009 73.800.000 146.061.492 197%

3 TA 2010 180.000.000 79.043.147 43.91%

4 TA 2011 208.000.000 173.792.740 83.55%

5 TA 2013 208.000.000 257.944.163 124.01%

Grafik 5

Target Penerimaan PNBP


(13)

2008

2009

2010

2011

2012 0.00

100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00

510.81

197.92

43.91

66.25

124.01 Target PNBP

3 Usulan Anggaran dan Kegiatan 2013

Anggaran kegiatan yang diusulkan untuk Tahun 2013 merupakan usulan dari rangkaian kegiatan dalam jangka waktu 5 Tahun sampai dengan 2014. Program prioritas masih melanjutkan Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Hayati. Indikator Kerja Utama Program dijabarkan sebagai berikut:

a. Efektifitas pengendalian resiko masuk dan menyebarnya HPHK dan OPTK serta pangan yang tidak sesuai dengan standar keamanan pangan.

b. Efektifitas pelayanan ekspor komoditas pertanian dan produk tertentu. c. Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian. d. Program utama ini dijabarkan dalam kegiatan peningkatan kualitas

pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati dengan indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

 Realisasi target operasional sertifikasi karantina dan pengawasan


(14)

 Tingkat kesesuain operasional tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap kebijakan, standar, teknik dan metode yang diberlakukan.

 Prosentase penolakan kiriman barang ekspor yang disertifikasi

karantina pertanian.

 Peningkatan Indeks Kepuasan dan Kepatuhan Pengguna Jasa.

 Pelaksanaan program kegiatan ini dijabarkan daftar Rincian Belanja Satuan Kerja. Pada Tahun 2013 Balai Karantina Pertanian Kelas II

Yogyakarta mengusulkan anggaran sebesar Rp14.113.159.000,00

yang bersumber dari Rupiah Murni dan PNBP yang ada pada Tabel 4

dan untuk usulan kegiatan Tahun 2013 yang lebih terperinci dapat

dilihat dalam Lampiran 4.

Tabel 4

Usulan Kegiatan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013

No Uraian Rupiah Murni PNBP

Sumber Dana dari Rupiah Murni

1 Belanja Pegawai 2.958.189.000 0

2 Belanja Barang 3.229.668.000 0

3 Belanja Modal 4.961.193.000 0

Sumber Dana dari PNBP

1 Belanja Barang 110.000.000

Jumlah 11.149.050.000 110.000.000

Jumlah Total 14.113.159.000


(15)

1. Komposisi Jumlah Pegawai

Sumber Daya Manusia BKP Kelas II Yogyakarta sampai dengan tahun anggaran 2013 berjumlah 75 (tujuh puluh lima) orang, yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejumlah 65 (enam puluh lima) orang dan 10 (sepuluh) orang Tenaga Harian Lepas (THL).

Komposisi pegawai menurut golongan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yaitu; Golongan IV ada 5 (lima) orang, Golongan III ada 39 (tiga puluh sembilan) orang, Golongan II ada 21 (dua puluh satu) orang dan Tenaga Harian Lepas (THL) ada 10 (sepuluh) orang.

Komposisi pegawai menurut tingkat pendidikan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta terdiri dari, untuk pendidikan Strata 2 (S.2) ada 3 orang, Strata 1 (S.1) ada 28 orang, D-III ada 10 orang, dan SLTA ada 24 orang

Untuk komposisi jumlah pegawai menurut jabatan (fungsional dan struktural), Pejabat Eselon III sejumlah 1 orang, Pejabat Eselon IV ada 3 orang, Pejabat Fungsional Paramedik/Medik Veteriner ada 15 (lima belas) orang, Calon Paramedik/Medik Veteriner ada 8 (delapan) orang, Pejabat Fungsional POPT ada (lima belas) 15 orang, Fungsional Analis Kepegawaian ada 2 (dua) orang dan Fungsional Umum ada 21 (dua puluh satu) orang.

2. Daftar Urutan Kepangkatan (DUK)

Keadaan Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada tahun

2013 menurut Daftar Urutan Kepangkatan DUK, dapat dilihat pada Lampiran 5.

3. Pendidikan formal/Pelatihan teknis/administrasi

a. Pendidikan Formal

Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, telah dilakukan melalui pendidikan formal maupun informal. Komposisi Balai karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta berdasarkan Pendidikan Formal yang sedang mengikuti pendidikan lanjutan (Izin belajar dalam negeri) melalui program Strata 1 pada Tahun 2013 atas nama Pitriati


(16)

S-1 Ekonomi di Universitas Widya Darma Klaten, Pipit Surya Perdani, A.Md S-1 Peternakan di Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Helmi Fajar Subkhan S-1 Hukum di Universitas Widya Mataram Yogyakarta dan Ari Wijayanto S-1 Hukum di Universitas Widya Mataram Yogyakarta atau dapat

dilihat pada Lampiran 6.

b. Pendidikan Non Formal

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan Karantina Pertanian yang diikuti oleh pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta meliputi pelatihan teknis maupun non teknis. Pelatihan Teknis yang diikuti antara lain: 1)Seleksi Diklat Dasar Karantina Tumbuhan dan Hewan diikuti 8 (delapan)

orang pegawai;

2)Pelatihan Teknis Dasar Karantina Hewan Tumbuhan diikuti 3 (tiga) orang pegawai;

3)Pelatihan Puskeswan lingkup DIY& Jawa Tengah diikuti oleh 1 (satu) orang pegawai;

4)Pelatihan Penjenjangan bagi pejabat Medik Veteriner dan POPT Ahli diikuti oleh 2 (dua) orang pegawai;

5)Pelatihan Desiminasi Aplikasi Teknis Pengujian Kesehatan Benih;

6)Pelatihan desiminasi PPC (Petugas Pengambil Contoh) diikuti 1 (satu) orang pegawai;

7)Pelatihan Diseminasi Teknis dan Metode pemeriksaan HPR diikuti 1 (satu) orang pegawai;

8)Pelatihan Diseminasi Teknis Teknik Surveilance diikuti 1 (satu) orang pegawai;

9)Pelatihan Teknis Karantina Pertanian/OptimalisasiPerpustakaan Virtual Barantan

c. Pelatihan Non Teknis diantaranya:

1) Pelatihan Intelijen Karantina diikuti 1 orang pegawai;

2) Bimbingan Teknis Internal Laboratorium KH dan KT TA. 2013 diikuti 2 (dua) orang pegawai

3) Pelatihan penggunaan Aplikasi E-Fumigation diikuti oleh 2 (dua) orang pegawai;

4) Pelatihan Wilayah Bebas Korupsi diikuti 10 (sepuluh) orang pegawai;. 5) Pelatihan Sertifikasi Bendahara Pengeluaran Lingkup Barantan diikuti oleh

1 (satu) orang pegawai;

4. Kenaikan Pangkat


(17)

Untuk Kenaikan Pangkat, pada Tahun 2013 terdapat 11 (sebelas) orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) BKP Kelas II Yogyakarta yang naik pangkat. Terdiri dari Fungsional Khusus dan Fungsional Umum. Untuk Periode Bulan April 2013 sejumlah 5 (lima) orang pegawai dan untuk periode Bulan Oktober sejumlah 6 (enam) orang pegawai. Data PNS BKP Kelas II Yogyakarta untuk kenaikan pangkat periode April an; M. Daru Trilaksana, SH, drh. Tri Sumihartini, Miftah Amin Al Hasan, Lego Arianto dan Dony Wijayanto, dan kenaikan pangkat untuk periode Oktober an; Sri Danarta, SE, Ir. Utik Darmanta, Sri Widarti, Djatmiko, Fransisca Aris W, A.Md dan

Wiwik ida Aris S, A.Md, atau dapat dilihat pada Lampiran 7.

b. Kenaikan Gaji Berkala (SK KGB)

Sedangkan untuk Kenaikan Gaji Berkala, selama Tahun 2013 terdapat 27 (dua puluh tujuh) orang PNS Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang mendapatkan Kenaikan Gaji Berkala yaitu an. Drh. Tri Sumihartini, Helmi fajar Subkhan, Ari WIjayanto, M. Daru Trilaksana, SH, drh. R. Heru Subandriyo, Sudradjat, SP, Karman, SP, MM, Ir. Utik Darmanta, M. Farid, SE, drh. Ina Soelistyani, Amir, SP, M.Sc, Ikhsan, Sri Rahayuningsih, Ketut Wicaksana Widnyana, Ari Sophian Setiawan, Rubinah, Anang Ferjudhi Wibowo, Pitriati, Erniati, Fery Purnawati, Bambang Basuki, S.TP, Bepi Deniyanti, A.Md, Miftah Amin AL Hassan, Sri Danarta, SE, Budi Susilo, SE, Nurhayati SE dan Tri Wahyuni Indah

Lestari, SP atau dapat dilihat pada Lampiran 8.

5. Pegawai Purna Tugas / Pensiun

Pada Tahun 2013 ini untuk Balai karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta tidak ada pegawai yang memasuki masa purna tugas atau pensiun.

6. Mutasi Pegawai

Pada Tahun 2013 tidak terdapat pegawai mutasi ke Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta.


(18)

Perubahan CPNS menjadi PNS pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yaitu an. Septi Sulanjari, A.Md, Endri Nataliantoro, A.Md, Daniel,

A.Md dan Salisi Inti Afriani, A.Md atau dapat dilihat pada Lampiran 9.

8. Pegawai yang diangkat dalam Jabatan Fungsional

Pada Tahun 2013 terdapat 7 (tujuh) orang pegawai yang diangkat dalam jabatan fungsional pertama an. Fransisca Aris W. A.Md, Wiwik Ida Aris S, A.Md, drh. Siti Nurhayati, drh. Adri Susiani, Pitriati, M. Daru Trilaksana, Sh dan Septi

Sulanjari, A.Md atau dapat dilihat pada Lampiran 10..

9. Tenaga Harian Lepas (THL)

Tahun 2013 ini Tenaga Harian Lepas Balai karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta berjumlah 10 (sepuluh) orang yang terdiri dari tenaga kebersihan, tenaga keamanan dan sopir yang kesemuanya di anggarkan dalam DIPA Tahun 2013.

10.Penghargaan /Tanda Jasa / Hukuman/Sanksi

Pada Tahun 2013 tidak teradapat Pegawai Negeri Sipil (PNS) BKP Kelas II Yogyakarta yang mendapatkan Penghargaan Satya Lancana Karya Satya. 11.Jabatan Fungsional

a. Jumlah Pegawai Fungsional

Pejabat Fungsional POPT yang ada pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada tahun 2013 terdapat 15 (lima belas) orang pegawai yang terdiri dari POPT Ahli Madya sejumlah 1 (satu) orang a.n. Ir. Utik Darmanta, POPT Ahli Muda sejumlah 2 (dua) orang a.n. Utik Windari, S.Si, & Amir, SP, MM, POPT Ahli Pertama sejumlah 6 (enam) orang an. Kristiana Ika Rini, SP, Fery Purnawati, SP, Triwahyuni Indah Lestari, SP, Karman, SP, MM, Bina Primaisih, SP dan Ennis Dwi Juarawati, POPT Terampil Penyelia sejumlah 3 (tiga) orang an. Mochammad Farid, SE, Djatmiko dan Erniati, POPT Terampil Pelaksana Lanjutan sejumlah 1 (satu) orang an. Dony Wijayanto sedangkan POPT Terampil Pelaksana sejumlah 2 (dua) orang an. Miftah Amin Al Hasan dan Septi Sulanjari, A.Md.


(19)

Pejabat Fungsional Medik / Paramedik Veteriner yang ada pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada Tahun 2013 terdapat 15 (lima belas) orang pegawai yang terdiri dari : Medik Veteriner Ahli Madya sejumlah 2 (dua) orang an. drh Suyadi & drh Herlina Susijanti, Medik Veteriner Ahli Muda sejumlah 1 (satu) orang an. drh. R. Heru Subandriyo, Medik Veteriner Pertama sejumlah 3 (tiga) orang an. drh. Tri Sumihartini, drh. Siti Nurhayati, drh. Adri Susiani, Paramedik Veteriner Terampil Penyelia sejumlah 2 (dua) orang an. Sunu dan Sri Widarti, Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan sejumlah 3 (tiga) orang an. Suparmi, Lego Arianto dan Ketut Wicaksana Widnyana, Paramedik Veteriner Pelaksana sejumlah 3 (tiga) orang an. Muhaji, Fransisca Aris W, A.Md dan Wiwik ida Aris S, A.Md, sedangkan untuk Calon Medik Veteriner sejumlah 3 (tiga) orang an. drh. Nur Istikhomah, drh. Moch. Arif Saifulloh dan drh. Nurlia Ardianti, Calon Paramedik Veteriner Pelaksana sejumlah 5 (lima) orang an. Pipit Surya Perdani, A.Md, Rachmawati Setyaningsih, A.Md, Sukardi, A.Md, Daniel, A.Md dan Endri Nataliantoro, A.Md.

Data Jabatan Fungsional Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 11.

b. Pegawai Yang Mengajukan DUPAK

Untuk Tahun 2013 pejabat fungsional yang mengajukan berkas Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) ke Pusat Badan Karantina Pertanian baik untuk pejabat fungsional medik/paramedik veteriner dan POPT, yaitu :

1. Sri Widarti 2. Sunu

3. Ir. Utik Darmanta 4. Djatmiko

5. Fery Purnawati, SP 6. drh. Tri Sumihartini 7. Septi Sulanjari, A.Md 8. Endri Nataliantoro, A.Md 9. Sukardi, A.Md

10. drh. R. Heru Subandriyo 11. drh. Herlina Susijanti 12. Lego Arianto

14. Muhaji

15. Amir, SP, M.Sc 16. Utik Windari, S.Si 17. Kristiana Ika R, SP 18. Tri Wahyuni Indah L, SP 19. Bina Primaisih, SP 20. Ennis Dwi Juarawati, SP 21. Erniati

22. Miftah Amin AL Hasan 23. Dony Wijayanto 24. drh. Tuning Virgayanti 25. drh. Siti Nurhayati


(20)

13. Wiwik Ida Aris S, A.Md 12. Data Perpustakaan

Kegiatan perpustakaan belum dapat dilakukan secara optimal, dikarenakan tempat penyimpanan belum tersedia dan masih ditempatkan pada beberapa ruangan. Buku-buku yang ada merupakan buku-buku yang diperoleh dari pengadaan belanja maupun dari Badan Karantina Pertanian atau Kementerian Pertanian dan Instansi lain. Dalam Anggaran DIPA Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013 tidak ada pengadaan buku baru, dan penambahan buku diperoleh dari kiriman Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian dan Instansi lainya.

13 Ketatausahaan (Surat-Menyurat, Pengagendaandan Pengarsipan)

Pelaksanaan Surat-menyurat mengacu dan berpedoman kepada Tata Naskah Dinas yan dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian manupun Badan Karantina Pertanian. Demikian juga dengan pengagendaan surat, termasuk kartu disposisi sudah sesuai dengan Pedoman Tata naskah Dinas dari Kementerian Pertanian Tahun 2010. Pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta jumlah surat masuk pada Tahun 2013 dari bulan Januari s/d Desember berjumlah 998 sedangkan surat keluar dari bulan Januari s/d Desember 2013 berjumlah 1.615 surat. Pengarsipan surat dilakukan secara manual dan secara elektronik data.

14. Indeks Kepuasan Masyarakat ( IKM)

Dalam waktu setahun ini penilaian indeks kepuasan masyarakat atas kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta mengalami kemajuan yang sangat berarti, ini dapat dilihat makin sadarnya masyarakat akan arti pentingnya Karantina dalam menjaga produk produk pertanian yang akan dilalulintaskan dan pada Tahun 2013 ini untuk unsur pelayanan, baik dari unsur prosedur, persyaratan, kejelasan, kedisipilinan, tanggungjawab, kemampuan, kecepatan, keadilan, kesopanan, keramahan, kewajaran, kepastian, kenyamanan dan keamanan dalam memberikan pelayanan jasa maupun tarif karantina sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Indek


(21)

Kepuasan Masyarakat pada tahun ini untuk Unit Pelayanan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebesar 82,49% naik sebesar 102,95% dari Tahun 2011.

C. Perlengkapan Sarana dan Prasarana

1. Kondisi Sarana dan Prasarana

Dalam Tahun 2013 kondisi sarana dan prasarana yang ada pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada umumnya dalam kondisi baik dan dapat digunakan dalam rangka mendukung pelaksanaan administrasi perkantoran maupun untuk pelaksanaan tindakan perkarantinaan, walaupun terdapat beberapa jenis dan prasarana yang harus diperbaiki, direnovasi dan untuk memperbaiki fungsinya, dikarenakan telah dimakan usia dan suku cadangnya sudah tidak tersedia.

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta memiliki beberapa sarana gedung penunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, yang terdiri dari bangunan gedung kantor, bangunan Laboratorium Karantina Hewan yang sudah beralih fungsi menjadi rumah Dinas berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 78/PL-120/A/I/09 Tanggal 28 Januari 2009, bangunan Laboratorium Karantina Tumbuhan, dan screen house. Bangunan tersebut terletak dan tersebar di sekitar Komplek Bandar Udara Adisutjipto, di Ringinsari, di Cupuwatu dan di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Adisumarmo Solo. Bangunan Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta seluas 571 m2 di bangun di atas tanah milik TNI Angkatan Udara, dengan cara sewa tanah setiap 5 (lima) tahun sekali. Besarnya sewa sebesar Rp3.819.240,00/Tahun/1.000 m2, dan setiap tahun sekali ada penambahan biaya sewa sebesar 3%. Selain Kantor Balai, terdapat gedung kantor baru di

jalan Solo KM 8 dengan luas tanah 1.478 M2 dan luas bangunan 2.100 M2

dan ada gedung Instalasi Laboratorium Karantina yang letaknya sekitar 3 km dari Bandar Udara Adisutjipto, yaitu Instalasi Karantina Tumbuhan seluas 178 m2 dibangun di atas tanah 318 m2 dengan status tanah hak milik dan Instalasi Karantina Hewan seluas 189 m2 dibangun di atas tanah 332 m2 dengan status tanah hak milik.


(22)

Bangunan Instalasi Laboratorium Karantina Hewan pada saat ini sudah dijadikan sebagai Rumah Jabatan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Bangunan lain yang dimiliki yaitu bangunan di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Bandar Udara Adisumarmo Solo yang berlokasi di sekitar Bandar Udara Adisumarmo, terdiri dari 2 (dua) bangunan yaitu: bangunan kantor eks Wilayah Kerja Karantina Hewan Adisumarmo dengan luas bangunan 80 m2 di atas tanah seluas 987 m2, dan bangunan eks Wilayah Kerja Karantina Tumbuhan dengan luas bangunan 66 m2 di atas tanah 396 m2. Sarana penunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, diantaranya kendaraan roda 4 sejumlah 6 unit dan kendaraan roda 2 sejumlah 17 unit.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Dalam Tahun 2013 pengadaan sarana dan prasarana seluruhnya bersumber pada anggaran DIPA 2013 Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebesar Rp4.916.933.000,00 dari pagu anggaran belanja modal sebesar Rp 11.618.363.000,00 yang direalisasikan dalam:

a. Pengadaan alat laboratorium/peralatan teknis 11 unit dan 1 kegiatan yang pagu anggaranya sebesar Rp293.691.000,00 yang terealisasi sebesar Rp274.370.000,00 atau 93,42%.

d. Pengadaan Kendaraan bermotor roda 4 (empat) 1 unit pagu anggaran sebesar Rp250.000.000,00 yang terealisasi sebesar Rp250.000.000,00 atau 100%, kendaraan bermotor roda 2 (dua) 3 unit dengan pagu anggaran sebesar Rp45.000.000,00 teralisasi sebesar Rp45.000.000,00 atau 100% dan perbaikan (rekondisi) kendaraan roda 4 (empat) 4 unit dengan pagu anggaran sebesar Rp40.000.000,00 terealisasi sebesar Rp40.000.000,00 atau 100%.

e. Pengadaan alat pengolah data dan informasi 15 unit yang pagu anggarannya sebesar Rp96.647.000,00 yang terealisasi sebesar Rp96.350.000,00 atau 99,69%.

f. Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran 30unit dengan pagu anggaranya sebesar Rp341.766.000,00 yang terealisasi sebesar Rp341.500.000,00 atau 99,92%.

g. Pengadaan gedung dan bangunan 840M2 dengan pagu anggaranya

sebesar Rp3.849.829.000,00 yang terealisasi sebesar


(23)

3. Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 2 Tahun untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum, untuk Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta nilai Aset tetap per 31 Desember 2013 sebesar Rp11.776.187.855,00 yang terdiri dari:

a. Aset Tanah sebesar 1.008.103.000,00

b. Aset Peralatan dan Mesin 4.916.949.180,00

c. Aset Gedung dan Bangunan 5.785.867.075,00

d. Aset Jalan, Jembatan dan Jaringan 49.302.000,00

e. Aset Tetap Lainya 15.966.000,00

atau lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 12.

4. Hasil Inventarisasi dan Penilaian (IP)

Pada hari Kamis tanggal dua puluh tujuh bulan Oktober Tahun dua ribu sebelas, bertempat di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, Kompleks Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, telah dilakukan inventarisasi atas Barang Milik Negara pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebagai tindak lanjut temuan BPK atas LKPP 2010, dengan cara membandingkan hasil laporan Barang Milik Negara Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta dengan keadaan sebenarnya di lapangan, dengan hasil sebagai berikut :

a. Nilai Barang Milik Negara

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Rp. 348.085.643,00

b. Nilai Hasil Perolehan di Lapangan Rp. 308.268.953,00

Selisih Rp. 39.816.690,00

Dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 3 merupakan pengembangan dari Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 2 dan sudah dilakukan penilaian berdasarkan Berita Acara Inventarisasi dan Penilaian No BA-189/WKN.9/KP.06/2008 Tanggal 01 Juli 2008.

b. Dalam nilai Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 3, terdapat pengembangan pada Tahun 2007 dan 2008 (setelah dilakukan penilaian) sebesar Rp63.737.875,00 sehingga nilai tersebut seharusnya ditambahkan pada Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 2.


(24)

c. Terdapat Kesalahan Kodefikasi Barang, semula tercatat Tensimeter seharusnya Thermometer.

Catatan

Balai karantina Pertanian kls II Yogyakarta tahun 2013 sudah melakukan Verifikasi dan Vasilidasi atau VERVAL yang dilakukan pada bulan Oktober 2013 Berita acara VERVAL.

BAB III

KEGIATAN OPERASIONAL

A. KEGIATAN KARANTINA HEWAN

Kegiatan operasional karantina hewan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta meliputi kegiatan operasional yang dilakukan pada Wilayah Kerja Bandara Adisutjipto dan Wilayah Kerja Bandara Adisumarmo. Kegiatan operasional karantina hewan merupakan kegiatan sejak dilakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan permasa karantina, perlakuan, sampai dengan tindakan pembebasan atau pemusnahan terhadap jenis komoditas berupa hewan hidup, Bahan Asal Hewan (BAH), Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH), media pembawa lain, benda lain, alat angkut dan kemasan, instalasi dan lokasi karantina hewan. Frekuensi keseluruhan kegiatan operasional karantina hewan sebagian besar merupakan komoditas bawaan atau tentengan penumpang pesawat udara dan selebihnya merupakan komoditas yang peruntukannya diperdagangkan.

1. Kegiatan Pemeriksaan dan Pembebasan a. Impor

Kegiatan importasi di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta di Tahun 2013 antara lain jenis hewan hidup yang masuk ke daerah Yogyakarta adalah kucing dari Australia sebanyak 3 ekor dan anjing dari Malaysia sebanyak 1 ekor dengan frekuensi masing-masing pemasukan 1 (satu) kali. Hasil bahan asal hewan (HBAH) yang diimpor adalah fresh royal jelly dari Thailand sebanyak 300 kg dengan frekuensi 1 kali


(25)

pemasukan. Importasi HBAH yang lain adalah kulit jadi (finished leather) sebanyak 50kg dari Jepang dengan frekuensi 3 kali pemasukan dan 895 kg dari India dengan frekuensi 1 kali pemasukan. Bahan asal hewan (BAH) yang diimpor berupa bulu angsa dari Taiwan dan Korea Selatan masing-masing sebanyak 741 kg dan 1.352 kg dengan frekuensi masing-masing-masing-masing 1 kali pemasukan. Pelaksanaan tindakan 8P terhadap kegiatan impor karantina hewan berupa hewan hidup seperti penjelasaan di atas, setelah pemilik melapor ke karantina selanjutnya dokter hewan bersama paramedik melakukan pemeriksaan baik secara administrasi (dokumen karantina) dan teknis dengan menerbitkan KH-5 berupa perintah bongkar dan bersama pemilik dilakukan pengawalan ke tempat pemilik dengan menerbitkan KH-7/perintah masuk karantina (ditempat pemilik) untuk dilakukan pengasingan serta pengamatan maksimal selama dua sampai tiga hari masa karantina dan selanjutnya dilakukan pelepasan dengan diterbitkan KH-12.

Kegiatan Importasi hewan selama 5 tahun terakhir ini tidak mempunyai pola yang pasti naik atau turun mengingat kegiatan lalulintas penerbangan Internasional melalui Bandara baik Adisutjipto maupun Adisumarmo hanya dari 2 negara, yaitu Singapura dan Malaysia. Dari tabel di atas menggambarkan kenaikan frekuensi importasi untuk kegiatan karantina hewan di Tahun 2013. Kegiatan penahanan, penolakan maupun pemusnahan pada Tahun 2013 masih memiliki pola yang kurang lebih

sama dengan tahun sebelumnya atau dapat dilihat pada Lampiran 13.

Grafik 6

Frekuensi Kegiatan Impor Karantina Hewan


(26)

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1

6

3

9

b. Ekspor

Hewan hidup yang diekspor berupa kelinci sebanyak 25 ekor dengan frekuensi pengiriman 1 (satu) kali ke Malaysia, dan kumbang sebanyak 82.127 ekor dengan frekuensi pengiriman 33 kali ke Jepang. BAH yang di ekspor berupa sarang burung walet sebanyak 424,5 kg dengan frekuensi 19 kali pengiriman ke negara Cina, Hongkong, Canada dan USA. Sedang untuk ekportasi HBAH berupa kulit jadi (finished leather), sarung tangan kulit (gloves) dan tas kulit sebanyak 110.511.8 kg dengan frekuensi 425 kali ke negara Asia Timur (seperti China, Hongkong, Korea) dan didominasi negara tujuan Vietnam. Frekuensi kegiatan ekspor Tahun 2013 sebanyak 480 kali, jika dibandingkan dengan Tahun 2011 mengalami

kenaikan yang tidak banyak. Dari Grafik 7 dibawah dapat dilihat kegiatan

ekspor dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 14.

Grafik 7

Frekuensi Kegiatan Ekspor Karantina Hewan


(27)

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

0 100 200 300 400 500 600 700

459 631 444

477 480

c. Antar Area Domestik Masuk (DOMAS)

Lalu lintas hewan hidup didominsai oleh unggas meliputi unggas besar, unggas kecil, unggas umur sehari. Di samping itu juga HPR (hewan pembawa rabies), reptil dan hewan percobaan (seperti tikus, marmut, dll). Volume hewan hidup yang diantarareakan sebanyak 126.640 ekor dengan

frekuensi 1.489 kali pengiriman. Wilker Adisutjipto didominasi pengeluaran

burung kesayangan dengan daerah tujuan Pulau Kalimantan dan wilker Adisumarmo didominasi burung juga dengan daerah tujuan sekitar Pulau Sumatera.

Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya minat konsumen akan burung kesayangan terutama burung berkicau serta seringnya event kontes burung berkicau di beberapa daerah. BAH yang diantarareakan berupa madu cair sebanyak 4 liter dan 1 kali pemasukan serta 30 kg telur bebek dan 1 kali pemasukan. HBAH berupa daging olahan sebanyak 20 kg dan 2 kali pemasukan. Benda lain berupa vaksin dan obat hewan sebanyak 63.394 botol dan frekuensi 65 kali, serta serum dan Kit Elisa Rabies


(28)

sebanyak 3.190 kemasan dan dengan frekuensi pemasukan sebanyak 5 kali pemasukan. Selama Tahun 2013 kegiatan operasional melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta untuk karantina hewan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan sudah terdapat penambahan SDM terutama petugas teknis sehingga pengawasan dan penjadwalan petugas jaga di exit point dan entri point dapat lebih

diperketat. Untuk gambaran selama 5 tahun dapat dilihat dari Grafik 8 di

bawah ini dan Lampiran 15.

Grafik 8

Frekuensi Kegiatan Domestik Masuk Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2008 s/d 2013

64 73

661

1196 1489

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012


(29)

d. Antar Area Domestik Keluar (DOKEL )

Kegiatan operasional domestik keluar Tahun 2013 terhadap hewan hidup sebanyak 427.634 ekor dengan frekuensi 2.509 kali. Didominasi oleh unggas baik dewasa, kecil dan umur sehari (DOC, DOD, DOQ, ayam dan burung). Seperti halnya kegiatan domestik masuk, kegiatan domestik keluar mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya karena boomingnya pecinta hewan kesayangan terutama burung yang ditandai seringnya event kontes burung berkicau di beberapa daerah di wilayah Indonesia. Hewan lain yang sering dilalulintaskan melalui bandara Adisutjipto dan Adisumarmo antara lain HPR (anjing, kucing), reptil (tokek, kadal, ular, iguana), mamalia (tupai, landak, kangguru, hamster), hewan percobaan/penelitian (tikus, mencit, marmut), dan amphibi (kura-kura). BAH yang diantarareakan sebanyak 31.160 kg (daging/karkas/tulang segar dan sarang burung) dan 30 liter susu kambing dengan frekuensi pengeluaran sebanyak 185 kali. Adapun gambaran perbandingan dalam 5

tahun disajikan dalam Grafik 9.

Grafik 9

Frekuensi Kegiatan Domestik Keluar Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2008 s/d 2013

Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 0

500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

1400

1991 1928

2595


(30)

2. Kegiatan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan

Kegiatan penahan di Tahun 2013 masih memiliki pola yang sama dengan tahun - tahun sebelumnya yaitu terhadap barang - barang tentengan yang di bawa oleh penumpang maupun dikirimkan lewat cargo udara dan kantor pos besar Yogyakarta. Pelanggaran yang sering dilakukan adalah tidak mempunyai sertifikat karantina dari negara atau daerah asal. Berarti pelanggaran administratiflah yang sering dilakukan oleh pengguna jasa, baik untuk kegiatan domestik masuk maupun impor. Adapun frekuensinya untuk penahanan domestik masuk ada 25 kali dengan perincian sebagai berikut hewan hidup ada 580 ekor dengan frekuensi 19 kali, bahan asal hewan ada 133 kg, 30 butir dan 2,54 kg dengan total frekuensi 5 kali sedangkan untuk penahanan impor hewan ada 15 ekor frekuensi 5 kali bahan asal hewan frekuensi 13 kali dengan perincian 14 kemasan, 7,1 Kg 131 butir, untuk hasil bahan asal hewan Frekuensi 29 kali 138,61 kg 31 butir.

Kegiatan Penolakan selama Tahun 2013 ini dilakukan sebanyak 13 Kali. Kegiatan Pemusnahan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013 ini dilakukan sebanyak 6 kali terdiri dari 5 kali di wilker bandara Adisutjipto dan 1 kali diwilker bandara Adisumarmo. Adapun data kegiatan


(31)

Tabel 5

Resume Frekuensi dan Volume Tindakan 8 P Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013

No Tindakan Karantina Hewan

Frekuensi dan Volume

Ket Impor Ekspor Domestik Masuk Domestik Keluar

Frek Vol Sat Frek Vol Sat Frek Vol Sat Frek Vol Sat 1 Pemeriksaan Hewan

Bahan Asal Hewan 1 195 Ekor 43 15,600 Ekor 9659 231,225 ekor 2,278 163,827 Ekor 2 21 Kol Hasil Bahan Asal Hewan - - - 1 30 btr 131 16,759.0 kg Benda Lain 2 55.5 Kg 434 158,426.73 Kg 5 66.54 kg 74 6,698.0 Kg 4 758 vial 97 2,875.0 Kg 30 64.0 Kms 2 Pengasingan

Bahan Asal Hewan 5 15 Ekor 19 580 ekor

1 14 Kms 1 30 Kg

Hasil Bahan Asal Hewan 3 7.10 Kg 4 51.54 Kg 27 138.61 Kg

2 31.0 btr 3 Penahanan

Bahan Asal Hewan 5 15 Ekor 19 580 ekor

1 14 Kms 1 30 Kg

Hasil Bahan Asal Hewan 3 7.10 Kg 4 51.54 Kg 27 138.61 Kg

2 31.0 btr 4 Penolakan

Hewan 4 517 Ekor 1 1 Ekor

Bahan Asal Hewan 1 14 kg

Hasil Bahan Asal Hewan 3 56 kg 4 192 kg 5 Pemusnahan

Hewan 5 15 Ekor 15 43 ekor

Bahan Asal Hewan 7 248 Butir 1 30 Butir Hasil Bahan Asal Hewan 23 939 Kg 2 9 Kg 6 Pembebasan

Hewan 1 1090 31794 ekor

Bahan Asal Hewan 12 740 Kg

Hasil Bahan Asal Hewan 50 9113 Kg

Benda Lain 57 34426 Vial

Hasil Bahan Asal Hewan 50 9113 Kg

Benda Lain 57 34426 Vial

119 1,933.

9 477 174,026.73

10.95

2 310,267 2.613 190,245

Keterangan : DM = Domestik Masuk, DK = Domestik Keluar, F = Frekuensi, V = Volume

Catatan : satuan Volume (Ekor, Kg, Butir, Koloni, dll) Tabel 6

Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013

No. Kegiatan Tindakan

Karantina Hewan Satuan

Tahun

2008 2009 2010 2011 2013

V F V F V F V F V F

1 Impor Pemeriksaan Ekor - 4 - 1 - 1 - - 195 1

Kg - - - - - - 1,230 6 55,5 2

Butir - - - - - - - - -

-Koloni - - - - - - - - -


(32)

-Pembebasan Ekor - - - - - - - - -

-Kg - - - - - - - - -

-Butir - - - - - - - - -

-Koloni - - - - - - - - -

-Dll - - - - - - - - -

-2 Ekspor Pemeriksaan Ekor - 458 - 459 - 631 2,559 19 15,600 43 Kg - - - - - - 121,182 425 158,426.73 434

Butir - - - - - - - - -

-Koloni - - - - - - - - -

-Dll - - - - - - - - -

-Pembebasan Ekor - - - - - - - - -

-Kg - - - - - - - - -

-Butir - - - - - - - - -

-Koloni - - - - - - - - -

-Dll - - - - - - - - -

-3 DM Pemeriksaan Ekor - 41 - 0 - 73 15,204 261 231,225 1186 Kg - - - - - - 6,726 91 66.54 5

Butir - - - - - - - - 30 1

Koloni - - - - - - - - -

-Dll - - - - - - 27,180 309 758 4 Pembebasan Ekor - - - - - - - - 31,794 1090

Kg - - - - - - - - 9,853 62

Butir - - - - - - - - -

-Koloni - - - - - - - - -

-Dll - - - - - - - - 34,426 57

4 DK Pemeriksaan Ekor - 762 - 1400 - 1991 77,341 1028 163,827 2260 Kg - - - - - - 15,657 735 26,332 302

Butir - - - - - - - - -

-Koloni - - - - - - - - 21 2

Dll - - - - - - 6,238 165 64 30

Pembebasan Ekor - - - - - - - - -

-Kg - - - - - - - - -

-Butir - - - - - - - - -

-Koloni - - - - - - - - -

-Dll - - - - - - - - -

-Catatan : Tahun 200 (4) - 200 (7) diisikan data pada UPT sebelum integrasi Tahun 200 (8) diisikan di Bidang Karantina Hewan pada UPT Integrasi. V = Volume, F = Frekuensi Dll (Satuan Lain) = diisikan satuan lain.


(33)

3. Penggunaan Formulir Karantina Hewan

Selama Tahun 2013 penggunaan formulir / dokumen utama adalah sebagai

berikut pada Tabel 7.

Tabel 7

Penggunaan Dokumen Utama Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013

No. Jenis

Dokumen Jumlah Awal

Jumlah

Pemakaian Saldo

1. 2. 3. 4.

KH-9 KH-10 KH-11 KH-12

551 199 630 192

2318 789 117 1191

195 722 529 426

Selain itu dokumen penunjang berupa form KH 1 (Permohonan Pemeriksaan Karantina Hewan) KH 2 (Surat Penugasan) serta Kuitansi Jasa Karantina digunakan sesuai dengan jumlah pemakaian formulir utama.

4. Kegiatan pemantauan daerah sebar HPHK

Kegiatan Pemantauan karantina hewan Tahun 2013 di Balai karantina Pertanian kelas II Yogyakarta mempunyai target sesuai yang ditetapkan oleh Pusat Karantina Hewan dan keamanan hayati hewani yaitu untuk penyakit Brucellosis dan target yang kedua adalah Rabies dengan menggunakan data yang ada dari lalu lintas HPR di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta. Dari kedua hasil pemantauan diatas di dapatkan hasil negatif dalam artian untuk sampel-sampel darah pada sapi yang digunakan dalam pemantauan penyakit brucellosis baik di DIY di lima kabupaten kota dan satu kota di Jawa tengah yaitu Kodya Surakarta di dapatkan hasil negatif. Adapun jumlah sampel yang diambil adalah 649 sampel darah. Sedangkan pemantauan terhadap penyakit rabies jumlah sampil yang ambil adalah 122 ekor dengan hasil semuanya protektif terhadap rabies. Atau dengan kata lain masing-masing sampel menyatakan bebas terdapat penyakit rabies.

Tim pemantau daerah sebar HPHK, Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta adalah sebagai berikut:


(34)

a. Drh. Suyadi / NIP.195303131991031001/ Pembina IVa/Ketua b. Drh. R Heru S / NIP.195501151992031001/Pembina IVa/Anggota c. Drh. Herlina S/ NIP.196104201995032001/Pembina IVa/Anggota

d. Ketut W W / NIP.196205311987041001/Penata Muda TK I IIIb/Anggota e. Sunu / NIP.196912071992031001/Penata Muda TK I IIIb/Anggota f. Drh. Tri S/ NIP.197511292008012006/Penata Muda TK I IIIb/Anggota g. Drh. Siti N/ NIP.197702052009122001/Penata Muda TK I IIIb/Anggota h. Drh. Moh Arif S/ NIP.198508122009011003/Penata Muda I IIIb/Anggota i. Suparmi / NIP.196802051992032002/Penata Muda IIIa/Anggota

j. Lego Arianto/ NIP.197601072000032002/ Penata Muda IIIa/Anggota k. Fransisca AW,A.Md/NIP.197510062009122001/Pengatur IIc/Anggota l. Wiwik IAS, A.Md/NIP.197807182009122002/Pengatur IIc/Anggota m. Pipit SP, A.Md/NIP.198103012009122001/Pengatur IIc/Anggota n. Rahmawati S, A.Md/NIP.198510192009122005/Pengatur IIc/Anggota o. Sukardi, A.Md/NIP.198803082009121001/Pengatur IIc/Anggota p. Endri, A.Md/NIP.198412252011011003/Pengatur IIc/Anggota q. Daniel, A.Md/NIP.198401062011011004/Pengatur IIc/Anggota 5. Kegiatan Koleksi HPHK

Kegiatan koleksi HPHK di Tahun 2013 mengalami penambahan yaitu di Tahun 2011 hanya melakukan koleksi terhadap komoditas kulit jadi. Di Tahun 2013 sudah dilakukan penambahan terhadap beberapa koleksi utamanya untuk parasit baik yang ecto maupun yang endo parasit.

6. Kegiatan Intersepsi HPH / HPHK

Selama Tahun 2013 intersepsi karantina hewan dan produk hewan yang di lalulintaskan melalui bandara Adisutjipto dan Adisumarmo tidak ditemukan adanya agen penyakit hewan karantina dalam arti hasil pemeriksaan

laboratorium adalah negatif ini dapat kita lihat Tabel 8.

Tabel 8

Intersepsi Hasil Temuan HPHK


(35)

No .

Nama HPHK

Nama Pembawa HPHK

Negara/Area/Asal/ Tujuan

Tindaklanjut 1

2 3

7. Kegiatan pengawasan keamanan hayati hewani

Untuk Pengawasan terhadap keamanan hayati hewani telah dilakukan pemeriksaan sampel terhadap komoditas baik yang dikerjakan oleh laboratorium karantina hewan balai karantina Pertanian. Ataupun bekerjasama dengan laboratorium milik instansi terkait.

B.

KEGIATAN KARANTINA TUMBUHAN

1. Kegiatan Pemeriksaan dan Pembebasan

Kegiatan karantina tumbuhan pada Tahun 2013 di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta merupakan kegiatan operasional tindakan karantina tumbuhan dan kegiatan yang mendukung perkarantinaan tumbuhan di BKP Kelas II Yogyakarta. Laporan kegiatan karantina tumbuhan meliputi kegiatan operasional yang dilakukan di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Adisutjipto di Yogyakarta, Wilayah Kerja Karantina Pertanian Adisumarmo di Surakarta, dan Wilayah Kerja Kantor Pos Yogyakarta, berupa kegiatan impor, ekspor, domestik masuk dan domestik keluar. Juga dilaporkan tentang penggunaan formulir, hasil pemantauan OPTK, pembuatan koleksi OPT/OPTK, intersepsi OPT/OPTK, pengawasan keamanan hayati nabati dan kegiatan lainnya diantaranya : penyidikan kasus tindak pidana karantina tumbuhan, kegiatan penyebarluasan informasi/sosialisasi karantina tumbuhan dan pengawasan fumigasi, pengawasan pelaksanaan ISPM#15, dan penilaian Instalasi Karantina Tumbuhan.

Kegiatan operasional tindakan karantina tumbuhan merupakan kegiatan yang dimulai dari tindakan pemeriksaan sampai dengan tindakan pembebasan. Kegiatan tindakan karantina tumbuhan Tahun 2013 (frekuensi serta volume)

sebagaimana tersaji dalam Lampiran 16.


(36)

Frekuensi kegiatan pemeriksaan impor karantina tumbuhan pada Tahun 2013 sebanyak 83 kali atau naik 56%. Untuk satuan hitungan berat 57 kali sejumlah 3.636,79 kg, satuan batang 10 kali sejumlah 85 batang , dan satuan kemasan sebanyak 31 kemasan dalam bentuk kemasan kayu. Komoditas yang diimpor paling banyak berupa benih sayuran dan benih sayuran buah segar yang diimpor oleh PT. Takii Indonesia dari Jepang. Benih sawi sebanyak 310 kg, benih timun sebanyak 341,8 kg, benih terong sebanyak 88 kg, benih tomat 67 kg dan benih cabe 18,12 kg. Data terperinci mengenai kegiatan impor media pembawa OPTK disajikan pada

Lampiran 17.

Data komoditas yang diimpor yang dikenakan tindakan penahanan,

penolakan dan pemusnahan disajikan pada Lampiran 22. Sedangkan

pemusnahan yang belum dimasukkan dalam laporan bulanan, tetapi dicacat khusus yang berupa buah buahan dan sayuran buah segar yang masuk melalui Bandar Udara Adisutjipto frekuensi sebanyak 1.113 kalisejumlah 1.917,5 kg. (dikarenakan masuk melalui tempat yang tidak ditetapkan Pemerintah), sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 37 Tahun 2006 dan Permentan No. 42 Tahun 2013 tentang persyaratan dan tata cara pemasukan buah dan sayuran buah segar dan Permentan No. 18 Tahun 2008 dan Permentan No. 43 Tahun 2013 tentang persyaratan dan

tatacara pemasukan umbi lapis segar. Serta pemasukan bibit sebanyak

308 batang juga dimusnahkan karena tidak dilengkapi surat kesehatan karantina (Phytosanitary Certifikat). Perkembangan kegiatan impor selama

5 tahun terakhir ditunjukkan pada Grafik 10.

Grafik 10

Volume Kegiatan Impor Karantina Tumbuhan,


(37)

2008 2009 2010 2011 2012 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 KMS M3 BTG KG 0.00 0.00 0.00 12.00 26.00 0.00 64.00 3.00 3.00 0.00 0.00 72.00 616.00 4,349.27 948.63 KEGIATAN IMPOR TAHUN V O LU M E S A T U A N

b. Ekspor

Frekuensi kegiatan pembebasan ekspor karantina tumbuhan pada Tahun 2013 sebanyak 1.236 kali, jika dibanding Tahun 2011 sebesar 1.086 kali berarti frekuensi ekspor naik 14% dengan hitungan satuan berat sebesar 5.593.752,19 kg, satuan batang sejumlah 142.509 batang , kedua satuan ini pengalami penurunan, sedangkan untuk satuan kubikasi 299.655,70 M3 mengalami peningkatan 91%. Satuan hitungan kemasan frekuensinya hanya1kali sebanyak 5.000 kemasan. Komoditas yang diekspor diantaranya : buah salak, buah kelapa, rempah-rempah, daun pakis, kayu (moulding), furniture, benih sayuran, dan tembakau kering. Ekspor buah salak ke China sebanyak 322 kali atau 229.001,69 kg, daun pakis 64 kali atau 1.262.883,65 kg, rempah-rempah ke Malaysia, ke Perancis, dan Amerika sebanyak 130 kali atau 139.138,68 kg. Furniture dan kayu olahan sebangay 415 kali atau 19.757,74 M3. Ekspor salak dengan tujuan ke China.

Berdasar data yang ada, selama kurun waktu 5 tahun terakhir, dari Tahun 2008 s/d 2010 ekspor mengalami penurunan, dan pada Tahun 2011 s/d 2013 mengalami peningkatan baik frekuensi maupun volume. Komoditas


(38)

yang dikenakan tindak karantina, seluruhnya berasal dari wilayah pelayanan Balai Karantina Tumbuhan Kelas II Yogyakarta. Namun tempat pengeluarannya sebagian besar melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Data terperinci mengenai kegiatan ekspor media pembawa OPTK

disajikan pada Lampiran 19. Sedangkan data tindakan karantina

terhadap media pembawa (8 P) selengkapnya disajikan pada Tabel 8 dan

perkembangan tindakan pemeriksaan dan pelepasan selama 5 tahun

terakhir, disajikan pada Grafik 11 dan Lampiran 22.

Grafik 11

Volume Kegiatan Ekspor Karantina Tumbuhan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2008 s/d 2013

2008 2009 2010 2011 2012 0.00 2,000,000.00 4,000,000.00 6,000,000.00 8,000,000.00 KMS M3 BTG KG 62.00 205.00 8.00 0.00 5,000.00 22,341.00 27,161.00 235.00 22,439.51 42,218.61 54,190.00 780.00 26,650.00 204,929.00 142,509.00 6,347,441.00 2,212,711.00 646,937.00 7,655,806.19 5,743,232.41 KEGIATAN EKSPOR TAHUN V O LU M E S A T U A N

b. Antar AreaDomestik Masuk (Domas)

Kegiatan pembebasan domestik masuk pada Tahun 2013 terhadap media pembawa OPTK yang dilalulintaskan melalui Bandar Udara Adisutjipto dan Adisumarmo dengan frekuensi 152 kali jika dibanding Tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 9% dengan satuan berat, sedang untuk


(39)

satuan batang mencapai 9.845 batang, dibanding kegiatan Tahun 2011 sebanyak 704 batang. Adapun daerah asal media pembawa yang masuk ke Bandara Adisutjipto Yogyakarta dan Bandara Adisumarmo adalah dari Jakarta, Bali, Pontianak, Balikpapan, Banjarmasin, Papua, Makasar, Palangkaraya dan Medan. Data terperinci mengenai kegiatan domestik

masuk terhadap media pembawa OPTK disajikan pada Lampiran 21. Data

komoditas yang diimpor yang dikenakan tindakan penahanan, penolakan

dan pemusnahan dapat dilihat pada Lampiran 22. Perkembangan

kegiatan domestik masuk pada 5 tahun terakhir ditunjukkan pada Grafik

12.

Grafik 12

Volume Kegiatan Domestik Masuk Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2008 s/d 2013

2008 2009 2010 2011 2012 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 KMS M3 BTG KG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 2790

704 9709 0 125 19323 50218 11899 KEGIATAN DOMESTIK MASUK

TAHUN V O LU M E S A T U A N

d. Antar Area Domestik Keluar (Dokel)

Kegiatan operasional Domestik Keluar Tahun 2013 terhadap media pembawa OPTK merupakan kegiatan yang selalu dominan sejak adanya kegiatan perkarantinaan, frekuensi kegiatan domestik keluar di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebanyak 4.146 kali atau turun 5% dari dibanding frekuensi domestik keluar Tahun 2011. Meskipun


(40)

frekuensi turun akan tetapi kegiatan domestik keluar dengan satuan hitungan berat meningkat menjadi 2.604.464,6 kg mengalami kenaikan 56% dengan frekuensi 2.482 kali, satuan batang sebanyak 1.040.315 batang atau naik 200% dengan frekuensi 1.244 kali dan satuan lainya yaitu 7 kali hitungan M3, tiga besar urutan frekuensi media pembawa OPTK yang diantarareakan keluar (domestik keluar) melalui Bandar Udara Adisutjipto dan Adisumarmo berturut-turut adalah komoditas buah cabai dengan tingkat frekuensi sebanyak 1.807 kali atau 2.287.172 kg dengan daerah tujuan antara lain Kepulauan Riau, Sumatera dan Kalimantan. Selanjutnya komoditas berupa bibit/benih yang terdiri tanaman hortikultura (hias jenis Anthurium, Sansevera, Aglonema dan tanaman buah-buahan), dan benih/bibit tanaman kehutanan dengan tingkat frekuensi sebanyak 1.341 kali atau 2.838.285 kg dan terakhir adalah buah dan sayuran sebanyak 920 kali. Dibandingkan dengan kegiatan Tahun 2011, frekuensi kegiatan domestik keluar Tahun 2013 mengalami penurunan 5%, disebabkan komoditas cabe dikirim secara kelompok dengan nama pengirim satu orang, yang di Tahun 2011 dipisah jadi sekitar 4 (empat) orang pengirim. Data terperinci mengenai kegiatan domestik keluar

terhadap media pembawa OPTK disajikan pada Lampiran 23. Sedangkan

data perkembangan tindakan pemeriksaan dan pelepasan selama 5 tahun

terakhir, seperti disajikan pada Grafik 13. Data komoditas yang diimpor

yang dikenakan tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan yang

dilaporkan dalam program Eplaq dilihat pada Lampiran 22.


(41)

Volume Kegiatan Domestik Keluar Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2008 s/d 2013

2008

2009

2010

2011

2012 0

500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000

KMS M3

BTG KG

0 602

1010

625

372

0 0

0

0

3 357178

278783 305609 309651

1040315 2142592

1920443

1529908 1602727

2604464.6 KEGIATAN DOMESTIK KELUAR

TAHUN

V

O

LU

M

E

S

A

T

U

A

N

Pada Tabel 9 berikut ditunjukkan Frekuensi dan volume tindakan karantina tumbuhan

selama Tahun 2013 di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta.


(42)

Volume Kegiatan Tindakan 8 P Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2013

Tindakan Frekuensi dan Volumen

No Karantina Impor Ekspor Domestik Masuk Domestik Keluar Frek Vol Sat Frek Vol Sat Frek Vol Sat Frek Vol Sat 1 Pemeriksaan 57 1851,38 kg 900 7.834.445,56 kg 206 24.960,5 kg 2.732 2.446.908,1 kg

15 85 btg 41 109.855 btg 45 9.845 btg 1.343 949.473 btg

- - M3 432 313.895,73 M3 M3 1 3 M3

16 31 kms 2 5.009 kms kms 70 2.760 kms

2 Pengasingan - - kg - - kg - - kg - - kg

- - btg - - btg - - btg - - btg

- - M3 - - M3 - - M3 - - M3

- - kms - - kms - - kms - - kms

3 Pengamatan - - kg - - kg - - kg - - kg

- - btg - - btg - - btg - - btg

- - M3 - - M3 - - M3 - - M3

- - kms - - kms - - kms - - kms

4 Perlakuan - - kg - - kg - - kg - - kg

- - btg - - btg - - btg - - btg

- - M3 - - M3 - - M3 - - M3

- - kms - - kms - - kms - - kms

5 Penahanan 3 3,87 kg - - kg - - kg - - kg

4 28 btg - - btg - - btg - - btg

- - kg - - kg - - kg - - M3

- - btg - - btg - - btg - - kms

6 Penolakan 3 17,37 kg - - kg - - kg - - kg

4 19 btg - - btg - - btg - - btg

- - kg - - kg - - kg - - M3

- - btg - - btg - - btg - - kms

7 Pemusnahan 5 31,37 kg - - kg - - kg - - kg

7 35 btg - - btg - - btg - - btg

- - M3 - - M3 - - M3 - - M3

- - kms - - kms - - kms - - kms

8 Pembebasan 23 948,64 kg 839 5.593.752,19 kg 152 11.899 kg 2.482 2.604.464,60 kg - - btg 19 142.509 btg 38 9.709 btg 1.244 1.040.315 btg

- - M3 377 299.655,70 M3 M3 1 3 M3

16 26 kms 1 5.000 kms kms 7 373 kms

Pada Tabel 10 menunjukkan frekuensi dan volume media pembawa yang dilakukan

tindakan karantina oleh petugas karantina tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta

Tabel 10

Perkembangan Hasil Pelaksanaan Tindakan Pemeriksaan dan Pembebasan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta Tahun 2008 s/d 2013

N

o Kegiatan Tindakan Sat

T a h u n

2008 2009 2010 2011 2013


(43)

1 Impor Pemeriksaan Kg - - 12 72 41

1.213,1

5 36 3.636,79 57 1.851,38

Btg - - 3 64 10 44 9 73 10 85

M3 - - - - - - -

-Kms - - - - - - 12 12 16 31

Pembebasan Kg - - 12 72 6 616 35 4.349,27 23 948,64

Btg - - 3 64 1 3 1 3 -

-M3 - - - - - - -

-Kms - - - - - - 12 12 16 26

2 Ekspor Pemeriksaan Kg 560

6.347.44 1 574

2.212.71 1 449

646.93

7 783 7.604265,64 900 7.834.445,56 Btg 39

54.19

0 2 780 6

26.65

0 12 232429 41 109.855 M3 387

22.34 1 84

27.161,0

0 9 235 242 20622,83 432 313.895,73

Kms - - 6 62 4 205 2 8 2 5.009

- - 2 118 -

-Pembebasan Kg 560 6.347.441 574 2.212.711 449 646.937 801 7.655806,19 839 5.743.232,41 Btg 39 54.190 2 780 6

26.65

0 12 204.929 19 142.509 M3 387

22.34 1 84

27.16

1 9 235 271 22489,51 377 42.218,61

Kms - - 6 62 4 205 2 8 1 5.000

Kg - - 2 118 -

-3 Domas Pemeriksaan Kg - - 4 125 114 19.323 233 57.848,00 206 24.960,5 Btg - - - - 45 2.790 61 2.963 45 9.845

M3 - - - - - - -

-Kms - - - - - - -

-Pembebasan Kg - - 4 125 114 19.323 167 50.218 152 11.899 Btg - - - - 45 2.790 20 704 38 9.709

M3 - - - - - - -

-Kms - - - - - - -

-4 Domkel Pemeriksaan Kg 3.576

2.142.25 9

3.5

50 1920443 2.5

70

1.529.90

8 3175 1.667.887,35 2.732 2.446.908,1 Btg 1.618

357.17 8

1.1

79 278783 1.6

01

305.60

9 1175 335.356 1.343 949.473

M3 - - - - - - 1 3

Kms - - 6 602

37

1.01

0 48 2172 70 2.760

Btl - - - - -

-Pembebasan Kg 3.576

2.142.25 9

3.5

50 1920443 2.5

70

1.529.90 8 2.845

1.602.727,0

0 2.482 2.604.464,60 Btg 1.618

357.17 8

1.1

79 278783 1.6

01

305.60

9 1.037 309.651 1.244 1.040.315

M3 - - - - - - 1 3

Kms - - 6 602

37

1.01


(44)

(1)

Karantina Pertanian di Jakarta, tetapi belum ada tindak lanjut dari pengiriman laporan tersebut.

Laporan penggunaan fumigan (Methyl Bromida) yang disampaikan oleh dua perusahaan fumigasi yang termasuk binaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yaitu CV. Junitierra Muda Tama dan CV. Pancanaka Jaya Utama dan ada 2 (dua) perusahaan fumigasi yang masuk binaan BKP Kelas I Semarang tetapi melaksakan fumigasi di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta sebanyak 2.613,55 kg. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29.

5. Notification of Non-Compliance

Komoditas pertanian yang diekspor melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta yang mendapat Notification of Non-Compliance (NNC) di negara tujuan, tetapi ada komoditas yang di ekspor yang telah disertifikasi ditolak negara tujuan.

BAB IV

KEGIATAN LAIN LAIN

Untuk kegiatan lain-lain Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta pada tahun 2013 ini adalah

a. Kunjungan Kerja Menteri dan Wakil Menteri Pertanian

1. Kunjungan Wakil Menteri Pertanian tanggal 09 Januari 2013 melakukan Kunjungan Kerja ke Propinsi Jawa Timur dalam rangka Panen Kedelai dan Temu Wicara di Desa Sidolayu, Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

2. Kunjungan Menteri Pertanian tanggal 12 Januari s/d 14 Januari 2013 melakukan Kunjungan Kerja ke Propinsi Jawa Timur dalam rangka Mendampingi Kunjungan Kerja Presiden RI , Menteri Pertanian beserta ibu Hj. Mieke Suswono, Dr.Ir Haryono, M.Sc Kepala Balai Penelitian Pengembangan Pertanian, Prof Dr. Ir Achmad Suryana, M.S Kepala Badan Ketahanan Pangan, Ir Dedi Junaedi Tenaga Ahli Mentan Bid Informasi dan komunikasi dan Mas’ud ajudan Mentan.

3. Kunjungan Menteri Pertanian tanggal 10 Juli 2013 melakukan Kunjungan Kerja ke Propinsi DIY dalam rangka Joint Committe Indonesia-Malaysia On


(2)

Commodities di Sheraton Mustika Hotel Yogyakarta, didampingi Eko Nugroho Dharmo Putro Ajudan Menteri Pertanian.

b. Koasistensi Mahasiswa Mahasiswa Koas pada pendidikan profesi dokter hewan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, untuk koasistensi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Administrasi Dinas

1. Pada tanggal 01 Maret 2013 dan 06 Maret 2013 yang mengajukan ijin melaksanakan koasistensi di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, ada 12 mahasiswa yang kegiatannya akan dimulai dari tanggal 02 April s/d 06 April 2013

2. Tanggal 05 September 2013 yang mengajukan ijin melaksanakan koasistensi di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, ada 4 mahasiswa yang kegiatannya akan dimulai dari tanggal 08 Oktober s/d 13 Oktober 2013

3. Tanggal 11 September 2013 dan yang mengajukan ijin melaksanakan koasistensi di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, ada 9 mahasiswa yang kegiatannya akan dimulai dari tanggal 24 September s/d 29 September 2013

c. Pratek Kerja Lapangan (PKL) dan Magang Mahasiswa ini untuk menambah wawasan calon dokter hewan sebelum memasuki dunia kerja.

1. Tanggal 11 Juni 2013 mengajukan ijin untuk praktek kerja lapangan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, ada 8 mahasiswa UGM Fakultas Kedokteran Hewan, yang akan dimulai pada tanggal 25 Juni s/d 29 Juni 2013.

2. Tanggal 09 Juli 2013 mengajukan ijin untuk praktek kerja lapangan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, ada 2 mahasiswa UGM Fakultas Pertanian Program Studi HPT, yang akan dimulai pada bulan Juli s/d Agustus 2013.

3. Tanggal 05 Juni 2013 mengajukan ijin untuk magang kerja lapangan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta, ada 4 mahasiswa UGM Fakultas Pertanian Program Studi HPT, yang akan dimulai pada bulan 09 Juli s/d 06 Agustus 2013

d. Coffee Morning PT. Angkasa Pura I Yogyakarta dengan Mitra Kerja dan Instasi terkait di Bandara Adisucipto Yogyakarta untuk mempererat hubungan Silaturahmi dan koordinasi di lapangan, yang secara rutin digelar pada setiap bulannya.

e. Kegiatan Olah Raga (senam pagi) di Balai Karantina Pertanian Kelas II Yogyakarta secara rutin dilaksanakan pada setiap hari Jum’at dan diikuti seluruh pegawai .

f. Kegiatan Sosial yang dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian kelas II Yogyakarta bersamaan dengan kegiatan bulan Bakti Karantina dimana dalam


(3)

acara tersebut banyak kegiatan yang bersangkutan dengan masyarakat baik yang berkaitan dengan karantina maupun yang tidak berkaitan yaitu kegiatan sosial yang memberi bantuan ke panti asuhan sayap ibu di Kalasan, Yogyakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perencanaan kinerja dan penganggaran masih belum dilakukan secara baik sehingga harus dilakukan penyesuaian (revisi) dokumen anggaran (SP-RKAKL, DIPA, POK) yang berdampak pada keterlambatan dalam penyerapan anggaran.

2. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.

3. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya terpenuhi, jumlah ruang kerja yang masih sangat terbatas, ruang rapat internal sangat terbatas, dan belum memadainya gudang penyimpanan ATK dan Barang Milik Negara.

B. Saran

1. Perencanaan kinerja dan anggaran dilakukan secara lebih cermat dan revisi anggaran dan kegiatan dilakukan secara sangat selektif sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan.

2. Peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM dilakukan lebih intensif melalui pengadaan PNS, pembinaan, pendidikan dan pelatihan.

3. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana perkantoran perlu diprioritaskan terutama penambahan daya listrik agar tidak sering mati/anjlok karena kelebihan beban.


(4)

BAB V PENUTUP

Laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam membuat perencanaan serta untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program dan kegiatan yang akan datang sehingga kinerja dari Setditjen Bina Upaya Kesehatan dapat memenuhi tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. 1. KESIMPULAN

Upaya optimal telah dilakukan untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Setditjen Bina Upaya Kesehatan tahun 2011 dengan sumber daya dan sumber dana yang telah tersedia.

Kesimpulan dari pelaksanaan program dan kegiatan pada Setditjen Bina Upaya Kesehatan Tahun 2011 antara lain :

1. Penyerapan anggaran Setditjen Bina Bina Upaya Kesehatan tahun 2011 tinggi yaitu 90,69%. 2. Pencapaian target indikator kinerja Setditjen Bina Bina Upaya Kesehatan tahun 2011 80 % yaitu dari 5 indikator terdapat 1 indikator yang tidak tercapai disebabkan tidak tersedianya data Pengawasan RS karena PP tentang Badan Pengawas RS belum terbit. Saat ini PP tersebut masih dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM.

3. Penilaian kinerja dari Setditjen Bina Bina Upaya Kesehatan tahun 2011 termasuk kategori kurang memuaskan karena terdapat 1 indikator kinerja yang tidak tercapai walaupun penyerapan anggaran 90,70%.

2. SARAN

Dalam meningkatkan kinerja Setditjen Bina Upaya Kesehatan maka beberapa saran yang dapat disampaikan antara lain:

1. Perlu telaah lebih mendalam terhadap indikator yang tidak ada data maupun tidak tercapai agar diketahui akar masalahnya dan tidak terjadi lagi pada tahun berikutnya.

2. Meningkatkan KIS (Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi) dalam pencapaian program dan kegiatan.


(5)

3. Penataan sistem informasi baik perencanaan maupun evaluasi yang memadai melalui pemanfaatan e-health.

4. Monitoring pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala dan kontinyu agar kendala atau hambatan yang dihadapi dapat segera teratasi.

5. Ditingkatkannya kemampuan teknis SDM sesuai dengan kapasitas beban kerjanya. 6. Perlunya peningkatan Kerjasama antar Bagian di Sekretariat Ditjen BUK yang merupakan

miniatur dari keseluruhan BUK, bahkan miniatur dari Kementerian Kesehatan.

1. Penyesuaian organisasi dan sumber daya manusia sesuai kebutuhan whistleblower system dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;

2. Penyediaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan whistleblower system dalam pengadaan barang/jasa pemerintah;

3. Penyempurnaanwhistleblower system dalam pengadaan barang/jasa pemerintah guna memperbaiki sistem pengawasan yang memberikan perlindungan kepada whistleblower dalam rangka pemberantasan korupsi. Terjadinya penghematan (efisiensi) anggaran LKPP berasal dari: (1) anggaran barang dan belanja modal yang berasal dari sisa anggaran hasil lelang dan belanja modal yang dilaksanakan oleh ULP LKPP; dan (2) belanja kebutuhan pelayanan bimbingan teknis, advokasi, saksi ahli, konsultasi sanggah dan sanggah banding yang tidak sepenuhnya digunakan karena pihak yang

membutuhkan pelayanan telah menyediakan anggarannya dan sebagian pihak melakukan konsultasi langsung di kantor LKPP.

2. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana LKPP yang tidak dapat

dilaksanakan seperti desain konstruksi gedung, gagal lelang server Pusdatin, gagal lelang portal LKPP.

3. Dalam penyusunan beberapa peraturan atau kajian yang melibatkan instansi terkait lainnya sering mengalami hambatan dalam menyesuaikan jadwal yang tepat, berkaitan dengan kesibukan atau tugas-tugas mendadak dari instansi lain (stakeholders) yang tergabung dalam tim.

4. Terdapat hibah luar negeri yang belum dapat dicatat realisasinya yaitu berupa Technical Assistance dari ADB (executed by bank) karena menunggu proses penyelesaian dokumen Surat Pengesahan Hibah Luar Negeri (SPHLN

1. Perencanaan kinerja dan penganggaran masih belum dilakukan secara baik sehingga harus dilakukan penyesuaian (revisi) dokumen anggaran (SP-RKAKL, DIPA, POK) yang berdampak pada keterlambatan dalam penyerapan anggaran. 2. Masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Jumlah pegawai (PNS) pada tahun 2011 baru sebanyak 137 orang atau 59 persen dari kebutuhan.


(6)

3. Sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belum sepenuhnya terpenuhi, seperti belum tersedianya sistem informasi bersama internal LKPP, terbatasnya jumlah kendaraan operasional, ruang kerja yang masih sangat terbatas, ruang rapat internal sangat terbatas, dan belum memadainya gudang penyimpanan ATK dan Barang Milik Negara.

Perencanaan kinerja dan anggaran dilakukan secara lebih cermat dan revisi anggaran dan kegiatan dilakukan secara sangat selektif sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan.

2. Peningkatan dan pengembangan kapasitas SDM dilakukan lebih intensif melalui pengadaan PNS, pembinaan, pendidikan dan pelatihan.

3. Pemenuhan terhadap sarana dan prasarana perkantoran perlu diprioritaskan, seperti pengadaan tanah tahun 2011-2013 dan pembangunan gedung tahun 2013.