KENDALA KENDALA PELAKSANAAN EVALUASI DIRI DI INSTITUSI

PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN
MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI

Hambatan atau Kendala yang dihadapi Dalam Menerapkan Sistem
Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi

KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN EVALUASI DIRI DI
INSTITUSI
LIZA *
*AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA JAMBI, SPMI

Abstract
KENDALA-KENDALA PELAKSANAAN EVALUASI DIRI DI INSTITUSI
PROBLEM ON THE IMPLEMENTATION OF INSTITUTIONS SELF-EVALUSTION
LIZA
Akademi Kebidanan Budi Mulia Jambi, Sistem Penjaminan Mutu Internal,085380791888
e-mail :Liza_boulqiah41290@gmail.com
Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen pemerintah indonesia yang
diterapkan melalui berbagai program dan dituangkan dalam bentuk kebijakan, salah satunya berupa
peraturan Meteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjamin Mutu
Pendidikan (kementrian pendidikan nasional, 2009). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional (Permendiknas) tersebut ada dua hal utama yang harus dilakukan untuk penjamin mutu
pendidikan yakni : 1) melakukan Evaluasi Diri Institusi 2) Melakukan Monitoring .Evaluasi Diri di
Institusi dimaksudkan sebagai proses pemetaan mutu perguruan tinggi oleh pihak institusi sendiri
secara jujur dan transparan, sehingga dapat ditemukan akar permasalahan yang dihadapi dalam
penjamin mutu pendidikan, yang selanjutnya bisa dirumuskan rekomendasi atau langkah nyata
dalam penjamin mutu pendidikan, Evaluasi institusi yang diaudit oleh Sistem Penjamin Mutu
Internal merupakan langkah proaktif untuk mengeliminasi ketidakjujuran institusi dalam
menghadapi evaluasi yang dilakukan oleh badan akreditasi BAN-PT & LAM-PT.KES
Pelaksanaan Evaluasi Diri Perguruan Tinggi pada kenyataan masih belum sesuai dengan apa yang
diharapkan, khususnya terkait dengan perencanaan pengembangan Institusi. Mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih
lanjut. Disamping itu, dengan evaluasi yang dilakukan Sistem Penjamin Mutu Internal Institusi
maka Institusi pendidikan mampu mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai
keberhasilan upaya peningkatan dan melakukan penyesuaian program-program yang ada, serta
mengetahui tantangan yang dihadapi dan mendiagnosis jenis kebutuhan yang diperlukan untuk
perbaikan, secara singkat evaluasi diri institusi memungkinkan masing-masing institusi dapat
membangun sistem informasi, terutama memotret kinerja institusi dalam penerapan standar di
perguruan tinggi.
Evaluasi diri institusi pendidikan yang dilakukan merupakan wujud


komitmen untuk menjamin bahwa setiap satuan pendidikan telah melakukan penjamin mutu
pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar nasional pendidikan yang
dilakukan secara sistematis, dan terencana dalam suatu program penjamin mutu yang dimiliki terget
dan kerangka waktu yang jelas. Penjamin mutu Internal pendidikan adalah kegiatan sistemik dan
terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggaraan satuan dan masyarakat untuk
meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menaikan tingat kecerdasan kehidupan bangsa
melalui pendidikan.Evaluasi Diri yang dilakukan merupakan proses yang mengikutsertakan semua
pemangku kepentingan utnuk membantu sinstitusi dalam menilai mutu penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan indikator-indikator kunci. Melalui SPMI dan Tim Audit Mutu Akademik kekuatan dan
kemajuan institusi dapat diketahui dan aspek-aspek yang memerlukan peningkatan dapat
diidentifikasi.dari hasil evaluasi tersebut dapat diperoleh informasi tentang kinerja institusi, yaitu
pengelolahan institusi yang telah memenuhi Standar selanjutnya digunakan sebagai penyusunan
RPS/RKS disamping itu, elalui evaluasi dapat diperoleh bukti-bukti kinerja institusi secara fisik yang
sesuai dan telah diverifikasi.
Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh institusi dalam
evaluasi yang dilakukan SPMI. Pertama, institusi mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki sebagai dasar penyusunan rencana pengembangan lebih lanjut, Keduainstitusi mampu
mengenal peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan, menilai keberhasilan upaya peningkatan,
dan melakukan penyesuaian program-program yang ada. Ketiga sekolah mampu mengetahui
tantangan yang dihadapi dan mendiangnosis jenis kebutuhan yang diperlukan untuk perbaikan,

Keempat, institusi dapat mengetahui tingkat pencapaian kinerja berasarkan standar, kelima sekolah
dapat menyediakan laporan resmi kepada para pemangku kepentingan tentang kemajuan dan hasil
yang dicapai.
Kendala dalam evaluasi institusi yang dilakukan SPMI yaitu konsep,
Instrumen,infrastuktur,administrasi dan sumber daya manusia. Responden mengungkapkan bahwa
terdapat persepsi yang berbeda-beda sebagaimana diuraikan sebelumnya , tujuan utama evaluasi di
institusi agar institusi mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka serta mengidentifikasi bidang
yang membutuhkan perbaikan. Kenyataanya adalah institusi/perguruan tinggi cenderung membuat
nilai evaluasi diri semaksimal mungkin, agar penilaian perguruan tinggi tiak buruk, sehingga buaya
mutu menjai target sampingan yang terkadang terlupakan, Selain itu perbedaan persepsi antara
dosen dan yayasan yaitu dinama Dosen beranggapan bahwa evaluasi yang ada digunakan bukan
sebgaik asar penyusunan Rencanainstitusi.perseps yang lain yaitu pada awal evaluasi diri dianggap
sebagai beban tambahan baru yang memberatkan tugas institusi dan Tim pengembangan Perguruan
tinggi.
Terkait dengan instrumen, responden beranggapan bahwa instrumen Evaluasi diri
terlalu banyak, sehingga menimbulkan kejenuhan dalam pengisiannya, dan beberapa kali mengalami
perubahan format, terutama pada saat sosialisasi sehingga membingungkan. Hal lain, yaitu
pertanyaan yang tercantum didalam instrumen masih menimbulkan penafsiran ganda.
Terdapat tujuh kendala yang dihadapi dalam penerapan evaluasi diri institusi :1) panduan belum
lengkap;2) institusi tidak memiliki waktu untuk melaksanakan sehingga evaluasi cenderung

dianggap beban tambahan institusi;3) pelaksanaan laporan evaluasi dikerjakan oleh dosen;4) hasil
evaluasi belum dimanfaatkan secara optimal dalam penyusunan rencana kegiatan;5)sempitnyaa
waktu yang dialokasikan dalam sosialisasi, sehingga materi kegiatan sosialisasi tidak tersampaikan
secara utuh dan lebih sepesifik ;6)pelatihan dosen masih sangat kurang ;7)masih ada isntitusi yang
takut mengisi data secara jujur karena masih aa anggapan evaluasi merupakan penialian yang
mengangkut kinerja dan prestasi institusi
Kendala-kendala sebagaimana dideskripsikan pada
bagian sebelumnya faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah fasilitas pendukung dalam
melakukan evaluasi cenderung sangat tidak memadai, bahkan tidak ada sama sekali.kendala terkait
infrasruktur yang ditemukan meliputi kesulitan yang besar dalam mengaplod data.dll.
Dari
hasil pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan :pertama,penerapan Evaluasi masih
menemukan sejumlah kendala. Kendala tersebut menyangkut konsep, instrumen yang digunakan,
infarstruktur, sumberdaya manusia dan administrasi yang sangat kritis adalah bahwa pihak internal
maupun eksternal masih belum memiliki persamaan tentang pentingnya evaluasi sebagai salah satu
instrumen dalam sistem penjamin mutu.kendala yang muncul pada hakekatnya merupakan akibat

dari tidak berhasinya sosialisasi yang dilaksanakan, kurangnya komitmen institusi untuk
menerapkan evaluasi dan belum adanya dukungan penuh dari pemangku kepentingan lain untuk
keberhasilan penerapan evaluasi institusi.