KENDALA KENDALA DALAM PENGAMBILAN KEPUTU

LUTFI KOTO

17171/2010
Administrasi Pendidikan
Universitas Negeri Padang

KENDALA-KENDALA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A. KENDALA YANG BERSUMBER
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PADA

DIRI

B. “HANTU” KEGAGALAN DIMASA LALU
C. PEMAHAMAN YANG TIDAK TEPAT TENTANG
PERANAN INFORMASI

A. KENDALA YANG BERSUMBER PADA DIRI PENGAMBILAN
KEPUTUSAN


Kendala yang paling kuat
dampaknya sesungguhnya
bersumber
pada
diri
pengambil keputusan yang
berrsangkutan
sendiri.
Kedala yang paling sering
menampakkan diri adalah
ketidak
mampuan
seseorang untuk bertindak
tegas.
Sering
seorang

KENDALA YANG BERSUMBER PADA DIRI PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Seorang Manajer yang ragu-ragu dalam bertindak akan
mengakibatkan :
1.

Ia menyerahkan pengambilan keputusan kepada
para bawahannya, yang sering dibenarkan dengan
dalih pendelegasian wewenang

2.

Ia mengangkat pemasalahan ketingkat yang lebih
tinggi sehingga pimpinan pada hirarki yang lebih
ataslah yang kemudian mengambil keputusan

3.

Ia mencari alasan sedemikian rupa, sehingga
peranan mengambil keputusan itu bergeser secara
horizontal kepada manajer lain yang setingkat.


B. “HANTU” KEGAGALAN DIMASA LALU
Berbagai cara yang dapat dilakukan manajer dalam
mengendalikan trauma kegagalan masa lalu adalah :
1.

Pembentukan panitia ad-hoc

2.

Penyerahan tugas menyelesaikan masalah
sekelompok tenaga ahli dalam organisasi

3.

Pengarahan tenaga konsultan diluar organisasi

kepada

Penciptaan prosedur pengambilan keputusan yang
sangat formal, sehingga proses pengambilan keputusan

menjadi tugas dan tanggung jawab yang sifatnya kolektif, dan
tidak lagi merupakan tanggung jawab manajer yang
bersangkutan

C. PEMAHAM
AN YANG TID
AK TEPAT TE
NTANG PERA
NAN

INFORMASI

Pemahaman yang tidak tepat tentang
peranan informasi dalam pengambilan
keputusan dapat menjadi kendala yang
harus disingkirkan
Informasi yang diberikan harus
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya,
terolah dengan baik, dan tersimpan
dengan rapi.


D. KONSULTASI YANG BERLEBIHAN
Para ahli telah menemukan tujuh cara untuk melibatkan
orang lain dlam proses pengambilan keputusan :
1.

Konsultasi yang bersifat memberitahukan

2.

Konsultasi yang bersifat menjual

3.

Konsultasi yang memancing reaksi orang lain

4.

Konsultasi yang bersifat minta pertimbangan orang lain


5.

Konsulasi dengan partisisi aktif pihak lain

6.

Konsultasi dengan penekanan kuat pada
orang lain

7.

Konsultasi yang bersifat pendelegasian

pendapat

E. FAKTOR KETIDAK PASTIAN
Ketidakpastian akan menjadi kendala karena :
1. Kurangnya keyakinan dalam diri seorang manajer
yang bersangkutan tentang hasil yang akan
diperoleh

2. Prefensi pribadi manajer yang bersangkutan atas
alternatif yang mungkin ditempuh, yang bisa saja
berbeda dari alternatif-alternatif yang dilakukan
dengan pendekatan ilmiah
3. Manajer yang bersangkutan meragukan apakah
keputusan baru diperlukan

F. KETERLIBA
TAN KELOMP
OK

SEBAGAI KE
NDALA

Kelemahan utama yang ditimbulkan oleh keterlibatan banyak
orang dalam proses pengambilan keputusan adalah :
1.

Karena keinginan pihak-pihak yang terlibat, dan dengan
itikad yang sesungguhnya baik untuk berperan serta, proses

pengambilan keputusan dapat menjadi sangat lamban

2.

Sering timbul polarisasi pandangan dikalangan mereka yang
terlibat, yang pada gilirannya mempersulit tercapainya
mufakat tentang :
a.
b.
c.
d.

Berbagai langkah dalam pengambilan keputusan
Hasil tindakan yang akan diambil
Resiko yang mungkin timbul
Beban yang harus dipikul oleh organisasi dalam
benuk penggunaan sumberdaya dan dana

G. KETIDAKJELASAN PERANAN
Ada

Pertanyaan
Yang Harus
Bisa Terjawab

Siapa yang melakukan apa ?

Siapa yang bertanggung jawab kepada siapa ?

Siapa yang berhubungan dengan siapa, dan
dalam hal apa ?
Jaringan informasi apa yang ada, dan dimanfaatkan untuk
kepentingan apa ?
Saluran komunikasi apa yang tersedia, dan bagaimana tata
krama penggunaannya ?

KETIDAKJELASAN PERANAN
Ketidakjelasan peranan dapat berakibat pada berbagai hal yang
negatif seperti :
1.


Kemungkinan seseorang bertindak melampaui batas-batas
wewenang yang sesungguhnya dimiliki

2.

Kemungkinan keragu-raguan bertindak karena ketidakpastian
apakah tindakan yang hendak diambilnya masih dalam batasan
wewenang yang dimilikinya

3.

Kemungkinan tumpang tindih kegiatan

4.

Kemungkinan terjadinya duplikasi

5.

Kenungkinan tidak lancarnya koordinasi


6.

Laporan yang tidak ditangani sebagaimana mestinya

H. INERTIA ATAU KEMALASAN
Beberapa hal yandapat dilakukan untuk melawan kemalasan :
1.

Berlatih untuk tidak membiarkan diri selalu diliputi oleh sikap ragu-ragu.

2.

Berarti senang bersikap tegas dan bangga atas sikap tersebut

3.

Berlatih untuk secara cepat untuk mendeteksi keragu-raguan, dan mampu mempertimbangkan
secara cepat konsekuensi yang mungkin timbul karena sikap keraguan tersebut

4.

Malatih dir dan memusatkan perhatian pada pemechan
mendefenisikan situasi problematis yang dihadapi secara tepat

5.

Apabila tahap bertindak untuk memutuskan telah dicapai dalam proses pengambilan
keputusan , melatih diri memusatkan perhatian pada waktu dan tenaga yang ada padanya dan
kurang berorientasi pada proses konsutasi yang melibatkan banyak pihak

6.

Meltih diri untuk mengikuti suatu prosedur tertentu baik untuk pemecahan masalah maupun
untuk pengamblan keputusan tanpa menutp pintu terhadap ide batu, atau teknik baru

7.

Menggunakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengidentifikasikan dan menilai
kelebihan, serta kekurangan setiap alternatif yang dipertimbangkan untuk ditempuh

8.

membiasakan diri untuk tidak memusatkan perhatian, waktu, dan tenaga pada hal-hal yang
tidak penting, atau diperkirakan tidak akan mempunyai dampak kuat secara negatif terhadap
kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasaran

9.

Melatih diri untuk berfiki secara sistematis dalam seluruh proses pengambilan keputusan

10.

Melatih diri untuk bertindak dengan tingkat kecepatan yang tinggi, terutma dalam
memperhitungkan berbagai ramifikasi atua percabangan yang akan timbul dari suatu
keputusan yang akan diambil.

masalah

dan

kemampuan

I. KEKURANGMAMPUAN MENGELOLA WAKTU
Penelitian dan pengalaman menunjukkan,
bahwa kemampuan
seseorang mengambil
keputusan yng efektif dan rasional banyak
ditentukan oleh kemmpuan mengatur waktu yang
tersedia baginya dengan baik. Apabila seseorang
merasa, bahwa ia tidak mempunya cukup waktu
untuk melakukan semua tugas yang dipercayan
kepadanya,
dengan
pengambilan
keputusan
sebagai salah satu tugas yang terpenting, sering
terbukti bhwa kekuranga waktu adalah akibat
kekurang mampuannya untuk mengatur diri sendiri.

J. KAITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN STRESS

Faktor yang dapat menimbulakan stress dalam kehidupan
manajer :
1.

Mengalirnya banyak informasi sehingga menyita banyak
waktu dan tenaga, dan pikiran untuk menganalisis dan
menyaringnya

2.

Kebisingan yang terjadi disekeliling tempat kerja

3.

Karena desakan waktu yang semakin yang sedemikian
kuat, sehingga manajer yang bersangkutan merasa
dirinya diburu-buru untuk menyelesaikan ugas dengan
segera.

4.

Pertikaian yang terjadi dala m kehidupan rumah tangga

K. EFEK STRESS DAN CARA PENANGGULANGANNYA

Efek dari stress adalah adanya
pengambilan keputusan yang tidak
efektif. Para manajer tidak mampu
memberikan respons yang tepat dan
sistematis terhadap situasi problematik
yang dihadapi. Dalam situasi demikian
perencanaan
yang
dilakukan
akan
menjadi sia-sia.

L. EFEK STRESS DAN CARA PENANGGULANGANNYA
Cara penanggulangan stress
Terdapat tiga hal yang dipandang sangat bermanfaat dalam
bermanfaat dalam penanggulangan dampak psikologis dari stress :
1.

Menimbulkan kesadaran dikalalangan para pengambilan
keputusan, bahwa memang selalu terdapat resiko yang
melekat dan harus dihadapi pada tindakan memilih sesuatu
alternatif.

2.

Menimbulkan harapan, bahwa pintu untuk mencari dan
mencari altenatif yang lebih baik tidak tertutup, asal saja
pengambilan
keputusan
yang
bersangkutan
tidak
berpandangan a priori dalam menjlankan funginya

3.

Menimbulkan keyakinan, bahwa tersedia waktu untuk mencari
dan melakukan pengkajian yang matang sebelum satu
keputusan akan diambil.

M. EFEK STRESS DAN CARA PENANGGULANGANNYA

Dalam menghadapi stress, terdapat lima pola perilaku manajer :
1.

Tipe bulldozer, Manajer yang terus menerus bertindak dengan cara-cara yang
sudah biasa digunakannya, tanpa peduli informasi yng disajikan kepadanya,
termasuk tentang resiko terhadap dirinya dan faktor-faktor negatif lain karena
keputusan yang diambilnya

2.

Ada pula manajer yang menggunakan sikap untuk bertindak dengan mengambil
langkah yang tampak jelas dihadapannya tanpa pandangan yang kritis

3.

Manajer alamirst, seseorang yang melihat adanya bahaya yang mengancam
dimana-mana. Cara tindaknya sering merupakan tindakan yang tergesa-gesa.

4.

Perilku yang tercermin pada sikap mengelak. Manajer yang tergolong pada tipe ini
adalah manajer yang dalam menghadapi situasi probelmatik sering bersikap
mengelak dari tangguna jawabnya. Sikap mengelak ini dilakukan dengan bebagai
cara, seperti pasrah, mengalihkan tanggung jawabnya kepada orang lain,
menggunakan bebagai dalih

5.

Manajer yang sangat teliti. Manajer ini akan berusaha mencari informasi yang baru
yang relevan, dan mengkaji arti dan peranan informasi itu tanpa pandangan yang
apriori.