MoU Jabar Shizuoka Revisi
DRAFT 08/09/2017
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT, REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
PEMERINTAH PREFEKTUR SHIZUOKA, JEPANG
MENGENAI
KERJASAMA PROVINSI-PREFEKTUR BERSAUDARA
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Republik Indonesia dan
Pemerintah Daerah Prefektur Shizuoka, Jepang untuk selanjutnya secara
bersama-sama disebut “Para Pihak”,
MENGAKUI adanya hubungan persahabatan dan kerjasama yang erat
antara Republik Indonesia dan Jepang;
MERUJUK pada Pernyataan Kehendak antara Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah Prefektur Shizuoka,
Jepang tentang Pembentukan Hubungan Kerja Sama yang ditandatangani
oleh Para Pihak pada tanggal 9 November 2016, di Prefektur Shizuoka;
BERKEINGINAN untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja
sama diantara kedua wilayah melalui pembentukan hubungan
antarpemerintah dan antarmasyarakat;
MEMPERTIMBANGKAN
menguntungkan;
pentingnya
prinsip
kesetaraan
dan
saling
TUNDUK pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di masing-masing negara ;
Telah menyetujui hal-hal sebagai berikut:
Pasal 1
Tujuan
Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian (yang selanjutnya disebut
“MSP”) ini adalah untuk membentuk Kerja Sama Provinsi Bersaudara
diantara Para Pihak dalam rangka meningkatkan kerja sama yang saling
menguntungkan.
Pasal 2
1
DRAFT 08/09/2017
Ruang Lingkup
Para Pihak bersepakat bahwa ruang lingkup MSP ini sebagai berikut :
a. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia;
b. Peningkatan Perdagangan dan Investasi;
c. Pariwisata;
d. Olah Raga;
e. Kebudayaan;
f.
Peningkatan Kemampuan Teknis dan Manajemen Pemerintahan; dan
g. Perhubungan.
Pasal 3
Pelaksanaan
1. Untuk
memfasilitasi pelaksanaan MSP ini Para Pihak menyusun
Rencana Kegiatan yang mencakup bidang-bidang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
2. Rencana Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari MSP ini.
3. Rencana Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditandatangani
paling lambat 6 (enam) bulan setelah ditandatanganinya MSP ini.
Pasal 4
Pembiayaan
Biaya yang timbul dari implementasi kegiatan MsP ini dibebankan kepada
masing-masing Pihak dan disesuaikan dengan ketersediaan dana.
Pasal 5
Kelompok Kerja Bersama
1. Para Pihak dapat membentuk suatu Kelompok Kerja Bersama untuk
kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam MSP ini.
2. Anggota Kelompok Kerja Bersama terdiri dari Perwakilan Instansi
terkait dari Para Pihak dan jika diperlukan dapat mencakup perwakilan
dari kalangan swasta/terkait lainnya.
3. Kelompok Kerja Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 akan
mempersiapkan dan mengusulkan kegiatan-kegiatan jangka pendek
dan menengah serta mengevaluasi perkembangan kerja sama.
2
DRAFT 08/09/2017
4. Kelompok Kerja Bersama akan bertemu sesuai kebutuhan secara
bergantian di Bandung atau di Shizuoka.
Pasal 6
Hak Kekayaan Intelektual
1. Masing-masing Pihak harus menghormati Hak Kekayaan Intelektual
Pihak lain, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di
masing-masing negara.
2. Dalam hal pelaksanaan, program dan kegiatan yang berkaitan dengan
Hak Kekayaan Intelektual, Para Pihak wajib membuat pengaturan
terpisah untuk melindungi kekayaan intelektual sebagai implementasi
dari MSP ini.
3. Jika salah satu Pihak berkeinginan untuk menyebarluaskan data dan
informasi rahasia yang diberikan oleh Pihak lain berkaitan dengan
implementasi MSP ini, maka Pihak yang akan menyebarluaskan data
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Pihak lainnya,
sebelum data dan informasi tersebut disebarluaskan.
Pasal 7
Pembatasan Kegiatan Personel
1. Para Pihak harus menjamin bahwa masing-masing personel yang
terlibat dalam kegiatan terkait implementasi MSP ini harus
menghormati dan mematuhi hukum dan peraturan perundangundangan di masing-masing negara.
2. Personel yang terlibat dilarang untuk mengintervensi masalah internal
di masing-masing negara.
3. Personel yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan tujuan
dari MSP ini harus dihentikan keterlibatannya dalam implementasi
kerja sama ini.
Pasal 8
Penyelesaian Perselisihan
Setiap perselisihan yang muncul dari pelaksanaan MSP ini akan
diselesaikan melalui mekanisme konsultasi dan negosiasi diantara Para
Pihak.
Pasal 9
Amandemen
3
DRAFT 08/09/2017
MSP ini dapat diamandemen melalui kesepakatan tertulis Para Pihak.
Amandemen mulai berlaku pada tanggal yang disepakati Para Pihak.
Pasal 10
Masa Berlaku, Perpanjangan dan Pengakhiran
1. MSP ini berlaku terhitung sejak tanggal ditandatangani dan akan
berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
2. Masing-masing Pihak dapat menghentikan MSP ini dengan memberikan
pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya minimal 6 (enam) bulan
sebelumnya.
3. Apabila MSP ini dihentikan, pengaturan atau program dan kegiatan
yang sedang berjalan di bawah MSP ini tetap berlaku sampai
selesainya program dan kegiatan tersebut, kecuali apabila disepakati
oleh Para Pihak.
4. MSP ini dapat diperpanjang apabila disepakati oleh Para Pihak. Salah
satu Pihak dapat mengusulkan perpanjangan MSP ini dengan
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya,
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelumnya.
SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, diberi kuasa penuh
oleh Pemerintah masing-masing,menandatangani MSP ini.
DIBUAT DAN DITANDATANGANI di ................ pada .......... hari ..........
tanggal … ...... bulan ……… tahun dua ribu tujuh belas, dalam rangkap 2
(dua) masing-masing dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang dan Bahasa
Inggris Semua naskah memiliki otentikasi yang sama. Apabila terjadi
perbedaan penafsiran dari MSP ini, maka naskah dalam Bahasa Inggris
yang berlaku.
UNTUK PEMERINTAH DAERAH
UNTUK PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT,
PREFEKTUR SHIZUOKA,
REPUBLIK INDONESIA
JEPANG
AHMAD HERYAWAN
Gubernur
HEITA KAWAKATSU
Gubernur
4
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT, REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
PEMERINTAH PREFEKTUR SHIZUOKA, JEPANG
MENGENAI
KERJASAMA PROVINSI-PREFEKTUR BERSAUDARA
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Republik Indonesia dan
Pemerintah Daerah Prefektur Shizuoka, Jepang untuk selanjutnya secara
bersama-sama disebut “Para Pihak”,
MENGAKUI adanya hubungan persahabatan dan kerjasama yang erat
antara Republik Indonesia dan Jepang;
MERUJUK pada Pernyataan Kehendak antara Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat Republik Indonesia dan Pemerintah Daerah Prefektur Shizuoka,
Jepang tentang Pembentukan Hubungan Kerja Sama yang ditandatangani
oleh Para Pihak pada tanggal 9 November 2016, di Prefektur Shizuoka;
BERKEINGINAN untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja
sama diantara kedua wilayah melalui pembentukan hubungan
antarpemerintah dan antarmasyarakat;
MEMPERTIMBANGKAN
menguntungkan;
pentingnya
prinsip
kesetaraan
dan
saling
TUNDUK pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
di masing-masing negara ;
Telah menyetujui hal-hal sebagai berikut:
Pasal 1
Tujuan
Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian (yang selanjutnya disebut
“MSP”) ini adalah untuk membentuk Kerja Sama Provinsi Bersaudara
diantara Para Pihak dalam rangka meningkatkan kerja sama yang saling
menguntungkan.
Pasal 2
1
DRAFT 08/09/2017
Ruang Lingkup
Para Pihak bersepakat bahwa ruang lingkup MSP ini sebagai berikut :
a. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia;
b. Peningkatan Perdagangan dan Investasi;
c. Pariwisata;
d. Olah Raga;
e. Kebudayaan;
f.
Peningkatan Kemampuan Teknis dan Manajemen Pemerintahan; dan
g. Perhubungan.
Pasal 3
Pelaksanaan
1. Untuk
memfasilitasi pelaksanaan MSP ini Para Pihak menyusun
Rencana Kegiatan yang mencakup bidang-bidang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
2. Rencana Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari MSP ini.
3. Rencana Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditandatangani
paling lambat 6 (enam) bulan setelah ditandatanganinya MSP ini.
Pasal 4
Pembiayaan
Biaya yang timbul dari implementasi kegiatan MsP ini dibebankan kepada
masing-masing Pihak dan disesuaikan dengan ketersediaan dana.
Pasal 5
Kelompok Kerja Bersama
1. Para Pihak dapat membentuk suatu Kelompok Kerja Bersama untuk
kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam MSP ini.
2. Anggota Kelompok Kerja Bersama terdiri dari Perwakilan Instansi
terkait dari Para Pihak dan jika diperlukan dapat mencakup perwakilan
dari kalangan swasta/terkait lainnya.
3. Kelompok Kerja Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 akan
mempersiapkan dan mengusulkan kegiatan-kegiatan jangka pendek
dan menengah serta mengevaluasi perkembangan kerja sama.
2
DRAFT 08/09/2017
4. Kelompok Kerja Bersama akan bertemu sesuai kebutuhan secara
bergantian di Bandung atau di Shizuoka.
Pasal 6
Hak Kekayaan Intelektual
1. Masing-masing Pihak harus menghormati Hak Kekayaan Intelektual
Pihak lain, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di
masing-masing negara.
2. Dalam hal pelaksanaan, program dan kegiatan yang berkaitan dengan
Hak Kekayaan Intelektual, Para Pihak wajib membuat pengaturan
terpisah untuk melindungi kekayaan intelektual sebagai implementasi
dari MSP ini.
3. Jika salah satu Pihak berkeinginan untuk menyebarluaskan data dan
informasi rahasia yang diberikan oleh Pihak lain berkaitan dengan
implementasi MSP ini, maka Pihak yang akan menyebarluaskan data
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Pihak lainnya,
sebelum data dan informasi tersebut disebarluaskan.
Pasal 7
Pembatasan Kegiatan Personel
1. Para Pihak harus menjamin bahwa masing-masing personel yang
terlibat dalam kegiatan terkait implementasi MSP ini harus
menghormati dan mematuhi hukum dan peraturan perundangundangan di masing-masing negara.
2. Personel yang terlibat dilarang untuk mengintervensi masalah internal
di masing-masing negara.
3. Personel yang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan tujuan
dari MSP ini harus dihentikan keterlibatannya dalam implementasi
kerja sama ini.
Pasal 8
Penyelesaian Perselisihan
Setiap perselisihan yang muncul dari pelaksanaan MSP ini akan
diselesaikan melalui mekanisme konsultasi dan negosiasi diantara Para
Pihak.
Pasal 9
Amandemen
3
DRAFT 08/09/2017
MSP ini dapat diamandemen melalui kesepakatan tertulis Para Pihak.
Amandemen mulai berlaku pada tanggal yang disepakati Para Pihak.
Pasal 10
Masa Berlaku, Perpanjangan dan Pengakhiran
1. MSP ini berlaku terhitung sejak tanggal ditandatangani dan akan
berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
2. Masing-masing Pihak dapat menghentikan MSP ini dengan memberikan
pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya minimal 6 (enam) bulan
sebelumnya.
3. Apabila MSP ini dihentikan, pengaturan atau program dan kegiatan
yang sedang berjalan di bawah MSP ini tetap berlaku sampai
selesainya program dan kegiatan tersebut, kecuali apabila disepakati
oleh Para Pihak.
4. MSP ini dapat diperpanjang apabila disepakati oleh Para Pihak. Salah
satu Pihak dapat mengusulkan perpanjangan MSP ini dengan
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya,
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelumnya.
SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah ini, diberi kuasa penuh
oleh Pemerintah masing-masing,menandatangani MSP ini.
DIBUAT DAN DITANDATANGANI di ................ pada .......... hari ..........
tanggal … ...... bulan ……… tahun dua ribu tujuh belas, dalam rangkap 2
(dua) masing-masing dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang dan Bahasa
Inggris Semua naskah memiliki otentikasi yang sama. Apabila terjadi
perbedaan penafsiran dari MSP ini, maka naskah dalam Bahasa Inggris
yang berlaku.
UNTUK PEMERINTAH DAERAH
UNTUK PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT,
PREFEKTUR SHIZUOKA,
REPUBLIK INDONESIA
JEPANG
AHMAD HERYAWAN
Gubernur
HEITA KAWAKATSU
Gubernur
4