Konseling di bidang kesehatan di

KONSELING DI
BIDANG
KESEHATAN
Dr. HARIS BUDI WIDODO









Arti harafiah: Bimbingan atau pertolongan
dengan prosedur tertentu yaitu adanya
proses belajar pada yang ditolong.
Jadi konseling lebih merupakan proses
pendidikan dan tujuan utamanya adalah
belajar.
Di sini yang ditolong atau klien belajar untuk
melihat berbagai pilihan yang mungkin dapat

dijalaninya untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
Hasilnya adalah perubahan cara berfikir,
berasa, bertingkah laku atau paling tidak
salah satu di antaranya.









Selain proses pendidikan, ciri lain konseling
adalah adanya kerjasama yang baik antara
penolong dan yang ditolong.
Tanpa kerjasama yang baik proses
pertolongan tidak dapat berjalan dengan baik
bahkan mungkin akan macet di tengah jalan.

Hasilnya pun akan mengecewakan kedua
belah pihak, yang ditolong maupun yang
menolong.
Untuk itu perlu syarat-syarat tertentu yang
harus dimiliki oleh penolong sehingga proses
pertolongan dapat mencapai hasil yang
dimaksud.





1.
2.
3.
4.
5.

Dalam menghadapi klien ada beberapa pedoman
yang perlu diacu.

Pertama yang perlu diperhatikan adalah
keterampilan mikro:
Menghadapi klien dengan bertatap muka, boleh
juga di sebelahnya apabila berhadap-hadapan
terlalu menakutkan.
Postur terbuka, tangan tidak boleh bersedekap,
kaki tidak boleh ditumpangkan
Membungkuk ke klien, wajah biasanya mendekat.
Menatap mata klien, boleh mengalihkan
pandangan kadang-kadang saja tetapi perhatian
harus tetap pada klien
Santai dengan sikap yang biasa dilakukan.




1)
2)
3)
4)


Keterampilan Komunikasi
Keterampilan lebih lanjut yang perlu
dikuasai petugas adalah komunikasi
nonverbal. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah mengenai:
Komunikasi nonverbalnya sendiri
Reaksi-reaksinya bila ada orang lain di
dekatnya
Ketegangan dan mengusahakan
mengendorkannya
Penggunaan tubuh dalam komunikasi

Selain komunikasi nonverbal seorang
petugas perlu terampil dalam
memperlihatkan kualitas keberadaannya di
hadapan klien.

Yang perlu diperhatikan adalah:
1) Sikap selaras antara ungkapan verbal dan

non verbal
2) Mampu menunjukkan bahwa konselor
bersama klien.






Keterampilan komunikasi selanjutnya yang
sangat penting dikuasai adalah
mendengarkan dengan aktif.
Petugas mampu mendengarkan sungguhsungguh dengan cara memperhatikan penuh
apa yang diucapkan maupun diekspresikan
melalui nonverbal klien.



1)


2)
3)
4)

Mendengarkan dengan aktif meliputi:
Mengamati dan mengartikan perilaku
nonverbal klien (ekspresi wajah, gerakangerakan tangan dan tubuh, gestur, postur,
nada suara)
Mendengarkan dan mengerti pesan verbal
klien;
Mendengarkan seluruh individu dalam
konteks kehidupan sosialnya
Mendengarkan dengan penuh konsentrasi.





Keterampilan Empati dan menggali lebih
lanjut

Empati adalah keterampilan untuk mengerti
apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dilakukan oleh orang lain dan
mengungkapkan pengertiannya ini
kepadanya.





Empati tidak akan timbul bila petugas tidak
bersama klien.
Empati akan muncul bila petugas:
1) Memperhatikan sungguh-sungguh
2) Mengamati baik-baik
3) Mendengarkan dengan aktif
4) Melakukan kontak dengan kliennya.

Untuk dapat memperlihatkan empati, petugas perlu
mempunyai tiga kemampuan komunikasi yaitu:

1) Perseptivitas, artinya seberapa jauh petugas dapat
dengan tepat mengartikan apa yang dialami klien.
2) Pengutaraan empati dengan pertanyaanpertanyaan yang tepat sesuai dengan apa yang
dialami klien.
3) Asertivitas perlu dipunyai petugas yaitu keyakinan
dalam menyampaikan ketepatan persepsi, tahu
cara penyampaiannya dan disampaikan betul-betul
dalam kenyataannya.




1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)


Penyampaian empati dengan tepat akan
menimbulkan hal-hal berikut:
Membangun suatu hubungan
Mendorong penggalian diri
Pengecekan pengertian
Menyediakan dukungan
Memuluskan komunikasi
Pemberian atensi
Membatasi penolong
Membuka jalan



1)
2)
3)
4)
5)
6)

7)
8)

Hal-hal yang sebaiknya dihindari:
Tanpa respons
Bertanya jauh dari konteks
Mengatakan sesuatu yang klise
Membuat interpretasi yg salah
Memberi saran yang tdk tepat
Berpura-pura mengerti
Mengulang kata-kata klien
Menunjukkan simpati dan persetujuan



1)
2)
3)

4)


Keterampilan berikut adalah bertanya lebih jauh
atau menggali lebih dalam. Cara yang efektif
adalah:
Jangan memberondong klien dengan pertanyaan
Bertanyalah dengan tujuan tertentu
Bertanya dalam bentuk terbuka bukan
memberikan pilihan jawaban atau pertanyaan
yang hanya dijawab dengan ya atau tidak
Fokus pada klien
Keterampilan komunikasi yang telah diuraikan
akan sangat penting dikuasai oleh petugas dalam
usahanya menolong orang lain.

Konseling kelompok
 Manusia sudah sewajarnya hidup dan bekerja
dalam konteks kelompok. Sudah sewajarnya pula
bila pendekatan kelompok lebih berguna di berbagai
bidang.
 Bidang akademis, industri, kesehatan mental,
organisasi maupun riset banyak menggunakan
pendekatan kelompok.
 Pendekatan kelompok menjadi lebih bermanfaat
dan nyata dalam menangani masalah klinis maupun
masalah pribadi.
 Pendekatan kelompok tidak hanya berguna untuk
orang-orang bermasalah saja tetapi dapat pula
berguna untuk orang-orang normal.




Berbagai Pendekatan Kelompok
Ada berbagai pendekatan kelompok, misalnya:
bimbingan kelompok, konseling kelompok,
kelompok sensitivitas atau kelompok pelatihan
(training group atau T-group), kelompok temu
(encounter group), kelompok mandiri,
kelompok pendukung (support group), dan
terapi kelompok. Masing-masing kelompok
mempunyai karakteristik sendirisendiri.





Bimbingan kelompok lebih menekankan pada
diskusi di dalam kelompok mengenai masalah
pendidikan, pengarahan bakat, ataupun
informasi sosial lainnya.
Bimbingan kelompok merupakan kelompok
yang besar. Anggotanya dapat terdiri atas satu
kelas yang berisi sekitar 40 orang. Pemimpin
kelompok tidak harus seorang terapis atau
konselor, akan tetapi seseorang yang telah
terlatih untuk menghadapi kelompok dengan
dinamikanya.





Konseling kelompok lebih menekankan pada
pengembangkan pribadi. Kelompok ini
disediakan untuk pelajar atau mahasiswa yang
mempunyai masalah.
Perasaan dan hubungan antar anggota sangat
ditekankan di dalam kelompok ini. Jadi
anggota akan dapat belajar tentang dirinya
dalam hubungannya dengan anggota keluarga
yang lain ataupun dengan orang lain. Selain
itu di dalam konseling kelompok, anggota
dapat pula belajar untuk memecahkan
masalah berdasarkan masukan dari anggota
lainnya.



Kelompok sensitivitas (sensitivity group atau
T-group) biasanya disediakan untuk manajer.
Kelompok ini menekankan fungsi kelompok
sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas di dalam perusahaan
atau pabrik. Anggota dilatih untuk lebih
sensitif terhadap kebutuhan anggota lainnya.







Hampir sama dengan kelompok sensitivitas
adalah kelompok temu (encounter group).
Kelompok temu ini biasanya bertemu pada
akhir pekan dan anggota mengemukakan
dirinya di hadapan orang banyak.
Pembukaan diri (self-disclosure) sangat
ditekankan dalam kelompok ini.
Melalui pembukaan diri ini diharapkan bahwa
anggota akan lebih mengerti akan dirinya
sendiri dan pribadinya akan berkembang ke
arah yang lebih memuaskan.





Kelompok mandiri biasanya diselenggarakan
oleh sekelompok orang yang telah sembuh
dari suatu penyakit, kecanduan, gangguan
mental, atau sekelompok orang yang
mempunyai masalah yang sama.
Anggota kelompok ini biasanya bertemu
tanpa adanya seorang pemimpin kelompok,
terapis, ataupun konselor.

Contoh kelompok mandiri adalah:
1. AA (Alcoholics Anonymous) yaitu kelompok
untuk orang-orang kecanduan alkohol.
2. Synanon adalah untuk orang-orang
kecanduan narkotik.
3. Gay Liberation group untuk kaum
homoseks.
 Kelompok ini biasanya mengandalkan
anggota-anggota yang telah lama berada
dalam kelompok tersebut.








Kelompok pendukung (support group) hampir sama
dengan kelompok mandiri. Yang difokuskan dalam
kelompok ini adalah dukungan moril dari anggota
dengan cara membuka diri (self-disclosure).
Membuka diri ini dilakukan dengan menceritakan
apa yang dirasakan, kesulitan yang dialami, dan
cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.
Kelompok pendukung dapat terdiri atas profesional
dalam bidang kesehatan mental, orang tua yang
kehilangan anaknya karena penyakit kanker, atau
bekas penderita penyakit kanker, maupun orangorang dengan masalah yang sama.
Pertemuan kelompok dilakukan tanpa pemimpin,
atau mungkin bergiliran memimpin yang dilakukan
oleh anggota yang lebih lama.





Terapi kelompok adalah salah satu tipe
intervensi dalam psikoterapi. Berbeda dari
terapi individual yang hanya dilakukan oleh
satu terapis dan satu klien, terapi kelompok
dapat dilakukan oleh terapis dan ko-terapis
dengan sekelompok klien.
Berbeda dari kelompok-kelompok lainnya,
terapi kelompok lebih bersifat intensif dalam
memberikan pertolongan psikologis.







Hampir sama dengan konseling kelompok,
terapi kelompok juga menekankan perasaan
dan hubungan antar anggota.
Kalau konseling kelompok lebih menekankan
pada pengembangan pribadi, terapi
kelompok lebih menekankan pada
pengalaman emosi terkoreksi (corrective
emotional experience).
Arti pengalaman yang terkoreksi adalah
pengertian yang lebih mendalam mengenai
dirinya sendiri ataupun mengenai
hubungannya dengan orang lain.



Anggota konseling kelompok biasanya
pelajar atau mahasiswa yang kurang puas
terhadap dirinya ataupun terhadap
hubungannya dengan orang lain dan
biasanya masalahnya tidak begitu berat.
Sebaliknya anggota terapi kelompok
biasanya mempunyai masalah emosi yang
berat, kepribadiannya mungkin kacau dan
mereka membutuhkan intervensi yang lebih
intensif yang dilakukan oleh seorang ahli.








Konseling dan Psikoterapi
Sering orang beranggapan bahwa konseling
berbeda dengan psikoterapi. Anggapan ini keliru.
Konseling dan psikoterapi merupakan intervensi
yang dilakukan oleh seorang ahli untuk orang yang
datang padanya. Keduanya merupakan interaksi
antara seorang profesional dengan orang yang
minta bantuan profesinya.
Baik konseling maupun psikoterapi merupakan
proses persuasi. Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa konseling dan psikoterapi
hampir sama.
Konseling merupakan istilah yang berasal dari dunia
pendidikan. Psikoterapi berasal dari dunia
kedokteran. Konseling biasanya digunakan untuk
orang- orang yang relatif normal dan mempunyai
masalah yang tidak berat.







Psikoterapi biasanya digunakan untuk orang-orang
yang terganggu mentalnya dan yang mempunyai
masalah emosi berat.
Pendekatan ataupun metode yang digunakan
biasanya hampir sama baik dalam konseling
maupun psikoterapi. Konseling dan psikoterapi
banyak menggunakan pendekatan psikodinamika,
humanistik, perilakuan.
Pendekatan-pendekatan ini dapat digunakan secara
individual ataupun kelompok. Secara individual
pendekatan-pendekatan ini dapat lebih mudah
diterapkan asalkan profesional betul-betul terlatih
dalam menerapkannya. Akan tetapi pendekatanpendekatan ini akan lebih sulit dilakukan karena
profesional harus mengenal dinamika kelompok di
samping pendekatan-pendekatan itu.



Pendekatan kelompok untuk konseling dan
psikoterapi hampir sama penerapannya. Ada
aturan-aturan main tertentu yang harus
dikuasai oleh pemimpin kelompok. Selain itu
pemimpin kelompok juga harus menguasai
teori tentang kelompok berikut dinamikanya.
Apabila pemimpin tidak menguasai
keduanya, dikhawatirkan ia akan membuat
keadaan lebih buruk daripada
memperbaikinya.







Kelebihan, Keterbatasan, dan Pedoman
Membuat Kelompok
Berbeda dari konseling/terapi individual
tentunya kelompok dengan satu atau dua
konselor/terapis akan memberikan banyak
keuntungan.
Akan tetapi di samping itu juga kelompok
mempunyai banyak keterbatasan. Pedoman
untuk membuat kelompok dan tujuan
tentunya juga penting untuk dikemukakan.
Selain itu perlu juga dikemukakan tentang
kapan terapi kelompok tidak
direkomendasikan.






Kelebihan
Yang paling jelas keuntungan dan kelebihan
konseling kelompok adalah kepraktisannya.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa
adanya kelompok dapat memberikan kesempatan
bagi anggota untuk saling memberi dan menerima
umpan balik. Dengan cara ini anggota akan belajar
untuk bersosialisasi. Kalau klien hanya menghadapi
profesional saja dalam pendekatan individual, sering
klien tidak percaya akan apa yang dikemukakan
oleh profesionalnya. Akan tetapi di dalam kelompok,
apabila yang mengatakan adalah anggota lain yang
mempunyai masalah sama, maka biasanya
komentar yang diberikan akan diterima dan dicerna.



Kelebihan kedua adalah di dalam kelompok anggota
akan belajar untuk berlatih tentang perilakunya yang
baru. Jadi kelompok sesungguhnya merupakan
mikrokosmik social. Apabila seseorang dapat berubah
di dalam kelompok, diharapkan bahwa ia dapat
berubah di dunia yang lebih luas. Sesungguhnya
kelompok dapat digunakan sebagai ajang latihan
untuk mengubah perilaku yang kurang memuaskan
untuk menjadi lebih memuaskan Hal demikian tidak
dapat ditemukan dengan mudah di dalam konseling
atau terapi individual, oleh karena klien hanya berlatih
dengan satu profesional tanpa adanya umpan balik
dari orang lain selain profesional yang dihadapinya.





Kelebihan ketiga adalah kelompok merupakan
kesempatan untuk menggali tiap masalah yang
dialami anggota. juga kelompok dapat dipakai untuk
belajar mengekspresikan perasaan, menunjukkan
perhatian pada orang lain, dan berbagi pengalaman.
Di dalam kelompok anggota belajar untuk
meningkatkan kepercayaannya pada orang lain.
Selain itu mereka juga mempunyai kesempatan
untuk meningkatkan sistem dukungan dengan cara,
berteman secara akrab dengan sesama anggota.
Kelebihan dan keuntungan keempat adalah
kelompok memberi kesempatan untuk mempelajari
ketrampilan social.





Masing-masing anggota akan saling belajar untuk
berhubungan pribadi dengan lebih mendalam.
Anggota dapat meniru anggota lain yang telah
terampil, pula ia dapat belajar dari pemimpin.
Mereka belajar untuk memberikan umpan batik
yang bermanfaat bagi anggota lain.
Mereka juga belajar untuk mendengarkan secara,
aktif melakukan konfrontasi dengan tepat,
memperlihatkan perhatian yang sungguh-sungguh
terhadap anggota lain. Demikian pula mereka
belajar untuk membuat suasana positif bagi orang
lain. Cara-cara, ini akan meningkatkan hubungan
antar pribadi yang efektif.



Kesempatan memberi dan menerima di
dalam kelompok merupakan kelebihan
kelima. Hal ini akan menumbuhkan harga diri
dan keyakinan diri anggota. Di dalam
kelompok anggota akan saling menolong,
menerima, berempati dengan tulus. Keadaan
ini menumbuhkan suasana yang positif di
antara anggota, sehingga mereka akan
merasa diterima, dimengerti, dan menambah
rasa positif dalam diri mereka.

Keterbatasan
 Di samping kelebihan dan keuntungan pendekatan
kelompok dalam konseling, banyak pula
keterbatasannya. Keterbatasan-keterbatasan tsb
sebagai berikut.
1) Tidak semua orang cocok berada dalam kelompok.
Beberapa di antaranya membutuhkan perhatian
dan intervensi individual.
2) Perhatian konselor/terapis menjadi lebih menyebar,
oleh karena yang dihadapi tidak hanya satu orang
tetapi banyak orang.
3) Sulit untuk dibina kepercayaan. Untuk itu
dibutuhkan norma dan aturan main khusus
mengenai konfidensialitas.


4) Sering klien mengharapkan terlalu banyak
dari kelompok, sehingga ia tidak berusaha
untuk berubah.
5) Sering kelompok bukan dijadikan sarana
untuk berlatih melakukan perubahan, tetapi
justru digunakan sebagai tujuan. Oleh
karena seseorang merasa terlalu nyaman di
dalam kelompok, ia lalu tidak mau mencoba
perilakunya yang baru karena takut
meninggalkan rasa nyaman yang
diperolehnya di dalam kelompok.



Selain kelima keterbatan tersebut, satu hal
yang penting yaitu untuk menjadi konselor
kelompok dibutuhkan latihan yang intensif
dan khusus. Apabila konselor tidak cukup
mempunyai dasar teori dan terlatih untuk
memimpin kelompok, dikhawatirkan bahwa ia
justru membuat lebih buruk keadaan
daripada memperbaikinya.




1)
2)
3)
4)

Pedoman Pembentukan Kelompok
Untuk membentuk suatu kelompok perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kelompok tipe apa yang akan dibentuk?
Siapa yang akan berada di dalam
kelompok?
Apakah tujuan kelompok tersebut?
Mengapa kelompok ini perlu dibentuk?

5)
6)
7)
8)

Apakah asumsi dasarnya?
Siapa yang akan memimpin kelompok tersebut?
Bagaimana cara seleksinya?
Berapa orang yang akan berada di dalam
kelompok?
9) Kapan, di mana, berapa lama, berapa Kali
kelompok akan bertemu.
10) Aturan main di dalam kelompok.
11) Teknik apa yang akan dipakai?
12) Risiko yang mungkin muncul.
13) Prosedur evaluasinya bagaimana?
14) Masalah-masalah yang mungkin muncul di dalam
kelompok dan bagaimana cara mengatasinya.

Pedoman-pedoman di atas perlu dikemukakan
terutama, apabila tujuan kelompok sudah jelas.
Adapun tujuan kelompok dapat berbagai macam.
 Berikut ini akan dikemukakan beberapa tujuan yang
penting:
1) Menjadi lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri
dan orang lain.
2) Belajar untuk mempercayai diri sendiri dan orang
lain.
3) Berkembang untuk lebih menerima diri sendiri.
4) Belajar untuk berkomunikasi dengan orang lain.
5) Belajar untuk lebih akrab dengan orang lain.


6) Belajar untuk bergaul dengan sesama jenis atau
lawan jenis.
7) Meningkatkan kesadaran-diri, sehingga akan
merasa lebih bebas dan lebih dapat tegas dalam
memilih dan menentukan.
8) Belajar untuk memberi dan menerima.
9) Belajar untuk memecahkan masalah.
10) Belajar untuk memberikan perhatian pada orang
lain.
11) Menjadi lebih peka terhadap kebutuhan dan
perasaan orang lain.
12) Untuk lebih mengerti bahwa orang lain juga
mempunyai masalah yang berat.
13) Belajar untuk memberi umpan balik dan
konfrontasi demi kepentingan dan perkembangan
pribadi orang lain.





Selain pedoman-pedoman seperti tersebut di
atas perlu pula diketahui bahwa kelompok
tidak selalu efektif untuk semua orang.
Ada beberapa kondisi klien yang perlu
diperhatikan, sehingga kelompok tidak
direkomendasikan.



1)
2)
3)

4)

Kondisi tersebut adalah:
Klien dalam keadaan krisis, misalnya
sangat depresi dan ingin bunuh diri.
Klien sangat takut untuk berbicara di dalam
kelompok.
Klien sangat tidak efektif di dalam hubungan
pribadinya, atau ia sama sekali tidak
mempunyai keterampilan sosial.
Klien sangat tidak menyadari akan
perasaannya, motivasinya, maupun
perilakunya.