Analisis Perkembangan Pendapatan Petani Usahatani Padi Organik (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pertanian organik didefinisikan sebagai sistem pertanaman yang berasaskan daur
ulang hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah tanaman dan ternak
yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Dari definisi ini
dapat dinyatakan bahwa sistem pertanian organik harus memelihara agroekosistem, dan menghindari penggunaan bahan-bahan kimia (Sutanto, 2002).

Di Indonesia, pertanian organik mulai berkembang pada tahun 1997, pertanian
organik timbul akibat dampak negatif dari revolusi hijau. Revolusi hijau
merupakan upaya peningkatan produksi pangan melalui usaha pengembangan
teknologi pertanian yang meliputi penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk
kimia, penggunaan pestisida kimia, mekanisasi pertanian, dan penyuluhan
pertanian secara massal (Sriyanto, 2010).

Revolusi hijau menjadikan Indonesia mampu swasembada beras pada tahun 1984.
Diluar peningkatan hasil pertanian tersebut, revolusi hijau mengakibatkan
kerusakan lingkungan akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang
berlebihan dan tak terkendali. Hal inilah yang membuat pertanian organik mulai
berkembang di Indonesia (Isnaini, 2006).


Di Sumatera Utara terdapat beberapa sentra produksi padi organik,yaitu
Kabupaten Deli Serdang, Toba Samosir, dan Serdang Bedagai. Total luas areal
padi organik saat ini masih sekitar 46 Ha (BITRA dan KSPPM, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai
merupakan salah satu daerah yang menerapkan pertanian organik, khususnya
tanaman padi. Di Desa Lubuk Bayas terdapat 6 kelompok tani, namun hanya satu
kelompok tani yang telah menerapkan pertanian padi organik yaitu Kelompok
Tani Subur.

Kelompok Tani Subur mendapat sosialisasi dan pelatihan dari BITRA pada tahun
2008. Kelompok ini menerapkan pertanian padi organik secara swadaya mulai
dari penyediaan saprodi, pembuatan pupuk organik dengan kotoran ternak atau
tumbuhan yang dikeringkan, dan pembuatan insektisida dengan memanfaatkan
bahan yang berada di sekitar wilayah tersebut seperti daun sirih, tembakau, akar
pinang, dan urin sapi, serta untuk mencegah gulma dimanfaatkan siput murbei.


Perkembangan luas lahan organik di Desa Lubuk Bayas cukup baik. Pada awalnya
hanya berjumlah 3 Ha, namun hingga pada tahun 2013 berjumlah 21 Ha.
Tabel 1. Perkembangan Luas Lahan Padi Organik di Desa Lubuk Bayas
Tahun 2008-2013
Tahun

Luas lahan (Ha)

2008

3

2009

3

2010

7


2011

12

2012

19

2013

21

Sumber : Kelompok Tani Subur, 2013

Universitas Sumatera Utara

Pada awal penerapan, produksi usahatani padi organik menurun drastis hingga
beberapa tahun, biaya produksi yang dikeluarkan juga besar karena memerlukan
banyak pupuk organik untuk menetralkan tanah dari ketergantungan pupuk kimia.
Dengan menurunnya produksi di awal penerapan serta tingginya biaya produksi,

hal ini akan berdampak pada penurunan pendapatan usahatani padi organik.
Sugiyanto (2011), menunjukkan produksi padi organik di Yogyakarta baru
meningkat kembali setelah perlu 2-3 tahun beralih menggunakan pupuk organik.

Berdasarkan hal yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merasa perlu
melakukan penelitian tentang Analisis Perkembangan Pendapatan Petani Padi
Organik di Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang
Bedagai.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1.

Bagaimana perkembangan pendapatan petani organik di daerah penelitian?

2.

Kapan waktu optimal usahatani padi organik di daerah penelitian ?

3.


Bagaimana perkembangan pendapatan petani padi semi organik di daerah
penelitian?

4.

Apakah ada perbedaan rata-rata produktivitas, rata-rata biaya, dan rata-rata
pendapatan petani padi organik dengan petani padi semi organik di daerah
penelitian?

Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Untuk menganalisis dan mengidentifikasi perkembangan pendapatan petani
padi organik dari waktu ke waktu di daerah penelitian.

2.


Untuk mengidentifikasi waktu optimal usahatani padi organik.

3.

Untuk menganalisis dan mengidentifikasi perkembangan pendapatan petani
padi semi organik dari waktu ke waktu di daerah penelitian.

4.

Untuk menganalisis perbedaan rata-rata produktivitas, rata-rata biaya, dan
rata-rata pendapatan petani padi organik dengan pendapatan petani padi semi
organik di daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi bagi petani padi organik dalam upaya peningkatan
produksi guna untuk meningkatkan pendapatan.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi-instansi terkait dalam
melaksanakan pertanian organik yang berkelanjutan.

3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
dalam melakukan penelitian, khususnya penelitian mengenai agribisnis.

Universitas Sumatera Utara