Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi
Para ahli banyak mengungkapkan pendapat mengenai persepsi secara
definitif yang berbeda satu sama lain. Seperti yang diungkapkan oleh
(Robbins, 2003:88) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan
lingkungan,

yaitu

sebagai

proses

di

mana

individu-individu

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi

makna pada lingkungan mereka.
Menurut Triato dan Titik Triwulan, T. (2006:53) Persepsi adalah suatu
proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca
indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh
pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Menurut Kotler (2004 : 193) yang menyatakan bahwa persepsi
merupakan suatu proses di mana seseorang dapat memilih, mengatur, dan
mengartikan imformasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di
dunia.Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:807)
persepsi didefinisikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari
sesuatu, atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal
melalui panca inderanya. Jadi secara umum, persepsi dapat diartikan sebagai
proses pemilihan, pengelompokan dan penginterprestasian berdasarkan

8

Universitas Sumatera Utara

pengalaman tentang peristiwa yang diperoleh melalui panca inderanya

untuk menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat,
tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif(Setyawardani, 2006).
Persepsi yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang
lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah
dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya
semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.
Persepsi merupakan suatu tanggapan atau pendapat seseorang atau
kelompok atas suatu masalah yang diajukan dan diharapkan dapat
memberikan pemecahan masalah tersebut. Menurut Kreitner dan Kinicki
(2005 : 208), persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita dapat
menafsirkan dan memahami lingkungan sekitar kita.
Menurut Manahan (2008:63-64) persepsi sebagai gambaran seseorang
tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang
terjadi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Individu.
Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi
oleh kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu (attitude),
motivasi individu untuk membuat persepsi tentang sesuatu tersebut,

kepentingan

individu

terhadap

sesuatu

yang

dipersepsikan,

9

Universitas Sumatera Utara

pengalaman individu dalam menyusun persepsi, serta harapan
individu dalam menentukan persepsi tersebut.
2. Faktor Situasi.
Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan momen yang

tepat, bangunan atau struktur dari objek yang dipersepsikan, serta
kebiasaan yang berlaku dalam sosial masyarakat dalam merumuskan
persepsi.
3. Faktor Target.
Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan
dalam menentukan target atau persepsi, biasanya adalah objek yang
akan dipersepsikan merupakan perihal yang benar - benar baru
(novelty), adanya gambaran hidup yang mempengaruhi dalam
membentuk persepsi (motion), suara - suara yang timbul pada saat
membentuk persepsi (sounds), ukuran dari bentuk persepsi (size),
yang melatarbelakangi pembentuk persepsi tersebut (background),
dan kedekatan persepsi dengan objek lain yang dapat membentuk
persepsi yang hampir sama (proximity), serta kesamaan (similarity)
dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain.
Menurut Robbins,S.P. (2003:89) proses pembentukan persepsi
dipengaruhi oleh :
“(1) Faktor perhatian dari luar adalah kondisi - kondisi luar yang
mempermudah individu untuk melakukan keinginan, meliputi
intensitas, keberlawanan, pengulangan, dan gerakan, (2) Faktor dari
dalam ( internal sets factor ) adalah faktor dari dalam diri seseorang

yang memiliki proses persepsi antara lain proses belajar (learning),
motivasi, dan kepribadian.”
10

Universitas Sumatera Utara

Untuk persepsi mahasiswa akuntansi pada penelitian ini, penulis
melihatnya dari persepsi yang berkaitan dengan profesi akuntan dengan
menggunakan Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan
oleh Nelson dari aspek/dimensi:
A. Akuntan Sebagai Profesi.
Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional.
Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan
yang menjamin tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam
melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi
independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun
manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada.
B. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu.
Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari
proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang

ditujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
C. Akuntan Sebagai Karir.
Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan
akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih
karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi
akuntan publik mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih
karier sebagai akuntan.
D. Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok.
11

Universitas Sumatera Utara

Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan
publik lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
lain, lebih memberikan kesempatan untuk menyediakan jasa sosial
dan akhirnya lebih prestisius dibandingkan pekerjaan sebagai
akuntan perusahaan.
2.2 Mahasiswa Akuntansi
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:536) Mahasiswa

didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Sedangkan
akuntansi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan
penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Jadi yang
dimaksud mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa
jurusan akuntansi yang sedang/telah menempuh mata kuliah akuntansi.
Persyaratan ini didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa akuntansi
telah mempunyai pemahaman tentang prinsip - prinsip etika dalam Kode Etik
IAI.
2.3 Profesi
2.3.1 Pengertian Profesi
Profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:897) adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejujuran, dsb) tertentu. Profesi adalah suatu pekerjaan profesional
yang di dalamnya menggunakan teknik serta prosedural yang bertumpu
pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari dan

12

Universitas Sumatera Utara


kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan orang
banyak.
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:897) Profesional adalah
orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup
dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
Seorang

profesional

adalah

seseorang

yang

hidup


dengan

mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam
suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang - senang,
atau untuk mengisi waktu luang.
Menurut Trianto dan Triwulan, T. (2006:13), menyebutkan bahwa
ada 10 kriteria suatu jabatan dikatakan sebagai profesi, yaitu:
“(a) memiliki fungsi dan signifikansi sosial, (b) memiliki keahlian atau
keterampilan tertentu, (c) keahlian diperoleh dengan teori dan metode
ilmiah, (d) berdasarkan disiplin ilmu yang jelas, (e) diperoleh melalui
pendidikan tertentu, (f) aplikasi dan sosialisme nilai - nilai profesional,
(g) Memiliki kode etik, (h) kebebasan memberi judgement dalam
memecahkan masalah dalam kerja, (i) memiliki tanggung jawab
profesional dan anatomi, (j) ada pengakuan dari masyarakat dan
imbalan atas layanan profesi.”
2.3.2 Ciri-ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu:


13

Universitas Sumatera Utara

a. Memiliki keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui
jalur pendidikan ataupun pelatihan.
b. Mamiliki kaidah - kaidah serta standar moral yang sangat tinggi
dalam menjalankan profesinya.
c. Patuh terhadap kode etik dan standar keahliaan.
d. Bekerja bukan saja dengan motif komersial, tetapi didasarkan kepada
fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.
2.3.3 Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan
Menurut Agoes (2006:31), seorang profesional dituntut untuk
selalu memelihara berbagai hal sebagai berikut :
a. Kompetensi atas keahlian yang dimiliki.
b. Objektivitas dalam menawarkan jasa.
c. Integritas dalam berurusan dengan klien.
d. Kerahasiaan informasi klien.
e. Kedisiplinan terhadap anggota yang tidak menjalankan kewajiban
sesuai dengan standar yang diharapkan.

2.4 Akuntan
2.4.1 Pengertian Akuntan
Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan
kepada seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas
ekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi
dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Keterlibatan
akuntan mencakup dua pihak, yaitu internal dan eksternal. Keterlibatan
internal terjadi bila akuntan menjadi salah satu bagian dari manajemen

14

Universitas Sumatera Utara

untuk melaksanakan fungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang
disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (Mulyadi, 2002)
Akuntan adalah orang yang menjalankan pekerjaan akuntansi
sesuai dengan undang - undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan
akuntan. Menurut undang - undang tersebut gelar akuntan hanya
diberikan kepada:
a. Mereka yang dinyatakan lulus dari Universitas Negeri jurusan
akuntansi atau badan Perguruan Tinggi lainnya yang dibentuk
menurut undang - undang atau diakui oleh pemerintah.
b. Mereka dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain yang menurut
pendapat ahli yang dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan
ijasahnya dapat disamakan dengan ijasah tersebut diatas.
Saat ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang lulusan fakultas
ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan di Perguruan Tinggi tertentu
dan mengambil antara 20 – 30 SKS, namun pelaksanaannya baru
dimulai awal tahun 2003. Mereka yang berhak memakai gelar
akuntan

harus

mendaftar

ke

Departemen

Keuangan

untuk

mendapatkan nomor register dimulai dengan A dan D.
Menurut (Mulyadi, 2002) Seorang akuntan yang mempunyai nomor
register, bisa memilih profesi secara umum sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik (akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan
akuntan perusahaan).
15

Universitas Sumatera Utara

A. Profesi Akuntan Publik.
Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual
jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang
pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh
kliennya.

Pemeriksaan

tersebut

terutama

ditujukan

untuk

memenuhi kebutuhan para kreditur, inverstor, calon kreditur,
calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak).
Di samping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada
masyarakat

seperti

konsultan

pajak,

konsultasi

bidang

menejemen, penyusunan sistem akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan. (Mulyadi, 2002:4).
Untuk praktik sebagai akuntan publik, seseorang harus
memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu
(Mulyadi:2002). Akuntan publik harus telah lulus dari jurusan
akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijazah disamakan,
telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan
Ijazah Akuntan, dan mendapat ijin praktik dari Menteri
Keuangan.
Profesi akuntan publik ini mempunyai ciri yang berbeda
dengan profesi lain (seperti profesi dokter dan pengacara). Profesi
dokter

dan

pengacara

dalam

menjalankan

keahliannya

memperoleh honorarium dari kliennya, dan mereka berpihak
kepada kliennya. Profesi akuntan publik memperoleh honorarium
16

Universitas Sumatera Utara

dari kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun demikian
akuntan publik harus independen, tidak memihak pada kliennya,
karena yang memanfaatkan jasa akuntan publik terutama adalah
pihak selain kliennya. Oleh karena itu, independensi akuntan
dalam melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok,
meskipun akuntan tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang
diberikannya tersebut.
1) Timbul dan berkembanganya profesi akuntan publik.
Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa
audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul
dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah
sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk
badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala
kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk
membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan oleh profesi
akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan
tersebut. Begitu juga jika sebagian besar perusahaan berbadan
hukum selain Perseroan Terbatas (PT) yang bersifat terbuka, di
negara tersebut jasa audit profesi akuntan publik belum
diperlukan oleh masyarakat usaha.
Dalam

perkembangan

usahanya,

baik

perusahaan

perseorangan maupun berbagai perusahaan berbentuk badan
17

Universitas Sumatera Utara

hukum yang lain tidak dapat menghindarkan diri dari penarikan
dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan
modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari
kreditur. Dengan demikian, pihak - pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas
pada para pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para
investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur.
Pihak - pihak di luar perusahaan memerlukan informasi
mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang
hubungan

mereka

dengan

perusahaan.

umumnya

mereka

mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang
disajikan oleh manejemen dalam laporan keuangan perusahaan.
Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang berlawanan
dalam situasi seperti yang diuraikan diatas. Di satu pihak,
manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi tentang
pertanggungjawaban pengelolaaan dana yang berasal dari pihak
luar, namun di pihak lain pihak luar perusahaan ingin
memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan
mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan.
Ada dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan
timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik.
Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga
agar pertanggungjawaban keuangan disajikan kepada pihak luar
18

Universitas Sumatera Utara

dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerluakan
jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat
dipercaya sebagai dasar keputusan - keputusan yang diambil oleh
mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak luar
perusahaan

yang

berkepentingan

terhadap

perusahaan

memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa
menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan
tidak dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan
keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya,
karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen perusahaan
mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun
kepentingan lain. Keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa
profesi

akuntan

publik.

Profesi

ini

merupakan

profesi

kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik inilah
masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak
terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan
dalam laporan keuangan.
Di Indonesia, timbulnya perusahaan-perusahaan berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) dimasa lalu tidak banyak memberikan
dorongan kepada perkembangan profesi akuntan publik, karena
sebagian besar perseroan terbatas Indonesia merupakan PT
tertutup yang sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan keluarga
19

Universitas Sumatera Utara

atau kalangan terbatas saja. Profesi akuntan publik di Indonesia
mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun tujuh
puluhan, dengan adanya perluasan kredit - kredit perbankan
kepada perusahaan. Bank - bank ini mewajibkan nasabah yang
menerima kredit dalam jumlah tertentu menyerahkan secara
periodik laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.
Umumnya perusahaan - perusahaan swasta di Indonesia baru
memerlukan jasa audit profesi akuntan publik jika kreditur
mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah
diaudit oleh akuntan publik.
Perkembangan pasar modal indonesia diwarnai dengan
meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di
pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan
pendorong berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia.
2) Jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik
Menurut Mulyadi (2002:4) profesi akuntan publik menghasilkan
berbagai macam jasa bagi masyarakat, yaitu:
a) Jasa Assurance, adalah jasa profesional independen yang
meningkatkan mutu informasi bagi pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang andal dan
relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh karena
itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu

20

Universitas Sumatera Utara

informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan
mereka lakukan.
Jasa assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik
atau berbagai profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan
oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produk oleh
organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television
rating) dan jasa pemeringkatan radio (radio rating).
b) Jasa Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat
atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang
apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang materia,
dengan kriteria yang ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan
historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi diterima umum
(generally accepted accounting principles). Jasa atestasi profesi
akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis:
1. Audit, Jasa audit mencakup memperoleh penilaian bukti yang
mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi
asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan
publik yang memberikan jasa audit disebut dengan istilah auditor.
2. Pemeriksaan ( examination ), istilah pemeriksaan digunakan
untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang
21

Universitas Sumatera Utara

berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi yang
dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang ditetapkan.
3. Review, jasa review terutama berupa permintaan keterangan
dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas
dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi
yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.
4. Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures), jasa
atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan
publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan
akuntan publik. Sebagai contoh, klien dan akuntan publik dapat
bersepakat bahwa prosedur tertentu akan ditetapkan terhadap
unsur atau akun tertentu dalam suatu laporan keuangan, bukan
terhadap semua unsur laporan keuangan. Untuk tipe jasa ini,
akuntan publik dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan” atau
suatu keyakinan negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa
review.
c) Jasa Non Atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan
publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat,
keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
Jasa non atestasi yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa
kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
B. Profesi Akuntan Pemerintah.
22

Universitas Sumatera Utara

Akuntan pemerintah adalah profesional yang bekerja di
instansi

pemerintah

yang

tugas

pokoknya

melakukan

pemeriksaaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang
disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau
pertanggungjawaban

keuangan

yang

ditujukan

kepada

pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di
instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan
pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), dan instansi pajak.
BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Akuntan yang bekerja di BPKP mempunyai tugas
pokok melaksanakan pemeriksaan terhadap laporan keuangan
instansi pemerintah, proyek - proyek pemerintah, Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), dan perusahaan - perusahaan swasta yang
pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar di
dalamnya.
BPK adalah unit organisasi dibawah Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap
pertanggung jawaban Presiden dan aparat dibawahnya kepada
dewan tersebut.
23

Universitas Sumatera Utara

C. Profesi Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan
jasa berupa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat
melalui lembaga - lembaga pendidik yang ada, guna melainkan
akuntan-akuntan yang terampil dan profesional. Profesi akuntan
pendidik sangat dibutuhkan bagi kemajuan profesi akuntans itu
sendiri karena ditangan merekalah para calon - calon akuntan
pendidik.
Akuntan pendidik harus dapat melakukan transfer of
knowledge kepada mahasiswanya, memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi dan menguasai pengetahuan bisnis dan akuntansi,
teknologi

informasi

dan

mampu

mengembangkan

pengetahuannya melalui penelitian, Sehingga dapat disimpulkan
bahwa akuntan pendidik melaksanakan proses penciptaan
profesional baik profesi akuntan publik (private accounting, not
for profit accounting), maupun akuntan pendidik sendiri.
D. Profesi Akuntan Perusahaan
Akuntan perusahaan adalah akuntan yang bekerja pada
perusahaan. Perusahaan dalam hal ini adalah suatu badan yang
tujuan utamanya mencari laba. Akuntan yang bekerja di
perusahaan menjalani jenis pekerjaan yang berbeda - beda
tergantung pada tugas yang diberikan oleh pemimpin perusahaan.
Meskipun jenis pekerjaan di dalam perusahaan bervariasi, namun
24

Universitas Sumatera Utara

tujuan utama perusahaan mempekerjakan akuntan adalah untuk
mendapatkan

informasi

keuangan

dalam

perusahaannya.

Sehingga akuntan yang bekerja di perusahaan, tugas utamanya
adalah menyediakan informasi keuangan. Jenjang karir yang
umumnya ditempuh pada profesi akuntan perusahaan, meliputi:
1) Junior Accountant, merupakan jenjang karir pertama pada
profesi akuntan perusahaan.
2) Senior Accountant, merupakan jenjang karir akuntan pada
perusahaan setelah dua sampai empat tahun pengalaman kerja
sebagai junior accountant.
3) Corporate Controller, jenjang karir akuntan pada perusahaan
setelah melaksanakan fungsi sebagai senior accountant yang
biasanya dicapai setelah enam sampai delapan tahun masa kerja.
4) VP Finance dan CFO, merupakan puncak karir akuntan
perusahaan yang pada umumnya dapat diraih setelah sepuluh
tahun masa kerja.
Telah dijelaskan secara rinci pada bagian diatas, mengenai
profesi - profesi akuntan secara umum yang dapat dipilih oleh
seorang akuntan yang telah mendapatkan nomor registrasi,
adapun secara khusus profesi- profesi akuntan yang dapat dipilih
seorang akuntan setelah mendapatkan nomor register sebagai
akuntan adalah sebagai berikut:
25

Universitas Sumatera Utara

1) Akuntan Publik (External Auditor) : dengan memiliki KAP
atau bekerja di KAP
2) Non Akuntan Publik:
a. Pemeriksa Intern (Internal Auditor) : dengan bekerja di Bagian
Pemeriksaan Intern (Internal Audit Departemen) suatu perusahaan
swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN
biasanya disebut Satuan Pengawas Intern (SPI).
b. Financial Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi
keuangan suatu perusahaan.
c. Cost Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi biaya
suatu perusahaan.
d. Management Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi
manajemen suatu perusahaan.
e. Tax Accountant : dengan bekerja dibagian perpajakan suatu
perusahaan atau Direktorat Jendral Pajak.
f. Akuntan Pendidik : dengan bekerja sebagai dosen baik di
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi
Swasta (PTS). Akuntan pendidik banyak yang merangkap sebagai
Akuntan Publik, Internal Auditor, maupun Akuntan Manajemen
(yang bekerja disuatu perusahaan) atau sebagai government

26

Universitas Sumatera Utara

accountant (akuntan pemerintah) yang bekerja pada instansi
pemerintah.
2.4.2 Peran Profesi Akuntan
Sangatlah penting bagi seorang akuntan yang profesional untuk
memahami dengan benar peran profesi yang dijalaninya, sehingga
mereka dapat merespon terhadap permasalahan etis yang terjadi.
Sebagai contoh, pemahaman terhadap yang dijalankan akuntan adalah
perlu untuk merespon pertanyan sebagai berikut : (a) Siapakah klien
yang dilayani sesungguhnya, apakah perusahaan, manajemen,
pemegang saham, atau masyarakat?, (b) Apakah profesi akuntan
hanya sebuah profesi atau sebuah bisnis, atau kedua-duanya?, (c)
Kapankah seorang akuntan menolak memberikan jasanya?, (d)
Dapatkah seorang akuntan memberikan jasanya pada dua klien dengan
kepentingan yang bersaing pada saat bersamaan?
2.4.3 Tujuan Profesi Akuntan
Tujuan profesi akuntan adalah memenuhi tanggung jawabnya
dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja
tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk
mencapai kebutuhan tersebut terdapat tiga kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi (Suhardjanto,1995) :
a.Profesionalisme: Diperlukan individu dengan jelas dapat di
indentifikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai profesional
dibidang akuntansi.
27

Universitas Sumatera Utara

b. Kualitas Jasa: Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang
diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
c. Kepercayaan: Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin
bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi
pemberian jasa oleh akuntan.
2.4.4 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI )
Kode Etik Akuntan Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam
kongres X Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2006 terdiri dari:
A. Prinsip - prinsip Etika
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika
sebagai berikut:
1) Tanggungjawab Profesi
Dalam
profesional,

melaksanakan
setiap

tanggung

anggota

jawabnya

senangtiasa

sebagai

menggunakan

pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati
kepercayaan

publik,

dan

menunjukan

komitmen

atas

profesionalisme.
3) Integritas

28

Universitas Sumatera Utara

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,
setiap anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya
dengan integritas setinggi mungkin.
4) Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas
dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya.
5) Kompetensi dan Kehati - Hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya
dengan

kehati-hatian,

kompetensi

dan

ketekunan,

serta

mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan
keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang mutakhir.
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi
yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak
boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional
atau hukun untuk mengungkapkan.
7) Perilaku Profesional

29

Universitas Sumatera Utara

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
8) Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya
sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang
relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan
dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan obyektivitas.
B. Aturan etika
Disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat
anggota himpunan yang bersangkutan.
C. Interprestasi aturan etika
Interprestasi aturan etika merupakan interprestasi yang
dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak – pihak
berkepentingan lainya, sebagai panduan dalam penerapan aturan
etika,

tanpa

dimaksudkan

untuk

membatasi

lingkup

dan

penerapannya.
Sebagai pernyataan ideal dari kode etik, prinsip etika bukan
merupakan

standar

yang

bisa

dipaksakan

pelaksanaanya.

30

Universitas Sumatera Utara

Sebaliknya, aturan etika merupakan standar minimum yang telah
diterima dan bisa dipaksakan pelaksanaanya.
2.5 Penelitian Terdahulu
Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil
penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
NAMA

JUDUL

VARIABEL

HASIL

PENELITI

PENELITIAN

PENELITIAN

PENELITIAN

Sofia, Mulyani,

Perbedaan persepsi

-Persepsi

Secara kelompok tidak

dan Fitrijanti

mahasiswa

Mahasiswa

ada perbedaan persepsi

(2009)

akuntansi junior

-Profesi

signifikan terhadap

dan senior

Akuntan

profesi akuntan

mengenai profesi

ditinjau dari 4 aspek,

akuntan pada S1

yaitu akuntan sebagai

Reguler Universitas

karir, akuntan sebagai

Padjajaran

ilmu, akuntan sebagai
profesi, dan akuntan
sebagai aktivitas
kelompok

31

Universitas Sumatera Utara

Marriott

Perbedaan persepsi

-Persepsi

Dengan menggunakan

&

mahasiswa

Mahasiswa

kuesioner yang

Marriott

akuntansi junior

-Profesi

dinamakan Accounting

dan senior me

Akuntan

Attitude Scale (AAS),

(2003)
ngenai profesi

ditemukan bahwa

akuntan di

terjadinya perubahan

Universitas Inggris.

persepsi mahasiswa
akuntansi sejak awal
masa kuliah sampai ke
senior. Pendidikan
akuntansi justru
menyebabkan
menurunnya persepsi
positif mahasiswa
akuntansi terhadap
profesi akuntan.

Abdullah

Persepsi mahasiswa -Persepsi

Persepsi mahasiswa

&

akuntansi terhadap

Mahasiswa

akuntansi yang telah

Selamat

profesi akuntan

-Profesi

mengambil

publik dengan

Akuntan Publik

pengauditan lebih

(2002)
membandingkan

positif memandang

32

Universitas Sumatera Utara

antara mahasiswa

profesi akuntan publik

yang belum dan

dibandingkan dengan

sudah mengambil

mahasiswa yang belum

mata kuliah

mengambil

auditing.

pengauditan.

Dalam penelitian terdahulu dapat dilihat perbedaan hasil yang diperoleh oleh
Marriot dan Marriot(2003) dengan Sofya,Mulyani,dan Fitrijanti(2009). Hasil
penelitian dari Marriot dan Marriot(2003) menunjukkan ditemukan terjadinya
perubahan persepsi mahasiswa akuntansi sejak awal masa kuliah sampai ke
senior, Pendidikan akuntansi justru menyebabkan menurunnya persepsi positif
mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan. Sedangkan Menurut
Sofya,Mulyani,dan Fitrijani(2009) menemukan bahwa Secara kelompok tidak ada
perbedaan persepsi signifikan terhadap profesi akuntan ditinjau dari 4 aspek, yaitu
akuntan sebagai karir, akuntan sebagai ilmu, akuntan sebagai profesi, dan akuntan
sebagai aktivitas kelompok. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Abdulluah
dan Selamat menghasilkan kesimplan bahwa persepsi mahasiswa akuntansi yang
telah mengambil pengauditan lebih positif memandang profesi akuntan publik
dibandingkan dengan mahasiswa yang belum mengambil pengauditan.

33

Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konseptual

Persepsi Mahasiswa D3

Persepsi Mahasiswa S1

Akuntansi

Akuntansi

Profesi Akuntan

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Penelitian ini menguji persepsi mahasiswa D3 Akuntansi dan S1
Ekstensi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara mengenai profesi akuntan. Variabel dalam penelitian ini yaitupersepsi
antara masingmasingkelompok responden (mahasiswa D3 Akuntansi dan S1
Ekstensi

Akuntansi)

terhadap

profesi

akuntan

dengan

mengunakan

Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson(1991)
sebagaimana digunakan oleh Marriott dan Marriott (2003)

serta

Sofya,Mulyani,dan Fitrijanti(2009) yaitu : (1) akuntan sebagai profesi,
(2),akuntansi sebagai bidang ilmu (3) akuntan sebagai karir, dan (4) akuntansi
sebagai aktifitas kelompok.

34

Universitas Sumatera Utara

A. Akuntan Sebagai Profesi.
Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini
lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang menjamin
tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil
prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi independen yang
menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang ada.
B. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu.
Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari
proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi
pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.
C. Akuntan Sebagai Karir.
Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan
akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier
tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik
mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karier sebagai
akuntan.
D. Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok.
Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan publik
lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih
memberikan kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan akhirnya
lebih prestisius dibandingkan pekerjaan sebagai akuntan perusahaan.

35

Universitas Sumatera Utara

2.7 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:68) menyatakan bahwa hipotesis diartikan
sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran
dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Secara statistik
hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan
diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
Berdasarkan data - data diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 akuntansi
dan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara mengenai akuntan sebagai profesi
H2 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 akuntansi
dan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara mengenai akuntan sebagai bidang ilmu
H3 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 akuntansi
dan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara mengenai akuntan sebagai karir
H4 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 akuntansi
dan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara mengenai akuntan sebagai aktivitas kelompok

36

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior Dan Junior Di Program S-1 Ekstensi Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan, Studi Empiris Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

7 82 91

Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)

6 90 115

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN (survei pada Fakultas Ekonomi UNS tahun 2009)

0 3 71

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 4 118

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI MENGENAI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk).

0 0 17

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 16

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 2

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 1 7

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 2

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 3