Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

(1)

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

INFORMASI RESPONDEN

KERAHASIAAN JAWABAN DIJAMIN

Berilah tanda silang (√) pada angka yang anda pilih 1. Nama

2. NIM

3. Asal Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara

4. Jurusan Akuntansi

5. Status

Mahasiswa D3 Akuntansi Mahasiswa S1Akuntansi

6. Angkatan

7.Jenis Kelamin


(2)

Berilah jawaban untuk setiap pernyataan berikut. Sejumlah pernyataan agak sedikit kontroversial, mungkin anda akan bersikap netral, akan tetapi usahakan memilih rating yang lebih menunjukkan believe/feeling (perasaan) anda.

No Sangan Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju

Setuju Sangat Setuju

Akuntan Sebagai Profesi 1 Profesi Akuntan sangat

dihormati

2

Rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan.

3

Akuntan yang profesional, harus ahli di bidang akuntansi.

4

Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan ahli hukum.

5

Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan.

Akuntan Sebagai Bidang Ilmu

6

Akuntansi hanyalah aktifitas mengingat

aturan-aturan.


(3)

8

Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku. Tidak memerlukan conceptual

skills atau judgement (penyesuaian).

9

Akuntansi sangat sulit di pelajari.

Akuntan Sebagai Karir

10

Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam pekerjaannya.

11 Saya akan senang menjadi seorang akuntan.

12 Akuntan adalah orang-orang yang membosankan.

Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok

13

Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain

14

Para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain.

15

Akuntan yang profesional,

berinteraksi dengan banyak orang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Syukriy & Selamat Syukur. 2002. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Publik Dengan Membandingkan Antara Mahasiswa Yang Belum Dan Sudah Mengambil Mata Kuliah Auditing. Journal Media Riset Akuntansi, Auditing, Dan Informasi. Vol. 2 No. 1 April 2002, Jakarta.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). 2005. AICPA Professional Standards. Section AU311 Planning and Supervision New York, NY: AICPA.

Fitriani dan Yulianty, 2005. Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan keuangan. Universitas Indonesia, SNA VIII Solo, 15-16 September 2005.

Ghozali, Imam. 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Goa, J.C. & L. Thorne, “An Indroduction To The Special Issue On Proffesionalism And Ethics In Accounting Education”. Issue In Accounting Education, Vol 19 (2004).

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Kotler, Armstrong (2004). Marketing: An Introduction An Asian Perspective. Prentice-Hall. New Jersey: Upper Saddle River.

Kreitner dan Kinicki, 2005. Manajemen Perilaku Organisasi Jilid 1 dan 2. Salemba Empat.

Manahan, S.E. 2008. Environmental Chemistry. 5th Ed. Lewis Publisher. Michigan.

Marriott, P & Neil Marriott. “Are we turning them on? A Longitudinal study of undergraduate accounting students’ attitudes towards accounting as a profession”. Accounting Education, vol 12(2) (2003).

Mulyadi. 2002. Auditing. Buku satu. Edisi ke enam. Jakarta: Salemba Empat. Priyatno, Duwi. 2008. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

Mediakom.

Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(5)

Robbins, S.P. 2003. Perilaku Organisasi. Jilid I. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia

Setyawardani,Lydia. 2006. Persepsi Mahasiswa Senior dan Junior Terhadap profesi Akuntan. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA), Surabaya

Situmorang, Syafizal Helmi & Muslich Lutfi. 2012.Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Suhardjanto, Djoko & Sri Hartoko. 1995. Akuntansi Keuangan Dasar: Pendekatan Siklus Akuntansi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabet

Sukmadinata. 2002. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sukrisno, Agoes. 2006. Auditing, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sularso, Sri. 2003. Metode Penelitian AkuntansiSebuah Pendekatan Replikasi, Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka. Triatno dan Titik Triwulan .T. 2006, Tinjauan Yuridis serta kewajiban Pendidik

Menurut UU Guru dan Dosen: suatu kerangka, Jakarta: Prestasi Pustaka 16 September 2005.

Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Wyatt, A.R. 2004. Accounting Professionalism – They just don’t get it!. Accounting Horizons, vol 18 .


(6)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian komparatif. Sularso(2003:31) mengemukakan bahwa jenis penelitian komparatif ialahjenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 Akuntansi dan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai profesi akuntan yang ditinjau dari empat aspek. Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis berusaha untuk mengetahui perbedaan pemahaman diantara masing - masing responden.

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian

Berdasarkan judul yang peneliti angkat yaitu “Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empris Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara) maka lokasi yang dipilih dari penelitian ini adalah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Program Studi D3 Akuntansi dan S1 Akuntansi.

3.3 Batasan Operasional

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka dibuat batasan agar penelitian lebih terarah, terfokus dan tidak melenceng dari topik pembahasan, maka penelitian ini difokuskan hanya


(7)

membahas persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan dengan mengunakan Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan Nelson(1991) sebagaimana digunakan oleh Marriott dan Marriott (2003:118) yaitu : (1) akuntan sebagai profesi, (2)akuntansi sebagai bidang ilmu, (3)akuntan sebagai karir, dan (4) akuntansi sebagai aktifitas kelompok. Adapun Respondennya ialah berasal dari mahasiswa yang berada di program studi D3 Akuntansi dan S-1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.4Defenisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur dan dapat memberikan informasi - informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel - variabel yang akan diteliti (Sularso, 2003).

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat behavioral (perilaku dan persepsi) sehingga terdapat dua variabel yaitu Persepsi Mahasiswa dan Profesi Akuntan(variabel saling berketergantungan atau variabel simetris).(Umar, 2008:114) mengemukakan variabel saling berketergantungan merupakan variabel yang tidak memperhatikan mana variabel yang dependen dan mana variabel yang independen). Hagul, Manning, dan Singarimbun (1998) dalam Situmorang, Lutfi (2011) mengemukakan variabel simetris merupakan variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi variabel lainya.


(8)

Untuk variabel persepsi mahasiswa pada penelitian ini, penulis menentukan indikator persepsi yang dikemukakan oleh Sobur(2003), sedangkan variabel profesi akuntan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Nelson(1991) dengan menggunakan Accountant Attitude Scale (AAS) sebagaimana digunakan oleh Marriott dan Marriott (2003) yang tertera pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Persepsi Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar yang berasal dari dalam diri individu Profesi Akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat langsung dalam -Kemampuan melakukan seleksi dengan penginderaan -Kemampuan untuk menginterpretasi atau mengorganisasi Informasi -Kemampuan dalam melakukan Pembulatan atau Penyimpulan - Penentuan Akuntan Sebagai Profesi Likert


(9)

Profesi Akuntan pengelolaan perusahaan. Keterlibatan akuntan mencakup dua pihak, yaitu internal dan eksternal. Profesi akuntan terbagi dalam beberapa bidang seperti akuntan publik, akuntan pendidik, akuntan perusahaan (privat accounting), dan Akuntan Pemerintah - Penentuan Akuntan Sebagai Bidang Ilmu - Penentuan Akuntan Sebagai Karir - Penentuan Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Menurut (Sugiyono, 2012) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sehingga untuk mengetahui pengukuran jawaban responden pada penelitian ini yang mana menggunakan instrument penelitian berupa kuisioner, penulis menggunakan metode skala Likert (Likert’s Summated Ratings). Skala yang berasal dari ide yang dikemukakan oleh Likert dan dikenal dengan skala likert ini biasanya menggunakan 5 (lima) tingkatan. Pemilihan alternatif diserahkan pada keinginan dan kepentingan peneliti yang menciptakan instrumen tersebut. Jumlah pernyataan kuesioner tersebut terdiri dari 15 item pernyataan.


(10)

Setiap jawaban responden diberi skor dengan skala likert 1-5 untuk melihat tingkat persetujuan responden terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh peneliti dengan ketentuansetiap jawaban responden diberi skor dengan skala likert 1-5 untuk melihat tingkat persetujuan responden terhadap

pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh peneliti dengan ketentuan:

1. Pilihan 1 = Sangat Tidak Setuju

2. Pilihan 2 = Kurang Setuju

3. Pilihan 3 = Setuju

4. Pilihan 4 = Sangat Setuju

Berdasarkan teori dan konsep serta didukung oleh penelitian terdahulu maka penjabaran variabel dalam penelitian ini, dapat dijabarkan menjadi indikator/dimensi dan penggolongan pernyataan, sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-isi Instrumen

PENELITIAN DIMENSI BUTIR PERTANYAAN

Akuntan Sebagai Profesi Kuesioner Bagian 1 No. 1, 2, 3, 4, dan 5 Akuntan Sebagai Bidang

Ilmu

Kuesioner Bagian 2 No. 6, 7, 8, dan 9 PROFESI AKUNTAN Akuntan Sebagai karir Kuesioner Bagian 3

No. 10, 11, dan 12

Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok

Kuesioner Bagian 4 No. 13, 14, dan 15


(11)

JUMLAH 15 Butir

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008:72). Populasi juga dapat berarti kelompok keseluruhan orang, peristiwa, atau sesuatu yang ingin diselidiki oleh peneliti. Adapun populasi pada penelitian ini ialah mahasiswa program studi D3 Akuntansi dan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi (Sugiono, 2008:116). Sampel dapat diartikan juga sebagai beberapa anggota atau bagian yang dipilih dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti berharap dapat mengambil kesimpulan yang akan digeneralisasikan keseluruh populasi. Sampel tersebut menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling.

Teknik sampling yaitu proses memilih suatu jumlah unsur populasi yang mencakupi dari populasi, sehingga dengan mempelajari sampel dan memahami karakteristiknya memungkinkan untuk


(12)

menggeneralisasikan karakteristik tersebut pada seluruh anggota populasi (Sularso, 2003:67).

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriterianya sebagai berikut:

1. Calon Responden merupakan Mahasiswa aktif jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

2 . Calon Responden telah menuntaskan mata kuliah auditing

3. Calon Responden Merupakan mahasiswa semester akhir jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Calon Responden bersedia secara suka rela mengisi pernyataan yang

diberikan oleh peneliti

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Mahasiswa Program Studi D3 dan S1 Akuntansi

Program Studi Jumlah Mahasiswa

D3 Akuntansi 165

S1 Akuntansi 338

Jumlah 503

Sumber : Bagian Kemahasiswaan FEB USU

Dari tabel diatas, dapat dilihat mahasiswa semester akhir D3 akuntansi berjumlah 165 orang dan S1 akuntansi 338 orang. Setelah kuesioner penelitian didistribusikan, maka diperoleh diperoleh data yang dapat diolah dalam penelitian ini yang akan dijabarkan pada tabel berikut.


(13)

Tabel 3.4

Jumlah Distribusi Kuesioner Mahasiswa D3 dan S1 Akuntansi

Program Studi Jumlah Mahasiswa

D3 Akuntansi 124

S1 Akuntansi 176

Jumlah 300

Adapun jumlah mahasiswa yang bersedia menjadi responden ialah berjumlah 124 mahasiswa D3 akuntansi dan 176 mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Jadi total responden untuk penelitian ini berjumlah 300 mahasiswa.

3.7 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan metode kuesioner (angket) yakni suatu pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden yang telah ditentukan, untuk diisi dan dikembalikan lagi kepada penulis. Penulis memberikan kuesioner secara langsung maupun dengan perantara (contact person).

3.8 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang relevan penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :


(14)

1 ) Penelitian Kepustaka (Library Research), yaitu Penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang ada hubungannya dengan profesi akuntan untuk membahas teori yang mendasari masalah dalam penelitian ini.

2 ) Penelitian lapangan (Field Research), yaitu melakukan penelitan langsung di Program Studi D3Akuntansi dan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebagai objek yang diteliti untuk mengamati lebih dekat hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah dalam penelitian ini.

a) Observasi : Meliputi pengamatan langsung ke objek penelitian yang berkaitan. dalam hal ini mahasiswa – mahasiswa D3 dan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dalam rangka mengamati dan memahami bagaimanakah persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan. b)Kuisioner : Metode kuesioner merupakan satu mekanisme

pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas apa yang disyaratkan dan bagaimana mengukur variabel yang diminati. Satu kuesioner atau angket adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang diformulasikan untuk responden mencatat jawabannya, biasanya secara terbuka alternatif jawaban ditentukan.


(15)

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi(Umar,2008). Adapun alat uji anaisis statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah uji statistik deskriptif frekuensi yang akan digunakan untuk mendeskrispikan data yang diperoleh dari responden.

3.9.2 Uji Validitas Data

Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008: 16).Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bivariate Pearson (Kolerasi Produk Momen Pearson). Koefesien kolerasi item total dengan Bivariate Pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

r

ix

=

n

∑ix

– (

∑i∑x

)

√[n∑i

2


(16)

Keterangan :

rix : Koefisien korelasi item-total (bivariate pearson) i : Skor item

x : Skor total

n : Banyaknya subjek

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

- Jika r hitung ≥ r tabel maka instrumen atau item - item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

- Jika r hitung ≤ r tabel maka instrumen atau item - item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). 3.9.3 Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Priyatno, 2008:25). Dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha (Cronbach’s).Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 (Priyatno, 2008)


(17)

rn : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan

Σσb2 : Jumlah varian butir σ12 : Varian total

3.9.4 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan metode Independent T-Test jika data berdistribusi normal. Jika tidak berdistribusi normal maka metode yang digunakan adalah Mann-Whitney. Karena dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal dan data tidak berdistribusi normal, maka metode pengujian hipotesis yang digunakan ialah Uji Mann-Whitney. Tujuan dari pengujian Mann-Whitney adalah untuk menguji apakah ada perbedaan atau tidak antara variabel. Dasar pengambilan keputusan dilihat dari tingkat signifikansi dengan kriteria pengujian :

- H1diterima jika nilai Asymp. Sig.> 0,05

- H1 ditolak jika Asymp. Sig<0,05

Pengujian penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α = 5%. tingkat signifikansi dalam hal ini berarti penulis mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).


(18)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Uji Statistik Deskriptif Frekuensi

Distribusi jawaban responden dilakukan dengan melakukan uji

statistik deskriptif frekuensi. Uji statistik deskriptif frekuensi dilakukan

untuk mengetahui distribusi jawaban responden terhadap setiap item

pernyataan kuesioner. Hasilnya adalah sebagai berikut:

4.1.1.1 Persepsi Tentang Akuntan Sebagai Profesi

Persepsi tentang akuntan sebagai profesi terdiri dari 5 item

pernyataan dengan distribusi jawaban responden sebagai berikut :

1 ) Profesi Akuntan Sangat Dihormati

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-1

(profesi akuntan sangat dihormati) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Jawaban Responden Tentang Profesi Akuntan Sangat Dihormati


(19)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden

penelitian, 84 orang (28%) sangat setuju terhadap pernyataan

tentang “profesi akuntan sangat dihormati”, 191 orang (63,7%)

setuju, 24 orang (8%) kurang setuju, 1 orang (0,3%) tidak setuju,

dan tidak ada yg memilih sangat tidak setuju. Dengan demikian,

mayoritas responden setuju terhadap pernyataan “profesi akuntan

sangat dihormati” (63,7%).

2) Rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan karir yang

baik jika saya menjadi akuntan

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-2 (rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Jawaban Responden Tentang Rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan karir yang baik jika saya menjadi

akuntan

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 44 orang (14,7%) sangat setuju terhadap pernyataan tentang “rekan saya berpendapat bahwa saya membuat


(20)

keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan”, 226 orang (75,3%) setuju, 26 orang (8,7%) kurang setuju, 2 orang (0,7%) tidak setuju dan 2 orang (0,7%) sangat tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden setuju terhadap pernyataan “rekan saya berpendapat bahwa saya membuat keputusan karir yang baik jika saya menjadi akuntan”(62%).

3) Akuntan yang profesional harus ahli di bidang akuntansi

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-3 (Akuntan yang profesional harus ahli di bidang akuntansi) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan yang profesional harus ahli di bidang akuntansi

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 208 orang (69,3%) sangat setuju terhadap pernyataan tentang “Akuntan yang profesional harus ahli di bidang akuntansi”, 81 orang (27%) setuju, 11 orang (3,7%) kurang setuju, dan responden yang tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan diatas tidak ada. Dengan demikian,


(21)

mayoritas responden sangat setuju terhadap pernyataan “Akuntan yang profesional, harus ahli di bidang akuntansi” (69,3%).

4 ) Akuntan Adalah Sebuah Profesi, Setara Dengan Dokter dan Ahli

Hukum

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-4

(Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan ahli

hukum) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Adalah Sebuah Profesi, Sestara Dengan Dokter dan Ahli Hukum

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 1300 responden penelitian, 142 orang (47,3%) sangat setuju terhadap pernyataan tentang “Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan ahli hukum”, 140 orang (46,7%) setuju, 15 orang (5%) kurang setuju, 1 orang (0,3%) tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju (0,7%). Dengan demikian, responden sangat setuju terhadap pernyataan “Akuntan adalah sebuah profesi, setara


(22)

dengan dokter dan ahli hukum” yakni sebesar (47,3%) dan hanya berbeda tipis dengan responden yang menjawab setuju (46,7%).

5 ) Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-5 (Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 82 orang (27,3%) sangat setuju terhadap pernyataan tentang “Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan”, 193 orang (64,3%) setuju, 19 orang (6,3%) kurang setuju, 4 orang (1,3%) tidak setuju dan 2 orang sangat tidak setuju (0,7%) . Dengan demikian, mayoritas responden setuju terhadap pernyataan “saya akan senang menjadi seorang akuntan” (64,3%).


(23)

Dapat disimpulkan persepsi mahasiswa tentang akuntan

sebagai profesi dikalkulasikan berdasarkan nilai skor rata-rata

(yakni total skor jawaban responden dibagi total sampel) yang

hasilnya sebesar 21,4 dibulatkan menjadi 21 dengan kriteria :

- Persepsi baik jika skor total per-responden> 21

- Persepsi cukup baik jika skor total per-responden = 21 - Persepsi kurang baik jika skor total per-responden < 21

Tabel 4.6

Frekuensi Total Skor Responden Akuntan Sebagai Profesi

Sumber : Data Penelitian 2016

Dari data diatas dapat dikelompokkan jumlah responden yang memiliki persepsi baik, cukup baik, dan kurang baik sebagai berikut.

Tabel 4.7

Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntan Sebagai Profesi Kategori Frekuensi(n) Persentase (%)


(24)

Baik 151 50,4 %

Cukup Baik 62 20,7%

Kurang Baik 87 28,9%

Total 300 100%

Sumber : Data Penelitian 2016 (diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 300 responden penelitian, 151 orang (50,4%) dengan persepsi yang baik tentang akuntan sebagai profesi, 62 orang (20,7%) dengan persepsi cukup baik dan 87 orang (28,9%%) dengan persepsi kurang baik. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki persepsi yang baik tentang akuntan sebagai profesi sebesar 50,4% responden.

4.1.1.2 Persepsi Tentang Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

Persepsi tentang akuntansi sebagai bidang ilmu terdiri dari 4 item pernyataan dengan distribusi jawaban responden sebagai berikut :

1) Akuntansi hanyalah aktivitas mengingat aturan-aturan

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-6 (Akuntansi hanyalah aktivitas mengingat aturan-aturan) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntansi Hanyalah Aktivitas Mengingat Aturan-Aturan


(25)

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 6 orang (2%) sangat setuju terhadap pernyataan tentang “akuntansi hanyalah aktivitas mengingat aturan-aturan”, 62 orang (20,7%) setuju, 130 orang (43,3%) kurang setuju, 84 orang (28%) tidak setuju, dan 18 orang (6%) sangat tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden kurang setuju terhadap pernyataan tentang “ akuntansi hanyalah aktivitas mengingat aturan-aturan” (43,3%).

2) Akuntansi Menarik

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-7 (Akuntansi menarik) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9


(26)

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden

penelitian, 44 orang (14,7%) sangat setuju terhadap pernyataan

tentang “Akuntansi menarik”, 198 orang (66%) setuju, 39 orang

(13%) kurang setuju, 18 orang (6%) tidak setuju, dan 1 orang

(0,3%) sangat tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden

setuju terhadap pernyataan “Akuntansi menarik” yakni sebesar

(66%).

3)Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku. Tidak

memerlukan conceptual skills atau judgement (penyesuaian)

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-8

(Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku. Tidak

memerlukan conceptual skills atau penyesuaian adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Tentang Dalam Akuntansi Banyak Aturan Yang Bersifat Tetap/Kaku. Tidak Memerlukan


(27)

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden

penelitian, 11 orang (3,7%) sangat setuju terhadap pernyataan

bahwa “Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku.

Tidak memerlukan conceptual skills atau penyesuaian”, 94 orang

(31,3%) setuju, 118 orang (39,3%) kurang setuju, 63 orang (21%)

tidak setuju, dan 14 orang (4,7%) sangat tidak setuju. Dengan

demikian, responden paling banyak memilih kurang setuju

terhadap pernyataan bahwa “dalam akuntansi banyak aturan yang

bersifat tetap/kaku, Tidak memerlukan conceptual skills atau

penyesuaian” (39,3%).

4) Akuntansi Sangat Sulit Dipelajari

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-9

(Akuntansi sangat sulit dipelajari) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntansi Sangat Sulit Dipelajari


(28)

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden

penelitian, 34 orang (11,3%) sangat setuju terhadap pernyataan

bahwa akuntansi sangat sulit dipelajari, 94 orang (31,3%) setuju,

117 orang (39%) kurang setuju, dan 46 orang (15,3%) tidak setuju

dan 9 orang (3%) sangat tidak setuju. Dengan demikian, responden

paling banyak memilih kurang setuju terhadap pernyataan bahwa

“Akuntansi sangat sulit dipelajari” (39%).

Dapat disimpulkan persepsi mahasiswa tentang akuntan

sebagai bidang ilmu dikalkulasikan berdasarkan nilai skor rata-rata

(yakni total skor jawaban responden dibagi total sampel) yang

hasilnya sebesar 13,1 dibulatkan menjadi 13 dengan kriteria :

- Persepsi baik jika skor total per-responden > 13 - Persepsi cukup baik jika skor total per-responden = 13 - Persepsi kurang baik jika skor total per-responden < 13

Sehingga persepsi mahasiswa tentang akuntansi sebagai bidang ilmu


(29)

Tabel 4.12

Frekuensi Total Skor Responden Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

Sumber : Data Penelitian 2016

Dari data diatas dapat dikelompokkan jumlah responden yang memiliki persepsi baik, cukup baik, dan kurang baik sebagai berikut.

Tabel 4.13

Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 145 48,3 %

Cukup Baik 53 17,7%

Kurang Baik 102 34%

Total 300 100%

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 145orang (48,3%) dengan persepsi yang baik tentang akuntansi sebagai bidang ilmu, 53 orang (17,7%) dengan persepsi cukup baikdan 102 orang (34%) dengan persepsi


(30)

kurang baik. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki persepsi yang baik tentang akuntansi sebagai bidang ilmu (48,3%).

4.1.1.3 Persepsi Tentang Akuntan Sebagai Karir

Persepsi tentang akuntansi sebagai karir terdiri dari 3 item pernyataan dengan distribusi jawaban responden sebagai berikut :

1) Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam pekerjaannya.

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-10 “Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam pekerjaannya” adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Hanya Memperoleh Sedikit Kepuasan Pribadi Dalam Pekerjaannya

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden

penelitian, 6 orang (2%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa


(31)

pekerjaannya” , 54 orang (18%) setuju, 142 orang (47,3%) kurang

setuju, 86 orang (28,7%) Tidak Setuju, dan 12 orang (4%) sangat

tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden kurang setuju

terhadap pernyataanbahwa “akuntan hanya memperoleh sedikit

kepuasan pribadi dalam pekerjaannya” (47,3%).

2 ) Saya Akan Senang Menjadi Seorang Akuntan

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-11 (Saya

akan senang menjadi seorang akuntan) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya Akan Senang Menjadi Seorang Akuntan

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 78 orang (26%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa “saya akan senang menjadi seorang akuntan”, 188 orang (62,7%) setuju, 30 orang (10%) kurang setuju dan 4 orang (1,3%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden setuju terhadap pernyataan bahwa saya akan senang menjadi seorang akuntan (62,7%).


(32)

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-12 (akuntan

adalah orang-orang yang membosankan) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16

Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Adalah Orang-Orang Yang Membosankan

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 14 orang (4,7%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa “akuntan adalah orang-orang yang membosankan”, 25 orang (8,3%) setuju, 111 orang (37%) kurang setuju, 92 orang (30,7%) tidak setuju, dan 58 orang (19,3%) sangat tidak setuju.

Dengan demikian, responden paling banyak memilih kurang setuju

terhadap pernyataan bahwa “akuntan adalah orang-orang yang

membosankan” (37%).

Dapat disimpulkan persepsi mahasiswa tentang akuntan sebagai karir

dikalkulasikan berdasarkan nilai skor rata-rata (yakni total skor jawaban

responden dibagi total sampel) yang hasilnya sebesar 9,4 dibulatkan

menjadi 9 dengan kriteria :


(33)

- Persepsi cukup baik jika skor total per-responden = 9 - Persepsi kurang baik jika skor total per-responden < 9

Sehingga persepsi mahasiswa tentang akuntan sebagai karir dapat

diklasifikasikan sebagai berikut

Tabel 4.17

Frekuensi Total Skor Responden Akuntan Sebagai Karir

Sumber : Data Penelitian 2016

Dari data diatas dapat dikelompokkan jumlah responden yang memiliki persepsi baik, cukup baik, dan kurang baik sebagai berikut.

Tabel 4.18

Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntan Sebagai Karir Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 149 49,6 %

Cukup Baik 63 21%

Kurang Baik 98 29,4%

Total 300 100%


(34)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 149 orang (49,6%) dengan persepsi yang baik tentang akuntansi sebagai Karir, 63 orang (21%) dengan persepsi cukup baik dan 98 orang (29,4%) dengan persepsi kurang baik. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki persepsi yang baik tentang akuntansi sebagai karir (49,6%).

4.1.1.4 Persepsi Tentang Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok

Persepsi tentang akuntansi sebagai aktifitas kelompok terdiri

dari 3 item pernyataan dengan distribusi jawaban responden

sebagai berikut:

1) Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-13 (Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19

Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Lebih Banyak Bekerja Sendiri Daripada Bekerja Dengan Orang Lain


(35)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 10 orang (3,3%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa “akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain”, 78 orang (26%) setuju, 139 orang (46,3%) kurang setuju, 58 orang (19,3%) tidak setuju, dan 15 orang (5%) sangat tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden kurang setuju terhadap pernyataan bahwa “akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain” (46,3%). 2)Para Akuntan sibuk Dengan Angka-Angka, Mereka Jarang Bekerja Dengan Orang Lain.

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-14 (Para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain.) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.20

Distribusi Jawaban Responden Tentang ParaAkuntan sibuk Dengan Angka-Angka, Mereka Jarang Bekerja Dengan Orang

Lain

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 7 orang (2,3%) sangat setuju terhadap pernyataan


(36)

bahwa “para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain”, 52 orang (17,3%) setuju, 123 orang (41%) kurang setuju, 90 orang (30%) tidak setuju dan 28 orang (9,3%) kurang setuju. Dengan demikian, responden paling banyak memilih kurang setuju terhadap pernyataan bahwa “ para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain” (37%).

3) Akuntan Yang Profesional, Berinteraksi Dengan Banyak Orang

Distribusi jawaban responden terhadap pernyataan ke-15

(Akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak orang) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.21

Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan Yang Profesional, Berinteraksi Dengan Banyak Orang

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian, 101 orang (33,7%) sangat setuju terhadap pernyataan bahwa “akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak orang” , 166 orang (55,3%) setuju, 29 orang (9,7%) kurang


(37)

setuju, dan 4 orang (1,3%) tidak setuju. Dengan demikian, mayoritas responden setuju terhadap pernyataan bahwa akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak orang (55,3%).

Dapat disimpulkan persepsi mahasiswa tentang akuntan

sebagai aktivitas kelompok dikalkulasikan berdasarkan nilai skor

rata-rata (yakni total skor jawaban responden dibagi total sampel) yang

hasilnya sebesar 9,98 dibulatkan menjadi 10 dengan kriteria :

- Persepsi baik jika skor total per-responden > 10 - Persepsi cukup baik jika skor total per-responden = 10 - Persepsi kurang baik jika skor total per-responden < 10

Sehingga persepsi mahasiswa tentang akuntan sebagai aktivitas

kelompok dapat diklasifikasikan sebagai berikut

Tabel 4.22

Frekuensi Total Skor Responden Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok


(38)

Dari data diatas dapat dikelompokkan jumlah responden yang memiliki persepsi baik, cukup baik, dan kurang baik sebagai berikut.

Tabel 4.23

Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 99 33 %

Cukup Baik 96 32%

Kurang Baik 105 34,9%

Total 300 100%

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa dari 300 responden penelitian,

99 orang (33%) dengan persepsi yang baik tentang akuntansi

sebagai aktifitas kelompok, 96 orang (32%) dengan persepsi cukup

baik dan 105 orang (34,9%) dengan persepsi kurang baik. Dengan

demikian, kesemua responden hampir terbagi rata terhadap ketiga

kategori persepsi. Ini dapat di lihat dari persentase kategori

persepsi yang hampir sama. Jadi peneliti mengambil kesimpulan

bahwa tingkat persepsi mahasiswa tentang akuntan sebagai

aktivitas kelompok di anggap cukup baik.

4.1.2 Uji Validitas

Pada Uji validitas, pernyataan dikatakan valid apabila

r

-hitung >

r

-tabel.

r

-tabel dapat dilihat pada tabel

r

statistik, dimana nilai df=N-2. Sehigga


(39)

Uji validitas terhadap ke empat kelompok pernyataan kuesioner penelitian memperlihatkan hasil sebagai berikut :

4.1.2.1 Validitas Akuntan Sebagai Profesi

Hasil uji validitas tentang pernyataan akuntan sebagai profesi dapat di lihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.24

Uji Validitas Akuntan Sebagai Profesi

Sumber : Data Penelitian 2016

Dari data diatas dapat ditentukan pernyataan yang valid mengenai akuntan sebagai profesi dengan membandingkan

r-hitung dengan

r

-tabel sebagai berikut. Tabel 4.25

Hasil Uji Validitas Akuntan Sebagai Profesi


(40)

Pernyataan 1 .529 .148 Valid

Pernyataan 2 .658 .148 Valid

Pernyataan 3 .497 .148 Valid

Pernyataan 4 .698 .148 Valid

Pernyataan 5 .731 .148 Valid

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Dari hasil data uji validitas menunjukkan

r

-hitung pernyataan di

atas lebih besar dari

r

-tabel (0,148), Sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-5 item pernyataan akuntan sebagai profesi adalah valid.

4.1.2.2 Validitas Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

Hasil uji validitas tentang pernyataan Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.26


(41)

Sumber : Data Penelitian 2016

Dari data diatas dapat ditentukan pernyataan yang valid mengenai akuntan sebagai bidang ilmu dengan membandingkan

r

-hitung dengan

r

-tabel sebagai berikut.

Tabel 4.27

Hasil Uji Validitas Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

Item

r

-hitung

r

-tabel Kesimpulan

Pernyataan 6 .644 .148 Valid

Pernyataan 7 .399 .148 Valid

Pernyataan 8 .761 .148 Valid

Pernyataan 9 .550 .148 Valid

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Dari hasil data uji validitas menunjukkan

r

-hitung pernyataan di


(42)

bahwa ke-4 item pernyataan akuntan sebagai bidang ilmu adalah valid.

4.1.2.3 Validitas Akuntansi Sebagai Karir

Hasil uji validitas tentang pernyataan akuntan sebagai karir dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.28

Uji Validitas Akuntan Sebagai Karir

Sumber : Data Penelitian 2016

Dari data diatas dapat ditentukan pernyataan yang valid mengenai akuntan sebagai karir dengan membandingkan

r

-hitung dengan

r

-tabel sebagai berikut. Tabel 4.29

Hasil Uji Validitas Akuntan Sebagai Karir


(43)

Pernyataan 10 .777 .148 Valid

Pernyataan 11 .697 .148 Valid

Pernyataan 12 .756 .148 Valid

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Dari hasil data uji validitas menunjukkan

r

-hitung pernyataan di

atas lebih besar dari

r

-tabel (0,148), Sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-3 item pernyataan akuntan sebagai karir adalah valid. 4.2.4 Validitas Akuntansi Sebagai Aktivitas Kelompok

Hasil uji validitas tentang pernyataan akuntan sebagai aktivitas kelompok dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.30

Uji Validitas Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok


(44)

Dari data diatas dapat ditentukan pernyataan yang valid mengenai akuntan sebagai aktivitas kelompok dengan membandingkan

r

-hitung dengan

r

-tabel sebagai berikut.

Tabel 4.31

Hasil Uji Validitas Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok

Item

r

-hitung

r

-tabel Kesimpulan

Pernyataan 13 .793 .148 Valid

Pernyataan 14 .820 .148 Valid

Pernyataan 15 .184 .148 Valid

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Dari hasil data uji validitas menunjukkan

r

-hitung pernyataan di

atas lebih besar dari

r

-tabel (0,148), Sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-3 item pernyataan akuntan sebagai aktivitas

kelompokadalah valid.

Dari hasil uji validitas ke-15 pernyataan di atas maka hal ini berarti semua item pernyataan kuesioner dalam penelitian ini layak digunakan

sebagai instrumen penelitian dengan tingkat validitas 100%.

4.1.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach’s Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 (sularso, 2003). Hasil


(45)

uji reliabilitas untuk pernyataan responden mengenai akuntan sebagai profesi dapat dilihat dari Gambar di bawah ini.

4.1.3.1Reliabilitas Akuntan Sebagai Profesi

Hasil uji Relibilitas tentang pernyataan akuntan sebagai profesi dapat di lihat pada Gambar di bawah ini.

Gambar 4.1

Hasil Uji Reliabilitas Akuntan Sebagai Profesi

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh dari uji Reliabilitas akuntan sebagai profesi yaitu 0.815

4.1.3.2Reliabilitas Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

Hasil uji Relibilitas tentang pernyataan akuntan sebagai bidang ilmu dapat di lihat pada Gambar di bawah ini.


(46)

Gambar 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Akuntan Sebagai Bidang Ilmu

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh dari uji Reliabilitas akuntansi sebagai bidang ilmu yaitu 0.843

4.1.3.3Reliabilitas Akuntan Sebagai Karir

Hasil uji Relibilitas tentang pernyataan akuntan sebagai karir dapat di lihat pada Gambar di bawah ini.


(47)

Gambar 4.3

Hasil Uji Reliabilitas Akuntan Sebagai Karir

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh dari uji Reliabilitas akuntan sebagai karir yaitu 0.818

4.1.3.4Reliabilitas Akuntan Sebagai Aktivitas kelompok

Hasil uji relibilitas tentang pernyataan akuntan sebagai aktivitas kelompok dapat di lihat pada Gambar di bawah ini.


(48)

Gambar 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Akuntan Sebagai Aktivitas kelompok

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha yang diperoleh dari uji Reliabilitas akuntan sebagai aktivitas kelompok yaitu 0.886

Dari keempat gambar diatas dapat dilihat hasil uji reliabilitas dari nilai hitung Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari 0.6 yang ditampilkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.32 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel

r

-hitung

Reliabilitas

r

-tabel


(49)

1 Akuntansi Sebagai Profesi

.815 .60 Reliabel

2 Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

.843 .60 Reliabel

3 Akuntansi Sebagai Karir

.818 .60 Reliabel

4 Akuntansi Sebagai Aktivitas Kelompok

.886 .60 Reliabel

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Tabel di atas memperlihatkan bahwa ke-4 variabel memiliki nilai probabilitas (r-hitung) reliabilitas lebih besar dari r-tabel reliabilitas ( 0.60), sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh instrument penelitian adalah reliable sehingga layak dipergunakan dalam penelitian ini. 4.1.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji non parametrik Mann-Whitney Test.Uji non parametrik Mann-Whitney dilakukan karena data dalam penelitian ini berskala ordinal. Adapun dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji Mann-Whitney ialah sebagai berikut. H1diterima apabila nilai Asymp. Sig. > 0.05

H1ditolak apabila nilai Asymp. Sig. < 0.05

Adapun hasil dari uji hipotesis yang diperoleh akan dipaparkan sebagai berikut.

4.1.4.1 Hasil Uji Mann-Whitney Akuntan Sebagai Profesi

Hasil uji hipotesis tentang pernyataan akuntan sebagai profesi dapat di lihat pada Gambar di bawah ini.


(50)

Gambar 4.5

Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai Profesi

Note 1 = D3 2 = S1

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel 4.33

Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai Profesi Nilai

Rata-Rata Total Per-Mahasiswa

D3 Akuntansi

Nilai Rata-Rata Total

Per- Mahasiswa

S1 Akuntansi

Mean Rank Per Kelompok

D3 Akuntansi

Mean Rank Per Kelompok

S1 Akuntansi

Asymp. Sig. (2-Tailed)


(51)

Sebagai Profesi

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Dari gambar hasil uji Mann-Whitney Test akuntan sebagai profesi diatas, dapat dilihat nilai Asymp. Sig. < 0,05 maka sesuai dengan dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa H1ditolak. Penolakan

terhadap H1 mengandungpengertian bahwa terdapat perbedaan

persepsi yang signfikan terhadap mahasiswa program studi D3 akuntansi dengan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai profesi.Perbedaan persepsi ini terjadi karena kurangnya pemahaman antara mahasiswa D3 akuntansi dengan S1 akuntansi mengenai profesi akuntan. Hal ini juga terlihat dari nilai rata-rata total mahasiswa D3 akuntansi (20,7) lebih kecil dari nilai rata-rata total mahasiswa S1 akuntansi (21,8) yang artinya persepsi mahasiswa S1 akuntansi mengenai profesi akuntan masih lebih baik daripada mahasiswa D3 akuntansi. 4.1.4.2Hasil Uji Mann-Whitney Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

Hasil uji hipotesis tentang pernyataan akuntansi sebagai bidang ilmu dapat di lihat pada Gambardi bawah ini.


(52)

Gambar 4.6

Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

Note 1 = D3 2 = S1

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel 4.34

Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu Nilai Rata-Rata Total Per-Mahasiswa D3 Akuntansi Nilai Rata-Rata Total Per-Mahasiswa S1 Akuntansi Mean Rank Per Kelompok D3 Akuntansi Mean Rank Per Kelompok S1 Akuntansi Asymp. Sig. (2-Tailed) Akuntansi Sebagai


(53)

Bidang Ilmu

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Dari gambar hasil uji Mann-Whitney Test akuntansi sebagai bidang ilmu diatas, dapat dilihat nilai Asymp. Sig. > 0,05 maka sesuai dengan dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa H2diterima.

Penerimaan terhadap H2 mengandungpengertian bahwa

tidakterdapat perbedaan persepsimahasiswa program studi D3 akuntansi dengan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntansi sebagai bidang ilmu. Ini dikarenakan adanya kesamaan pemahaman antara mahasiswa D3 akuntansi dengan S1 akuntansi mengenai akuntansi sebagai bidang ilmu. Hal ini juga terlihat dari nilai rata-rata total mahasiswa D3 akuntansi (13,1) sama besar dengan nilai rata-rata total mahasiswa S1 akuntansi (13,1) yang artinya persepsi mahasiswa D3 akuntansi mengenai akuntansi sebagai bidang ilmusama denganpersepsi mahasiswa S1 akuntansi.

4.1.4.3Hasil Uji Mann-Whitney Akuntan Sebagai Karir

Hasil uji hipotesis tentang pernyataan akuntan sebagai karir dapat di lihat pada Gambar di bawah ini.


(54)

Gambar 4.7

Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai Karir

Note 1 = D3 2 = S1

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel 4.35

Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai karir Nilai Rata-Rata Total Per-Mahasiswa D3 Akuntansi Nilai Rata-Rata Total Per-Mahasiswa S1 Akuntansi Mean Rank Per Kelompok D3 Akuntansi Mean Rank Per Kelompok S1 Akuntansi Asymp. Sig. (2-Tailed) Akuntan Sebagai


(55)

Karir

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Dari gambar hasil uji Mann-Whitney Test akuntan sebagai karir diatas, dapat dilihat nilai Asymp. Sig. > 0,05 maka sesuai dengan dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa H3 diterima. Penerimaan

terhadap H3 mengandungpengertian bahwa tidak terdapat

perbedaan persepsimahasiswa program studi D3 akuntansi dengan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai karir. Ini dikarenakan adanya kesamaan pemahaman antara mahasiswa D3 akuntansi dengan S1 akuntansi mengenai akuntan sebagai karir. Hal ini juga terlihat dari nilai rata-rata total mahasiswa D3 akuntansi (9,3) hampir sama besar dengan nilai rata-rata total mahasiswa S1 akuntansi (9,5) yang artinya persepsi mahasiswa D3 akuntansi mengenai akuntan sebagai karir sama dengan persepsi mahasiswa S1 akuntansi.

4.1.4.4Hasil Uji Mann-Whitney Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok

Hasil uji hipotesis tentang pernyataan akuntan sebagai aktivitas kelompok dapat di lihat pada Gambar di bawah ini


(56)

Gambar 4.8

Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok

Note 1 = D3 2 = S1

Sumber : Data Penelitian 2016

Tabel 4.36

Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok Nilai Rata-Rata Total Per-Mahasiswa D3 Akuntansi Nilai Rata-Rata Total Per-Mahasiswa S1 Akuntansi Mean Rank Per Kelompok D3 Akuntansi Mean Rank Per Kelompok S1 Akuntansi Asymp. Sig. (2-Tailed) Akuntan Sebagai


(57)

Aktivitas Kelompok

Sumber : Data Penelitian 2016 (Diolah)

Dari gambar hasil uji Mann-Whitney Test akuntan sebagai aktivitas kelompok diatas, dapat dilihat nilai Asymp. Sig. > 0,05 maka sesuai dengan dasar dalam pengambilan keputusan dalam uji Mann-Whitney dapat disimpulkan bahwa H4 diterima.

Penerimaan terhadap H4 mengandungpengertian bahwa

tidakterdapat perbedaan persepsimahasiswa program studi D3 akuntansi dengan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai aktivitas kelompok. Ini dikarenakan adanya kesamaan pemahaman antara mahasiswa D3 akuntansi dengan S1 akuntansi mengenai akuntan sebagai aktivitas kelompok. Hal ini juga terlihat dari nilai rata-rata total mahasiswa D3 akuntansi (10) hampir sama besar dengan nilai rata-rata total mahasiswa S1 akuntansi (9,9) yang artinya persepsi mahasiswa D3 akuntansi mengenai akuntan sebagai aktivitas kelompok sama dengan persepsi mahasiswa S1 akuntansi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Akuntan Sebagai Profesi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signfikanterhadap mahasiswa program studi D3 akuntansi


(58)

dengan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai profesi. Hasil ini diterima berdasarkan jawaban responden melalui angket/kuesioner yang telah diolah oleh peneliti sehingga terlihat perbedaan persepsi yang signifikan pada pernyataan akuntan sebagai profesi khususnya pada sub item pernyataan 1, 3 dan 4 yaitu Profesi Akuntan sangat dihormati, Akuntan yang profesional harus ahli di bidang akuntansi, dan Akuntan adalah sebuah profesi setara dengan dokter dan ahli hukum. Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa hal utama yang mengakibatkan adanya perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan antara mahasiswa D3 akuntansi dengan S1 Akuntansi ialah karena kurangnya pemahaman antara mahasiswa D3 akuntansi dengan S1 akuntansi mengenai profesi akuntan. Jadi, langkah utama yang harus dilakukan ialah memberikan pembekalan pemahaman yang lebih mendalam mengenai profesi akuntan kepada mahasiswa-mahasiswa akuntansi khususnya mahasiswa D3 akuntansi dan S1 akuntansi agar kedepanya setiap mahasiswa memiliki pemahaman yang baik mengenai profesi akuntan.

Hasil Penelitian ini tidak mendukung penelitian Sofia, Mulyani, dan Fitrijanti (2009) yang menyatakan tidak ada perbedaan persepsi signifikan terhadap akuntan sebagai profesi. Kemungkinan besar yang membedakan hasil penelitian ini ialah ruang lingkup mahasiswa akuntansi yang menjadi responden. Pada peneitian Sofia, Mulyani, dan


(59)

Fitrijanti (2009), ruang lingkup perbandingan hanya sebatas antara mahasiswa senior dengan junior akuntansi. Sedangkan pada penelitian ini ruang lingkup perbandinganya lebih besar yakni antara program studi D3 akuntansi dengan S1 Akuntansi

4.2.2 Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signfikanterhadap mahasiswa program studi D3 akuntansi dengan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntansi sebagai bidang ilmu. Hasil ini juga secara tidak langsung menunjukkan bahwa pemerataan ilmu akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sudah cukup baik khususnya pada program studi D3 Akuntansi dan S1 akuntansi. Ini dibuktikan dengan tidak adanya perbedaan persepsi mengenai keempat pernyataan tentang akuntansi sebagai bidang ilmu.Peran serta dosen juga tidak luput dari pemerataan ilmu akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ini, karena setiap dosen memiliki pengetahuan yang baik serta mengajar pada setiap program studi sehingga pemerataan pengetahuan ilmu akuntansi terjalankan dengan baik.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sofia, Mulyani, dan Fitrijanti (2009) yang menyatakan tidak ada perbedaan persepsi signifikan terhadap akuntansi sebagai bidang ilmu.


(60)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signfikanterhadap mahasiswa program studi D3 akuntansi dengan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai karir. Ini berarti mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dan S1 Akuntansi memiliki kesamaan persepsi tentang karir akuntan. Kesepahaman ini dibuktikan dengan nilai rata-rata mahasiswa D3 akuntansi dan S1 akuntansi dari jumlah nilai kuesioner yang hampir sama yakni 9,3 dan 9,5 yang tertera pada tabel 4.35 yang artinya pemahaman mahasiswa akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara tentang akuntan sebagai karir sudah cukup baik. Keputusan berkarir menjadi akuntan juga berpengaruh dalam kesamaan persepsi ini, karena hampir rata-rata mahasiswa D3 akuntansi dan S1 akuntansi menetapkan pilihan untuk berkarir menjadi seorang akuntan sehingga terjadi kesepahaman tentang akuntan sebagai karir.

Hasil Penelitian ini juga mendukung penelitian Sofia, Mulyani, dan Fitrijanti (2009) yang menyatakan tidak ada perbedaan persepsi signifikan terhadap akuntan sebagai karir.

4.2.3 Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidakterdapat perbedaan persepsi yang signfikan terhadap mahasiswa program studi D3 akuntansi dengan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai aktivitas


(61)

kelompok.Hasil ini diperoleh berdasarkan jawaban responden melalui kuesioner yang telah diolah oleh peneliti sehingga terlihat tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan pada pernyataan akuntan sebagai aktivitas kelompok. Ini berarti mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dan S1 Akuntansi memiliki kesamaan persepsi tentang akuntan sebagai aktivitas kelompok. kesamaan persepsi ini dibuktikan dengan dari ketiga item pernyataan tentang akuntan sebagai aktivitas kelompok, hampir setiap jawaban mendekati nilai yang sama, ini artinya pemahaman tentang aktivitas kelompok akuntansi juga sudah cukup baik pada mahasiswa jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Hasil Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sofia, Mulyani, dan Fitrijanti (2009) yang menyatakan tidak ada perbedaan persepsi signifikan terhadap akuntan sebagai aktivitas kelompok.


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan seperti berikut :

1.Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa D3 akuntansi denganS1 akuntansi mengenai akuntansebagai profesi dengannilai (Asymp. Sig. = 0.000 lebih kecil dari 0,05). Perbedaan persepsi ini terjadi karena adanya perbedaan pemahaman antara mahasiswa D3 akuntansi dengan S1 akuntansi mengenai profesi akuntan. Hal ini juga terlihat dari nilai rata-rata total mahasiswa D3 akuntansi (20,7) lebih kecil dari nilai rata-rata total mahasiswa S1 akuntansi (21,8) yang artinya persepsi mahasiswa S1 akuntansi mengenai profesi akuntan masih lebih baik daripada mahasiswa D3 akuntansi.

2. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa D3 akuntansi denganS1 akuntansi mengenai akuntansi sebagai bidang ilmu dengannilai (Asymp. Sig. = 0,771lebih besar dari 0,05). Ini dikarenakan adanya kesamaan pemahaman antara mahasiswa D3 akuntansi dengan S1 akuntansi mengenai akuntansi sebagai bidang ilmu. Hal ini juga terlihat dari nilai rata-rata total mahasiswa D3 akuntansi (13,1) sama besar dengan nilai rata-rata total mahasiswa S1 akuntansi (13,1) yang artinya persepsi


(63)

mahasiswa D3 akuntansi mengenai akuntansi sebagai bidang ilmu sama dengan persepsi mahasiswa S1 akuntansi.

3. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa D3 akuntansi denganS1 akuntansi mengenai akuntan sebagai karir dengannilai (Asymp. Sig. = 0.342 lebih besar dari 0,05). Hal ini juga terlihat dari nilai rata-rata total mahasiswa D3 akuntansi (9,3) yang hampir sama besar dengan nilai rata-rata total mahasiswa S1 akuntansi (9,5) yang artinya persepsi mahasiswa D3 akuntansi mengenai akuntan sebagai karirhampir sama dengan persepsi mahasiswa S1 akuntansi.

4. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa D3 akuntansi denganS1 akuntansi mengenai akuntan sebagai aktivitas kelompok dengannilai (Asymp. Sig. = 0.342 lebih besar dari 0,05). Hal ini juga terlihat dari nilai rata-rata total mahasiswa D3 akuntansi (10) hampir sama besar dengan nilai rata-rata total mahasiswa S1 akuntansi (9,9) yang artinya persepsi mahasiswa D3 akuntansi mengenai akuntan sebagai aktivitas kelompok sama dengan persepsi mahasiswa S1 akuntansi.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut:

1. Karna terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa D3 dan S1 akuntansi mengenai akuntan sebagai profesi, maka alangkah lebih baiknya setiap mahasiswa diberikan pembelajaran yang lebih mendalam mengenai profesi


(64)

akuntan, sehingga pengetahuan mahasiswa tentang profesi akuntan dapat merata.

2. Disarankan agar penelitian sejenis dapat lebih ditindaklanjuti dengan skala penelitian yang lebih komprehensif untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih akurat dan reliable.

3. Untuk menilai keefektivitasan kurikulum pengujian,penelitian dapat dilakukan secara time seriesterhadap mahasiswa yang sama, sehingga dapat menghindari bias yang disebabkan persepsi bawaan dari mahasiswa tersebut.

4.Akan lebih baik jika dilakukan komparasi antar perguruan tinggi, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi kalangan akademik di beberapa perguruan tinggi, tidak terbatas pada satu perguruan tinggi saja.


(65)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

Para ahli banyak mengungkapkan pendapat mengenai persepsi secara definitif yang berbeda satu sama lain. Seperti yang diungkapkan oleh (Robbins, 2003:88) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna pada lingkungan mereka.

Menurut Triato dan Titik Triwulan, T. (2006:53) Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu.

Menurut Kotler (2004 : 193) yang menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses di mana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan imformasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di dunia.Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:807) persepsi didefinisikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Jadi secara umum, persepsi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pengelompokan dan penginterprestasian berdasarkan


(66)

pengalaman tentang peristiwa yang diperoleh melalui panca inderanya untuk menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif(Setyawardani, 2006). Persepsi yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.

Persepsi merupakan suatu tanggapan atau pendapat seseorang atau kelompok atas suatu masalah yang diajukan dan diharapkan dapat memberikan pemecahan masalah tersebut. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005 : 208), persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami lingkungan sekitar kita.

Menurut Manahan (2008:63-64) persepsi sebagai gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang terjadi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

1. Faktor Individu.

Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi oleh kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu (attitude), motivasi individu untuk membuat persepsi tentang sesuatu tersebut, kepentingan individu terhadap sesuatu yang dipersepsikan,


(67)

pengalaman individu dalam menyusun persepsi, serta harapan individu dalam menentukan persepsi tersebut.

2. Faktor Situasi.

Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan momen yang tepat, bangunan atau struktur dari objek yang dipersepsikan, serta kebiasaan yang berlaku dalam sosial masyarakat dalam merumuskan persepsi.

3. Faktor Target.

Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan dalam menentukan target atau persepsi, biasanya adalah objek yang akan dipersepsikan merupakan perihal yang benar - benar baru (novelty), adanya gambaran hidup yang mempengaruhi dalam membentuk persepsi (motion), suara - suara yang timbul pada saat membentuk persepsi (sounds), ukuran dari bentuk persepsi (size), yang melatarbelakangi pembentuk persepsi tersebut (background), dan kedekatan persepsi dengan objek lain yang dapat membentuk persepsi yang hampir sama (proximity), serta kesamaan (similarity) dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain.

Menurut Robbins,S.P. (2003:89) proses pembentukan persepsi dipengaruhi oleh :

“(1) Faktor perhatian dari luar adalah kondisi - kondisi luar yang mempermudah individu untuk melakukan keinginan, meliputi intensitas, keberlawanan, pengulangan, dan gerakan, (2) Faktor dari dalam ( internal sets factor ) adalah faktor dari dalam diri seseorang yang memiliki proses persepsi antara lain proses belajar (learning), motivasi, dan kepribadian.”


(68)

Untuk persepsi mahasiswa akuntansi pada penelitian ini, penulis melihatnya dari persepsi yang berkaitan dengan profesi akuntan dengan menggunakan Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson dari aspek/dimensi:

A. Akuntan Sebagai Profesi.

Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang menjamin tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada. B. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu.

Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

C. Akuntan Sebagai Karir.

Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karier sebagai akuntan.


(69)

Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan publik lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memberikan kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan akhirnya lebih prestisius dibandingkan pekerjaan sebagai akuntan perusahaan.

2.2 Mahasiswa Akuntansi

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:536) Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Sedangkan akuntansi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Jadi yang dimaksud mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang sedang/telah menempuh mata kuliah akuntansi. Persyaratan ini didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa akuntansi telah mempunyai pemahaman tentang prinsip - prinsip etika dalam Kode Etik IAI.

2.3 Profesi

2.3.1 Pengertian Profesi

Profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:897) adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran, dsb) tertentu. Profesi adalah suatu pekerjaan profesional yang di dalamnya menggunakan teknik serta prosedural yang bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari dan


(70)

kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan orang banyak.

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:897) Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang - senang, atau untuk mengisi waktu luang.

Menurut Trianto dan Triwulan, T. (2006:13), menyebutkan bahwa ada 10 kriteria suatu jabatan dikatakan sebagai profesi, yaitu:

“(a) memiliki fungsi dan signifikansi sosial, (b) memiliki keahlian atau keterampilan tertentu, (c) keahlian diperoleh dengan teori dan metode ilmiah, (d) berdasarkan disiplin ilmu yang jelas, (e) diperoleh melalui pendidikan tertentu, (f) aplikasi dan sosialisme nilai - nilai profesional, (g) Memiliki kode etik, (h) kebebasan memberi judgement dalam memecahkan masalah dalam kerja, (i) memiliki tanggung jawab profesional dan anatomi, (j) ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesi.”

2.3.2 Ciri-ciri Profesi

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu:


(71)

a. Memiliki keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui jalur pendidikan ataupun pelatihan.

b. Mamiliki kaidah - kaidah serta standar moral yang sangat tinggi dalam menjalankan profesinya.

c. Patuh terhadap kode etik dan standar keahliaan.

d. Bekerja bukan saja dengan motif komersial, tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.

2.3.3 Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan

Menurut Agoes (2006:31), seorang profesional dituntut untuk selalu memelihara berbagai hal sebagai berikut :

a. Kompetensi atas keahlian yang dimiliki. b. Objektivitas dalam menawarkan jasa. c. Integritas dalam berurusan dengan klien. d. Kerahasiaan informasi klien.

e. Kedisiplinan terhadap anggota yang tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan standar yang diharapkan.

2.4 Akuntan

2.4.1 Pengertian Akuntan

Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Keterlibatan akuntan mencakup dua pihak, yaitu internal dan eksternal. Keterlibatan internal terjadi bila akuntan menjadi salah satu bagian dari manajemen


(72)

untuk melaksanakan fungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (Mulyadi, 2002)

Akuntan adalah orang yang menjalankan pekerjaan akuntansi sesuai dengan undang - undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan. Menurut undang - undang tersebut gelar akuntan hanya diberikan kepada:

a. Mereka yang dinyatakan lulus dari Universitas Negeri jurusan akuntansi atau badan Perguruan Tinggi lainnya yang dibentuk menurut undang - undang atau diakui oleh pemerintah.

b. Mereka dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain yang menurut pendapat ahli yang dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan ijasahnya dapat disamakan dengan ijasah tersebut diatas.

Saat ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang lulusan fakultas ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan di Perguruan Tinggi tertentu dan mengambil antara 20 – 30 SKS, namun pelaksanaannya baru dimulai awal tahun 2003. Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapatkan nomor register dimulai dengan A dan D.

Menurut (Mulyadi, 2002) Seorang akuntan yang mempunyai nomor register, bisa memilih profesi secara umum sebagai akuntan publik dan non akuntan publik (akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan perusahaan).


(73)

A. Profesi Akuntan Publik.

Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditur, inverstor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak). Di samping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada masyarakat seperti konsultan pajak, konsultasi bidang menejemen, penyusunan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. (Mulyadi, 2002:4).

Untuk praktik sebagai akuntan publik, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu (Mulyadi:2002). Akuntan publik harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijazah disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntan, dan mendapat ijin praktik dari Menteri Keuangan.

Profesi akuntan publik ini mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lain (seperti profesi dokter dan pengacara). Profesi dokter dan pengacara dalam menjalankan keahliannya memperoleh honorarium dari kliennya, dan mereka berpihak kepada kliennya. Profesi akuntan publik memperoleh honorarium


(74)

dari kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun demikian akuntan publik harus independen, tidak memihak pada kliennya, karena yang memanfaatkan jasa akuntan publik terutama adalah pihak selain kliennya. Oleh karena itu, independensi akuntan dalam melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok, meskipun akuntan tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya tersebut.

1) Timbul dan berkembanganya profesi akuntan publik.

Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan - perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga jika sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain Perseroan Terbatas (PT) yang bersifat terbuka, di negara tersebut jasa audit profesi akuntan publik belum diperlukan oleh masyarakat usaha.

Dalam perkembangan usahanya, baik perusahaan perseorangan maupun berbagai perusahaan berbentuk badan


(75)

hukum yang lain tidak dapat menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak - pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur.

Pihak - pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh manejemen dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan diatas. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi tentang pertanggungjawaban pengelolaaan dana yang berasal dari pihak luar, namun di pihak lain pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Ada dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik.

Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban keuangan disajikan kepada pihak luar


(76)

dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerluakan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan - keputusan yang diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya, karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen perusahaan mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun kepentingan lain. Keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa profesi akuntan publik. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.

Di Indonesia, timbulnya perusahaan-perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dimasa lalu tidak banyak memberikan dorongan kepada perkembangan profesi akuntan publik, karena sebagian besar perseroan terbatas Indonesia merupakan PT tertutup yang sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan keluarga


(77)

atau kalangan terbatas saja. Profesi akuntan publik di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun tujuh puluhan, dengan adanya perluasan kredit - kredit perbankan kepada perusahaan. Bank - bank ini mewajibkan nasabah yang menerima kredit dalam jumlah tertentu menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan - perusahaan swasta di Indonesia baru memerlukan jasa audit profesi akuntan publik jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

Perkembangan pasar modal indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia. 2) Jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik

Menurut Mulyadi (2002:4) profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yaitu:

a) Jasa Assurance, adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu


(1)

vii

3.9.3 Uji Reliabilitas Data ... 47

3.9.4 Pengujian Hipotesis ... 48

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Hasil Penelitian ... 49

4.1.1 Uji Statistik Deskriptif Frekuensi ... 49

4.1.1.1 Persepsi Tentang Akuntan Sebagai Profesi ... 49

4.1.1.2 Persepsi Tentang Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu .. 55

4.1.1.3 Persepsi Tentang Akuntan Sebagai Karir ... 61

4.1.1.4 Persepsi Tentang Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 65

4.1.2 Uji Validitas... ... 69

4.1.2.1 Validitas Akuntan Sebagai Profesi ... 70

4.1.2.2 Validitas Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu ... 71

4.1.2.3 Validitas Akuntan Sebagai Karir ... 72

4.1.2.4 Validitas Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 74

4.1.3 Uji Reliabilitas... ... 75

4.1.3.1 Reliabilitas Akuntan Sebagai Profesi... 76

4.1.3.2 Reliabilitas Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu ... 76

4.1.3.3 Reliabilitas Akuntan Sebagai Karir ... 77

4.1.3.4 Reliabilitas Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok . 78 4.1.4 Uji Hipotesis... ... 80

4.1.4.1 Hasil Uji Mann-Whitney Akuntan Sebagai Profesi . 80 4.1.4.2 Hasil Uji Mann-Whitney Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu... ... 82

4.1.4.3 Hasil Uji Mann-Whitney Akuntan Sebagai Karir .... 84

4.1.4.4 Hasil Uji Mann-Whitney Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 86

4.2 Pembahasan ... 88

4.2.1 Akuntan Sebagai Profesi ... 49

4.2.2 Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu ... 55

4.2.3 Akuntan Sebagai Karir ... 61

4.2.4 Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 65

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 89


(2)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen ... 40

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Mahasiswa Program Studi D3 dan S1 Akuntansi ... 43

Tabel 3.4 Jumlah Distribusi Kuesioner Mahasiswa D3 dan S1 Akuntansi Penelitian ... 44

Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Responden Tentang Profesi Akuntan Sangat Dihormati ... 49

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Rekan Saya Berpendapat Bahwa Saya Membuat Keputusan Karir Yang Baik Jika Saya Menjadi Akuntan ... 50

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan yang profesional harus ahli di bidang akuntansi ... 51

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan adalah sebuah profesi, setara dengan dokter dan ahli hukum... 52

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keluarga saya senang jika saya menjadi akuntan ... 53

Tabel 4.6 Frekuensi Total Skor Responden Akuntan Sebagai Profesi ... 54

Tabel 4.7 Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntan Sebagai Profesi ... 54

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntansi hanyalah aktivitas mengingat aturan-aturan ... 55

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntansi menarik ... 56

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Dalam akuntansi banyak aturan yang bersifat tetap/kaku. Tidak memerlukan conceptual skills atau penyesuaian... 57

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntansi sangat sulit dipelajari ... 58

Tabel 4.12 Frekuensi Total Skor Responden Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu ... 60


(3)

ix

Tabel 4.13 Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntansi Sebagai

Bidang Ilmu ... 60

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan hanya memperoleh sedikit kepuasan pribadi dalam pekerjaannya ... 61

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Saya akan senang menjadi seorang akuntan ... 62

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang akuntan adalah orang-orang yang membosankan ... 63

Tabel 4.17 Frekuensi Total Skor Responden Akuntan Sebagai Karir ... 64

Tabel 4.18 Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntan Sebagai Karir ... 64

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan lebih banyak bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain ... 65

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Para akuntan sibuk dengan angka-angka, mereka jarang bekerja dengan orang lain ... 66

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Akuntan yang profesional, berinteraksi dengan banyak orang ... 67

Tabel 4.22 Frekuensi Total Skor Responden Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 68

Tabel 4.23 Tingkat Persepsi Mahasiswa Tentang Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 69

Tabel 4.24 Uji Validitas Akuntan Sebagai Profesi ... 70

Tabel 4.25 Hasil Uji Validitas Akuntan Sebagai Profesi ... 70

Tabel 4.26 Uji Validitas Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu ... 71

Tabel 4.27 Hasil Uji Validitas Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu... 72

Tabel 4.28 Uji Validitas Akuntan Sebagai Karir ... 73

Tabel 4.29 Hasil Uji Validitas Akuntan Sebagai Karir ... 73

Tabel 4.30 Validitas Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 74

Tabel 4.31 Hasil Uji Validitas Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 75

Tabel 4.32 Hasil Uji Reliabilitas ... 79


(4)

Tabel 4.34 Hasil Uji Mann-Whitney Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu ... 83 Tabel 4.35 Hasil Uji Mann-Whitney Akuntan Sebagai Karir ... 85 Tabel 4.36 Hasil Uji Mann-Whitney Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok... 87


(5)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 32

Gambar 4.1 Hasil Uji Reliabilitas Akuntan Sebagai Profesi ... 76

Gambar 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu ... 77

Gambar 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Akuntan Sebagai Karir ... 78

Gambar 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok... 79

Gambar 4.5 Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai Profesi ... 81

Gambar 4.6 Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntansi Sebagai BidangIlmu ... 83

Gambar 4.7 Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai Karir ... 85

Gambar 4.8 Hasil Uji Mann-Whitney Test Akuntan Sebagai Aktivitas Kelompok ... 87


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


Dokumen yang terkait

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior Dan Junior Di Program S-1 Ekstensi Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan, Studi Empiris Di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

7 82 91

Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)

6 90 115

PERBEDAAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN (survei pada Fakultas Ekonomi UNS tahun 2009)

0 3 71

PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI MENGENAI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk).

0 0 17

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 16

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 2

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 1 7

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 1 29

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 2

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

0 0 3