Pendugaan Tingkat Bahaya Erosi pada Lahan Tanaman Kopi ( Coffea Sp. ) di Beberapa Kecamatan Kabupaten Dairi

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang
dimiliki oleh manusia. Tanah merupakan media utama dimana manusia bisa
mendapatkan

bahan

pangan,

sandang,

papan,

tambang,

dan

tempat


dilaksanakannya berbagai aktifitas. Penghargaan manusia terhadap tanah sudah
berlangsung sejak manusia menghuni bumi ini, bahkan sampai sekarang
kebanyakan penduduk bumi adalah peladang dan menggunakan alat sederhana
untuk memproduksi makanan (Suripin, 2001).
Indonesia sendiri menghadapi ancaman erosi, yaitu perubahan bentuk
tanah atau batuan yang dapat disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh
gaya berat atau organisme hidup. Proses erosi terutama dapat mengakibatkan
penipisan lapisan tanah dan penurunan tingkat kesuburan, karena butiran tanah
yang mengandung unsur hara terangkut limpasan permukaan dan diendapkan di
tempat lain. Erosi juga merusak daerah-daerah aliran sungai dan menimbulkan
pendangkalan palung sungai serta bendungan-bendungan yang ada, dan dengan
demikian mempengaruhi fungsi dan usia bendungan. Menurut BNPB (2010)
risiko erosi tinggi di Indonesia tersebar di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku serta Papua.
Lahan sebagai sumberdaya alam mempunyai peranan diantaranya sebagai
penghasil komoditi pertanian. Meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan
pokok telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan areal pertanian yang
lebih luas dan diusahakan lebih intensif. Berdasarkan hal ini maka diperlukan

Universitas Sumatera Utara


kegiatan pengelolaan lahan yang optimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal
untuk memenuhi kebutuhan yang makin meningkat. Pengelolaan lahan yang terus
menerus ini dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah yang akan
menjadi faktor meningkatnya pembiayaan dalam bidang pertanian dalam usaha
pertanian, terutama penambahan volume pupuk, baik organik maupun anorganik,
untuk dapat mempertahankan produktivitas tanaman. Di luar itu degradasi top soil
juga berpotensi memunculkan patogen baru yang dapat merusak pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Hutan dan vegetasinya memiliki peranan dan pemantapan agregat tanah.
Vegetasinya berperan sebagai pemantap agregat tanah karena akar akamya dapat
mengikat partikel-partikel tanah dan juga mampu menahan daya tumbuk butirbutir air hujan secara langsung ke permukaan tanah sehingga penghancuran tanah
dapat dicegah. Selain itu seresah yang berasal dari daun-daunnya dapat
meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Hal inilah yang dapat
mengakibatkan perbaikan terhadap sifat fisik tanah, yaitu pembentukan struktur
tanah yang baik maupun peningkatan porositas yang dapat meningkatkan
perkolasi, sehingga memperkecil erosi (Kartasapoetra, 1998). Berbeda dengan
lahan hutan, lahan tanaman pertanian lebih rentan terhadap kerusakan tanah. Hal
ini disebabkan karena tidak adanya vegetasi atau tanaman semak sebagai penahan
hujan, rendahnya bahan organik yang berasal dari seresah tanaman, sehingga

hujan lebih mudah memecah butiran tanah (Islami dan Utomo, 1995).
Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor yang cukup mengembirakan
karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi.Kopi adalah satu komoditas
unggulan yang dikembangkan di Indonesia seperti Jawa Barat, Sumatra, Bali dan

Universitas Sumatera Utara

lain-lain. Tanaman kopi dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dan tumbuh baik
pada ketinggian 800 s.d 2.000 m dpl, suhu 15 s.d 25oC, Curah hujan 1.750 s.d
3.000 mm per tahun dan pH tanah 5,5 sampai dengan 6,5 (Asmacs, 2008)
Pengelolaan kebun kopi di Provinsi Sumatera Utara sejauh ini masih dilakukan
oleh masyarakat melalui pola tradisional dan umumnya dilakukan dengan cara
intensif yaitu melalui pembukaan lahan berhutan dan penggunaan sarana produksi
(saprodi) kimia dalam pemeliharaan serta perawatannya. Kondisi ini senyatanya
memberikan tanggapan balik yang tidak menguntungkan untuk produktifitas kopi
dan keberlanjutan perdagangannya di masa sekarang dan yang akan datang,
karena praktek ini telah memberikan kontribusi positif kepada kenaikan suhu
lokal dan global akibat semakin berkurangnya kawasan berhutan, terjadinya
resistensi dan berkembangnya hama-penyakit, rusaknya sifat fisik tanah,
menurunnya kesuburan tanah dan berkurangnya kualitas air sehat akibat residu

saprodi kimia. Disamping itu, ternyata tidak semua lahan dan kawasan hutan
cocok untuk kebun kopi sehingga kondisi ini meninggalkan cukup banyak lahan
kritis, baik di dalam kawasan hutan ataupun di luar kawasan hutan
(Arief, dkk, 2011).
Dairi adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang terkenal dengan
pengolahan kopi Rubosta dan Arabica. Potensi produksi kopi dan pengolahan
kopi cukup layak untuk dikembangkan mengingat luas tanaman dan produksi kopi
cukup tersedia dan kopi merupakan komoditi spesifik lokal dan merupakan
komoditi unggulan daerah Dairi. Penyebaran tanaman kopi di Kabupaten Dairi
hampir di seluruh Kecamatan.

Universitas Sumatera Utara

Kabupaten Dairi mempunyai Luas 191.625 hektar yaitu sekitar 2,68 %
dari luas Propinsi Sumatera Utara (7.160.000 hektar) dimana Kabupaten Dairi
terletak sebelah Barat Laut Propinsi Sumatera Utara. Jumlah Produksi Perkebunan
Rakyat kopi Robusta 2.758,85 ton dan kopi Arabika 10.088,50 ton. Pada tahun
2006 berjumlah 2.865 ton, meningkat 18.168 ton ( 2008), turun menjadi 2.060 ton
(2009), menjadi 12.847 ton (2010). Lahan yang digunakan 19.000 Ha, digunakan
untuk perkebunan rakyat kopi Robusta 8.495 dan untuk kopi Arabika 10.504,5

Ha.
Permasalahan utama di Kabupaten Dairi adalah menurunnya tingkat
produksi tanaman kopi, dimana petani beralih ke jenis tanaman lain. Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan tersebut penulis ingin mengkaji tingkat bahaya
erosi pada lahan tanaman kopi (coffea Sp) di beberapa kecamatan kabupen Dairi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat bahaya erosi pada lahan
tanaman kopi (coffea Sp) di beberapa Kecamatan Kabupaten Dairi.
Hipotesis Penelitian
Terdapat perbedaan tingkat bahaya erosi tanah pada lahan tanaman kopi
(coffea Sp) di beberapa Kecamatan Kabupaten Dairi.
Kegunaan Penelitian
1. Mengetahui tingkat bahaya erosi tanah pada lahan tanaman kopi (coffea Sp) di
beberapa Kecamatan Kabupaten Dairi.
2. Sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Universitas Sumatera Utara