Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di
sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat
mencerminkan perkembangan industri secara keseluruhan di negara tersebut. Di
Indonesia sendiri, dalam kurun waktu 1996 sampai dengan 2013 jumlah industri
manufaktur berskala sedang dan besar cenderung terus meningkat, walaupun
sempat mengalami penurunan dalam masa krisis 1997/1998. Namun setelahnya
secara bertahap cenderung meningkat kembali.
Jika dilihat dari skala usahanya, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan
Moneter dalam Outlook Ekonomi Indonesia (2013) mencatatkan bahwa sekitar
70% dari perusahaan yang ada tersebut termasuk dalam kategori industri sedang.
Bila dilihat dari komposisinya, Industri Makanan dan Minuman, Tekstil, Pakaian
Jadi, dan Furnitur mendominasi jumlah perusahaan dalam industri. Lebih dari
50% dari industri besar dan sedang adalah industri yang bergerak di empat
golongan industri tersebut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri manufaktur
besar dan sedang 2013 (y-on-y) tahunan naik 5,64 persen dibanding tahun 2012.
Kenaikan tersebut terutama didominasi oleh pertumbuhan industri kendaraan

bermotor, trailer dan semi trailer, naik 11,48 persen, industri barang logam,

1
Universitas Sumatera Utara

naik 11,37 persen, dan industri makanan, naik 10,77 persen serta sub sektor lainnya
yang rata-rata mengalami kenaikan 5 s.d 6%.
Sedangkan pertumbuhan industri manufaktur triwulan IV-2013 naik
sebesar 0,13 persen (y-on-y) terhadap triwulan IV-2012. Kenaikan tersebut
terutama disebabkan naiknya industri makanan sebesar 13,66 persen, industri
pengolahan lainnya naik 10,71 persen, dan industri logam dasar naik 10,18
persen.
Pertumbuhan industri manufaktur triwulan IV-2013 naik sebesar 0,55
persen (q-to-q) terhadap triwulan III-2013. Jenis-jenis industri yang
mengalami kenaikan pertumbuhan yang terbesar adalah industri pengolahan
lainnya naik 5,16 persen, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki naik
4,79 persen, dan industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya naik
3,78 persen.
Pertumbuhan industri manufaktur yang mengalami peningkatan secara
terus-menerus di beberapa sektornya tersebut mencerminkan persaingan sengit

yang terjadi antara perusahaan manufaktur yang saling berlomba untuk merebut
pangsa pasar. Hal ini mencerminkan keadaan di mana setiap perusahaan
membutuhkan kebijakan yang tepat dalam setiap aktifitas perusahaan yang
menjadi tugas dan tanggung jawab pihak manajemen perusahaan. Kesuksesan
maupun kebangkrutan perusahaan sedikit banyak tergantung dari kebijakan –
kebijakan yang telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan. Termasuk
keputusan mengenai kebijakan keuangan untuk menunjang setiap aktifitas
perusahaan dalam usaha pencapaian tujuannya.

2
Universitas Sumatera Utara

Perusahaan dalam setiap aktivitas usahanya selalu berusaha untuk mencapai
laba yang optimal, sebab dengan hal tersebut perusahaan dapat memaksimumkan
nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham. Dalam hal ini salah satu indikator
dalam mengukur optimalisasi laba perusahaan adalah melalui rasio profitabilitas.
Sartono (2010:122) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba. Sedangkan Riyanto (dalam Yahya, 2011:46)
memberikan


pengertian

bahwa

profitabilitas

perusahaan

menunjukkan

perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba untuk periode tertentu. Dari kedua definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh
sebuah perusahaan dengan mengoptimalkan kemampuan yang ada di dalam
perusahaan tersebut baik berupa modal maupun aktiva.
Perusahaan dalam mencapai tujuannya tersebut membutuhkan tambahan
dana untuk memperlancar jalannya aktivitas usaha. Dilihat dari sumber dana
berasal, terdapat dua macam sumber pendanaan, yaitu sumber pendanaan dari
dalam dan sumber dari pendanaan luar. Setiap sumber dana yang digunakan oleh

perusahaan akan menimbulkan beban/biaya. Dari beberapa sumber dana tersebut,
terdapat beberapa diantaranya yang menimbulkan beban tetap. Opsi dalam
memutuskan sumber pendanaan ini disebut dengan kebijakan pendanaan.
Dalam usaha pemenuhan kebutuhan pendanaan yang memang
dibutuhkan oleh perusahaan, peranan manajer dalam hal ini sangat penting
dalam menjalankan keputusan - keputusan pendanaan yang tentu saja

3
Universitas Sumatera Utara

dengan mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya. Dengan
demikian maka setiap rupiah dana yang tertanamkan didalam aktiva harus
dapat dipergunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat
keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal, efisiensi dari setiap
penggunaan dana akan berimplikasi dalam penentuan besar kecilnya return
yang dihasilkan dari investasi tersebut, perusahaan harus selektif dalam
mengalokasikan dana yang tersedia, karena pada umumnya jumlah kebutuhan
yang harus dipenuhi lebih banyak dari pada jumlah yang tersedia, maka dari
itu pihak manajemen perlu mengusa hakan agar dapat memperoleh dana yang
diperlukan dengan biaya (cost of capital) yang minimal dan syarat - syarat

yang menguntungkan.
Salah satu alternatif kebijakan pendanaan adalah dengan leverage keuangan
(pendanaan dengan utang). Penggunaan utang dalam sumber pendanaan
mempunyai keuntungan, yaitu dapat mengurangi jumlah pembayaran pajak karena
beban bunga tetap yang ditimbulkan dari utang, berbeda dengan pembayaran
deviden yang tidak dapat mengurangi pembayaran pajak. Di sisi lain, utang juga
memiliki beberapa kelemahan. Semakin tinggi rasio utang (debt ratio), semakin
tinggi pula risiko perusahaan sehingga suku bunga menjadi tinggi sejalan dengan
beban bunganya. Selain itu apabila sebuah perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan laba operasi tidak mencukupi untuk menutupi beban bunga, maka
akan timbul ancaman biaya kebangkrutan.
Sejalan dengan teori pertukaran (trade off theory) yang dikembangkan oleh
Modigliani dan Miller (MM) tahun 1958, yang menyatakan bahwa akan

4
Universitas Sumatera Utara

selalu ada trade-off antara resiko dan return. Resiko dan return akan selalu
berbanding lurus, dengan kata lain apabila resiko dari suatu keputusan investasi
cenderung tinggi, return yang akan dihasilkan juga akan berbanding lurus, dan

sebaliknya. Begitu juga pada keputusan pendanaan melalui utang, akan ada
keuntungan dan kerugian yang akan timbul dari keputusan pendanaan tersebut
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Pemahaman akan penilaian trade-off
antara resiko dan return dari kebijakan pendanaan melalui utang ini akan
membentuk landasan komposisi struktur modal dalam usaha memaksimalkan
kesejahteraan para pemegang saham. Jadi, apabila keuntungan pajak lebih besar
dari biaya bunga dan biaya kebangkrutan, maka sebaiknya perusahaan
menggunakan utang untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Teori trade off juga menyatakan bahwa nilai perusahaan akan meningkat
sejalan dengan penggunaan utang, selama posisi utang dalam struktur modal
masih berada di bawah target struktur modal optimal. Karena menurut teori
struktur modal, jika posisi struktur modal telah berada di atas target struktur
modal, maka setiap pertambahan utang akan menurunkan nilai perusahaan.
Teori keagenan (Agency Theory) yang dikemukakan oleh Jensen pada
tahun 1986 menekankan bahwa masalah keagenan yang timbul antara manajer dan
pemegang saham dalam memanfaatkan arus kas bebas dapat diatasi dengan
peningkatan utang. Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai hipotesis arus kas
bebas (free cash flow hypothesis) yang merupakan pengembangan dari teori
keagenan.


5
Universitas Sumatera Utara

Peningkatan utang dengan harapan persyaratan pelunasan utang yang lebih
tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin. Jika utang tidak dilunasi seperti
yang disyaratkan, perusahaan akan jatuh bangkrut, yang dapat membuat para
manajer tersebut kehilangan pekerjaannya. Oleh karena itu, seorang manajer
mungkin tidak akan menggunakan arus kas bebas tersebut untuk pengeluaran yang
tidak perlu jika perusahaan mempunyai persyaratan pelunasan utang yang bisa
mengorbankan jabatannya.
Penggunaan

utang

sebagai

sumber

pendanaan


tentunya

dapat

meningkatkan peluang manajemen perusahaan untuk melakukan berbagai
aktivitas perusahaan karena adanya tambahan kas bagi perusahaan yang dapat
menimbulkan arus kas bebas. Peningkatan arus kas tersebut diduga akan
mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Penelitian terdahulu mengenai hubungan antara leverage keuangan
dengan profitabilitas perusahaan menunjukan hasil yang beragam. Akhtar (2012)
yang menemukan hubungan yang positif antara leverage keuangan (DER) dengan
profitabilitas (ROA, ROE, NPM, Growth Sales, dan Dividend Cover Ratio).
Sejalan dengan hasil tersebut, Rehman (2013) menemukan hubungan positif
antara Leverage (D/E) dengan ROA dan Sales Growth. Namun dalam
penelitiannya Leverage (D/E) memiliki hubungan negatif dengan EPS, NPM dan
ROE. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian Akhtar (2012). Sedangkan
Pratheepkanth (2014) menemukan bahwa DER memiliki hubungan positif
dengan Gross Profit Ratio, namun memiliki hubungan negatif dengan Net Profit
Ratio, ROA, dan ROE.


6
Universitas Sumatera Utara

Uraian di atas melatarbelakangi penelitian ini, di samping masih adanya
ketidakonsistenan dari hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai hubungan antara
leverage keuangan dengan profitabilitas. Peneliti ingin melanjutkan dan
mengembangkan penelitian terdahulu dengan metode pengujian hipotesis yang
berbeda untuk mengetahui apakah leverage keuangan memiliki hubungan dengan
profitabilitas perusahaan sejalan dengan hipotesis teori pertukaran dan teori
keagenan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
Apakah terdapat hubungan antara leverage keuangan dengan profitabilitas
perusahaan?
1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:


Untuk menguji dan mengetahui hubungan antara leverage keuangan dengan
profitabilitas perusahaan.
1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang hubungan
antara leverage keuangan dengan profitabilitas perusahaan.
2. Bagi calon peneliti lainnya, dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan
penelitian sejenis.

7
Universitas Sumatera Utara

3. Bagi investor, dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pengambilan
keputusan, terutama dalam menilai perusahaan berkaitan dengan kebijakan
pendanaannya dan implikasinya terhadap profitabilitas perusahaan.
4. Bagi emiten, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan leverage keuangan

dalam upaya memaksimalkan profitabilitas perusahaan

8
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Leverage Keuangan Dengan Tingkat Aktivitas Investasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

2 53 127

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

3 15 121

Hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014).

0 2 148

Hubungan profitabilitas dan pengungkapan corporate social responsibility dengan nilai perusahaan (studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013).

1 3 106

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 2 11

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 1 16

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 14