Hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014).

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,

PROFITABILITAS DENGAN MANAJEMEN LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014

Novianus NIM: 122114027 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa kuat hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan manajemen laba. Penelitian ini merupakan studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 yang berjumlah 75 perusahaan.

Penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset, leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), profitabilitas yang diproksikan dengan return on invesment (ROI), dan manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals (DA). Teknik analisa data menggunakan analisis statistik deskriptif. Langkah-langkah analisis statistik deskriptif adalah pengklasifikasian data, tabulasi silang, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba income minimization dan income maximization. Leverage mempunyai hubungan lemah dan positif dengan manajemen laba, leverage mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba (income minimization), dan leverage mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba (income maximization). Profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba, profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba (income minimization), dan profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba (income maximization).


(2)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE SIZE OF THE

COMPANY, THE LEVERAGE, THE PROFITABILITY AND

THE EARNINGS MANAGEMENT

The Empirical Study of Manufacture Companies Listed in

Indonesia Stock Exchange in 2014

Novianus NIM: 122114027 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The purpose of this research is to see how strong is the relationship between the size of company, leverage, profitability and earnings management. This research is an empirical study. The data source is secondary data obtained by using documentation technique. The target of this research is manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange on 2014 with 75 companies in total.

The research uses variabels such as the size of the company which is measured by its total assets, leverage which is measured by debt to equity ratio (DER), profitability which is measured by return on investment (ROI), and earnings management which is measured by discretionary accurals (DA). The technique used to analyse the data is descriptive analysis. The steps of the descriptive analysis are data clarification, tabulation and conclusion.

The result of this research shows that the size of company has a weak and positive relationship with earnings management for income minimization and income maximization. Leverage has a weak and positive relationship with earnings management. Leverage has a very weak and negative relationship with earnings management for income minimization, however leverage has a very weak and positive relationship with earnings management for income maximization. Profitability has a very weak and negative relationship with earnings management. Profitability has a very weak and positive relation with earnings management for income minimization, however profitability has a very weak and negative relationship with earnings management for income maximization.


(3)

HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,

PROFITABILITAS DENGAN MANAJEMEN LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Novianus NIM: 122114027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,

PROFITABILITAS DENGAN MANAJEMEN LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Novianus NIM: 122114027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Perjuangan Merupakan pengalaman berharga

yang Dapat Menjadikan Kita Manusia yang

Berkualitas

“Segera laksanakan ren

cana keberhasilanmu di

hari ini, jangan tunda lagi, jangan buang

waktu, karena waktu tidak bisa menunggu”

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan

menuntun langkahku.

Bapak, Ibu, Abang, Kakak dan Saudaraku yang selalu ada untuk

memberikan ku dukungan.

Sahabat-sahabatku yang selalu ada bersamaku


(8)

(9)

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati, memberikan rahmat, membimbing dan menyertai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Lisia Apriani., S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dr. Fr. Ninik Yudianti M.Acc selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing penulis selama menjalani proses perkuliahan

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi yang telah membagikan ilmunya kepada penulis selama proses perkuliahan.

6. Staf Sekretariat Fakultas ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma atas pelayanan dan kesabarannya membantu penulis dalam menyelesaikan urusan administrasi.

7. Staf Pojok Bursa Efek Indonesia atas pelayanannya membantu penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. 8. Staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan

buku-buku yang diperlukan selama proses perkuliahan serta menyediakan tempat yang nyaman untuk belajar.


(11)

(12)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT...xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Teori Keagenan ... 6

B. Manajemen Laba ... 7

C. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan manajemen Laba ... 15

D. Hubungan Leverage dengan Manajemen Laba ... 16

E. Hubungan Profitabilitas dengan Manajemen Laba ... 16

F. Kinerja Keuangan ... 17

G. Laporan Keuangan ... 19

H. Penelitian Terdahulu ... 20

I. Rerangka Konseptual Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 25

A. Jenis Penelitian ... 25

B. Objek Penelitian ... 25

C. Populasi Sasaran ... 25

D. Jenis dan Sumber Data ... 26


(13)

x

F. Teknik Analisis Data ... 27

BAB IV DESKRIPSI DATA ... 34

A. Populasi Sasaran ... 34

B. Profil Perusahaan ... 36

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Analisis Data ... 38

B. Pembahasan ... 80

BAB VI PENUTUP ... 87

A. Kesimpulan. ... 87

B. Keterbatasan Penelitian ... 88

C. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90


(14)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3. 1 Kriteria Pemilihan Sampel ... 26

Tabel 3. 2 Kriteria pengujian kekuatan hubungan antara variabel (berdasarkan nilai koefisien korelasi Spearman’s rho)... 33

Tabel 4. 1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran ... 34

Tabel 4. 2 Populasi Sasaran Penelitian. ... 36

Tabel 5. 1 Perhitungan ukuran perusahaan dengan Total aset ... 39

Tabel 5. 2 Perhitungan Leverage dengan debt to equity ratio ... 40

Tabel 5. 3 Perhitungan Profitabilitas dengan Return on Investment (%) ... 42

Tabel 5. 4 Perhitugan Manajemen Laba berdasarkan DA (Discretionary Accruals) ... 44

Tabel 5. 5 Pengklasifikasin income minimization dan income maximization. ... 45

Tabel 5. 6 Pengklasifikasian manajemen laba Income minimization ... 46

Tabel 5. 7 Pengklasifikasian manajemen laba dengan Income maximization. ... 47

Tabel 5. 8 Pengklasifikasian Ukuran Perusahaan dengan Total Aset. ... 48

Tabel 5. 9 Pengklasifikasian data Leverage dengan debt to equity ratio. ... 49

Tabel 5. 10 Pengklasifikasian Profitabilitas dengan return on investment (ROI). 50 Tabel 5. 11 Nilai Range, Minimum, Maximum Income minimization ... 53

Tabel 5. 12 Klasifikasi Income minimization ... 55

Tabel 5. 13 Nilai range, minimum, dan maximum income maximization ... 56

Tabel 5. 14 Klasifikasi income maximization ... 58

Tabel 5. 15 Statistik Deskriptif Ukuran Perusahaan ... 59

Tabel 5. 16 Klasifikasi ukuran perusahaan ... 60

Tabel 5. 17 Statistik Deskriptif Leverage. ... 61

Tabel 5. 18 Klasifikasi leverage... 63

Tabel 5. 19 Statistik Deskriptif Profitabiitas. ... 64

Tabel 5. 20 Klasifikasi profitabilitas ... 65

Tabel 5. 21 Tabulasi silang ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization dan income maximization). ... 67

Tabel 5. 22 symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization dan income maximization) ... 67

Tabel 5. 23 Tabulasi silang ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization). ... 68

Tabel 5. 24 Tabel symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization). ... 69

Tabel 5. 25 Tabulasi silang ukuran perusahaan dan manajemen laba (income maximization). ... 70


(15)

xii

Tabel 5. 26 Tabel symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba (income minimization). ... 71 Tabel 5. 27 Tabulasi silang leverage dan manajemen laba

(income minimization dan income maximization). ... 72 Tabel 5. 28 Tabel symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba

(income minimization dan income maximization). ... 72 Tabel 5. 29 Tabulasi silang leverage dan manajemen laba

(income minimization). ... 73 Tabel 5. 30 Tabel symmentric measures leverage dan manajemen laba

(income minimization). ... 74 Tabel 5. 31 Tabulasi silang leverage dan manajemen laba

(income maximization). ... 74 Tabel 5. 32 Tabel symmentric measures leverage dan manajemen laba

(income maximization). ... 75 Tabel 5. 33 Tabulasi silang profitabilitas dan manajemen laba

(income minimization dan income maximization). ... 76 Tabel 5. 34 Tabel symmentric measures ukuran perusahaan dan manajemen laba

(income minimization dan income maximization). ... 77 Tabel 5. 35 Tabulasi silang profitabilitas dan manajemen laba

(income minimization). ... 78 Tabel 5. 36 Tabel symmentric measures profitabilitas dan manajemen laba

(income minimization) ... 79 Tabel 5. 37 Tabulasi silang profitabilitas dan manajemen laba

(income maximization). ... 79 Tabel 5. 38 Tabel symmentric measures profitabilitas dan manajemen laba


(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 24

Gambar 5. 1 Histogram Data Mentah Manajemen Laba ... 51

Gambar 5. 2 Histogram Income minimization ... 54

Gambar 5. 3 Histogram Income maximization ... 57

Gambar 5. 4 Histogram data mentah variabel ukuran perusahaan... 59

Gambar 5. 5 Histogram data mentah variabel leverage. ... 62


(17)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Tabel Perhitungan Nilai Total Accruals 2014. ... 93

Lampiran II Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014 ... 95

Lampiran III Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014 ... 97

Lampiran IV Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014 ... 99

Lampiran V Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014... 101

Lampiran VI Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014. ... 104

Lampiran VII Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014. .. 107

Lampiran VIII Komponen-Komponen Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014. . 110

Lampiran IX Tabel Perhitungan Nondiscretionary Accruals 2014. ... 113

Lampiran X Tabel Perhitungan Discretionary Accruals 2014. ... 116

Lampiran XI Tabel Perhitungan Ukuran Perusahaan 2014. ... 118

Lampiran XII Tabel Perhitungan Debt to Equity Ratio 2014. ... 120

Lampiran XIII Tabel Perhitungan Return On Invesment 2014 (%). ... 122

Lampiran XIV: Hasil Olah Data Spss ... 124

Lampiran XV: Hasil Olah Data Spss... 126


(18)

xv

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE,

PROFITABILITAS DENGAN MANAJEMEN LABA

Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014

Novianus NIM: 122114027 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa kuat hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan manajemen laba. Penelitian ini merupakan studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 yang berjumlah 75 perusahaan.

Penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset, leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio (DER), profitabilitas yang diproksikan dengan return on invesment (ROI), dan manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals (DA). Teknik analisa data menggunakan analisis statistik deskriptif. Langkah-langkah analisis statistik deskriptif adalah pengklasifikasian data, tabulasi silang, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba income minimization dan income maximization. Leverage mempunyai hubungan lemah dan positif dengan manajemen laba, leverage mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba (income minimization), dan leverage mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba (income maximization). Profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba, profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan positif dengan manajemen laba (income minimization), dan profitabilitas mempunyai hubungan sangat lemah dan negatif dengan manajemen laba (income maximization).


(19)

xvi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE SIZE OF THE

COMPANY, THE LEVERAGE, THE PROFITABILITY AND

THE EARNINGS MANAGEMENT

The Empirical Study of Manufacture Companies Listed in

Indonesia Stock Exchange in 2014

Novianus NIM: 122114027 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

The purpose of this research is to see how strong is the relationship between the size of company, leverage, profitability and earnings management. This research is an empirical study. The data source is secondary data obtained by using documentation technique. The target of this research is manufacture companies listed in Indonesia Stock Exchange on 2014 with 75 companies in total.

The research uses variabels such as the size of the company which is measured by its total assets, leverage which is measured by debt to equity ratio (DER), profitability which is measured by return on investment (ROI), and earnings management which is measured by discretionary accurals (DA). The technique used to analyse the data is descriptive analysis. The steps of the descriptive analysis are data clarification, tabulation and conclusion.

The result of this research shows that the size of company has a weak and positive relationship with earnings management for income minimization and income maximization. Leverage has a weak and positive relationship with earnings management. Leverage has a very weak and negative relationship with earnings management for income minimization, however leverage has a very weak and positive relationship with earnings management for income maximization. Profitability has a very weak and negative relationship with earnings management. Profitability has a very weak and positive relation with earnings management for income minimization, however profitability has a very weak and negative relationship with earnings management for income maximization.


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat ini, laporan keuangan menjadi media penting dalam pengambilan keputusan bagi setiap perusahaan. Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak–pihak yang berkepentingan seperti investor dan kreditor dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang dipublikasikan dianggap memiliki arti penting dalam menilai suatu perusahaan (Fahmi, 2011: 2).

Hal utama yang diperhatikan pengguna laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang sangat penting. Laporan keuangan dapat menjadi informasi bagi calon investor untuk mengambil keputusan agar mau bekerjasama dengan menanamkan modalnya dan mengetahui kinerja keuangan perusahaan dimana modal mereka diinvetasikan. Sebelum berinvestasi, para investor akan mempertimbangkan perusahaan yang mana yang lebih baik untuk menginvestasikan atau


(21)

menanamkan modal mereka. Perusahaan yang akan dipilih tentunya perusahan yang baik, seperti memiliki manajemen yang baik dan kinerja keuangan yang baik.

Dalam hal ini kinerja keuangan dapat menjadi indikator untuk menilai apakah perusahaan tempat dimana investor menanamkan modalnya merupakan perusahaan yang sehat. Karena kinerja keuangan merupakan ukuran keberhasilan dari semua bisnis yang ada saat ini. Kinerja keuangan juga dapat memberikan informasi kondisi keuangan perusahaan dimasa lalu dan dapat menilai risiko serta peluang perusahaan dimasa yang akan datang. Teknik pengukuran kinerja keuangan dapat dinilai dengan rasio–rasio keuangan yang ada. Rasio–rasio keuangan yang ada dapat memberikan informasi kepada investor untuk menilai kinerja keuangan sehingga dapat memberikan gambaran bagi investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.

Kondisi ini yang mendorong manajer untuk memilih kebijakan akuntansi yang sesuai dengan kepentingan dan kesejahteraannya. Secara disadari atau tidak, kondisi tersebut telah mendorong para manajer untuk melakukan manajemen laba.

Didalam kenyataannya terdapat beberapa faktor pendorong manajer melakukan manajemen laba. Faktor–faktor tersebut adalah ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Faktor–faktor inilah yang mendorong para manajer untuk melakukan manajemen laba.


(22)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa investor terlebih dulu menganalisis kinerja keuangan yang dinilai dengan rasio keuangan dan bermaksud untuk menjelaskan bagaimana hubungan ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas terhadap manajemen laba. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan

antara Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dengan Manajemen

Laba”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hubungan antara ukuran Perusahaan dengan manajemen laba? 2. Bagaimana hubungan antara leverage dengan manajemen laba?

3. Bagaimana hubungan antara profitabilitas dengan manajemen laba ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa kuat hubungan antara ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dengan manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan informasi yang berkaitan dengan ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan manajemen laba


(23)

2. Bagi Investor

Penelitian ini dapat menjadi acuan penting bagi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan wawasan dan pengetahuan lebih bagi penulis terutama dalam hal yang berkaitan dengan manajemen laba.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penelitian – penelitian berikutnya sebagai kajian lebih lanjut penelitian dipasar modal mengenai praktik manajamen laba.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Deskripsi Data, Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan BAB VI Kesimpulan dan Saran. Deskripsi dari masing-masing bab ini sebagai berikut: BAB I Pendahuluan

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori pendukung dan hasil penelitian terdahulu sebagai acuan dari penelitian ini serta kerangka konseptual penelitian.


(24)

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan jenis penelitian, objek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Deskripsi Data

Bab ini memberikan gambaran mengenai data yang digunakan dalam penelitian, cara peneliti menentukan sampel, serta gambaran statisitik deskriptif dari sampel penelitian.

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai pengujian yang dilakukan, analisis terhadap data, dan temuan empiris yang diperoleh.

BAB VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan hasil uji dan analisis data yang dilakukan pada bab sebelumnya, dan keterbatasan pada saat proses penelitian. Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian, penulis memberikan saran-saran bagi pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini.


(25)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Keagenan

Dalam teori keagenan, hubungan sisi positif dan negatif konsep manajerial ini salah satunya terjadi dalam hubungan antara agensi teori (agency theory) dan manajemen laba. Manajemen laba memang merupakan sisi lain dari teori agensi yang menekankan pentingnya penyerahan operasionalitas perusahaan dari pemilik (principals) kepada pihak lain yang mempunyai kemampuan untuk mengelola perusahaan dengan lebih baik (agents). Konsep manajerial yang mengatur hubungan antara pemilik dan pengelola ini menyatakan bahwa setiap pihak mempunyai hak dan tanggung jawab dalam pengelolaan sebuah perusahaan (Sulistyanto, 2008: 28). Jika agen tidak berbuat sesuai kepentingan principal, maka akan terjadi konflik keagenan (agency conflict), sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).

Manajer sebagai pengelola perusahaan merupakan orang yang lebih banyak mengetahui mengenai informasi internal dan prospek dari suatu perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan si pemilik. Oleh karena itu, manajemen berkewajiban untuk memberikan sinyal kepada pemilik perusahaan mengenai kondisi perusahaan. Sinyal itu dapat berupa pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Salah satu kendala yang akan muncul antara agen dan principal adalah adanya asimetri informasi. Dengan asimetri informasi antara manajemen dengan pemilik akan


(26)

memberi kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba sehingga akan menyesatkan pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan.

B. Manajemen Laba

Sejalan dengan berkembangnya penelitian akuntansi keuangan dan keprilakuan saat ini ada beberapa definisi manajemen laba yang berbeda antara satu dengan lainnya sesuai dengan pemahaman dan penilaian orang yang mendefinisikan terhadap aktivitas pengelolaan dan pengaturan laba itu.

Secara umum ada beberapa definisi yang berbeda satu dengan lain, yaitu:

1. Manajemen laba adalah kesalahan atau kelalaian yang disengaja dalam membuat laporan mengenai fakta material atau data akuntansi sehingga menyesatkan ketika semua informasi itu dipakai untuk membuat pertimbangan yang akhirnya akan menyebabkan orang yang membacanya akan mengganti atau mengubah pendapat atau keputusannya (Sulistyanto, 2008).

2. Manajemen laba adalah tindakan – tindakan manajer untuk menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan (penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang (Sulistyanto, 2008).

3. Manajemen laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan keuangan untuk menyesatkan stake holder yang ingin mengetahui


(27)

kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang menggunakan angka – angka akuntansi yang dilaporkan (Sulistyanto, 2008).

Walaupun menggunakan terminologi yang berbeda, definisi – definisi itu mempunyai benang merah yang menghubungkan satu definisi dengan definisi lainnya, yaitu menyepakati bahwa manajemen laba merupakan aktivitas manajerial untuk mempengaruhi dan mengintervensi laporan keuangan.

Untuk memahami lebih lanjut apakah manajemen dikategorikan sebagai kecurangan atau bukan maka diperlukan telaah lebih mendalam terhadap definisi – definisi itu.

1. Manajemen laba dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.

Secara umum definisi – definisi diatas menyebutkan bahwa upaya mempengaruhi laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai dengan kepentingan manajer namun beberapa definisi secara tegas ada yang menekankan bahwa selama apa yang dilakukan manajer masih dalam ruang lingkup prinsip akuntansi berterima umum maka akan tetap diakui dan diperbolehkan. Artinya, manajemn laba sebenarnya merupakan upaya untuk merekayasa angka – angka dalam laporan keuangan dengan mempermainkan metode dan prosedur akuntansi yang digunakan perusahaan

2. Tujuan manajemen laba adalah mengelabui pemakai laporan keuangan. Selain sebagai penyusun dan penyedia laporan keuangan dari perusahaan


(28)

yang dikelolanya, manajemen juga merupakan salah satu pemakai informasi itu. Artinya laporan keuangan tidak hanya dipersiapkan atau disajikan untuk stake holder namun juga untuk pengelola perusahaan itu sendiri, baik untuk membuat keputusan operasi, deviden, maupun investasi.

3. Ada biaya dan manfaat manajemen laba.

Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang selalu menekankan adanya biaya (cost) dan manfaat (benefit) dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang diperhitungkan sebelum orang itu melaksanakan apa yang telah direncanakan. Tujuannya, agar orang dapat meminimalkan biaya yang harus ditanggungnya dan mengoptimalkan manfaat yang diperoleh dari aktivitas – aktivitas yang dilakukannya. Oleh sebab itu, sebelum melakukan manajemen laba seorang manajer harus mempertimbangkan biaya dan manfaat yang ditanggung dan dirasakannya.

Menurut Scott (2000) dalam Verawati 2012 membagi manajemen laba yang mungkin dilakukan oleh para manajer perusahaan ke dalam empat jenis pola manajemen laba yaitu:

a. Cuci Bersih (Taking a Bath)

Pola ini terjadi pada periode sulit, kondisi buruk yang tidak menguntungkan ataupun pada saat terjadi reorganisasi, termasuk pengangkatan CEO baru. Manajer melaporkan kerugian, mungkin dalam jumlah yang besar. Manajer berharap laba pada periode mendatang dapat meningkat karena berkurangnya beban periode mendatang.


(29)

b. Menurunkan Laba (Income Minimization)

Pola ini dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan cara seperti pada pola taking a bath. Hal ini dilakukan pada saat profitabilitas tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis sekaligus sebagai upaya menyimpan laba sehingga jika laba periode mendatang mengalami penurunan drastis dapat diatasi dengan mengambil simpanan laba periode berjalan.

c. Menaikkan Laba (Income Maximization)

Pola ini dilakukan pada saat laba mengalami penurunan. Kebalikan dari income minimization, income maximization dilakukan dengan cara mengambil simpanan laba periode sebelumnya ataupun menarik laba periode yang akan datang, misal dengan menunda pembebanan biaya. Pola ini dilakukan atas dasar motivasi bonus, motivasi penghindaran pelanggaran perjanjian utang, pada saat penawaran saham perdana dan musiman, ataupun untuk menghindari turunnya harga saham secara drastis. d. Perataan Laba (Income Smoothing)

Perataan laba dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Terdapat tiga hipotesis utama dalam teori akuntansi positive (positive accounting theory), yang menjadi dasar pengembangan pengujian hipotesis untuk mendeteksi manajemen laba menurut Watts dan Zimmerman, 1986), yaitu:


(30)

1. Bonus plan hypothesis

Ada bukti empiris yang menyatakan bahwa perjanjian (kontrak) bisnis manajer dengan pihak lain merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Ada variabel yang selama diuji berkaitan dengan perjanjian bisnis itu, yaitu bonus atau kompensasi manajerial.

2. Debt (equity) hypothesis

Dalam konteks perjanjian hutang, manajer akan mengelola dan mengatur labanya agar kewajiban hutangnya yang seharusnya diselesaikan pada tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun berikutnya. Hal ini merupakan upaya manajer untuk mengelola dan mengatur jumlah laba yang merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban hutangnya.

3. Politic cost hypothesis

Alasan terakhir adalah masalah pelanggaran regulasi pemerintah. Sejauh ini ada beberapa regulasi yang dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan dunia usaha, misalkan undang–undang perpajakan, anti trust dan monopoli. Undang–undang mengatur jumlah pajak yang akan ditarik dari perusahaan berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

Kondisi inilah yang merangsang manajer untuk mengelola dan mengatur labanya dalam jumlah tertentu agar pajak yang harus dibayarkannya


(31)

menjadi tidak terlalu tinggi, karena manajer sebagai pengelola, tentu tidak ingin kewajiban yang harus diselesaikannya terlalu membebaninya.

Manajemen laba dapat dihitung dengan menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Dechow dan kawan – kawan (1995) yaitu Modified Jones Model (MJM). Model ini terdiri dari dua jenis yaitu discretionary accruals dan non discretionary accruals.

Discretionary accruals yaitu komponen total accrual yang berasal dari rekayasa manajerial dengan memanfaatkan kebebasan dalam menentukan nilai estimasi pada metode akuntansi. Sedangkan non discretionary accruals yaitu komponen total accrual yang diperoleh secara alami dengan mengikuti standar akuntansi yang diterima secara umum (Sulistyanto, 2008).

Secara umum terdapat beberapa hal yang memotivasi individu atau badan usaha melakukan tindakan manajemen laba, diantaranya adalah:

1. Motivasi Bonus

Dalam sebuah perjanjian bisnis, pemegang saham akan memberikan sejumlah insentif dan bonus sebagai feedback atau evaluasi atas kinerja manajer dalam menjalankan operasional perusahaan. Insentif ini diberikan dalam jumlah relatif tetap dan rutin. Sementara bonus yang relatif besar nilainya hanya akan diberikan ketika kinerja manajer berada diarea pencapaian bonus yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Kinerja manajemen salah satunya diukur dari pencapaian laba usaha. Pengukuran kinerja berdasarkan laba dan skema bonus tersebut memotivasi para manajer untuk memberikan performa terbaiknya sehingga tidak menutup


(32)

kemungkinan mereka melakukan tindakan creative accounting agar dapat menampilkan kinerja yang baik demi mendapatkan bonus yang maksimal. 2. Motivasi Utang

Selain melakukan kontrak bisnis dengan pemegang saham, untuk kepentingan ekspansi perusahaan, manajer seringkali melakukan beberapa kontrak bisnis dengan pihak ketiga, dalam hal ini adalah kreditor. Agar kreditor mau menginvestasikan dananya diperusahaannya, tentunya manajer harus menunjukan performa yang baik dari perusahaannya. Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau pinjaman dalam jumlah besar, perilaku kreatif dari manajer untuk menampilkan performa yang baik dari laporan keuangannya pun seringkali muncul.

3. Motivasi pajak

Tindakan creative accounting tidak hanya terjadi pada perusahaan go public dan selalu untuk kepentingan harga saham, tetapi juga untuk kepentingan perpajakan. Kepentingan ini didominasi oleh perusahaan go public. Perusahaan yang belum go public cenderung melaporkan dan menginginkan untuk menyajikan laporan laba fiskal yang lebih rendah dari nilai yang sebenarnya. Kecenderungan ini memotivasi manajer untuk bertindak kreatif melakukan tindakan manajemen laba agar seolah – olah laba fiskal yang dilaporkan memang lebih rendah tanpa melanggar aturan dan kebijakan akuntansi perpajakan.


(33)

4. Motivasi Penjualan Saham

Proses penjualan saham perusahaan kepublik akan direspon positif oleh pasar ketika perusahaan penerbit saham dapat menjual kinerja yang baik. Salah satu ukuran kinerja yang dilihat oleh calon investor adalah penyajian laba pada laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini sering kali memotivasi manajer untuk berperilaku kreatif dengan berusaha menampilkan yang lebih baik dari biasanya.

5. Motivasi Pergantian Direksi

Praktik manajemen laba biasanya terjadi pada sekitar periode pergantian direksi atau chief executive officer (CEO). Menjelang berakhirnya jabatan, direksi cenderung bertindak kreatif dengan memaksimalkan laba agar performa kerjanya tetap terlihat baik pada tahun terakhir ia menjabat. Motivasi utama yang mendorong perilaku kreatif tersebut adalah untuk memperoleh bonus yang maksimal pada akhir masa jabatannya.

6. Motivasi Politis

Pada aspek politis ini, manajer cenderung melakukan kreatif akuntansi untuk menyajikan laba yang lebih rendah dari nilai yang sebenarnya, terutama selama periode kemakmuran tertinggi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi visibilitas perusahaan sehingga tidak menarik perhatian pemerintah, media, atau konsumen yang dapat menyebabkan meningkatkan biaya politis perusahaan. Rendahnya biaya politis akan menguntungkan manajemen.


(34)

C. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

Berdasarkan pada teori keagenan yang menjelaskan bahwa dalam suatu organisasi dapat muncul konflik keagenan antara principle dan agen akibat adanya asimetri informasi yang terjadi. Asimetri informasi inilah yang dapat mendorong terjadi praktik manajemen laba. Menurut Agustia (2013) dalam Yamaditya (2014) Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap manajemen laba perusahaan. Perusahaan besar cenderung akan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Tambahan dana tersebut bisa diperoleh dari penerbitan saham baru atau penambahan hutang. Motivasi untuk mendapatkan dana tersebut akan mendorong pihak manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba, sehingga dengan pelaporan laba yang tinggi maka calon investor maupun kreditur akan tertarik untuk menanamkan dananya.

Menurut hasil penelitian Halim, dkk. (2005) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup signifikan antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula kesempatan manajer untuk melakukan manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks selain itu perusahaan besar juga lebih dituntut untuk memenuhi ekspektasiinvestor yang lebih tinggi.


(35)

D. Hubungan Leverage dengan Manajemen Laba

Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008). Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin seluruh hutangnya dengan seluruh modal yang dimiliki.

Menurut Yamaditya (2014) Leverage mempunyai hubungan dengan praktik manajemen laba, ketika perusahaan mempunyai rasio leverage yang tinggi maka perusahaan cenderung akan melakukan praktik manajemen laba karena perusahaan terancam tidak bisa memenuhi kewajibannya dengan membayar hutangnya tepat waktu.

Halim, dkk. (2005) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara leverage dengan manajemen laba. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat utang perusahaan maka manajer akan semakin banyak melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran kontrak utang (Debt Covenant Hypothesis).

E. Hubungan Profitabilitas dengan Manajemen Laba

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010).

Rasio profitabilitas yang merupakan indikator kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba yag dihasilkan perusahaan dapat menjadi


(36)

indikator terjadinya manajemen laba. Dimana profitabilitas khususnya return on equity diduga mempengaruhi manajemen laba.

Menurut Kartika (2012) profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan. Laba yang dihasilkan perusahaan selam tahun berjalan dapat menjadi indikator terjadinya praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan. Biasanya manajemen laba dilakukan oleh manajer untuk memanipulasi komponen laba rugi yang dilaporkan perusahaan. Dimana profitabilitas khususnya return on asset dan return on equity diduga mempengaruhi praktik manajemen laba.

F. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan digunakan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang akan digunakan dimasa yang akan datang dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003 dalam Triatmojo, 2013). Dalam penelitian ini, kinerja keuangan diukur dengan menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage.

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahan (company size) secara umum dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau kecilnya suatu objek. Ukuran perusahaan menunjukkan besar atau kecilnya kekayaan (asset) yang dimiliki suatu


(37)

perusahaan. Pengukuran perusahaan bertujuan untuk membedakan secara kuantitatif antara perusahaan besar (large firm) dengan perusahaan kecil (small firm) besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dengan berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya.

2. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2010). Pengertian yang sama disampaikan oleh Kasmir Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2015:196). Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Didalam penelitian ini, rasio profitabilitas diproksikan dengan return on investment (ROI). ROI diukur dengan laba sebelum bunga dan pajak dibagi total assets.

3. Leverage

Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang memiliki biaya (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartono, 2008). Leverage digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin seluruh hutangnya dengan modal seluruh yang dimiliki.


(38)

Penelitian ini, rasio leverage diproksikan dengan debt to equity ratio (DER). Tingkat DER yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat utang semakin tinggi sehingga menyebabkan beban bunga tinggi sehingga mengurangi keuntungan. DER diukur dengan total hutang dibagi total ekuitas.

G. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya akan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, cacatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan , termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan.

Dua jenis laporan keuangan (utama) yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah neraca dan laporan laba rugi (dan biasanya dilengkapi dengan laporan perubahan modal), yang masing - masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban, dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.


(39)

b) Laporan Laba – Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan (kinerja) selama periode tertentu.

Meskipun neraca dan laporan laba rugi merupakan dua dokumen yang terpisah, akan tetapi keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling terkait, serta merupakan suatu siklus. Neraca dan laporan laba rugi sering dihubungkan dengan satu laporan yang disebut laporan perubahan modal (laba ditahan), yang memberikan informasi mengenai perubahan modal selama periode tertentu.

H. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan manajemen laba. Triatmojo (2013) melakukan penelitian mengenai Analisis hubungan leverage dan profitabilitas terhadap manajemen laba yang dilakukan pada perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ-45 periode 2009 - 2010. Hasil dari uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi nilai debt to equity ratio, maka manajemen laba akan semakin tinggi, sedangkan variabel profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan yang diproksikan dengan net profit margin berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini menjelaskan bahwa nilai net profit margin yang rendah lebih


(40)

cenderung akan memotivasi manajer melakukan manajemen laba karena perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik.

Muliati (2011) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan pada Praktik Manajemen Laba Di perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa asimetri informasi yang diproksikan dengan relative bid-ask spread berpengaruh positif pada praktik manajemen laba dan ukuran perusahaan yang diprosikan dengan total aktiva akhir tahun terbukti berpengaruh negatif pada praktik manajemen laba.

Yamaditya (2014) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Asimetri Informasi, Leverage, dan Ukuran Perusahaan terhadap Praktik Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011 – 2013. Hasil dari uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa bahwa asimetri informasi yang diproksikan dengan relative bid-ask spread dan ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma naturak total aktiva berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba, tetapi leverage tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

Sosiawan (2012) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kompensasi, Leverage, Ukuran perusahaan, Earnings Power terhadap Manajemen Laba. Hasil dari penelitian ini kompensasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Leverage yang diproksikan dengan DTA (debt to asset) berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Pengaruh positif dari variabel DTA terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa semakin tinggi


(41)

nilai pendanaan asset perusahaan dari pihak ketiga atau kreditur akan mengakibatkan semakin tingginya peluang dewan direksi untuk melakukan manajemen laba. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap manajemen laba menunjukkan bahwa motivasi dewan direksi untuk melakukan manajemen laba bukan di dasarkan pada ukuran perusahaan. Earning power yang diprosikan dengan NPM (net profit margin) berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Berpengaruhnya variabel NPM secara positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat NPM sebagai proyeksi dari earnings power perusahaan akan mengakibatkan peningkatan terhadap kesempatan atau peluang bagi dewan direksi untuk melakukan manajemen laba.

Kartika (2012) dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba. Hasil dari uji regresi linier berganda menunjukkan Good Corporate Governance diproksikan dengan kepemilikan manajerial, komisaris independen, komite audit, dan CEO duality. Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Komisaris independen berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap manajemen laba. Komite audit tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Ceo duality berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan return on asset (ROA). ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.


(42)

Yatulhusna (2015) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Umur, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Hasil dari uji regresi linier berganda profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROA (Return On Assets) berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Leverage berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada suatu perusahaan. Umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada suatu perusahaan. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada suatu perusahaan.

I. Rerangka Konseptual Penelitian

Penelitian ini ingin meneliti hubungan antara variabel ukuran perusahaan dan manajemen laba, variabel leverage dan manajemen laba, dan variabel profitabilitas dan manajemen laba. Penelitian ini meneliti hubungan antara variabel sehingga tidak ada perumusan hipotesis dalam penelitian ini karena kesimpulan yang akan ditarik hanya terbatas pada populasi sasaran. Penelitian ini melihat hubungan satu per satu antara ukuran perusahaan dan manjemen laba, leverage dan manajemen laba, dan profitabilitas dan manajemen laba sehingga rerangka konseptual dalam penelitian ini seperti digambarkan pada gambar 2.1.


(43)

Gambar 2. 1 Rerangka Konseptual Penelitian

Profitabilitas

Manajemen Laba Leverage


(44)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Studi empiris adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak eksternal, dan kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh.

B. Objek Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014.

C. Populasi Sasaran

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014, yang memenuhi kriteria di bawah ini. 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun

2014.

2. Perusahaan manufaktur yang secara konsisten mempublikasikan laporan keuangan pada Bursa Efek Indonesia tahun 2014.

3. Perusahaan manufaktur yang mempunyai laporan keuangan yang lengkap tahun 2014.

4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah dalam publikasi laporan keuangan.


(45)

Kriteria pemilihan perusahaan yang menjadi populasi sasaran dijabarkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. 1 Kriteria Pemilihan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014 143

Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan keuangan secara lengkap

tahun 2014 (25)

Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US $ (25)

Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ROI dan DER negatif (18)

Populasi Sasaran 75

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari media elektronik. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah berupa laporan tahunan perusahaan yang tercatat pada tahun 2014 dan melalui ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Data– data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu http://www.idx.co.id.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumetasi dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis sumber data dalam bentuk tulisan atau dokumentasi seperti laporan keuangan perusahaan dan informasi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.


(46)

Mengumpulkan data untuk menghitung ukuran perusahaan yaitu total aset, untuk menghitung leverage yaitu total utang dan total aset, dan untuk menghitung profitabilitas yaitu laba setelah bunga dan pajak dan total aset. Kemudian mengumpulkan data untuk menghitung tingkat manajemen laba yaitu laba bersih penjualan, arus kas operasi, total asset, perubahan penjualan bersih, perubahan piutang perusahaan, dan property, plant, and equipment.

F. Teknik Analisis Data

1. Menghitung ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan.

Ukuran perusahaan = total aset (Salno dan Baridawan, 2000 dalam Yulia, 2013).

2. Menghitung leverage

Leverage diproksikan dengan debt to equity ratio yang diperoleh melalui total utang dibagi dengan total ekuitas. Debt to equity ratio dihitung dengan rumus sebagai berikut (Kasmir, 2015:158):

Debt to equity ratio = total ekuitastotal utang 3. Menghitung profitabilitas

Profitabilitas diproksikan dengan return on invesment (ROI). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan rumus sebagai berikut (Kasmir 2015: 202):


(47)

4. Menghitung tingkat manajemen laba

Manajemen laba yang merupakan variabel dependen dapat diukur dengan menggunakan Modified Jones Model (MJM), yaitu diukur melalui discretionary accruals yang dihitung dengan cara total accrual (TA) dikurangi dengan non discretionary accruals (NDA) (Sulistiawan, 2011). Langkah–langkah untuk menghitung manajemen laba menggunakan Modified Jones Model (MJM), sebagai berikut:

a) Menentukan nilai total akrual (TA) dengan formulasi:

b) Menentukan nilai parameter α1, α2, dan α3 menggunakan Jones Model (1991), dengan formulasi:

Lalu, untuk menskala data, semua variabel tersebut dibagi dengan aset tahun sebelumnya sehingga formulasinya menjadi:

c) Menghitung nilai akrual nondiskresioner (NDA) dengan formulasi:

Nilai α1, α2, dan α3 adalah hasil dari perhitungan pada langkah ke-2. Isikan semua nilai yang ada dalam formula sehingga nilai NDA akan bisa didapatkan.

d) Menentukan nilai akrual diskresioner yang merupakan indikator manajemen laba akrual dengan cara mengurangi total akrual dengan akrual nondiskresioner, dengan formulasi:


(48)

Keterangan:

= total akrual perusahaan i dalam periode t.

= laba bersih perusahaan i pada periode t.

= arus kas operasi perusahaan i pada periode t.

= akrual nondiskresioner perusahaan i pada periode t.

= akrual diskresioner perusahaan i pada periode t.

= total asset total perusahaan i pada periode t-1.

= perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t.

= perubahan piutang perusahaan i pada periode t.

= property, plant, and equipment perusahaan i pada periode t.

= parameter yang diperoleh dari persamaan regresi. = error term perusahaan i pada periode t.

5. Mengklasifikasikan Data

Penelitian ini menggunakan analisis statistik non-parametrik. Statistik non-parametrik adalah statistik bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Selain itu, statistik non-parametrik biasanya menggunakan skala pengukuran sosial, yakni nominal dan ordinal yang umumnya tidak berdistribusi normal. Metode untuk mengklasifikasikan data menggunakan metode seriaton secara kelompok. Metode ini digunakan untuk menyusun data dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas interval tertentu sehingga dapat diperoleh secara tepat data yang terkecil dan yang terbesar dan mengelompokkan data menjadi beberapa bagian apakah menjadi 2 bagian ataukah lebih (Boedijoewono, 2012: 35-36).

a. Mengklasifikasikan Data Manajemen Laba

Tujuan dari klasifikasi data ini supaya data ukuran data menjadi kategori. Ukuran manajemen laba adalah berskala rasio, data yang


(49)

bernilai negatif berarti perusahaan cenderung melakukan manajemen laba dengan income minimization, sedangkan data yang bernilai positif berarti perusahaan cenderung melakukan manajemen laba dengan income maximization. Kemudian dari nilai negatif dan positif tersebut dibuat kategori menjadi:

1 = Nilai discretionary accruals bernilai positif (income maximization). 2 = Nilai discretionary accruals bernilai negative (income

minimization).

Setelah manajemen laba diklasifikasikan menjadi dua kategori, kemudian dari masing–masing kategori diklasifikasikan lagi untuk mengetahui tingkatan manajemen laba. Maka kategori yang digunakan adalah sebagai berikut:

Income Minimization Income Maximization

Rendah (1) = -0,50 - ≤ -0,20 Rendah (1) = 0,00 - ≤ 0,10

Sedang (2) = > -0,20 - ≤ -0,10 Sedang (2) = > 0,10 - ≤ 0,20

Tinggi (3) = > -0,10 –≤ 0,01 Tinggi (3) = > 0,20 - ≤ 0,40

b. Mengklasifikasikan Data Ukuran Perusahaan

Klasifikasi data ukuran perusahaan dilakukan dengan membagi angka Ukuran perusahan yang dihasilkan dari histogram. Kemudian mengkategorikannya menjadi, sebagai berikut (dalam milyar rupiah). Sangat Rendah (1) = Rp 0 – Rp 5.000

Sedang (2) = > Rp 5.000 –≤ Rp 10.000 Tinggi (3) = > Rp 10.000 - ≤ Rp 15.000 Sangat Tinggi (4) = > Rp 15.000


(50)

c. Mengklasifikasikan Data Leverage

Klasifikasi data leverage dilakukan dengan membagi angka leverage yang dihasilkan dari histogram. Kemudian mengkategorikannya menjadi, sebagai berikut.

Sangat Rendah (1) = 0,00 - ≤ 1,00 Rendah (2) = > 1,00 - ≤ 2,00 Tinggi (3) = > 2,00 - ≤ 3,00 Sangat Tinggi (4) = >3,00

d. Mengklasifikasikan data Profitabilitas

Klasifikasi data profitabilitas dilakukan dengan membagi angka profitabilitas yang dihasilkan dari histogram. Kemudian mengkategorikannya menjadi, sebagai berikut.

Sangat Rendah (1) = 0,00 - ≤ 10,00 Rendah (2) = > 10,00 - ≤ 20,00 Tinggi (3) = > 20,00 - ≤ 30,00

Sangat Tinggi (4) = >30,00

6. Melakukan Analisis Statistik Deskriftif 1) Mendeskripsikan Variabel

Deskripsi variabel dilakukan dengan menganilis histogram untuk mengetahui sebaran data, serta sebagai dasar klasifikasi data. Histogram adalah grafik yang berbentuk batang yang menggambarkan nilai data, dimana tiap nilai menempati suatu jumlah area yang sama dalam area yang tertutup (Cooper and Schindler, 2006). Oleh karena itu dalam


(51)

penelitian ini ada empat variabel maka deskripsi dilakukan satu persatu atas empat variabel dalam penelitian.

a. Mendeskripsikan variabel manajemen laba Deskripsi dengan menggunakan histogram b. Mendeskripsikan variabel ukuran perusahaan

Deskripsi dengan menggunakan histogram c. Mendeskripsikan variabel leverage

Deskripsi dengan menggunakan histogram d. Mendeskripsikan variabel profitabilitas

Deskripsi dengan menggunakan histogram 7. Melakukan Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)

Analisis tabulasi silang (crosstabs) pada prinsipnya menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstabs adalah data berskala nominal atau kategori (Ghozali, 2013: 22). Pada penelitian ini data yang digunakan pada analisis tabulasi silang adalah data skala rasio yang telah diklasifikasi dan diubah menjadi skala ordinal.

8. Menarik kesimpulan

Kesimpulan diambil dari hasil analisis pada tabel tabulasi silang (crosstabs) antara variabel, dengan melihat kekuatan hubungan dan arah hubungan berdasarkan nilai Spearman’s rho. Menurut Cooper dan William


(52)

variabel yang sudah diurutkan. Menguji kekuatan hubungan, maka kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Sugiono, 2001):

Tabel 3. 2 Kriteria pengujian kekuatan hubungan antara variabel (berdasarkan nilai koefisien korelasi Spearman’s rho)

Nilai Spearman’s rho (+ dan -) Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah 0,20 – 0,399 Lemah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat Sumber: data sekunder yang diolah, 2016

Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan positif atau searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan negatif atau terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya.


(53)

34

BAB IV

DESKRIPSI DATA

A. Populasi Sasaran

Populasi sasaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di situs resmi PT Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) di tahun 2014, dan yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Selama tahun 2014 terdapat 143 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur yang dapat di unduh pada website BEI tersebut.

Populasi sasaran ditentukan dengan membuat kriteria-kriteria tertentu yang sesuai dengan penelitian, untuk kemudian dianalisis lebih lanjut. Kriteria pemilihan perusahaan yang menjadi populasi sasaran dijabarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. 1 Kriteria Pemilihan Populasi Sasaran

Kriteria Sampel Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014 143

Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan keuangan secara lengkap

tahun 2014 (25)

Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang US $ (25)

Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai ROI dan DER negatif (18)


(54)

Berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh penulis pada tabel 1, diketahui terdapat 143 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan yang menggunakan mata uang rupiah. Terdapat 25 perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan yang diterbitkan. Terdapat 18 perusahaan manufaktur yang memiliki nilai profitabilitas yang diproksikan dengan ROI bernilai negatif dan nilai leverage yang diprosikan dengan DER juga bernilai negatif. Sehingga jumlah perusahaan menjadi 100 setelah dikurangi dengan perusahaan yang menggunakan uang asing dan perusahaan yang memiliki nilai ROI dan DER negatif.

Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur pada tahun 2014 yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap. Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menemukan 25 perusahaan yang tidak melaporkan laporan keuangan secara lengkap, sehingga jumlah populasi menjadi 75.

Sebanyak 75 perusahaan tersebut yang disebut populasi sasaran dalam penelitian ini. Kesimpulan dari hasil pengujian maupun analisis pada baba berikutnya berlaku kepada populasi sasaran sejumlah 75 perusahaan, bukan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.


(55)

B. Profil Perusahaan

Berikut ini profil dari 75 perusahaan yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini.

Tabel 4. 2Populasi Sasaran Penelitian.

NO Kode

Emiten Bidang usaha Nama Emiten

1 ADES

Minuman dan Makanan Ringan

Akasha Wira International Tbk

2 AKPI Plastik dan Kemasan Argha Karya Prima Industry Tbk 3 ALDO Kertas dan Pulp Alkindo Naratama Tbk

4 ALKA Logam, Besi atau sejenisnya Alaska Industrindo Tbk

5 ALMI Logam, Besi atau sejenisnya Alumindo Light Metal Industry Tbk 6 AMFG Kaca dan Porselin Asahimas Flat Glass Tbk

7 APLI Plastik dan Kemasan Asiaplast Industries Tbk 8 ARNA Kaca dan Porselin Arwana Citra Mulia Tbk 9 AUTO Otomotif dan komponen Astra Auto Part Tbk 10 BAJA Logam, Besi atau sejenisnya Saranacentral Bajatama Tbk 11 BATA Sepatu dan Sandal Sepatu Bata Tbk

12 BRNA Plastik dan Kemasan Berlina Tbk

13 BTON Logam, Besi atau sejenisnya Beton Jaya Manunggal Tbk 14 BUDI Kimia Budi Acid Jaya Tbk 15 CEKA Makanan dan Minuman Cahaya Kalbar Tbk

16 CPIN Pakan Ternak Charoen Pokphand Indonesia Tbk 17 DAJK Kertas dan Pulp Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk 18 DLTA Makanan dan Minuman Delta Djakarta Tbk

19 DPNS Kimia Duta Pertiwi Nusantara 20 DVLA Farmasi Darya Varia Laboratoria Tbk 21 EKAD Kimia Ekadharma International Tbk 22 ERTX Garmen dan Tekstil Eratex Djaja Tbk

23 FASW Kertas dan Pulp Fajar Surya Wisesa Tbk 24 GJTL Otomotif dan komponen Gajah Tunggal Tbk 25 HMSP Sepatu dan Sandal HM Sampoerna Tbk

26 ICBP Makanan dan Minuman Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 27 IGAR Plastik dan Kemasan Champion Pasific Indonesia Tbk 28 IKAI Kaca dan Porselin Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk 29 INAF Farmasi Indofarma Tbk

30 INAI Logam, Besi atau sejenisnya Indal Aluminium Industry Tbk 31 INCI Kimia Intan Wijaya International Tbk 32 INDS Otomotif dan komponen Indospring Tbk

33 INTP Semen Indocement Tunggal Prakasa Tbk 34 JECC Kabel Jembo Cable Company Tbk 35 JPFA Pakan Ternak Japfa Comfeed Indonesia Tbk 36 JPRS Logam, Besi atau sejenisnya Jaya Pari Steel Tbk

37 KBLI Kabel KMI Wire and Cable Tbk 38 KBLM Kabel Kabelindo Murni Tbk

39 KIAS Kaca dan Porselin Keramika Indonesia Assosiasi Tbk 40 KICI Peralatan Rumah Tangga Kedaung Indag Can Tbk

41 KLBF Farmasi Kalbe Farma Tbk 42 LION Logam, Besi atau sejenisnya Lion Metal Works Tbk


(56)

Tabel 4. 2 Populasi Sasaran Penelitian (Lanjutan).

NO Kode

Emiten Bidang Usaha Nama Emiten

43 LMPI Peralatan Rumah Tangga Langgeng Makmur Industry Tbk 44 LMSH Logam, Besi atau sejenisnya Lionmesh Prima Tbk

45 MERK Farmasi Merck Tbk

46 MLBI Makanan dan Minuman Multi Bintang Indonesia Tbk 47 MLIA Kaca dan Porselin Mulia Industrindo Tbk 48 MRAT Kosmetik dan kebutuhan RT Mustika Ratu Tbk 49 MYOR Makanan dan Minuman Mayora Indah Tbk 50 NIPS Otomotif dan komponen Nippres Tbk

51 PICO Logam, Besi atau sejenisnya Pelangi Indah Canindo Tbk 52 PRAS Otomotif dan komponen Prima Alloy Steel Universal Tbk 53 PYFA Farmasi Pyridam Farma Tbk

54 RICY Garmen dan Tekstil Ricky Putra Globalindo Tbk 55 ROTI Makanan dan Minuman Nippon Indosari Corpindo Tbk

56 SCCO Kabel

Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk

57 SIAP Plastik dan Kemasan Sekawan Intipratama Tbk 58 SIMA Plastik dan Kemasan Siwani Makmur Tbk 59 SKBM Makanan dan Minuman Sekar Bumi Tbk 60 SKLT Makanan dan Minuman Sekar Laut Tbk

61 SMBR Semen

Semen Baturaja Tunggal Prakasa Tbk

62 SMCB Semen Holcim Indonesia Tbk 63 SMSM Otomotif dan komponen Selamat Sempurna Tbk 64 SPMA Kertas dan Pulp Suparma Tbk

65 SQBB Farmasi

Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

66 SRSN Kimia Indo Acitama Tbk 67 STAR Garmen dan Tekstil Star Petrcohem Tbk 68 STTP Makanan dan Minuman Siantar Top Tbk 69 TCID Kosmetik dan kebutuhan RT Mandom Indonesia Tbk 70 TOTO Kaca dan Porselin Surya Toto Indonesia Tbk 71 TRIS Garmen dan Tekstil Trisula internatinational Tbk 72 TRST Plastik dan Kemasan Trias Sentosa Tbk

73 TSPC Farmasi Tempo Scan Pasific Tbk 74 UNIT Garmen dan Tekstil Nusantara Inti Corpora Tbk 75 WIIM Sepatu dan Sandal Wismilak Inti Makmur Tbk


(57)

38

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Data mengenai ukuran perusahaan yang berupa total aset dapat dilihat pada bagian lampiran. Data mengenai leverage dengan proksi debt to equity ratio (DER) dapat dilihat pada bagian lampiran. Data mengenai profitabilitas dengan proksi return on invesment (ROI) dapat dilihat pada bagian lampiran. Data mengenai manajemen laba berupa total aset, operating cash flows,piutang usaha, penjualan bersih, laba bersih, dan property, plant, and equiptment dapat dilihat pada bagian lampiran.

2. Perhitungan ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan diukur menggunakan total aset perusahaan yang dapat dilihat pada tabel 5.1:


(58)

Tabel 5. 1 Perhitungan ukuran perusahaan dengan Total aset

NO KODE

Total Aset

NO KODE

Total Aset

2014 2014

1 ADES 504.865.000.000 39 KIAS 2.352.542.603.065 2 AKPI 2.227.042.590.000 40 KICI 96.745.744.221 3 ALDO 356.814.265.668 41 KLBF 12.425.032.367.729 4 ALKA 244.879.397.000 42 LION 600.102.716.315 5 ALMI 3.212.438.981.224 43 LMPI 808.892.238.344 6 AMFG 3.918.391.000.000 44 LMSH 139.915.598.255 7 APLI 273.126.657.794 45 MERK 716.599.526.000 8 ARNA 1.259.175.442.875 46 MLBI 2.231.051.000.000 9 AUTO 14.380.926.000.000 47 MLIA 7.215.152.320.000 10 BAJA 974.632.970.453 48 MRAT 498.786.376.745 11 BATA 774.891.087.000 49 MYOR 10.291.108.029.334 12 BRNA 1.334.085.916.000 50 NIPS 1.206.854.399.000 13 BTON 174.157.547.015 51 PICO 626.626.507.164 14 BUDI 2.476.982.000.000 52 PRAS 1.286.827.899.805 15 CEKA 1.284.150.037.341 53 PYFA 172.736.624.689 16 CPIN 20.862.439.000.000 54 RICY 1.170.752.424.106 17 DAJK 1.902.696.164.000 55 ROTI 2.142.894.276.216 18 DLTA 991.947.134.000 56 SCCO 1.656.007.190.010 19 DPNS 268.877.322.944 57 SIAP 4.979.635.925.000 20 DVLA 1.236.247.525.000 58 SIMA 62.607.762.222 21 EKAD 411.348.790.570 59 SKBM 649.534.031.113 22 ERTX 775.917.827.931 60 SKLT 331.574.891.637 23 FASW 5.581.000.723.345 61 SMBR 2.926.360.857.000 24 GJTL 16.042.897.000.000 62 SMCB 17.195.352.000.000 25 HMSP 28.380.630.000.000 63 SMSM 1.749.395.000.000 26 ICBP 24.910.211.000.000 64 SPMA 2.091.957.078.669 27 IGAR 349.894.783.575 65 SQBB 459.352.720.000 28 IKAI 518.546.655.125 66 SRSN 463.347.124.000 29 INAF 1.248.343.275.406 67 STAR 775.917.827.931 30 INAI 897.281.657.710 68 STTP 1.700.204.093.895 31 INCI 147.992.617.351 69 TCID 1.853.235.343.636 32 INDS 2.282.666.078.493 70 TOTO 2.027.288.693.678 33 INTP 28.884.973.000.000 71 TRIS 523.900.642.605 34 JECC 1.062.476.023.000 72 TRST 3.261.285.495.052 35 JPFA 15.730.435.000.000 73 TSPC 5.592.730.492.960 36 JPRS 370.967.708.751 74 UNIT 440.727.374.151 37 KBLI 1.337.351.473.763 75 WIIM 1.332.907.675.785 38 KBLM 647.696.854.298


(59)

3. Perhitungan Leverage

Leverage diproksikan dengan debt to equity ratio. DER dihitung dengan menggunakan rumus:

DER =

Tabel 5. 2 Perhitungan Leverage dengan debt to equity ratio

NO KODE Total Hutang Total Equity DER

2014 (1) 2014 (2) (1/2)

1 ADES 209.066.000.000 504.865.000.000 0,41 2 AKPI 1.191.196.937.000 1.035.845.653.000 1,15 3 ALDO 197.391.610.046 159.422.655.622 1,24 4 ALKA 181.643.493.000 63.235.904.000 2,87 5 ALMI 2.571.403.202.989 3.212.438.981.224 0,80 6 AMFG 733.749.000.000 3.184.642.000.000 0,23 7 APLI 47.868.731.692 225.257.926.102 0,21 8 ARNA 346.944.901.743 912.230.541.132 0,38 9 AUTO 4.244.369.000.000 10.136.557.000.000 0,42 10 BAJA 786.309.001.839 188.323.968.614 4,18 11 BATA 345.775.482.000 429.115.605.000 0,81 12 BRNA 967.711.101.000 366.374.815.000 2,64 13 BTON 27.517.328.111 146.640.218.904 0,19 14 BUDI 1.563.631.000.000 913.351.000.000 1,71 15 CEKA 746.598.865.219 537.551.172.122 1,39 16 CPIN 9.919.150.000.000 10.943.289.000.000 0,91 17 DAJK 678.825.319.000 1.065.619.060.000 0,64 18 DLTA 227.473.881.000 764.473.253.000 0,30 19 DPNS 32.794.800.672 236.082.522.272 0,14 20 DVLA 273.816.042.000 962.431.483.000 0,28 21 EKAD 138.149.558.606 273.199.231.964 0,51 22 ERTX 285.744.500.913 490.173.327.018 0,58 23 FASW 3.936.322.827.206 1.644.677.896.139 2,39 24 GJTL 10.059.605.000.000 5.983.292.000.000 1,68 25 HMSP 14.882.516.000.000 13.498.114.000.000 1,10 26 ICBP 9.870.264.000.000 15.039.947.000.000 0,66 27 IGAR 86.443.556.430 263.451.227.145 0,33 28 IKAI 339.889.432.972 178.657.222.154 1,90 29 INAF 656.380.082.912 591.963.192.495 1,11 30 INAI 751.439.553.825 145.842.103.885 5,15 31 INCI 10.872.710.103 137.119.907.248 0,08 32 INDS 454.347.526.616 1.828.318.551.877 0,25 33 INTP 4.100.172.000.000 24.784.801.000.000 0,17 34 JECC 891.120.969.000 171.355.054.000 5,20 35 JPFA 10.440.441.000.000 5.289.994.000.000 1,97 36 JPRS 15.334.844.453 355.632.864.298 0,04


(60)

Tabel 5. 2 Perhitungan debt to equity ratio (Lanjutan).

NO KODE Total Hutang Total Equity DER

2014 (1) 2014 (2) (½)

37 KBLI 396.594.755.312 940.756.718.451 0,42 38 KBLM 357.408.981.156 290.287.873.142 1,23 39 KIAS 235.745.579.997 2.116.797.023.068 0,11 40 KICI 18.065.657.377 78.680.086.844 0,23 41 KLBF 2.607.556.689.283 9.817.475.678.446 0,27 42 LION 156.123.759.272 443.978.957.043 0,35 43 LMPI 409.761.454.151 399.130.784.193 1,03 44 LMSH 23.964.388.443 115.951.209.812 0,21 45 MERK 162.908.670.000 553.690.856.000 0,29 46 MLBI 1.677.254.000.000 553.797.000.000 3,03 47 MLIA 5.893.580.221.000 1.321.572.099.000 4,46 48 MRAT 114.841.797.856 383.944.578.889 0,30 49 MYOR 6.190.553.036.545 4.100.554.992.789 1,51 50 NIPS 630.960.175.000 575.894.224.000 1,10 51 PICO 395.525.304.553 231.101.202.611 1,71 52 PRAS 601.006.310.349 685.821.589.456 0,88 53 PYFA 76.177.686.068 96.558.938.621 0,79 54 RICY 774.439.342.861 396.313.081.245 1,95 55 ROTI 1.182.771.921.472 960.122.354.744 1,23 56 SCCO 841.614.670.129 814.392.519.881 1,03 57 SIAP 221.617.172.000 4.758.018.752.000 0,05 58 SIMA 31.210.008.707 31.397.753.515 0,99 59 SKBM 331.624.254.750 317.909.776.363 1,04 60 SKLT 178.206.785.017 153.368.106.620 1,16 61 SMBR 209.113.746.000 2.717.247.111.000 0,08 62 SMCB 8.436.760.000.000 8.758.592.000.000 0,96 63 SMSM 602.558.000.000 1.146.837.000.000 0,53 64 SPMA 1.287.357.023.670 804.600.054.999 1,60 65 SQBB 90.473.777.000 368.878.943.000 0,25 66 SRSN 134.510.685.000 328.835.439.000 0,41 67 STAR 285.744.500.913 490.173.327.018 0,58 68 STTP 882.610.280.834 817.593.813.061 1,08 69 TCID 569.730.901.368 1.283.504.442.268 0,44 70 TOTO 796.296.371.054 1.231.192.322.624 0,65 71 TRIS 214.390.227.222 309.510.415.383 0,69 72 TRST 1.499.792.311.890 1.761.493.183.162 0,85 73 TSPC 1.460.391.494.410 4.132.338.998.550 0,35 74 UNIT 199.073.815.553 241.653.558.598 0,82 75 WIIM 478.482.577.195 854.425.098.590 0,56 Sumber: data sekunder yang diolah, 2016


(1)

Lampiran XIV: Hasil Olah Data Spss

Tabel 1. Tabulasi Silang Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

(Income Minimization dan Income Maximization)

Manajemen Laba * ukuran perusahaan Crosstabulation

Count

ukuran perusahaan

Total Sangat

Rendah Rendah Tinggi

Sangat Tinggi

Manajemen Laba Max Income 39 1 2 3 45

Min Income 23 2 1 4 30

Total 62 3 3 7 75

Tabel 2.

Koefisien Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

(Income Minimization dan Income Maximization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation ,129 ,117 1,110 ,271

c

N of Valid Cases 75 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

Tabel 3. Tabulasi Silang Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

(Income Minimization).

Crosstab

Count

Ukuran Perusahaan

Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi

MIN DA Rendah 1 0 0 0 1

Sedang 5 1 0 0 6

Tinggi 17 1 1 4 23


(2)

Lampiran XIV: Hasil Olah Data Spss (Lanjutan)

Tabel 4. Koefisien Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

(Income Minimization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation ,152 ,137 ,815 ,422

c

N of Valid Cases 30 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

Tabel 5. Tabulasi Silang Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

(Income Maximization).

Crosstab

Count

Ukuran Perusahaan

Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi

MAX DA Rendah 32 1 1 2 36

Sedang 4 0 1 1 6

Tinggi 3 0 0 0 3

Total 39 1 2 3 45

Tabel 6. Koefisien Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

(Income Maximization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation ,111 ,163 ,735 ,466

c

N of Valid Cases 45 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(3)

Lampiran XV: Hasil Olah Data Spss

Tabel 1. Tabulasi Silang Leverage dengan Manajemen Laba

(Income Minimization dan Income Maximization)

Crosstab

Count

Leverage

Total Sangat

Rendah Rendah Tinggi

Sangat Tinggi

Manajemen Laba Max Income 31 11 1 2 45

Min Income 15 10 2 3 30

Total 46 21 3 5 75

Tabel 2.

Koefisien Hubungan Leverage dengan Manajemen Laba

(Income Minimization dan Income Maximization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation ,203 ,115 1,770 ,081

c

N of Valid Cases 75 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

Tabel 3. Tabulasi Silang Leverage dengan Manajemen Laba

(Income Minimization).

Crosstab

Count

Leverage

Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi

MIN DA Rendah 1 0 0 0 1

Sedang 2 1 2 1 6

Tinggi 12 9 0 2 23


(4)

Lampiran XV: Hasil Olah Data Spss (Lanjutan).

Tabel 4.

Koefisien Hubungan Leverage dengan Manajemen Laba

(Income Minimization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation -,155 ,203 -,830 ,413

c

N of Valid Cases 30 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

Tabel 5. Tabulasi Silang Leverage dengan Manajemen Laba

(Income Maximization).

Crosstab

Count

Leverage

Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi

MAX DA Rendah 25 9 1 1 36

Sedang 3 2 0 1 6

Tinggi 3 0 0 0 3

Total 31 11 1 2 45

Tabel 6.

Koefisien Hubungan Leverage dengan Manajemen Laba

(Income Maximization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation ,015 ,151 ,096 ,924

c

N of Valid Cases 45 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(5)

Lampiran XVI: Hasil Olah Data Spss

Tabel 1. Tabulasi Silang Profitabilitas dengan Manajemen Laba

(Income Minimization dan Income Maximization).

Crosstab

Count

Profitabilitas

Total Sangat

Rendah Rendah Tinggi

Sangat Tinggi

Manajemen Laba Max Income 35 6 2 2 45

Min Income 24 3 2 1 30

Total 59 9 4 3 75

Tabel 2. Koefisien Hubungan Profitabilitas dengan Manajemen Laba

(Income Minimization dan Income Maximization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation -,023 ,115 -,195 ,846

c

N of Valid Cases 75 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

Tabel 3. Tabulasi Silang Profitabilitas dengan Manajemen Laba

(Income Minimization).

Crosstab

Count

Profitabilitas

Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi

MIN DA Rendah 1 0 0 0 1

Sedang 5 0 1 0 6

Tinggi 18 3 1 1 23


(6)

Lampiran XVI: Hasil Olah Data Spss (Lanjutan).

Tabel 4. Koefisien Hubungan Profitabilitas dengan Manajemen Laba

(Income Minimization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation ,072 ,168 ,381 ,706

c

N of Valid Cases 30 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.

Tabel 5. Tabulasi Silang Profitabilitas dengan Manajemen Laba

(Income Maximization).

Crosstab

Count

Profitabilitas

Total Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi

MAX DA Rendah 27 6 1 2 36

Sedang 5 0 1 0 6

Tinggi 3 0 0 0 3

Total 35 6 2 2 45

Tabel 6. Koefisien Hubungan Profitabilitas dengan Manajemen Laba

(Income Maximization).

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized Errora Approximate Tb

Approximate Significance Ordinal by

Ordinal

Spearman

Correlation -,130 ,121 -,858 ,396

c

N of Valid Cases 45 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


Dokumen yang terkait

Pengaruh profitabilitas, leverage, umur, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013)

4 44 154

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS, INTENSITAS ASET TETAP, INTENSITAS PERSEDIAAN DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

12 65 144

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

3 15 121

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 2 11

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 8

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 1 16

Hubungan antara Leverage Keuangan dengan Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MISCELLANEOUS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

4 7 58

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

3 81 9