Penggunaan Minyak Wijen ( Oleum Sesami) Sebagai Pelembab Kulit Dalam Sediaan Krim

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetik

berasal

dari

kata

kosmetikos

(Yunani)

yang

berarti

keterampilanmenghias, dan mengatur.Kosmetik adalah campuran bahan yang
diaplikasikan pada anggota tubuh bagian luar seperti epidermis kulit, kuku,

rambut, bibir, gigi, dan sebagainya dengan tujuan untuk menambah daya tarik,
melindungi, memperbaiki, sehingga penampilannya lebih cantik dari semula
(Muliyawan dan Suriana, 2013).
Adapun tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat adalah untuk
kebersihan pribadi,meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa
percaya diri, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV(Mitsui, 1997).
Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus-menerus, respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin
untukmelindungi dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai perasa dan
peraba, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan
Latifah, 2007).
Perawatan kulit penting untuk melindungi kulit dari kerusakan dan
penuaan dini.Salah satu perawatan kulit adalah melindungi kulit dari dehidrasi.
Kulit yang mengalami dehidrasi akan cepat berkerut dan tampak kusam, sehingga
pelembaban merupakan langkah dalam perawatan kulit. Pelembab berfungsi

1


melindungi kulit dari dehidrasi, kulit pun tampak lembut, segar, dan cerah
(Muliyawan dan Suriana, 2013).
Kosmetika pelembab perlu digunakan terutama pada kulit kering atau kulit
normal yang cenderung kering terutama jika si pamakai akan lama berada didalam
lingkungan yang mengeringkan kulit, misalnya ruangan ber-AC. Secara alamiah
kulit memiliki lapisan lemak tipis di permukaannya, yang antara lain terdiri atas
produksi kelenjar minyak kulit. Pembentukan lapisan lemak tersebut terutama
untuk melindungi kulit dari kelebihan penguapan air yang akan menyebabkan
dehidrasi kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).
Menggunakan produk pelembab seperti krim pelembab adalah salah satu
cara termudah untuk menjaga kelembaban kulit.Pelembab mampu menjaga
kelembaban kulit karena krim pelembab mengandung bahan yang mampu
menahan air di jaringan kulit terutama epidermis.Salah satu penyusun dari krim
pelembab adalah gliserin tetapi kurang disukai dan terasa panas di kulit makanya
diganti dengan minyak tumbuhan karena dinilai lebih mudah bercampur dengan
lemak kulit dan lebih mampu menembus sel-sel kulit (Muliyawan dan Suriana,
2013).
Minyak wijen adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan
biji-biji sesami, berupa cairan yang warnanya kuning pucat, berbau lemah, dan

rasa tawar. Umumnya biji wijen berisi sekitar 47% minyak lemak. Kandungan
dari minyak wijen ini adalah minyak nabati, protein, serat, kalsium, vitamin B,
dan vitamin E. Manfaat dari wijen ini antara lain untuk industri farmasi, kosmetik,
obat-obatan, pembuatan makanan dan minyak goreng.Minyak wijen memiliki 2
antioksidan penting yaitu sesamin dan sesamolin.Minyak wijen banyak jadi

2

kosmetik karena sifat antioksidan yang dimilikinya (Suparni dan Wulandari,
2012).
Beberapa keuntungan

dari minyak wijen seperti

melembabkan kulit

karena adanya kandungan vit E, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitat,
sebagai tabir surya alami dikarenakan mengandung vit E yang berfungsi sebagai
antioksidan baik dan memperlambat penuaan kulit (Ambikar,et al., 2014).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memformulasikan

minyak wijen sebagai bahan pelembab dalam sediaan krim.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
a. Apakah minyak wijendapat diformulasikan dalam sediaan krim pelembab?
b. Apakah minyak wijen dalam sediaan krim mampu mengurangi penguapan
air dari kulit?
c. Apakah sediaan krim minyak wijen tidak menyebabkan iritasi?

1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis pada penelitian ini
adalah :
a. Minyak wijendapat diformulasikan dalam sediaan krim pelembab.
b. Minyak wijendalam bentuk sediaan krim pelembab mampu mengurangi
penguapan air dari kulit.
c. Sediaan krim minyak wijen tidak menyebabkan iritasi.

1.4 Tujuan Penelitian


3

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk membuat sediaan krim dengan menggunakan minyak wijen sebagai
pelembab.
b. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan minyak wijendalam bentuk
sediaan krimmampu mengurangi penguapan air dari kulit.
c. Untuk mengetahui sediaan krim minyak wijen tidak menyebabkan iritasi.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil guna
minyak wijenyaitu tidak hanya sebagai bahan konsumsi tetapi juga sebagai bahan
kosmetik, yaitu sebagai bahan pelembab kulit dalam sediaan krim.

BAB II
4